Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Fenomena Dakwah

alam kehidupan di tengah masyarakat, sering kali dakwah diartikan hanya seperti dalam hadis
(al-Bukhari, t.t.: VII: 149), ulama sebagai pendakwah menyampaikan pesanya di hadapan khalayak.
Akhirnya, dakwah dipahami sebagai tugas ulama semata. Bentuk dakwah hanya ceramah agama, dan
mitra dakwah selalu terdiri dari banyak orang. Pemahaman yang tidak tepat ini telah diterima secara
umum oleh masyarakat, sehingga perlu dikemukakan beberapa fenomena dakwah yang lain.

Pada rentang waktu yang panjang, dakwah merupakan fenomena agama dan sosial, yang sama
tuanya dengan agama Islam. Dakwah juga merupakan suatu yang tanpa akhir (on going proses). Antara
dakwah dan Islam terjadi hubungan dialektis, Islam tersebar karena dakwah, dan dakwah dilakukan atas
dasar tuntunan ajaran Islam. Setidaknya ada dua hal yang penting dalam hal ini. Pertama, adanya
kebenaran yaitu pesan-pesan nilai hidup dan kehidupan yang selayaknya dimengerti dan diterima, serta
dijadikan dasar kehidupan oleh segenap manusia. Kedua, adanya keterbukaan, yaitu proses
penyerahterimaan dan pengamalan pesan antara da’i dan mad’u hendaknya terjadi secara manusiawi,
berdasarkan atas rasionalitas tertentu, dan tanpa paksaan. Oleh karena itu perjalanan dakwah bukan
hanya perjalanan yang damai tetapi juga dinamis dan harmonis,

Dalam Q.S Ali Imran (3:104)


‫ٰۤل‬
‫۝‬١٠٤ ‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّيْدُع ْو َن ِاَلى اْلَخ ْيِر َو َيْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِۗر َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat)
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Sebagai wujud kedinamisan itu, dalam proses yang di tempuhnya, dakwah memiliki kekayaan
nuansa. Hal itu karena dakwah harus berhadapan dengan dinamika kehidupan manusia di manapun
berada. Oleh karena itu, dakwah ”dituntut” mengalami dinamika secara internal, yang dalam prosesnya
terjadi “tarik-ulur” antara dakwah dengan kondisi masyarakat. Antara “merekayasa” kondisi masyarakat
dan “direkayasa” oleh masyarkat yang di “ciptakannya”.

Perjalanan dakwah, awalnya diperitahkan, dilaksanakan, dan disebarluaskan. Dakwah kemudian disadari
sebagai kebutuhan, karena searah dengan manfaat dan kegunaan serta penyelamatan. Berikutnya,
dakwah pun jadi aktivitas disetiap tempat dan waktu tertentu, menghadapi berbagai situasi, kondisi, dan
tantangan zaman. Dakwah Islam pada dasarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw, namun
bentuk dan cara penyampaiannya berlainan, yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
sekitar. Dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, seperti: ceramah, diskusi, tanya jawab,
keteladanan serta dapat pula dilaksanakan dengan berbagai media, seperti: seni ketoprak, seni ludruk,
seni wayang, seni teater dan lain-lain.Dengan demikian bagi juru dakwah untuk mempermudah
menyampaikan dakwah dan juga agar mudah dipahami oleh sasaran dakwah, maka sebaiknya dakwah
dilakukan dengan menggunakan media yang sudah ada. Hal ini untuk menyesuaikan keadaan
masyarakat yang tidak sama, dimana satu sisi sudah maju dan di sisi lain masih ketinggalan. Oleh karena
itu dalam berdakwah walaupun menggunakan media modern, setidaknya tidak menghilangkan media
tradisional yang masih dapat digunakan dengan baik.

B.Jenis-Jenis Fenomena Dakwah


a.Fenomena dakwah dimasa kini

Mungkin banyak orang, wacana, atau tulisan yang membahas tentang kondisi moralitas
masyarakat saat ini dari berbagai aspek dan realita di lapangan. Sebagian besar, tema tulisan adalah
mengangkat tentang bagaimana bobroknya moralitas masyarakat, khususnya kawula muda, di tengah-
tengah globalisasi atau modernitas seperti saat ini. Ntah itu pergaulan bebas, narkoba, hamil di luar
nikah (married by accident), dsb. Dalam hal ini, sebenarnya media massa mainstream atau sosial media
juga berperan dalam mengonstruksi realita sosial di tengah-tengah masyarakat, dengan membangun
wacana secara kontinyu tentang kondisi remaja saat ini. Apa yang sepintas diwacanakan publik di media
sosial dan publik, memang seakan-akan ada kondisi yang gawat darurat pada generasi muda Indonesia
saat ini.

