PENDAHULUAN
Film pada awalnya dipahami sebagai karya seni dan sebagai bentuk kreativitas
karya seni (film as art), tetapi juga sebagai praktik sosial. Konsumsi film sebagai
yang ditampilkan dalam film mengangkat isu-isu yang dekat dengan masyarakat,
Saat ini film yang banyak diproduksi ialah film yang mengusung tema
menjangkau film untuk berbagai usia, tidak terkecuali anak-anak dan remaja.
perempuan dalam posisi yang lemah dan menjadi objek kekerasan seksual,
Status dan peran sosial tidak lepas dari pengaruh identitas gender yaitu, laki-
laki dan perempuan akan menerima perbedaan peran dan status sosial dalam
menjadi topik yang menarik. Bagi sebagian orang, perempuan adalah sosok yang
istimewa dan bernilai, yang harus dihargai dan dilindungi. Tetapi di sisi lain ada
juga orang yang menekan dan membatasi ruang gerak perempuan sehingga
atau memuliakan kaum laki-laki dalam semua aspek kehidupan. Pada peradaban
dihilangkan
Contoh film yang bisa kita tonton adalah Little Women. Film ini bercerita
tentang empat saudara perempuan dengan mimpi yang berbeda. Melalui Joe,
Gerwig menyampaikan pesan feminis dan juga adanya dominasi laki-laki dalam
film Little Women. Gerwig ingin membingkai karya klasik Alcott tentang proses
ketidaksetaraan gender dalam pernikahan dan keluarga sudah ada saat itu dan
Louisa May Alcott, yang diterbitkan dalam dua jilid pada tahun 1868 dan 1869.
Novel ini telah diadaptasi di berbagai teater, televisi, musikal, opera, drama radio
dan tentunya media film. Pada saat penelitian ini ditulis, Little Women telah
memiliki tujuh adaptasi film. Adaptasi yang paling sukses adalah karya Greta
Adanya pemisahan terhadap perempuan telah menjadi masalah dan telah lama
menjadi topik pembicaraan. Menjadi masalah lain dan siapa pun yang berhadapan
patriarki yang menguasai semua lini hidup ini dan mencoba untuk melawannya.
Wacana perempuan yakni telah muncul selama tiga dekade terakhir dan dapat
diartikan sebagai gerakan untuk membela hak perempuan dan pertahanan terhadap
Namun, perempuan berjuang untuk mendapatkan hak mereka. Sejak awal feminis
memahami bahwa citra perempuan dalam film, iklan, Majalah, literatur atau
gambar, menjadi sasaran kritik mereka. Banyak orang berpikir bahwa perempuan
hanya menginginkan pria dan wanita, suami dan istri memiliki posisi yang sama
di dalam keluarga, tidak ada yang lebih baik, dan bersama saling memuji.
Sehingga tidak ada lagi ketimpangan hak dalam hal pekerjaan rumah tangga.
pekerjaan yang suka (termasuk pekerjaan yang masih dianggap sebelah mata
tidak harus bekerja. Fenomena tersebut menarik untuk dijadikan penelitian karena
pesan dalam film ini membuat seorang perempuan bisa melawan adanya patriarki.
Dalam film, perempuan berjuang untuk mendapatkan hak yang berbeda. Melalui
karakter Joe, kita bisa melihat ketangguhannya dirinya bahwa ia berusaha tanpa
Film ini sangat menarik untuk dikaji karena dalam film ini menceritakan
tentang seorang perempuan yang berani mengubah tradisi yang ada. Sebuah
tradisi yang menuntut perempuan untuk rela memberikan seluruh hidupnya untuk
dengan isu gender yang muncul di masyarakat dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari
saat ini diyakini sebagai dominasi budaya patriarki. Sebagai upaya dalam
perempuan untuk meraih hak-hak mereka yang selama ini terampas memiliki
sejarah yang lebih panjang dari hal itu. sejak awal para feminis telah menyadari
bahwa image perempuan dalam film, iklan, majalah, lukisan atau gambar,
feminisme. Pada saat itu perempuan masih tabu untuk menyuarakan pendapat,
memotong rambut, apalagi memutuskan untuk tidak menikah. Saat itu, perempuan
hanya dianggap ‘sukses’ jika telah menjadi seorang istri dan ibu. Seolah-olah
perempuan tidak mempunyai ambisi lain selain menikah dan berkeluarga. Little
untuk tidak menikah, bukan berarti tidak laku, jual mahal ataupun sombong.
Keputusan yang diambil Jo disini adalah contoh bahwa perempuan dapat memilih
Dalam penelitian ini saya akan melihat representasi tokoh Jo sebagai salah