Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan

Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0

Oleh:

HASYIFA KHAILA RAHMAWATY


NISN: 0050336831

KHANSA HANA KAMILA


NISN: 0041435215

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) ISLAM NURUL FIKRI


BOARDING SCHOOL SERANG

2021
JUDUL : Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0
BIDANG : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan
KATEGORI : Sosial
NAMA : HasyifaKhailaRahmawaty
Khansa Hana Kamila
SEKOLAH : SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang

ABSTRAK

Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0 memiliki tujuan untuk mengetahui
persepsi masyarakat mengenai pendakwahan islam era revolusi industri 4.0 dan dampaknya. Dengan
adanya pergeseran pendakwahan, para ulama seperti kiai yang biasanya selalu menyampaikan kajian
dakwah secara langsung merasa terjadi pergeseran sosial dimana dengan adanya peralihan ini, mereka
diminta untuk menyesuaikan perkembangan zaman dengan beralih media penyampaian seperti
menggunakan internet yang dirasa lebih kekinian. Namun disayangkan bahwa kebanyakan kiai atau ustad
dengan ilmu yang memumpuni tidak memanfaatkan perkembangan zaman tersebut, dan lama kelamaan
tergantikan oleh figur-figur baru yang rajin melakukan update materi dakwah di media sosialnya.
Metodologi penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian diambil
secara kuisioner. Objek penelitian berupa seluruh warga pesantren Nurul Fikri Boarding School Serang.
Sampel penelitian berjumlah 90 responden dari berbagai kalangan usia.

Kata kunci: Revolusi indutri 4.0, internet, pendakwahan, perspektif masyarakat.


I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dimulainya era revolusi industri ditandai dengan penemuan mesin uap yang diciptakan oleh James
Watt di tahun 1769, pada saat itu mulai terlihat perbedaan signifikan dalam berbagai macam hal seperti
industri besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi.
Akibatnya banyak sekali dampak yang terjadi terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Inovasi-inovasi pun kian bermunculan, hingga sampailah pada titik Revolusi Industri 4.0. Menurut
Angela Merkel (2014) Revolusi Industri 4.0 dapat diartikan sebagai transformasi komprehensif dari
keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Dari pengertian tersebut telah tergambar jelas bahwa Revolusi Industi 4.0 sangat bergantung
pada kemajuan teknologi seperti internet. Internet sendiri menurut Onno W. Purbo (dalam Prihatna, 2005)
merupakan sebuah media yang digunakan untuk mengefesiensikan sebuah proses komunikasi yang
disambungkan dengan berbagai aplikasi, seperti Web, VoIP, E-mail. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
diartikan bahwa internet merupakan media penyalur yang berfungsi mengefisienkan proses komunikasi
antar masyarakat. Dalam perkembangannya, Internet kian dikenal oleh berbagai kalangan dan berakibat
pada perubahan sosialisasi dalam masyarakat.
Keefisienan dari internet pun menimbulkan berbagai dampak mencakup dampak positif dan
negatif. Diketahui dengan kehadiran internet ini, banyak kalangan yang merasa terbantu, ditambah lagi
dengan mereka yang hanya perlu menekan layar gadget (clicktivism) dan setelah itu mereka akan
menemukan berbagai hal yang ingin mereka cari. Kemajuan teknologi ini tentu dirasa sangat membantu
dalam bidang industri dan ilmu pengetahuan. Namun dalam berdakwah ulama seperti kiai yang biasanya
selalu menyampaikan kajian dakwah secara langsung merasa terjadi pergeseran sosial dimana dengan
adanya peralihan ini, mereka diminta untuk menyesuaikan perkembangan zaman dengan beralih media
penyampaian seperti menggunakan internet yang dirasa lebih kekinian. Namun disayangkan bahwa
kebanyakan kiai atau ustad dengan ilmu yang memumpuni tidak memanfaatkan perkembangan zaman
tersebut, dan lama kelamaan tergantikan oleh figur-figur baru yang rajin melakukan update materi dakwah
di media sosialnya. Dewasa ini, otoritas keagamaan tidak lagi diukur berdasarkan kedalaman ilmu dan
pengetahuan. Mayoritas umat justru melihat dari sisi lain seperti penampilan, durasi, retorika, dan bahkan
wajah pendakwah yang dinilai menawan. Fenomena dakwah via media baru ini tentu baru ditemukan di
zaman kini dan sama sekali belum pernah dijumpai di masa lalu.
Bagi sebagian orang, hal ini tentu dirasa sangat menguntungkan dimana mereka tidak perlu
bersusah payah untuk datang ke masjid, dan bisa mendengarkan ceramah dimanapun tempat yang mereka
inginkan. Keefektifannya lah yang menjadi alasan. Namun selain menguntungkan, hal tersebut juga kerap
merugikan dimana banyak sekali pendatang-pendatang baru dibidang pendakwahan yang hanya
menginginkan ketenaran semata dengan memanfaatkan rupa dan harta yang mereka miliki. Pendakwah
kontroversial seperti inilah yang tidak segan mencampuri urusan orang lain dan mengclaim merekalah yang
paling benar. Kadang tak hanya itu, beberapa dari pendatang baru juga membawa berita hoax yang
sebenarnya tidak bisa dipastikan kevaliditasannya. Dan pada akhirnya berita tersebut menyebar ke
masyarakat luas dan menjadi suatu paham yang sesat.
Oleh karena itu dimulai dengan adanya rasa keingintahuan penulis terhadap masalah yang terjadi
di lingkungan masyarakat mengenai pandangan dan dampak yang dirasakan akibat pergeseran
pendakwahan di era revolusi industri 4.0 ini turut menjadi pertanyaan yang sangat ingin penulis bahas pada
penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu maka perlu dilakukan kajian penelitian secara ilmiah yang berjudul
“Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0”

