Anda di halaman 1dari 15

PERAN TIKTOK SEBAGAI MEDIA DAKWAH BAGI MAHASISWA

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID

Oleh :

Shafira Angeliqa Putri, Nur Aulia Novitasari, Zhahira Avriel Izzatunada, Iyan Zahra Putri
Pamungkas

Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

ABSTRACT

In this digital era, the media plays an active role in human life. Especially social media
which can hardly be separated from human grasp. Social media makes it easier for humans
to create and find actual information. This is believed to be an opportunity for preachers or
commonly called da'i, to channel information about religion to the general public. Da'wah
using social media is considered effective in covering all congregations in the world.
Preaching is not only someone conveying religious messages on the pulpit or stage, but
preaching can also be done by reminding one another using social media. The social media
that is often used by UIN GusDur students in seeking information about Islam is TikTok.
TikTok is a social media platform that is currently high or widely used by the public. TikTok
is used as a medium for receiving and conveying da'wah messages. There are principles and
ethics when preaching with social media. These principles include, first, by using social
forces such as communities or organizations to make it easier for mad'u to receive messages.
And secondly, providing motivation that can change perspectives without coercion and acts
of violence. . Apart from having to apply principles, preaching must also be done based on
the ethics of preaching.

Keywords: Da'wah, Media, TikTok.

ABSTRAK

Di era yang serba digital ini, media berperan aktif dalam kehidupan manusia. Khususnya
media sosial yang hampir tak bisa lepas dari genggaman manusia. Media sosial ini
memudahkan manusia dalam membuat dan mencari informasi yang aktual. Hal tersebut
diyakini dapat menjadi peluang bagi penceramah atau biasa disebut da’i, untuk menyalurkan
informasi tentang agama kepada khalayak umum. Berdakwah dengan menggunakan media
sosial dinilai ampuh dalam mencakup semua jamaah yang ada di dunia. Berdakwah bukan
hanya seseorang yang menyampaikan pesan agama di atas mimbar atau panggung, tetapi
berdakwah juga bisa dilakukan dengan saling mengingatkan antar satu sama lain
menggunakan media sosial. Media sosial yang sering digunakan oleh mahasiswa UIN
GusDur dalam mencari informasi seputar agama Islam yaitu TikTok. TikTok merupakan
platform media sosial yang kini sedang high atau ramai digunakan oleh masyarakat. TikTok
dimanfaatkan sebagai media dalam menerima dan menyampaikan pesan dakwah. Terdapat
prinsip dan etika ketika berdakwah dengan media sosial. Prinsip tersebut antara lain, yang
pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti komunitas atau organisasi agar
memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang kedua, memberi motivasi yang dapat
mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan dan tindak kekerasan. Selain harus
menerapkan prinsip, berdakwah juga harus dilakukan dengan berdasar pada etika dakwah.

Kata Kunci : Dakwah, Media, TikTok.

PENDAHULUAN

Dakwah merupakan suatu aktifitas yang bertujuan untuk mengajak umat


manusia kembali ke jalan Allah. Dalam Al-Qur’an, dakwah terbagi menjadi tiga
metode yaitu, al-hikmah, al-mujadalah al-ahsan, dan al-mauidhah al-hasanah. Untuk
menerapkan metode tersebut diperlukan adanya komunikasi antar da’i dan mad’u
demi mencapai tujuan dakwah. Komunikasi tersebut harus berlandaskan pada prinsip
dan etika dakwah. Dalam berdakwah, da’i harus mampu menyeimbangkan antara
prinsip dan etika agar semuanya berjalan seiringan.
Era kontemporer ini memaksa umat manusia untuk terbiasa dengan kecanggihan
teknologi. Teknologi menghasilkan media-media yang dapat dimanfaatkan oleh umat
manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan saat ini, manusia tak mungkin bisa
lepas dari media, salah satunya media sosial. Media sosial sudah menjadi kebutuhan
primer para kaum milenial. Manusia saat ini tak bisa lepas dari media sosial. Media
sosial sendiri merupakan media dengan segala informasi yang memudahkan manusia
untuk mengaksesnya. Tak hanya itu, manusia juga dapat menyebarluaskan informasi
kepada sesame manusia lain tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.
TikTok merupakah salah satu dari banyaknya media sosial yang digunakan oleh
manusia saat ini. Di TikTok terdapat banyak informasi terkini yang terjadi di penjuru
dunia dan dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia. Hal tersebut dijadikan peluang
oleh para da’i muda yang sedang berjuang dalam menyampaikan pesan-pesan agama
agar dapat diterima oleh umat manusia. Dakwah dengan memanfaat TikTok dinilai
mampu memikat para remaja yang sedang dalam proses memperdalam ilmu agama.
Dengan menerapkan segala prinsip dan etika ketika berdakwah menggunakan media
sosial, Insya Allah pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh manusia.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yakni
pengumpulan data. Data tersebut diperoleh dari kegiatan tanya jawab kepada
beberapa mahasiswa UIN GusDur dan disimpulkan seperti pada hasil dan
pembahasan dalam artikel ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian yang kami lakukan kepada beberapa mahasiswa UIN
K.H. Abdurrahman Wahid, bahwa tiktok terkadang digunakan sebagai media dalam
mencari informasi seputar dakwah. Mahasiswa memanfaatkan platform tiktok sebagai
sumber informasi dakwah yang dinilai lebih efektif dibanding dengan mendengarkan
dakwah secara langsung. Mereka setuju jika perkembangan dakwah kontemporer ini
bergerak aktif melalui media sosial. Namun, terdapat beberapa mahasiswa yang lebih
memilih mendengarkan ceramah secara langsung karena lebih mudah dipahami,
sedangkan jika melalui media sosial terdapat beberapa cuplikan video yang tidak
lengkap sehingga kurang bisa dipahami oleh mahasiswa khususnya bagi kaum awam
yang sedang mendalami ilmu agama. Selain tiktok, media sosial yang sering
digunakan sebagai media dalam mencari informasi dakwah yaitu, YouTube,
Instagram, dan Telegram.
A. PRINSIP DAKWAH
Dalam mencapai tujuan dakwah, diperlukan adanya prinsip atau metode yang
harus diterapkan pada saat berdakwah. Dengan demikian metode dakwah yakni cara
atau pola atau strategi yang diterapkan oleh seorang da’i dalam berdakwah dan
mencapai tujuan dakwah. Metode dakwah terdiri pada dua kegiatan yaitu kegiatan
lisan atau tulisan dan kegiatan badan atau perbuatan. 1 Kegiatan dakwah yang

