Oleh
DIAH MANIKAM T.
Film yang menjadi objek penelitian penulis kali ini adalah serial drama “The
Great Queen Seondeok”. dengan rumusan masalah, bagaimanakah gambaran
perilaku peran dan posisi perempuan yang tercermin dalam serial “The Great
Queen Seondeok”, bila ditinjau dari konteks pemerintahan dan keluarga? dan
bagaimanakah bentuk representasi nilai-nilai feminisme yang tertuang dalam
serial “The Great queen Seondeok”?. Maka, tujuan penulis melakukan penelitian
ini adalah untuk menjelaskan gambaran perilaku peran dan posisi perempuan
dalam konteks keluarga dan konteks pemerintahan pada serial “The Great Queen
Seondeok” dan mengetahui bentuk representasi nilai-nilai feminisme yang
tertuang dalam serial “The Great Queen Seondeok” .
Adapun temuan dalam penelitian ini adalah bentuk subordinasi yang terjadi pada
perempuan (istri yang tidak dapat melawan keputusan suami), dicampakan setelah
harus melahirkan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai istri yang syah.
Terdapat juga peran domestik yang terkonstruksi melalui, sosok Mishill sebagai
selir yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan melayani kebutuhan biologis
para Raja. Sementara dalam konteks pemerintahan ketika perempuan sudah
memiliki status dan kedudukan yang tinggi di masyarakat, secara otomatis
perempuan akan terangkat derajatnya. Hal tersebut tergambar pada sosok Ratu
Deokman yang memiliki kekuasaan penuh untuk menetapkan serangkaian
peraturan negara yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyatnya, baik laki-laki
ataupun perempuan. Wujud representasi niali-nilai feminisme dalam serial “The
Great Queen Seondeok” ini meliputi Hubungan sosial timbal balik yang
diperjuangkan Mishill, kemandirian ekonomi yang dimiliki Deokman, perubahan
sosial yang dilakukan Mishill dan Deokman demi mencapai kesetaraan dan
mewujudkan keadilan bagi kaum perempuan dan kekuatan politik yang dimiliki
Mishill dan Deokman dalam mengkampanyekan hak-haknya untuk memiliki
kedudukan dalam ranah politik dan pemerintahan.
by
DIAH MANIKAM T.
This study uses semiotic analysis, which concentrates on codes of television John
Fiske as a knife analysis with exploratory qualitative approach. Serial drama "The
Great Queen Seondeok" is constructed through codes of television John Fiske
which includes three levels, namely: the level of reality, the level of representation
and ideological level that includes appearance, behavior, movement and the
feminist dialogue.
The findings in this study is a form of subordination that occurs in women (a wife
who can not fight the decision of the husband), dicampakan after birth and should
not get recognition as a legitimate wife. There is also constructed through a
domestic role, as a concubine Mishill figure who did the housework and serve the
biological needs of the Kings. While in the context of the government when
women have high status and position in society, women will be raised
automatically rank. This is illustrated in the figure of the Queen Deokman who
has full authority to establish a set of state regulations that must be obeyed by all
citizens, whether male or female. Niali-form representation of feminism in the
series "The Great Queen Seondeok" encompasses the social relationships of
reciprocity which fought Mishill,
owned Deokman economic independence, social change and Deokman Mishill
done to achieve equality and justice for women and political power Mishill owned
and Deokman in the campaign of his rights to have a position in the realm of
politics and government.
Menurut UU Perfilman No.8 tahun 1992 film adalah karya cipta seni dan budaya
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video atau hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis
dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau yang lainnya.
representasi yang disajikan kepada sebuah kelompok atau individu. Hal ini
pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Film sebagai salah satu bentuk
media massa mempunyai peran penting di dalam sosial kultural, artistik, politik
dan dunia ilmiah. Pemanfaatan film dalam dunia usaha pembelajaran masyarakat
untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film
Film sebagai media komunikasi massa dapat menjadi reflektor dari bentuk
secara faktual maupun fiksional. Film menampilkan wacana yang dapat dijadikan
pintu untuk memahami kondisi suatau masyarakat. Krishna Sen (1987) yang
melakukan kajian kritis atas film-film tahun 1965 sampai 1982, menemukan
benang merah antara struktur kekuasaan orde baru dengan film sebagai produk
kultural. Film dipandang sebagai proses ideologi, sehingga konstruksi sosial yang
konstruksi sosial muncul dalam penampilan perempuan dan laki-laki dalam peran-
Meski demikian, realitas yang ditampilkan dalam film bukanlah realitas yang
muda dalam acara diskusi “Gender Identity and Relationship in British and
sosok yang kuat dan mandiri. Diantaranya adalah film Pasir Berbisik garapan
perempuan dan anaknya yang ditinggal suaminya pergi tanpa memberi kabar
berita. Pada film Pasir Berbisik ini terlihat perjuangan seorang ibu sebagai single
peraturan dan kungkungan yang berlebihan pada anak gadisnya. Hal ini dilakukan
sang ibu sebagai wujud traumatik akan kegagalan berumah tangga dan
2010)
Selain film Pasir Berbisik, masih banyak sekali film yang merepresentasikan
kehidupan masyarakat, seperti film Devil wears Prada, shopaholic, R.A Kartini,
dan masih banyak lagi. Meskipun sudah mulai bermunculan film yang
seperti sekarang ini, perempuan hendaknya tidak lagi ditekankan untuk selalu
apabila masih ada film yang menciptakan stigma negatif pada kaum perempuan,
hal tersebut akan menciptakan generasi yang bias gender, dimana masyarakat
4
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan riset tentang serial drama Korea yang
gender. Penulis memilih serial drama Korea The Great Queen Seondeok ini
dikarenakan film yang bercerita tentang latar belakang sejarah dan kebudayaan
Korea ini sangat berkarakter dan berbeda dengan serial drama Korea lainnya yang
monoton. Pada serial drama The Great Queen Seondeok ini dapat kita lihat
sebagai seorang raja perempuan yang mendapat banyak tekanan dari pihak istana,
khususnya lady Mishill yang juga menginginkan posisi dan kedudukan tertinggi di
kerajaan Shilla. Kisah yang sarat intrik, politik, strategi perang, ilmu pengetahuan
dan adu kecerdasan ini merupakan tayangan berkualitas yang dikemas secara apik,
Sebagaimana karya sebelumnya dalam serial Jewel in The Palace yang terkenal
dengan tokoh Suh Jang Geum, Kim Young Hyun yang juga menulis cerita The
perempuan hebat yang mampu menyejajarkan diri dengan laki-laki dan berperan
dalam sektor publik, dimana pada saat itu, di korea memang berlaku garis
Korea. Pada saat itu perempuan Korea memiliki hak yang setara terhadap laki-
5
laki, baik dalam bidang sosial, ekonomi ataupun pemerintahan. Pada serial The
Great queen Seondeok ini terdapat 62 episode yang menceritakan awal perjalanan
takdirnya kembali menjadi seorang Raja. Dalam serial ini, bukan hanya Deokman
yang menjadi tokoh sentral yang berkarakter, pada beberapa adegan muncul tokoh
sentral selain Deokman yang memiliki kepribadian unik dan karakter sangat kuat.
Dia adalah Lady Mishill, yang nantinya akan menjadi lawan tangguh bagi
Penggambaran tokoh Mishill yang juga merupakan tokoh sentral pada serial ini
sangat menarik perhatian pemirsa serial drama The Great queen seondeok. Mishill
kharismatik, licik dan misterius (sulit ditebak). Lady Mishill adalah wanita yang
sangat luar biasa. Ia selalu punya keinginan untuk menjadi seorang permaisuri.
Apapun ia lakukan demi mewujudkan ambisinya itu, mulai dari menukar surat
wasiat Raja Jin Heung, menggalang pasukan dan kekuatan di dalam istana,
stempel istana, kemudian menjadi prajurit, karena ketekunannya itu, dia menjadi
orang kepercayaan Raja. Inilah yang membuat karakter Mishill lebih kuat dari
Pada penelitian kali ini, penulis hanya mengangkat beberapa episode saja untuk
diteliti, yakni episode 1, 2, 3, 51 dan 52. Kalau pada episode 1-3 banyak adegan
yang menceritakan sosok “si penguasa cantik” Lady Mishill, pada episode 51-52
banyak menceritakan sosok Putri Deokman sebagai Raja perempuan pertama kali
memimpin dan mengambil keputusan penting yang menyangkut hajat hidup orang
memiliki pendirian dan juga prinsip yang kuat dalam menentukan tindakan-
Dengan mengangkat serial The Great Queen Seondeok ini kedalam sebuah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah
tercermin dalam serial “The Great Queen Seondeok”, bila ditinjau dari
tercermin dalam serial “The Great Queen Seondeok” bila ditinjau dari
1. Kegunaan Teoritis
mengenai feminisme dan media massa. Selain itu, penelitian ini juga
2. Kegunaan Praktis
Ilmu Politik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kuantitatif maupun kualitatif. Hanya saja media dan objek penelitian yang dipilih
Mayaranti dengan judul “ Analisis Isi Film Serial Jewel in The Palace dalam
perspektif Gender”. Objek penelitian Hasaumi adalah serial drama yang berasal
dari Korea Selatan. Film ini memiliki tokoh sentral perempuan Suh jang Geum,
yang menjadi tabib perempuan kepercayaan Raja. Namun, negara, tradisi dan
masyarakat pada saat itu menolak seorang perempuan diberi gelar sebagai seorang
Perempuan Jawa dalam Film R.A Kartini” yang ditulis oleh Edwina Ayu
subordinasi yang dialami oleh perempuan Jawa. Film ini juga menunjukan
menindas kaumnya. Pada akhirnya perempuan Jawa dalam film R.A Kartini dapat
mendobrak mitos yang selama ini dilabelkan negatif pada diri perempuan Jawa.