I.2 Rumusan Masalah

Seperti yang sudah dijabarkan pada latar belakang masalah, maka dari itu peneliti mengajukan
pertanyaan yakni:

1. Bagaimanakah dampak yang dirasakan masyarakat terkait adanya Pergeseran Pendakwahan Islam era
Revolusi Industri 4.0?

2. Bagaimana perspektif masyarakat terkait adanya Pergeseran Pendakwahan Islam era Revolusi
Industri 4.0?

I.3 Tujuan Penelitian

Hasil yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah para persepsi subjektif yang berupa
masyarakat dari semua kalangan usia yang tentunya memiliki pemikiran yang bervariasi baik positif
maupun negatif. Penelitian yang mengandung unsur agama masih sedikit jika dibandingkan dengan tema
penelitian lainnya. Padahal banyak hal menarik berunsur agama yang dapat digunakan sebagai bahan
penelitian. Oleh karena itu peneliti mengambil penelitian berunsur agama yang terdapat tantangan keaslian
nilai-nilai agama dengan kemajuan teknologi dan zaman yang dapat merancu keaslian nilai agama. Dari
pernyataan permasalaan yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin menguraikan tujuan yang akan
difokuskan dalam penelitian yaitu:

1. Mengetahui persepsi masyarkat mengenai pendakwahan islam era revolusi industri 4.0

2. Mengetahui dampak yang dirasakan masyarakat terkait adanya pergeseran pendakwahan islam era
revolusi industri 4.0
I.4 Manfaat Penelitian
Setelah merumuskan masalah dan menentukan tujuan, maka manfaat yang diharapakan dari
penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis:

Manfaat teoritis dalam penulisan ini terutama untuk memperkaya tentang kajian penelitian
mengenai pandangan masyarakat mengenai pendakwahan islam di era revolusi industri 4.0, serta menjadi
bahasan studi lanjut bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan dikemudian hari.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat terasa langsung setelah selesainya penelitian ini,
manfaat-manfaatnya diantara lain:

A. Bagi penulis :

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai pandangan masyarakat mengenai
pergeseran industri 4.0 dalam bidang pendakwahan