1
Aliyudin, Prinsip-prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an. Vol.4, Jurnal Ilmu Dakwah, 15 Januari-Juni 2010,
hal. 1014.
dilakukan secara lisan dapat berupa ceramah, musyawarah, diskusi, debat, memberi
nasihat, peringatan, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan dakwah dengan tulisan dapat
berupa menulis pada beberapa media cetak seperti koran, majalah, buku,dsb. Dan
yang terakhir, kegiatan dakwah dengan badan atau perbuatan yaitu dapat dilakukan
dengan aksi dan tindak nyata seperti, menolong sesama, pemberdayaan sumber daya
manusia dan lingkungan, dan masih banyak lagi.2
Merujuk dari surat al-Nahl ayat 125 : “serulah manusia ke jalan Tuhan mu,
dengan cara hikmah, pelajaran yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka dengan
cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhan mu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”. Ayat diatas menjelaskan bahwa terdapat 3 prinsip dasar
dalam berdakwah3 . Dalam Al-Qur’an terdapat 3 metode dalam berdakwah yaitu, al-
hikmah, al-mujadalah al-ahsan, dan al-mauidhah al-hasanah.
a. Bi al-Hikmah
Prinsip dakwah bi al-hikmah dikategorikan untuk mad’u yang memiliki
kecerdasan yang tinggi seperti cendekiawan dan sebagainya. Dakwah bi
al-hikmah dapat diartikan sebagai dakwah yang bijak. Bijak yang
dimaksud ialah dakwah yang memperhatikan keadaan yang realistis dari
mad’u, melihat dari berbagai kebutuhan dan juga tantangan dengan
memperhatikan intelektual serta psikologis mad’u.4
Menurut Sayid Qutub, dakwah al-hikmah dapat terwujud apabila
memenuhi tiga faktor : pertama, situasi dan suasana para mad’u. kedua,
pesan dakwah yang akan disampaikan harus menyesuaikan dengan
ukuran dari mad’u agar mad’u tidak merasa keberatan dan mudah untuk
memahami. Ketiga, cara menyampaikan pesan dakwah diusahakan agar
dibuat semenarik mungkin, supaya mad’u yang mendengarkan tidak
cepat bosan dan menyampaikan dakwah disesuaikan dengan kondisi
pada saat itu.5
b. Al-mujadalah al-ahsan
Dakwah dengan metode ini merupakan dakwah yang dilakukan melalui
diskusi atau berdebat tapi tetap dengan cara yang sopan dan saling
2
Ibid, hlm 1015.
3
Ibid, hlm 1010.
4
Ibid, hlm 1017
5
Loc.cit
menghargai. Menurut Muhammad Husein Yusuf, metode dakwah ini
ditujukan bagi manusia ketiga. Manusia ketiga yaitu mereka yang
hatinya terkurung oleh tradisi jahiliyah. Mereka melakukan kebatilan
dengan sombong serta arogan dalam menghadapi dakwah. Balaghah Al-
Qur’an serta nasihat yang bermanfaat tidak memiliki makna apa-apa
bagi manusia seperti mereka.6
Mereka harus berhadapan dengan perdebatan yang baik dan tetap
memperhatikan sikap lembut kepada mereka dengan cara argumentasi
yang dapat mengalahkan mereka. Dengan metode dakwah sepeti itulah
yang kondusif untuk menaklukkan mereka. Sebab, sikap kasar dan keras
hanya akan membuat mereka menjadi manusia yang sombong.7
Prinsip ini digunakan oleh da’i ketika mendapat respon yang kurang baik
dari mad’u terutama bagi sasaran dakwah yang menolak, sombong,
bahkan secara terang-terangan menghina. Meskipun metode ini bersifat
transparan dan terbuka, akan tetapi da’i harus tetap memperhatikan
prinsip dan karakterisktik dari dakwah, yaitu : menghargai hak asasi tiap
individu, tidak melakukan kepicikan, dan yang terakhir dakwah ini
dilakukan secara sistematis atau bertahap.8
c. Al-Mauidzah al-hasanah
Metode ini memiliki berbagai pengertian, yaitu:
 Menghindari dari perbuatan yang buruk serta memperlajari
nasihat yang baik melalui tarhib dan targhib, peringatan,
penuturan, contoh perbuatan yang baik dengan cara yang halus.
 Memberi pelajaran yang dapat menyentuh hati
 Bimbingan serta arahan untuk menuju ke jalan yang baik dengan
kelembutan dan penuh kasih sayang

Prinsip ini ditujukan bagi mad’u yang memiliki intelektual dan


pengalaman yang tergolong awam. Dalam metode ini, da’i
diharapkan dapat menjadi pembimbing juga teman dekat yang setia
mengarahkan sasaran dakwahnya.

6
Ibid, hlm 1019
7
Loc.cit
8
Ibid, hlm 1020
B. PRINSIP KOMUNIKASI DAKWAH
Aktivitas dakwah menjadi suatu proses komunikasi yang mewajibkan adanya
aksi dan interaksi. Dibuktikan dengan peran da'i sebagai komunikator atau yang akan
membawakan isi dakwah dan mad'u sebagai komunikan atau yang akan menerima
segala bentuk pesan dan tujuan dari materi isi dakwah. Keterampilan seorang da'i juga
harus menunjukkan kredibilitasnya dalam mengajak para audiens untuk tergerak
dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Maka kecakapan berbicara dan
strategi yang efektif dari seorang da’i sangat dibutuhkan.
Seiring dengan perkembangannya, ilmu komunikasi kini membentuk cabang-
cabang disiplin ilmu yang sangat beragam. Salah satunya adalah disiplin ilmu
komunikasi dengan bentuk komunikasi visual. Komunikasi visual menjadi sebuah
proses penyampaian informasi kepada khalayak dengan menggunakan media yang
dapat terbaca melalui indera penglihatan. Desain komunikasi visual kini
memanfaatkan media sosial dalam melakukan penyebaran informasi yang berbentuk
pesan-pesan menarik. Sehingga menjadikan media sosial kini membentuk suatu
tatanan kehidupan baru.
Dengan era yang semakin digital, perubahan tersebut kini mempengaruhi
berbagai lini kehidupan yang tak terkecuali dengan dakwah. Aktivitas dakwah yang
semula dilakukan di atas mimbar, kini dapat terkemas baik dalam berbagai platform
yang tersedia di media massa. Melalui desain komunikasi visual, dakwah dapat
disebarkan dengan mudah melalui media sosial. Karena sekarang ini konsumsi media
sosial menjadi rutinitas sehari-hari yang tidak pernah ditinggalkan.
Media dakwah (wasilah) bisa didefinisikan sebagai alat yang digunakan dalam
menyampaikan materi dakwah yang berupa ajakan9. Dalam mensyiarkan ajaran Islam,
da’i dapat memanfaatkan segala macam media dakwah yang berbentuk lisan, tulisan,
dan audio-visual. Salah satu wasilah atau media dakwah yang sedang populer saat ini
adalah dengan menggunakan aplikasi media sosial tiktok. Aplikasi media sosial tiktok
dipercaya dapat menjadi strategi komunikasi visual yang sangat persuasif dikalangan
masyarakat. Sehingga dalam hal ini, seorang da’i dapat memanfaatkan media sosial
untuk kebutuhan menyebaran materi dakwahnya.