Selain dua penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan Shinta Kristanty tahun
perspektif gender yang terkandung dalam film tersebut. Film Erin Brokovich ini
mengenai feminisme yang sedang menuai pro dan kontra di masyarakat. Film
Kutunggu Jandamu ini merupakan film yang berani merekam gerakan emansipasi
Referensi terakhir adalah penelitian yang ditulis oleh Esterlina Sethiowaty yang
Main dengan Kelaminmu’ karya Djenar Maesa Ayu)” Dalam penelitian ini,
karya sastra yang ditulis oleh seorang perempuan, yaitu Djenar Maesa Ayu
2. Edwina ayu Representasi Penelitian ini Sekilas film ini nampak sangat
Dianingtyas Perempuan Jawa menggunakan memperlihatkan perjuangan
(2010) dalam Film R.A. pendekatan feminis (dalam hal ini R.A
Universitas Kartini kualitatif dengan kartini) dalam memperjuang-
Diponegoro menggunakan kan nasib kaumnya. Namun
Semarang analisis semiotika sebagian besar orang penting
yang mengacu yang berada dibalik layar
pada teori Rollan adalah kaum laki-laki. Hal ini
Barthes tentu turut mempengaruhi
proses pembuatan film yang
dibuat dari sudut pandang
mereka sebagai laki-laki
analisis semiotika yang mengacu pada kode-kode televisi John Fiske , dan
memilih serial drama “The Great Queen Seondeok” sebagai objek penelitiannya.
12
1.2 Teoritik
Secara teori, pada satu sisi konsep komunikasi massa mengandung pengertian
menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi
massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi
oleh audience. Fokus kajian dalam komunikasi massa adalah media massa. Media
keadaan masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka institusi media massa juga
adalah bagian dari sistem kemasyarakatan dari suatu masyarakat dalam konteks
Film merupakan salah satu dari bagian media massa yang merupakan media
elektronik dan merupakan alat penyampai berbagai jenis pesan dalam peradaban
modern. Film merupakan medium komunikasi massa yang sangat ampuh, bukan
(Sobur,2004:127). Sebagai alat komunikasi massa saat ini film tidak sekedar
menjadi objek/sasaran hiburan semata, namun lebih kompleks daripada itu, film
karya seni, industri bahkan sebagai media berpolitik dan propaganda baik dalam
sosial yang timbul dalam interaksi antara pembaca atau penonton dan sebuah teks.
gender sudah mulai berkembang luas, baik film produksi Indonesia maupun film-
suatu film. Ada yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan atau sistem
masyarakat yang keliru mengenai pemahaman gender, namun ada juga yang
melekatkan label wanita sebagai makhluk kelas dua yang tersubordinasi dari
dominasi pria. Lebih parahnya lagi jika seorang produser dan sutradara mengemas
film yang memperburuk citra dan posisi perempuan dalam media yang tidak
film yang berbau pornografi dan melecehkan kaum perempuan. Seperti yang kita
ketahui, pornografi menjadi musuh utama perempuan yang dirasa lebih kejam
adalah akar dari eksploitasi dan diskriminasi yang pernah ada terhadap
Oleh karena itu, pemilihan serial drama “The Great queen Seondeok” merupakan
pilihan yang tepat untuk mengembalikan citra baik perempuan dan meluruskan
pandangan masyarakat terhadap perempuan baik dari image negatif maupun bias
2.2.3 Feminisme
Feminisme menunjuk pada sebuah gerakan sosial yang muncul pertama kali di
Inggris pada abad ke-18, yang berupaya meraih kesetaraan gender antara jenis
mengampanyekan hak atau suara untuk perempuan serta akses perempuan pada
Amerika Serikat dan 1928 di Inggris), tekanan yang terus berlangsung dalam
feminisme semakin kuat, antara tujuan feminis bagi persamaan hak dengan laki-
laki diarena publik dan pengakuan perbedaan perempuan dan laki-laki untuk
tujuan peningkatan posisi perempuan diarena privat atau keluarga. Sejak itu,
15
feminisme gelombang kedua dari tahun 1969 kedepan melahirkan banyak aliran
pemikiran dan telah menjadi gerakan atas nama perempuan hampir disetiap
(Humm,2002:158).
Hal ini berkaitan dengan teori sosialis feminis yang mendasarkan pada persoalan-
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis beberapa adegan pada serial
pendekatan ini didasarkan pada suatu kerangka teori feminis yang mengusulkan
perempuan yang tidak kompeten, lemah, tidak mandiri (selalu mendapat label
pribadi. Kaum perempuan juga bisa memiliki kualitas manusia yang bisa
Pada zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, mulai bermunculan film atau
pada zaman dahulu peran dan tokoh perempuan dikenal sebagai sosok yang sering
sampai saat ini masih banyak film yang mengeksploitasi perempuan dari bentuk
korban eksploitas terhadap sebuah materi untuk melahirkan project para produser
Film bukan hanya sekedar koleksi atas gambaran atau stereotipe. Menurut
Johnston, untuk menakar sejauh mana tingkat kebenaran atau kepalsuan citra
susunan tanda-tanda visual dan verbal. Struktur tekstual inilah yang harus
sebuah cara pandang terhadap dunia yang terlihat universal namun sebenarnya
17
(Sue,2010:120).
2.2.5 Gender
2009:33). Gender lebih berkaitan dengan anggapan dan kebiasaan yang berlaku di
suatu tempat tentang bagaimana laki-laki dan perempuan dianggap sesuai atau
tidak sesuai (tidak lumrah) dengan tata nilai sosial dan budaya setempat. Dengan
demikian, gender dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat
berubah dari waktu ke waktu (Brief, 2006: 1). Gender berbeda dengan jenis
kelamin yang sudah dimiliki manusia secara kodrati, jika jenis kelamin
bagian alat-alat reproduksi. Gender, dalam wacana feminisme dan isu perempuan
pada perbedaan seks, gender berarti sifat, peran, pembagian tugas, perilaku, dam
kecenderungan dari laki-laki dan perempuan yang terikat oleh konteks yang bisa
given, tetap, biologis, alamiah, universal dan tidak bisa dipertukarkan antar-seks.
(Fakih dalam Hidayat, 2004:257). Gender lebih mengacu pada perbedaan peran,
fungsi dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil kesepakatan atau
hasil bentukan dari masyarakat. Peran, fungsi dan tanggungjawab ini dapat
masing-masin pihak misalnya, peran istri sebagai ibu rumah tangga dapat berubah
menjadi pekerja atau pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga. Dalam
hal ini, peran sosial dapat dipertukarkan untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami
mengurus rumah tangga, sementara istri bertukar peran untuk bekerja mencari
nafkah bahkan sampai ke luar negerimenjadi TKW. Peran sosial bergantung pada
masa, keadaan dan budaya masing-masing. Salah satu teori gender yang penulis
kaitkan dengan penelitian kali ini adalah tori Nurture, dimana teori ini memiliki
konsep yang sangat berbeda dengan teori Nature. Menurut teori Nurture adanya
melalui konstruksi sosial budaya, sehingga menghasilkan peran dan tugas yang
perbedaan kelas. Perjuangan untuk persamaan hak ini dipelopori oleh kaum
konsep 50:50. Konsep yang kemudian dikenal dengan istilah perfect equality
berbagai hambatan baik dari nilai agama maupun budaya. Berangkat dari
konflik, yaitu konsep yang diilhami oleh ajaran Karl Marx (1818-1883) dan
Randall Collins (1987) dalam teori nurture beranggapan keluarga adalah wadah
tempat pemaksaan, suami sebagai pemilik dan istri sebagai abdi. Teori nurture ini
melahirkan paham sosial konflik yang menempatkan kaum laki-laki sebagai kaum
penindas (borjuis) dan perempuan sebagai kaum (proletar). Bagi kaum proletar
tidak ada pilihan lain kecuali berjuang menyingkirkan penindas untuk mencapai
kebebasan dan persamaan. Karena itu, paham ini banyak dianut oleh masyarakat
Semiotika merupakan studi mengenai pertandaan dan makna dari sistem tanda;
ilmu tentang tanda, bagaimana makna dibangun dalam ‘teks’ media;atau studi
tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat yang
pengalaman, sikap dan emosi mereka. ‘Teks’ dapat dikatakan sebagai sesuatu
✁
yang menjadi objek yang dapat dibaca, dapat berbentuk verbal, non verbal
atau cetak dan penyiaran atau semua yang berhubungan dengan bentuk teknikal
dalam media massa (seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, foto dan film).