B. Bagi pembaca:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah terutama dinas
Pendidikan atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar menerapkan pendidikan agama
dikalangan siswa dengan lebih memperhatikan pendekatan zaman sehingga generasi muda tidak salah
dalam mengaplikasikan ilmu agama yg telah dipelajari di sekolah
b. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumber informasi dan dapat menambah pengetahuan
para pembaca mengenai pergeseran otoritas keagamaan di era revolusi industri 4.0
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada para pendakwah supaya dapat
mengaplikasikan teknologi industri 4.0 untuk penyebaran dakwah.
d. Penelitian ini diharapkan dapat membuka mata pembaca maupun masyarakat, terutama milenial supaya
lebih berhati-hati dalam memilih informasi ataupun berita yang belum terverifikasi kevalidatisannya
terutama yang menyinggung agama agar tidak tertarik ke aliran yang salah.
e. Menambah wawasan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang merasa tertarik dengan kajian-
kajian tentang pergeseran pendakwahan era revolusi industri 4.0
II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas mengenai akibat dari revolusi industri 4.0
yang mengakibatkan bergesernya otoritas pendakwahan islam. Kajian pustaka yang berhubungan dengan
penelitian ini sebagai berikut:
Penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Randy Ramadhan, STMIK Nusa Mandiri
dan Henny Destiana, Universitas Bina Sarana Informatika dengan judul “Pengaruh Media Sosial Youtube
terhadap Perkembangan Dakwah Islam dengan Metode Structural Equation Modeling (SEM)” tahun 2018.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung
di lapangan, studi pustaka melalui buku, jurnal dengan mempelajari penelitian terdahulu, dan menyebarkan
kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa youtube memberikan pengaruh yang
signifikan dalam memperkenalkan serta memberi pengaruh positif terhadap dakwah Islam.
Pada penelitian pertama, peneliti menyadari perlunya kesadaran dari para pendakwah atau para
ustadz untuk lebih memaksimalkan media sosial khusus nya youtube sebagai lahan untuk menyebarkan
dakwah Islam karena masyarakat lebih tertarik untuk mengenal dan mengatasi rasa keingin tahuannya
melalui media sosial.
Penelitian kedua dilakukan oleh Kholid Noviyanto, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
dengan judul “Pergeseran Media Penyiaran Islam di Tengah Wabah Coronavirus Disease 2019 (Studi
Analisis Konten Channel Youtube Penyiar Islam)” pada tahun 2020. Objek penelitian kedua ini berfokus
pada akun channel youtube para pendakwah yang populer. Adapun sampel yang diambil dari penelitian
kedua ini adalah berfokus pada channel youtube pertama adalah youtube Adi Hidayat Official. Kedua
adalah Ustad Felix Siau dengan akun youtube Felix Siau. Ketiga adalah akun youtube Ustadz Syamsuddin
Nur. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti merupakan teknik analisis konten.
Hasil penelitian kedua ini didapat jika youtube mampu memberikan ruang kreatifitas bagi para
pendakwah. Ketenaran para pensyiar Islam dipengaruhi oleh ragam karakteristik akun dakwahnya masing-
masing seperti Ustadz Adi Hidayat dengan ciri khas pada tampilan utama memuat pesan motivasi buat
khalayak, tampilan konten dan isi video menyuguhkan kajian Islam dan kajian al-Qur’an. Sedangkan
Ustadz Felix Siau lebih berfokus pada dakwah milenial yang disuguhkan pada kaum remaja milenial baik
dari segi tampilan akun, tema maupun isi video berfokus pada kajian Islam remaja zaman now. Begitupula
dengan Ustadz Syamsuddin Nur akun dakwahnya ditujukan kepada kaum muda milenial era sekarang
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa telah ada penelitian yang membahas
tentang perkembangan dakwah islam.
B. Kerangka Teoritik
II.1 Dakwah

Dakwah merupakan suatu gerakan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan aturan aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Menurut Arifin
M.Ed, dakwah merupakan sebuah gerakan mengajak kebaikan dalam bentuk lisan, tulisan perilaku dan lain-
lain yang dilaksanakan secara sengaja dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur
paksaan. Sesuai pengertian dakwah tersebut, maka dapat dipahami bahwa dakwah merupakan suatu
kegiatan mengajak, menyeru, mengundang atau memanggil, sedangkan dari segi istilah dakwah adalah
mempengaruhi dan merubah tingkah laku seseorang dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik
berdasarkan ajaran agama Islam. Dakwah sebagai kewajiban bagi setiap orang harus memperhatikan
sasaran, tujuan dan berbagai unsur-unsur dakwah.