9
Nur Rizky Toybah, Dakwah Komunikasi Visual Melalui Instagram Akun@ HADITSKU. Al-Hiwar: jurnal ilmu dan
teknik dakwah, Vol. 04 No. 07 Januari-Juni 2016, hlm. 57
Penggunaan media sosial berupa tiktok termasuk salah satu unsur komunikasi
yang dapat dilihat melalui pesan yang disampaikan melalui visual berupa audio dan
video. Terlebih karena masyarakat sekarang dapat menggunakan tiktok untuk
memperoleh informasi yang lebih up to date. Komunikasi dakwah memiliki tujuan
untuk meyakinkan, menimbulkan motivasi, dan dapat menggerakkan masyarakat
untuk menerapkan isi pesan dakwah yang telah disampaikan. Oleh karena itu, peran
da’i dituntut untuk dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dua arah yang baik.
Sehingga dakwah dapat tersalurkan dan dapat diterima oleh masyarakat.

C. ETIKA KOMUNIKASI DAKWAH


Dalam Berkomunikasi setiap manusia tidak lepas dari etika berkomunikasi.
Didalam filsafat moral etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang berkaitan dengan
perilaku manusia itu sendiri, apakah suatu tindakannya itu benar atau salah. Dengan
itu etika saat berkomunikasi merupakan sesuatu yang menunjukan bagaimana
seseorang harus bertindak, Begitupun saat seseorang menyampaikan pesan dakwah.
Dengan demikian dakwah yaitu suatu aktifitas penyampaian pesan, ajakan dalam
benyuk tulisan, lisan maupun tingkah laku dan dilakukan dengan sadar biasanya
dakwah disampaikan dalam bentuk kelompok maupun individual agar para mad’u
dapat memunculkan kesadaran dalam dirinya, pengertian, sikap serta penghayatan
dalam hidup sebagai pesan yang di sampaikan tanpa ada hal yang memaksakan.
Ketika etika di hubungkan dengan komunikasi sudah pasti etika itu akan
menjadi landasan kita pada saat berkomunikasi diantara individu maupun kelompok.
Etika berkomunikasi dalam berdakwah dibangun berdasarkan petunjuk dari Al-Quran.
Islam mengajarkan bahwa dalam berkomunikasi ataupun berdakwah tentunya kita
harus dilakukan dengan beradab penuh penghormatan maupun pernghargaan terhadap
orang yang kita ajak berkomunikasi. Islam juga mengajarkan etika dalam
berkomunikasi itu disandarkan pada prinsip ajaran islam dan nilai ilahiyah. Semua itu
dijadikan pondasi dalam dasar berfikir, berbicara, bersikap dan bertindak sebagai
kehidupan umat islam tanpa terkecuali. Dan kita sebagai umat muslim harus
menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar etika dalam berkomunikasi di
kehidupan bermasyarakat maupun di keluarga.
Didalam ayat Al-Quran juga sudah di terangkan bahwa sudah cukup banyak
ayat yang memberikan kritik terhadap sifat dan perilaku buruk setiap manusia.
Perilaku yang serign sekali manusia lakukan adalah menyebar bohong atau fitnah
dengan tujuan untuk menyesatkan manusia yang lehmah imannya, itulah sifat yang
sangat di larang agama. Ayat tersebut berbunyi yang artinya “Dan di antara manusia
(ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-
olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan” (QS. Luqman (31:
6)).10
Secara etimologis dakwah adalah suatu bentuk masdar yang berasal dari kata
da’a, yad’u , da’watan dimana masing-masing memiliki arti diantaranya memanggil,
mengundang, mengajak, menyeru dan mendorong. Sedangkan dilihat dari segi
terminologis dakwah memiliki arti menyeru atau mengajak umat islam menuju
keberlangsungan hidup yang diridhoi Allah SWT dala bentuk amar maruf nahi
munkar. Tetapi Masdar Helmy menjelaskan bahwa dakwah islam adalah
menggerakan/meluluhkan hati umat manusia supaya mematuhi ajaran yang sudah
tertera di dalam Al-Quran , salah satunya melaksanakan ajaran amar ma’ruf nahi
munkar yang dipercaya bisa membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Tokoh islam
modernis yang dikenal dengan bukunya yang berjudul monumental Fiqhud Da’wah
yaitu M, Natsir, beliau memberi pernyataan bahwa dakwah memiliki arti yang luas,
dakwah merupakan suatu kewajiban yang dipikul oleh setiap muslim dan muslimah.
Oleh sebab itu, didalam berdakwah komunikasi bukanlah sebuah proses
seseorang yang menyampaikan sebuah pesan dakwah kepada seseorang saja. Oleh
karena itu, apabila dipahami penjelasan komunikasi dakwah harus dipelajari secara
atomestik yang memilih setiap komponen yang terlibat, akan tetapi juga harus
dipahami secara holistik, dengan cara melihat komponen antara yang satu dengan
komponen lainnya secara fungsional, dimana tujuan tersebut jelas akan tercapai.
Sebelum da’i menyampaikan pesan agama kepada mad’u yang bertujuan untuk
mengajak dan menyiarkan kebaika, disitu juga perlu adanya pesan dakwah yang di
rumuskan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Dapat diketahui pengertian komunikasi
dakwah tak hanya ditekankan kepada aspek yang mengarah ketujuannya saja, tetapi
juga memberi tekanan kepada mad’u sebagai bentuk dari penyampaian pesan yang
disampaikan pendakwah. Selain itu, jika diamati dari prosesnya, dakwah merupakan
komunikasi yang memiliki arti bahwa didalam proses terebut terdapat 2 komponen
yang terdiri dari dua manusia yakni da’i sebagai orang yang menyampaikan pesan dan

