Anda di halaman 1dari 11

Film Semeton Salah Satu Representasi Dakwah Islam Ala Aswaja

Dewata di Era Digital

Muhammad Ihyaul Fikro


Aswaja Dewata
(Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Qarnain)
vicky.fikro007@gmail.com

Abstrak

Saat ini kita telah sampai pada masa dimana segala hal telah dimudahkan dengan kehadiran teknologi,
khususnya internet, masa inilah yang disebut dengan era digital. Era digital mendorong manusia untuk
terus berinovasi dalam segala hal, sehingga menghadirkan banyak sekali perubahan pada lini kehidupan
masyarakat. Perubahan yang signifikan tersebut berimbas pada berubahnya cara berfikir manusia, cara
hidup dan cara berhubungan satu dengan yang lain. Pesatnya teknologi ini merambah setidaknya pada
dunia ekonomi, politik dan pendidikan. Pada tataran dunia ekonomi misalnya, segala kegiatan
perekonomian saat ini sangat memungkinkan dilakukan melalui media online tanpa mengharuskan
tatap muka begitupula pada dunia pendidikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan jenis penelitian eksploratif dan
deskriptif. Sumber data menggunakan sumber data primer berupa laporan kegiatan bulanan penyuluh
dan wawancara, dengan teknik pengumpulan data dengan dokumen dan teknik analisis data. Hasil
penelitian ini: 1) prinsip dakwah Islam di era digital, 2) film semeton sebagai representasi dakwah Islam
di era digital.

Kata Kunci: dakwah, media social, film semeton


A. Pendahuluan
Apa yang terbersit pertama kali ketika membaca atau mendengar kalimat
era digital? Kalimat ini memang sudah tidak asing lagi bagi kita, saat ini kita
telah sampai pada masa dimana segala hal telah dimudahkan dengan kehadiran
teknologi, khususnya internet, masa inilah yang disebut dengan era digital.
Era digital mendorong manusia untuk terus berinovasi dalam segala hal,
sehingga menghadirkan banyak sekali perubahan pada lini kehidupan
masyarakat. Perubahan yang signifikan tersebut berimbas pada berubahnya cara
berfikir manusia, cara hidup dan cara berhubungan satu dengan yang lain.
Pesatnya teknologi ini merambah setidaknya pada dunia ekonomi, politik dan
pendidikan. Pada tataran dunia ekonomi misalnya, segala kegiatan
perekonomian saat ini sangat memungkinkan dilakukan melalui media online
tanpa mengharuskan tatap muka begitupula pada dunia pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak yang signifikan
dalam representasi berbagai hal, termasuk dalam mendakwahkan nilai-nilai
Islam. Aksesnya yang tak terbatas membuatnya dapat menjangkau tempat-
tempat yang memiliki medan yang sulit untuk berdakwah. Namun di sisi lain,
seringkali kemudahan dalam berdakwah ini menjadi boomerang dalam
berdakwah.
Internet dan sosial media kini menjadi sumber informasi yang banyak
digunakan khususnya untuk memantau berita apapun. Informasi yang sifatnya
ringan, serius, dan penting, termasuk informasi yang berkaitan dengan agama.
Meningkatnya penggunaan media sosial untuk komunikasi keagamaan juga
mempengaruhi pola pikir dan cara beragama masyarakat. namun selain itu,
media sosial juga dimanfaatkan untuk kepentingan lain yang dogmatis terutama
pada isu-isu yang berkaitan dengan penanaman konsep keagamaan tertentu. hal
ini tidak bisa dihindari, dan hal inilah yang belakangan memunculkan konflik
dalam kerukunan beragama, bahkan di dalam penganut agama Islam itu
sendiri.1
Media sosial merupakan teknologi canggih yang berbasis komputer untuk
memfasilitasi pertukaran ide, pemikiran, dan informasi, melalui jaringan virtual
dan komunitas. Kehadiran media sosial sebagai sarana penyebaran informasi
dan komunikasi di era revolusi 4.0 mutlak sangat berperan aktif terhadap
pembentukan opini masyarakat, yang mana tidak semua konten yang ada di
media sosial searah dengan visi misi Islam sebagai agama yang rahmatan lil
alamiin, dan yang menjadi permasalahan yaitu ketika masyarakat khususnya
generasi muda dengan sangat mudah tertarik dengan konten radikalisasi
berbingkai jihad yang sangat marak konten-kontennya dimedia sosial. Hal ini
1
N. Hidayah, “Siskamling Digital: Melawan Intoleransi Melalui Gerakan Anti Hoaks,” Ar-
Risalah, vol. XVI, no. 2, 2018.
2