Dalam teori semiotika pokok studinya adalah tanda atau bagaimana cara tanda-
tanda itu bekerja juga disebut semiologi. Tanda-tanda itu hanya mengemban arti
pada dirinya sendiri, dengan kata lain, jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa,
maka huruf, kata dan kalimat tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-
tanda itu hanya mengemban arti (significant) dalam kaitan dengan pembacanya,
sesuatu yang memiliki sistem tanda dapat dianggap teks, contohnya dalam film.,
televisi, majalah, koran, novel dan sebagainya. Seperti yang dikutip oleh Sobur
(31-32) Saussure mengatakan bahwa tanda (sign) disusun dari dua elemen, yaitu
signifikasi menurut John Fiske adalah upaya dalam memberi makna pada dunia
pada Saussure yang memaknai tanda sebagai simbol. Saussure juga mengatakan
bahwa tanda terdiri atas penanda (signifier) dan petanda (signified), hubungan
✂✄
antara penanda dan petanda ini yang disebut pertandaan (signification). Dalam
kategori tanda, Saussure hanya menaruh perhatian pada simbol, karena simbol
Tanda
Pertandaan
Tersusun atas Realitas aksternal atau makna
studi yaitu :
3. Penggunaan tanda dan kode selalu terkandung dalam sistem budaya, yang
mana tanda dan kode yang sangat bergantung pada formatnya. Jika dikaitkan
serta dapat menghasilkan arti atau pengertian. Pengalaman sosial serta latar
dimaknai oleh penerima pesan, artinya suatu pesan yang sama dapat diartikan
atau dimaknai berbeda oleh orang yang mempunyai pengalaman sosial dan
sebagai budaya merupakan bagian yang krusial dari dinamika sosial yang
memelihara struktur sosial dalam suatu proses produksi dan reproduksi yang
konstan : melalui makna, berupa popular pleasures, dan oleh karena itu
Television codes adalah teori yang dikemukakan oleh John Fiske, atau biasa yang
Fiske, kode-kode yang muncul atau yang digunakan diacara televisi saling
berhubungan sehingga terbentuk sebuah makna. menurut teori ini pula, sebuah
realitas tidak muncul begitu saja melalui kode-kode yang timbul, namun juga
diolah melalui penginderaan serta referensi yang telah dimiliki oleh pemirsa
televisi, sehingga sebuah kode akan dipersepsi secara berbeda oleh orang yang
berbeda juga. Dalam kode-kode televisi yang diungkapkan dalam teori John Fiske
(Fiske, 1987:1), peristiwa yang ditayangkan dalam dunia televisi telah dienkode,
sesuai dengan kode-kode sosial yang terbagi ke dalam tiga level, antara lain :
Dalam analisis ini, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh John Fiske,
Kode-kode sosial dalam film serial drama “The Great Queen seondeok”
Unit analisis yang digunakan oleh peneliti meliputi : Level realitas, level
a. Penampilan
Ada pepatah yang mengatakan, kesan pertama yang akan dilabelkan kepada
Seringkali orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang
tampan, berpakaian rapi, berdasi dan mengendarai mobil mewah, maka kita
akan mempersepsi bahwa laki-laki itu adalah seorang pekerja yang sukses.
Maka dari itu, penampilan menjadi kode sosial yang peneliti pilih untuk
✞✟
b. Perilaku
Perilaku merupakan sebuah tindakan atau sikap seseorang. Dalam kode sosial
gerakan feminisme.
a. Kerja Kamera
Elemen penting yang terdapat pada film adalah audio visual, sehingga tidak
yang paling menentukan hasil akhir pada sebuah film. Begitu juga dengan
pesan yang ingin disampaikan. Komposisi dan kualitas gambar yang baik,
panjang dan luas serta berdimensi lebar. ELS biasanya digunakan untuk
cerita.
penonton.
agar penonton dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari
pemain.
penonton masih tetap dapat melihat latar belakang yang ada. Melalui shot
ini pula, penonton diajak untuk melihat lebih dalam profil, bahasa tubuh
7. Close Up (CU)
Komposisi gambar ini merupakan komposisi gambar yang paling popular
fungsi, close up merekam gambar penuh dari leher hingga ujung kepala.
penonton, karena emosi dan reaksi dari mimik wajah akan tergambar
pandangan mata, kebencian raut wajah, air mata dan mimik wajah sedih
komposisi ini.
saja.
Dalam dialog, penulis bisa melihat makna yang ingin disampaikan oleh
film tersebut.
2. Nilai Feminisme
Dalam penelitian ini, penulis memilih kode-kode diatas karena terkait dengan
penelitiannya yakni penelitian kualitatif yang fleksibel dan sementara. Hal ini
disampaikan kepada khalayak yang heterogen secara serentak. Kali ini penelitian
hanya difokuskan pada salah satu media elektronik saja yaitu film. Dengan
kemampuannya, film dapat mengangkat realitas sosial dalam layar, tidak hanya
itu, sebagai alat komunikasi massa, film juga menjadi alat penyampaian pesan
pada khalayak karena film merupakan sebuah representasi sosial yang tidak
itu berdasarkan ideologi yang ada pada masyarakat dalam film itu. Realitas yang
sekali film ataupun serial drama yang merepresentasikan tentang realita kehidupan
perempuan baik secara negatif (ketimpangan gender yang selama ini sering
untuk menghilangkan bias gender yang telah terpatri dalam pola pikir masyarakat.
Isu tentang perempuan saat ini memang sedang hangat dibicarakan, terutama
✎✏
menjadi kaum proletar yang tidak berhak mengambil keputusan penting yang
tangga. Selain itu, dalam budaya patriarkal perempuan juga tidak berhak ikut serta
struktural. Faktor kultural misalnya, mitos bahwa politik adalah dunia pria, serta
laki-laki dalam ruang aktivitasnya. Istilah ini yang disebut dengan kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan adalah serial drama “The Geat Queen Seondeok”.
Penulis memlikih serial drama ini karena serial ini dinilai sangat menginspirasi
publik dan mewujudkan masyarakat yang sadar gender. Dalam serial ini terdapat
dua tokoh sentral perempuan yang memiliki cita-cita yang sama, yakni menjadi
✑✒
pemimpin pada sebuah kerajaan (Ratu). Meskipun memiliki ambisi dan cita-cita
yang sama terdapat perbedaan karakter dari keduanya. Baik pada tokoh Lady
keseluruhan episode mencapai 62 episode, namun hanya 5 episode saja yang akan
diteliti oleh penulis terkait dengan adegan yang berhubungan dengan gerakan
pada kode-kode televisi John Fiske yang dirasa sangat cocok sebagai metode
ini. Penelitian ini akan dianalisis sesuai dengan kode-kode televisi John Fiske
yang mencakup : Level realitas, level representasi, level ideologi yang tertuang
pada kode-kode sosial : Penampilan, gerakan, perilaku, dialog, dan kerja kamera.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku, peran dan posisi
perempuan yang tercermin dalam serial “The Great queen seondeok” pada
konteks keluarga dan pemerintahan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
dalam serial “The Great Queen Seondeok” dibuatlah bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Film
Serial Drama
“The Great Queen Seondeok”
(Eps 1-3 dan 51-52)
Konteks Konteks
Keluarga Pemerintahan
Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali
makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
“The Great queen Seondeok” dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
menjadi sangat tepat karena jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar
Dengan pertimbangan bahwa objek penelitian serial drama ‘The Great Queen
Seondeok” adalah sebuah teks yang tersusun atas tanda dan lambang, maka
praktek perlambangan meliputi, segala bentuk visualisasi kode televisi. Selain itu
simbol dan makna sebagai metode semiotika, merupakan dua elemen penting
dalam melihat relasi perempuan dan media massa. Pemilihan metode penelitian
ini juga didukung oleh pandangan Lubis, bahwa metode semiotika menekankan
32
peran dan pengaruh konteks sosial budaya terhadap ilmu pengetahuan, sehingga
analisis tekstual. Semiotika teks ini menganalisis tanda (jenis, struktur, makna)
dan juga pemilihan tanda yang dikombinasikan kedalam pola yang lebih besar
(teks), yang didalamnya terkonstruksi sikap, ideologi atau mitos tertentu yang
Dalam penelitian yang berjudul “Representasi Feminisme dalam film The Great
berikut :
1. Representasi
itu representasi juga merupakan proses sosial yang timbul dalam interaksi antar
tanda yang mencerminkan seperangkat ide dan sikap yang mendasari tanda-
melibatkan konsep feminisme yang akan diteliti melalui film serial “The Great
Queen Seondeok
33
2. Feminisme
Kata feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles
Fourier pada tahun 1837. Pergerakan yang berpusat di Eropa ini pindah ke
amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John Stuart Mill “Perempuan
sebagai subjek” (The subjection of women) pada tahun 1869. Perjuangan mereka
serial ini bukanlah pembebasan kaum perempuan secara moral dan radikal, namun
budaya serta politik dan pemerintahan. Dalam hal ini, serial “The Great Queen
1. Penampilan
a. Aspek yang berada dibawah kontrol seperti : pakaian, warna kulit dan perhiasan
34
b. Aspek yang kurang bisa dikontrol seperti: Tinggi badan, berat badan dan
2. Perilaku
bagaimana cara pandang orang lain tentang pemaknaan sikap kita. Postur
postur. Postur pun bisa menunjukan kondisi emosi seseorang, misalnya tingkat
Perilaku mengacu pada aksi dan reaksi dari aktor dalam film. Pada umumnya
berbagai jenis prilaku baik yang disadari maupun yang tidak disadari, yang
3. Gerakan
komunikasi verbal. Gerakan meliputi gerak tubuh, gerak tangan dan kaki serta
ekspresi wajah. “Lengan adalah transmiter utama gerak, meski gerak kaki dan
pelengkap komunikasi verbal. Ini menunjukan baik munculnya emosi umum atau
4. Dialog
Dialog merupakan bentuk penyajian kata-kata yang diucapkan oleh dua atau lebih
berdasarkan skenario yang telah dibuat dan dialog telah disusun untuk mendukung
plot atau alur cerita. Menurut Sidharta dan sony, dialog merupakan gambaran dari
logika berfikir, latar belakang serta interaksi antara satu tokoh dengan tokoh yang
&Sony,2004:78)
penelitian, karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang
menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian
adalah serial drama sejarah Korea yang berjudul “The Great Queen Seondeok”
yang memiliki 62 episode secara keseluruhan. Fokus utama penelitian ini hanya
dititik beratkan pada episode 1,2,3,51 dan 52 saja, dimana kelima episode ini
dinilai cukup mewakili representasi feminisme yang terdapat dalam serial ini.
