Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRATEGI DAKWAH DI ERA DIGITAL: PEMANFAATAN PLATFORM YOUTUBE


DALAM MENJANGKAU AUDIENS MUDA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Dakwah Multimedia
Dosen Pengampu: Vyki Mazaya M,SI

Disusun Oleh :
1. Rifqi Ma’arif (30422137)
2. Astrid Maharani Putri (30422135)
3. Najwa Aisha Mohandiz (30422142)
4. Afifa Kusmianti (30422147)

KELAS D
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UIN K. H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dakwah merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk
menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi
pemikiran, sikap, dan perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang
dipegang. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama
dengan munculnya era digital, platform-platform daring seperti YouTube menjadi salah
satu media yang sangat potensial untuk menyampaikan dakwah kepada audiens,
khususnya audiens muda.
YouTube telah menjadi salah satu platform paling populer di era digital ini, dengan
jumlah pengguna yang mencapai miliaran orang di seluruh dunia. Audiens muda
cenderung menghabiskan banyak waktu mereka di platform ini untuk mencari hiburan,
informasi, serta konten-konten yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh
karena itu, pemanfaatan YouTube sebagai media dakwah memiliki potensi yang besar
untuk menjangkau dan mempengaruhi pemikiran serta perilaku audiens muda.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami strategi-strategi dakwah yang efektif di
era digital, khususnya dalam pemanfaatan platform YouTube. Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan bahwa pendekatan dakwah yang relevan, kreatif, dan menarik
perhatian mampu mencapai kesuksesan dalam menarik perhatian audiens muda di
platform ini. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai strategi dakwah di era
digital, dengan fokus pada pemanfaatan YouTube, menjadi penting untuk dilakukan guna
memberikan panduan praktis bagi para penggiat dakwah dalam menjangkau audiens
muda secara efektif dan relevan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tantangan Dakwah di Era Digital?
2. Bagaimana platform YouTube dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah yang
efektif?
3. Bagaimana Strategi Konten Dakwah di YouTube?
4. Bagaimana cara menjangkau Audiens Muda?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tantangan Dakwah Era Milenial


Di era digital ini, pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi merupakan
salah satu tantangan dakwah. Dakwah yang selama ini hanya dilakukan dengan
pendekatan tekstual perlu menyesuaikan dengan konteks yang tengah dihadapi
masyarakat. Tantangan dakwah kepada generasi milenial yang dihadapi para da’i menjadi
semakin sulit. Perlu adanya keterlibatan pemuda serta strategi khusus yang sesuai dengan
karakteristik generasi milenial itu sendiri. Azahrul Husaini (personal communication,
September 7, 2019) mengungkapkan bahwa tantangan dakwah kepada generasi milenial
adalah tentang bagaimana menumbuhkan rasa cinta akan ilmu pengetahuan, yaitu ilmu
yang memiliki sanad yang jelas dari ulama-ulama yang kredibel. Hal itu menunjukkan
bahwa di era informasi ini, kesadaran generasi milenial akan pengetahuan dan sumber
pengetahuan itu sendiri adalah sangat penting. Generasi muda adalah tonggak
pembangun peradaban di masa depan (Khoiri, 2014).
 Tantangan Teknologi: Era milenial ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat
pesat. Hal ini memungkinkan informasi dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja,
kapan saja, dan di mana saja. Namun teknologi juga dapat menjadi bumerang bagi
dakwah karena informasi yang tidak benar atau tidak sesuai dengan ajaran agama
dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi pemikiran masyarakat.
 Tantangan Budaya: Era milenial juga ditandai dengan perubahan budaya yang
signifikan. Masyarakat menjadi lebih individualis dan cenderung mengabaikan nilai-
nilai agama. Hal ini membuat dakwah menjadi lebih sulit karena masyarakat tidak
lagi mengutamakan agama dalam kehidupan sehari-hari.
 Tantangan Sosial: Tantangan sosial juga menjadi salah satu hal yang harus
menghadapi dalam dakwah di era milenial. Masyarakat menjadi lebih heterogen dan
terdapat perbedaan pandangan yang sangat signifikan. Hal ini membuat dakwah
menjadi lebih sulit karena harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam
pandangan yang ada.
 Tantangan Komunikasi: Dakwah di era milenial juga menghadapi tantangan dalam
hal komunikasi. Masyarakat menjadi lebih cepat bosan dan tidak sabar dalam
menerima informasi. Oleh karena itu, dakwah harus mampu menyampaikan pesan
dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dakwah di era milenial harus
mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Dakwah harus mampu menggunakan
teknologi sebagai sarana untuk menyebarkan pesan agama dengan cara yang tepat dan
efektif. Selain itu, dakwah juga harus mampu memahami perubahan budaya dan sosial
yang terjadi serta mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat yang ada. Dakwah juga
harus mampu menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh
masyarakat. Dengan cara ini, dakwah di era milenial dapat menjadi lebih efektif dan
dapat mencapai tujuan dengan lebih baik. Membangkitkan minat generasi muda untuk
mempelajari ilmu agama secara langsung kepada para ulama dengan sanad keilmuan
yang jelas dan kitab-kitab yang jelas merupakan hal yang sulit ditengah maraknya tren
belajar ilmu agama melalui sajian-sajian ringkas pada media sosial.

2. Youtube sebagai Media Dakwah yang Efektif


Youtube merupakan platform video media sosial yang dapat di akses oleh siapa
saja dan dimana saja. Sejak kehadirannya, Youtube menjadi platform yang menyuguhkan
video tidak hanya untuk penikmatya saja, melainkan untuk orang yang membuat video
bisa di bagikan di platform tersebut. Tidak hanya video, Youtube memungkinkan
penggunanya untuk membagikan klip film, klip tv dan, musik. Pada awal berdirinya,
kebanyakan video yang beredar di Youtube adalah video individual (bukan dikelola
instansi).
Kehadiran Youtube di Indonesia menjadi salah satu media yang banyak
digunakan oleh masyarakat, tidak hanya orang dewasa melainkan juga anak-anak, untuk
berbagi konten video. Banyak video tentang wawasan umum, sejarah, pendidikan,
permainan dan dakwah. Alasan lain yang menjadikan Youtube cocok dipilih sebagai
media dakwah adalah tidak adanya batasan durasi dan wilayah untuk membagikan
video.Youtube tidak hanya menunjang pembelajaran, tetapi juga dakwah. Jika
dibandingkan dengan platform lainnya, Youtube menjadi Platfrom yang paling mudah
untuk menonton sebuah video. Hal ini dikarenakan tidak ada batasan untuk mencari
konten yang diinginkan. Youtube memiliki banyak fitur yang lebih unggul dari pada
platform lainnya: Youtube menawarkan playback untuk melihat kembali momen
sebelumnya yang ingin dilihat; kualitas video bervariasi sehingga memungkinkan untuk
penyesuaian sesuai perangkat dan jaringan yang tersedia; aksesbilitas yang bisa
digunakan di hampir semua perangkat, termasuk telepon pintar, tablet, laptop, dan
sebagainya. Segala kemudahan yang disediakan Youtube menjadikannya sebagai pilihan
utama media berbagi yang baik.

3. Strategi Konten Dakwah di Youtube


Kesuksesan seorang da'i dalam berdakwah tergantung dari cara penyampaiannya
dakwahnya ke publik. Metode dakwah yang digunakan harus dengan cara yang baik agar
dapat diterima olehmasyarakat dengan baik-baik juga. Sebaliknya, jika dakwah
disampaikan secara asal-asalan dan tidak memperhatikan tata cara atau metode yang baik,
tentunya akan banyak masalah dan perdebatan di kalangan masyarakat. Di era serba
digital ini, kegiatan dakwah tidak hanya dilakukan di tempat- tempat seperti lapangan,
masjid, dan lain-lain, namun kegiatan dakwah kini mulai masuk ke media- media digital
salah satunya Youtube. Walaupun dakwah kini mulai masuk ke media digital, tentunya
metode-metode dalam berdakwah pun harus tetap diperhatikan, apalagi di era serba
digital ini dakwah akan tersebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Seorang da'i harus
lebih berhati-hati ketika berdakwah melalui media digital agar mereka yang menerima
dakwahnya tidak salah paham sehingga tidak menimbulkan perdebatan dan perpecahan
ataupun hal lain yang dapat menimbulkan dosa serta mudlarat.Prinsip-prinsip metode
dakwah menurut Al-Qur'an ada 3 yaitu; Al-Hikmah, Al-Mauidzah Al-Hasanah, dan Al-
Mujadalah Al-Ahsan sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat An-Nahl
ayat 125 :
‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّب َك ُه َو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َعْن‬
‫َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْه َتِد ْيَن‬

