Anda di halaman 1dari 20

KOMIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH

MILLENIAL
(ANALISIS PESAN DAKWAH PADA KOMIK DI INSTAGRAM
@IQOMIC FOUNDER SANDY PRIYA UTOMO)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyusun Skripsi


Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Disusun oleh :
YOGI IKHSAN NUR ILMI
NIM. 1811510075

FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2022 M – 1443 H
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi pada saat ini, memudahkan masyarakat untuk


mendapatkan sebuah informasi dimanapun dan kapanpun dan teknologi itu bisa
kita sebut dengan istilah “Internet”.

Internet termasuk kedalam kategori audio visual yang merangkap antara


gambar dan tulisan yaitu media internet. Internet merupakan jaringan longgar dari
ribuan jaringan komponen yang dapat mencapai jutaan lebih orang diseluruh
dunia. Tujuannya adalah sebagai penyedia sarana bagi para peneliti untuk
mengakses data dari sumber daya perangkat lunak komputer. Kini internet telah
berkembang menjadi sarana komunikasi yang sangat cepat dan menjadi media
yang efektif.1 Misalnya, dalam proses pembelajaran, internet juga telah menjadi
teman setia bagi sebagian pelajar atau mahasiswa. Google dan Wikipedia telah
menjadi “perpustakaan” baru bagi anak-anak generasi sekarang. Mereka tidak lagi
membaca buku atau surat kabar dalam bentuk cetak, tetapi dalam bentuk digital.
Mereka juga tidak hanya mengerjakan tugas-tugas di ruang kelas sekolah atau
perkuliahan, tetapi juga di lapangan futsal sambil menunggu giliran main atau di
caffe sembari menunggu makan atau minuman pesanan mereka.

Perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh masyarakat untuk


menyebarkan berbagai informasi, termasuk penyebaran dakwah Islam. Manusia
tidak akan mengetahui ajaran-ajaran agama tanpa adanya aktivitas dakwah.
Dakwah menjadi kunci utama dalam tersebarnya ajaran agama islam. Bagi
masyarakat Indonesia, dakwah adalah istilah keagamaan yang fenomenal dan
tampaknya bukan lagi sesuatu yang asing untuk kita dengar. Dalam definisi yang
paling sederhana, dakwah dapat kita jumpai dalam bentuk, pengajian, ceramah,

1
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya), 2013, hal.
109.
tabligh akbar, bahkan obrolan-obrolan dalam konteks membangun pemahaman
yang mendalam seputar ajaran agama Islam.

Menurut Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah memotivasi memotivasi


manusia untuk berbuat kebaikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan
dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat.2

Sedangkan menurut Toha Yahya Omar, definisi dakwah adalah mengajak


umat manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.3

Adapun menurut Ahmad Ghaisway, dakwah sebagai pengetahuan yang


dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam yang mengacu pada
upaya penyampaian ajaran islam kepada seluruh umat manusia yang mencakup
akidah, syariah, dan akhlak.

Dalam pengertian diatas, bisa di simpulkan bahwa pengertian dakwah


yang telah di definisikan oleh beberapa para ahli tersebut adalah kegiatan yang
mempengaruhi manusia yang dilaksanakan secara terorganisir baik secara
individu atau secara berjamaah menuju jalan Allah SWT.

Metode dakwah yang dilakukan pada zaman Rasulullah yaitu


menggunakan media tulisan. Dakwah melalui tulisan ini bukanlah cara yang baru
dalam tradisi dakwah islam, Nabi Muhammad SAW yang pertama kali
mengenalkan metode dakwah melalui tulisan ini ditunjukan kepada penguasa non
muslim saat itu. Salah satu cara dakwah beliau adalah menggunakan media surat
kepada para raja-raja yang disampaikan oleh duta-dutanya. 4 Selain itu sebagai
contoh cara penyampaian dakwah di Indonesia pada zaman dahulu yaitu dakwah
Sunan Kalijaga. Sunan kali jaga adalah salah seorang dari Wali Songo. Wali ini
dalam menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam di Jawa menggunakan seni,

2
Ali Mahfudz, Hidayat Al-Mursyidin, (Cairo; Dar Al-Kutub Al-Arabiyah), 1952 h 1.
3
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, .... h. 17
4
Dailanur, M. Nur, Metode Dakwah Rasulullah SAW kepada Golongan Non Muslim di
Madinah, (Jurnal wardah, vol. 28, No.1) 2017, Hal. 88.
khususnya seni wayang.5 Melihat masyarakat pada saat itu yang masih kental
dengan hindu, budha dan kepercayaan lama, maka dari itu, Wali Songo
menyebarkan agama dengan memperpadukan antara seni dan budaya.