menjadi penting untuk dikaji, sebab peran media sosial sangat mempengaruhi
pola pikir generasi muda sekarang, apa yang kita baca, kita dengar dan kita lihat
secara otomatis akan membentuk pola pikir kita juga, oleh sebab itu syiar
moderasi beragama menjadi penting untuk di gaungkan melalui konten-konten
berbingkai kerukunan beragama di media sosial, agar pola pikir masyarakat,
khususnya generasi muda, memiliki wawasan yang luas dalam memaknai
keberagaman dan beragama.2
Kini di Pulau Bali hadir sebuah komunitas penggiat social media yang
fokus menyuarakan nilai-nilai moderasi beragama dengan berbagai konten
mulai dari film pendek, podcast, dan lain sebagainya, dengan nama Aswaja
Dewata. Komunitas ini memiliki sebuah semboyan “Merawat Tradisi
Menjunjung Toleransi” adalah tiada lain untuk mempertahankan nilai-nilai
toleransi di tengah keanekaragaman agama, suku dan budaya.
Menurut salah seorang founder Aswaja Dewata dengan sapaan akrab Gus
Tama mengatakan bahwa berdirinya Aswaja Dewata ini untuk menjaga
keharmonisan antar umat beragama di Bali khususnya di Denpasar selain itu
berdirinya Aswaja Dewata memiliki tujuan dakwah untuk memberikan
pemahaman keislaman yang komprehensif. Karena pesatnya pertumbuhan
media sosial, dunia nyata bisa dirusak oleh berita hoax atau fitnah yang
bertebaran di media sosial. Oleh karena itu, Aswaja Dewata berdakwah melalui
media sosial untuk memberikan pemahaman keislaman yang komprehensif
yang disebarkan melalui Facebook, IG, YouTube, dan Akun WA.3

B. Hasil dan Pembahasan


Dakwah Islam di Media Sosial
Islam menyebar dan dikenal karena kegiatan dakwah. Maka dakwah
menjadi modal utama dan pondasi awal dalam penyebaran agama Islam. Tanpa
kegiatan dakwah Islam tidak akan tersebar dan dikenal hingga kepenjuru dunia,
khususnya bagi umat Islam. Salah satu ajaran dan doktrin Islam adalah dakwah,
maka setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan agamanya. Allah
berfirman,
‫ِلِم‬ ‫ِا ِم‬ ‫ِا ّٰلِه ِم‬
‫َوَمْن َاْح َسُن َقْواًل َّمِّمْن َدَعآ ىَل ال َو َع َل َص اًحِلا َّوَقاَل َّنْيِن َن اْلُمْس َنْي‬
”Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri.” (QS. Fushshilat, 41: 33)

Ayat ini dikukuhkan oleh Sabda Rasulullah SAW :