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Menurut Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125 Dakwah bi al-hikmah merupakan cara
atau metode dakwah yang dilakukan dengan pengajaran yang baik. Maksud dari kata
pengajaran baik disana dapat diartikan juga dengan pengajaran yang adil, penuh
kesabaran, dan ketabahan. Kemudian, metode dakwah kedua yaitu Al-Mauidzah Al-
Ilasanah yang merupakan metode dakwah yang dilakukan dengan nasihat, membimbing
dengan tutur kata yang lembut, metode ini diarahkan kepada kelompok yang masih awam
yang artinya target dakwahnya merupakan anak-anak ataupun orang dewasa yang baru
masuk Islam (Mu'allaf). Yang ketiga adalah metode Al-Mujadalah Al-Ahsan merupakan
metode dakwah yang dilakukan dengan argumentasi, diskusi, ataupun debat dengan cara
yang baik, sopan, dan tidak arogan, metode ini biasa dilakukan sebagai reaksi alternatif
dalam menjawab tantangan respon negatif dari pendengar dakwah. Salah satu da'i yang
melakukan metode ketiga adalah Dr. Zakir Naik, banyak channel Youtube yang
menyajikan dakwah-dakwah beliau, dimana ia membantah dan berdebat dengan para
pemuka agama-agama lain, orang-orang yang tidak beragama/tidak percaya adanya
Tuhan (Atheis), ataupun para mu'allaf (Orang yang baru masuk Islam atau non-muslim
yang memiliki harapan untuk memasuki agama Islam) yang bertanya mengenai Islam itu
sendiri untuk menghilangkan keraguannya atas Islam itu sendiri (Aliyudin, 2010).
Metode-metode di atas tentunya perlu digunakan oleh para da'i dalam berdakwah
terutama mereka yang berdakwah melalui media digital seperti Youtube. Agar ajaran
yang disampaikan tidak menimbulkan kesalahpahaman di berbagai pihak, para da'i harus
menyesuaikan cara dakwah mereka dengan metode-metode tersebut, apalagi dengan
dakwah yang melalui perantara digital seperti Youtube dimana para pendengar dari
dakwah tersebut berasal dari berbagai kalangan, sehingga da'idapat menggabungkan
ketiga metode tersebut menjadi satu agar tidak terjadinya kesalahpahaman, perdebatan,
perpecahbelahan, kesalahan dalam penyampaian dakwahnya, dan kemungkinan lainnya
yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak baik atau mudarat.

4. Bagaimana Strategi Dakwah melalui YouTube dapat Secara Efektif Menjangkau


dan Berinteraksi dengan Audiens Muda
Untuk menjangkau audiens muda melalui platform YouTube, kita perlu memperhatikan
beberapa hal.1
1. Pertama, kita harus menggunakan bahasa yang akrab dan sesuai dengan gaya
percakapan mereka sehari-hari. Ini membantu agar pesan yang disampaikan lebih
mudah dipahami dan lebih relevan bagi mereka.
2. Kedua, gaya penyampaian yang dinamis sangat penting. Audiens muda lebih
menyukai konten yang disajikan dengan cara yang menarik, seperti dengan
menggunakan visualisasi menarik, cerita yang menghibur, atau bahkan sedikit humor.
Ini akan membuat mereka lebih tertarik dan terlibat dengan konten dakwah yang
disampaikan.
3. Ketiga, interaksi langsung dengan pemirsa juga penting. Melalui fitur-fitur seperti
kolom komentar, live chat, atau polling, kita bisa berinteraksi secara langsung dengan
audiens. Merespons komentar atau pertanyaan mereka akan membantu membangun
hubungan yang lebih dekat dan membuat mereka merasa dihargai.
4. Keempat, konten dakwah harus relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
oleh audiens muda. Dengan memahami masalah-masalah yang mereka hadapi,
kitabisa menciptakan konten yang memberikan solusi atau perspektif yang relevan
bagi mereka.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat meningkatkan efektivitas konten
dakwah kita dalam menjangkau dan berinteraksi dengan audiens muda di
platform YouTube. Selain itu, strategi penargetan juga perlu diperhatikan. 2 YouTube
menyediakan berbagai fitur penargetan yang memungkinkan kita untuk menjangkau
audiens yang tepat. Misalnya,

1. kita bisa menggunakan kata kunci yang relevan:

1
Ferdi Arifin, “Mubalig YouTube dan Komodifikasi Konten Dakwah,” Al-Balagh: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, No.
1 (Januari-Juni 2019), 107.
2
Yahya, Untung, and Fajari, “Da’wah Di Youtube: Upaya Representasi Nilai Islam Oleh Para Content-Creator."
Jurnal Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah), No. 1 (2020), 13.
dapat menggunakan kata kunci seperti "Islam", "Tafsir Al-Quran", "Hadis Nabi",
atau "Ajaran Islam". Dengan demikian, video tersebut lebih mungkin muncul ketika
orang mencari informasi atau pembahasan seputar topik-topik tersebut.
2. menargetkan berdasarkan lokasi atau demografi:
Misalnya, seorang dai mungkin ingin mencari audiens di wilayah-wilayah dengan
populasi Muslim yang tinggi. Dia dapat menargetkan pengguna YouTube yang
berada di negara-negara dengan mayoritas Muslim atau bahkan di wilayah-wilayah
kota dengan komunitas Muslim yang besar.
3. menggunakan fitur remarketing untuk menarik kembali pemirsa yang sudah
pernah menonton konten kita sebelumnya:
Fitur remarketing untuk menargetkan kembali orang-orang yang sudah menonton
video-video sebelumnya. Misalnya, dia dapat membuat iklan yang ditargetkan
kepada mereka yang sudah menonton video sebelumnya tentang "Pentingnya Shalat"
untuk mengingatkan mereka tentang pentingnya aktivitas tersebut.
4. Terakhir, pengukuran keberhasilan juga penting. Kita perlu terus memantau
performa konten kita melalui analisis yang disediakan oleh YouTube:
Kita dapat memantau kinerja video dakwahnya melalui analisis YouTube. Dia dapat
melihat jumlah penonton, tingkat keterlibatan (seperti jumlah komentar atau like),
serta durasi rata-rata yang dihabiskan penonton dalam menonton video. Dari sini, dia
dapat menilai efektivitas konten dakwahnya dan membuat perubahan atau
penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan dampaknya.