Untuk Mempertahankan Ke-Islaman Dari Zaman Rasulullah Ke Zaman Yang Modern Ini Umat
Muslim Harus Memiliki Pemikiran Yang Dan Pengetahuan Luas. Maka, Ada Empat Pola Pikir Yang
Memengaruhi Fenomena Islam Dimasa Kini, Yakni:

 Pertama, Pemikiran Liberalis Dengan Membuka Pemikiran Seluas Luasnya Dalam Menerapkan
Islam Di Kehidupan Sosial Kontenporer Ini.
 Kedua, Pemikiran Nasional Yakni Menanamkan Bahwa Agama Islam Adalah Agama
Yang Rahmatan Lil’alamin, Dimana Islam Bisa Berbaur Dengan Kebudayaan Setempat Tanpa
Merubah Aqidah Dan Syari’at Islam.
 Ketiga, Pemikiran Apologis Yakni Keinginan Mempertahankan Keislaman Dalam Kebenaeran
Yang Normatif Dan Berkiblat Pada Hal Yang Sudah Baku, Dan Bila Ada Penyimpangan Baik Dalam
Bentuk Apapun Harus Diakhiri.
 Keempat, Pemikiran Dinamis Yakni Membuat Pijakan Atau Pondasi Yang Kuat Dalam Pergerakan
Agama Islam Yang Benar, Dengan Tingkat Ketaatan Yang Tinggi.

Seiring Berkembangnya Teknologi Dan Ilmu Pengetahuan, Maka Lebih Mudah Bagi Seseorang Untuk
Mencari Informasi Melalui Perkembangan Teknologi Dan Berkembangnya Pola Pikir Manusia. Maka
Harus Lebih Berhati Hati Pula Dalam Menyerap Informasi Yang Sudah Di Dapat. Terutama Hal Yang
Berkaitan Dengan Ke-Agamaan.Karena Banyak Sekali Orang Diluar Sana Yang Menyalahgunakan ‘Agama’
Dengan Memperalat Para Pemuda Pemudi Islam Yang Sedang Belajar Pendalaman Islam. Sebagai Umat
Islam Yang Cerdas Dan Ber-Akhlaqul Karimah, Hendaknya Kita Harus Menggali Sumber Informasi Yang
Kita Dapat, Apakah Ajaran Tersebut Baik Untuk Diri Kita Sendiri Maupun Orang Lain.

Sudah Banyak Kasus Yang Bertebaran Di Masyarakat Bahwa Banyak Orang Yang Mengaku Dirinya
Sebagai Seorang Ulama’ Lalu Mengatas Namakan Agama, Namun Ternyata Apa Yang Dikatakan Adalah
Doktrin-Doktrin Negatif Yang Dibalut Lembut Oleh Syari’at Agama Dan Sasaran-Sasaran Yang Difokuskan
Diarahkan Kepada Pemuda Pemudi Muslim Yang Baru Belajar Agama Islam. Oleh Karena Itu, Mari
Menjadi Pemuda Pemudi Islam Yang Rahmatan Lil’alamin Dan Melahirkan Kondisi Yang Damai Begi
Seluruh Umat Manusia Di Muka Bumi Ini.

b.Fenomena dakwah dimedia sosia

Salah satu faktor yang mendorong terciptanya trend hijrah di tengah-tengah masyarakat, khususnya
kawula muda, adalah dengan adanya dakwah di media-media sosial. Jika dulu dakwah sering ditemukan
di mesjid-mesjid atau ruang publik lainnya, maka kini beriringan dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan sosial media, teknik dakwah pun mulai berkembang masuk ke ranah media-media
sosial.

Saat ini, banyak muncul forum kajian-kajian islami ustad-ustad pendatang muda yang menerapkan
metode dakwah kekinian di media-media sosial. Jenis dakwah kekinian ini cenderung meletakkan
perhatiannya pada kalangan generasi muda yang melek dengan teknologi, khususnya media-media
sosial. Dakwah metode ini sangat penting, terutama ketika metode dakwah konvensional dianggap tidak
lagi efektif diterapkan untuk menjangkau kalangan muda yang punya berbagai background berbeda.
Metode dakwah kekinian, dipandang lebih mampu menjangkau para generasi muda dengan strategi
pendekatan yang menarik, unik, kreatif, dan persuasif. Tipikal pendakwah yang menggunakan ikon pop
culture seperti media sosial Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, dsb ini cenderung lebih mampu
menggaet massanya secara lebih luas daripada pendakwah konvensional yang hanya berpaku di mesjid
atau forum publik lainnya di dunia nyata. Penggunaan media sosial merupakan pemecah masalah
eksistensi bagi pendakwah, terutama para pendatang baru. Media sosial jenis ini merupakan gambaran
kepopuleran budaya masa kini masyarakat generasi Z, yang sudah melek media dan bergantung pada
internet sebagai bahan pencarian berbagai informasi. Media jenis ini dianggap lebih punya pengaruh
besar terhadap pembetukan pola pikir dan perilaku masyarakat generasi Z ini.

