NIM : 050313998
Pada era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-
hari. Media sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, tetapi
juga memiliki peran yang signifikan dalam memperkuat integrasi nasional. Artikel ini akan
membahas kontribusi media sosial dalam memperkuat integrasi nasional.
Kajian Pustaka
Integrasi nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek
sosial budaya, etimisitas, latar belakang ekonomi ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian
dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Faktor
pendorong integrasi nasional yaitu faklim sejarah yang menimbulkan rasa senasib
seperjuangan, keinginan untuk bersatu rasa cinta tanah air dikalangan Bangsa
Indonesia, rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Sedangkan
faktor yang heleragan, wilayah negara yang begitu luas adanya ancaman, tantangan,
hambatan, gangguan dari negara luar, lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat
pengaruh budaya asing. Pengembangan integrasi nasional dapat dilakukan melalui
strategi dan pendekatan yaitu gaya politik kepemimpinan kekuatan lembaga-lembaga
politik idiologi nasional dan kesempatan pembangunan ekonomi.
Pada era modern saat ini perkembangan teknologi sudah sangat mempengaruhi
generasi penerus bangsa. Media sosial tentu memiliki pengaruh yang besar bagi
generasi penerus bangsa. Pada dasarnya media sosial memiliki pengaruh baik dan
pengaruh buruk. Seperti yang telah kita ketahui media sosial yang memiliki banyak
influnce, dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Misalnya saja
ketika ada permasalahan seperti adanya tindakan rasisme yang diterima oleh
seseorang, dengan adanya dukungan yang diberikan oleh influence yang ada di media
sosial seperti instagram, twitter, dan sebagainya membuat pemberitaan tersebut
semakin heboh dan mempengaruhi masyarakat. Pendapat dari influence sangat
memberikan pengaruh bagi masyarakat, kebanyakan masyarakat gampang
terpengaruh dengan hadirnya berita tersebut dan terdapat alasan yang pro dan kontra.
Pengaruh baik dan buruk tersebut akan bergantung bagi para influence yang
memberikan postingan apakah hal tersebut baik atau buruk untuk diikuti.
Media sosial juga dapar memberikan pengaruh pluralisme nilai dan norma
sosial yangmerupakan dampak dari media sosial di era modern saat ini. Misalnya saja
seperti yang biasanya masyarakat menonton tv menggunakan saluran tayangan film
tanah air, namun padasaat ini sudah beralih dengan hadirnya youtube yang dapat
memberikan siaran internasional dengan mudah. Pengaruh hadirnya kebudayaan dari
luar yang dengan gampang di akses di indonesia tentu akan mempengaruhi rasa
nasionalisme dan integritas bangsa yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Negara
yang memiliki kemajuan teknologi akan memiliki kendalidari sosial media pada era
modern ini. Hadirnya kultular yang masuk akan mempengaruhi masyarakat tidak lagi
memiliki nasionalisme yang tinggi dengan budaya tradisional yang dimiliki oleh
Indonesia sehingga menyebabkan kecintaan terhadap bangsanya memudar.
Pembahasan
Pengemasan budaya tradisional yang digabungkan dengan efek teknologi dan media
baru dapar menjadi pilihan dan diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi
muda. Budaya tradisional dengan cita rasa baru, sekaligus menjadi bagian untuk
mencitrakan ulang lahirnya budaya tradisional sesuai dengan kemajuan teknologi yang
ada. Hal ini sekaligus menjadi media promosi yang menarik di tengah digitalisasi prosuk-
prosuk media yang tidak hanya dinikmati oleh bangsa Indonesia, melainkan juga oleh
bangsa asing.
Indonesia saat ini sangat terbuka dengan dunia media sosial, kemudahan dalam
mengakses dan diimbangi dengan perkembangan teknologi. Pertumbuhan media sosial
bahkan mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan, baik dari sisi pengguna atau
masyarakat, yang digunakan untuk kebutuhan bisnis maupun organisasi non profit.
Kesan modern dan tetap menampilkan budaya nusantara sebagai akar budaya akan
semakin memperkuat identitas sosial dan bisa menjadi bagian dari gaya hidup yang
mewarnai setiap kebudayaan yang ada di negara lain.
