Oleh :
Shafira Angeliqa Putri, Nur Aulia Novitasari, Zhahira Avriel Izzatunada, Iyan Zahra Putri
Pamungkas
ABSTRACT
In this digital era, the media plays an active role in human life. Especially social media
which can hardly be separated from human grasp. Social media makes it easier for humans
to create and find actual information. This is believed to be an opportunity for preachers or
commonly called da'i, to channel information about religion to the general public. Da'wah
using social media is considered effective in covering all congregations in the world.
Preaching is not only someone conveying religious messages on the pulpit or stage, but
preaching can also be done by reminding one another using social media. The social media
that is often used by UIN GusDur students in seeking information about Islam is TikTok.
TikTok is a social media platform that is currently high or widely used by the public. TikTok
is used as a medium for receiving and conveying da'wah messages. There are principles and
ethics when preaching with social media. These principles include, first, by using social
forces such as communities or organizations to make it easier for mad'u to receive messages.
And secondly, providing motivation that can change perspectives without coercion and acts
of violence. . Apart from having to apply principles, preaching must also be done based on
the ethics of preaching.
ABSTRAK
Di era yang serba digital ini, media berperan aktif dalam kehidupan manusia. Khususnya
media sosial yang hampir tak bisa lepas dari genggaman manusia. Media sosial ini
memudahkan manusia dalam membuat dan mencari informasi yang aktual. Hal tersebut
diyakini dapat menjadi peluang bagi penceramah atau biasa disebut da’i, untuk menyalurkan
informasi tentang agama kepada khalayak umum. Berdakwah dengan menggunakan media
sosial dinilai ampuh dalam mencakup semua jamaah yang ada di dunia. Berdakwah bukan
hanya seseorang yang menyampaikan pesan agama di atas mimbar atau panggung, tetapi
berdakwah juga bisa dilakukan dengan saling mengingatkan antar satu sama lain
menggunakan media sosial. Media sosial yang sering digunakan oleh mahasiswa UIN
GusDur dalam mencari informasi seputar agama Islam yaitu TikTok. TikTok merupakan
platform media sosial yang kini sedang high atau ramai digunakan oleh masyarakat. TikTok
dimanfaatkan sebagai media dalam menerima dan menyampaikan pesan dakwah. Terdapat
prinsip dan etika ketika berdakwah dengan media sosial. Prinsip tersebut antara lain, yang
pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti komunitas atau organisasi agar
memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang kedua, memberi motivasi yang dapat
mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan dan tindak kekerasan. Selain harus
menerapkan prinsip, berdakwah juga harus dilakukan dengan berdasar pada etika dakwah.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yakni
pengumpulan data. Data tersebut diperoleh dari kegiatan tanya jawab kepada
beberapa mahasiswa UIN GusDur dan disimpulkan seperti pada hasil dan
pembahasan dalam artikel ini.
1
Aliyudin, Prinsip-prinsip Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an. Vol.4, Jurnal Ilmu Dakwah, 15 Januari-Juni 2010,
hal. 1014.
dilakukan secara lisan dapat berupa ceramah, musyawarah, diskusi, debat, memberi
nasihat, peringatan, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan dakwah dengan tulisan dapat
berupa menulis pada beberapa media cetak seperti koran, majalah, buku,dsb. Dan
yang terakhir, kegiatan dakwah dengan badan atau perbuatan yaitu dapat dilakukan
dengan aksi dan tindak nyata seperti, menolong sesama, pemberdayaan sumber daya
manusia dan lingkungan, dan masih banyak lagi.2
Merujuk dari surat al-Nahl ayat 125 : “serulah manusia ke jalan Tuhan mu,
dengan cara hikmah, pelajaran yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka dengan
cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhan mu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”. Ayat diatas menjelaskan bahwa terdapat 3 prinsip dasar
dalam berdakwah3 . Dalam Al-Qur’an terdapat 3 metode dalam berdakwah yaitu, al-
hikmah, al-mujadalah al-ahsan, dan al-mauidhah al-hasanah.
a. Bi al-Hikmah
Prinsip dakwah bi al-hikmah dikategorikan untuk mad’u yang memiliki
kecerdasan yang tinggi seperti cendekiawan dan sebagainya. Dakwah bi
al-hikmah dapat diartikan sebagai dakwah yang bijak. Bijak yang
dimaksud ialah dakwah yang memperhatikan keadaan yang realistis dari
mad’u, melihat dari berbagai kebutuhan dan juga tantangan dengan
memperhatikan intelektual serta psikologis mad’u.4
Menurut Sayid Qutub, dakwah al-hikmah dapat terwujud apabila
memenuhi tiga faktor : pertama, situasi dan suasana para mad’u. kedua,
pesan dakwah yang akan disampaikan harus menyesuaikan dengan
ukuran dari mad’u agar mad’u tidak merasa keberatan dan mudah untuk
memahami. Ketiga, cara menyampaikan pesan dakwah diusahakan agar
dibuat semenarik mungkin, supaya mad’u yang mendengarkan tidak
cepat bosan dan menyampaikan dakwah disesuaikan dengan kondisi
pada saat itu.5
b. Al-mujadalah al-ahsan
Dakwah dengan metode ini merupakan dakwah yang dilakukan melalui
diskusi atau berdebat tapi tetap dengan cara yang sopan dan saling
2
Ibid, hlm 1015.
