Teori Feminisme
Feminisme bukan menjadi kata yang asing ditelinga kita. Teori Feminisme adalah
salah satu cabang dalam perkembangan teori-teori sosial. Dalam kalangan masyarakat umum,
mungkin feminisme adalah hal-hal yang selalu berkaitan tentang perempuan. Padahal jika
ditelaah lebih jauh, feminisme tidak hanya tentang perempuan. Baik feminisme maupun
perempuan selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Oleh sebab itulah, muncul
banyak akademisi yang mengkaji tentang teori feminisme. Tentu menjadi hal baik karena
bisa meluruskan pemahaman masyarakat terhadap konsep feminisme.
Budaya patriarki dalam masyarakat masih berlangsung hingga saat ini. Ketimpangan
gender masih sangat terasa di berbagai belahan dunia. Perlu adanya upaya untuk mengkaji
ketimpangan yang ada mengingat pentingnya kesadaran mengenai persamaan hak dan potensi
antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang. Karena adanya budaya patriarki pada
social order ini, feminisme hadir sebagai paham yang mengkritik atau melawan budaya
patriarki. Feminisme berusaha mendesak kemapanan patriarkal yang cenderung
mendiskreditkan perempuan sehingga bisa tercipta masyarakat yang harmoni dan merumuskan
identitas gender yang tidak terlalu bias antara superior dan inferior. Feminsme memfokuskan
diri pada pentingnya kesadaran persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Selain itu
feminisme juga menjadi salah satu cara agar terciptanya masyarakat yang equal sesuai cita-
cita bersama.
Gerakan feminisme tidak muncul begitu saja, akan tetapi memiliki aspek historis yang
membuat gerakan ini terus dilakukan secara masif. Ketidakadilan, ketimpangan, akses, ruang,
peran-peran di antara gender sepertinya masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan.
Kesadaran tentang setaranya hak dan potensi di ruang publik belum sepenuhnya diimani.
Berbagai diskriminasi yang menyudutkan karena perbedaan gender masih terjadi hingga saat
ini. Sedangkan sejarah gerakan feminisme sendiri dimulai pada abad ke 19 masehi, lebih
1 Sakina, Ade, Irma, Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia., Social Work Jurnal, Vol. 7, No.1, hal. 71.
tepatnya medio tahun 1870-an yang bertempat di Jerman dan Belanda. Medio tersebut menjadi
cikal bakal gerakan feminisme yang kemudian terus-menerus bergelombang. Setiap
gelombang gerakan feminisme memiliki tujuan sesuai isu sosial yang sedang terjadi.
Gelombang gerakan feminisme dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Teori Makro
- Fungsionalisme Struktural
Dalam teori fungsionalisme struktural, perspektif yang digunakan adalah
melihat bagian struktur sosialnya. Paham dalam teori ini adalah struktur atau
social order yang ada bisa memengaruhi aktor sosial. Sementara kaitannya
dalam konteks feminisme, dengan teori fungsionalisme struktural kita bisa
melihat perempuan dari bagian struktur sosialnya.
- Konflik
Melalui teori konflik, kita bisa melihat feminisme dengan mengkritik
penciptaan social order yang ada dalam masyarakat. Apakah memang terjadi
masalah dalam tatanan sosial yang ada dalam masyarakat perlu dikaji lebih
dalam lagi untuk mengetahui kenapa gerakan feminisme ada. Teori konflik
ingin agar pembacaan feminisme melalui sistem sosial.
2. Teori Makro
- Interaksionisme Simbolik
Dengan teori interaksionisme simbolik, feminisme dapat dilihat ke dalam
subjek yang lebih kecil dan spesifik. Dengan kata lain interaksionisme
simbolik membongkar permasalahan peran perempuan lebih mendalam. Apa
saja permasalahan yang dialami perempuan dan kenapa itu bisa terjadi.
- Etnometodologi
Teori etnometodologi sendiri sangat dekat dengan teori interaksionisme
simbolik. Melalui teori etnometodologi bisa dibongkar lebih dalam prosesnya
mengapa feminisme bisa terjadi, misalnya dengan cara melihat perilaku
keseharian perempuan.
Perlu digaris bawahi, bahwa teori interaksionisme simbolik dan
etnometodologi melahirkan feminisme cultural.
- Marxisme
Teori sosial lain yang bisa digunakan untuk membaca feminisme adalah
Marxisme, buah teori dari Karl Marx. Teori ini melihat dari anti-kapitalisme.
Seperti yang kita ketahui kritik dari Karl Marx adalah kapitalis yang menindas
kaum buruh yang termarjinalkan. Marxisme inilah yang mengilhami gerakan
feminisme radikal dan juga materialisme historis.
Daftar Pustaka