10
Ariani Anita, Etika Komunikasi Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran, Vol 11 Ilmu Dakwah Al-Hadharah Ilmu
Dakwah No 21, 2012 hal 7-6
mad’u sebagai komunikan yang mendengarkan. Proses tersebut berlangsung dalam
kegiatan berdakwah.11

Prinsip etika berdakwah menurut pespektif Al-quran 6 enam yaitu :


 Prinsip qaulan karima (perkataan yang mulia)
 Prinsip qaulan sadida (perkataan yang benar/lurus)
 Prinsip qaulan ma’rufa (perkataan yang baik)
 Prinsip qaulan baligha (perkataan yang efektif/ keterbukaan)
 Prinsip qaulan layyina (perkataan yang lemah lembut), dan
 Prinsip qaulan maisura (perkataan yang pantas)

D. PRINSIP DAKWAH MELALUI MEDIA SOSIAL


Sebagai seorang da’i harus mampu menempatkan diri pada kecanggihan
teknologi di era kontemporer ini. Era kotemporer yakni dimana semua hal dapat
dilakukan melalui media dengan kecanggihan teknologi. Khususnya media sosial.
Media sosial dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi apapun,
dimanapun, dan kapanpun. Hal itu dipergunakan dengan baik oleh para da’i dalam
berdakwah, karena berdakwah dengan menggunakan media sosial dipercaya dapat
memudahkan dalam menyampaikan pesan dakwah dan mampu dijangkau oleh siapa
saja tanpa terhalang oleh waktu dan tempat.12
Tak terlepas dari sisi positif dan negative, media sosial pun mempunyai nilai
negative dalam bidang menyampaikan atau menerima dakwah. Konten dakwah yang
tersebar dengan menggunakan media sosial terdapat berbagai ragam, ada yang
berbentuk moderat ada juga yang intoleran yang belum sepenuhnya disadari oleh para
mad’u.13 mad’u hanya mengambil jalan pintas atau mudahnya saja, Ketika mendapat
pesan dakwah dalam akun media sosialnya, pesan tersebut langsung diserap tanpa
memikirkan bobot atau fakta yang sebenarnya. Saat ini, banyak orang yang mengakui
dirinya sebagai da’i lalu menyebarkan pesan dakwah kepada masyarakat luas melalui
media sosialnya. Hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk para mad’u agar dapat

11
Ritonga Muslimin, Komunikasi Dakwah Zaman Milenial, Vol. 3 Jurnal Komunikasi islam dan Kehumasan No
01, 2019 Hlm 61-62
12
Vyki Mazaya, Smart Dakwah di Era Society 5.0 ; Da’I Virtual dalam New Media. Volum.2, No. 1 Juni 2022,
hlm. 33.
13
Loc.cit
memilah dan memilih pesan dakwah yang terjamin kebenarannya serta sesuai dengan
kebutuhan spiritualnya.
Di era kontemporer saat ini, berdakwah bukan hanya berdiri di atas mimbar
sembari menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat yang duduk dengan
khidmat. Dakwah sekarang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan
menggunakan media. Media sosial ini dapat menjadi alat atau sarana dalam
menyampaikan dan menerima pesan dakwah. Namun, bagi seorang da’i modern harus
mampu mengkondisikan suasana dan kondisi yang sedang terjadi pada mad’u supaya
pesan yang disampaikan dapat menjawab segala problematika yang terjadi di
masyarakat.
Terdapat dua prinsip atau metode dalam berdakwah dengan menggunakan
media sosial. Yang pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti
komunitas atau organisasi agar memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang
kedua, memberi motivasi yang dapat mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan
dan tindak kekerasan.14

E. TIKTOK SEBAGAI MEDIA DAKWAH


Tiktok yaitu aplikasi yang sedang banyak digunakan akhir-akhir ini mulai dari
remaja hingga orang tua, yang dimana isi dari aplikasi tersebut berupa konten-konten
mulai dari konten yang kontroversial ataupun konten yang banyak menarik perhatian
netizen. Aplikasi ini pun ini menjadi ajang untuk menyalurkan bakat, berlatih menjadi
konten kreator, dan bahkan di tiktok pun sudah menjadi tempat untuk berdakwah
yang dimana memang tiktok sendiri sekarang sudah menjadi aplikasi yang benar-
benar populer disemua kalangan, untuk menjadi terkenal melalui tiktok pun tidak
terlalu sulit. Jadi para ahli agama seperti ustadz pun sudah mulai menggunakan tiktok
untuk berdakwah, bahkan tidak perlu ustadz tersebut memiliki akun tiktok sendiri
karena para editor atau konten kreator ditiktok pun pasti membuat beberapa potongan
terkait dakwah ustadz yang benar-benar membawa dampak positif dan relate atau
sesuai dengan kehidupan. Karena memang cara dakwah dengan seiring berjalannya
waktu dan seiring berubahnya kehidupan masyarakat, apalagi dapat dilihat dari
kemajuan teknologi yang ada dan internet yang sudah mulai dapat dijangkau dimana-
mana. Tetapi memang dakwah disosial media pasti ada tantangan tersendiri bagi para
pendakwah mulai dari cara penyampaian dakwah, dimana yang harus lebih kreatif
14
Musthofa, Prinsip Dakwah Via Media Sosial. Volum. 16, No. 1, 2016, hlm. 53.
ataupun menerapkan komunikasi yang lebih baik dan bisa dipahami, untuk itu dalam
pemanfaatan tiktok untuk tempat berdakwah diera yang moderen ini memang harus
benar-benar dapat disampaikan dengan baik, baik itu secara manusiawi maupun
dialogis, dan tentunya dengan progresif serta inovatif.
Dengan banyaknya pengguna tiktok para pendakwah harus bisa memanfaatkan
peluang tersebut untuk berdakwah diera moderen ini, apalagi dimana tiktok banyak
remaja atau kaum milenial yang dimana para pendakwah dapat mengajaknya untuk
belajar agama islam tentunya dengan cara penyampaian islamic content creator itu
sendiri. Dapat dilihat dari beberapa akun da’i yang ada ditiktok memiliki nilai islami
tersendiri didalam konten dakwahnya yang tentunya dapat membawa dampak positif
bagi para pengikutnya maupun platfrom tiktok itu sendiri. Apalagi setiap inividu
perilakunya dapat berubah tergantung dengan keseringan individu tersebut bermain
smartphone, untuk setiap individu dapat memilih konten yang dapat membawa
dampak positif. Konten yang dapat dikemas dengan video yang singkat tetapi berisi
sesuatuh hal yang bermanfaat dan berbobot akan menjadi konten yang banyak disukai
masyarakat, dengan adanya hal ini mulai bermunculan para da’i mulai dari da’i yang
sudah ahli dalam ilmu agama islam ataupun da’i muda yang mulai menyebarkan
agama Islam salah satu platfrom yang digunakanpun yaitu tiktok.15
Adapun salah satu da’i muda yang terkenal menggunakan media sosial dalam
berdakwah yaitu Husain Basyaiban, Husain Basyiban ini salah satu da’i muda yang
banyak dikenal oleh masyarakat sebagai pendakwah milenial ya tentunya di aplikasi
tiktok. Husain sendiri awalnya hanyalah pemuda biasa yang memang belajar tentang
agama islam yang mendalam, tetapi dengan keistiqomahan Husain membuat konten
peneyebaran agama islam untuk diupload ditiktok membuat Husain banyak dikenal
oleh banyak orang dengan kepercayaan yang sangat berpengaruh terhadap netizen
sehingga dapat memiliki pengikut ditiktok hingga kurang lebih 5,7 juta pengikut
dengan username tiktok @kadamsidik00 Husain sendiri dilain sisi berdakwah melalui
tiktok dia juga sering menjawab pertanyaan netizen yang tentunya lewat komen dan
kadangpun dia juga menjadi penengah dipermasalahan yang kadang terjadi ditiktok.
Dari apa yang dapat dilihat Husain pun menjadi konten kreator islamic yang sangat
populer serta dapat dijadikan motivasi untuk menggunakan sosial media dengan baik