Kita sebagai mahasiswa atau generasi emas dapat menumbuhkan rasa kebersamaan
melalui sebuah digital seperti memberikan edukasi terhadap penonton sosial media tentang
edukasi saling mengargai perbedaan, membuat media pembelajaran untuk usia-usia dini
tentang menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia. Yang tidak mengandung SARA, bisa
saja dengan memanfaatkan teknologi dan Indonesia memiliki banyak Sumber Daya Manusia
(SDM) yang produktif baik dalam hal kegitan ataupun pemikiran, pada zaman sekarang
untuk persatuan dan kesatuan generasi bangsa dapat memanfaatkan kemampuan bergitar dan
setelah itu kelak kamu akan menjadi seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat
dan persatuan yang kokoh untuk meningkatkan integrasi Nasional yang ada di Indonesia,
sekarang sudah mulai memudar karena pengaruh globalisasi dari luar, generasi emas ini
banyak segala kegiatan dengan menggunakan sebuah teknologi, ,untuk mencapai integrasi
yang optimal dan maksimal, dengan begitu dapat menafaatkan sosial media seperti menelpon
teman yang sedang jauh di papua, dengan saling menanyakan kabar dan kondisi dilingkungan
sekitar, maka dengan ini orang tua perlu memahami dan mahasiswa juga harus rajin literasi
membaca keadaan yang ada di kampus dan lingkungan masyarakat.
Kita sebagai mahasiwa menjadi seseorang yang netral dalam memperbaiki semua
kehidupan Indonesia tercinta sesuai pedoman semboyan “Bhineka Tunggal Ika”dan sebagai
pedoman hidup bangsa yaitu Pancasila, maka dari itu di perlukannya generasi yang memiliki
semangat dan tekad yang kuat dalam mengabdi kepada negara, untuk mempersatukan
perbedaan yang akan mengasilkan banyak warna kehidupan untuk mewarnai setiap langkah
perjuangan, menjadi Indonesia yang sesuai dengan Pancasila, untuk menghindari semua
ancaman dari luar negara yang tidak diduga-duga, maka perkokohlah jiwa anak bangsa sejak
dini dan nasionalisme. Yang tidak mudah terpengaruh oleh setiap perubahan dari luar negara
yang sangat mengancam ideologi negara Indonesia.
Menurut Chairman Internet Data Center, Johar Alam Rangkuti, Indonesia kini memiliki
penetrasi internet 22 persen atau 55 juta pengguna. "Jumlah pengguna internet di Indonesia
kini menempati urutan ke-8, sedangkan pengguna sosial media ada di urutan ke-4"
(Movementi, 2013). Penggunaan media digital semakin dipermudah dengan teknologi
mobileyang diusung oleh berbagai brand terkemuka di dunia. Harga yang kompetitif dan
teknologi modern, membuat semua kalangan dan golongan bisa memiliki teknologi tersebut.
Jika pengaruh media sosial dan teknologi modern bisa diaplikasikan sedemikian rupa untuk
kebutuhan bisnis, tentu saja hal ini bisa dipertimbangkan dan dikaji untuk menyebarkan
kebudayaan Indonesia melalui media digital. Bahkan saat ini media digital sudah diadaptasi
dalam kurikulum di perguruan tinggi dengan program studi yang bervariasi. Website, mobile
applications, mobile game dan lain sebagainya bisa dijadikan dasar pendekatan untuk
menyebarkan kebudayaan Indonesia melalui jaringan internet dengan penekanan
penyebarannya melalui blog maupun social media. Walau tidak banyak, namun beberapa
instasi pemerintah sudah mulai menggunakan website untuk mempromosikan kebudayaan
Indonesia. Ada yang menggunakan untuk promosi pariwisata, ada yang menggunakannya
untuk mengenalkan kebudayaan setempat ke dunia (Meilani, 2014). Pada dasarnya menolak
globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karena itu, yang dibutuhkan adalah strategi untuk meningkatkan
daya tahan budaya lokal dalam menghadapinya.
Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk menguatkan budaya lokal Indonesia ditengah
gempuran arus globalisasi yaitu :
a.) Memanfaatkan akses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pelestari dan
pengembang nilai-nilai budaya lokal. Budaya lokal yang khas dapat menjadi suatu produk
yang memiliki nilai tambah tinggi apabila disesuaikan dengan perkembangan media
komunikasi dan informasi. Harus ada upaya untuk menjadikan media sebagai alat untuk
memasarkan budaya lokal ke seluruh dunia. Jika ini bisa dilakukan, maka daya tarik budaya
lokal akan semakin tinggi sehingga dapat berpengaruh pada daya tarik lainnya, termasuk
ekonomi dan investasi. Untuk itu, dibutuhkan media bertaraf nasional dan internasional yang
mampu meningkatkan peran kebudayaan lokal di pentas dunia.
b.) Melakukan sebuah Counter Culture, yaitu semacam usaha dari sebuah media lokal untuk
menangkal efek dari media luar. Beberapa media lokal baik itu berupa media digital seperti
website, blog maupun aplikasi buatan anak bangsa (lokal), media cetak seperti koran, majalah
dan media elektronik seperti televisi dan radio mulai bermunculan dengan menonjolkan ciri
khas yang berasal dari masyarakat lokal. Hal semacam ini seiring dengan pernyataan bahwa
teknologi yang berhasil tumbuh dari budaya setempat dan dapat mengantisipasi arah
perkembangan budaya serta kondisi yang akan dating.
b) Mendorong saran dari publik: Publik adalah target utama audiens media sosial.
Untukmemperkaya rencana dan kebijakan, humas harus mendorong saran dari publik.
Dorongan seperti itu dimungkinkan ketika ada saluran komunikasi dua arah.
c) Menciptakan lingkungan yang demokratis: Dalam komunikasi dua arah, baik komunikator
maupun penerima dapat dengan bebas mengungkapkan perasaan, gagasan, dan
pandangannya. Pertukaran informasi yang saling menguntungkan ini menciptakan
lingkungan publik yang demokratis.
d) Mengatasi ambiguitas: Komunikasi dua arah juga sangat berguna untuk mengatasi
kebingungan atau ambiguitas mengenai pesan yang sedang disampaikan. Publik
dapatmenyapaiakn tanggapannya akan suatu informasi yang disajikan yang selanjutnya bisa
dikonfirmasi oleh humas peradilan selaku pemberi informasi.
f) Meningkatkan efisiensi: Komunikasi dua arah juga memberikan kontribusi positif pada
efisiensi penerima. Dalam komunikasi ini, penerima dapat mencari klarifikasi dan analisis
pesan pengirim yang pada akhirnya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
efisiensinya.
Kesimpulan
Dari artikel ini kita bisa ketahui bahwa penggunaan media sosial dapat memperkuat
integrasi nasional. Banyak orang-orang awam belum mengerti cara menggunakan media
sosial dengan baik dan benar, masih banyak ditemukan tindakan rasisme, bullying, berita-
berita palsu, dan sebagainya di dalam media sosial. Media sosial bukan tempat untuk
melakukan hal-hal seperti itu, kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Banyak hal positif yang bisa kita lakukan dalam menggunakan media sosial, contohnya
seperti mempromosikan budaya lokal Indonesia, dengan cara seperti ini kita bisa
mengenalkan budaya-budaya kita ke negara luar melalui media sosial.
Saran
Ada beberapa saran dalam penggunaan media sosial sebagai alat untuk memperkuat
integrasi nasional, diantaranya :
a) Bijaklah dalam menggunakan media sosial, jangan menebar ujaran kebencian yang
dapat memicu perpecahan bangsa.
b) Pintar-pintar dalam menerima informasi yang ada di media sosial, karena banyak
sekali informasi palsu bertebaran di media sosial.
Daftar Pustaka
Agus, A. A. (2016). Integrasi nasional sebagai salah satu parameter persatuan dan
kesatuan bangsa negara republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi, 3(3), 19-27.
Khatimah, H. (2018). Posisi dan peran media dalam kehidupan masyarakat. Tasamuh,
16(1), 119-138.
Suheri, A., Mantili, M., Rosmawiah, R., & Albert, A. (2022, September).
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP NASIONALISME DAN INTEGRASI
BANGSA DI ERA MODERN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA (Vol. 1, pp. 327-341).
Gemiharto, I., & Koswara, I. (2019). Kajian Pemanfaatan Media Sosial dalam
Mempromosikan Budaya Tradisional Nusantara. Komunikasi, 63.
Istiqomah, Y. Y., & Dewi, D. A. (2021). Memperkuat Integrasi Nasional Melalui
Generasi Bangsa Dan Teknologi Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 4(1), 272-277.
Wardhanie, A. P. (2017). Peranan Media Digital dalam Mempertahankan Budaya
Lokal Indonesia di Era Globalisasi. Prosiding Strengthening Local Communities
Facing The Global Era, 1(1).
Muhammad Fajar Arief, S.H., M.H. dan Daryatul Choiriyah, S.T. (2021)
“PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
KEPADA MASYARAKAT”.
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/pemanfaatan-media-
sosial-sebagai-sarana-komunikasi-kepada-masyarakat-oleh-muhammad-fajar-arief-s-
h-m-h-dan-daryatul-choiriyah-s-t-28-10