2
L. Herlina, “DISINTEGRASI SOSIAL DALAM KONTEN MEDIA SOSIAL
FACEBOOK,” TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial, vol. 1, no. 2, 2018, doi:
10.15575/jt.v1i2.3046.
3
Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2023, pukul 13.00 WIB
‫ رواه مسلم‬. ‫َأِلْن َيْه ِد َيَك اُهلل ِبَك َرُج ًال َواِح ًد ا َخ ْيٌر َلَك ِم ْن َأْن َيُك ْو َن َلَك ِم ْن ُمُحِر الَّنَعِم‬
“ Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah
engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah”. (HR.
Muslim)4
Ayat dan hadits tersebut, menjelaskan kepada kita bahwa dakwah
merupakan kegiatan terbaik dalam Islam. Dalam kondisi apapun, dakwah harus
tetap dilakukan. Sebagaiamana yang diteladankan oleh Rasulullah, meski dalam
kondisi tidak aman dengan berbagai fitnah bahkan ancaman dibunuh,
Rasulullah tetap tegar dalam berdakwah demi tersebar dan tegaknya agama
Islam.
Rasulullah melakukan kegiatan dakwah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Maka dalam sejarahnya, dakwah Rasulullah ada kegiatan yang bersifat
dakwah sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Ini menunjukkan, kegiatan
dakwah Rasulullah mengikuti situasi dan kondisi di zaman itu dan kedua model
dakwah tersebut tentu memiliki hikmah dan keistimewaan yang luar biasa bagi
perkembangan agama Islam.5
Mengikuti teladan dakwah Rasulullah yang mengikuti situasi dan kondisi,
maka dakwah yang dilanjutkan oleh umat muslim harus juga mengikuti kondisi
zaman. Setiap zaman memiliki kondisinya sendiri. Zaman ini telah memasuki
dunia digital. Karena seiring perkembangan dunia teknologi informasi, saat ini
manusia lebih banyak berinteraksi melalui internet atau media sosial.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa.
Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini
artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Hal ini dimuat dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen
konten HootSuite, dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam
laporan bertajuk "Digital 2021".6
Dengan jumlah pengguna internet tersebut, bisa dipastikan bahwa intraksi
masyarakat lebih banyak dan sering melalui media sosial. Dakwah yang
merupakan kegiatan menyasar umat manusia harus mengikuti perkembangan
zaman. Di mana manusia melakukan intraksi dan kegiatan, disitu pula dakwah

4
Al-Maktabah Syamilah al-Haditsiyah, diakses tanggal 09 Juli 2022, https://al-
maktaba.org/book/32514/66
5
Muhamad Abror, “Kisah di Balik Dakwah Terang-terangan Rasulullah”, 2021,
diakses tanggal 09 Juli 2022. https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-di-balik-
dakwah-terang-terangan-rasulullah-lKiyN
6
Galuh Putri Riyanto, Jumlah Pengguna Internet Indonesia 2021 Tembus 202 Juta,
2021, diakses tanggal 09 Juli 2022.
https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/16100057/jumlah-pengguna-internet-
indonesia-2021-tembus-202-juta
4

dilakukan. Islam sendiri tidak membatasi umatnya melakukan intraksi, baik di


dunia nyata ataupun di dunia maya, yaitu media social.
Para dai atau pendakwah sebagai penyampai pesan-pesan agama dituntut
untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka kegiatan dakwah tidak lagi
terbatas di masjid, musala, majelis taklim atau forum-forum di ruang nyata,
namun juga harus beralih aktif di media sosial. Terlebih di zaman era digital ini,
siapapun bisa dan mudah mengaskes konten-konten yang tersedia di berbagai
platfon media digital. Tak terkecuali konten-konten keagamaan, siapapun
dengan mudah memposting dan menyebarkan konten agama, baik berupa
video, audio, tulisan, info grafis dan meme yang termuat quote keislaman.
Kebebasan mengakses dan memposting konten di media sosial, tentu
berdampak kepada para pengguna internet dan media sosial. Dalam berbagai
forum dan hasil penelitian menyatakan, senerasi bangsa yang terpapar paham
radikalisme dan terorisme disebabkan konten-konten kegamaan yang sengaja
mendoktrin untuk menjadi radikal, ekstrim dan bahkan teroris. Semua ini
memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyampaikan pesan agama yang
tidak benar.
Menurut Laporan Survei Nasional Wahid Foundation (2018) mengenai tren
sosial keagamaan didapatkan dari media sosial memiliki kontribusi signifikan
dalam membentuk pandangan keagamaan. Oleh karenanya penting bagi kita
ikut merumuskan serta memproduksi secara massal konten keagamaan yang
penuh perdamaian dengan perempuan milenial sebagai aktor dan segmen
utama.7
Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas pun memberi informasi tentang
orang-orang yang terpapar radikalisme ini dari media sosial. Gus Yaqut meminta
dan berharap kepada generasi muda dan pemuka agama agar memaksimalkan
penggunaan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang
moderat, toleran dan damai.8
Ada beberapa prinsip berdakwah9 dalam ajaran Islam wajib dipegang oleh
para pendakwah dan didakwahkan secara terus menerus dimanapun, kapapun,