Melihat dari dakwah yang disampaikan oleh Raasulullah SAW dan juga
Wali Songo, metode dakwah yang dilakukan keduanya tidak jauh dengan
memanfaatkan sebuah media. Media sangatlah penting karena menjadi salah satu
unsur yang menunjang proses berlangsungnya aktivitas dakwah.

Internet menjadi media yang tidak hanya memudahkan akses terhadap


variasi informasi, tetapi juga dapat dilihat sebagai sebuah infrasturktur yang
bersifat desentralisasi, dimana semua orang di asumsikan mampu melakukan
peran aktif dalam penyebaran pesan-pesan dan informasi. Dalam konteks ini,
internet dapat menjadi media sekaligus ruang ekspresi bagi masyarakat untuk
terlibat dalam aktivitas apapun termasuk aktivitas dakwah, sebagai khalayak
(mad’u) maupun sebagai pendakwah (da’i). Melalui berbagai media internet,
setiap masyarakat dapat menerima pesan-pesan agama sekaligus mengolah
informasi-informasi seputar agama.

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam


setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah mad'u (obyek dakwah), da'i
(pelaku dakwah), materi dakwah, wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan
atsar (efek dakwah).6 Salah satu komponen dakwah adalah materi dakwah atau
wasilah. Materi dakwah merupakan isi pesan yang ingin disampaikan kepada
masyarakat atau mad’u. Dalam hal ini pesan dakwah adalah ajaran Islam itu
sendiri. Inti dari ajaran agama Islam meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Akidah
merupakan pondasi utama dalam beragama, yang didalamnya memuat keyakinan
atau keimanan seseorang. Syariah meliputi peribadatan makhluk dengan sang
penciptanya, sedangkan akhlak meliputi hubungan antar manusia. Isi pesan
dakwah adalah pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada mitra dakwah dan

5
Purwadi, Dakwah Sunan Kalijaga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) h. 122.
6
Aminudin, Konsep Dasar Dakwah, Al-Munzir Vol. 9, No. 1, Mei 2016 (Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari), hal. 36
dengan berkembangnya teknologi saat ini, pesan-pesan dakwah dapat
disampaikan melalui beberapa media di antaranya adalah media sosial.

Perlu kita ketahui bahwa terdapat banyak cara yang dilakukan melalui
sebuah media sosial, salah satunya menyampaikan pesan dakwah dengan baik.
Hadirnya aplikasi media sosial seperti, facebook, twitter,Instagram, yang saat ini
telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai media berdakwah dan
menerima pesan-pesan dakwah, termasuk media Instagram.

Dilansir suara.com riset dari DataReportal menunjukan bahwa jumlah


pengguna media sosial di Indonesia saat ini mencapai 191,4 juta pada Januari
2022. Angka ini meningkat 21 juta atau 12,6 persen dari tahun sebelumnya. Dan
jumlah pengguna Instagram di Indonesia mencapai 99,15 juta orang atau setara
35,7 persen dari total populasi.7

Hal ini menunjukan bahwa media sosial Instagram menjadi media sosial
yang banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat salah satunya berdakwah.
Sebagai contoh para da’i yang memliki akun Instagram dan mempunyai beribu-
ribu follower, seperti Ustadz Abdul Somad, Babeh Haikal, Felixsiauw, Hanan
Attaki dan lain sebagainya. Berinovasi dalam melakukan kegiatan berdakwah
merupakan salah satu hal yang paling penting dalam menjawab perubahan
zaman. Perlu kita ketahui bahwa di zaman modern saat ini terkadang orang-orang
jenuh dengan penyampaian dakwah yang dilakukan secara tatap muka ataupun
hanya mendengarkan kajian-kajian yang monoton sehingga muncul salah satu
inovasi yang menurut penulis mempunyai peluang yang cukup efektif dalam
menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u yaitu melalui media bergambar atau
komik.