15
Rismaka Palupi dkk, Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era Moderen. Volum.5,
No. 1 January 2023, hlm. 92-93.
dan memanfaatkan dengan baik. Dan tidak hanya Husain saja da’I muda milenial
yang banyak berpengaruh dan memotivasi banyak orang, adapun sahabat Husain yang
bernama Agam Fachrul Samudra. Agam Fachrul Samudra yaitu salah satu da’i muda
yang yang juga berdakwah melalui tiktok, awalnya dia tidak terlalu dikenal ditiktok,
tetapi dia sering membuat konten dakwah yang memang relate dengan kehidupan
serta penyampaian dakwah yang santai atau dengan gaya yang milenial, serta Agam
pun dekat dengan Husain sehingga menjadi hal yang lebih untuk membuat dirinya
juga menjadi lebih dikenal oleh banyak orang yang memang memanfaatkan media
sosial dengan baik, dan kadang Agam pun menjawab pertanyaan-pertanyaan netizen
yang berkaitan dengan agama dan Agam pun memiliki panggilan tersendiri untuk
para followers di tiktok panggilan tersebut hyung yaitu panggilan korea yang berarti
kakak hal ini pun membuat suatu panggilan yang dekat terhadap para followers atau
pendengar ceramahnya, nama tiktok Agam pun tentunya ada unsur tersebutnya yaitu
@hiyung_agam yang dimana sudah memiliki followers kurang lebih 1,4 juta
followers. Hal ini dapat dilihat bahwa Agam dapat menjadikan platfrom tiktok untuk
berdakwah, dengan tentunya penyampaian yang baik, singkat, jelas, serta juga
disampaikan dengan gaya yang milenial tak lupa juga Agam menambahkan dalil
untuk penguat pendapatnya, sehingga para milenial yang ingin lebih banyak belajar
tentang agama bisa belajar secara online, tentunya hal ini menjadi pengaruh positif
pada kemajuan islam. Husain Basyiban dan Agam Fachrul ini memiliki pencapaian
yang sama yaitu ingin menyiarkan agama islam agar anak muda tertarik belajar lebih
tentang agama islam.
Dari kedua da’i muda milenial diatas tentu saja masih ada beberapa da’I
lainnya yang berdakwah melalui aplikasi tiktok, akhir-akhir ini sedang terkenal atau
banyak dibicarakan oleh netizen yaitu Ustadzah Halimah Alaydrus, Halimah Alaydrus
yaitu seorang ustadzah yang sudah lama berdakwah tetapi cara berdakwah beliau beda
dari para pendakwah lainnya, Halimah berdakwah dengan cara tidak menampakkan
wajahnya serta dalam penyampaianpun beliau tegas tetapi pembahasan beliau yang
milenial sehingga membuat kajian beliau selalu ramai dari kalangan remaja maupun
orang tua. Jika ditiktok beliau pun tidak memperlihatkan wajahnya, beliau
memberikan konten dakwah dengan hanya rekaman suara beliau dan diberi
background yang menarik agar para pengikutnya ditiktok dapat tetap merasa belajar
dengan senang walaupun tidak nampak wajah. Kini akun tiktok yang memeiliki
username @halimahalaydrus.id memiliki 81.2 ribu pengikut yang dimana respon dari
netizen yang melihat konten beliau kebanyakan memberikan komen positif, ya karena
tadi cara penyampaian beliau yang tegas tetapi juga tetapi juga masih tetap ada
leluconnya membuat para pendengarnya merasa senang, serta dari pembawaan beliau
pun dia menyelipkan contoh-contoh yang sesuai dengan kehidupan yang sering terjadi
sehingga para pendengar pun dapat memahami apa yang disampaikan beliau.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, TikTok mempunyai peranan penting dalam
komunikasi dakwah melihat dari banyaknya konten dakwah yang beredar dalam
TikTok. TikTok merupakan media yang sering dimanfaatkann oleh umat manusia
dalam mencari berbagai informasi yang tak lain juga informasi seputar agama. Seperti
yang dilakukan oleh mahasiswa UIN GusDur, beberapa mahasiswa memanfaatkan
platform TikTok sebagai media dalam mencari ilmu agama dengan cara mencari
beberapa konten dakwah dari konten kreator yang menggunakan TikTok sebagai
media dalam menyebarluaskan pesan dakwahnya. Tak hanya TikTok, mahasiswa juga
memanfaatkan media lain seperti YouToube, Instagram, dan Telegram.
Ketika berdakwah menggunakan media sosial hal yang tak boleh dilupakan
yaitu prinsip dan etika dakwah. Prinsip dan etika dakwah harus seiringan dengan
dakwah yang disampaikan melalui media sosial. . Prinsip tersebut antara lain, yang
pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti komunitas atau organisasi
agar memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang kedua, memberi motivasi
yang dapat mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan dan tindak kekerasan. Etika
yang harus diterapkan dalam bedakwah yakni, harus mengedepankan adab dan sopan
santun ketika berdakwah dan menghargai sesame umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Aliyudin, A. (2010). Prinsip-prinsip Metode Dakwah menurut Al-Qur’an. Ilmu
Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 5(15), 1007-1022.