Adapun yang menjadi sumber data primer adalah dokumentasi serial drama “The
Great Queen Seondeok” dan data sekunder berupa referensi serta literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh melalui majalah, koran online.
1. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi melalui kaset DVD serial
2. Studi Pustaka
semiotik.
1. Tahap Reduksi
feminisme dalam film serial drama “The Great Queen Seondeok “. Kemudian
menentukan adegan-adegan yang akan dianalisis dan yang tidak. Pada tahap ini
film yang menjadi objek penelitian dibagi-bagi menurut adegan yang ada untuk
2. Tahap Kategorisasi
simbol visual pada film “The Great Queen Seondeok” berdasarkan subtema
analisis
37
3. Tahap Analisis
Penulis data berupa gambar-gambar visual secara kualitatif dalam frame semiotika
yang mengacu pada kode-kode televisi John Fiske, sesuai dengan level realita,
Setelah dilakukan analisa yang mengacu pada fokus penelitian. Dimulai dari
mencari bagian dalam adegan yang sarat akan gerakan feminisme dalam serial
5. Simpulan
Tahap terakhir, peneliti menarik kesimpulan dari seluruh argumen yang telah
dibuat.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Film merupakan salah satu media massa yang dapat merekam kehidupan sosial
dalam bingkai yang menarik. Bagaimana pengemasan film menjadi sebuah sarana
komunikasi massa yang efektif tergantung dari kerjasama tim yang terlibat dalam
drama korea “The Great Queen Seondeok” sebagai objek penelitian, yang
diproduksi oleh Munhwa Broadcasting Company ( MBC ) pada tahun 2009. Serial
drama ini adalah salah satu referensi yang dianggap penulis cukup
merepresentasikan gerakan feminisme dan tepat untuk dijadikan acuan bagi kaum
dan menghasilkan.
Pada penelitian ini, penulis mencoba menganalisis adegan per adegan yang
peran dan posisi pada beberapa tokoh utama perempuan dalam serial drama ini
Adegan 1
Gambar. 4.1
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Disebuah perbukitan Shilla, Raja Jin heung menunggang kuda dengan gagah
Hamparan perbukitan Shilla yang luas nan elok di sempurnakan dengan teknik
pengambilan gambar yang tepat yakni Extreme Long Shot (ELS). Teknik
pengambilan gambar ini ditujukan untuk gambar yang sangat jauh, panjang dan
luas serta berdimensi lebar. Teknik (ELS) ini bertujuan membawa penonton untuk
lebih mengenal lokasi cerita. Raja Jin Heung dengan kostum raja yang mewah
berwibawa sebagai seorang Raja yang berkuasa di Kerajaan Shilla. Posisi seorang
raja tergambar pada Raja Jin Heung ini terepresentasikan melalui kostum dan
latar
Adegan : 2
Gambar. 4.2
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Panglima Moon Noh dengan kostum serba putih sedang memimpin doa di gunung
Ba Gong kore untuk kejayaan dan keselamatan Shilla. Putih berarti suci dan
hubungan dengan Sang Khalik. Pada masyarakat Korea, kostum berwarna putih
Melalui angle ini, penonton dapat lebih merasakan emosi si aktor berdasarkan
Adegan : 3
Gambar. 4.3
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Masih di area perbukitan Shila, Raja Jin Heung terkepung oleh perampok Baekje.
Raja Jin heung mengenakan kostum rajanya merepresentasikan bahwa Raja Jin-
Heung memiliki status sosial yang sangat tinggi. Sementara perampok Baekje
dengan kostum dan penutup muka berwarna hitam-hitam serta memegang samurai
memberi kesan sadis dan misterius. Dengan demikian, kostum juga dapat menjadi
pembeda kelas, status sosial bahkan karakter seseorang dengan yang lainnya.
Nada bicara yang tinggi dan menantang, serta perawakan yang misterius membuat
pasukan Baekje terkesan mencerminkan perilaku yang tidak ramah dan kejam.
perampok yang tidak terima atas kekalahan kerajaan Baekje dan berniat
kami,...serang..!!!.”
✚✛
Adegan 4
Gambar. 4.4
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
berwarna merah, dilengkapi samurai, topi dan masker baja, memberi kesan bahwa
Mishill seorang wanita yang tangguh. Perilaku Mishill yang berani berperang
melawan musuh untuk melindungi nyawa orang yang dihormati dan dicintainya
perempuan yang tidak hanya bisa melakukan peran-peran domestik, tetapi juga
pengambilan gambar yang dilakukan memakai teknik Medium Shot (MS) yang
membuat penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi dari pemain.
Adegan 5
Mishill mengkhawatirkan
keselamatan Raja Jin Heung
Gambar. 4.5
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
atribut perangnya, dengan mimik wajah cemas dan sedikit menyesal ia segera
berlutut di hadapan Raja. Nada bicara Mishill yang lembut dan penuh rasa peduli
Raja Jin heung. Teknik pengambilan gambar Close Up (CU) yang mempertegas
Adegan 6
Gambar. 4.6
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
kepribadiannya yang berani dan percaya diri gerakan tubuh Mishill menundukan
istana..”
Adegan 7
Gambar. 4.7
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
61
bincang dengan Raja Jin heung. Mishill sebagai selir , berpenampilan cantik dan
menggambarkan sifat wanita yang penuh dengan kelembutan. Didepan Raja Jin
ambisinya. Perilaku Raja Jin Heung sebagai suami dalam adegan ini, menunjukan
(inferior). Terlihat gerak tubuh Mishill yang sedang menuangkan teh untuk Raja
Jin Heung. Gesture tubuh Mishill saat melayani raja terkesan anggun dan penuh
hormat.
ini terwujud”.
paduka.”
62
Adegan 8
Gambar. 4.8
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Rambut terawat panjang, kulit halus putih bersih, wajah cantik, sikap yang santun
Mishill yang mulai berbohong di belakang Raja Jin Heung, berperilaku lemah
kegaduhan diluar tandu. Raja Jin heung curiga dan menyuruh Mishill melihat ke
luar. Tanpa diduga, Mishill memberi isyarat pada pengawal tandu untuk
kelancaran strateginya.
Adegan 9
Raja terbaring sakit Mishill khawatir Raja memutuskan Raut sedih dan
Dengan kesehatan Putra Baekjong kecewa atas
Raja Jin Heung menjadi penerusnya keputusan Raja
Gambar. 4.9
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Di tempat peristirahatan nya Raja Jin Heung yang lemah terbaring di tempat tidur
menandakan tidak bisa bertahan lama dengan sakitnya. Raut wajah Mishill terlihat
cemas ketika Raja mulai menyuruhnya menulis surat wasiat. Perilaku Raja Jin
menyatakan setuju dengan surat wasiat Raja. Bahasa tubuh Mishill terlihat gelisah
tak adil?
saya?.”
paduka.”
Adegan 10
Gambar. 4.10
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Mishill yang selalu mempesona dengan senyum yang menawan dan paras yang
cantik. Ciri khas Mishill yakni senyumnya dan pembawaannya yang selalu tenang
dan keanggunan. Selain itu warna ini juga mewakili kekuasaan. Umumnya, kaum
perempuan yang telah mapan dan mandiri cenderung memilih ungu atau nuansa
65
ungu dalam koleksi pakaiannya. Terbukti dari latar belakang Mishill yang
berpenampilan anggun dengan padu padan kostum, hiasan rambut dan asesoris
begitu Mishill berusaha tetap tenang. Dengan gerakan mata Mishill dan
seperti ini?”
bagaimana?.”
siapkan saja..!!.”
66
Adegan 11
Gambar. 4.11
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
kombinasi warna pastel (lembut), Mishill membawa nampan berisi air dan obat-
obatan yang harus segera diminum oleh Raja Jin heung menampakan sisi
Seperti halnya perempuan yang memiliki kasih sayang dan rasa peduli yang
tinggi. Gesture Mishill terhadap Raja Jin Heung, ketika menasehatinya untuk
dilakukan pada shoot ini adalah close up dan medium long shot. Pengambilan
obat.”
........................................
ku lupakan selamanya.”
