Anda di halaman 1dari 16

Vol.

12 No.2 Desember 2021


P-ISSN 2087-7463
E-ISSN 2686-4754
DOI : 10.31506/jrk.v12i2.11946


REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM RAYA AND THE LAST
DRAGON (ANALISIS WACANA JAGER & MAIER)

Khairunnisa Setyo Fatimatuzzahra 1, Mite Setiansah 2
1,2Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Jenderal Soedirman
1khairunnisa.fatimatuzzahra@mhs.unsoed.ac.id



Kata kunci : Abstrak
Representasi, Film Raya and the Last Dragon merupakan sebuah film animasi yang
Perempuan, diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios dan disutradarai oleh
Feminisme, Film, Don Hall, Calos Lopez Estrada. Film ini menarik untuk dikaji karena
Analisis. mengambil inspirasi dari budaya Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui representasi wacana
perempuan dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana Jager & Maier
dengan enam tahapan dalam prosesnya. Teori yang digunakan dalam
penulisan penelitian ini adalah teori representasi yang dikembangkan
oleh Stuart Hall. Hasil dari penelitian diketahui bahwa terdapat
perbedaan kepentingan antar suku dan penyalahgunaan kekuasaan
didalam film, sehingga peneliti menggunakan tanda-tanda feminisme
untuk menekankan kesadaran dan memperlihatkan representasi
perempuan dalam film Raya and the Last Dragon bahwa perempuan
tidak hanya dituntut untuk tunduk dan terlihat lemah, namun dalam film
ini memperlihatkan perempuan yang mampu mengambil tingkah laku,
pekerjaan, dan kegiatan yang diperankan oleh laki-laki dalam karakter
yang diperankan melalui adegan baik verbal maupun nonverbal berupa
dialog dan penampilan dalam film.

Keywords : Abstract
Representation. Raya and the Last Dragon is an animated film produced by Walt Disney
Women, Feminism, Animation Studios and directed by Don Hall, Calos Lopez Estrada. This film
Film, Analysis. is interesting to study because it takes inspiration from Southeast Asian
culture, including Indonesia. This study aims to determine the
representation of women's discourse in the film. This study uses a
qualitative research method with a discourse analysis approach of Jager &
Maier with six stages in the process. The theory used in this research is the
representation theory developed by Stuart Hall. The results of the study
show that there are differences in interests between tribes and abuse of
power in the film, so the researcher uses signs of feminism to emphasize
awareness and show the representation of women in the film Raya and the
Last Dragon that women are not only required to be submissive and look
weak, but in the film. This film shows women who are able to take the
behavior, work, and activities played by men in the characters played
through both verbal and nonverbal scenes in the form of dialogue and
appearances in the film.



Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 148
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

PENDAHULUAN berkembang di dalam suatu masyarakat


Film merupakan sebuah seni dan kemudian diproyeksikannya
audiovisual yang pertama kali lahir pada kedalam sebuah layar (Sobur, 2009).
pertengahan abad ke-19 yang dibuat Film seringkali mengangkat tema
dengan menggunakan bahan dasar mengenai permasalahan perbedaan
seluloid yang mudah terbakar (Effendy, gender atau diskriminasi gender yang
2014). Film adalah media komunikasi sering terjadi di lingkungan sosial
audiovisual yang dinikmati oleh masyarakat. Dalam hal ini, perempuan di
berbagai segmen sosial karena film stereotipkan sebagai sosok yang lemah
dapat menyajikan dan memenuhi lembut, anggun, cantik, dan
permintaan dan selera hiburan memperlihatkan tutur kata baik, dan
masyarakat. Sehingga para ahli selalu tertindas. Perempuan selalu
berpendapat bahwa film memiliki dikaitkan dengan dapur, sumur, kasur,
potensi untuk mempengaruhi khalayak macak, masak, dan manak (Noni A,
yang menyaksikannya (Sobur, 2009). 2018), sehingga terdapat peralihan atau
Film digunakan sebagai cermin titik balik dari film yang memposisikan
realitas yang menggambarkan ide-ide, perempuan sebagai bahan eksplorasi
makna dan pesan yang menyuarakan dan model tontonan kuasa patriarki
hasil interaksi dan pergulatan wacana (Hakim, 2013).
antar sineas dan masyarakat serta Seiring dengan berkembangnya
realitas yang ditemui para sineas industri film, sudah banyak film yang
tersebut (Nurbayati dkk, 2017). mulai menggambarkan perempuan
McLuhan menempatkan film bukan sebagai makhluk lemah dan selalu
sebagai hot medium dalam the medium is tertindas, namun dalam film mulai
the message yang dapat membuat orang hadirlah sosok perempuan sebagai
yang menonton larut kedalam film pemeran utama seperti Mulan, Moana,
melalui karakteristik media itu sendiri Wanda Vision, Captain Marvel, dan masih
karena media memanipulasi gambaran banyak lagi, yang mana sosok
kita mengenai diri kita, orang lain, perempuan dalam film tersebut
masyarakat, bahkan dunia dengan diperlihatkan memiliki intelektual
memanfaatkan kesadaran kita (McLuhan tinggi, pemberani, mandiri, dan
& Fiory, 2001). Film biasanya diciptakan mempunyai kekuatan sebanding dengan
dari rekaman realitas yang tumbuh dan laki-laki. Perubahan perkembangan film,

