Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3

DAKWAH ISLAM DI ERA 5.0


Angga Apriadi (1907739)
Ismi Sabila (1909219)
M. Akram Basuki (1900473)
Mochammad Imrana Hajj (1908379)
Qonita Widyasari Salsabila (1908354)
BAB 1
Latar Belakang
Menurut Marwah Daud Ibrahim (1994: 191), dakwah diharapkan bisa
menjadi pengimbang, penyaring, dan pemberi arah dalam hidup.
Kehadiran internet telah mendorong banyak pihak untuk terjun ke
dalamnya, dari mulai kalangan pengusaha, pejabat, politisi, agamawan
hingga akademisi. Ada yang hanya sekadar menjadi user, ada pula yang
mencoba memanfaaatkannya secara optimal sesuai dengan kepentingan
masing-masing. Mereka yang tergerak untuk mengkaji dan meneliti pun
terus bermunculan. Internet telah menjadi diskursus menarik di era yang
sarat informasi ini.
Dakwah adalah langkah strategis untuk mengubah keadaan suatu masyarakat untuk
terus ke arah yang lebih baik. Zaman dan perkembangan teknologi berkembang
dengan sangat cepatnya, maka dakwah menjadi sesuatu yang mutlak adanya, dan
tidak bisa diabaikan. Termasuk pada saat ini yang oleh para pakar disebut era cyber.
Dengan itu dakwah harus mampu menawarkan suatu model ideal, dan dituntut
bersikap reponsif seiring perubahan zaman.
Rumusan
Masalah
1 Bagaimana implementasi dakwah Islam di era 5.0?

2 Bagaimana Penerimaan dakwah di era 5.0?

3 Menyelesaikan tugas Mata Kuliah Seminar


Pendidikan Agama Islam;
Tujuan MEMBUAT PENULIS BERLATIH

Penelitian MENGENAI PENULISAN KARYA


TULIS ILMIAH YANG SESUAI
DENGAN STANDAR.

MENAMBAH INFORMASI
MENGENAI IMPLEMENTASI
DAKWAH ISLAM DI ERA 5.0.

MENAMBAH WAWASAN
MEENGENAI DAKWAH ISLAM
DI ERA 5.0.
Manfaat Penelitian
1) Membuat penulis berlatih mengenai penulisan karya
tulis ilmiah yang sesuai dengan standar.
2025

2) Menambah informasi mengenai implementasi dakwah Islam


di era 5.0.
2027

3) Menambah wawasan meengenai dakwah Islam di era 5.0.


2028
Urgensi
Dakwah sebagai faktor pengimbang harus bisa membantu
manusia untuk tidak hanya berkhidmat pada kehidupan duniawi
yang kian dimegahkan oleh kemajuan teknologi canggih, tapi
tetap menyeimbangkannya dengan kehidupan ruhaniah
(akhirat). Sebagai penyaring, dakwah diharapkan mampu
membantu manusia untuk dapat menetapkan pilihan-pilihan
nilai yang lebih manusiawi dan islami. Sebagai pengarah, dakwah
diharapkan dapat membimbing manusia untuk lebih memahami
makna hidup yang sesungguhnya.
BAB 2
Landasan Teori
Sejarah Dakwah
Syeikh Habib bin
Hasyim. Seorang ulama asal Huraidhah, Hadramaut, Yaman, pada hari jum'at bulan
Safar, 1311 H. Perjuangannya dalam berdakwah di Sukabumi sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial
waktu itu, dimana intervensi Pemerintah Hindia Belanda yang memaksa Syeikh Habib bin Hasyim
untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan lewat jalur pesantren.

Habib Syekh bin Salim terlihat dari keluhuran akhlaknya dan kedermawanan sikapnya, terutama
terhadap masyarakat lemah dan miskin. Dalam setiap diskusi-diskusi, beliau tidak pernah menangkis
wacana kaum moderat yang mencuat di tengah masyarakat multi etnik dan kultur- tanpa argumentasi
kuat. Dalam waktu yang relatif singkat beliau mampu menjalin pergaulan dan persahabatan dengan para
ulama dan sesepuh di pelbagai daerah. Beliau bahkan sempat pula berpartisipasi dalam kancah politik
dengan duduk sebagai Rais Mustasyar (Ketua Dewan Pertimbangan), disamping membantu
pembangunan dan kemajuan beberapa Pondok Pesantren di berbagai daerah Sukabumi.
Pengertian Dakwah
Dakwah pada hakikatnya merupakan gerakan pembangunan yang dilakukan dalam rangka menegakkan
amar ma'ruf dan nahi munkar supaya terwujud kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat. Sebagai
gerakan pembangunan, dakwah hadir dalam wujud komunikasi efektif antara seorang manusia sebagai
penyampai pesan dengan manusia lainnya sebagai penerima pesan dakwah. Selain itu komunikasi dalam
dakwah juga terjalin dalam hubungan manusia dengan penciptanya, sebab keberhasilan dakwah salah
satunya juga merupakan peran Tuhan sebagai pemberi hidayah kepada yang hak. Dengan demikian,
dakwah merupakan sebuah proses komunikasi yang menentukan terjadinya gerakan pembangunan
menuju ke arah perubahan sosial.
Karakteristik Dakwah
Rabbaniyah (bernuansa ketuhanan)
Wasatiyah, Seimbang, tidak berlebih-lebihan dan tidak terlalu sedikit
Syumuliyah Utuh dan menyeluruh dalam manhajnya (komprehensif), tidak juz’iyah (sebagian)
Musy’asyirah (modern), Dakwah harus mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak ia akan ditinggalkan
peminatnya
Waqi”iyah, Realistik dalam memperlakukan individu dan masyarakat. Mengambil kira keadaan setempat dan
bertindak sesuai dengannya
Ilmiah, Dakwah islamiyah harus berlandaskan pada ilmu pengetahuan
Inqilabiyah (perubahan total), bukan tarqi’iyah (tambal sulam), Proses perubahan yang dilakukan dalam
dakwah hendaknya dilakukan secara total dan menyeluruh
Al-mana’atun Al-Islamiyah (mempunyai imunitas keislaman). Ini penting bagi dakwah. Imunitas keislaman
akan menjadi benteng bagi dakwah. Tingkat pertahanan dakwah ditentukan oleh sebesar apa imunitas yang
dimiliki para penyebarnya.

Dakwah di Era 5.0


Kemajuan teknologi dan budaya instan yang ditawarkan oleh arus
modernisasi secara umum membuat seluruh kalangan masyarakat
berorientasi pada hasil dan konsumsi. Tak terkecuali masyarakat
bawah, mereka lebih berorientasi pada bagaimana caranya dalam
waktu singkat bisa memperoleh hasil sebanyak-banyaknya dengan
usaha sekecil-kecilnya. Dengan berbagai dampak negatifnya
tampaknya umat manusia, khususnya kaum muslimin terpanggil
untuk melakukan dakwah, yaitu mengajak atau menyeru untuk
melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat
dari situasi kepada situasi yang lain yang lebih baik dalam segala
bidang, merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
bagi pribadi, keluarga, kelompok atau massa serta bagi kehidupan
masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka
pembangunan bangsa dan umat manusia (Rajab, 2014).
BAB III
PROSEDUR
PENELITIAN
Metode Penelitian Teknik pengumpulan Responden
data Responden yang dipilih untuk
Penelitian ini menggunakan metode Metode pengumpulan data mengisi kuesioner dalam makalah
penelitian deskriptif karena dalam merupakan salah satu aspek yang ini didominasi oleh para
pelaksanaannya meliputi data, analisis berperan dalam kelancaran dan mahasiswa angkatan 2019 yang
dan interpretasi tentang arti dan data memiliki pengalaman tentang
keberhasilan dalam suatu penelitian.
yang diperoleh implementasi dakwah di era 5.0.
Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan
adalah Angket atau Kuesioner.
BAB 4
Hasil Penelitian dan pembahasan
Hasil Penelitian
Implementasi dakwah Islam di era 5.0 lebih dimudahkan
karena seiiring berkembangya Teknologi Infomasi dan

Kesimpulan
Komunikasi maka akan semakin mudah untuk mengakses
dakwah, dengan kemudahan tersebut jika kita memiliki
kemauan untuk mencarinya pasti akan mendapatkan
contohnya dengan media sosial, Dengan memanfaatkan

media sosial kita bahkan bisa mendengarkan dakwah dari
berbagai penjuru dunia, akan tetapi semakin
berkembangyna teknologi Informasi maka akan semakin
sulit terkontrol, Tidak menutup kemungkinan bahwa
dengan kondisi seperti ini orang akan dengan mudah
menyebarkan dakwah yang tidak sesuai dengan syariat
islam, Banyak dakwah yang dinilai tidak sesuai dengan
prinsip dan syariat islam, misalnya dakwah yang
menghasut kerusuhan, dakwah-dakwah seperti ini tidak
akan memberikan manfaat akan tetapi sebaliknya, maka
perlu pemahaman dan kemampuan untuk memilah
informasi terkait dakwah.
Saran
Sebaiknya di era zaman yang sudah maju dan
berkembang ini kita seharus dapat memilah ajaran
agama dan membandingkan ajaran agama mana
yang sesuai dengan syariat islam dan yang di
ajarkan rosulullah, sehingga kita tidak terjerumus
kepada ajaran yang kurang baik atau ajaran yang
dapat menyesatkan. Dengan adanya teknologi ini
kita dapat lebih mudah untuk pandai menemukan
ajaran yang baik untuk mendapatkan jalan yang
lurus menuju ajaran yang sesuai syariat islam dan
rasulullah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai