Didalamnya
indsutri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya tidaklah terlepas dari faktor – faktor
diri dan menjalani proses kehidupan setiap harinya. Untuk itu dari hasil
mahasiswa Program Studi Sosiologi terhadap Revolusi Industri 4.0 sesuai yang
organisasi, seminar – seminar, dan juga media online maupun media ofline yang
mampu merangsang hadirnya pemahaman mahasiswa yang cukup, hal ini sesuai
dan dari media yaitu melaui berita di media tentang program – program kerja
karena tuntutan zaman yang akan datang yang akan berbasiskan teknologi secara
masif, serta lingkungan organisasi mahasiswa, media sosial, dan buku – buku
sosial.
lingkungan dalam hal ini lebih kepada teman – teman, lingkungan organisasi
mahasiswa, serta seminar maupun webminar yang bertalian erat dengan revolusi
industri 4.0.
Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan mahasiswi berinisial
“Pertama mengetahui revolusi industri 4.0 itu selain dari kuliah, dan
juga ketika membuka berita di media, itu kan pasti diberitakan
tentang perkembangan setiap negara yang menciptakan teknologi
baru, dan juga media sosial, yaitu di facebook, instagram, tik – tok
dan sejenisnya pasti juga membahas yang berkaitan dengan
kemajuan dunia dari situ merangsang pemahaman saya tentang
revolusi industri 4.0.”
revolusi industri 4.0 utamanya dari perkuliahaan, serta berita dari media dan
teknologi.
revolusi industri 4.0 dari proses perkuliahaan, berita di televisi, dan media sosial.
Kalo dari saya sendiri terkait revolusi industri 4.0 itu dari internet,
berdiskusi dengan kawan tentang perkembangan zaman saat ini, dan
juga pekuliahaan.
Berasarkan wawancara dari mahasiswa berinisial (IN) Ia mengetahui
revolusi industri 4.0 bersumber dari internet, bertukar pikiran bersama kawan –
industri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya hanya terbentuk secara umum
secara umum. Adapun faktor – faktor tersebut dapat diuraikan dibawah ini :
dengan mudah mengatasi melalui pengetahuan yang telah dikuasai secara utuh.
Namun hal ini berbeda dengan mahasiswa Program Studi Sosiologi dalam
mahasiswa program studi sosiologi memahami revolusi industri 4.0 hanya secara
umum saja. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dipaparkan dibawah
ini :
Wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa berinisial (BL), Rabu 1
”untuk diskusi atau belajar tentang revolusi industri 4.0 itu sangat
jarang sekali dan hanya pada momen – momen tertentu”
“kalo diskusi atau belajar revolusi industri 4.0 jarang sekali berdikusi
dengan teman – teman, maupun diruang ruang publik pun jarang.”
program studi sosiologi sangat jarang untuk membahas atau memepelajari ulang
terkait dengan pamaham terhadap revolusi industri 4.0 yang telah didapat, maka
revolusi industri 4.0 dan tantangan kerja didalamnya hanya terbentuk secara
umum karena tidak adanya pembahasan atau pengulangan yang intens setelah
angkatan 2017/2018 sulit untuk memahami secara lebih khusus terkait dengan
bersama kawan – kawan, karena Ia cepat jenuh dalam memikirkan sesuatu yang
terlalu serius, sehingga waktu yang Ia gunakan lebih kepada yang membuatnya
lebih santai.
“setiap hari untuk sekarang kalo tidak mengerjakan tugas akhir ya,
scroll media social, rabahan, sisanya bermain game.
yang Ia lakukan selain dari mengerjakan tugas akhir, bermain sosial media,
menonton film drama korea, pergi ke geraja untuk berdoa, nongkrong bersama
“Untuk sekrang selain tugas akhir itu, tidur bangun bikin habis uang
dengan makan, minum, beli kouta karena sudah tidak aktiv dalam
organisasi lagi.”
Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa berinisial (GA)
kouta.
“Kalau bukan revisi itu biasa isi waktu dengan ikut persekutuan doa,
pergi adorasi, terus nongkrong dengan teman - teman sekedar lepas
penat, terus scrol media sosial seperti tik tok, instagram dan
sejeninya.”
media.
rebahan, dan berbagai bentuk lainya yang tidak efektif sehingga dengan