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 149
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

dapat mempengaruhi cara pandang dalam film digambarkan sebagai putri


masyarakat dalam melihat realitas dunia yang lemah lembut, anggun,
secara nyata. Salah satu film yang menggunakan gaun indah, dan menikah
mengangkat perempuan dengan dengan pangeran. Namun, dalam
kepribadian mandiri sebagai pemeran pengartian makna yang diberikan dalam
utama adalah film bergenre action film terbaru dari Disney ini, tak sedikit
berjudul Raya and the Last Dragon. penonton yang kurang mengerti makna
Sebuah film animasi baru berdurasi 1 yang terkandung dalam film. Sehingga
jam 47 menit karya Walt Disney film Raya and The Last Dragon menjadi
Animation Studios yang mengambil sebuah fenomena yang didalamnya
inspirasi dari budaya Asia Tenggara dan terdapat rumusan masalah yang penting
dirilis dalam Disney Hotstar pada Maret dan menarik untuk diteliti, yaitu:
2021. bagaimana representasi perempuan
Film ini menceritakan mengenai dalam film Raya and the Last Dragon
manusia bernama Raya yang tinggal dengan menggunakan metode analisis
bersama sahabat sekaligus alat wacana pada film.
transportasi yang bernama Tuktuk, di Analisis wacana merupakan hal
negeri fantasi bernama Kumandra yang dimana analisis ini mencoba untuk
memiliki lima suku yang bernaung di melihat bagaimana isi pesan dan simbol
dalamnya. Raya memiliki tekad dalam dikonstruksikan dan bagaimana isi
hidupnya untuk mencari naga Sisu pesan tersebut dikomunikasikan.
dengan tujuan untuk menyelamatkan Analisis wacana dapat digunakan untuk
dunia dan ayahnya yang berubah meneliti iklan, pemikiran, buku, novel,
menjadi batu karena ulah dari wabah gambar, film, dan sebagainya. Wacana
kebencian yang lahir dari perselisihan memiliki dua jenis (Gee, 2005), yaitu
manusia bernama Druun. discourse (d kecil), yang melihat
Film ini merepresentasikan Raya penggunaan bahasa pada tempatnya (on
sebagai sosok perempuan yang site) untuk memerankan kegiatan,
pemberani, gesit, dan pintar, berbeda pandangan dan identitas atas dasar-
dengan film animasi yang lebih populer dasar linguistik, dan Discourse (D besar)
sebelumnya seperti film Cinderella, yang mencoba merangkai usur linguistik
Tangled, Snow White, Aurora, dan masih pada discourse (d kecil) bersamaan
banyak lagi, dimana seorang perempuan dengan unsur non-linguistik untuk

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 150
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

memerankan kegiatan, pandangan, dan Penelitian sebelumnya terkait


identitas. dengan analisis wacana pada sebuah film
Dari berbagai macam analisis diantaranya penelitian berjudul
wacana, analisis yang digunakan penulis “Representasi Perempuan dalam Film
dalam penelitian ini adalah analisis Moana” yang ditulis oleh Noni Anggraini
wacana yang dikembangkan oleh Jager & pada tahun 2018, “Representasi
Maier yang memfokuskan penelitiannya Feminisme dalam Film Maleficent” oleh
pada film dan menjadikan film sebagai Amanda Diani dkk. pada tahun 2017 dan
teks. Analisis wacana kritis yang “Wacana Jurnalistik dalam Film (Analisis
dikembangkan ini yang memiliki 6 Wacana Kritis Jager & Maier dalam Film
tahapan dalam prosesnya menurut Jager Shattered Glass)” yang ditulis oleh
& Maier, yaitu: membuat sinopsis atau Artistri dkk. pada tahun 2018.
ringkasan cerita dengan metode naratif, Perbedaan penulisan ketiga penelitian
menentukan tokoh dan relasi antar ini dengan penelitian yang penulis
tokoh dalam film, memilih dan memilah lakukan adalah pada subjek yang dikaji
percakapan representatif, menjelaskan yakni pada film yang berbeda sehingga
bentuk-bentuk tindakan, menerangkan hasil pembahasan juga berbeda,
materialisasi objek dan teorisasi atas sedangkan penelitian mengenai film
tema film yang dibahas (Haryatmoko, Raya and the Last Dragon belum pernah
2017). dikaji sebelumnya. Penelitian ini
Film Raya and the Last Dragon diharapkan dapat memenuhi tujuan
menggunakan tanda-tanda feminisme peneliti untuk memberikan wawasan
untuk menekankan kesadaran dan terhadap khalayak dan menjelaskan
memperlihatkan representasi tentang representasi perempuan dalam
perempuan bahwa perempuan mampu hasil pengamatan penulis terhadap
mengambil tingkah laku, pekerjaan, dan penampilan dan aktivitas antar tokoh
kegiatan yang biasanya diperankan oleh dalam film.
laki-laki. Film ini juga menjelaskan
adanya tokoh utama antagonis yang TINJAUAN PUSTAKA
menyalahgunakan kekuasaannya untuk Representasi
mendapatkan kepentingan bagi dirinya Representasi berasal dari bahasa
dan sukunya. inggris, representation yang artinya
perwakilan, gambaran atau