Di sisi lain, untuk menjangkau jamaah khusus kawula muda, juga ada beberapa ustad muda yang
mulai populer sebagai figur inspiratif karena menerapkan metode dakwah kekinian ini. Diantaranya
adalah Hannan Attaki, Muzammil Hasballah, Evie Effendi dan Salim A Fillah. Ustad-ustad muda ini punya
jumlah fans dan follower yang lumayan banyak, terutama kalangan perempuan. Memang metode
dakwahnya digemari kalangan muda karena konten dakwah yang sifatnya yang persuasif dan tidak
menghakimi, ditambah dengan penampilan mereka yang tidak seperti para ustad pada umumnya yang
sering menggunakan sarung, koko dan peci. Mereka lebih memilih berpenampilan seperti gaya khas
anak-anak muda, dengan memakai kemeja, jeans, bahkan kupluk. Sehingga dengan demikian, anak-anak
muda yang ingin mendalami agama lebih mudah menerima ustad kekinian ini karena dianggap "sama"
dengan mereka.

c.Fenomena Dakwah Masyarakat Modern

Dakwah Islam di era modern memiliki dua tantangan. Pertama adalah tantangan keilmuan
dakwah yang hingga sekarang belum tampak perkembangannya yang menggembirakan. Kedua, problem
atau tantangan praksis dakwah. Ilmu dakwah tampak stagnan dalam tataran pengembangan
keilmuannya. Jika mengacu pada dimensi pengembangan keilmuan tersebut pada tulisan-tulisan ilmu
dakwah yang sangat menonjol, maka rasanya tidak kita jumpai karya akademis outstanding tentang
dakwah tersebut. Banyaknya buku atau jurnal yang di dalamnya menjadi instrumen bagi pengembangan
ilmu dakwah maka tentu akan menjadi ajang bagi pengembangan ilmu dakwah tersebut. Masyarakat
modern memiliki ciri-ciri :

1. hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan pribadi.


2. hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling
mempengaruhi.
3. kepercayaan yang kuat akan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahateraan masyarakat.
4. masyarakat modern tergolong ke dalam bermacam-macam profesi yang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, ketrampilan, dan kejuruan.
5. tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks, dan.
7. ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang
dan alat-alat pembayaran lain.

Dakwah modernitas adala dakwah yang pelaksanaannya menyesuaikan materi,metode, dan media
dakwah dengan kondisi masyarakat modern (sebagai objek dakwah) yang mungkin saja situasi dan
kondisi yang terjadi di zamana modern itu tidak terjadi pada zaman sebelumnya, terutama di zaman
klasik.

D.Fenomena Dakwah Kontemporer Di Indonesia


Fenomena dakwah kontemporer di Indonesia menunjukkan perkembagan yang signifikan,
hususnya dalam tema dan interaksinya dengan media baru. Zaidul Akbar sebagai seorang dai memilih
tema yang belum ada sebelumnya di dakwah Islam di Indonesia. Jurus Sehat Rasulullah adalah sebuah
tema dakwah yang menyarankan manusia untuk hidup sehat seperti Rassulullah. Penelitian ini bertujuan
untuk menyelidiki bagaimana Zaidul Akbar menggunakan Media Baru dalam menyebarkan pesan
dakwahnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Fenomena lain yang muncul adalah adanya kendala dihadapi oleh para penyeru dakwah adalah
dewasa ini sedang berhadapan dengan manusia yang memiliki multi budaya, beraneka ragam suku,
pekerjaan dan profesi yang serba professional dan bahkan menghadapi manusia-manusia kontemporer
dan mutaakhir. Isu-isu kontemporer mulai meramba kehidupan manusia, baik di perkotaan maupun di
pedesaan sudah memasuki seluruh sendi-sendi kehidupannya tak terkecuali umat Islam. Pengaruh
kehidupan modern mendorong umat Islam semakin gencar mengikuti arus perubahan itu, baik orang
tua maupun remaja dan anak-anak. Isu-isu tersebut juga telah memasuki system dakwah yang sedang
dikembangkan oleh para dai dan ilmuan dakwah di Indonesia.

Dakwah kontemporer adalah dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern dengan tiga
indikator yaitu dai yang memanfaatkan teknologi modern, materi dakwah yang kontemporer dan dai
menggunakan media kontemporer.5 Pola hidup modern, banyak manusia terjebak pada sentuhan-
sentuhan teknologi yang cenderung menggeser kepercayaan kepada Tuhan dan beralih pada
pendewaan teknologi yang menyebabkan lemahnya iman. Syed Muhammad Naquib al-Attas
menyebutkan bahwa telah banyak tantangan yang muncul di tengah-tengah kekeliruan manusia
sepanjang sejarah, tetapi barangkali tidak ada yang lebih serius dan lebih merusak terhadap manusia
daripada tantangan yang dibawa oleh peradaban Barat hari ini. 6 Peradaban tersebut terkait dengan
pola hidup masyarakat dalam bentuk makanan, hiburan, pakaian dan keyakinan. Fenomena ini telah
merambah pada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia 1 Strategi Dakwah Kontemporer Dalam
Menghadapi Pola Hidup Modern| Mahmuddin mempedulikannya. Pola hidup dan pola pemikiran
seperti tersebut berpengaruh besar pada keberadaan aqidah dan prilaku seseorang, terutama yang
terkait dengan ajaran agama Islam. Untuk menghalau laju kehidupan modern tersebut maka diperlukan
strategi dakwah kontemporer dalam menghadapi pola hidup modern.

Anda mungkin juga menyukai