Adegan 12
Gambar. 4.12
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
lingkungan istana. Cara berbicara Mishill yang penuh penekanan dan ekspresi
wajah yang dingin membuat semua penghuni istana takluk padanya, termasuk
putra Baekjong,cucu Raja Jin Heung yang sebenarnya ditetapkan menjadi penerus
kedudukan raja oleh Raja Jin Heung kelak, terlihat takut dengan pembawaan
68
Mishill yang kejam dan penuh ambisi. Teknik pengambilan gambar close up
Adegan 13
Gambar. 4.13
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
masing Mishill yang memiliki kharisma dan pesona dengan mudahnya merayu
dan memikat para lelaki. Sikap Mishill yang lemah lembut, cerdas, dan mampu
membaca situasi mampu membuat para lelaki bertekuk lutut padanya, dan selalu
Geumnyum. Terlihat dari siluet yang nampak, mereka berdua yang berada dalam
ambisinya
yang tahu.”
Geumnyum : “ Maksudnya..?.”
Adegan 14
Gambar. 4.14
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
kerajaan dan mahkota kebesaran Shilla, hal ini sudah dapat mengkomunikasikan
bahwa ia adalah pemimpin baru di kerajaan Shilla. Cara Raja jinji berdiri dan
✣✤
mengangkat telur He Ju Shi, dengan senyum puas dan rasa bangga atas
sikap pemimpin yang haus akan harta dan kekuasaan, sementara Ekspresi wajah
Mishill menampakan kepuasan, rencana menukar surat wasiat Raja Jin Heung
berjalan mulus
umur”
Adegan 15
Gambar. 4.15
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
sambil menggendong bayi hasil hubungannya dengan raja Jinji. Dengan ekspresi
wajah setengah memelas dan memohon Raja Jinji menepati janjinya untuk
✥✦
menjadikan Mishill permaisuri, namun Raja Jinji tidak mau menepati janjinya
untuk menjadikan Mishill sebagai permaisuri. Perilaku Raja Jinji yang acuh tak
seorang perempuan yang kecewa, karena telah dicampakan oleh pria yang telah
istri.”
kedudukan raja.”
Adegan 16
Gambar. 4.16
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
pelayan istana yang lugu dan apa adanya, tanpa banyak menggunakan aksesoris
seperti yang dikenakan Mishill. Kostum dan Aksesoris pada zaman dinasti Shilla
sangat menentukan perbedaan peran, posisi dan status sosial seseorang. Berlatar di
pintu belakang kuil istana, So Hwa yang selalu ingin tahu, mengendap-endap dan
mengintip apa yang terjadi di kuil istana membuat Putri Maya terkejut melihat
para hwarang yang sedang merias diri. Pada masyarakat Shilla, apabila para
belakang.”
itu.”
merias diri?.”
saya.”
berdandan?.”
di dunia.”
✫✬
Adegan 17
Gambar. 4.17
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Pada hari penyembahan, di pelataran istana, Raja Jinji lengkap dengan kostum
dan atribut kerajaan, terkejut melihat aksi Mishill. Gerak tubuh Mishill terlihat
percaya diri berjalan memimpin barisan hwarang menuju ke arah Raja Jinji.
Dengan langkah yang pasti, postur tubuh tegap dan ekspresi wajah tegas namun
tetap tenang Mishill mengungkap fakta tentang kebenaran surat wasiat Raja Jin
orang disekitarnya, ingkar janji dan egois mendapat reaksi keras terutama oleh
mengingkari janjinya.
pada paduka.”
sendiri.”
ditanganmu.”
mereka..!!!.”
( Para hwarang, merobek baju dan atribut mereka dengan menggunakan belati dan
dimulai dari barisan paling depan lalu disusul oleh barisan kedua ).
mereka.”
saja.”
Adegan 18
Gambar. 4.18
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
anggun, bertutur kata halus, cerdas) membuat para lelaki tak kuasa menolak
✱✱
istrinya akan menikah dengan orang lain. Mishill ingin menjadi permaisuri dari
mendesak Raja Jinpeyong dan pihak istana agar segera melaksanakan perkawinan
negara. Ketiga adegan kali ini diambil dengan shoot close up, close up ini
lainnya. Melalui angle ini, sebuah gambar terlihat lebih hidup dan dapat berbicara
sendiri kepada penonton, karena emosi dan ekspresi wajah akan tergambar dengan
Dialog : Mishill : “ Tidak lama lagi saya akan jadi istri Putra
Mishill )
putri Maya.”
Adegan 19
Semua orang terkejut melihat kedatangan putri Maya, terutama Mishill dan Raja
Jinpeyong
Gambar. 4.19
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
dirinya menjadi Istri Raja Jinpeyong, yang secara tidak langsung dapat
✴✵
ekspresi wajah Mishill berubah menjadi merah padam karena terbakar api
panglima Moon Noh. Sikap terkejut dan amarah yang ditampakkan Mishill dan
pada paduka.”
mengeluarkan suara
disini.”
kembali...”
itu?.”
selamatkan Maya”
hidup?,,semuanya selamat..?
terimaksih...permaisuri.”
81
Adegan 20
Gambar. 4.20
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
baru. Kostum yang kerap kali digunakan Mishill selalu dikombinasikan dengan
memikirkan rencana baru, setelah selama ini rencana untuk merebut kekuasaan
selalu gagal. Sikap pantang menyerah yang dimiliki Mishill dalam mencapai
keinginannya terlihat dari berbagai usaha dan rencananya gagal,namun Mishill tak
pernah putus asa memutar otak untuk menciptakan strategi baru. Ekspresi
kegalauan Mishill pada raut wajahnya berubah menjadi penuh optimis saat Seo-ri
segalanya.”
Adegan 21
Gambar. 4.21
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Selain piawai dalam berperang, mengatur strategi dan merawat diri, Mishill juga
pandai bermain musik. Saat penat ia habiskan untuk memadu-padankan nada dan
irama yang berasal dari gelas musik menjadi satu komposisi alunan musik yang
kabar berita bahwa permaisuri sudah melahirkan anak kembar. Dengan tatapan
83
penuh keyakinan dan percaya diri, Mishill kembali bangkit dan mengatur strategi
gaya bicara yang optimis dan tegas, pengendalian emosi dan dapat membaca
situasi membuat Mishill dikagumi dan disegani oleh para pengikutnya. Teknik
aktor agar penonton dapat mengenali profil dan karakter pemain lebih dalam.
baru.”
Mishill : “ Baiklah.”
84
Adegan 22
Gambar. 4.22
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Mengambil setting di dalam ruang rapat istana Mishill kembali mengatur strategi
baru bersama klannya. Kostum yang dikenakan Mishill selalu serasi dengan
ungu mempertegas kesan mewah dan anggun. Mishill duduk dengan anggun
situasi, prediksinya terkadang sangat tepat, sifat teliti Mishill ini digambarkan
dilakukan dalam adegan ini adalah medium shot yang bertujuan agar penonton
dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari masing-masing pemain.
melahirkan”
85
Noh.”
sekarang.”
hwarang.”
Seojong : “ baik.”
Seori : “ iya..”
permaisuri.”
Adegan 23
Gambar. 4.23
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Dalam misinya menyelamatkan bayi kembar raja Jinpeyong, Guo xian atau yang
dikenal sebagai panglima Moon Noh dengan gagah berani, menerobos penjaga
utusan Mishill. Sikap Guo xian yang cerdas dan sigap berhasil mengecoh pasukan
dan anak buah Mishill. Guo xian memeluk gulungan kain yg seolah-olah
berbentuk bayi meyakinkan pasukan dan anak buah Mishill yang hendak merebut
gulungan kain yang dikiranya bayi itu, dan akhirnya ia berhasil masuk ke dalam
anak ini..!!.”
87
Adegan 24
Gambar. 4.24
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
apapun. Sikap tenang yang tampak pada Mishill memberi kesan bahwa Mishill
tetap taat pada aturan istana dan tidak terlihat sedang melancarkan serangkaian
pengambilan gambar yang dilakukan dalam adegan raja Jinpeyong yang sedang
88
mengangkat bayi adalah middle close up. Melalui shoot ini penonton diajak untuk
melihat lebih dalam bahasa tubuh dan emosi Raja Jinpeyong yang sedang bahagia
dirayakan
Adegan 25
Gambar. 4.25
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Dibalik sosok lembut dan keanggunannya, Mishill memiliki sifat tegas dan sadis.
samurai menampakan sisi lain dari seorang perempuan yang berfikir dan
memaafkan orang-orang yang lalai akan tugas yang ia perintahkan, apalagi hal
orang suruhannya menjadi takut dan tunduk padanya. Ekspresi wajah yang dingin
89
dan gerakan samurai Mishill menebas leher para penjaga istana dengan satu
pencarian..!!.”
lagi..?.”
delapan.”
paham..!!!.”
Adegan 26
Gambar. 4.26
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Tanpa sadar Chilseok bertemu Deokman, salah satu bayi kembar yang ia cari
selama lima belas tahun, namun mereka berdua tidak saling menyadari hal itu.
Saat bertemu Chil Sook di padang pasir, Deokman menawarkan kepada Chill
adalah seorang remaja pengembara berani, cerdas dan percaya diri. Sikap
Deokman yang cerdas, ceria dan pandai bahasa Ji Lin membuat Chilsook sedikit
curiga. Gesture Deokman ketika berjalan terlihat sangat hati-hati dan waspada,
gerakannya menangkap ular pun sangat yakin dan berani. Teknik pengambilan
gambar close up, yang bertujuan agar penonton dapat lebih mengenal karakter dan
menangkapnya.”
perempuan itu?.”
perdagangan ya?
jalan lagi.”
perdagangan..mari lanjutkan
perjalanan.”