Dengan memahami data tersebut, kita bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang
perlu diperbaiki dalam strategi konten dakwah kita.

CONTOH :
Salah satu contoh pendakwah atau ustad yang sukses dalam pemanfaatan platform YouTube
untuk berdakwah adalah Ustadz Hanan Ataki dengan chanel youtube bernama “Hanan Ataki”.
Melalaui chanel youtubenya ustadz Hanan Ataki membagikan berbagai kajian islam bahkan
sebuah motivasi untuk para anak muda yang diusung dalam bentuk yang lebih sederhana.
Memberikan tips dan motivasi serta pemecahan masalah bagi para anak muda dalam ranah islam.
Pembawaan ustadz Hanan Ataki juga cenderung lebih santai, hanya dengan menggunakan
pakaian seperti kaos bahkan kupluk yang menggambarkan jiwa anak muda saat ini. Hal itu untuk
menarik minat paea audiens muda sera memberikan pandangan para masyarakat bahwa seorang
pendakwah tidak melulu harus menggunakan baju koko serta berpeci.
Dalam chanel YouTubenya ustadz Hanan Ataki juga menanfaatkan fitur-fitur yang disediakan
oleh platform YouTube, seperti live streaming, membuat rels, bahkan kolaborasi dengan
youtuber lain. Selain itu, ia juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Twitter untuk
mempromosikan channel YouTube-nya. Dengan pemanfaatan platform YouTube, Ustadz Hanan
Ataki berhasil menjangkau audiens muda yang lebih luas dan memperluas jangkauan
dakwahnya. Hal ini juga membuktikan bahwa strategi dakwah di era digital melalui pemanfaatan
platform YouTube dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau audiens muda.

KESIMPULAN
Dakwah merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran
agama kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku mereka
sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang dipegang. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, terutama dengan munculnya era digital, platform-platform daring
seperti YouTube menjadi salah satu media yang sangat potensial untuk menyampaikan dakwah
kepada audiens, khususnya audiens muda. Bahwa dalam era digital saat ini, dakwah atau
penyebaran pesan keagamaan harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan preferensi
audiens. Pemanfaatan platform YouTube menjadi salah satu strategi yang efektif untuk mencapai
audiens muda, karena banyaknya pengguna aktif di platform tersebut. Dengan memanfaatkan
fitur-fitur seperti video, live streaming, dan interaksi langsung, dakwah dapat disampaikan
dengan lebih menarik dan mudah diakses oleh generasi yang lebih terhubung dengan teknologi.
Oleh karena itu, para penggiat dakwah perlu mempelajari cara optimal untuk menggunakan
YouTube dan platform digital lainnya sebagai sarana untuk menyampaikan pesan keagamaan
kepada audiens muda.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. 2017

Mubasyaroh Mubasyaroh, "Dakwah dan Komunikasi (Studi Penggunaan Media Massa dalam
Dakwah)," 2021.

Arif Ramdan Sulaeman dan Anhar Fazri, "Strategi Pemanfaatan Youtube Dalam Bidang Dakwah
Oleh Ulama Aceh" 11 (t.t.): 12.

Gyta Rastyka Dhela,”Pemanfaatan Chanel Youtube sebagai Media Dakwah Islam (studi pada
akun youtube masjid Addu’a Way Halim BandarLampung)”.2020

Ferdi Arifin, “Mubalig YouTube dan Komodifikasi Konten Dakwah,” Al-Balagh: Jurnal
Dakwah dan Komunikasi, No. 1 (Januari-Juni 2019), 107.

Yahya, Untung, and Fajari, “Da’wah Di Youtube: Upaya Representasi Nilai Islam Oleh Para
Content-Creator." Jurnal Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah), No. 1 (2020), 13.

Anda mungkin juga menyukai