II.1.2 Metode Dakwah

1. Dakwah Fardiah, merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu
orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah kecil dan terbatas.

2. Dakwah Ammah, dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lusan yang ditujukan kepada
orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Dakwah ini biasanya
menyampaikan khutbah (pidato)

3. Dakwah bil-Lisan, yakni penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau
komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Keempat, dakwah bil-Haal, dengan
mengedepankan perbuatan nyata.

4. Dakwah bit-Tadwin, atau pola dakwah melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku,
majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.

5. Dakwah bil Hikmah, yang berdakwah dengan cara arif bijaksana, semisal melakukan pendekatan
sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri,
tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.

II.2 Revolusi Industri 4.0

Definisi mengenai industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan.
Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa industri 4.0 adalah transformasi komprehensif
dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan
industri konvensional.
Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data.
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya
hidup. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan
berbagai bidang kehidupan manusia. Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan
menjadi inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar.

II.3 Internet dan Sosial Media

Secara umum internet ialah sebuah jaringan komputer yang terhubung dan bekerja sebagai suatu
sistem. Sedangkan internet secara khusus ialah suatu jaringan komputer yang terbesar didunia karena dapat
menghubungkan seluruh jaringan komputer yang ada di seluruh penjuru dunia ini. Menurut Onno W. Purbo
(Prihatna, 2005:7) menjelaskan bahwa internet dengan berbagai aplikasinya seperti Web, VoIP, E-mail
pada dasarnya merupakan media yang digunakan untuk mengefesiensikan proses komunikasi. Menurut
Ahmadi dan Hermawan (2013:68), Internet adalah komunikasi jaringan komunikasi global yang
menghubungkan seluruh komputer di dunia meskipun berbeda sistem operasi dan mesin.
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online
yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media
meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan media sosial
ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun,
tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam. Menurut Andreas Kaplan
dan Michael Haenlin, mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content”.
III. METODE PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, penelitian ini merujuk pada bagaimana presepsi dan
dampak yang dirasakan masyarakat mengenai pergeseran pendakwahan era revolusi industri 4.0. Dengan
demikian, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Mohamad Ali (1982:120)
menjelaskan bahwa: “metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab
permasalahan yang terjadi pada masa sekarang”. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan
tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi.
Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam
penelitian dengan cara mengukur indikator- indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran
diatara variabel-variabel tersebut. Tujuan dari pendekatan metode kuantitatif menurut Winarno Surakhmad
(1998:139) adalah: ”untuk mengukur dimensi yang hendak diteliti”.Penggunaan metode deskriptif
kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan
fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka- angka
memiliki makna. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana (1997:53) bahwa: ”Metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang
bermakna”.Adapun tujuan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini adalah untuk menjelaskan
suatu situasi yang hendak diteliti dengan dukungan studi kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa
peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan
indikator-indikator variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis oleh penulis.

III.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri Boarding School Serang,
Banten. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disini karena beberapa alasan:
1. pesantren ini memiliki tatanan islami sesuai dengan Alquran dan sunnah sehingga berpengaruh terhadap
cara pandang para responden .
2. Pesantren ini menargetkan para warga nya untuk memiliki wawasan yang luas dalam berbagai hal
termasuk teknologi, sehingga diharapkan para responden bisa membandingkan dan memberi tanggapan
dengan bijak terhadap ruang lingkup permasalahan.
3. Pesantren ini memiliki kedekatan emosional dengan peneliti dikarenakan peneliti juga bersekolah di
pesantren ini.
III.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Pada hakikat nya, setiap variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yang bersifat khusus
yang mengandung variasi nilai. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal.
Menurut Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari (1992 : 45) variabel tunggal adalah variabel yang hanya
mengungkapkan variabel unutk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala yang termasuk
variabel tersebut, Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah seluruh Warga dari Pondok Pesantren
Ibnu Salam Nurul Fikri Boarding School Serang, Banten.

III.4 Populasi dan Sampel

III.4.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006: 130) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Penelitian hanya
dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan beserta santri SMP dan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang.

Tabel 3.1 populasi Warga Nurul Fikri Boarding School Serang*


no. populasi bidang jumlah
1 Guru 100
2 Learning Research Center 12
3 Bimbingan Santri 8
4 Rumah Tangga 30
karyawan
5 Tata Usaha 24
6 Dapur 24
7 Bidang Umum 20
8 Keamanan 16
9 SMA 331
siswa
10 SMP 360
Total 925

*Arsip dan Dokumentasi bagian Human Resources Development Pondok Pesantren Nurul Fikri Boarding
School

Berdasarkan data tersebut, peneliti akan mengambil populasi per- bidang subjek sehingga total
populasi dalam penelitian ini berjumlah 925 orang.
III.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk memperkirakan
karakteristik suatu populasi (Rachmat Trijono, 2015:30). Pengambilan sampel dilakukan sebagai upaya
peneliti untuk menetapkan bagian dari populasi dengan mempertimbangkan representasi dari elemen
populasi untuk memperoleh data dan informasi penelitian (Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, 2014:93).
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Teknik pengambilan sampel
probably sampling dengan simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi
karena populasi dianggap homogen. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penggunaan rumus untuk
menentukan kevaliditasan sebuah data menggunakan formulasi statistik Slovin atau Taro Yamane sebagai
berikut:

𝑁
𝑛=
𝑁 (d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi sebesar 90% dengan kesalahan penarikan sampel sebesar
10% atau 0,1 (Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, 2014: 103).

925
𝑛=
925(0,1)2 + 1

925
𝑛=
925(0,01) + 1

925
𝑛=
10,25

𝑛 = 90,24

𝑛 = 90

Dari perhitungan di atas didapatkan jumlah sampel sebanyak 90 responden. Kemudian ditentukan
jumlah masing-masing sampel menurut tingkatan per jenjang usia. Kepala rumah tangga miskin yang berada
di masing-masing dusun secara proportionate random sampling dengan
𝑁𝑖 𝑛 (Riduan dan Akdon, 2009: 254).
rumus: 𝑛𝑖 =
𝑁

Dimana:
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Dari rumus di atas, maka dapat diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing bidang sebagai
berikut:

Guru = 100 90 = 9,7


925

Learning Research Center = 12 90 = 1,16


925

Bimbingan Santri = 8 87 = 21,65


691

Rumah Tangga = 30 90 = 2,9


925

Tata Usaha = 24 90 = 2,3


925

Dapur = 24 90 = 2,3
925

Bidang Umum = 20 90 = 1,9


925

Keamanan = 16 90 = 1,5
925

SMA =331 90 = 32,2


925

SMP = 360 90 = 35
925

Tabel 3.2 pembagian sampel berdasarkan bidang subjek*

no. populasi bidang jumlah sampel

1 Guru 100 10

2 Learning Research Center 12 1

3 karyawan Bimbingan Santri 8 1

4 Rumah Tangga 30 3

5 Tata Usaha 24 2
6 Dapur 24 2

7 Bidang Umum 20 2

8 Keamanan 16 2

9 SMA 331 32
Siswa
10 SMP 360 35

Total 925 90

*Arsip dan Dokumentasi bagian Human Resources Development Pondok Pesantren Nurul Fikri Boarding
School

III.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data
dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2013:146) instrumen penelitian adalah“suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian”. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Peneliti akan menggunakan skala likert agar data
yang dihasilkan lebih akurat. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif (Sugiyono, 2014:
136). Peneliti menggunakan jenis instrumen angket dan kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:

a. Sangat Setuju/sering/baik diberi skor 5

b. Setuju/sering/baik diberi skor: 4

c. Ragu-ragu/jarang/cukup diberi skor: 3

d. Tidak setuju/tidak pernah/tidak baik diberi skor: 2

e. Sangat tidak setuju/tidak pernah/tidak baik diberi skor: 1

III.6 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu metode yang ada di dalam pengumpulan data
dengan menggunakan teknik atau cara yang digunakan oleh para peneliti untuk mengumpulkan data,
(Riduwan, 2010:51). Dalam penelitian ini, terdapat beberapa Teknik pengumpulan data yang diambil
peneliti untuk mendapatkan data yang akurat. Teknik-teknik tersebut diantaranya:
1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada penelitian. Fokus observasi dilakukan terhadap tiga komponen utama yaitu ruangwaktu, aktor
(pelaku), dan aktifitas (kegiatan). Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tehadap
subyek maupun objek penelitian untuk mendapatkan data yang relevan. Pada penelitian ini, pengamatan
dilakukan di Pondok Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri Boarding School karena dianggap warga ataupun
para santrinya dapat memberi tanggapan yang bijak dan relevan pada permasalahan di penelitian ini.
2. Wawancara

Peneliti menggunakan metode wawancara untuk pengumpulan data. Menurut Sutrisno Hadi
(1989:192) Wawancara merupakan proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk
menangani secara fisik, orang dapat melihat muka yang orang lain dan mendengarkan suara telinganya
sendiri, ternyata informasi langsung alat pemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang
tersembunyi (laten) atau manifest. Wawancara dilakukan karena peneliti ingin mendapatkan informasi
mengenai persepsi dari kalangan masyarakat yang mengenal jelas mengenai permasalahan yang peneliti
bahas.

Terdapat dua jenis wawancara yakni terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang menggunakan instumen penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti. Instumen ini berupa
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara (Sugiyono, 2014:
189-191). Berdasarkan pendapat tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara tatap muka secara langsung untuk menggali informasi kepada responden.
Peneliti akan menggunakan wawancara terstruktur.
3. Kuisioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi
pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap dikembalikan kepada peneliti
(Sugiyono, 2014: 192). Kuesioner harus mempunyai center perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan.
Pertanyaan dapat berupa fakta, pendapat atau persepsi diri (Moh. Nazir, 2005: 203). Berdasarkan pendapat
tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data berupa
memberikan responden daftar pertanyaan guna menjawab masalah penelitian yang akan diteliti oleh
peneliti.

III.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data statistik deskriptif. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014: 199). Secara umum, Moh. Nazir menfasirkan
dalam pengolahan data melalui tahap berikut:
1. Editing
Sebelum data diolah, data perlu diedit terlebih dahulu. Data yang telah dikumpulkan perlu dibaca
sekali lagi dan diperbaiki jika disana sini masih ada hal yang meragukan,
2. Mengodekan Data
Data yang telah dikumpulkan berupa angka, kalimat pendek atau jawaban ya dan tidak, perlu diberi
kode untuk mempermudah analisis data. Misalkan jika responden menjawab ya, maka kodenya 1 dan jika
menjawab tidak, maka kodenya 0,
3. Membuat Tabulasi

Membuat tabulasi ialah memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka
sehingga dapat dihitung jumlah kasus dan berbagai kategori (Moh. Nazir, 2005: 346-355).
DAFTAR PUSTAKA
Ambar. (2017). 20 Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli. Retrieved April 6, 2021, from
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-
ahli#:~:text=Andreas%20M.,pertukaran%20dari%20User%20Generated%20Content.
Hendryadi. (2010). Populasi dan Sampel. Retrieved April 4, 2021, from
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/
Heri. (2017). 10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya Lengkap (SAMPLING). Retrieved April
7, 2021, from https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/
Hoedi, & Wahyudi. (2018). Indusri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset. J@ti
Undip: Jurnal Teknik Industr. Retrieved April 8, 2021, from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/18369/12865
Merry, G. (2020). Dakwah: Definisi, Macam-Macam dan Contoh Dakwah. Retrieved April 7, 2021, from
https://majalahpendidikan.com/dakwah-definisi-macam-macam-dan-contoh-dakwah/
Nofyat, Adelina, & Ibrahim. (2018). SISTEM INFORMASI PENGADUAN PELANGGAN AIR
BERBASIS WEBSITE. Indonesian Journal on Information System. Retrieved April 6, 2021, from
https://media.neliti.com/media/publications/260170-sistem-informasi-pengaduan-pelanggan-air-
2be5b23d.pdf
Noviyanto, K. (2021). PERGESERAN MEDIA PENYIARAN ISLAM DI TENGAH WABAH
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (Studi Analisis Konten Channel Youtube Penyiar Islam).
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi. Retrieved May 19, 2021, from https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/mutakallimin/article/view/3711/2392
Rada. (2021). Teknik Pengumpulan Data. Retrieved April 7, 2021, from https://dosenpintar.com/teknik-
pengumpulan-data/
Rahayu, N. (2019). Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0. Retrieved April 7, 2021, from
https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-40
Ramadhan, R., & Destinana, H. (2018). Pengaruh Media Sosial Youtube terhadap Perkembangan Dakwah
Islam dengan Metode Structural Equation Modeling(SEM). Jurnal & Penelitian Teknik
Informatika. Retrieved from https://jurnal.polgan.ac.id/index.php/sinkron/article/view/150/96
Resty. (2021). Pendakwah Yahya Waloni: Youtuber Itu Backgroundnya Kafir Semua. Retrieved May 19,
2021, from https://makassar.terkini.id/pendakwah-yahya-waloni-youtuber-itu-backgroundnya-
kafir-semua/
Sasongko, A. (2017). 6 Metode Dakwah. Retrieved May 19, 2021, from
https://www.republika.co.id/berita/olv2d3313/6-metode-dakwah
Saumi, R. (2012). Apa itu Sosial Media. Retrieved April 6, 2021, from http://www.unpas.ac.id/apa-itu-
sosial-media/
Suchayo, N. (n.d.). Dari Kiai ke YouTuber: Bergesernya Otoritas Keagamaan Era 4.0. Retrieved May 19,
2021, from https://www.voaindonesia.com/a/dari-kiai-ke-youtuber-bergesernya-otoritas-
keagamaan-era-4-0-/5826470.html
Sutiono. (n.d.). 24 Pengertian Internet menurut Para Ahli. Retrieved April 6, 2021, from
https://dosenit.com/jaringan-komputer/internet/pengertian-internet-menurut-ahli
Welianto, A. (2019). Pengertian Industri 4.0 dan Penerapannya. Retrieved April 8, 2021, from
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/160000169/pengertian-industri-4.0-dan-
penerapannya-di-indonesia?page=all
BIODATA PESERTA

Ketua Tim
Nama : Hasyifa Khaila Rahmawaty
Sekolah : SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang
Alamat Sekolah : Dusun Cihideung, RT. 16/05, Desa Bantarwaru,
Kecamatan Cinangka, Bantarwaru, Kec. Cinangka, Serang, Banten 42167
Alamat Rumah : Jln.Abdul Muis. Perum. Vidya Indah II, Rt.18,
no.38, kel. Lingkar Selatan, Kec. Pallmerah, Kota Jambi.
Tempat Lahir : Jambi
Tanggal Lahir : 11 April 2005
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas 11
Nomor HP : +6281278633272
Email : hasyifakhaila@gmail.com

Anggota Tim
Nama : Khansa Hana Kamila
Sekolah : SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang
Alamat Sekolah : Dusun Cihideung, RT. 16/05, Desa Bantarwaru,
Kecamatan Cinangka, Bantarwaru, Kec. Cinangka, Serang, Banten 42167
Alamat Rumah : Pejaten Mas Estate Blok D No. 10, Kramatwatu
Tempat Lahir : Tangerang
Tanggal Lahir : 27 Juni 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas 11
Nomor HP : +6282113256611
Email :khansaakamila@gmail.com

Data Guru Pembimbing


Nama : Yudi Putra Ardiansyah
Sekolah : SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang Mata
Pelajaran : Sejarah Wajib
Alamat Rumah : Dusun Cihideung, RT. 16/05, Desa Bantarwaru,
Kecamatan Cinangka, Bantarwaru, Kec. Cinangka, Serang, Banten 42167
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nomor HP : +6281271135925
Email : yudiputra.ardiansyah@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai