Anda di halaman 1dari 10

Resume KLI Nisa Online Class :

“Menguak Akar Sejarah Feminisme”


bersama Hana Annisa Afriliani, S.S.
(Penulis 9 buku, Redaktur Portal muslimahtimes.com, Aktivis Dakwah)
Sabtu, 25 April 2020

PERTANYAAN 1: Apa latar belakang munculnya feminisme?


Jawaban: Latar belakang munculnya feminisme adalah karena ketidakpuasan
segelintir kaum perempuan di tengah masyarakat terhadap tatanan sosial
yang patriarki, yakni menempatkan kaum laki-laki sebagai makhluk superior.
Sementara mereka menganggap bahwa perempuan selalu menjadi makhluk
kelas dua, sehingga dengan begitu berbagai penindasan, kedzaliman dan
kesewenang-wenangan pun menimpa perempuan. Dengan demikian, lahirlah
gerakan feminis sebagai reaksi atas kondisi tersebut.

PERTANYAAN 2: Apa yang sebenarnya menjadi agenda para feminis sehingga


idenya mendunia?
Jawaban: Agenda besar gerakan feminisme sebetulnya adalah menciptakan
transformasi sistem sosial yang akan menghapus ketimpangan posisi di
tengah masyarakat berdasarkan gender. Para feminis menginginkan
perempuan memiliki hak yang sama dengan lelaki dalam segala bidang
kehidupan, termasuk dalam pekerjaan, politik, bahkan rumah tangga. Dengan
kata lain, aktivis feminisme berupaya menjadikan perempuan mampu
'mengangkat' dirinya sendiri sehingga lebih berharga. Mereka ingin
mendobrak sistem patriarki yang selama bercokol dan menjadi penyebab
perempuan termarginalkan.
Apabila agenda besar dan tujuannya adalah demikian, lantas bagaimana
dengan feminis muslim?

@komunitasliterasiislam 1
Sebetulnya tidak ada istilah feminis dalam Islam. Ide feminisme sendiri
muncul dari Barat, bukan dari Islam.

Untuk memahami hal ini, dapat digunakan analogi yang mudah.


Manusia memiliki tangan, monyet pun memiliki tangan. Jika keduanya sama-
sama memiliki tangan, apakah manusia dapat disamakan dengan monyet?
Demokrasi mengajarkan musyawarah, Islam juga mengajarkan
musyawarah. Lantas, apakah demokrasi dapat disamakan dengan Islam?
Feminisme mengajarkan persamaan derajat, Islam juga mengajarkan
persamaan derajat. Lantas, apakah feminisme dapat disamakan dengan
Islam?

Maka ketika ada yang mengatakan feminis muslim, sesungguhnya itu


hanya klaim mereka saja. Bahkan, pihak yang mengklaim sebagai feminis
muslim inilah yang justru berupaya merobohkan ajaran Islam dari dalam.

PERTANYAAN 3: Bagaimana latar belakang adanya pembagian jenis


feminisme di masyarakat? Seperti feminisme liberal, feminisme sosialis,
feminisme radikal, bahkan sampai feminisme Islam?
Jawaban: Banyaknya aliran-aliran feminis itulah yang justru menunjukkan
kepada kita bahwa feminisme sendiri tidak pernah menemukan konsep yang
baku. Di dalam tubuh mereka sendiri muncul beragam pertentangan
mengenai arah perjuangan dan ide yang ideal.
Contohnya, feminisme liberal yang pertama kali berdiri di bawah
organisasi National Organization for Woman (NOW) yang diketuai oleh Betty
Friedan, bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi perempuan di bidang
pekerjaan dan melegalkan aborsi dengan cara memberikan hak yang sama
antara laki-laki dan perempuan. Sementara aliran feminis radikal memandang