Komik sebagai media alternatif untuk menyebar luaskan pesan dakwah,


dengan memanfaatkan media sosial. Setiap komik memiliki symbol, ikon, indeks,
pada setiap tanda memiliki makna yang berbeda. Komik sebagai media dakwah
merupakan metode baru pada era modern ini. Pemanfaatan komunkasi dengan
7
https://www.suara.com/tekno/2022/02/23/191809/jumlah-pengguna-media-sosial-
indonesia-capai-1914-juta-per-2022, diakses pada 19 Maret 2022, pukul 10.37 WIB.
media sosial yang dilakukan oleh komikus sebagai wadah penyampaian pesan
yang tergambar pada setiap panel.8

Iqomic adalah salah satu akun yang cukup banyak memiliki pengikut atau
followers dan postingan yang dipublish. Lebih dari 482 ribu akun yang
mengkutinya juga 24 ribu postingan yang diunggahnya. Terus terang hal ini
menunjukan bahwa Iqomic sudah cukup menarik banyak pengguna Instagram
dibandingkan dengan akun Instagram yang lain yang memiliki followers dibawah
akun instagram Iqomic.

Gambar 1.1
Sumber : Akun Isntagram @Iqomic.

Iqomic dibuat sebagai tempat berkumpul para komikus untuk berbagi


pesan positif bertema dakwah islam. Tujuannya adalah memberikan isnpirasi
kebaikan untuk menunjukan bahwa islam sebagai rahmatan lil Alamin.9 Setiap
harinya Iqomic dapat mengunggah komik sebanyak 5 sampai 10 gambar, dengan
jumlah like postingan yang cukup banyak. Komik yang dalam akun Iqomic
sendiri terdiri atas berbagai macam topik mulai dari ibadah sampai isu-isu populer
yang kemudian dikaitkan dengan nilai keislaman.

8
Siti Ulya Faza Adilah, Aang Ridwan, Dindin Solahudin, Komik Sebagai Media Dakwah,
(Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam: Vol. 4, No. 4) 2019, hal. 365-366.
9
https://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2018/11/25/9674/-p-komunitas-iqomic-
dakwah-kreatif-lewat-karya-komik-islam-p-.html, diakses pada 19 Maret 2022, pukul 14.02 WIB.
Maka dari itu, penulis sangat tertarik untuk mengangkat skripsi ini yang
berjudul Komik Sebagai Media Dakwah Millenial (Analisi isi pesan dakwah
dalam komik yang terkandung dalam akun instagram Iqomic).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kategorisasi pesan dakwah yang terkandung dalam komik di


Instagram @Iqomic?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai perumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari


penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kategorisasi pesan dakwah yang terkandung dalam


komik di Instagram @iqomic.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Akademis

Penelitian ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 Fakultas


Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten juga dapat menjadi sebuah kajian yang menarik dalam menempatkan
komik sebagai salah satu media dakwah masa kini. Semoga penelitian ini dapat
memberikan kontribusi kebaikan dalam Ilmu Dakwah, khususnya mengetahui
perkembangan kebaikan dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam.

2. Secara Praktisi
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan
menambah wawasan bagi para teoris, praktis, dan pemikir dakwah agar suatu
saat dapat menulis komik yang lebih kreatif dalam meniingkatkan pesan-pesan
yang disampaikan sehingga dapat menarik para khalayak untuk membaca.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam hal ini, penulis sebenarnya mengawali penelitian dengan


melakukan beberapa tinjauan yang membahas persoalan yang hampir serupa
seperti, skripsi, jurnal, buku dan e-book. Adapun materi terdahulu yang
mendekati materi yang sedang diteliti oleh penulis yaitu:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Pesan Dakwah Dalam Novel Cinta


Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy dari Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung, Karya Desti Nurhayati, NIM: 1541010091. 10 Dalam
penelitian ini, menganalisis beberapa pesan-pesan dakwah yang terkandung
dalam novel yang diteliti. Perbedaan antara penulis dan pada skrisi di atas
adalah terletak pada objek penelitiannya dan analisis teori yang dipakai.
Penulis menggunakan komik sebagai objek penelitiannya sedangkan Desti
Nurhayati menggunakan novel sebagai objek penelitiannya. Analisis teori
yang digunakan penulis adalah analisis semiotika model Rolland Barthes
sedangkan penelitian Desti Nurhayati menggunakan analisis Klaus Kliper.
Adapun persamaan antara penulis dan penelitian Desti Nurhayati adalah sama-
sama meneliti isi pesan dakwah.

Kedua, skripsi yang berjudul “Pesan Moral dalam Komik Online


(Analisis Semiotika Terhadap Line Webtoon “Sarimin” Episode 1-26 Karya
Nagaterbang”, dari Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, karya
Rully Shoumi Marfu’ah, NIM: 211015034.11 Dalam penelitian ini, membahas
pesan-pesan moral pada komik online yang ditelitinya. Perbedaan penulis
10
Desti Nurhayati, NPM: 1541010091, Pesan Dakwah dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Karya Habiburrahman El Shirazy, UIN Raden Intan, Lampung, 2019.
dengan penelitian Rully Shoumi Marfu’ah adalah topik yang diteliti dan
model analisisnya. Penulis meneliti isi pesan dakwah sedangkan penelitian
Rully Shoumi Marfu’ah meneliti isi pesan moral, Adapun model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika model Barthes
sedangkan penelitian Rully Shoumi Marfu’ah menggunakan model analisis
semiotika Charles Sander Peirce. Persamaan penelitian penulis dengan
penelitian Rully Shoumi Marfu’ah adalah study kasus berupa komik di media
online, penelitian penulis mengambil study kasus berupa komik di instagram
akun Iqomic sedangkan penelitian Rully Shoumi Marfu’ah di webtoon.

F. Kerangka Teori

1. Instagram

Media sosial merupakan salah satu perkembangan dari internet.


Smartphone membuat banyak orang mempunyai aktivitas baru yang
menyenangkan, orang akan dengan mudahnya mengambil gambar ataupun
mengolah sebuah informasi dimanapun dan kapanpun. Jenis media yang
digunakan salah satunya adalah Instagram.

Instagram merupakan aplikasi berbagi foto yang memungkinkan


penggunanya mengambil foto, menerapkan fitur digital dan
membagikannya ke berbagai jejaring sosial. Brand Development Lead
Instagram APAC Paul Webster mengungkapkan, bahwa sejak diluncurkan
pada tahun 2010 aplikasi Instagram telah memiliki 400 juta lebih
pengguna aktif dari seluruh dunia.12

11
Rully Shoumi Marfu’ah, NIM: 211015034, Pesan Moral dalam Komik Online
(Analisis Semiotika Terhadap Line Webtoon “Sarimin” Episode 1-26 Karya Nagaterbang, Institut
Agama Islam Negeri Ponorogo,Ushuluddin Adab dan Dakwah, Komunikasi Penyiaran Islam,
2019.
12
Witanti Prihatiningsih, Motif Penggunaan Media Sosial Instagram di Kalangan
Remaja, (Jurnal Communication VIII, No. 1), April 2017, hal. 52.
Instagram juga menjadi wadah untuk membentuk citra diri, dimana
semakin banyak angka followers atau pengikut dan like (menyukai) di
beberapa pemilik akun akan semakin terlihat bahwa si pengguna memiliki
citra diri yang tinggi, juga dapat menjadi figur remaja-remaja masa kini.13

Para pengguna Instagram ini bermacam-macam, dan kebanyakan


para penggunanya menggunakan gaya yang mereka sukai. Seperti halnya
para pendakwah, mereka bisa menggunakan akun Instagram sebagai
ladang untuk berdakwah. Para pendakwah tidak hanya bisa menyampaikan
dakwahnya secara lisan maupun tulisan saja, akan tetapi para pendakwah
bisa menyampaikannya dengan menggunakan gambar atau visual yang
merka sukai melalui akunnya.14