3
Ibid, hlm 1010.
4
Ibid, hlm 1017
5
Loc.cit
menghargai. Menurut Muhammad Husein Yusuf, metode dakwah ini
ditujukan bagi manusia ketiga. Manusia ketiga yaitu mereka yang
hatinya terkurung oleh tradisi jahiliyah. Mereka melakukan kebatilan
dengan sombong serta arogan dalam menghadapi dakwah. Balaghah Al-
Qur’an serta nasihat yang bermanfaat tidak memiliki makna apa-apa
bagi manusia seperti mereka.6
Mereka harus berhadapan dengan perdebatan yang baik dan tetap
memperhatikan sikap lembut kepada mereka dengan cara argumentasi
yang dapat mengalahkan mereka. Dengan metode dakwah sepeti itulah
yang kondusif untuk menaklukkan mereka. Sebab, sikap kasar dan keras
hanya akan membuat mereka menjadi manusia yang sombong.7
Prinsip ini digunakan oleh da’i ketika mendapat respon yang kurang baik
dari mad’u terutama bagi sasaran dakwah yang menolak, sombong,
bahkan secara terang-terangan menghina. Meskipun metode ini bersifat
transparan dan terbuka, akan tetapi da’i harus tetap memperhatikan
prinsip dan karakterisktik dari dakwah, yaitu : menghargai hak asasi tiap
individu, tidak melakukan kepicikan, dan yang terakhir dakwah ini
dilakukan secara sistematis atau bertahap.8
c. Al-Mauidzah al-hasanah
Metode ini memiliki berbagai pengertian, yaitu:
Menghindari dari perbuatan yang buruk serta memperlajari
nasihat yang baik melalui tarhib dan targhib, peringatan,
penuturan, contoh perbuatan yang baik dengan cara yang halus.
Memberi pelajaran yang dapat menyentuh hati
Bimbingan serta arahan untuk menuju ke jalan yang baik dengan
kelembutan dan penuh kasih sayang
6
Ibid, hlm 1019
7
Loc.cit
8
Ibid, hlm 1020
B. PRINSIP KOMUNIKASI DAKWAH
Aktivitas dakwah menjadi suatu proses komunikasi yang mewajibkan adanya
aksi dan interaksi. Dibuktikan dengan peran da'i sebagai komunikator atau yang akan
membawakan isi dakwah dan mad'u sebagai komunikan atau yang akan menerima
segala bentuk pesan dan tujuan dari materi isi dakwah. Keterampilan seorang da'i juga
harus menunjukkan kredibilitasnya dalam mengajak para audiens untuk tergerak
dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Maka kecakapan berbicara dan
strategi yang efektif dari seorang da’i sangat dibutuhkan.
Seiring dengan perkembangannya, ilmu komunikasi kini membentuk cabang-
cabang disiplin ilmu yang sangat beragam. Salah satunya adalah disiplin ilmu
komunikasi dengan bentuk komunikasi visual. Komunikasi visual menjadi sebuah
proses penyampaian informasi kepada khalayak dengan menggunakan media yang
dapat terbaca melalui indera penglihatan. Desain komunikasi visual kini
memanfaatkan media sosial dalam melakukan penyebaran informasi yang berbentuk
pesan-pesan menarik. Sehingga menjadikan media sosial kini membentuk suatu
tatanan kehidupan baru.
Dengan era yang semakin digital, perubahan tersebut kini mempengaruhi
berbagai lini kehidupan yang tak terkecuali dengan dakwah. Aktivitas dakwah yang
semula dilakukan di atas mimbar, kini dapat terkemas baik dalam berbagai platform
yang tersedia di media massa. Melalui desain komunikasi visual, dakwah dapat
disebarkan dengan mudah melalui media sosial. Karena sekarang ini konsumsi media
sosial menjadi rutinitas sehari-hari yang tidak pernah ditinggalkan.