@komunitasliterasiislam 2
bahwa meskipun reformasi sistem melalui jalur hukum oleh kaum feminis
liberal diperjuangkan, tetap saja perempuan masih tertindas.
Kira-kira apa yang melatarbelakangi munculnya feminisme Islam? Mengapa
tidak ada feminisme Hindu, Kristen dan lain-lain. Apakah sebenarnya mereka
(orang-orang yang membawa jargon feminisme Islam) itu paham bahwa
Islam adalah sebuah sistem kehidupan?
Untuk detail pembahasan ini sebetulnya akan dibahas di sesi berikutnya yakni
Aliran-aliran Feminisme

PERTANYAAN 4: Jika dilihat dari uraian sebelumnya, terlihat adanya


perbedaan tentang apa yang diperjuangkan oleh para feminis dari waktu ke
waktu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dan bagaimana pandangan Islam terkait
hal tersebut?
Jawaban: Ya itu tadi, bahwa berbeda-bedanya perjuangan kaum feminis
dalam setiap masa menunjukkan bahwa feminisme merupakan ide yang
absurd. Tidak pernah menemukan konsep baku, dan selalu terbentur pada
ketidakpuasan atas ide mereka sendiri. Sungguh, hal tersebut menunjukkan
kepada kita bahwa sejatinya agenda kesetaraan gender dan emansipasi
wanita yang mereka gaungkan adalah ide batil dan sangat berbahaya.
Perempuan tak membutuhkan kesetaraan gender untuk mendapatkan
keadilan dan kesejahteraan, melainkan cukuplah mereka menjadikan Islam
sebagai satu-satunya pengatur dalam segala urusan mereka. Karena Islam
telah sedemikian adil menempatkan laki-laki dan perempuan sesuai fitrah
penciptaannya.
Yang harus dipahami juga bahwa kaum feminis telah gagal dalam
membaca akar permasalahan yang menyebabkan perempuan tertindas.
Bukan, bukan karena tegaknya sistem patriarki atau dominasi kaum laki-laki,
melainkan karena diterapkannya sistem kapitalis liberal. Itulah yang
menyebabkan perempuan senantiasa terkubur dalam kubangan

@komunitasliterasiislam 3
ketidakadilan. Tak hanya perempuan, bahkan kaum lelaki juga banyak menjadi
korban dalam sistem kapitalis liberal. Jadi, baik perempuan maupun lelaki
turut menjadi korban dalam sistem yang rusak ini.
Mengenai feminisme yang muncul dengan berbagai aliran, bukankah itu hal
yang wajar? Feminisme adalah gerakan/gagasan yang besar, apalagi gerakan
ini dicetuskan oleh manusia. Dalam Islam yang syariah sudah ditentukan Allah
pun faktanya masih banyak alirannya, tak hanya Sunni dan Syiah tapi ormas-
ormas pun punya definisinya sendiri dalam merespon syariat. Menurut saya,
ini bukanlah tanda keabsurdan feminisme. Ditambah setiap waktu, selalu ada
saja peristiwa menimpa seseorang baik perempuan maupun laki-laki, itu bisa
jadi memicu setiap aliran punya fokusnya sendiri. Dan apakah feminisme dan
emansipasi adalah hal yang sama? Apakah hanya Islam jawaban dari semua
persoalan? Saya rasa feminisme tak 100% bertentangan dengan Islam, dan
Islam pun tidak pernah menutup dirinya dengan gagasan/gerakan lain.

Betul, Islam adalah jawaban atas segala persoalan kehidupan. Karena


Islam bukan sekadar agama, melainkan juga ideologi. Sistem kehidupan. Islam
memiliki aturan yang paripurna lagi sempurna untuk manusia.
Untuk mulia, perempuan tak butuh feminisme, hanya butuh kembali
kepada pangkuan Islam secara kaffah. Sehingga nantinya laki-laki dan
perempuan akan memperoleh kemuliaan, meski tak akan mungkin
disetarakan secara totalitas secara gendernya. Sudah fitrahnya laki-laki dan
perempuan itu berbeda.
Namun, bukan berarti Islam tak memuliakan perempuan. Karena secara
asasi dalam pandangan Islam, kedudukan laki-laki dan perempuan itu sama
yakni sama-sama sebagai hamba Allah yang wajib taat kepadaNya.
Apakah feminisme dan emansipasi wanita itu sama?
Emansipasi wanita itu turunan ide feminisme.