2. Komik

Komik berasal dari bahasa inggris comic yang di artikan sebagai


hal yang bersifat lucu. Pada mulanya berkembang di negeri barat dan
hanya diterbitkan melalu surat kabar dengan gaya lukisan kartun yang
mengandung unsur-unsur humor dan juga kritikan, namun kemudian
komik mengandung aksi seperti komik superman, batman, dll.15

Komik adalah narasi yang diceritakan melalui sejumlah gambar


yang diatur di dalam garis-garis horizontal, strip, atau kotak, yang disebut
panels dan dibaca seperti teks verbal dari kiri ke kanan. Sebagai salah satu
narasi modern, para pendahulu komik modern adalah karikatur atau
gambar-gambar satir tokoh-tokoh terkenal yang menjadi populer pada
abad ke-17 di Italia. Bentuk ini menyebar sangat cepat di Eropa, pada awal

13
Dinda Marta Almas Zakirah, Mahasiswa dan Instagram, (Jurnal S1 Sosiologi FISIP
Universitas Airlangga) 2018, hal. 6.
14
Zakiyah Romadlany, Farhan, Pengguna Instagram Sebagai Trend Media Dakwah
Masa Kini, Jurnal El-Furqania Vol. 5 No. 1, (Febuari, 2019), Universitas Nurul Jadid Paiton
Probolinggo, h. 107.
15
Wulandari Pratiwi dan Riza Kurniawan, Penerapan Media Komik sebagai Media
Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Ponorogo, (Jurnal UNESA 2014), h. 4.
masa abad ke-9, karikatur dikembangkan dengan memasukan balon-balon
ujaran yang melahirkan bentuk buku komik modern.16
Menurut F. Lacassin, komik adalah sarana pengungkapan yang
benar-benar orisinal, karena menggabungkan gambar dengan teks. Komik
berbeda dengan karya lain yang mirip, yaitu cerita gambar dengan sinema
(meskipun dengan sinema terdapat analogi yang dalam sehingga saling
pengaruh pun sering terjadi).17
Komik didefenisikan sebagai suatu bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang
erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca.
McCloud menjelaskan bahwa gambar-gambar yang berurutan
merupakan sarana komunikasi yang unggul. Ia dapat dipergunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan ilmiah yang bukan merupakan cerita, namun
ditampilkan mirip cerita.18
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komik merupakan sarana
komunikasi yang baik dalam penyampaian karakter kartun beserta alur
cerita yang menarik minat masyarakat untuk dibaca juga sebagai media
penyampaian pesan yang cukup efektif.

b. Unsur-unsur Komik

Unsur-unsur komik dapat di observasi menjadi tiga bagian, yaitu


bagian depan yang meliputi cover disertai judul komik, Creadits berupa
keterangan tentang pengarang komik, indicia berupa keterangan tentang
penerbit atau pencetak, waktu terbit dan pemegang hak cipta. Bagian isi

16
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makan, (Yogyakarta: Jalasutra), 2011 hal. 180
17
Marcel Bonnneff, Komik Indonesia, (Jakarta: keperpustakaan populer gramedia), 2008
hal. 4
18
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
2013), h.411
meliputi panel perhalaman, balon bacaan atau balon kata memiliki jenis
yang berbeda atau disesuaikan.19

3. Milenial

Media sosial saat ini telah menjadi ruang yang sudah sangat
familiar digunakan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya dikalangan
generasi millenial. Anak muda yang kita kenal dengan istilah anak
milenial yang akrab dengan sesuatu yang serba digital. Generasi milenial
adalah teminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh
banyak kalangan di seluruh dunia. Milenial atau juga dikenal sebagai Gen
Y adalah kelompok demografis setelah Generasi X.