Adegan 27
Gambar. 4.27
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
dapatkan dari para pedagang mesir ataupun negara lainnya yang singgah di kedai
93
ibu asuhnya. Deokman tidak segan-segan bertanya pada para pedagang tentang
hal-hal yang belum ia ketahui. Sikapnya yang mudah bergaul dengan siapa saja
dan ingin belajar dari pengalaman orang lain membuat dirinya menjadi pribadi
yang disukai. Ekspresi wajah bersemangat dan kagum tergambar ketika Deokman
Selain close up, teknik yang dilakukan dalam pengambilan gambar pada adegan
ini adalah medium shot yang bertujuan mengajak penonton agar dapat melihat
Cartan.
untuk menjelaskan.”
membacanya.,”
memusyawarahkan negara.”
Adegan 28
Gambar. 4.28
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
waja dan emosi kegembiraan Deokman saat menerima buku dari para pedagang.
ghuang?.”
wei?.”
api.”
melakukannya.”
Adegan 29
Gambar. 4.29
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Suatu ketika Deokman bertanya pada So Hwa ibu asuhnya tentang keberadaan
ayah kandungnya, So Hwa hanya meneteskan air mata dan menunjukan mimik
selalu optimis dan berusaha tetap tersenyum dalam situasi dan kondisi apapun
bahwa ia dapat melindungi So hwa dan bertahan hidup seorang diri tanpa kasih
sayang dari seorang ayah. Sikap Deokman ini merupakan gambaran dari
kemandiria seorang anak perempuan yang tak pernah merasakan kasih sayang
96
ayah sejak lahir. Gerakan Deokman memeluk So Hwa ketika So Hwa terbatuk-
cepat tidur.”
pendekar?.”
dengan ayah.”
memalukan?.”
Adegan 30
Gambar. 4.30
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
mencapai keinginannya. Sikap pantang menyerah dan selalu bangkit ketika gagal
serta berusaha mewujudkan ambisinya merupakan sifat dan karakter Mishill yang
memang tak pernah putus asa dalam menghadapi kegagalan usahanya. Banyak
jalan menuju roma untuk mencoba berbagai macam cara untuk mewujudkan
ambisinya. Mungkin hal ini lah yang membuatnya dikagumi oleh para
padanya. Saat mendengar putra mahkota meninggal dunia, ia pun segera Mishill
menyusun rencana baru untuk melakukan pemilihan putra mahkota dan berharap
memikirkannya?.”
saya.”
99
Seolwon : “ Mishill....Mishill..”
tergesa-gesa menemuiku?.”
Adegan 31
Gambar. 4.31
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
meskipun dia sudah mati karena meminum racun. Mishill duduk dengan anggun
susah percaya bahwa ia sudah meninggal. Sikap Mishill yang ambisius , cerdas
sebagai musuh terbaik. Ekspresi wajah Mishill sangat tenang dan anggun ketika
dilakukan close up dengan tujuan agar penonton ikut terbawa emosi ketika
selama-lamanya.
Mishill...”
Adegan 32
Deokman memaksa Bi dam Dengan raut wajah sedih Deokman terkejut men-
menjelaskan hubungannya Bi dam mengungkapkan dengar pengakuan Bi-
bahwa dengan Mishill cerita yang sebenarnya dam Mishill adalah ibu
kandungnya
Gambar. 4.32
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Deokman geram dan kecewa. Tangan Deokman memukul Bi dam dan bersuara
sebelumnya marah dan kecewa pada Bi dam sedikit melunak ketika mendengar
cerita sedih Bi dam dan seketika berubah menjadi iba dan simpatik
alasannya..?!!!.”
melahirkanku.”
102
Adegan 33
Pengawal pasukan istana Chil sook bersikeras untuk Chil sook &Seokpum
menghadang pasukan tidak menyerah dan tetap merencanakan melakukan
Mishill melakukan perlawanan pemberontakan
Gambar. 4.33
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Jika dilihat dari raut wajah yang sangar, postur tubuh yang tegap , pandangan
mata yang tajam, sudah dapat dipastikan Chil sook sangat cocok menjadi pemeran
antagonis terbaik setelah Mishill dalam serial drama ini. Para pasukan Mishill
menyerahkan diri, setelah mendengar kabar Mishill telah meninggal, namun Chil
sook tidak mau menyerah dan akan melakukan pemberontakan. Sikap keras Chil
sook yang tidak mau menyerahkan diri pada Yang Mulia Putri deokman
pengambilan gambar dalam adegan dialog antara Chil Sook dan Seokpum adalah
middle close up, melalui angle ini penonton masih tetap dapat melihat latar
meninggal ? “
sama.”
Adegan 34
Gambar. 4.34
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Bi dam tak dapat membendung kesedihan ketika tahu Mishill adalah ibu
sedih, air mata yang mengalir dan nada bicara yang sedikit terisak membuat Putri
dam begitu saja sewaktu bayi menjadi dilema untuk Bi dam Dan Deokman yang
pada dasarnya saling mencintai. Deokman memeluk Bi dam yang sedih akan
penderitaan dan nasibnya. Memeluk seseorang yang sedang sedih dapat membuat
105
hatinya sedikit terobati. Teknik pengambilan gambar saat Deokman dan Bi dam
ibumu?.”
perasaanku...”
anak.”
106
Adegan 35
Gambar. 4.35
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Di kediaman Raja Jinpeyong, baik Ratu Maya ataupun Putri Deokman, keduanya
memprihatinkan terlihat dari gesture, mimik muka, air mata dan isak tangis ratu
Maya. Sikap mandiri dan berani Putri deokman membuat ayahnya yakin kalau
anaknya sanggup menjadi pemimpin yang bijaksana untuk negara Shilla. Gerakan
dirinya sedang memberi semangat hidup pada ayahnya (Raja Jinpeyong) untuk
bangkit dan pulih dari sakitnya, sampai akhirnya Raja Jinpeyong menutup mata
untuk selamanya. Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam adegan ini
adalah medium long shot, dengan tujuan memperkaya keindahan gambar yang
Kumohon,,bangunlah...”
pemimpinnya.”
Adegan 36
Gambar. 4.36
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
mereka masih mengenakan kostum duka yang berwarna putih kombinasi hitam
Seluruh dewan istana terkejut dan menoleh ke arah Putri Deokman atas keputusan
Mishill.”
dieksekusi....”
Adegan 37
Ibunda Ratu tidak setuju dengan Putri deokman tetap teguh pendirian
keputusan Deokman untuk tidak dan bersikeras pada keputusannya
menghukum mati klan Mishill
Gambar. 4.37
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
pada klan Mishill masih dengan menggunakan kostum putih dengan list hitam
keputusan Deokman untuk tidak melakukan eksekusi pada klan Mishill termasuk
ibunda Ratu Maya, namun Sikap Deokman yang teguh pendirian dapat
meyakinkan ibunda ratu yang tadinya ragu akan keputusan Deokman untuk tidak
keluarga istana, bahwa sifat dendam hanyalah akan membuka luka lama dan akan
semua ?.”
Adegan 38
menggambarkan seorang yang teguh pendirian dan taat prinsip. Sikap profesional
Teknik pengambilan gambar dalam adegan musyawarah antara dewan istana dan
Deokman adalah medium shot dimana para penonton dapat melihat dengan jelas
mempertimbangkan kembali
Mishill.”
112
kita ?.”
Mishill ?.”
menyelamatkan Shilla.”
Adegan 39
Gambar. 4.39
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Warna putih bagi masyarakat Shilla berarti warna yang menggambarkan suasana
duka. Gerakan klan Mishill yang berlutut pada Putri Deokman mengungkapkan
rasa terima kasih mereka karena Putri Deokman tidak jadi menjatuhkan hukuman
berterima kasih pada Putri Deokman, sementara yang lain hanya mengikuti saja
Adegan 40
Gambar. 4.40
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
115
Sosok dan penampilan Putri Deokman yang anggun, mandiri dan cerdas membuat
Bi dam jatuh cinta padanya. Bahasa tubuh dan gaya bicara Bi dam
kenegaraan. Sulit sekali berada diposisi Bi dam, di satu sisi ia ingin menghormati
mendiang ibunya di sisi lain ia tidak bisa memungkiri perasaan cintanya pada
Deokman. Sikap Bi dam yang mampu melakukan apa saja demi orang yang
berterima kasih dan bersimpatik padanya. Kedua tokoh dalam adegan ini di shoot
secara close up, agar penonton dapat merasakan emosi masing-masing tokoh.
untuk saya.”
Adegan 41
Ibunda Ratu meminta Putri Deokman dengan yakin bunda Ratu memeluk
Deokman untuk berjuang menyatakan kesanggupanny Deokman dengan penuh
seorang diri untuk Shilla menjadi pemimpin Shilla kasih sayang
Gambar. 4.41
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Putri Deokman menggunakan kostum berwarna biru yang memiliki arti tenang,
seorang pendendam. Deokman lebih memilih untuk berdamai dengan klan Mishill
ketimbang harus melakukan eksekusi mati pada mereka. Ibunda Ratu Maya yang
sebagai Ratu.”
117
diri dikuil.”
Adegan 42
Gambar. 4.42
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Kerutan dahi dan tatapan sendu Putri Deokman menggambarkan suasana hatinya
yang sedang bimbang dan ragu untuk melaksanakan amanat mendiang ayahnya
untuk menjadi pemimpin Shilla dan berjuang seorang diri tanpa bergantung pada
secara close up untuk mengajak penonton memahami pikiran dan perasaan tokoh
tersebut.
Adegan 43
Hari penobatan Putri Deokman Ratu Seondeok memberi Seluruh rakyat berlutut
sebagai Ratu Seondeok salam pada seluruh menyambut Ratu baru
rakyat mereka
Gambar. 4.43
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Lengkap dengan kostum seorang Raja, Deokman berdiri di tahta kerajaan didepan
orang nomor satu di kerajaan Shilla. Kostum Ratu yang bernuansa mera
rakyatnya. Gerakan tangan Ratu Seondeok memberi salam pada seluruh rakyatnya
tinggi kewibawaannya
Ratu Seondeok....”
mulia...”
syarat.”
Adegan : 44
Gambar. 4.44
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
istana. Di dominasi dengan nuansa gold baik pada kostum Ratu maupun
Seondeok yang tidak ingin mendendam pada luka lama dan tidak ingin menengok
121
ke masa lalu serta ingin merangkul semua rakyat untuk dapat membuat Shilla
bersatu mendapat respon positif dari anak buahnya. Keyakinan Ratu Seondeok
untuk menjadikan Shilla berjaya tergambar melalui ekspresi wajahnya yang yakin
dan percaya diri dengan mata yang berbinar menyambut masa depan Shilla yang
lebih baik
negara.”
Mulia..”
anda.”
Mulia.”
ini.”
Adegan : 45
Gambar. 4.45
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
bahu hingga perut dipadu dengan aksesoris rambut dan anting yang serasi. Ratu
Dengan menempati posisi duduk pada kursi utama membuat Ratu Seondeok
ditinggikan derajatnya sebagai seorang Ratu. Adu argumen pun terjadi antara
123
Ratu Seondeok dan dewan istana tentang cara meningkatkan kejayaan Shilla. Pola
pikir Ratu yang cerdas dapat membuka jalan pikiran anak buahnya, bahwa
kejayaan sebuah negara tidak selalu disebabkan oleh militer atau persenjataan
yang hebat,namun dari dukungan rakyatnya. Ekspresi wajah yakin Ratu Seondeok
kerajaan ?.”
tinggi.”
menyepelekan pendapat
anda....tapi...”
orangnya.”
yang dimaksud.”
tanah ?.”
mereka.
125
Adegan 46
Gambar. 4.46
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Kostum yang digunakan Bi dam bernuansa hitam, sampai kipas aksesoris yang
digunakan pun berwarna hitam menggambarkan kesan misterius dan sulit ditebak.
Sikap Bi dam yang tegas, gaya bicara yang meyakinkan dan percaya diri serta
kelihaiannya mengatur strategi membuat Ratu sangat percaya untuk mengutus Bi-
inspektorat
jabatan. “
butuhkan. “
126
saya ? “
anda. “
127
Adegan 47
Ratu Seondeok bersosialisasi Ratu Seondeok puas dengan Seluruh rakyat berso-
langsung dengan para petani hasil panen yang melimpah rak gembira menga-
gungkan ratu
Gambar. 4.47
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
namun gaya bicara tetap tegas dan berwibawa menambah daftar kesempurnaan
oleh rakyat berbagai kalangan. Dipusat perdangan Shilla, Ratu ikut membaur
penghargaan bagi petani yang berhasil menggarap lahan tandus dan menghasilkan
Yang Bonggi..?
tandus ?. “
Mulia..”
129
Adegan 48
Gambar. 4.48
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
Mengambil setting di Shilla Milenium Park atau replika istana Shilla, Penampilan
Yushin sebagai panglima perang yang handal, bersahaja dan rela berkorban bagi
bangsanya membuat dirinya dikagumi banyak orang termasuk Ratu. Sikap Yushin
yang sangat percaya pada pasukan / anak buahnya yang sebenarnya masih aktif
Ekspresi wajah Yushin tersipu malu ketika Ratu memuji kemampuannya, namun
pencapaian-pencapaian anda.”
seperti itu. ”
meningkat pesat.”
sendiri. “
mempercayai mereka.”
Yang Mulia ?”
anda. “
131
Adegan 49
Gambar. 4.49
Sumber : Serial The Great Queen Seondeok
maaf atas kesalahan yang dilakukan Wolya anak buahnya. Sikap Yushin yang
gambar close up, menegaskan amarah dan kekesalan Ratu terhadap Yushin yang
inspektorat. ” Apa
kesalahannya sehingga
membuatnya ditahan..?”
diskriminasi, menempatkan
Gaya...! ”
meninggalkan Gaya..!. “
orangku,,!!. ...Bidam...!!!!. “
saya ?.”
marsekal. “
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, dimana data-data yang telah
masalah penelitian yang merujuk pada konsep feminisme serta perilaku, peran dan
posisi pada tokoh utama perempuan pada serial The Great Queen Seondeok yakni
Mishill dan Deokman maka didapatlah beberapa adegan yang menunjukan peran
dan posisi perempuan dalam serial ini, baik dalam konteks keluarga maupun
perempuan pada tokoh perempuan dalam serial drama “The Great Queen
13 Melayani
Mishill berusaha merayu
kebutuhan pangeran Geumnyum dan rela
Long
biologis suami Shot menjadi selir serta melayani
(LS)
Peran: kebutuhan bilogis pangeran
Domestik Geumnyum demi mewujudkan
ambisinya untuk menjadi seorang
permaisuri
15 Melahirkan
Melahirkan dan dicampakan
anak dari Sambil menggendong bayi hasil
Medium
seorang laki- Long hubungannya dengan Geumyeun,
Shot
laki dan Mishill memohon untuk tidak
(MLS)
dicampakan meninggalkannya dan menepati
Posisi: janjinya untuk menjadikannya
konteks Pemerintahan
Setelah dilakukan tahap reduksi , kategorisasi dan analisis data maka didapatkan
Domestik - 0 Adegan
Subordinat - 0 Adegan
5.2. Pembahasan
keluarga
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas terdapat tiga adegan yang
menunjukan peran domestik yakni adegan ke-7, 11 dan 13 dan dua adegan
keluarga yakni adegan ke-9 dan 15. Dalam adegan ke-9 Mishill tak bisa menolak
hatinya. Berikut dialog antara Mishill dan Jin Heung pada adegan ke-9 :
Jin Heung: “ Nyawa saya sudah hampir buntu, beri saya alat tulis, penerus saya
adalah Baekjong. Mishill dan Jin Lun tidak boleh ikut campur masalah kerajaan
istri yang sah karena sudah melahirkan darah dagingnya). Sambil menggendong
Berikut dialog antara Mishill dan Geumyeun (Raja Jinji) pada adegan adegan ke-
15 :
Mishill : “ Ingat, saya sudah sembunyikan surat wasiat Raja Jin Heung,
Geumyeun : “ Mishill, mulai hari ini jangan pernah ungkit surat wasiat lagi.”
mengurus kebutuhan rumah tangga, mengurus suami saat sakit, dan sebagainya.
perempuan pada kelas subordinat misalnya : Istri harus tunduk pada keinginan
Selain itu juga terjadi marjinalisasi terhadap kaum perempuan (Mishill) yakni
dicampakan begitu saja setelah melahirkan anak, tidak diakui sebagai istri yang
Sebagian kalangan feminis memandang posisi ibu rumah tangga begitu rendah.
Salah satunya adalah Betty Friedan yang secara langsung menentang pencitraan
tradisional perempuan oleh media. Pada tahun 1963, dalam bukunya The
Pandangan tersebut didasari oleh asumsi bahwa perempuan yang berdaya adalah
perempuan yang berperan di sektor publik, terutama dalam bidang ekonomi dan
Ketidakmampuan wanita dalam hal ini dianggap feminis akan membuka peluang
pria untuk menindas wanita. Untuk itu, wanita menurut mereka harus juga bekerja
materi. Dengan cara itulah, menurut feminis, kesewenangan pria (dalam konteks
ini suami) dapat dikendalikan dan pandangan minor terhadap kemampuan wanita
Friedrich Engels yang menyatakan status perempuan jatuh karena adanya konsep
kekayaan pribadi (Private property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk
mendominasi hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property.
Untuk membebaskan perempuan dari penindasan dalam keluarga itu, Engels mengajak
perempuan untuk memasuki sektor publik yang dapat membuat perempuan juga produktif
hidup. Dalam penelitian ini, peran publik yang dilakukan perempuan dalam
tumbuh sebagai gadis remaja sederhana, dibesarkan oleh So Hwa pelayan istana
yang menjadi orang tua asuhnya, menjalani kehidupan yang keras tanpa
perlindungan seorang ayah serta membantu ibu asuhnya mencari nafkah tambahan
dengan menyusuri gurun pasir setiap harinya seorang diri. Sejak kanak-kanak
Dia dapat menerima kenyataan bahwa tak ada seorang ayah yang hadir dalam
kehidupannya, selain itu Deokman juga bisa menggantikan peran ayah untuk
melindungi ibu asuhnya dan membantu mencari nafkah tambahan. Hal ini
tergambar pada adegan 26 dan 29. Berikut dialog yang membuktikan peran ayah
dapat digantikan oleh seorang anak yang mau tak mau menjadi tulang punggung
pada ibunya :
Deokman : “ Ibu... saya tidak ada ayah juga bisa bertahan. Ibu, kita pergi ke
penyakit ibu, selain itu kita juga bisa dapatkan banyak uang disana.
pemerintahan
mengorganisir di tingkatan formal politik, sering kali dalam kerangka kerja politik
nasional.
146
Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh pria, dan biasanya dibayar secara langsung
merugikan terutama pada salah satu jenis kelamin ini telah mendorong
diperjuangkannya kondisi ideal dan adil, terutama bagi semua jenis kelamin yakni
Seperti halnya serial drama “The Great Queen Seondeok” ini yang sebagian besar
agar mereka mau diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang
pemimpin identik dengan sosok laki-laki yang dewasa dan bijaksana baik dari
keraguan ini dapat diatasi dengan keterampilan dan prestasi yang dicapai,
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu
Mishill menjadi pemimpin yang sangat disegani bagi klannya, dalam tabel
Selain itu Mishill juga memerintahkan salah satu anak buahnya untuk menangkap
dan membunuh pelayan So-Hwa dan bayi Raja karena dianggap telah membuat
melakukan kudeta untuk menggulingkan tahta Raja Jinji yang telah ingkar janji
pada Mishill.
148
Berikut dialog antara Mishill dan Raja Jinji saat melakukan kudeta yang
ditanganmu.”
menjalankan perannya dengan baik. Mengambil keputusan penting yang sulit dan
mengambil keputusan penting untuk mengeksekusi klan Mishill yang sudah jelas
Deokman memberi keputusan yang kontroversial dan sulit diterima oleh pihak
kesalahan mereka, mengubur luka lama dalam-dalam dan menyuruh mereka untuk
mudah memaafkan kesalahan klan Mishill yang terbilang fatal membuat sebagian
Mishill maka mereka dapat lebih mudah mengajaknya bekerja sama membangun
Dalam adegan (43, dan 44), posisi Deokman sebagai pemimpin sebuah kerajaan
jauh dari unsur subordinat yang selama ini dilabelkan pada kaum perempuan.
Jelas terbukti bahwa Putri Deokman merupakan orang “nomor satu” di negaranya
yang layak disegani, dihormati dan dipatuhi perintahnya, selain itu kedudukan
Kim Yongchun : “ Saya memperkenalkan ini dia Ratu Baru kita yang akan
Seondeok....”
kontribusi yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang sadar gender,
agar tidak menimbulkan bias gender yang selama ini menjadi penghambat
Pada tahun 2005, dalam penelitian yang dilakukan oleh Caliper, firma konsultan
mengambil resiko dari pemimpin pria. Pemimpin perempuan juga dinilai lebih
mempunyai rasa empati dan fleksibel, dan sama kuatnya dalam interpersonal
skill. Mampu memahami atau membaca situasi dengan akurat dan mengambil
informasi dari dalam maupun dari luar sisi. Para pemimpin perempuan ini bisa
menuntun yang lain untuk mampu mengambil sudut pandang lain, karena mereka
benar-benar mengerti dan peduli pada latar belakang lainnya, jadi orang yang dia
Ratu Seondeok : “ Bi dam, kau harus menjadi mata pisau saya yang mampu
Bi dam : “ Baik yang Mulia, saya akan menjadi mata pisau anda yang
Dari beberapa adegan yang telah diseleksi terlihat jelas perbedaan peran dan
masyarakat. Sebagai contoh, Ketika Mishill menjadi selir dari Raja Jin Heung, ia
tidak dapat melakukan tindakan lebih selain menuruti keinginan Raja Jin heung,
selain itu posisi subordinat dan perlakuan tidak adil-pun harus diterimanya ketika
melahirkan bayi hasil hubungan gelapnya dengan Raja Jinji, Mishill menerima
keluarga inti dengan struktur hierarkis (suami, istri dan anak) menempatkan pria
sebagai wakil borjuis dan perempuan sebagai proletar. Maka hubungan yang
beberapa adegan ketika Putri Deokman menjadi orang nomor satu di dinasti
Begitu juga dengan Mishill, meskipun ia sempat mendapat perlakuan tidak adil
dari suami-suaminya terdahulu, namun setelah Raja Jin heung wafat dan
Seondeok”
tercermin pada perilaku, peran dan posisi, penulis juga menganalisis adegan-
adegan dalam serial drama “The Great Queen Seondeok” dengan menggunakan
level ideologi yang meliputi paham dan nilai-nilai yang terkandung dalam paham
yang terepresentasikan dalam serial drama ini, ada baiknya mengetahui terlebih
dahulu arti dari nilai itu sendiri. Definisi dari nilai adalah sesuatu yang diinginkan,
artinya nilai bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan sebagai suatu yang pantas
dan benar bagi diri sendiri dan orang lain, (Kluckhon dalam Culture and
Behavior). Sementara itu nilai feminisme adalah sesuatu yang baik, yang
memotivasi perempuan untuk berkarya secara inovatif, dan lain sebagainya yang
Nilai feminisme dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang sesuai dengan
tuntutan perempuan atau nilai-nilai perempuan dalam Serial The Great Queen
feminisme yang terkandung dalam serial drama “The Great Queen Seondeok” ada
meringkasnya dalam bentuk pola dan model agar dapat dicermati dengan mudah.
Pola I.
Pola II.
Perilaku, Peran dan Posisi
Publik Perempuan dalam Konteks Dominan
Pemerintahan
Model Pembahasan
Pemberontakan
Penghargaan di
kaum
masyarakat
perempuan
156
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Tentunya kemunculan film-film yang sarat akan gerakan feminisme ini bertujuan
dominasi laki-laki.. Dalam penelitian kali ini, penulis mengangkat serial drama
Korea“The Great Queen Seondeok” untuk diteliti. Pemilihan serial drama ini
gender pada kaum perempuan diberbagai negara. Adapun beberapa temuan dalam
keluarga.
perempuan sebagai makhluk “kelas dua” yang harus selalu bergantung pada
tergambar pada sosok Mishill yang masih harus melakukan pekerjaan domestik
sebagai selir (istri simpanan) dan harus tunduk dengan keputusan suami,
dimarjinalkan (tidak diakui sebagai istri yang sah dan melahirkan bayi yang
belenggu patriarki yang memasung hak-hak mereka .Oleh karena itu mereka
kaum yang tertindas dalam serial ini adalah, meninggalkan bayinya begitu saja
pemerintahan.
kebijakan publik.
sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang sadar gender, agar tidak
serial “The Great Queen Seondeok” adalah hubungan sosial timbal balik,
masyarakat.
6.2. Saran
menyudutkan kaum perempuan, penulis berharap para sineas dan produser film
dapat lebih selektif dalam mengemas film dengan memperkaya produksi film
feminisme yang saat ini masih bias dan disalah artikan dengan pandangan-
2. Dengan mengangkat serial drama The Great Queen Seondeok ini kedalam
serta termotivasi untuk menjadi perempuan yg berdaya guna bagi diri sendiri
yang kurang, oleh karena itu pembaca yang akan melakukan penelitian lanjutan
dengan kajian film, feminisme dan gender diharapkan dengan konsisten dapat
memarginalkan perempuan.
REPRESENTASI FEMINISME DALAM SERIAL
DRAMA “THE GREAT QUEEN SEONDEOK”
(Skripsi)
Oleh
DIAH MANIKAM T.
Oleh
DIAH MANIKAM T.
Skripsi
Pada
I. PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….. 6
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………… 7
1.4. Kegunaan Penelitian …………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dameria A, 2007. Panduan Dasar Warna untuk Desain dan Industri Grafika
Jakarta : Link Match Graphic.
Duggan, Lisa dan Hunter, Nan. 2006. Sex War : Sexual Dissernt And Political
Culture. London : Publisher: Routledge
Effendi, Onong Uchjana. 2006. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :
PT Citra Aditya Bakti.
Kamus
Tim Prima Pena, 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media
Press.
Jurnal
Siregar, Ashadi. 2001. Potret Perempuan dalam Film dan Televisi: Pandangan
dengan perspektif gender. Dalam diskusi panel sosialisasi Kesetaraan dan
Keadilan Gender bagi Praktisi Muda Film dan Televisi. Jakarta (17
Oktober):3-4
Skripsi
Mayaranti, Hasaumi. 2008. Analisis Isi Film Jewel in The Palace dalam
Perspektif Gender. Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Kristalia, Maria Intan. 2009. Representasi Feminisme dalam Film The Devil
Wears Prada, Surabaya : Universitas Petra
Tesis
Internet
Internet
http://www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/hubungan-warna-dengan-
Kita akan merindukan sesuatu yang pernah kita benci/tidak suka ketika
kita menyadari betapa sesungguhnya ia membawa kebaikan
dalam kehidupan kita (My self)
Dia harus menyapu jalanan dengan begitu baiknya sehingga semua yang di
langit dan di bumi ini ibaratnya terhenti untuk mengagumi dedikasi dan
karyanya. "Di sana ada seorang tukang sapu yang mengerjakan semua
pekerjaannya dengan luar biasa."
Penulis dilahirkan di Teluk Betung, Bandar Lampung pada 18 April 1987, sebagai
anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak M. Alwie S.(alm) dan Ibu Usniyanti
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Representasi Feminisme dalam Serial “The Great Queen
Seondeok” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu
Komunikasi di Universitas Lampung.
Diah Manikam T.