@komunitasliterasiislam 4
PERTANYAAN 5: Gerakan feminisme yang menyerang ajaran Islam seperti
poligami itu masuk ke gelombang pertama, kedua, atau ketiga?
Jawaban: Penentangan kaum feminis terhadap konsep-konsep Islam,
salah satunya poligami itu muncul seiring berjalannya waktu. Sebagai bentuk
penerjemahan ide-ide feminis yang memang ingin mendobrak budaya
patriarki yang mengungkung perempuan, salah satunya Islam sebagai agama
yang mereka anggap melanggengkan budaya patriarki tersebut. Karena Islam
menempatkan lelaki pada posisi superior dalam beberapa hal, misalnya
kepemimpinan dalam rumah tangga, kewajiban mencari nafkah, pembuat
keputusan dalam keluarga, dan lain-lain.
Jika kita merujuk pada materi yang sudah disampaikan sebelumnya,
maka penolakan mereka terhadap poligami sudah muncul pada gerakan
feminis gelombang kedua. Di fase itulah mereka memusatkan perhatian
dalam urusan perempuan di ranah privatnya, yakni rumah tangga. Bagi
mereka, poligami merupakan bentuk penindasan pada perempuan dan wujud
kesewenang-wenangan kaum laki-laki maka sudah semestinya dilawan.

PERTANYAAN 6: Untuk memperjelas, siapakah tokoh/gerakan yang pertama


kali menggaungkan feminisme di indonesia? Apakah hal ini memang terjadi
secara alamiah sebagai imbas daripada sistem liberal yang ada, ataukah
memang ada perencanaan terstruktur yang berasal dari luar?
Jawaban: Sebetulnya tidak ada satupun sumber yang menyebut secara pasti
siapa tokoh yang pertama kali membawa ide feminis masuk ke Indonesia.
Akan tetapi, kita memahami bahwa seiring dengan derasnya infiltrasi budaya
dan pemikiran-pemikiran liberal Barat ke Indonesia, maka ide feminis tersebut
juga ikut masuk lewat berbagai sarana yang ada (seperti tulisan, film, dan lain-
lain). Hal ini menyebabkan lahirnya aktivis feminis yang menjadi corong atas
semakin tersebar luasnya ide-ide feminisme.

@komunitasliterasiislam 5
Izin menambahkan sedikit, beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti
bedah buku yang bertemakan "kritik feminisme". Pada saat itu, pemantik
mengatakan bahwa pencetus ide feminis adalah seorang laki-laki bernama
Mustafa Kemal Ataturk. Bagaimana pendapat pemateri mengenai hal ini?
Istilah feminisme pertama kali dicetuskan oleh Charles Fourier. Sementara
mengenai tokoh yang membawa feminisme ke indonesia memang belum
diketahui secara pasti. Untuk Mustafa Kemal adalah tokoh Yahudi yang
menjadi agen Barat untuk menghancurkan institusi Khilafah Islamiyah di Turki
pada 1924 silam. Adapun idenya terkait pelarangan hijab bagi muslimah,
adalah bentuk kebenciannya terhadap syari’at Islam, yang baru bisa terlaksana
secara terstruktur, masif, dan sistematis setelah Khilafah berhasil diruntuhkan.