Media dakwah (wasilah) bisa didefinisikan sebagai alat yang digunakan dalam
menyampaikan materi dakwah yang berupa ajakan9. Dalam mensyiarkan ajaran Islam,
da’i dapat memanfaatkan segala macam media dakwah yang berbentuk lisan, tulisan,
dan audio-visual. Salah satu wasilah atau media dakwah yang sedang populer saat ini
adalah dengan menggunakan aplikasi media sosial tiktok. Aplikasi media sosial tiktok
dipercaya dapat menjadi strategi komunikasi visual yang sangat persuasif dikalangan
masyarakat. Sehingga dalam hal ini, seorang da’i dapat memanfaatkan media sosial
untuk kebutuhan menyebaran materi dakwahnya.
9
Nur Rizky Toybah, Dakwah Komunikasi Visual Melalui Instagram Akun@ HADITSKU. Al-Hiwar: jurnal ilmu dan
teknik dakwah, Vol. 04 No. 07 Januari-Juni 2016, hlm. 57
Penggunaan media sosial berupa tiktok termasuk salah satu unsur komunikasi
yang dapat dilihat melalui pesan yang disampaikan melalui visual berupa audio dan
video. Terlebih karena masyarakat sekarang dapat menggunakan tiktok untuk
memperoleh informasi yang lebih up to date. Komunikasi dakwah memiliki tujuan
untuk meyakinkan, menimbulkan motivasi, dan dapat menggerakkan masyarakat
untuk menerapkan isi pesan dakwah yang telah disampaikan. Oleh karena itu, peran
da’i dituntut untuk dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dua arah yang baik.
Sehingga dakwah dapat tersalurkan dan dapat diterima oleh masyarakat.
10
Ariani Anita, Etika Komunikasi Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran, Vol 11 Ilmu Dakwah Al-Hadharah Ilmu
Dakwah No 21, 2012 hal 7-6
mad’u sebagai komunikan yang mendengarkan. Proses tersebut berlangsung dalam
kegiatan berdakwah.11
11
Ritonga Muslimin, Komunikasi Dakwah Zaman Milenial, Vol. 3 Jurnal Komunikasi islam dan Kehumasan No
01, 2019 Hlm 61-62
12
Vyki Mazaya, Smart Dakwah di Era Society 5.0 ; Da’I Virtual dalam New Media. Volum.2, No. 1 Juni 2022,
hlm. 33.
13
Loc.cit
memilah dan memilih pesan dakwah yang terjamin kebenarannya serta sesuai dengan
kebutuhan spiritualnya.
Di era kontemporer saat ini, berdakwah bukan hanya berdiri di atas mimbar
sembari menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat yang duduk dengan
khidmat. Dakwah sekarang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan
menggunakan media. Media sosial ini dapat menjadi alat atau sarana dalam
menyampaikan dan menerima pesan dakwah. Namun, bagi seorang da’i modern harus
mampu mengkondisikan suasana dan kondisi yang sedang terjadi pada mad’u supaya
pesan yang disampaikan dapat menjawab segala problematika yang terjadi di
masyarakat.
Terdapat dua prinsip atau metode dalam berdakwah dengan menggunakan
media sosial. Yang pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti
komunitas atau organisasi agar memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang
kedua, memberi motivasi yang dapat mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan
dan tindak kekerasan.14
15
Rismaka Palupi dkk, Analisis Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah Di Era Moderen. Volum.5,
No. 1 January 2023, hlm. 92-93.
dan memanfaatkan dengan baik. Dan tidak hanya Husain saja da’I muda milenial
yang banyak berpengaruh dan memotivasi banyak orang, adapun sahabat Husain yang
bernama Agam Fachrul Samudra. Agam Fachrul Samudra yaitu salah satu da’i muda
yang yang juga berdakwah melalui tiktok, awalnya dia tidak terlalu dikenal ditiktok,
tetapi dia sering membuat konten dakwah yang memang relate dengan kehidupan
serta penyampaian dakwah yang santai atau dengan gaya yang milenial, serta Agam
pun dekat dengan Husain sehingga menjadi hal yang lebih untuk membuat dirinya
juga menjadi lebih dikenal oleh banyak orang yang memang memanfaatkan media
sosial dengan baik, dan kadang Agam pun menjawab pertanyaan-pertanyaan netizen
yang berkaitan dengan agama dan Agam pun memiliki panggilan tersendiri untuk
para followers di tiktok panggilan tersebut hyung yaitu panggilan korea yang berarti
kakak hal ini pun membuat suatu panggilan yang dekat terhadap para followers atau
pendengar ceramahnya, nama tiktok Agam pun tentunya ada unsur tersebutnya yaitu
@hiyung_agam yang dimana sudah memiliki followers kurang lebih 1,4 juta
followers. Hal ini dapat dilihat bahwa Agam dapat menjadikan platfrom tiktok untuk
berdakwah, dengan tentunya penyampaian yang baik, singkat, jelas, serta juga
disampaikan dengan gaya yang milenial tak lupa juga Agam menambahkan dalil
untuk penguat pendapatnya, sehingga para milenial yang ingin lebih banyak belajar
tentang agama bisa belajar secara online, tentunya hal ini menjadi pengaruh positif
pada kemajuan islam. Husain Basyiban dan Agam Fachrul ini memiliki pencapaian
yang sama yaitu ingin menyiarkan agama islam agar anak muda tertarik belajar lebih
tentang agama islam.