7
Lembar Panduan Peserta Ruang Diskusi Salam Forum: “Kompak Menebar Rahmah
di Media Sosial”, Wahid Foundation
8
Disampaikan pada webinar Salam Forum dengan tema “Kompak Menebar
Rahmad di Media Sosial” yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation pada
tanggal 01 Mei 2021.
9
Ciri khas Islam yang paling menonjol adalah tawassuth, ta’adul, dan tawazun. Ini
adalah beberapa ungkapan yang memiliki arti yang sangat berbedakatan, atau
bahkan sama. Oleh karena itu, tiga ungkapan tersebut bisa disatukan menjadi
wasathiyah. Afifuddin Muhajir, Membangun Nalar Islam Moderat, (Situbondo:
Tanwirul Afkar, 2018), 1.
dan kepada siapapun. Karakter dan prinsip dakwah dalam Islam sebagaimana
yang telah dipesankan oleh Allah swt. dalam firmannya,

‫ٱْد ِإٰىَل ِبيِل ِّبَك ِبٱِحْلْك ِة ٱْل ِعَظِة ٱ َنِة‬


‫َحْلَس‬ ‫َم َو َمْو‬ ‫ُع َس َر‬
“Ajaklah manusia kepada jalan tuhan-Mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik”
(QS. An-Nahl: 125)
Dalam Tafsir al-Qurthubi, Imam al-Qurthubi menjelaskan tentang ayat tersebut:
‫ َوَأَم َرُه َأْن َيْد ُعَو ِإىَل ِد يِن الَّل ِه َو َش ْرِعِه ِبَتَلُّطٍف َو ِلٍني ُدوَن‬، ‫َه ِذِه اآْل َيُة َنَزَلْت َمِبَّك َة يِف َو ْقِت اَأْلْم ِر ُمِبَه اَد َنِة ُقَرْيٍش‬
10 ‫ِن ٍف‬
‫َخُماَشَنٍة َو َتْع ي‬
“Ayat ini turun di Mekah pada waktu perang dengan orang Qurays. Allah
memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengajak orang kepada agama dan
syariat Allah dengan cara yang lembut dan lunak, bukan dengan cara yang kasar dan
keras.”
Islam sebagai agama yang Rahmatan lil Alamiin tentu harus
didakwahkan dengan cara yang Rahmatan lil Alamiin pula. Tidak ada klaim
negatif; ungkapan keras dan kasar, caci maki, menyalahkan, menyesatkan
kepada orang yang berbeda pendapat bahkan keyakinan. Prinsip dakwah Islam
adalah kelembutan dan cinta kasih sayang, sebagaimana diutusnya Nabi kepada
alam semesta.
‫ِل ِم‬
‫َوَم ا َأْرَس ْلَناَك ِإاَّل َرَمْحًة ْلَعاَل َني‬
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107).
Dalam praktiknya, Rasulullah medakwahkan Islam dengan cara yang
Rahmatan lil Alamiin. Tidak ada dalam catatan sejarah, Rasulullah melakukan
dakwah mencaci maki, menyalah-nyalahkan, menyakiti, mengancam, teror atau
semacamnya dari jenis radikalisme dan ekstrimisme lainnya. Rasulullah sebagai
teladan dan panutan dari ajaran Islam dan dakwah yang moderat.

Film Semeton Sebagai Representasi Dakwah Islam ala Aswaja Dewata di Era
Digital
Aswaja Dewata hadir di tengah masyarakat dengan mayoritas beragama
hindu. Dengan semboyannya “Merawat Tradisi Menjunjung Toleransi” adalah
tiada lain untuk mempertahankan nilai-nilai toleransi di tengah keanekaragaman
agama, suku dan budaya. Menurut salah seorang founder Aswaja Dewata
dengan sapaan akrab Gus Tama mengatakan bahwa berdirinya Aswaja Dewata
ini untuk menjaga keharmonisan antar umat beragama di Bali khususnya di
Imam Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, (islamweb.net)
10

https://islamweb.net/ar/library/index.php?
page=bookcontents&flag=1&ID=2113&bk_no=48&bookha =#docu, diakses tanggal 09
Juli 2022.
6

Denpasar. Karena pesatnya pertumbuhan media sosial, dunia nyata bisa dirusak
oleh berita hoax atau fitnah yang bertebaran di media sosial. Oleh karena itu,
Aswaja Dewata bergerak dibidang media sosial untuk menangkal paham-paham
radikalisme dan ekstrimisme yang disebarkan melalui Facebook, IG, YouTube,
dan Akun WA.11
Berbagai macam kegiatan sudah dilakukan oleh Aswaja Dewata dalam
berdakwah di media sosial, dimulai dari membuat vidio pendek yang
berhubungan dengan dakwah Islam yang komprehensif, membuat quotes yang
berisikan pesan-pesan moderasi beragama, kemudia ngaji toleransi, dan film
Semeton yang menjadi objek penelitian kali ini.
Film “Semeton” merupakan salah satu project Aswaja Dewata dalam syiar
dakwah keislaman di sosial media guna memberikan pemahaman keislaman
yang komprehensif kepada para pegiat sosial media, terkhusus pada kaula
muda. Hal ini karena banyak sekali para pendakwah dalam mendakwahkan
Islam melenceng dari prinsip dakwah sebagai mana Nabi Muhammad Saw,
ajarkan, dan banyak pula pemuda yang terjebak paham radikal dan ekstrim
akibat pemaparan pendakwah yang tidak komprehensif.12
Dalam film “Semeton” menceritakan kehidupan nyata yang ada di Pulau
Bali, yang mana dalam film tersebut memberikan gambaran seorang muslim
yang bertetangga dengan orang Hindu. Dalam film tersebut juga diceritakan
bahwasanya Ustadz Muhammad salah satu tokoh yang memiliki majelis taklim
untuk para pemuda dan pemudi. Kegiatan rutin majelis tersebut dilaksanakan
setiap malam Minggu dengan membaca dzikir Ratibul Haddad dan ngaji kitab
kuning. Hal ini demi menjaga generasi muda dari terpapar paham radikalisme
dan ekstrimisme.13
Dalam film tersebut juga menceritakan bahwasanya Ustadz Muhammad
memberikan penjelasan mengenai konsep hubungan persaudaraan antar muslim
dengan non muslim dalam hal ini adalah agama Hindu, terutama pada sebuah
tradisi ngejot14 yang ada di Bali. Pada film tersebut tradisi ngejot itu
digambarkan dengan pemberian buah dari pemuda hindu yang sedang
melaksanakan hari raya galungan, diberikan kepada Ustadz Muhammad
diperuntukkan untuk para jamaah yang sedang mengkuti pengajiannya. Namun

11
Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2023, pukul 13.00 WIB
12
Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2023, pukul 13.00 WIB
13
Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2023, pukul 13.00 WIB
14
Ngejot adalah salah satu tradisi untuk menumbuhkan integrasi social antara kaum muslim
dan masyarakat hindu di Bali. Tradisi ini digambarkan dengan mengantarkan makanan ke
tetangga. Tradisi ngejot ini bisa berwujud mengantarkan makanan berupa lauk pauk, jajan,
dan buah-buahan, dalam rangka perayaan upacara keagamaan, semisal; Hari Raya Nyepi,
Galungan/Kuningan bagi masyarakat hindu, dan hari raya Idul Fitri pada Umat Islam.
(Muhammad Taufiq Maulana, Dadie W. Prasetioyadi, dan Muhammad Mukhlisin, “Fikih
Muslim Bali (Kelembutan Fikih Menykapi Keharmonisan Umat Islam dan Hindu di Pulau
Dewata)”. (Kalimantan Barat: CV. Razka Pustaka, 2018), 84.)
ada salah satu jamaah yang bernama Umar menolak bahkan mengatakan haram
hukumnya menerima pemberian dari orang non muslim. Hal ini tentu pengaruh
informasi-informasi serta video yang beredar di social media, sehingga
mempengaruhi pemikiran Umar.15 Sehingga pada suatu kesempatan Ustadz
Muhammad memberikan penjelasan mengenai tradisi ngejot tersebut dengan
berbagai dalil dan pendapat ulama. Salah satu dalil yang dijadikan sebagai
landasan tradisi ngejot tersebut adalah Al-Quran Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:
‫ِس‬ ‫ِم ِد‬ ‫ِت‬ ‫ِذ‬
‫{اَل َيْنَه اُك ُم الَّلُه َعِن اَّل يَن ْمَل ُيَق ا ُلوُك ْم يِف الِّديِن َوْمَل ْخُيِرُج وُك ْم ْن َياِرُك ْم َأْن َتَبُّروُه ْم َو ُتْق ُطوا ِإَلْيِه ْم ِإَّن الَّل َه‬
‫) ِإَمَّنا َيْنَه اُك ُم الَّل ُه َعِن اَّل ِذ يَن َق اَتُلوُك ْم يِف الِّديِن َوَأْخ َرُج وُك ْم ِم ْن ِد َي اِرُك ْم َو َظ اَه ُروا َعَلى‬8( ‫ِحُيُّب اْلُم ْق ِس ِط َني‬
]9 ،8 :‫)} [املمتحنة‬9( ‫ِإْخ َراِج ُك ْم َأْن َتَوَّلْوُه ْم َوَمْن َيَتَوُهَّلْم َفُأوَلِئَك ُه ُم الَّظاِلُم وَن‬
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerim.
Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sungguh Allah hanya
melarang kamu menjadikan kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama
dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawa, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.”
Pada ayat ini, kita dapat melihat sababun nuzulnya terlebih dahulu. Imam
Al-Hakim membawa riwayat sebagai berikut.
:‫وأخرج أمحد والبّزار واحلاكم وصححه وآخرون عن عبد الّله بن الزبري قال‬
،‫ركة‬$$ ‫ وهي مش‬،‫ صناب وأقط ومسن‬-‫قدمت قتيلة بنت عبد العزى على ابنتها أمساء بنت أيب بكر هبدايا‬
‫ة أن سلي عن هذا رسول الّله صلى‬$‫ حىت أرسلت إىل عائش‬،‫فأبت أمساء أن تقبل هديتها أو تدخلها بيتها‬
‫ِذ‬
‫ ال َيْنهاُك ُم الَّلُه َعِن اَّل يَن ْمَل‬:‫ فأنزل الّله‬،‫ فأمرها أن تقبل هداياها وتدخلها منزهلا‬،‫ فأخربته‬،‫الّله عليه وسلم‬
.‫ُيقاِتُلوُك ْم يِف الِّديِن اآلية‬
“Diriwayatkan Qutailah binti Abdul Uzza (ketika musyrik) mendatangi anaknya, Asma
binti Abu Bakar dengan membawa hadiah. Akan tetapi Asma binti Abu Bakar menolak
pemberian dari Qutailah dan tidak mengijinkan ibunya masuk rumah. Lalu Asma
mendatangi Aisyah (isteri Rasulullah) untuk bertemu Rasulullah, kemudian saat sudah
bertemu Asma memberitahu Rasulullah terhadap kejadian Asma. Kemudian Rasulullah
memerintah Asma menerima pemberian ibunya, menghormati dan memuliakan ibunya,
lalu turunlah ayat itu (Al-Mumtahanah 8-9).16
Dari pemaparan dalil ini dapat dipahami bahwasanya tradisi ngejot itu tidak
menyalahi aturan syariat Islam, hal ini sebagaimana yang telah diperintahkan
oleh Nabi Muhammad kepada Asma saat menolak pemberian dari ibundanya
yang saat itu masih bestatus sebagai non muslim. Maka dari itu ada pemahaman