Andiyani, H. T., & Musdalifah, I. (2023). Aktualisasi Dakwah Tiktokers Ustadz


Agam Fachrul melalui Media Sosial. Journal of Islamic Communication
Studies, 1(1), 99-117.

Hikmawati, S. A., & Farida, L. (2021). Pemanfaatan Media Tik Tok Sebagai Media
Dakwah Bagi Dosen IAI Sunan Kalijogo Malang. AL-ITTISHOL: Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 2(1), 1-11.

Mazaya, V. (2022). Smart Dakwah di Era Society 5.0; Da'i Virtual dalam New Media.
IQTIDA: Journal of Da'wah and Communication, 2(01), 32-46.

Mubasyaroh, M. (2017). Strategi Dakwah Persuasif dalam Mengubah Perilaku


Masyarakat. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11(2),
311-324.

Musthofa, M. (2016). Prinsip Dakwah via Media Sosial. Aplikasia: Jurnal Aplikasi
Ilmu-Ilmu Agama, 16(1), 51-55.

Palupi, R., Istiqomah, U., Fravisdha, F. V., Septiana, N. L., & Sarapil, A. M. (2021).
ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK SEBAGAI MEDIA
DAKWAH DI ERA MODERN. Academica: Journal of Multidisciplinary
Studies, 5(1), 89-104.

Randani, Y. N. F., Safrinal, S., Latuconsina, J. Z., & Purwanto, M. R. (2021). Strategi
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum
Milenial. At-thullab Jurnal Mahasiswa Studi Islam, 3(1), 570-584.

Rohman, D. A. (2019). Komunikasi dakwah melalui media sosial. Tatar


Pasundan, 13(2), 299535.

Toybah, N. R. (2017). Dakwah Komunikasi Visual Melalui Instagram Akun@


HADITSKU. Al-Hiwar: Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah, 4(6).

Ariani, A. (2017). Etika Komunikasi Dakwah menurut Al-Quran. Alhadharah: Jurnal


Ilmu Dak wah, 11(21).s
Ritonga, M. (2019). Komunikasi Dakwah Zaman Milenial. Jurnal Komunikasi Islam
Dan Kehumasan (JKPI), 3(1), 60-77.

Anda mungkin juga menyukai