Menurut Manheim, generasi adalah suatu konstruksi sosial dimana


didalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan
pengalaman sejarah yang sama. Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa
individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang
memiliki kesamaan tahun lahir dalam rentang kurun waktu 20 tahun dan
berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama.20

Generasi milenial memiliki kemampuan bawaan dalam penguasaan


teknologi, seperti kemampuan multitasking dalam menggunakan
perangkat digital. Isitilah generasi milenial pertamakali dipopulerkan oleh
William dan Neil. Menurutnya generasi milenial adalah generasi yang
lahir dari rasio tahun 1995-2000 yang dikenal juga sebagai Generasi Y. 21
Salah satu ciri yang menonjol generasi milenial adalah ditandai dengan
peningkatan penggunaan dan keakraban dalam komunikasi, media dan
teknologi digital.

19
Annisa Aura Lelyani, Kajian Unsur-unsur Komik dan Sains dalam Buku Komik
Edukasi Diri di Indonesia Sebagai Alternatif Bahan Ajar, (Pensa E-Jurnal: Pendidikan Sains, Vol.
9 No. 2), Juli 2021, hal.6.
20
Yanuar Surya Putra, Teori Perbedaan Generasi, (Among Makarti Vol.9 No.18),
Desember 2016 h. 124.
21
Sirajul Fuad, Nursyirwan Effendi, Elva Roanig Roem, Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan
Sosial, (Jurnal Satwika, Vol. 5, No. 1), April 2021 h. 70
G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh hasil


atau kebenaran menggunakan penelusuran tata cara tertentu dalam
menemukan hasilnya, tergantung dari isu yang tengah kita kaji.

Pada prinsipnya, semua penelitian memiliki tujuan utama yang sama,


yakni memperoleh pengetahuan dari hasil yang kita teliti, namun corak dan
bentuknya berbeda-beda, penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
tinjauan yang berbeda.

Berikut penulis hendak memaparkan metode penelitian yang penulis


gunakan dalam melakukan penelitian.

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian


deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang memanfaatkan data
kualitatif yang di jabarkan secara deskriftip. Penelitian ini bersifat analisa
terhadap gambar atau cerita pada komik di Instagram Iqomic.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah inti dari permasalahan dari penelitian,


obyek dari penelitian ini yaitu potongan-potongan gambar atau adegan
dalam komik di instagram iqomic yang mengandung unsur-unsur dakwah.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati


dalam penelitian atau sasaran penelitian. Adapun subyek penelitian ini
berupa komik di akun instagram Iqomic.

4. Sumber Data

a. Data Primer
Data primer adalah data utama atau data pokok yang diperoleh
langsung dari subyek penelitian, adapun data primer yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa potonga-potongan gambar dalam komik
di postingan instagram Iqomic.

b. Data Skunder

Data skunder merupakan data pelengkap yang sifatnya melengkapi


sumber data yang sudah ada. Sumber data ini diperoleh dari buku refrensi,
jurnal, artikel, dan berbagai artikel-artikel yang terdapat di internet
maupun din situs-situs lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Jika data dicari dalam bentuk dokumen atau pustaka, maka


kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini disebut studi komunikasi
atau sumber pustaka. Metode kajian pustaka adalah teknik yang
mengumpulkan bahan bacaan dan literatur secara spesifik lalu kemudian
menganalisis isi kajian berdasarkan fokus penelitian yang dibahas. 22 Dan
fokus kegiatan pengumpulan data ini terdiri dari potongan-potongan
gambar atau adegan dalam komik yang mengandung pesan-pesan dan
ajaran dakwah islam dan dipilih secara acak lalu dikategorisasikan pesan
dakwah meliputi akidah, akhlak, dan syariah.

6. Analisis Data

a. Analisis Semiotika

22
Bambang Mudjiyanto, Emilsyah Nur, “Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi”,
(Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Masa), 9 April 2013, hal. 75.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semiotika
model Roland Barthes. Digunakan untuk menganalisis pesan dakwah
dalam komik pada instagram iqomic. Metode analisi semiotika adalah
metode yang mempelajari kehidupan melalui tanda-tanda dalam
masyarakat atau pada suatu gambar.23

Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana manusia


memaknai segala sesuatu. Memaknai dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukan dengan mengkomunkasiikan. Memaknai berarti bahwa
obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengkonstitusi
sistem terstruktur dari tanda. Semiotik mempelajari tentang sistem, aturan,
konvensi yang memungkinkan tanda atau gambar tersebut memiliki
makna.24 Roland Barthes mengacu pada Ferdinad de Saussure dengan
menyelidiki hubungan penanda dan petanda pada sebuah tanda. Saussure
meletakan tanda dalam konteks bahasa komunikasi manusia tersusun
dalam dua bagian yaitu penanda dan petanda. Penanda yaitu apa yang
dikatakan, ditulis, dibaca, sedangkan petanda adalah pikiran atau konsep
(gambaran mental).

Barthes mencontohkan dengan seikat mawar yang ditaksirkan


untuk menandai gairah, maka seikat kembang itu menjadi penanda dan
gairah adalah pertanda. Gagasan Roland Barthes dikenal dengan Two
Order of Signification mencakup makna denotasi yaitu tingkat penandaan
yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda yang
menghasilkan makna eksplisit, langsung, pasti, atau makna sebenarnya
sesuai dengan kamus. Sedangkan, makna konotasi yaitu menggambarkan
interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi
dari pembaca serta nilai-nilai yang lahir dari pengalaman kultural dan
personal.25

23
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makan, (Yogyakarta: Jalasutra), 2011 hal.
24
Bambang Mudjiyanto, Emilsyah Nur, “Semiotika Dalam Metode, ... 9 April 2013, h. 74.
25
Al Fiatur Rohmaniah, “Kajian Semiotika Rolan Barthes”, (Al-Ittishol, Jurnal komunikasi dan
penyaiaran islam Vol. 2 No. 2), Juli 2021, hal. 130.
Barthes tak sebatas memahami proses penandaan, dia juga melihat
aspek lain dari penandaan, yaitu mitos yang menandai suatu masyarakat.
Prespektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri khas
semiologinya yang membuka ranah baru semiologi, yakni penggalian
masyarakat. Dalam bentuk praktisnya, Barthes mencoba membongkar
mitos-mitos modern masyarakat melalui berbagai kajian kebudayaan.
Analisis semiotika dapat diterapkan untuk hampir semua teks media tv,
radio, surat kabar, majalah, film, dan foto.26

Table 1

Peta Gambar Rolan Barthes

1. Signifier 2. Signified
(Penanda) (Petanda)
3. Denotative Sign
(Tanda Denotative)
4. Connotative Signifier 5. Connotative Signified
(Penanda Konotasi) (Petanda Konotasi)
6. Connotative Sign (Tanda Konotasi)

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa pemaknaan terjadi dalam


dua tahap. Tanda (penanda dan petanda) pada tahap pertama dan menyatu
sehingga dapat membentuk penanda pada tahap kedua, kemudian pada
tahap berikutnya penanda dan petanda yang yang telah menyatu ini dapat
membentuk petanda baru yang merupakan perluasan makna.

Dalam penelitian ini objek atau tanda yang akan diamati adalah
sebuah komik yang diunggah oleh akun Iqomic melalui sosial media
Instagram dengan upaya penyebaran dakwah di era digital. peneliti akan
menganalisis objek dengan menggunakan pendekatan semiotik Roland
Barthes.
26
Ibid.
H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini, disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan


penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II : Kajian Teori dan Landasan Teori

Pada bab ini berisi penjelasan tentang pengertian milenial,


karakteristik generasi milenial, pengertian instagram, fitur dan
manfaat instagram, pengertian komik, jenis-jenis komik dan
komik sebagai media dakwah masa kini.

BAB III : Gambaran Umum Iqomic

Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari @iqomic,


biografi founder iqomic, dan sejarah iqomic.

BAB IV : Analisi pesan dakwah pada akun instagram @iqomic

Pada bab ini membahas mengenai data temuan pada komik


mengkategorisasikan pesan dakwah pada postingan akun Iqomic,
juga menganalisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam
postingan di Iqomic.

BAB V : Kesimpulan dan Penutup


Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang
diteliti oleh penulis dalam skripsi ini, serta memberikan saran-
saran dan juga beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.

I. Daftar Pustaka
Bonnneff Marcel. 2008. “Komik Indonesia”. Jakarta: keperpustakaan
populer gramedia.

Danesi Marcel. 2011. “Pesan, Tanda, dan Makan”. Yogyakarta: Jalasutra.

