225150600111027
Abstrak
A. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi yang sedang berlangsung sekarang ini membawa
dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat Indonesia.
Kemajuan teknologi komunikasi telah membabat habis batas – batas yang
mengisolasi kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia bebas untuk mendapatkan
informasi dari luar jangkauan wilayah dimana ia tinggal. Selain itu, arus perdagangan,
dan berbagai macam bentuk aktivitas kehidupan global lainnya dapat masuk secara
bebas di era yang bisa disebut dengan era digitalisasi.
Masyarakat mau tidak mau dengan terpaksa harus mau menyadari bahwa
pentingnya memperjuangkan hak – hak asasinya serta harus mampi bertanggung
jawab terhadap kehidupan dalam membangun keadaan masyarakat sendiri. Oleh
karena itu, kelangsungan hidup mendatang ini sudah menjadi kelaziman apabila
menjadi tanggung jawab bersama untuk memajukannya. Tentu saja, ini bukanlah
tugas per individu saja. Perlu adanya campur tangan dari masyarakat luas dan
pemerintah.
Masyarakat yang diinginkan tentunya adalah masyarkat yang damai,
sejahtera, terbuka, maju, dan modern atau yang dikenal dengan “Civil Madani”
(masyarakat madani). Gagasan masyarakat madani sesungguhnya baru popular di
Indonesia, sekitar awal tahun 90-an. Sebenarnya awal konsep ini mulai berkembang
di Eropa Barat dengan memiliki akar sejarah awal dalam peradaban masyarakat Barat
di abad XVIII, atau kini berusia sekitar 250 tahun. Ide modern tentang Civil Society
ini oleh Jonh Locke dan generasi berikutnya digunakan untuk menyelesaikan probem
tentang social order yang muncul di akhir abad XVII. Istilah “masyarakat madani”
sebagai penerjamahan dari istilah “Civil Society”, awalnya diperkenalkan oleh Dato
Anwar Ibrahim dalam ceramah Simposium Nasional yang diselenggarakan dalam
rangka pertemuan ilmiah Festival Istiqlal 26 September 1995 di Jakarta. Kemudian
konsep tersebut dipopulerkan ileh Nur Cholis Majdid (Pidati Halah Bihalal 29 Januari
1999).
1. Memperluas pandangan
Masyarakat bisa mellihat ke sekelilingnya dengan lebih luas, melewati
batas – batas ynag menghalangi pendangan. Perkembangan media massa
dengan kecanggihan teknologi komunikasi yang dipergunakan,
membuat ruang, waktu, dan jarak menjadi singkat. Dunia tanpa batas
yang hadir melalui media massa berdampak kepada perubahan cara
pandang masyarakat, bisa kea rah yang lebih baik tetapi juga bisa kea rah
yang buruk.
2. Meningkatkan pengharapan
Harapan yang akan berhasil ditingkatkan oleh media massa, bukan hanya
berupa harapan masing – masing individu tetapi juga aspirasi nasional
secara keseluruhan.
3. Menggairahkan iklim pembangunan
Pengaharapan yang berhasil ditimbulkan akan memudahkan masyarakat
untuk diajak berpartisipasi dalam mengisi dan meningkatkan
pembangunan.
E. Penutup
Berdasar dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa peranan media massa
sebagai sarana pendidikan Islam dalam membangun masyaraka madani di era
digitalisasi adalah :
1. Menjaga kepentingan umum
Informasi yang disampaikan media massa membuat masyarakat sadar
akan kepentingan mereka. Terutama dalam mendidik jiwa agar selain
pandai namun juga berakhlak mulia.
2. Membentuk opini
Kesadaran ini menggugah pemikiran dan pembahasan serta dialog yang
akhirnya membawa kepada satu kesamaan pendapat.
3. Mendidik
Semakin banyak pembangunan akan mendorong masyarakat untuk
semakin giat mencari pengetahuan baru.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, J. (1995). Civil Society: Theory, History, Comperation. Cambridge: Polity Press.
Majdid, N. (1993). Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf Pramamadina.