15
Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2023, pukul 13.00 WIB
16
DR. Wahbah Az-Zuhaily,”Tafsir Al-Munir,(Damaskus: Darl Al-Fikr, cet ke-2, 1418H), juz
28, 135.
8

seperti ini membuat Umar yang awalnya mengatakan haram menjadi menerima
pendapat yang telah disampaikan oleh Ustadz Muhammad.
Dari beberapa informasi yang disampaikan oleh informan, penulis dapat
menganalisis bahwasanya film “Semeton” merupakan salah satu project film
yang implementasikan dakwah Islam yang rahmatan lil alamiin berdasarkan apa
yang telah Nabi ajarkan pada masanya. Maka dari itu sudah sepantasnya bagi
para pendakwah memerhatikan beberapa prinsip dakwah di sosial media untuk
dijadikan sebuah pegangan dalam berdakwah, agar apa yang disampaikan tidak
keluar dari visi dan misi Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamiin.
Kemudian dalam film tersebut juga memberikan contoh berdakwah dengan
rahmah di sosial media, tanpa harus mengkafirkan, membid’ahkan, bahkan
melaknat orang yang tidak sejalan dengan kita, yang nantinya akan
mendatangkan sebuah kontroversial dan perpecahan antar umat.

C. Kesimpulan
Islam menyebar dan dikenal karena kegiatan dakwah. Maka dakwah
menjadi modal utama dan pondasi awal dalam penyebaran agama Islam. Tanpa
kegiatan dakwah Islam tidak akan tersebar dan dikenal hingga kepenjuru dunia,
khususnya bagi umat Islam. Salah satu ajaran dan doktrin Islam adalah dakwah,
maka setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan agamanya.
Rasulullah melakukan kegiatan dakwah disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Maka dalam sejarahnya, dakwah Rasulullah ada kegiatan yang bersifat
dakwah sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Ini menunjukkan, kegiatan
dakwah Rasulullah mengikuti situasi dan kondisi di zaman itu dan kedua model
dakwah tersebut tentu memiliki hikmah dan keistimewaan yang luar biasa bagi
perkembangan agama Islam.
Dalam praktiknya, Rasulullah medakwahkan Islam dengan cara yang
Rahmatan lil Alamiin. Tidak ada dalam catatan sejarah, Rasulullah melakukan
dakwah mencaci maki, menyalah-nyalahkan, menyakiti, mengancam, teror atau
semacamnya dari jenis radikalisme dan ekstrimisme lainnya. Rasulullah sebagai
teladan dan panutan dari ajaran Islam dan dakwah yang moderat.
Film “Semeton” merupakan salah satu film yang memberikan contoh
bahwasanya dalam berdakwah tidak hanya pada lingkup Masjid, Musholla, dan
lain-lain. Melainkan melihat kondisi zaman yang semakin berkembang, sudah
saatnya para pendakwah memanfaatkan social media sebagai sarana untuk
berdakwah, dengan catatan menjaga prinsip-prinsip dakwah yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad Saw, sehingga dakwahnya bisa diterima oleh
semua kalangan, terutama kalangan kaula muda.

