Anda di halaman 1dari 10

4.1.

1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Mahasiswa

Sosiologi Terhadap Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Kerja

Didalamnya

Pemahaman mahasiswa program studi sosiologi terhadap revolusi

indsutri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya tidaklah terlepas dari faktor – faktor

atau proses berinteraksi dengan lingkungan tempat mahasiswa mengembangkan

diri dan menjalani proses kehidupan setiap harinya. Untuk itu dari hasil

wanawancara serta observasi yang dilakukan, peneliti menemukan berbagai

fakor – faktor yang mendorong munculnya dan yang mengahambat pemahaman

mahasiswa Program Studi Sosiologi terhadap Revolusi Industri 4.0 sesuai yang

diaparkan dibawah ini :

4.1.1.1 Faktor Pendorong Munculnya Pemahaman Mahasiswa Terhadap

Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Kerja Didalamnya

Munculnya pemahaman mahasiswa terhadap revolusi industri 4.0

disebabkan karena interkasi dengan lingkungan tempat mahasiswa menjalani

aktivitas keseharinya. Proses perkulihaan selama dikampus menjadi poros utama

terbentuknya pemahaman mahasiswa tentang revolusi industri 4.0, selebihnya

hadirnya pemahaman mahasiswa terhadap revolusi industri 4.0 dari lingkungan

tempat mahasiswa bergaul dalam hal ini ialah tempat mahasiswa

mengembangkan minat dan bakat yang tidak ditemui dikampus seperti

organisasi, seminar – seminar, dan juga media online maupun media ofline yang

mampu merangsang hadirnya pemahaman mahasiswa yang cukup, hal ini sesuai

dengan pemaparan hasil wawancara yang dipaparkan dibawah ini :


Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BL), Rabu 1

Desember 2021 mengatakan bahwa :

Saya mengetahui revolusi indsutri 4.0 pada saat perkuliahaan juga


sempat dibahas, tapi saya lupa mata kuliah apa, kemudian juga dari
media dalam hal ini berita yang beredar dari programnya jokowi
untuk mengikuti perkembangan ekonomi dunia, jadi mengikuti
perkembangan zaman sehingga revolusi industri 4.0 secara bertahap
mulai dijalankan di indonesia.

Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa berinisial (BL) menjelaskan

bahwa Ia mengetahui tentang revolusi indsutri 4.0 dari mengikuti perkuliahaan,

dan dari media yaitu melaui berita di media tentang program – program kerja

yang dijalankan oleh presiden.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial

(AB), Kamis 2 Desember 2021 mengatakan bahwa :

Kalo ditanya dari mana munculnya atau apa yang mempengaruhi


pertama itu tuntutan zaman yang dimana kita akan masuk disuatu
masa, dimana kita akan masuk ke dunia yang lebih modern dengan
penggunaan teknolgi yang tidak sedikit seperti sekarang, mungkin
juga lingkungan dalam hal ini organisasi, juga dari media sosial, dan
juga buku dalam hal ini lebih kepada sumber – sumber ilmiah

Berdasarkan hasil wawancara bersama mahasiswa berinisial (AB)

menjelaskan bahwa munculnya pemahaman terhadap revolusi industri 4.0

karena tuntutan zaman yang akan datang yang akan berbasiskan teknologi secara

masif, serta lingkungan organisasi mahasiswa, media sosial, dan buku – buku

yang membahas tentang revolusi industri 4.0.


Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial (DB), Jumad 3

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Kalo ditanya dari mana, mungkin lingkungan bergaul karena


banyak teman – teman yang mempunyai wawasan luas jadi saya juga
ikut mengetahui, juga dari film star- up dan juga dari perkulihaan,
lebih lagi itu browsing di media sosial dalam hal ini faceboook,
instagram, dan sejenisnya”

Berdasarkan hasil pemaparan mahasiswi berinisial (DB) menjelaskan

bahwa timbulnya pemahaman tentang revolusi industri 4.0 dari lingkuangan

tempatnya bergaul, film, kampus dan selebihnya melihat di berbagai media

sosial.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial

(MT), Sabtu 4 Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Untuk mengetahuinya dari mana, saya mungkin lebih umum,


seperti dalam pendidikan dalam hal ini perkuliahaan karena sering
kerja tugas dan lain hal, lingkungan saya yaitu dari teman – teman
yang menyinggung, juga organisasi, saya juga sering mengikuti
seminar, webminar masa kini yang walaupun judulnya tidak secara
garis besar berbicara tentang revolusi industri 4.0 namun cukup
bertalian dengan teknologi yang merupakan bagian dari revolusi
industri 4.0”

Berdasarkan hasil wawancara bersama mahasiswi berinisal (MT)

menjelaskan bahwa Ia mengetahuinya dari proses selama perkuliahan, dari

lingkungan dalam hal ini lebih kepada teman – teman, lingkungan organisasi

mahasiswa, serta seminar maupun webminar yang bertalian erat dengan revolusi

industri 4.0.
Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial

(TO), Kamis 9 Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Pertama mengetahui revolusi industri 4.0 itu selain dari kuliah, dan
juga ketika membuka berita di media, itu kan pasti diberitakan
tentang perkembangan setiap negara yang menciptakan teknologi
baru, dan juga media sosial, yaitu di facebook, instagram, tik – tok
dan sejenisnya pasti juga membahas yang berkaitan dengan
kemajuan dunia dari situ merangsang pemahaman saya tentang
revolusi industri 4.0.”

Berasarkan wawancara dari mahasiswi berinisial (TO) Ia mengetahui

revolusi industri 4.0 utamanya dari perkuliahaan, serta berita dari media dan

juga berbagai media sosial yang membahas tentang kemajuan perkembangan

teknologi.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial

(BM), Selasa 7 Desember 2021 mengatakan bahwa :

”Mengetahui dari perkuliahan, berita di televisi, di google, dan media


sosial saat ini”

Berasarkan wawancara dari mahasiswa berinisial (BM) Ia mengetahui

revolusi industri 4.0 dari proses perkuliahaan, berita di televisi, dan media sosial.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial

(IN), Rabu 8 Desember 2021 mengatakan bahwa :

Kalo dari saya sendiri terkait revolusi industri 4.0 itu dari internet,
berdiskusi dengan kawan tentang perkembangan zaman saat ini, dan
juga pekuliahaan.
Berasarkan wawancara dari mahasiswa berinisial (IN) Ia mengetahui

revolusi industri 4.0 bersumber dari internet, bertukar pikiran bersama kawan –

kawan tentang arah perkembangan zaman, dan juga dari perkuliahaan.

4.1.1.2 Faktor Pengambat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Revolusi Industri

4.0 Dan Tantangan Kerja Didalamnya

Pemahaman mahasiswa program studi sosiologi terhadap revolusi

industri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya hanya terbentuk secara umum

tidakalah berdiri sendiri melainkan ada berbagai faktor – faktor yang

mendukung sehingga pemahaman yang didapat hanya sekedar pemahaman

secara umum. Adapun faktor – faktor tersebut dapat diuraikan dibawah ini :

1. Tidak Adanya Pembelajaran Ulang Pemahaman Yang Di Dapat

Proses pembelajaran ulang dari pengetahuan yang didapat merupakan

hal utama untuk mengembangkan kemampuan untuk lebih menguasai secara

utuh pengetahuan yang didapat, sehingg nantinya jika diperhadapkan dengan

persoalan nyata terkait dengan pengetahuan yang didapat, individu mampu

dengan mudah mengatasi melalui pengetahuan yang telah dikuasai secara utuh.

Namun hal ini berbeda dengan mahasiswa Program Studi Sosiologi dalam

proses pengembangan pengetahaun yang didapat tentang revolusi industri 4.0

dan tantangan kerja didalamnya, sehingga mendukung penuh mengapa

mahasiswa program studi sosiologi memahami revolusi industri 4.0 hanya secara

umum saja. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dipaparkan dibawah

ini :
Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BL), Rabu 1

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Untuk mendikusikannya dan mempelajarinya sangat jarang, karena


hampir setiap hari dalam kehidupan saya banyak orang atau
lingkungan saya, tidak terlalu banyak orang yang mengetahui
revolusi industri 4.0, karena sepengetahuan saya revolusi industri
4.0 juga baru saja di canangkan di Indonesia dan hanya sebagian
orang yang mngetahuinya”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (AB), Kamis

2 Desember 2021 mengatakan bahwa :

”untuk diskusi atau belajar tentang revolusi industri 4.0 itu sangat
jarang sekali dan hanya pada momen – momen tertentu”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial (DB), Jumad 3

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“kalau ditanya seberapa sering untuk membahas atau mempelajari


tentang revolusi industri 4.0, mungkin jarang sekali untuk
membahasnya”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial (MT), Sabtu 4

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“kalo diskusi atau belajar revolusi industri 4.0 jarang sekali berdikusi
dengan teman – teman, maupun diruang ruang publik pun jarang.”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BM), Selasa

7 Desember 2021 mengatakan bahwa :

”Jarang sekali untuk membicarakan tentang revolusi industri 4.0,


itupun dulu pada saat perkuliahaan saja”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (IN), Rabu 8

Desember 2021 mengatakan bahwa :


“Kalo berbicara maupun belajar tentang revolusi industri 4.0 ya tida
sering, tegantung dengan siapa saya berbicara atau berdiskusi”

Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (GA), Rabu 8

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“untuk ditanya beriskusi atau membahas ulang revolusi industri 4.0


ya jarang sekali membahas tentang revolusi industri 4.0, kalo secara
kasar ya tidak pernah”

Berdasarkan uraian wawancara diatas menunjukan bahwa mahasiswa

program studi sosiologi sangat jarang untuk membahas atau memepelajari ulang

terkait dengan pamaham terhadap revolusi industri 4.0 yang telah didapat, maka

faktor penyebab pemahaman mahasiswa Program Studi Sosiologi terhadap

revolusi industri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya hanya terbentuk secara

umum karena tidak adanya pembahasan atau pengulangan yang intens setelah

mengetahui tentang revolusi industri 4.0.

