Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FERDIANTO PALILING KARIMALEY

NIM : 1703030012
KELAS/ SEMESTER : SOSIOLOGI A/ 6 (ENAM)
MATA KULIAH : SOSIOLOGI GENDER
DOSEN WALI : AELHESTRY NDANDARA, S.Sos-Teol, M.Si

Soal !

1. Jelaskan Pendapat Saudara Mengapa Teori Feminis berbeda dengan Teori Sosiologi
2. Jelaskan Persoalan Mendasar mengapa para teoritisi feminis modern ingin menganalisis
tentang masalah perempuan dan bukan masalah laki-laki berkaitan dengan posisi dan peranan
perempuan dalam masyarakat!
3. Jelaskan pendapat saudara berdasarkan contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan sosial
bagaiamana teori fungsionalisme, teori konflik analitik, teori sistem dunia, teori
interaksionisme simbolik, etnometodologi dan teori ketimpangan menganalisis tentang
jender.

Jawaban !

1. Seperti yang telah dipaparkan dalam buku teori sosiologi edisi terbaru karya Ritzer dan
Goodman mengatakan bahwa teori feminis berbeda dengan kebanyakan teori sosiologi dalam
dua hal : “teori feminis adalah kerja interdisipliner, multikutural, dan komunitas internasional
yang tidak hanya memasukan sosiologi didalamnya, namun juga para ilmuwan dari disiplin
lain, para penilis kreatif, dan para aktivis politik. Kedua, para sosiologi feminis memeliki
agenda ganda: memperluas dan memperdalam sosiologi dengan memperdalam ulang
pengetahuan disipliner untuk membicarakan temuan temuan yang dilakukan oleh para
intelektual feminis dan mengembangkan pahaam kritis atas masyarakat dalm rangka
mengubah dunia kearah yang diyakini lebih adil dan lebih manusiawi.” Artinya bahwa teori
ini bukan hanya lahir dan muncul dari satu disiplin ilmu melainkan lahir dan dikembangkan
oleh para ilmuwan disiplin ilmu lain dan dari kajian kajian multicultural dan komunitas
innternasional dan untuk para sosiolog feminis sendiri ialah mereka hanya mengembangkan
hasil yang dilakuykan oleh para ilmuwan atau komunitas internasional tersebut. Semua itu
dilakukan untuk memperjungkan diskriminasi dan mengembalikan hak hak dari kaum
perempuan , sehingga kaum perempuan juga bisa berkiprah setara dengan kaum laki laki.
Yang beberapa abad bekangan ini dan mungkin sampai saat ini di ranah public maupun
domestic yang bernilai konomi dikauasai penuh oleh kaum laki laki. Dengan teori ini
diharapakan dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan lebih manusiawi bagi
kaumperempuan didalam tatanan masyarakat dunia.
2. Persoalan yang mendasari teoritisi feminis modern ada pada berbagai aspek yang sangat
sangat mendiskriminasi kaum perempuan yang dilakukan oleh kaum laki laki dimana terdapat
berbagai ketimpangan ayang diakibatkan oleh karena buaya patriarki dan juga ada dominasi
kekuasan dalam ranah public sehiingga semua persoalan tersebut dapat dilihat pada beberapa
aspek . Aspek yang pertama, perbedaan gender : dimana kedudukan perempuan, dan
pengalaman mereka pada kebanyakn situasi berbeda dengan pengalaman dan kedudukan laki
– laki dalam situasi ini. dilihat dari aspek biologis dan kultural. Kedua, ketimpangan gender :
kedudukan di kebanyakn situasi tidak hanya berbeda namun juga kalah atau tidak setara
dibandingkan laki – laki. Dimana dilihat dari ketimpangan kedudukan ditengah masyarakat,
berasal dari pengorganisasian masyarakat. Ketiga, penindasan gender : perempuan tertindas,
bukan hanya berbeda atau tidak setara, namun juga secara aktiv di kekang, disubordinasi,
dikerangkakan, dan digunakan serta disalahgubakan oleh laki – laki. Pola penindasan gender
ini melekat pada cara pengaturan masyarakat yang terdalam dan paling menyeluruh, penataan
dasr dominasi yang umumnya disebut dengan patriarki. Keempat, penindasan structural :
pengalaman perempuan berupa perbedaan, ketimpaangan, dan penindasan berbeda menurut
kedudukan social mereka di dalam kapitalisme, patriarki, dan rasisme
3. Berikut ini merupakan kasus yang terjadi dalam kehidupan sosail berkaitan dengan gender
yang dianalisis menggunakan teori :
 Fungsionalisme
Teori fungsionnalisme menganilisis tentang gender sendiri dimulai dari pendapat
Mariam johnsn yang berpadangan bahwa ketimpangan gender sendiri muncul dan
timbul akibat dari adanya struktur keluarga patriarki atau budaya patriarki. Dimana
menurut endapat saya sendiri, karena adanya struktur sehingga membuat pembagian
kerja dalam kelurga patriarki sendiri menjadi lebih menekan pada disfungsional
perilaku atau kehidupan social yang pada dasarnya keduanya mengarah pada
kebebasan hak sertiap individu melakukan segala hal. Tetapi dengan adanya struktur
tersebut mengakibatkan terjadinya disfungsional. Dimana karena struktur budaya
patriarki yang notabnnya laki laki mendominasi akibatnya hak dan kebebasan
perempuan ditiadakan. Contohnya perempuanyang didalam buday apatriarki sendiri
hanya bekerja pada lingkup domestic dan jika ingin bekerja pada lingkup atau ranah
public untuk menambah pendapatan keluarga nantinya akan mengakibatkan
disfungsional struktur budaya patriarki tersebut.
 Konflik Analitik
Adalah dengan menggunakan pendekatan lintas cultural dan historis, dan mencoba
merumuskan teori jender dalam seluruh pola-pola kemasyarakatan khususnya. Ia
melihat ketimpangan jender dalam masyarakat karena ada stratifikasi jenis kelamin
(seks), dengan menggunakan teori konflik analitik, ditemukan bahwa bentuk
perulangan konflik sosial dalam struktur dan kondisi social sangat mempengaruhi
intensitas stratifikasi jenis kelamin atau kerugian perempuan diseluruh masyarakat
dan kultur berdasarkan differensiasi peran menurut jenis kelamin. Ideologi patriarkhi,
organisasi keluarga dan pekerjaan, dan kondisi seperti pola kesuburan, pemisahan
rumah tangga dan tempat kerja, surplus ekonomi, kecanggihan ekonomi, kepadatan
penduduk, dan kekerasan lingkungan merupakan variabel interaksi yang menentukan
struktur kunci rumah tangga dan produksi ekonomi.
 System dunia
stratifikasi ekonomi dari masyarakat dan kelompok-kelompok itu (inti
ekonomi, semipinggiran, dan pinggiran), pembagian kerja, modal, dan
kekuasaan diantara dan di dalamnya, serta hubungan kelas di dalam setiap
unit sosial.Sasaran studi dari teori ini adalah Kapitalisme, maka individu di
seluruh unit-unit sosial secara khas di pahami menurut peran mereka dalam
sistem kapitalis untuk menciptakan nilai lebih. teori ini secara khas hanya
memahami peran perempuan dalam sistem sosial sebatas tenaga kerja
perempuan yang menjadi bagian kapitalisme, artinya ketika perempuan
bekerja dalam proses produksi dan pasar kapitalis dan apabila perempuan
terlibat secara penuh dan langsung, maka ada isu jender dan menurut teori
ini akan membuat model sistem sosial menjadi persoalan.Para teoritisi
sosiologi mikro kurang memperhatikan kerugian sosial perempuan ketika
membahas masyarakat sebagai manusia yang berinteraksi.
 Interaksionisme simbolik
dimulai dengan proposisi tentang identitas jender, seperti identitas sosial
lainnya, muncul dari interaksi sosial dan termasuk dalam diri individu dan
dipertegas melalui berbagai situasi interaksi. Interaksionalisme simbolik
mencoba membalik anggapan dasar Freud yang menyatakan pengenalan
diri dengan jenis kelamin orang tua yang sama adalah unsur kunci dala
pengembangan identitas jender, dinyatakan bahwa dalam mempelajari
bahasa, anak-anak akan mendengar bahasa itu diperkenalkan, dan dengan
demikian mengenal dirinya sendiri sebagai “si anak” dan selanjutnya
mengenal “ibu” dan “ayah”.Analisis pakar interaksionalisme simbolik
menunjukan bahwa individu terlibat dalam mempertahankan diri
berdasarkan jender dalam berbagai situasi, individu mempunyai gagasan
tentang apa makna menjadi lelaki atau perempuan.
 Etometodologi
ciri kehidupan sosial yang tampak obyektif, factual, dan transisional,
sebenarnya mengatur pencapaian atau prestasi proses lokal. Menurut mereka
ada perbedaan penting secara teoritis antara jenis kelamin (pengenalan
biologis sebagai lelaki atau perempuan) dan jender (perilaku yang memenuhi
harapan sosial untuk lelaki atau perempuan).Menurut teori ini Jender tidak
melekat dalam diri seseorang, tetapi dicapai melalui interaksi dalam situasi
tertentu. karena kategori jenis kelamin adalah kualitas yang secara potensial
selalu ada dalam situasi sosial. Oleh karena itu menurut pandangan
etnometodologi konsepsi normative individu tentang perilaku lelaki atau
perempuan yang tepat adalah diaktifkan secara situasional.
 Ketimpangan