Daftar Pustaka
Al-Quran dan Terjemahannya
Abdul, Dudung Rohman, Komunikasi Dakwah Melalui Media Sosial, Jurnal
Balai Diklat Keagamaan Bandung, Volume XIII Nomor 2, 2019
Ilham, Peranan Penyuluh Agama Islam dalam Dakwah, Jurnal Alhadharah, Vol.
17 No. 33, 2018
Karim, Abdul, DakwahMelalui Media:Sebuah Tantangan Dan Peluang, AT-
TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 4, No. 1, 2016
Muhajir, Afifuddin. 2018. MembangunNalar Islam Moderat, Situbondo: Tanwirul
Afkar
Muhammad,,Aan Karim, Burhanudin, Yayah Nurhidayah, Ulfa Chaerunisa,
Dakwah Melalui Media Sosial (StudiTentangPemanfaatan Media Instagram
@cherbonfeminist Sebagai Media Dakwah Mengenai Kesetaraan Gender), Orasi:
JurnalDakwah dan Komunikasi, Volume 10, No. 2, 2019
Syaifuddin, Abdul Muhid, Efektifitas Pesan Dakwah di Media Sosial Terhadap
Religiusitas Masyarakat Muslim Analisis Literature Review, Alhadharah: Jurnal
Ilmu Dakwah, Vol. 20, No. 1, 17-28,2021
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. 2016. Khazanah Aswaja, Surabaya:
Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Internet
Abror, Muhamad “Kisah di BalikDakwahTerang-terangan Rasulullah”, 2021,
diaksestanggal 09 Juli 2022. https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kisah-di-balik-
dakwah-terang-terangan-rasulullah-lKiyN
Al-MaktabahSyamilah al-Haditsiyah, diakses tanggal 09 Juli 2022, https://al-
maktaba.org/book/32514/66
Liputan6.com, MenagYaqut: Banyak Orang TerpaparRadikalismedari Media Sosial,
2021, https://www.liputan6.com/news/read/4512013/menag-yaqut-banyak-orang-
terpapar-radikalisme-dari-media-sosial, diakses tanggal 9 Juli 2022
Portal data Kementerian Agama, diaksestanggal 09 Juli 2022.
https://data.kemenag.go.id/statistik/agama/penyuluh/agama
Putri Galuh Riyanto, JumlahPengguna Internet Indonesia 2021 Tembus 202
Juta, 2021, diaksestanggal 09 Juli 2022.
https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/16100057/jumlah-pengguna-internet-
indonesia-2021-tembus-202-juta.
Qurthubi, Imam, Tafsir al-Qurthubi, (islamweb.net)
https://islamweb.net/ar/library/index.php?
page=bookcontents&flag=1&ID=2113&bk_no=48&bookhad=#docu, diakses tanggal
09 Juli 2022.

Wawancara
10

Muhammad Taufiq Maulana (Founder Aswaja Dewata dan Penulis Naskah Film
Semeton), wawancara oleh Muhammad Ihyaul Fikro, Studio Aswaja Dewata Kota
Denpasar, tanggal 23 Juli 2023
Dadie W. Prasetioyadi (Founder Aswaja Dewata dan Sutradara Film Semeton),
wawancara oleh Muhammad Ihyaul Fikro, Studio Aswaja Dewata Kota Denpasar,
tanggal 23 Juli 2023 (via Chat WhathsApp)
Khalilur Rahman (Redaktur Aswaja Dewata dan Pemain Film Semeton),
wawancara oleh Muhammad Ihyaul Fikro, Studio Aswaja Dewata Kota Denpasar,
tanggal 23 Juli 2023

Anda mungkin juga menyukai