PERTANYAAN 7: Jika dilihat dari gelombang awal munculnya gerakan


feminisme di Britania Raya oleh Mary Wallstonecraft, berarti saat itu dunia
Islam masih menjadi mercusuar peradaban, bahkan hingga tahun 1924.
Apakah ada literatur/sumber yang mengulas mengenai bagaimana Khilafah
saat itu menangkal feminisme untuk masuk ke dunia Islam? Atau mungkin
bisa dijelaskan tentang sejarah masuknya paham ini pertama kali ke tengah-
tengah kaum Muslimin?
Jawaban: Feminisme merupakan ide yang datang dari Barat. Pada masa
kegemilangan Khilafah, belum muncul ide semacam itu. Karena Islam dengan
seperangkat aturannya mampu mewujudkan kemuliaan perempuan secara
hakiki. Jika dalam sebuah literatur diketahui bahwa ide feminis muncul
pertama kali di Eropa pada tahun 1792, maka hal tersebut terjadi pada masa
kemunduran khilafah. Sebagaimana kita tahu, bahwa di masa-masa tersebut
gempuran ide-ide kufur mulai masuk, termasuk ide feminisme. Namun
demikian, ide ini kurang terdengar gaungnya di dalam Khilafah karena di saat
yang sama (di masa itu), di Eropa sendiri pun ide ini masih berupa sebuah
gerakan kecil.

@komunitasliterasiislam 6
PERTANYAAN 8: Bagaimana sebenarnya kedudukan perempuan di era
modern ini?
Jawaban: Perempuan (baca: muslimah) di zaman apapun, kedudukannya
tetap sama di hadapan syariat, yakni sebagai hamba Allah yang wajib terikat
dengan semua aturan Islam. Hal tersebut berkorelasi pada kedudukannya
dalam kehidupan, yakni sebagai ummun wa robbah al-bayt (ibu dan manajer
rumah tangga) dan madrasatul 'ula (sekolah pertama) untuk anak-anaknya. Ini
adalah peran utama muslimah di ranah domestik.
Adapun dalam ranah publik, muslimah memiliki peran sebagai ummu
azyal (ibu generasi). Artinya, seorang muslimah memiliki taklif hukum
(berkewajiban) untuk melakukan perbaikan dan perubahan di tengah-tengah
masyarakat demi terciptanya wajah generasi Islam yang dibanggakan.
Wujudnya adalah dengan melakukan aktivitas amar ma'ruf nahyi munkar.

PERTANYAAN 9: Seperti yang disampaikan dalam materi, bahwa feminisme


saat ini sangat majemuk. Sampai-sampai LGBTQ yang tidak identik dengan
isu wanita-pria (seperti gay), bisa ikut serta dalam gerakan tersebut. Lantas,
mengapa LGTBQ bisa dimasukkan ke dalam gerakan feminisme?
Jawaban: Sedikit mengoreksi, yang terdapat dalam makalah bukan mengenai
gay, melainkan lesbian. Jadi, pada gerakan feminis gelombang ke-2 dianggap
hanya mewakili kepentingan perempuan kulit putih saja dan heteroseksual,
sementara perempuan kulit hitam dan homoseksual (lesbian) tidak terwakili.
Maka, dari sanalah muncul gerakan feminis gelombang ke-3.

PERTANYAAN 10: Bagaimana pandangan Islam tentang Feminisme?


Bagaimana pula bentuk kesetaraan gender dalam Islam? Bagaimana pula kita
menjawab klaim dari para pegiat Feminisme bahwa Islam tidak menyetarakan
hak-hak wanita?

@komunitasliterasiislam 7
Jawaban: Feminisme sejatinya merupakan hadhoroh Barat. Islam tidak
mengenal ide tersebut. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan memiliki
kedudukan yang seimbang. Allah telah menempatkan mereka secara adil
sesuai dengan fitrah penciptaannya. Ketika Allah menyatakan bahwa laki-laki
adalah pemimpin atas perempuan, maka itu bukanlah bentuk penindasan
terhadap perempuan, karena di balik kepemimpinan laki-laki terhadap
perempuan ada konsekuensi hukun syara yang mengikatnya, yakni kaum
lelaki harus menjalankan kepemimpinannya tersebut secara ma'ruf. Dalam
kepemimpinan tersebut juga Allah membebabkan kewajiban mencari nafkah
untuk kaum lelaki, yang tidak diwajibkan bagi kaum perempuan. Jadi syariat
Islam menyetarakan perempuan dan laki-laki dengan kedudukannya sebagai
hamba Allah yang sama-sama harus taat kepada segala hukum syara.
PERTANYAAN 11: Apa sebenarnya yang salah dari keberadaan kaum
feminisme dan ide-ide pemikiran feminis itu sendiri? Kemudian, dari yang
saya amati, perempuan memang ada baiknya mandiri dan juga berdaya.
Khususnya secara finansial ataupun peran agar dapat memberikan kontribusi
di tengah-tengah masyarakat. Nah, bagaimana hal tersebut?
Jawaban: Feminisme ingin menyetarakan perempuan dan laki-laki hampir
dalam segala bidang. Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan fitrah manusia,
karena laki-laki dan perempuan secara fitrah tidak dapat disetarakan. Secara
fisik misalnya, laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda. Islam pun telah
menetapkan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki sesuai
porsinya, yaitu sesuai dengan fitrahnya.