lelaki dan perempuan diletakan dalam masyarakat tak hanya secara berbeda tetapi

juga timpang. Secara mendasar, perempuan memperoleh sumber daya material, status

sosial, kekuasaan dan peluang mengaktualisasikan diri lebih sedikit bila di

bandingkan yang diperoleh oleh laki-laki yang mebagi-bagi posisi sosial mereka

berdasarkan kelas, ras, pekerjaan, suku, agama, pendidikan, kebangsaan, atau

berdasarkan faktor sosial penting lainnya. Kedua, ketimpangan ini berasal dari

organisasi masyarakat yanv patriarkhi, bukan dari perbedaan biologis yang diperoleh

sejak lahir yang akan membentuk kepribadian penting antara laki-laki dan perempuan

yang bertingkah laku. Ketiga, meski manusia individu agak berbeda ciri dan

tampangnya satu sama lain, namun tak ada pola perbedaan alamiah yang secara

signifikan memeberdakan laki laki dan perempuan teori ketimpangan jender

berasumsi bahwa baik lelaki maupun perempuan akan menanggapi situasi dan

struktur sosial yang makin mengarah kepersamaan derajat (egalitarian) dengan tanpa

rintangan dan secara alamiah, artinya bahwakarena bersifat situasional, maka ada

peluang untuk mengubah situasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai