Anda di halaman 1dari 17

Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam

P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20

DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL YOUTUBE TERHADAP PERILAKU


PESERTA DIDIK

MADE SAIHU
Institut PTIQ Jakarta
Email: madesaihu@ptiq.ac.id

ABSTRACT
This research was conducted because it saw the many negative impacts caused by YouTube
social media. Basically, innovation and creation were created to make it easier for humans to
carry out their daily activities. However, if this is done in a way that is not wise, then slowly
the goal will not be achieved, instead it will have an adverse impact on its users. The purpose
of this study was to determine the negative impact of YouTube social media on students. This
research is classified as a case study research with qualitative descriptive analysis techniques
by collecting data or materials related to the theme of the discussion and the problems taken
from the sources found in the research location. The negative impacts of YouTube social
media include: First, the decline in student enthusiasm for learning. The two are fighting with
friends. The third said no good. The four interrupt in class

Keywords: Social Media, Behavior, YouTube

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari
media sosial YouTube. Pada dasarnya, inovasi dan kreasi diciptakan untuk mempermudah
manusia dalam menjalani kegiatan sehari-harinya. Akan tetapi, apabila hal tersebut dilakukan
dengan cara yang tidak bijak, maka secara perlahan tujuan tersebut tidak akan dicapai, malah
justru akan menyebabkan dampak yang tidak baik bagi para pengguna nya. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial YouTube
terhadap siswa. Penelitian ini tergolong penelitian Studi Kasus dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan yang berkaitan
dengan tema pembahasan dan permasalahan yang diambil dari sumber-sumber yang
ditemukan di lokasi penelitian. Dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial YouTube
adalah antara lain: Pertama menurunnya semangat siswa dalam belajar. Kedua berkelahi
dengan teman. Ketiga berkata tidak baik. Keempat mengganggu di kelas.

Kata Kunci: Media Sosial, Perilaku, YouTube

418
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
A. PENDAHULUAN
Dampak kemajuan teknologi sudah mulai memasuki setiap sisi kehidupan
manusia, mulai dari makanan, gaya hidup, kesenian, dan hobi tak luput dari dampak
kemajuan teknologi. Lebih jauh lagi, pada masa ini sudah memasuki era industri 4.0 yang
mana kemajuan era ini berdasarkan pada kemajuan teknologi.1 Dunia saat ini memasuki
era Revolusi Industri 4.0. Peralihan abad ini (revolusi digital) ditandai perpaduan
teknologi dan mengaburkan garis ruang fisik, digital, serta biologis. Era Revolusi Industri
jilid 4.0 ini semakin sedikit aktivitas terikat secara fisik pada lokasi geografis. Sebab,
semua kegiatan manusia terkonversi dari manual menuju digital.2
Era Industri 4.0 adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada era dimana
terjadi perpaduan teknologi yang mengakibatkan dimensi fisik, biologis, dan digital
sehingga membentuk suatu perpaduan yang sulit untuk dibedakan.3 Misalnya, dua orang
dapat saling berbagi informasi secara langsung dengan bantuan digital tanpa harus berada
pada tempat yang sama atau pada waktu yang bersamaan baik secara Psikis maupun
biologis. Terjadinya digitalisasi informasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) secara massif di berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk di dunia
pendidikan, adalah tanda dimulainya era industri 4.0. 4 Dampak dari fenomena ini telah
menjalar di segala bidang kehidupan. Mulai industri, ekonomi, pendidikan, politik, dan
sebagainya. Fenomena ini juga telah berhasil menggeser gaya hidup (life style) dan pola
pikir (mindset) masyarakat dunia. Disruptive innovation secara sederhana dapat
dimaknai sebagai fenomena terganggunya para pelaku industri lama (incumbent) oleh para
pelaku industri baru akibat kemudahan teknologi informasi (media sosial).5
Terdapat beberapa media sosial yang banyak digunakan oleh remaja dan anak-anak
dalam kesehariannya, diantaranya adalah YouTube. Aplikasi Youtube saat ini banyak
digandrungi oleh kaum muda, tak terkecuali anak-anak. Perkembangan teknologi dan
informasi memberikan banyak sekali dampak kepada para penggunanya baik secara
langsung atau tidak langsung sehingga sangat perlu diperhatikan dan dijaga penggunaan
nya. Ibarat sebilah pisau, apabila digunakan oleh orang yang bijak maka pisau itu akan
memberikan banyak manfaat akan tetapi apabila digunakan oleh yang tidak bijak maka
pisau itu akan menjadi masalah dan meyakiti banyak orang bahkan si pemilik pisau itu
sendiri. Perlu pengalaman dan ilmu pengetahuan agar teknologi dan informasi dapat
digunakan dengan tepat sekaligus bermanfaat. Memudahkan setiap orang bukan malah
menyusahkan. Baik atau buruk dari jejaring sosial itu tergantung dari kemampuan
seseorang mengatur dirinya. Jika tidak digunakan secara berlebihan tentu tidak akan
merugikan penggunanya sendiri dan tentu saja para pengguna harus lebih berhati-hati
dalam menggunakannya agar tidak menjadi korban kriminalitas
Beberapa dampak media sosial YouTube terhadap perilaku anak usia 7-13 tahun
adalah banyaknya tindakan amoral bahkan menjurus ke kriminal. Lalu mengapa media
sosial menarik bagi anak usia 7-13 tahun?. Tulisan ini bertujuan untuk melihat dan
mendeskripsikan dampak dari tayangan YouTube serta pengaruhnya terhadap perilaku
siswa di sekolah tahfidz plus Khoiru Ummah Karang Tengah.

1
Henry Praherdhiono dkk., Teori Dan Implementasi Teknologi Pendidikan: Era Belajar Abad 21 Dan
Revolusi Industri 4.0 (Seribu Bintang, Jakarta: 2019). 18 - 21
2
Delipiter Lase, ―Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0,‖ Jurnal Sundermann, 2019,
https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18.. 3
3
FORKOMSI FEB UGM, Revolusi Industri 4.0 (CV Jejak (Jejak Publisher), 2019), 136.
4
Hendra Suwardana, ―Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental,‖ JATI UNIK : Jurnal Ilmiah
Teknik Dan Manajemen Industri 1, No. 1 (18 April 2018): 102, Https://Doi.Org/10.30737/Jatiunik.V1i2.117. 10
5
Sigit Priatmoko, ―Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam Di Era 4.0,‖ Ta’lim : Jurnal Studi Pendidikan
Islam 1, no. 2 (30 Juli 2018): 221–39.

419
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
B. Kajian Teori
YouTube Sebagai Media Sosial
Secara terminologi media sosial tersusun dari dua kata, yakni media dan sosial.
Media diartikan sebagai alat, sedangkan kata sosial diartikan sebagai kenyataan sosial
bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak
merupakan alat sosial atau dalam makna lain dapat dikatakan bahwa keduanya merupakan
produk dari proses sosial.6
Sedangkan menurut etimologi, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein,
mendefinisikan media sosial sebagai ―sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , sehingga memungkinkan
penciptaan atau pertukaran konten oleh para pengguna nya‖. 7 Berdasarkan penjelasan
diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.8
YouTube adalah salah satu media sosial dengan situs web yang menyediakan
berbagai macam video mulai dari video clip sampai film, serta video-video yang dibuat
oleh pengguna YouTube itu sendiri. YouTube merupakan salah satu media sosial yang
sangat populer pada saat ini baik di Indonesia bahkan dunia.9 Banyak orang yang
menggunakan YouTube sebagai tempat untuk berkarya terutama untuk anak muda. Rata
rata anak muda yang menggunakan YouTube sebagai tempat berkarya adalah dengan
membuat video, dimulai dari video lucu-lucuan, romatis-romantisan atau sebagainya.
Orang-orang yang biasa menggunakan YouTube sebagai tempat berkarya mereka biasa di
sebut YouTubers.10
Bukan hanya menjadi terkenal karena video yang mereka upload di YouTube.
Mereka juga dapat menambah penghasilan dari video mereka apabila video tersebut
memiliki jumlah penonton yang banyak. Hal ini yang menjadi daya tarik bagi seseorang
untuk terus berusaha membuat konten yang menarik agar semakin banyak orang yang
menonton sehingga semakin besar pula uang yang mereka dapatkan dari situs jejaring
sosial ini.11
Lebih dari itu, media sosial YouTube menyajikan berbagai macam informasi yang
dapat memanjakan para pengguna nya hanya dengan satu ketukan saja. Informasi yang
diberikan oleh media sosial ini sangatlah beragam, mulai dari informasi politik, sosial,
budaya, ekonomi, hiburan, pendidikan dan berbagai macam sisi informasi lainnya yang
diinginkan oleh penggunanya. Inilah yang menjadi daya tarik dari media sosial ini
sekaligus perhatian bagi para pengguna nya supaya kemudahan mencari informasi tersebut
tidak di salah gunakan dalam hal negatif.

Perilaku dalam Berbagai Pandangan


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan arti yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dalam pengertian umum perilaku adalah

6
Nurfitri, ―Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi
Sosial Terapan.‖
7
Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015). 25
8
Sitti Nurhalimah dkk, Media Sosial Dan Masyarakat Pesisir : Refleksi Pemikiran Mahasiswa
Bidikmisi (Yogyakarta: Deepublish, 2019). 27
9
Deny Setiawan, Rahasia Mendapat Dollar dari Youtube (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016).
10
Jefferly Helianthusonfri, Yuk Jadi Youtuber (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018). 2
11
Jubilee Enterprise, Kitab YOUTUBER (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018). 1

420
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia.12 Psikologi memandang
bahwa perilaku manusia atau biasa disebut Human Behavior adalah sebuah reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks13. Setidaknya terdapat beberapa faktor
penting dalam pembentukan perilaku manusia seperti hakikat stimulus itu sendiri, latar
belakang pengalaman individu, motivasi, status kepribadian, dan sebagainya. Memang
sikap individu memegang peranan dalam menentukan begaimanakah perilaku seseorang di
lingkungannya. Pada gilirannya, lingkungan secara timbal balik akan mempengaruhi sikap
dan perilaku. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni: 1) Bentuk pasif
(tanpa tindakan nyata atau konkrit); 2) Dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).14
Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori ―S-O-R‖ atau Stimulus – Organisme – Respon.15
Robert Y. Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.16. Menurut Heri Purwanto, perilaku
adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak
sesuai sikap suatu objek. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Petty dan
Cacioppo, bahwa perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya
sendiri, obyek atau sebuah isu.17
Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood, berargumen bahwa perilaku
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Menurut Elton Mayo
Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago pada tahun 1927-1932
merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo seorang psikolog
bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu penelitian tentang
rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,
pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan dengan upah
kelompok. Jadi tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh
insight untuk pemecahan masalah.

C. METODE
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas,
lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian
observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di
mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Sekolah
Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah Tingkat Dasar. Penelitian ini dilakukan pada
25 Mei 2020 sampai dengan 20 Juli 2020.

12
Kris H. Timotius, Otak dan Perilaku (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2018). 2
13
Dr Irwan S. KM M.Kes, Kearifan Lokal Dalam Pencegahan Hiv/Aids Pada Remaja Beresiko Tinggi
(Yogyakarta: Absolute Media, 2018). 20
14
Ns Alfeus Manuntung, Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi (Malang: Wineka Media,
2019). 2
15
Iffah Rosyiana, Innovative Behavior At Work: : Tinjauan Psikologi & Implementasi Di Organisasi
(yog: Deepublish, 019). 25
16
Agus Pratomo Andi Widodo, Nizamia Learning Center 2018 (sidoarjo: Nizamia Learning Center,
2018). 3
17
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Personal (Jakarta: Prenada Media, 2017). 157

421
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata. penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.18 Adapun tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana dampak negatif media sosial YouTube terhadap perilaku anak usia
7-13 tahun.
Teknik pengumpulan data pada tulisan ini menggunakan: teknik Observasi atau
pengamatan yang dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.19 Observasi ini menggunakan
observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam
observasi secara langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai pengamat penuh yang dapat
melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi di dalam situasi yang
sebenarnya yang langsung diamati oleh observer pada lokasi penelitian.
Selain itu juga menggunakan teknik wawancara atau percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan.20 Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana
seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.
Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara harus mampu
menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerja sama, dan merasa
bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara
yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih
dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini
dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan
yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga
digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan
yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria
kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan
keabsahan data hasil penelitian dengan cara: 1) Perpanjangan Pengamatan Peneliti tinggal
di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan
pengamatan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah
data yang telah diberikan selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau
sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang
lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, dengan kembali lagi ke
lapangan untuk memastikan apakah data yang telah penulis peroleh sudah benar atau
masih ada yang salah; 2) Ketekunan pengamatan dengan cermat dan berkesinambungan.
Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan itu ibarat seseorang mengecek soal-soal,
18
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (Jakarta: Prenada
Media, 2016). 328
19
Andra Tersiana, Metode Penelitian (Jakarta: Anak Hebat Indonesia, 2018). 94
20
Asrori dan Rusman, Classroom Action Research Pengembangan Kompetensi Guru (Banyumas: Pena
Persada, 2020). 74

422
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
atau makalah yang telah dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak. Dengan
meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah
data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Sebagai Lokus Penelitian
Sekolah Tahfid Plus Khoiru Umma Karang Tengah Tangerang berada di jl telaga
III, blok B 9, no 286, komplek Ciledug Indah I, Pedurenan, Karang Tengah, Tangerang,
Banten. Visi Misi Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah adalah menjadi
representasi institusi pendidikan berbasis Akidah Islam yang terdepan dalam melahirkan
generasi pemimpin pembangun peradaban mulia (Islam). Visi ini diturunkan dalam
beberapa misi, antara lain: 1) Mendidik generasi Muslim menjadi generasi pemimpin
pembangun peradaban mulia; 2) Menyiapkan para Guru menjadi teladan dan pendidik
terbaik bagi anak didiknya; 3) Mengembalikan peran orang tua sebagai guru pertama dan
utama dalam mendidik anak-anaknya serta mensinergikannya dengan peran sekolah; 4)
Membangun sinergi dengan Pemerintah dan lembaga-lembaga Pendidikan Islam dalam
melahirkan generasi pemimpin pembangun peradaban mulia; 5) Mensosialisasikan konsep
pendidikan berbasis Akidah Islam di tengah-tengah masyarakat.

Struktur Organisasi Guru

Ketua Yayasan Indah Trisyana, S.km


Kepala Sekolah Rahmawati Dewi Oktaviani, S.Pi
Kurikukulum Eva Maryamah, S.Pd
Bendahara Yuli Kristiani, Amkeb
Administrasi Hendra andriyan
Kesiswaan Iib Asdori, S.T
Sarana dan prasarana Indra Janar
Anggota dewan guru Frisca Avicena, S.pd.I
Khaerul Anwar, S.Pd
Rima Damayanti
Ruli
Adiyatma, S.E

Proses Pembentukan Perilaku


Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Persepsi; 2) Motivasi;
3) Emosi; 4) Belajar.21 Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan.
Penelitian Carl Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru,
di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: 1) Kesadaran; 2)
Ketertarikan; 3) Evaluasi; 4) Percobaan; 5) Adaptasi.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng. 22

21
Sunaryo, Psikologi (Jakarta: EGC, 2004). 6-8
22
Jhon Retei Alfri Sandi, Lembaga Adat Dan Hak-Hak Adat Masyarakat Dayak Dalam Pusaran
Politik: Studi Kasus Kalimantan Tengah 2011-2016 (Tangerang: An1mage, 2019). 10

423
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Dampak Negatif Media Sosial YouTube Terhadap Perilaku Siswa Pada Sekolah
Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah Tangerang.
1. Menurunnya semangat siswa dalam belajar.
Era globalisasi merupakan sebuah masa dimana perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang secara sangat pesan hingga saat ini, penyebaran informasi serta
akses telekomunikasi maupun transportasi semakin lebih cepat dan mudah. 23 Media sosial
merupakan sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, dan berbagi apapun yang mereka inginkan. Hal ini memberikan dampak
yang sangat besar dalam setiap aspek kehidupan tidak terkecuali pendidikan.
Masa anak–anak dan remaja adalah masa-masa yang paling penting bagi
perkembangan hidup manusia24. Apabila selama proses perkembangan yang mereka
terima itu merupakan sebuah proses yang baik, maka semakin baik pula perkembangan
yang akan terjadi. Akan tetapi sebaliknya, apabila selama proses perkembangan tersebut
yang diterima oleh anak adalah sesuatu yang buruk, baik berupa perkataan ataupun
tontonan maka akan buruk pula perkembangan yang dilalui anak. Oleh karena itu, apapun
stimulus yang diberikan, baik berupa perkataan atau tontonan yang diberikan dan diterima
oleh anak-anak pada masa itu sudah seharusnya merupakan hal-hal yang terbaik.25 Jangan
sampai hiburan di media sosial itu justru membuat anak-anak menjadi tidak baik. Apalagi
kalau tontonan atau konten yang diperoleh mereka memang kurang mendidik.
Hal ini penyusun temukan dalam proses penelitian di lokasi penelitian. Penyusun
menemukan fakta bahwa tingkat popularitas media sosial YouTube sangatlah tinggi.
Berdasarkan sample yang penyusun ambil, keseluruhan objek yang diteliti mengetahui
media sosial YouTube dan pernah mengoperasikannya. Fakta ini penyusun dapatkan
dalam poin pertanyaan ―apakah ananda mengetahui media sosial YouTube?‖. Melalui
pertanyaan ini, penyusun menemukan fakta bahwa mereka sudah pernah menggunakan
media sosial baik dengan izin orang tua mereka ataupun tidak dengan izin orang tua nya.26
Lebih lanjut penyusun mengadakan penelitian di lokasi penelitian mengenai
respons yang siswa berikan ketika mereka akan menggunakan media sosial ini. Penyusun
menemukan fakta bahwa sebanyak 44,7% siswa sangat tidak senang dan 55,3% sisanya
merasa tidak senang dalam kategori wajar ketika mereka tidak diizinkan menggunakan
media sosial YouTube. Bagi siswa yang merasa sangat tidak senang ketika mereka tidak
diizinkan oleh orang tua nya untuk menggunakan media sosial ini, mereka terkadang
menunjukkan perilaku yang tidak baik seperti marah dan tidak mau mendengarkan
perkataan orang tua nya. Sedangkan bagi siswa yang masuk kedalam kategori wajar,
terkadang mereka perlu diberikan stimulus yang menarik agar minat mereka terhadap
pelajaran dapat semakin meningkat. 27
Dalam menggunakan media sosial ini, sangatlah diperlukan pendampingan oleh
orang tua kepada siswa, agar apa yang mereka lihat bisa diatur dan di kontrol oleh orang
tua. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Dewi Oktaviani, selaku kepala
sekolah, Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah Tingkat dasar bahwa:
dalam dunia digital seperti sekarang ini, pertukaran informasi merupakan hal yang tidak
dapat dihindari oleh siapa pun dan kapan pun terutama dalam menggunakan media sosial.

23
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi (Tangerang: An1mage, 2019). 235
24
gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. 26
25
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak (Jakarta: EGC, 1995). 136
26
Observasi siswa melalui angket penelitian. Point pertanyaan nomor 1 dan 2
27
Observasi siswa melalui angket penelitian. Point pertanyaan nomor 3

424
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Sehingga perlu diadakannya arahan yang tepat bagi siswa dalam menggunakan media
sosial terutama YouTube yang sering mereka akses.28
Berdasarkan penelitian yang penyusun lakukan, sebanyak 55,3% siswa merasa
sangat senang dan 44,7% lainnya merasa senang dalam kategori wajar ketika
menggunakan media sosial YouTube. Bagi siswa yang merasa sangat senang, media sosial
ini mempunyai berbagai sisi yang sangat menarik sehingga mereka merasa sangat senang
dan nyaman berlama-lama dalam menggunakan media sosial ini. Sehinggas fokus dan
minat mereka terhadap pelajaran atau tugas yang diberikan sekolah menjadi terabaikan
dan tidak diselesaikan dengan baik.
Sedangkan bagi siswa yang merasa senang dalam kategori wajar, mereka masih
dapat mengimbangi antara belajar dan bermain media sosial, sehingga mereka masih dapat
fokus terhadap pelajaran dan merasa tidak masalah apabila kegiatan bermain media sosial
mereka dihentikan sementara.29
Dengan berbagai konten yang ditawarkan, media sosial YouTube memanjakan
para penggunanya sehingga bagi anak-anak, media sosial ini bagaikan dunia kedua nya
yang penuh dengan hal-hal menarik, sehingga fokus mereka tertuju pada media sosial ini
yang kemudian memberikan dampak negatif pada perilaku mereka. Tidak berhenti sampai
disitu, pertukaran informasi yang cepat dan masif dapat menimbulkan terjadinya sebuah
proses adopsi perilaku yang berasal dari konten yang mereka tonton.
Semangat dalam belajar sangat diperlukan, karena dengan semangat belajar yang
tinggi siswa akan mampu mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan baik, efektif dan
efisien sesuai dengan yang diinginkan oleh guru dan siswa. Selain itu, tingginya semangat
siswa dalam belajar juga turut berpengaruh terhadap kemampuan berkonsentrasi selama
berada di dalam kelas. Kemampuan berkonsentrasi sangatlah diperlukan, karena tanpa
konsentrasi yang baik siswa akan sulit menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Ketika siswa tidak memahami materi yang disampaikan maka akan muncul sebuah
perasaan tidak percaya diri yang mengakibatkan semakin hilangnya semangat siswa dalam
belajar.30

2. Berkelahi dengan Teman


Tingkat keberagaman konten yang tinggi menjadikan media sosial YouTube tidak
membosankan bagi para penggunanya. Terdapat berbagai macam konten yang bisa diakses
melalui media sosial ini, mulai dari kartun, video memasak, video tutorial, kecantikan dan
lain sebagainya. Bagi sebagian anak-anak konten kartun atau super hero merupakan
sebuah konten video yang sangat menarik perhatian. Hal ini disebabkan karena mereka
dapat bermain peran bersama dengan teman nya sesuai dengan karakter film yang telah
mereka setujui.
Masa kanak-kanak merupakan sebuah fase dimana mereka akan senang mencari
tahu sesuatu yang menarik dalam persepsi mereka. Bermain peran sebagai seorang super
hero merupakan sebuah kegiatan yang sangat mengasyikkan. Selain dapat bermain
bersama dengan teman, kegiatan ini pula menjadi sebuah ajang untuk menunjukkan
kelebihan mereka didepan teman-temannya. Pada hakikatnya seorang anak akan senang
apabila mendapatkan pujian dan sanjungan. seolah-olah dalam diri mereka ingin
mengatakan ―sebaiknya anda menghargai saya \‖ atau ―sebaiknya anda menghormati
keberadaan saya‖. Oleh karena itu, tak jarang pula mereka melakukan berbagai cara untuk

28
Wawancara, Dewi Oktaviani, kepala sekolah Sekolah Tahfidz Plus khoiru Ummah Karang Tengah
tingkat Dasar.
29
Observasi siswa melalui angket penelitian. Point pertanyaan nomor 4
30
Hendra Surya, Menjadi Manusia Pembelajaran (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009). 19

425
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
menjadi yang terbaik diantara teman-temannya bahkan tidak jarang pula mereka menyakiti
teman nya baik secara langsung atau tidak langsung. Dengan membuka media sosial
YouTube, mereka dapat mencari informasi mengenai karakter yang mereka inginkan.
Setelah mereka mendapatkan informasi yang mereka inginkan, maka tibalah waktunya
untuk menunjukkan kehebatannya dalam memainkan peran tersebut. Sifat mereka yang
terkadang ingin selalu menjadi yang terbaik menimbulkan sebuah respons terhadap
perlakuan teman nya sehingga tidak jarang justru menyakiti teman nya dan akhirnya
terjadilah sebuah perkelahian diantara mereka.
Hal ini penulis temukan selama melakukan penelitian di lokasi penelitian.
Mayoritas siswa yang berkelahi sering dipicu karena suatu alasan yang kecil seperti
bercanda, memperebutkan sebuah karakter di dalam permainan dan lain sebagainya.
Penyusun menemukan sebuah fakta bahwa sebanyak 23 siswa atau 48,9% menyukai
konten aksi yang di dalam nya sering menampilkan adegan berkelahi entah antara tokoh
antagonis atau protagonis dalam sebuah cerita31. Tentu hal ini menjadi sebuah perhatian
bagi guru dan siswa, karena banyak siswa yang menjadikan karakter di dalam kartun atau
super hero yang sering mereka lihat sebagai contoh atau idola nya dalam kehidupan
sehari-hari sehingga mereka kurang memperhatikan norma dan peraturan yang berlaku
baik ketika di sekolah ataupun di rumah.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Dewi Oktaviani bahwa:
―setiap manusia hakikatnya memang senang meniru sesuatu dari orang lain.
Karenanya Allah memberikan kita akal agar bisa menimbang-nimbang yang mana
bisa tiru dan dijadika role model dalam menjalani kehidupan dan mana yang tidak
layak untuk dijadikan role model. Ditambah lagi anak-anak itu sangat mudah sekali
meniru apa yang dia lihat, masalahnya ketika anak-anak kita tidak pernah diarahkan
untuk bisa menggunakan akalnya dalam menimbang apakah yang dia saksikan itu
layak atau tidak untuk ditiru berdasarkan pertimbangan yang tepat‖ 32
Padahal bagi seorang muslim sudah terdapat contoh atau panutan yang sangat
pantas untuk ditiru yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal ini tertuang dalam Al-Qur‘an surat
al-Ahzab ayat 21.
ٌ ‫َّللا أُس َْوة ٌ َح َسنَة‬
ِ ‫سو ِل ه‬ُ ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
―Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang
baik) bagimu‖.

Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang mencontoh Rasulullah SAW
dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu Allah SWT
memerintahkan manusia untuk mencontoh dan meneladani Nabi Muhammad SAW pada
hari setiap aspek kehidupan baik dalam kesabaran, keteguhan, kepahlawanan, perjuangan
dan kesabaran nya dalam menanti pertolongan dari Robb-nya. 33
Pertukaran informasi, seni dan budaya ini sangatlah berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Karena pengetahuan yang didapatkan oleh siswa dari berbagai macam sumber
dapat mempengaruhi perilaku mereka. Karena dengan belajar perilaku seseorang akan
berubah seiring dengan Persepsi atau Knowledge yang mereka dapatkan selama proses
tersebut berlangsung. Berbagai macam konten yang dibuat oleh para konten kreator
bertujuan agar menarik para calon penerima informasi atau Viewers. Semakin banyak
jumlah Viewers yang didapat maka akan semakin terkenal pembuat konten tersebut. Hal
ini yang mendasari para konten kreator terkadang tidak memperhatikan tingkat keamanan

31
Hasil observasi siswa melalui angket pada point pertanyaan no 7
32
Wawancara Dewi Oktaviani, Kepala sekolah Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah.
33
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Niaga Swadaya, 2005). 461

426
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
demi Viral nya konten yang mereka buat. Bahkan tidak jarang pula mereka memasukan
konten kekerasan ataupun adegan berbahaya tanpa memikirkan para Viewers nya.
Penulis mendapatkan fakta bahwa sebanyak 60% siswa yang sering menonton
konten yang bersifat laga atau aksi mereka sering mempraktikkan nya di dalam kehidupan
sehari-hari, baik secara sengaja ataupun tidak. Fakta ini penyusun dapatkan melalui
pertanyaan ―apakah ananda menyukai konten aksi atau super hero?‖. Persepsi yang
mereka dapatkan dari hasil menonton film kesukaan mereka menjadi sebuah trial proses
atau proses uji coba dalam keseharian mereka. Sehingga terkadang perilaku mereka
menyerupai dengan apa yang mereka tonton.

3. Berkata yang Tidak Baik


Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan.
Bahasa merupakan anugerah dari Allah SWT, yang dengannya manusia dapat mengenal
atau memahami dirinya, sesama manusia, alam dan pencipta nya, serta mampu
menempatkan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya. 34
Tiap individu diharapkan dapat melakukan proses pertukaran informasi, ide dan
perasaan, dengan tujuan terjadinya komunikasi dua arah yang sama-sama diharapkan baik
oleh pemberi informasi atau yang menerima informasi sehingga komunikasi tersebut
menjadi sebuah komunikasi yang efektif. 35 Anak-anak lebih dapat mengerti apa yang
dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan mereka dengan kata-
kata. Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara seperti alat
bicara dan pertumbuhan atau perkembangan otak, anak semakin jelas dalam mengutarakan
kemauan, pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau bahasa. Hal itu tidak lepas
dari pengaruh lingkungan, terutama orang tua atau keluarga. Anak yang selalu mendapat
motivasi positif akan terpacu untuk mengembangkan potensi bicaranya. Bagi anak yang
sering mendapatkan stimulus yang kurang baik maka secara tidak langsung mereka
menjadikan itu sebagai dasar dari perilaku mereka. Apa yang mereka ucapkan adalah hasil
dari apa yang mereka dengar. Semakin beragam bahasa yang didengar, maka semakin
beragam pula bahasa yang akan keluar dari lisan mereka. Oleh karena itu peran orang
dewasa sangat diperlukan bagi mereka.36
Berbagai macam fenomena yang terjadi di dunia menjadi daya tarik bagi setiap
orang di tengah era globalisasi pada saat ini. Terlebih lagi di dukung dengan pesat nya
perkembangan media sosial sehingga berbagai macam jenis informasi dapat diterima oleh
setiap kalangan. Penyusun menemukan fakta bahwa sebanyak 78,8% orang tua merasa
konten yang berada di media sosial terutama YouTube sering menggunakan bahasa yang
kurang baik. Mulai dari susunan kalimat yang tidak benar sampai menggunakan kalimat
gaul untuk menaikkan tingkat popularitas mereka37
Pendidik atau guru, harus menjadi benar-benar bisa menjadi panutan bagi peserta
didiknya, guru yang profesional, rapi, sopan, bijak, berilmu serta bertanggung jawab
adalah guru yang sangat dibutuhkan saat ini. Terutama bisa menjadi panutan untuk bisa
menjadi bimbingan dan contoh untuk anak didiknya agar menjadi anak yang berilmu dan
menjadi anak kebanggaan bagi bangsa. Di era globalisasi ini dapa diketahu bahwa banyak
anak-anak yang menjadi sulit dididik akibat kesalahan dalam bersosialisasi di lingkungan
mereka sendiri dan ini bisa menjadi kerja keras bagi guru untuk mendidik mereka agar
menjadi anak didik yang baik.
34
Jahja, Psikologi Perkembangan. 53
35
Arie Cahyono, Menciptakan Sebuah Kekuatan Komunikasi Efektif: Unggul Berkomunikasi
(Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019). 33
36
Wawancara Dewi Oktaviani, Kepala sekolah Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah Karang Tengah.
37
Observasi siswa melalui angket penelitian. Point pertanyaan nomor 11

427
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Untuk membuat suatu koneksi antara guru dan murid, mereka harus tahu
bagaimana caranya untuk berbicara dan berbahasa. Ketika berbicara dengan mereka pun
seorang guru harus penuh sopan agar mereka bisa belajar dengan berbicara dengan sopan,
sedangkan untuk berbahasa dengan mereka pun seorang guru perlu menggunakan bahasa
yang mereka bisa mengerti atau pahami agar mereka dapat menanggapi apa yang
disampaikan kepada mereka. Apabila keduanya digunakan akan secara otomatis anak
didik akan mengerti dan cara berbicara mereka menjadi sopan, ini akan menjadi nilai yang
positif tersendiri untuk masa depan mereka.
Bahasa yang digunakan banyak memiliki fungsi dan sangat menentukan bagi
perkembangan anak terutama murid yang masih bersekolah dasar. Oleh karena itu
pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang banyak ditemui pertama kali saat duduk
di sekolah dasar, karena fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang akan
menentukan anak memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa serta akan
memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya, yang manfaatnya akan
membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya. Begitu pula fungsi bahasa sebagai pengantar pendidik, pemahaman anak dan
pengenalan anak serta keterampilan anak dalam berbahasa Indonesia akan dapat
bermanfaat dalam proses pendidikan secara lebih optimal.

4. Mengganggu di Kelas
Media sosial YouTube merupakan sebuah media yang menyajikan berbagai macam
konten yang dibutuhkan oleh orang yang menggunakannya. Sehingga mereka tidak merasa
bosan ketika mengaksesnya. Kemudahan dan inovasi yang ditawarkan menjadi daya tarik
bagi semua orang tidak terkecuali anak-anak.
Sifat anak-anak yang selalu ingin tahu menjadikan media sosial ini sebagai sebuah
jalan pintas untuk mencari informasi apapun yang mereka kehendaki. Setelah mereka
mengetahui informasi tersebut mereka akan merasa puas dan muncul perasaan ingin
berbagi informasi dengan teman nya agar keberadaan mereka diakui dan mendapatkan
pujian sehingga tidak jarang pula mereka membicarakan informasi tersebut di dalam kelas
ketika jam pelajaran berlangsung.
Hal ini penulis temukan dalam proses penelitian bahwa sebanyak 55,3% 38 siswa
merasa sangat antusias dan bersemangat ketika mereka dapat menggunakan media sosial
ini. Hal ini tentu pasti berpengaruh kepada minat mereka terhadap belajar, karena di
dalam benak mereka sudah tergambar sebuah stimulus yang lebih menyenangkan daripada
belajar yaitu menggunakan media sosial YouTube atau hanya sekadar membahas
mengenai konten yang berada di dalamnya.

E. KESIMPULAN
Kajian ini menyimpulkan bahwa YouTube memiliki dampak negatif bagi anak
didik yang dapat mengganggu aktivitas belajarnya, antara lain: 1) Menurunnya semangat
siswa dalam belajar dibuktikan hilangnya motivasi belajar; 2) Berkelahi dengan teman,
dibuktikan dengan meningkatnya kenakalan dan pentengkaran antar peserta didik; 3)
Berkata tidak baik, dibuktikan dengan banyak peserta didik yang suka berkata kasar, tidak
saja kepada sesama temannya tetapi juga kepada para guru; 4) Mengganggu di kelas,
perilaku ini dipicu dari ketidakfokusan peserta didik atau tidak berkonsentrasi dalam
mengikuti arahan yang diberikan oleh guru. Selain itu, persepsi yang mereka dapatkan dari
hasil mengakses media sosial YouTube menjadikan belajar adalah sebuah proses yang
membosankan sehingga terkadang mereka malah sibuk mengobrol dengan teman nya

38
Observasi siswa melalui angket penelitian. Point pertanyaan nomor 4

428
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
membahas berbagai macam konten yang berada di media sosial tersebut. Bahkan tidak
jarang pula mereka mempraktikkan nya di dalam kelas sehingga suasana di dalam kelas
tidak kondusif dan mengganggu suasana belajar.

429
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
DAFTAR PUSTAKA

Aditiawarman, Mac, Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Ekasakti, dan Dosen Fakultas
Sastra Universitas Ekasakti. Variasi Bahasa Masyarakat. Padang: Lembaga Kajian
Aset Budaya Indonesia Tonggak Tuo, 2019.
Ahmadi, Farid. Guru SD di Era Digital: Pendekatan, Media, Inovasi. Semarang: Pilarr
Nusantara, 2017.
Aida, Nurul, dan Rr Amanda Pasca Rini. ―Penerapan Metode Bermain Peran Untuk
Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini.‖
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia 4, no. 1 (16 Desember 2015).
https://doi.org/10.30996/persona.v4i1.494.
Akmal. Lebih dekat dengan Industri 4.0. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Aliyyu, Annur. ―Disruptive Behavior Dan Bentuk Perlakuan Guru.‖ Indonesian Journal of
Educational Counseling 3, no. 3 (5 Agustus 2019): 199–210.
https://doi.org/10.30653/001.201933.101.
Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Prenada Media, 2017.
Anisah, Ani Siti. ―GANGGUAN PRILAKU PADA ANAK DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR.‖ JPsd (Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar) 1, no. 2 (16 September 2015): 5–20.
https://doi.org/10.30870/jpsd.v1i2.689.
Arie Cahyono. Menciptakan Sebuah Kekuatan Komunikasi Efektif: Unggul Berkomunikasi.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.
Asmaroini, Ambiro Puji. ―IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI
ERA GLOBALISASI.‖ Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan 4, no. 2 (3
April 2016): 440–50. https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1077.
Asrori, dan Rusman. Classroom Action Research Pengembangan Kompetensi Guru.
Banyumas: Pena Persada, 2020.
Badri, Muhammad. Sentuhan Jiwa untuk Anak Kita. Bekasi: Daun Publishing, 2020.
Budaya Populer Indonesia: Diskursus Global/Lokal dalam Budaya Populer Indonesia.
Surabaya: Air Langga University Press, 2017.
Candra, I. Wayan, I. Gusti Ayu Harini, dan I. Nengah Sumirta. Psikologi Landasan Keilmuan
Praktik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017.
Dacholfany, M. Ihsan. ―REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGHADAPI
ERA GLOBALISASI.‖ AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam 20, no. 1 (14 April
2015): 173–94.
Darmadi, Hamid. PENGANTAR PENDIDIKAN ERA GLOBALISASI. Tangerang: An1mage,
2019.
Djiwandon, Sri Esti W. Psikologi Pendidikan (Rev-2). Jakarta: Grasindo, 1989.
dkk, Herri Zan Pieter. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana, 2017.
dkk, Sitti Nurhalimah. Media Sosial Dan Masyarakat Pesisir : Refleksi Pemikiran
Mahasiswa Bidikmisi. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Dopo, Ferdinandus Bate, dan Christina Ismaniati. ―Persepsi Guru Tentang Digital Natives,
Sumber Belajar Digital Dan Motivasi Memanfaatkan Sumber Belajar Digital.‖ Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan 3, no. 1 (2016): 13.
https://doi.org/10.21831/tp.v3i1.8280.
Enterprise, Jubilee. Kitab YOUTUBER. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018.
———. Trik Mendapatkan Pekerjaan Idaman Menggunakan Linkedin. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013.

430
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Fadhal, Soraya, dan Lestari Nurhajati. ―Identifikasi Identitas Kaum Muda Di Tengah Media
Digital (Studi Aktivitas Kaum Muda Indonesia Di Youtube).‖ JURNAL Al-AZHAR
INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL 1, no. 3 (4 April 2012): 176–200.
Fahmi, Abu Bakar. Mencerna Situs Jejaring Sosial. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013.
Graha, Chairinniza. Keberhasilan Anak Tergantung Orang Tua. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013.
gunarsa, singgih. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008.
Gunarsa, Singgih D. Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1991.
Hakim S, Rachmad. Cara Cerdas Mengelola Blog. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.
Hamid, Sohana Abdul. ―Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.‖
Journal of Social Sciences and Humanities, 2016.
Harun, Cut Zahri. ―MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER.‖ Jurnal Pendidikan
Karakter 0, no. 3 (2013). https://doi.org/10.21831/jpk.v0i3.2752.
Haryadi, Toto, dan Dimas Irawan Ihya‘ Ulumuddin. ―Penanaman Nilai dan Moral pada Anak
Sekolah Dasar dengan Pendekatan Storytelling Melalui Media Komunikasi Visual.‖
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia 2, no. 01 (2016): 56–
72. https://doi.org/10.33633/andharupa.v2i01.1018.
Hasanuddin. Biopsikologi Pembelajaran : Teori dan Aplikasi. aceh: Syiah Kuala University
Press, 2017.
Helianthusonfri, Jefferly. Yuk Jadi Youtuber. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018.
Herlina, Vivi. Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan SPSS. Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2019.
Herwibowo, Yudhi. You Tube. Jakarta: Bentang Pustaka, 2008.
Hutahayan, Benny. Peran Kepemimpinan Spiritual Dan Media Sosial Pada Rohani Pemuda
Di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Cililitan. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Ibda, Hamidulloh. ―PENGUATAN LITERASI BARU PADA GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH DALAM MENJAWAB TANTANGAN ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0.‖ JRTIE: Journal of Research and Thought of Islamic Education. Vol. 1, 2018.
Ichsan, Ahmad Shofiyuddin. ―‗MANIAK‘ MEDIA SOSIAL DAN GAME PADA ANAK
USIA DASAR (Studi pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta).‖ MAGISTRA:
Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman, 2019.
https://doi.org/10.31942/mgs.v10i1.2638.
Imani, Rakaiza. ―PENGARUH YOUTUBE TERHADAP PEMEROLEHAN BAHASA
KEDUA PADA ANAK USIA 8 TAHUN.‖ Metabahasa: Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia 3, no. 1 (9 Februari 2020): 11–24.
Indrra, Hasbi. Pendidikan Islam Tantangan & Peluang di Era Globalisasi. Yogyakarta:
Deepublish, 2016.
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. jakarta: Kencana, 2011.
Jasmine, Cindy. Cepat & Mudah Menguasai Facebook. Jakarta: IndonesiaTera, 2009.
Jelamu Ardu Marius. ―Perubahan Sosial.‖ Jurnal Penyuluhan 2, no. 2 (2006): 125–32.
Kosasi, Sandy, dan Kalimantan Barat. ―Perancangan E-learning untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Guru dan Siswa,‖ 2015, 7.
Kriyantono, Rachmat. Teori-Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal: Aplikasi
Penelitian & Praktik. 2017: Kencana, 2017.
Lase, Delipiter. ―Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0.‖ Jurnal Sundermann, 2019.
https://doi.org/10.36588/sundermann.v1i1.18.

431
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Lefudin. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish, 2017.
Manuntung, Ns Alfeus. TERAPI PERILAKU KOGNITIF PADA PASIEN HIPERTENSI.
Malang: WINEKA MEDIA, 2019.
Mat, Chek. Pengurusan Imej. Cheras: Utusan Publications, 2007.
Mawardi, Isal. ―Geger Perploncoan Siswa SD untuk Latihan Tawuran.‖ detiknews. Diakses 9
Januari 2020. https://news.detik.com/berita/d-4706017/geger-perploncoan-siswa-sd-
untuk-latihan-tawuran.
M.Kes, Dr Irwan S. KM. KEARIFAN LOKAL DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA
REMAJA BERESIKO TINGGI. Yogyakarta: Absolute Media, 2018.
Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Masa. Jakarta: Prenada Media, 2015.
Morisson, Paul, dan Philip Burnard. Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan. Jakarta: EGC, 2009.
M.Pd.I, Dr Lalu Muhammad Nurul Wathoni. Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Pemikiran
Filosofis Kurikulum 2013. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018.
Mudhar. ―PERAN ORANG TUA DALAM MEMINIMALKAN PERILAKU DISRUPTIF.‖
WAHANA 70, no. 1 (1 Juni 2018): 39–45. https://doi.org/10.36456/wahana.v70i1.1566.
Muhammad, Abdullah bin. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Niaga Swadaya, 2005.
Muis Junaedy, Abdul. Konsep dan Strategi Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0.
Yogyakarta: Laksana, 2019.
Ngafifi, Muhamad. ―Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial
Budaya.‖ Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi 2, no. 1 (2014): 33–
47. https://doi.org/10.21831/jppfa.v2i1.2616.
Nugroho, Yohanes Arianto Budi. Kepemimpinan Untuk Mahasiswa: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta, 2019.
Nurfitri, Aldila Dyas. ―Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari
Perspektif Psikologi Sosial Terapan‖ 25, no. 1 (2017): 36–44.
https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.22759.
Nurhakim, Syerif. Dunia Komunikasi dan Gadget: Evolusi alat Komunikasi, Menjelajah
Jarak dengan Gadget. Jakarta: Zikrul Hakim Bestari, 2015.
Prabowo Setyabudi, M Nur, dan Albar Adetary. Pengantar Studi Etika Kontemporer: Teoritis
dan Terapan. Malang: UB Press, 2017.
Praherdhiono, Henry, Punaji Setyosari, I. Nyoman Sudana Degeng, Sulton, Taufik Ikhsan
Slamet, Ence Surahman, Eka Pramono Adi, Made Duananda Kartika Degeng,
Susilaningsih, dan Zainul Abidin. TEORI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN: Era Belajar Abad 21 dan Revolusi Industri 4.0. Seribu Bintang, 2019.
Prasetiawann, Hardi. ―Cyber Counseling Assisted with Facebook CYBER COUNSELING
ASSISTED WITH FACEBOOK TO REDUCE ONLINE GAME ADDICTION.‖
GUIDENA JOURNAL, no. 1 (2016): 28–36.
Prasetyo, Banu, dan umi Trisyanti. ―REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN TANTANGAN
PERUBAHAN SOSIAL.‖ IPTEK Journal of Proceedings Series 0, no. 5 (2018): 22–
27. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4417.
Pratama, Bayu Indra. Etnografi Dunia Maya Internet. Malang: Universitas Brawijaya Press,
2017.
Priatmoko, Sigit. ―Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam Di Era 4.0.‖ TA’LIM : Jurnal
Studi Pendidikan Islam 1, no. 2 (30 Juli 2018): 221–39.
https://doi.org/10.29062/ta'lim.v1i2.948.
Psi, Riana Mashar, M. Si. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:
Kencana, 2015.

432
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Purnama, Sigit. ―Pengasuhan Digital untuk Anak Generasi Alpha.‖ Al Hikmah Proceedings
on Islamic Early Childhood Education 1 (2018): 10.
Putra, Asaas, dan Diah Ayu Patmaningrum. ―PENGARUH YOUTUBE DI SMARTPHONE
TERHADAP PERKEMBANGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK THE
INFLUENCE OF YOUTUBE ON SMARTPHONE TOWARDS DEVELOPMENT OF
CHILD‘S INTERPERSONAL COMMUNICATION.‖ Jurnal Penelitian Komunikasi
21, no. 2 (2018): 159–72. https://doi.org/10.20422/jpk.v21i2.589.
Putra, Asaas, dan Diah Ayu Patmaningrum. ―Pengaruh Youtube di Smartphone Terhadap
Perkembangan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Anak.‖ Jurnal Penelitian
Komunikasi 21, no. 2 (20 Desember 2018). https://doi.org/10.20422/jpk.v21i2.589.
Rachmawati, Yeni. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Prenada Media,
2012.
Rahmi, Amelia. ―PENGENALAN LITERASI MEDIA PADA ANAK USIA SEKOLAH
DASAR.‖ Sawwa: Jurnal Studi Gender 8, no. 2 (15 Mei 2013): 261.
https://doi.org/10.21580/sa.v8i2.656.
Respati, Wira. ―Transformasi Media Massa Menuju Era Masyarakat Informasi di Indonesia.‖
Humaniora 5, no. 1 (1 April 2014): 39. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.2979.
Riniwati, Harsuko. Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas Utama dan Pengembangan
SDM. Malang: Universitas Brawijaya Press, 2016.
Rosyiana, Iffah. Innovative Behavior At Work: : Tinjauan Psikologi & Implementasi Di
Organisasi. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
S, Bambang, Endah Masrunik, dan M.Rizal. Motivasi Kerja Dan Gen Z: Teori Dan
Penerapan. Malang: Zaida Digital Publishing, 2020.
Sa‘ad, Dr Musthafâ Abû. 30 Strategi Mendidik Anak: Cerdas Emosional, Spiritual,
Intelektual. Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2016.
Salmiah, Salmiah, Fajrillah Fajrillah, Acai Sudirman, Muhammad Noor Hasan Siregar,
Janner Simarmata, Abdul Rahman Suleman, Lenny Menara Saragih, dkk. Online
Marketing. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.
Samsuar, Samsuar. ―ATRIBUSI.‖ Network Media 2, no. 1 (3 September 2019).
http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/junetmedia/article/view/450.
Sandi, Jhon Retei Alfri. LEMBAGA ADAT DAN HAK-HAK ADAT MASYARAKAT DAYAK
DALAM PUSARAN POLITIK: Studi Kasus Kalimantan Tengah 2011-2016. Tangerang:
An1mage, 2019.
Sangadji, Zhapyrend Putri, Angen Ainur Ruhmah, Fauzi, Moch Iqbal Qholid Hasibi,
Trisnanda Yulia Putri, Wilis Sofia Utami, Hilmi Amrullah, dkk. Literasi Media dan
Peradaban Masyarakat. Malang: Intrans publishing group, 2020.
Saptarini, Eriska Riyanti & Risti. ―UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT MELALUI PERUBAHAN PERILAKU ANAK.‖ Majalah Ilmu Kedokteran
Gigi 11, no. 2009 (2009). http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=12369.
Setiadi, Elly M. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana, 2017.
Setiawan, Deny. Rahasia Mendapat Dollar dari Youtube. Jakarta: Elex Media Komputindo,
2016.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC, 1995.
Soetjiningsih, Christiana Hari. Seri Psikologi Perkembangan: Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Kencana, 2018.
Soliha, Silvia Fardila. ―TINGKAT KETERGANTUNGAN PENGGUNA MEDIA SOSIAL
DAN KECEMASAN SOSIAL.‖ Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 1 (2 Januari
2015): 1–10.
Sulianta, Feri. Keajaiban Sosial Media. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015.
Sunaryo. Psikologi. Jakarta: EGC, 2004.

433
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam
P-ISSN: 2088-7981
Vol. 4, No. 2, 2021
E-ISSN: 2685-1148
doi.org/10.36670/alamin.v2i02.20
Supriyadi, A. Adang. Airmanship. Jakarta: Gramedia pustaka utama, 2019.
Surahman, Sigit. ―DAMPAK GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI DAN BUDAYA
INDONESIA.‖ LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi 2, no. 1 (2013).
https://doi.org/10.30656/lontar.v2i1.334.
Surya, Hendra. Menjadi Manusia Pembelajaran. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009.
Suryadi, Sudi. ―Peranan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam
Kegiatan Pembelajaran Dan Perkembangan Dunia Pendidikan.‖ Jurnal Informatika 3,
no. 3 (2019): 9–19. https://doi.org/10.36987/informatika.v3i3.219.
Susatio, Gonang. ―Gara-gara YouTube, Anak SD di Kulon Progo Keracunan | Tagar.‖
Diakses 9 Januari 2020. https://www.tagar.id/garagara-youtube-anak-sd-di-kulon-
progo-keracunan.
Suwardana, Hendra. ―Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental.‖ JATI UNIK : Jurnal
Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri 1, no. 1 (18 April 2018): 102.
https://doi.org/10.30737/jatiunik.v1i2.117.
Tersiana, Andra. Metode Penelitian. Jakarta: Anak Hebat Indonesia, 2018.
Timotius, Kris H. Otak dan Perilaku. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2018.
Triwahyuni, Eges. ―PENANGANAN MISBEHAVIOR PADA ANAK USIA DINI YANG
MENGANGGU DI KELAS.‖ JURNAL AUDI : Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan
Media Informasi PAUD 3, no. 1 (8 Juni 2018): 47–55.
https://doi.org/10.33061/ad.v3i1.2073.
UGM, FORKOMSI FEB. Revolusi Industri 4.0. CV Jejak (Jejak Publisher), 2019.
Wade, Carole, dan Carol Tavis. PSIKOLOGI. Jakarta: Erlangga, 2015.
Watie, Errika Dwi Setya. ―Komunikasi Dan Media Sosial (Communications and Social
Media).‖ Jurnal The Messenger 3, no. 2 (23 Maret 2016): 69–74.
https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.270.
Widayati, Weka. Ekologi Manusia: Konsep, Implementasi, dan Pengembangannya. Kendari:
Unhalu Press (kini Universitas Halu Oleo Press), 2011.
Widodo, Agus Pratomo Andi. Nizamia Learning Center 2018. sidoarjo: Nizamia Learning
Center, 2018.
Widyarini, Nilam. Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo,
2013.
windura, Sutanto. Brain Mgt Series: Be an Absolute Genius. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2008.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenada Media, 2016.
Zahid, A. ―Sensualitas Media Sosial di Era Globalisasi (Kajian Sosiologi Media McLuhan
sebagai Analisis Media Masa Kini).‖ Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi)
13, no. 1 (6 Agustus 2019): 1–15. https://doi.org/10.24815/jsu.v13i1.13030.

434

Anda mungkin juga menyukai