Dari kedua da’i muda milenial diatas tentu saja masih ada beberapa da’I
lainnya yang berdakwah melalui aplikasi tiktok, akhir-akhir ini sedang terkenal atau
banyak dibicarakan oleh netizen yaitu Ustadzah Halimah Alaydrus, Halimah Alaydrus
yaitu seorang ustadzah yang sudah lama berdakwah tetapi cara berdakwah beliau beda
dari para pendakwah lainnya, Halimah berdakwah dengan cara tidak menampakkan
wajahnya serta dalam penyampaianpun beliau tegas tetapi pembahasan beliau yang
milenial sehingga membuat kajian beliau selalu ramai dari kalangan remaja maupun
orang tua. Jika ditiktok beliau pun tidak memperlihatkan wajahnya, beliau
memberikan konten dakwah dengan hanya rekaman suara beliau dan diberi
background yang menarik agar para pengikutnya ditiktok dapat tetap merasa belajar
dengan senang walaupun tidak nampak wajah. Kini akun tiktok yang memeiliki
username @halimahalaydrus.id memiliki 81.2 ribu pengikut yang dimana respon dari
netizen yang melihat konten beliau kebanyakan memberikan komen positif, ya karena
tadi cara penyampaian beliau yang tegas tetapi juga tetapi juga masih tetap ada
leluconnya membuat para pendengarnya merasa senang, serta dari pembawaan beliau
pun dia menyelipkan contoh-contoh yang sesuai dengan kehidupan yang sering terjadi
sehingga para pendengar pun dapat memahami apa yang disampaikan beliau.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, TikTok mempunyai peranan penting dalam
komunikasi dakwah melihat dari banyaknya konten dakwah yang beredar dalam
TikTok. TikTok merupakan media yang sering dimanfaatkann oleh umat manusia
dalam mencari berbagai informasi yang tak lain juga informasi seputar agama. Seperti
yang dilakukan oleh mahasiswa UIN GusDur, beberapa mahasiswa memanfaatkan
platform TikTok sebagai media dalam mencari ilmu agama dengan cara mencari
beberapa konten dakwah dari konten kreator yang menggunakan TikTok sebagai
media dalam menyebarluaskan pesan dakwahnya. Tak hanya TikTok, mahasiswa juga
memanfaatkan media lain seperti YouToube, Instagram, dan Telegram.
Ketika berdakwah menggunakan media sosial hal yang tak boleh dilupakan
yaitu prinsip dan etika dakwah. Prinsip dan etika dakwah harus seiringan dengan
dakwah yang disampaikan melalui media sosial. . Prinsip tersebut antara lain, yang
pertama, dengan cara menggunakan kekuatan sosial seperti komunitas atau organisasi
agar memudahkan mad’u dalam menerima pesan. Dan yang kedua, memberi motivasi
yang dapat mengubah cara pandang tanpa adanya paksaan dan tindak kekerasan. Etika
yang harus diterapkan dalam bedakwah yakni, harus mengedepankan adab dan sopan
santun ketika berdakwah dan menghargai sesame umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Aliyudin, A. (2010). Prinsip-prinsip Metode Dakwah menurut Al-Qur’an. Ilmu
Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 5(15), 1007-1022.
Hikmawati, S. A., & Farida, L. (2021). Pemanfaatan Media Tik Tok Sebagai Media
Dakwah Bagi Dosen IAI Sunan Kalijogo Malang. AL-ITTISHOL: Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 2(1), 1-11.
Mazaya, V. (2022). Smart Dakwah di Era Society 5.0; Da'i Virtual dalam New Media.
IQTIDA: Journal of Da'wah and Communication, 2(01), 32-46.
Musthofa, M. (2016). Prinsip Dakwah via Media Sosial. Aplikasia: Jurnal Aplikasi
Ilmu-Ilmu Agama, 16(1), 51-55.
Palupi, R., Istiqomah, U., Fravisdha, F. V., Septiana, N. L., & Sarapil, A. M. (2021).
ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK SEBAGAI MEDIA
DAKWAH DI ERA MODERN. Academica: Journal of Multidisciplinary
Studies, 5(1), 89-104.
Randani, Y. N. F., Safrinal, S., Latuconsina, J. Z., & Purwanto, M. R. (2021). Strategi
Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Dakwah Untuk Kaum
Milenial. At-thullab Jurnal Mahasiswa Studi Islam, 3(1), 570-584.