2. Penggunaan Waktu Luang Yang Tidak Efektif

Faktor yang mendukung tidak adanya pengulangan terhadap

pemahaman revolusi industri 4.0 yang disebabkan oleh aktivitas keseharian

mahasiswa yang mengakibatkan sehingga mahasiswa Program Studi Sosiologi

angkatan 2017/2018 sulit untuk memahami secara lebih khusus terkait dengan

pemahaman terhadap revolusi industri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya

seperti pada uraian wawancara dibawah ini:

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BL), Rabu 1

Desember 2021 mengatakan bahwa :


“Untuk sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain
game, nongkrong, karena saya selalu merasa cepat jenuh ketika
dipaksa memikirkan suatu hal yang terlalu serius, seperti memikirkan
problem atau isu terhangat seputar negara, membaca berita dan lain
sebagainya palingan hanya sambil lalu saja, sehingga waktu luang
dengan hal – hal yang bisa membuat lebih rileks.”

Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa berinisial (BL) mengatakan

bahwa keseharian yang Ia jalankan yaitu dengan bermain game, berkumpul

bersama kawan – kawan, karena Ia cepat jenuh dalam memikirkan sesuatu yang

terlalu serius, sehingga waktu yang Ia gunakan lebih kepada yang membuatnya

lebih santai.

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (AB), Kamis 2

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“setiap hari untuk sekarang kalo tidak mengerjakan tugas akhir ya,
scroll media social, rabahan, sisanya bermain game.

Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa berinisal (AB) keseharian

yang Ia lakukan selain dari mengerjakan tugas akhir, bermain sosial media,

rebahan dan selebinya ia bermain game.

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial (DB), Jumad 3

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“keseharian untuk sekarang pertama tu baca jurnal yang berkaitan


dengan tugas akhir saya, supaya pas nanti dosen sudah kasi revisi
tinggal bisa di perbaiki, Terus nonton drama korea , terus ke gereja
untuk berdoa, nongkrong dengan teman - teman dan kalau ada
waktu jalan baru jalan ke pantai, sungai atau pun keluar kota.

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswi berinisial (DB)

menerangkan bahwa keseharian yang Ia lakukan yaitu membaca jurnal sesuai


dengan tugas akhir yang Ia kerjakan, selain itu Ia mengahbiskan waktu dengan

menonton film drama korea, pergi ke geraja untuk berdoa, nongkrong bersama

teman – teman, dan pergi ke pantai ataupun keluar kota.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial

(MT), Sabtu 4 Desember 2021 mengatakan bahwa :

“kalau sekarang tidak menyusun skripsi itu saya nonton drama


korea, stalking instagram idola, nonton youtobe, pokoknya hampir
semua jenis media social, membaca buku motivasi itupun juga tidak
setap hari.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswi berinisial (MT)

menjelaskan bahwa dalam keseharian selain dari mengerjakan skripsi, Ia

mengahabiskan waktu dengan menonton drama korea, bermain media sosial,

membaca buku motivasi tetpi itupun sangat jarang.

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BM), Selasa 7

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Kalo belum ambil revisi palingan biasanya nonton youtube, main


game saja selebihnya kumpul dengan kawan – kawan.”

Berdasarkan wawancara bersama mahasiwa berinisial (BM)

menjelaskan bahwa keseharian selain mengerjakan tugas akhir, Ia menghabiskan

waktu dengan menonton youtobe, berkumpul dengan kawan – kawan.

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (GA), Rabu 8

Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Untuk sekrang selain tugas akhir itu, tidur bangun bikin habis uang
dengan makan, minum, beli kouta karena sudah tidak aktiv dalam
organisasi lagi.”
Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa berinisial (GA)

menjelaskan bahwa selain tugas akhir, Ia menghabiskan waktunya dengan

menghabiskan uang dengan kesehariannya seperti makan, minum dan membeli

kouta.

wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial (NG), Jumad

3 Desember 2021 mengatakan bahwa :

“Kalau bukan revisi itu biasa isi waktu dengan ikut persekutuan doa,
pergi adorasi, terus nongkrong dengan teman - teman sekedar lepas
penat, terus scrol media sosial seperti tik tok, instagram dan
sejeninya.”

Berdasrkan hasil wawancara dengan mahasiwi berinisial (NG) Ia

menjelaskan bahwa jika tidak melakukan revisi Ia mengahabiskan waktu

dewngan mengikuti persekutuan doa, berkumpul bersama teman, bermain sosial

media.

Berdasarkan uraian wawancara diatas menunjukan bahwa mahasiswa

program studi sosiologi mengabiskan waktu luang mereka seperti kumpul

bersama teman – teman, nonton film, bermain handphone berjam – jam,

rebahan, dan berbagai bentuk lainya yang tidak efektif sehingga dengan

sendirinya berdampak pada pemahaman yang dimiliki tidak berkembang.

Anda mungkin juga menyukai