PERTANYAAN 12: Bagaimana dengan sejarah feminisme di indonesia?


Terutama yang mengatas namakan Istri KH. Ahmad Dahlan dan tokoh-tokoh
Islam lainnya?
Jawaban: Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah dikenal sebagai tokoh
emansipasi wanita di Indonesia karena pada masa itu ia aktif berkontribusi

@komunitasliterasiislam 8
memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan hingga menentang
kawin paksa. Pada masa tersebut, sistem patriarki masyarakat jawa sangat
ketat, sementara Nyai Ahmad Dahlan berpandangan bahwa istri seharusnya
menjadi mitra bagi suami. Bukan bawahan.

Jika dicermati sebetulnya tidak tepat jika mengklaim Nyai Ahmad


Dahlan sebagai tokoh feminis, karena sejatinya esensi perjuangan beliau tidak
mengarah kepada ide kesetaraan gender sebagaimana yang digaungkan
kaum feminis. Sebaliknya, apa yang diserukan beliau justru sejalan dengan
Islam, bahwa istri sejatinya adalah mitra suami. Sebagaimana Islam
memandang hubungan antara suami dan istri layaknya sahabat.

CLOSING STATEMENT: Sejarah panjang kaum feminisme untuk


memperjuangkan kesetaraan gender demi memperbaiki nasib perempuan,
nyatanya tak menuai hasil yang membahagiakan. Berbagai deklarasi
kesetaraan gender telah mereka rumuskan, namun faktanya tak ada
perubahan mendasar terhadap nasib perempuan di berbagai belahan dunia.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ide feminis sungguh absurd dan rapuh, tak
dapat m enyelesaikan permasaahan perempuan. Hanya Islam kaffah yang
dapat menyelesaikannya. Wallahu a’lam.[]

Sepanjang tahun 2019, @komunitasliterasiislam juga telah mempublikasikan


5 tulisan terkait feminisme.
Semua tulisan tersebut tersedia di instagram @komunitasliterasiislam dengan hashtag
#feminismekli1 sampai #feminismekli5
Tulisan tersebut juga tersedia dalam bentuk pdf yang dapat didownload di
bit.ly/feminismeKLI2019

@komunitasliterasiislam 9
Apa itu @komunitasliterasiislam ?

Aktivitas dakwah merupakan aktivitas mulia yang setiap argumentasi


nya membutuhkan landasan yang kuat dan tidak sembarangan. Namun,
bagaimana mungkin kita ingin mencerdaskan umat, bila kita sendiri
tidaklah cerdas?

Oleh karena itu, kami membentuk Komunitas Literasi Islam sebagai


sebuah komunitas dakwah berbasis literasi. Komunitas Literasi Islam
berkomitmen penuh untuk bersama-sama meningkatkan aktivitas
literasi umat dan bergerak untuk mencerdaskan umat dengan cara yang
cerdas.

Komunitas Literasi Islam. Be a Literate Muslim.


Salam Literasi Islam!

KLI
Follow us on social media:
@Komunitas Literasi Islam
@komunitasliterasiislam 10

Anda mungkin juga menyukai