Hasan Mohammad. 2013. “Metodelogi Pengembangan Dakwah”.


Surabaya: Pena Salsabila.

Ilaihi Wahyu. 2013. “Komunikasi Dakwah”. Bandung: PT Remaja


Rosadakarya.

Nurgiyantoro Burhan. 2013. “Sastra Anak”. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Mahfudz Ali. 1952. “HidayatAl-Mursyidin”. Cairo: Dar Al-Kutub Al-


Arabiyah.

Purwadi. 2007.“Dakwah Sunan Kalijaga”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dailanur, Nur. M, “Metode Dakwah Rasulullah SAW kepada Golongan


Non Muslim di Madinah”, Jurnal wardah, vol. 28 No.1, (2017) h. 88.

Yanuar Surya Putra, “Teori Perbedaan Generasi”, (Among Makarti Vol. 9


No. 18), Desember 2016 h. 124.

Adilah Siti Ulya Faza, Aang Ridwan, Dindin Solahudin, “Komik Sebagai
Media Dakwah”, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam: Vol. 4, No. 4, (2019),
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, h. 365-366.

Desti Nurhayati, NIM: 1541010091, “Pesan Dakwah dalam Novel Cinta


Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy, (2019), Univesitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
.
Rully Shoumi Marfu’ah, NIM: 211015034, “Pesan Moral dalam Komik
Online (Analisis Semiotika Terhadap Line Webtoon “Sarimin” Episode 1-26
Karya Nagaterbang”, (2019), Komunikasi Penyiaran Islam, Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, Ushuluddin Adab dan Dakwah.

Aminudin, “Konsep Dasar Dakwah”, Jurnal Al-Munzir: Vol. 9 No. 1,


(Mei 2016) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri
Kendari, h. 37.
Prihatiningsih Witanti, “Motif Penggunaan Media Sosial Instagram di
Kalangan Remaja”, Jurnal Communication VIII, No. 1, (April 2017), Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, h.
52.

Zakirah Dinda Marta Almas, “Mahasiswa dan Instagram”,Jurnal S1


Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya
(2018), hal. 6.

Romadlany Zakiyah, Farhan, “Pengguna Instagram Sebagai Trend Media


Dakwah Masa Kini”, Jurnal El-Furqania Vol. 5 No. 1, (Febuari, 2019),
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, h. 107.

Pratiwi Wulandari, Riza Yonisa Kurniawan, “Penerapan Media Komik


sebagai Media Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Ponorogo”,Jurnal
UNESA (2014), h. 4.

Lelyani Annisa Aura,”Kajian Unsur-unsur Komik dan Sains dalam Buku


Komik Edukasi Diri di Indonesia Sebagai Alternatif Bahan Ajar”,Pensa E-Jurnal:
Pendidikan Sains, Vol. 9 No. 2, (Juli 2021), Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Surabaya, hal.6.

Mudjiyanto Bambang, Emilsyah Nur, “Semiotika Dalam Metode


Penelitian Komunikasi”, Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 16 No. 1, (1 April
2013)Informatika dan Media Masa, hal. 75.

Rohmaniah Al Fiatur, “Kajian Semiotika Rolan Barthes”, Al-Ittishol


Jurnal komunikasi dan penyaiaran islam Vol. 2 No. 2, (Juli 2021), Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang, h. 130.

Sirajul Fuad, Nursyirwan Effendi, Elva Roanig Roem, “Kajian Ilmu


Budaya dan Perubahan Sosial”, (Jurnal Satwika, Vol. 5, No. 1), April 2021 h. 70.

https://www.suara.com/tekno/2022/02/23/191809/jumlah-pengguna-media-sosial-
indonesia-capai-1914-juta-per-2022, diakses pada 19 Maret 2022, pukul 10.37
WIB.

https://www.gomuslim.co.id/read/komunitas/2018/11/25/9674/-p-komunitas-
iqomic-dakwah-kreatif-lewat-karya-komik-islam-p-.html, diakses pada 19 Maret
2022, pukul 14.02 WIB.

Anda mungkin juga menyukai