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 151
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

penggambaran. Representasi adalah dalam level representasi, berhubungan


proses perekaman gagasan, dalam pencahayaan, kamera,
pengetahuan dan pesan secara fisik. penyuntingan, musik, yang
Representasi yang dipakai pada mentransmisikan kode-kode
penulisan ini adalah teori representasi representasi membentuk suatu narasi,
oleh Stuart Hall. Teori representasi ini karakter, dialog, aksi, dan lain-lain. Yang
memperlihatkan proses arti (meaning) ketiga adalah level idelogi, yang
diproduksi dengan menggunakan diorganisasikan kedalam koherensi dan
bahasa (language) dan dipertukarkan akseptabilitas social oleh kode ideologis
oleh anggota kelompok dalam sebuah seperti kela social, ras, patriarki,
kebudayaan (culture). Terdapat tiga materialisme, atau kepercayaan yang
pendekatan reprsentasi menurut Stuart dominan dalam masyarakat.
Hall, yaitu: pertama, pendekatan reflektif
(reflective), dimana makna diproduksi Feminisme
oleh manusia melalui ide, media objek Feminisme adalah gerakan
dan pengalaman di dalam masyarakat perempuan yang menuntut emansipasi
secara nyata. Kedua, pendekatan atau kesamaan dan keadilan hak
intensional (intentional), penutur bahasa perempuan dan laki-laki (Wirasandi,
baik lisan maupun tulisan yang 2019). Feminisme merupakan ideologi
memberikan makna unik pada setiap pembahasan perempuan yang
hasil karya. Ketiga, pendekatan merupakan gerakan dari asumsi dan
konstruksionis (constructionis), dimana kesadaran bahwa kaum perempuan
pembicara dan penulis, memilih dan pada dasarnya ditindas dan
menetapkan makna dalam pesan. dieksploitasi, sehingga pemikiran ini
John Fiske dalam Eriyanto (2015) muncul sebagai upaya untuk mengakhiri
menjelaskan dalam the Codes of penindasan dan pengeksploitasian
Television, jika terdapat tiga level yang tersebut. Konsep feminisme terbagi
digunakan untuk melihat bagaimana dalam dua konsep, yaitu: pertama, kaum
wacana representasi dapat ditampilkan wanita dunia kesatu, beranggapan
dalam film, yaitu: pertama, dalam level bahwa kebebasan wanita harus
realitas, berhubungan dalam aspek dikaitkan dengan kehidupan seksualitas
seperti penampilan, make up, gesture, yang selalu menjadi isu diskriminasi
ekspresi, suara, lingkungan. Kedua, gender yang terjadi di berbagai belahan

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 152
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

dunia. Kedua, kaum wanita dunia ketiga, menarik, contohnya sejarah yang
yang lebih tertarik untuk diangkat menjadi film cerita yang
memperjuangkan hak mereka atas isu mengandung nilai informasi.
politik dan ekonomi dan bukan 2. Film berita, jenis film yang
seksualitas (Rosemarie P, 2009). mengandung fakta, peristiwa
yang benar-benar terjadi dan film
Film yang disajikan harus
Film adalah salah satu bentuk mengandung unsur nilai berita.
komunikasi modern kedua yang muncul 3. Film dokumenter, jenis film ini
di dunia (Sobur, 2009). Film menurut merupakan hasil interpretasi
McQuail adalah sarana baru yang pribadi mengenai kenyataan,
menyebarkan hiburan yang sudah contohnya biografi, humanistik,
menjadi kebiasaan terdahulu, serta dan masih banyak lagi.
menyajikan cerita, peristiwa, musik, 4. Film kartun/animasi, jenis film ini
drama, lawak, dan sajian teknis lainnya memiliki tujuan untuk
kepada masyarakat umum (McQuail, menghibur, namun dapat
2003). Film selalu mempengaruhi mengandung unsur pendidikan
khalayak yang menonton berdasarkan didalamnya dan biasanya
muatan pesan dibaliknya. Film disajikan untuk anak-anak.
berkembang dengan pesat sehingga kini Film Raya and the Last Dragon ini
memiliki banyak genre film seperti genre merupakan jenis film kartun animasi,
action, animation, comedy, thriller, karena memiliki tujuan untuk
documentary, horror, crime, dan lain-lain. menghibur dan disajikan untuk anak-
Menurut Ardianto (2007), terdapat anak, namun didalamnya juga
jenis-jenis film sesuai dengan terkandung maksud tertentu yaitu
manfaatnya memiliki karakteristiknya mengetahui representasi perempuan
masing-masing, yaitu: dalam film.
1. Film cerita, jenis film yang
mengandung cerita yang lazim METODE PENELITIAN
ditemukan di bioskop, biasanya Penelitian ini menggunakan
berupa cerita fiktif (berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan
kisah nyata yang di modifikasi) paradigma konstruktivisme. Penelitian
sehingga terdapat unsur cerita kualitatif menurut Moleong adalah

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 153
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

penelitian yang bermaksud untuk makna tertentu. Analisis wacana tidak


memahami fenomena tentang apa yang hanya mengetahui isi teks, namun juga
dialami oleh subjek penelitian, misalnya bagaimana pesan tersebut disampaikan
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, lewat kata, frase, kalimat, metafora yang
dll., secara holistik dan dengan cara disampaikan dalam film Raya and the
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Last Dragon yang penulis teliti pada
bahasa, pada suatu konteks khusus yang tahun 2021. Wacana dalam sebuah
alamiah dengan memanfaatkan berbagai penelitian (Hamad, 2007), menjelaskan
metode alamiah. (Moleong, 2016). jika wacana muncul dari proses
Sedangkan menurut Creswell (2010) konstruksi realitas oleh pelaku yang
pendekatan kualitatif adalah pendekatan dimulai dengan adanya realitas berupa
untuk membangun pernyataan keadaan, benda, pikiran, orang,
pengetahuan. Dalam penelitian peristiwa, dan sebagainya.
kualitatif, pengetahuan dibangun Proses penelitian ini
melalui interpretasi terhadap multi menggunakan pendekatan analisis
perspektif dari berbagai masukan wacana yang dikembangkan oleh Jager &
segenap partisipan yang terlibat didalam Maier yang fokus permasalahannya
penelitian. terdapat pada film. Analisis wacana yang
Paradigma konstruktivisme dimaksudkan dalam film Raya and the
adalah paradigma dimana kebenaran Last Dragon dimaksudkan untuk
suatu realitas sosial dilihat sebagai mengetahui tanda baik verbal non-
konstruksi sosial, dan kebenaran suatu verbal, dialog, adegan antar tokoh,
realitas sosial bersifat relatif. Littlejohn meneliti tanda-tanda feminisme untuk
menjelaskan jika paradigma menekankan kesadaran dan
konstruktivisme berlandaskan pada ide memperlihatkan representasi
bahwa realitas bukanlah suatu bentukan perempuan yang ada pada film.
obyektif, namun dapat dikonstruksikan Subjek dalam penelitian ini
melalui proses interaksi dalam adalah tokoh-tokoh yang disajikan
kelompok, masyarakat, dan budaya didalam film. Sedangkan objek
(Wibowo, 2011). penelitiannya adalah potongan adegan
Analisis wacana disebutkan (scene) yang berhubungan dengan
sebagai suatu analisis untuk wacana posisi perempuan dalam film
membongkar maksud dari makna- tersebut. Kemudian peneliti juga

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 154
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

melakukan observasi dan melakukan Analisis Wacana Jager & Maier


dokumentasi untuk memahami dan Jager & Maier memberikan
mengamati film Raya and the Last penjelasan mengenai analisis wacana
Dragon untuk menentukan potongan- dalam menganalisis suatu film. Wacana
potongan adegan yang akan dianalisis. ini terkait dengan unsur dispositive,
Setelah data terkumpul, peneliti yaitu sintesa pengetahuan yang selalu
selanjutnya menganalisis menggunakan berkembang dan dibangun menjadi
metode analisis wacana Jager & Maier. Bahasa, tindakan serta materialisasi
wacana (Haryatmoko, 2017).
PEMBAHASAN Menurut Jager & Maier, untuk
Gambaran Umum Film Raya and the menganalisis wacana yang terdapat
Last Dragon dalam film Raya and the Last Dragon,
Film Raya and the Last Dragon diawali dengan ringkasan cerita dengan
merupakan sebuah film yang diproduksi metode naratif, yaitu mengenai seorang
oleh Walt Disney Animation Studios yang perempuan bernama Raya yang diutus
disutradarai oleh Don Hall, Calos Lopez oleh ayahnya untuk menjadi penjaga
Estrada. Pemeran utama dalam film permata naga terakhir. Dilanjutkan
adalah Kelly Marie Tran sebagai pengisi dengan penentuan tokoh utama dan
suara Raya, Awkwafina sebagai pengisi relasinya, sebagai subjek, Raya adalah
suara Sisu, dan Gemma Chan sebagai tokoh utama (protagonis) dan Namaari
pengisi suara Namaari. Film ini sebagai tokoh utama antagonis dalam
mengambil inspirasi dari budaya Asia film.
Tenggara yang didalamnya terdapat Kemudian dilanjutkan dengan
batik, rumah gadang, sampai gamelan adanya percakapan yang representatif
yang tampil dan berkumandang didalam (wacana diskurif), bentuk tindakan yang
beberapa adegan. Raya dalam film ini terjadi (wacana non-diskursif),
diceritakan sebagai seorang gadis materialisasi objek, dan teorisasi isi
pendekar yang memiliki kulit sawo dalam film.
matang dan memiliki karakter dengan
aksen pemberani, gesit dan pintar. Ringkasan Cerita
Film ini menceritakan seorang
gadis pendekar yang dilatih untuk
menjadi penjaga permata naga Sisu

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 155
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

bernama Raya, yang ingin terjadi pada enam tahun lalu karena
menghidupkan kembali ayahnya dan pecahnya permata naga terakhir Sisu
seluruh masyarakat yang telah berubah yang menjadi penjaga dunia Kumandra.
menjadi batu karena ulah dari Druun, Akhir cerita, Raya dan teman-
suatu wabah kebencian yang lahir temannya berhasil memberikan
karena perselisihan antar masyarakat kepercayaan kepada Namaari untuk
disebuah dunia fantasi bernama menyelesaikan permata naga Sisu
Kumandra. menjadi utuh kembali, dan membuat
Raya menjadi harapan ayahnya Kumandra menjadi dunia yang damai.
untuk mencari naga terakhir yang dapat
menghentikan ancaman Druun dan Tokoh Utama dan Relasinya
membawa kedamaian kembali ketanah Film ini melibatkan beberapa
Kumandra yang pada saat itu sudah tokoh utama dan tokoh pendukung,
terpecah belah menjadi lima suku, yaitu yaitu: Raya, Sisu, Namaari, Boun, Tong,
suku Ekor, suku Cakar, suku Punggung, Little Noi, Benja, Virana, Chai (penjual
suku Taring, dan suku Jantung. bunga), Binturi 1, Binturi 2, Dang Hu
Selama kurun waktu enam tahun (Kepala Suku Negeri Cakar), Namaari
ia berkelana melintasi Kumandra demi kecil dan Raya kecil. Penelitian ini
mencari naga Sisu, naga terakhir yang menggunakan 3 tokoh yaitu Raya,
menjadi kunci keselamatan manusia di Namaari, dan Ketua Suku Jantung, Chief
Kumandra. Dari perjalanan yang ia Benja (ayah Raya). Pertimbangan
tempuh, selain berjuang, Raya juga pemilihan tokoh ini digunakan untuk
belajar untuk memiliki rasa percaya dan memfokuskan penelitian pada
mempunyai kerjasama dengan orang- representasi perempuan yang terlihat
orang yang ia temui pada saat melalukan selama film berlangsung.
perjalanan mencari serpihan permata Tokoh utama protagonis dalam
sihir naga Sisu yang terpencar. film ini adalah Raya, seorang gadis
Namun pada perjalanan untuk pendekar dari suku Jantung, salah satu
menemukan serpihan permata terakhir, suku yang ada di dunia Kumandra, dan
ia bertemu dengan perempuan bernama merupakan seorang penjaga permata
Namaari, seorang teman kecil yang naga Sisu. Gerakan-gerakan pertarungan
menjadi pengkhianat dan akhirnya yang diperlihatkan merupakan gaya seni
menyebabkan wabah Druun kembali bela diri pencak silat dari Indonesia dan

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 156
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

gaya bertarung menggunakan dua Menggunakan pedang bertekstur


tongkat berasal dari seni bela diri keris yang diartikan ia memiliki keahlian
Filipina. dalam bermain pedang dan mampu
Raya dalam film ini bertarung dengan lawannya. Pedang
direpresentasikan berbeda dengan menyerupai keris yang dimiliki Raya
definisi perempuan cantik yang memiliki memperlihatkan salah satu senjata
kulit putih bersih, tubuh langsing, tradisional Indonesia.
rambut lurus, hidung mancung, dan well-
dressed dimasa kini. Penggambaran Raya
dalam film merupakan perempuan
cantik yang memiliki kulit sawo matang,
rambut ikal panjang, mata hitam
kecokelatan, pakaian seadanya, dan
mampu melakukan seni bela diri seperti Gambar 2. Raya dan Pedangnya
Sumber: www.pixel4k.com
pada gambar 1 di bawah ini.
Namaari, tokoh utama antagonis
dari suku Taring dalam film ini
digambarkan sebagai wanita cantik yang
berbeda dengan Raya, ia digambarkan
sebagai sosok wanita yang kuat,
memiliki rambut undercut seperti laki-
Gambar 1. Raya Character laki, berwibawa, mengintimidasi dan
Sumber: www.imdb.com
memiliki jiwa protektif saat melindungi
Sisi feminis Raya seperti pada rakyatnya.
gambar 2, tetap ditampilkan dalam
representasi tokoh yang mengunakan
pakaian style pakaian wanita,
mengenakan kalung dan gelang sebagai
aksesoris pendukungnya. Rambut hitam
panjang yang berkibar memberikan
kesan ia adalah seorang gadis pendekar

yang memiliki kebebasan untuk
Gambar 3. Namaari dan Serlot
berkelana. Sumber: www.kompas.com

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 157
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

Sisi feminis Namaari tetap melindungi anak serta masyarakatnya.


diperlihatkan dalam gambar 3, yaitu saat Ia sosok ayah yang selalu mengingatkan
ia mengenakan pakaian yang dipadukan anaknya untuk melindungi Kumandra.
dengan anting panjang disalah satu sisi Chief Benja melatih Raya pencak silat
telinganya sebagai aksesoris pendukung. menggunakan dua bambu kecil yang
Tampilan dua pedang pendek milik dapat diartikan sebagai kesetaraan
Namaari merupakan pedang untuk gender, dimana Raya seorang
penggunaan ganda yang digunakan perempuan, dilatih untuk bertarung agar
Namaari sebagai alat untuk dapat membela diri dan masyarakatnya
pertempuran, dan gaya bertarung saat dewasa.
Namaari yang terinspirasi dari Muay
Thai Kickboxing dan Krabi Krabong yang
berasal dari Thailand ini merupakan
tanda sebagai representasi sejarah dan
budaya dari Asia Tenggara yang

diperlihatkan didalam film Raya and the
Gambar 5. Chief Benja dan Raya kecil
Last Dragon. Sumber: www.hotstar.com

Scene dalam gambar 5 diatas


menjelaskan bahwa relasi yang terjadi
antara chief Benja dan Raya kecil adalah
rasa saling menyayangi. Terlihat dalam
scene ini yaitu chief Benja ingin Raya
kecil tetap hidup dan tidak menjadi batu
Gambar 4. Chief Benja karena terkena serangan Druun. Chief
Sumber: www.hebergementwebs.com
Benja memberikan kepercayaaan

Orang tua Raya, Chief Benja kepada Raya jika ia akan mampu

(Gambar 4), merupakan kepala suku merubah keadaan yang pada saat itu

Jantung. Ia digambarkan sebagai sosok terjadi. Hal ini merupakan representasi

seorang laki-laki yang cerdas, penyabar, dari fenomena sosial dalam keluarga
berwibawa, baik hati dan bijaksana. bahwa interaksi antara keluarga selalu
Dalam ceritanya, ia merupakan sosok sangat diperlukan.
ayah yang sangat menyayangi,

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 158
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

Percakapan yang Representatif serpihan permata untuk menyatukan


Percakapan representatif yang kembali permata agar dapat
dipilih oleh penulis dalam penelitian memusnahkan wabah Druun yang ada
mengenai film Raya and the Last Dragon didepannya.
ini adalah pada bagian saat Sisu Bentuk-Bentuk Tindakan
meyakinkan Raya untuk bisa percaya Dalam praktik non-diskursif,
dengan orang lain, kareba dengan tindakan Raya dan Namaari dalam film
adanya kepercayaan, akan memberikan dapat diketahui:
kekuatan melebihi apapun. Berikut 1. Raya adalah sosok gadis yang
dialog pada saat Sisu memberikan tangguh dan cerdas, karena ia
petuah kepada Raya yang pada saat itu akhirnya menemukan naga terakhir
ragu dengan Namaari: yang ia cari selama 6 (enam) tahun.
“Jika saat mereka menaruh 2. Namaari kecil melakukan
kepercayaan kepadaku, itu memberiku pengkhianatan kepada Raya kecil
kekuatan melebihi apapun. Hal yang pada saat Namaari kecil berkunjung
sama bisa terjadi dengan Namaari”.
ke suku Jantung dengan mengajak
Dalam scene itu, Raya sedang
Raya bekelahi untuk mengambil
berpikir bagaimana cara untuk
permata sihir naga Sisu yang
memusnahkan Druun, dan seketika ia
disimpan suku Jantung.
mengingat perkataan Sisu, naga terakhir
3. Sisu memberikan kepercayaan
yang dalam scene dianggap sudah tiada.
kepada Namaari pada saat Namaari
Sehingga menghasilkan rasa percaya
bersedia menemui Raya untuk
Raya kepada Namaari tumbuh kembali
memberikan permata yang ia miliki.
untuk dapat memusnahkan wabah
4. Raya dewasa merupakan gadis yang
Druun dengan memberikan serpihan
berani mengambil resiko dalam
permata yang dimilikinya.
melakukan segala tindakannya,
Namaari akhirnya menyadari apa
yaitu ia menaruh kepercayaan
yang ia selama ini lakukan, dengan
dengan memberikan serpihan
berkhianat kepada Raya adalah sesuatu
permata yang ia miliki kepada
hal yang salah setelah melihat apa yang
Namaari, dan akhirnya ia berubah
Raya lakukan kepadanya. Pada saat Raya
menjadi batu.
dan sekutunya sudah menjadi batu,
5. Namaari menyusun kembali
Namaari melakukan perbaikan terhadap
serpihan batu permata yang ia

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 159
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

dapatkan dari Raya dan sekutunya ditembak oleh panah yang diberikan
untuk menghentikan wabah Druun. Namaari dan jatuh kedalam sungai yang
ada di suku Taring.
Hal tersebut merupakan refleksi dari
kehidupan nyata pada kondisi sosial saat
ini, yang mana untuk mendapatkan
sebuah kepercayaan yang berasal dari
pengkhianatan, sangat sulit orang
Gambar 6. Mata Raya
tersebut untuk percaya kembali dengan
Sumber: www.hotstar.com
orang yang telah berkhianat.


Teorisasi atas Isi Film
Materialisasi Objek
Representasi perempuan dalam
Materialisasi objek adalah
film Raya and the Last Dragon memiliki
representasi objek yang dibangun
perspektif yang berbeda dari penilaian
melalui praktik non-diskursif. Maka
perempuan yang berkembang pada
dalam hal ini yaitu dapat dijelaskan
masyarakat saat ini. Representasi dalam
adalah dalam film Raya and the Last
film memiliki beberapa fakta, yang
Dragon memiliki latar belakang tempat
pertama bahwa didalam film terlihat jika
yaitu hutan, sungai dan sekitarnya.
perempuan diperlihatkan memiliki
Sosok Raya ditampilkan sebagai
kekuatan yang setara dengan laki-laki.
sosok gadis yang tangguh, pemberani,
Yang kedua yaitu me-universalkan
gesit, dan pintar, namun dalam beberapa
pemikiran jika perempuan cantik tidak
scene, Raya ditampilkan sebagai sosok
harus perempuan yang memiliki kulit
yang sebaliknya. Salah satu contohnya
putih bersih, hidung mancung, badan
pada scene saat Raya akan dilempar
langsing dan well dressed.
kedalam sungai oleh chief Benja. Disitu
Raya dan Namaari dalam film ini
dapat dilihat jika ia merasa sedih akan
tidak diperlihatkan sebagai sosok
perkataan ayahnya.
perempuan yang suka mempercantik
Selanjutnya saat scene akhir pada
diri namun sebagai perempuan yang
saat Raya melawan Namaari, terlihat
pandai untuk membela diri dari berbagai
didalam mata Raya (Gambar 6) jika ia
macam ancaman dan serangan. Untuk
seharusnya bisa lebih percaya dengan
unsur kasih sayang dalam film ini
perkataan Sisu sebelum akhirnya Sisu

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 160
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

merupakan unsur kasih sayang yang dilakukan oleh laki-laki, dapat dilakukan
diberikan terhadap keluarga dan kepada juga oleh perempuan, sehingga
masyarakat Kumandra. memunculkan pemikiran universal yaitu
adanya kebebasan dalam memilih masa
SIMPULAN depan.
Representasi perempuan dalam
film Raya and the Last Dragon DAFTAR PUSTAKA
memberikan beberapa pemikiran Buku
terhadap definisi representasi Anggraini, Noni. (2018). Representasi
perempuan. Pertama, membiaskan Perempuan dalam Film Moana.
pemikiran jika wanita cantik tidak harus ETTISAL Journal of Communication,
memiliki kulit putih bersih, tubuh Vol. 3, No. 1.
langsing, rambut lurus, hidung mancung, Ardianto, Elvinaro. dkk. (2007).
dan well-dressed. Raya dan Namaari Komunikasi Massa: Suatu
dalam film memperlihatkan kecantikan Pengantar. Bandung: Simbiosa
mereka dengan sosok yang energik, Rekatama Media.
tangguh, kuat dan bertanggung jawab. Creswell, John W. (2010). Research
Peran gender antara laki-laki dan Design: Pendekatan Kualitatif,
perempuan dalam film ini memiliki sifat Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
fleksibel, sesuai dengan apa yang Pustaka Pelajar.
disenangi tanpa memandang gender. Danesi, Marcel. (2012). Pesan, Tanda dan
Perempuan dikonstruksikan dalam film Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
adalah perempuan yang tidak Diani, Amanda. dkk. (2017). Representasi
terdiskriminasi oleh laki-laki dalam Feminisme dalam Film Maleficent.
berbagai aspek seperti posisi Universitas Telkom.
kepemimpinan, objek seksual ataupun Effendy, Heru. (2014). Mari Membuat
kekerasan. Perempuan dalam Raya and Film. Jakarta: Kepustakaan Populer
the Last Dragon ini juga memiliki arti Gramedia.
tentang perempuan yang mampu Eriyanto. (2015). Analisis Isi: Pengantar
mengisi peran laki-laki baik secara Metodologi untuk Penelitian Ilmu
narasi maupun karkater yang Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosisal
diperankan, terlihat dalam film jika Lainnya. Jakarta: Prenada Media.
aktivitas-aktivitas yang biasanya

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 161
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

Hakim, Lukman. (2013). Arus Baru Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode


Feminisme Islam Indonesia dalam Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Film Religi. Jurnal Komunikasi Malang: Instrans Publishing.
Islam, Vol. 03, No. 02. Saefudin, Asep. (2008). Perkembangan
Hall, Stuart. (2003). The Work of Teknologi Komunikasi: Perspektif
Representation: Cultural Komunikasi Peradaban. Mediator,
Representation and Signifying Vol. 9, No. 2.
Practices. Ed. Stuart Hall. London: Sobur, Alex. (2009). Semiotika
Sage Publications Ltd. Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Hamad, Ibnu. (2007). Lebih Dekat Rosdakarya.
dengan Analisis Wacana. Mediator, Tong, Rosemarie Putnam. (2009).
Vol. 8, No. 2. Feminist Thought. Yogyakarta:
Haryatmoko. (2017). Critical Discourse Jalasutra.
Analysis (Analisis Wacana Kritis): Wibowo, Eviyono A. (2015). Representasi
Landasan Teori, Metodologi, dan Perempuan dalam Film Wanita
Penerapan. Jakarta: PT Raja Tetap Wanita. Naskah Publikasi
Grafindo Persada. Universitas Muhammadiyah
Gauntlett, David. (2008). Media, Gender Surakarta.
and Identity. USA: Routledge. Wibowo, Indiwan SW. (2011). Semiotika
McLuhan dan Fiory. (2001). The Medium Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana
is the Massage: An Inventory of Media.
Effects (Edisi Revisi). Jerome Agel Wirasandi. (2019). Wanita dalam
edisi pertama: Gingko Press. Pendekatan Feminisme. Jurnal
Moleong, Lexy J. (2016). Metodologi Ilmiah Rinjadi, Universitas Gunung
Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Rinjani.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Internet
Nurbayati dkk. (2017). Konstruksi Media Alivio. (2021). Penulis Skenario Raya and
Tentang Aspek Kemanusiaan Pada the Last Dragon Terpesona Budaya
Poligami (Analisis Isi Terhadap Film Indonesia, Luar Biasa Dijadikan
Surga yang Tak Dirindukan). Jurnal Film.
Riset Komunikasi, Vol. 8, No. 2. https://www.tribunnews.com/sel
eb/2021/02/21/penulis-skenario-
raya-and-the-last-dragon-

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 162
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah
Khairunnisa S.F., Mite S. / Jurnal Riset Komunikasi / Vol 12 No 2 2021 Hlm. 148 - 163

terpesona-budaya-indonesia-luar-
biasa-dijadikan-film diakses pada
13 Juli 2021.
Mutiah, Dinny. (2020). Definisi Cantik
2020 Versi Generasi X, Y, dan Z.
https://www.liputan6.com/lifesty
le/read/4160892/definisi-cantik-
2020-versi-generasi-x-y-dan-z
diakses pada 10 Juli 2021.
Namaari, Disney Characters. (2021).
https://disney.fandom.com/wiki/
Namaari diakses pada 13 Juli 2021.
Rukmini, Dewi. (2021). Sinopsis Raya
and The Last Dragon di Disney Plus.
https://tirto.id/sinopsis-raya-and-
the-last-dragon-di-disney-plus-
ga3y diakses pada 5 Juli 2021.
Tan, Yvette. (2021). ‘Raya and the Last
Dragon: Cerita Disney Pertama
yang Tampilkan Pahlawan
Perempuan dari Asia Tenggara.
https://www.bbc.com/indonesia/
majalah-56310579 diakses 5 Juli
2021.
https://kbbi.web.id/film diakses 12 Juli
2021.

Representasi Perempuan dalam Film Raya and the Last Dragon 163
(Analisis Wacana Jager & Maier)
Khairunnisa Setyo F., Mite Setiansah

Anda mungkin juga menyukai