Anda di halaman 1dari 15

48

Available online at Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dakwah

Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, 25 (1), 2021,48-64

Dakwah Muhammadiyah Di-Era Digital


Bagi Kalangan Milenial

Alinda Syarofah, Yazida Ichsan, Pathur Rahman,


Hening Kusumaningrum, Siti Nafiah

alinda1900331007@webmail.uad.ac.id
yazida.ichsan@pai.uad.ac.id
pathur1900331008@webmail.uad.ac.id
hening1900331009@webmail.uad.ac.id
4siti1900331010@webmail.uad.ac.id

Abstract

Da'wah in the digital era has an impact on the world of da'wah today, namely
providing convenience, which will make the boundaries of time and distance
between individuals almost non-existent. This study aims to find out how da'wah
exists in the current millennial era from the perspective of Muhammadiyah, and
what challenges it faces. The development of this technology is also in line with
the goals of Muhammadiyah which emphasizes progressive Islam in its da'wah.
What Muhammadiyah can do so that it can exist in the millennial era is to
strengthen business charities in the field of education or school or university
institutions; then strengthen the congregational movement starting from the
family environment that provides direction to face the current era; then use IT
developments in presenting da'wah in the millennial era; and synergize with each
other, both Muhammadiyah leaders and cadres, in utilizing social media to
spread ideas about Islam and Muhammadiyah. So that the millennial generation
is interested and can easily access da'wah.

Keywords: Da'wah, Muhammadiyah, Millennials

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


49

Abstrak

Dakwah di era digital memberikan dampak pada dunia dakwah saat ini, yakni
memberikan kemudahan, yang akan membuat batasan-batasan waktu dan jarak
antar individu menjadi hampir tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dakwah eksis di era milenial saat ini dengan perspektif
Muhammadiyah, dan apa tantangan yang dihadapi. Perkembangan teknologi ini
juga selaras dengan tujuan muhammadiyah yang menekankan Islam berkemajuan
dalam dakwahnya. Hal yang dapat dilakukan Muhammadiyah sehingga dapat
eksis di era milenial adalah melakukan penguatan amal usaha di bidang
pendidikan atau lembaga sekolah maupun universitas; lalu memperkuat gerakan
jamaah yang dimulai dari lingkungan keluarga yang memberikan arahan untuk
menghadapi era saat ini; kemudian menggunakan perkembangan IT dalam
menyajikan dakwah di era milenial; dan saling bersinergi baik pimpinan maupun
kader Muhammadiyah dalam memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan
gagasan tentang Islam dan kemuhammadiyahan. Sehingga para generasi milenial
tertarik dan dapat dengan mudah mengakses dakwah.

Kata kunci: dakwah, muhammadiyah, milenial


Permalink/DOI: http://doi.org/10.15408/dakwah.v25i1.21774

Pendahuluan:
Era digital merupakan era yang merupakan sebuah lembaga yang
memungkinkan segala sesuatu dengan melakukan sensus penggunaan internet
cepat terjangkau oleh para pengguna dan media social, menyebutkan bahwa
media social. Karena saat ini internet pada tahun 2020 terdapat 175, 4 juta
merupakan bagian yang tidak dapat pengguna internet di Indonesia. Dan
dipisahkan dari masyarakat diera sebagian besar penggunanya merupakan
milenial. Internet akan membuat net generation atau generasi yang
batasan-batas waktu dan jarak antar dilahirkan dan tumbuh pada perkem-
penggunanya hamper tidak ada. bangan teknologi. Namun perlu di
(Pamungkas, 2015). Hal inilah yang perhatikan bahwa dengan fakta ini
mengakibatkan manusia atasu pengguna kemajuan teknologi juga akan
media social (internet) dapat menimbulkan berbagai impilikasi social
berinteraksi hingga keseluruh belahan didalam masyarakat. (Ummah, 2020, p.
dunia, bahkan dapat diakses atau 56).
digunkan secara gratis. Dapat dilihat Perkembangan era digital ini juga
bahwasanya pengguna internet di dapat berpengaruh pada media dakwah
Indonesia sangatlah besar, menurut atau cara dalam penyampaian suatu
laporan terbaru dari We Are Social yang pesan keagamaan. Pada umumnya

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


50

dakwah disampaikan secara langsung Generasi milenial merupakan


melalui suatu majelis taklim, namun generasi yang lahir anatar tahun1 980-
dengan perkembangan erna digital ini 2000. Generasi milenial ini identik
dakwah tidak hanya dapat kita dapatkan dengan generasi yang memiliki
saat berada di majelis taklim saja. kecenderungan menggunkan teknologi
Dengan adanya platfrom-platfrom media dan media modern. Karena bagi generasi
social ini, dakwah akan mudah untuk milenial teknologi modern merupakan
dijangkau bahkan dapat diputar kembali suatu kebutuhan yang harus terdapat
dilain waktu atau disaat waktu yang dalam kehidupannya.
diinginkan. Muhammadiyah merupakan
Sehingga pada dasarnya, kemaju- organisasi yang menekankan pada
an teknologi ini sangatlah membantu pengamalan Al-Quran dan Hadist,
dalam mengoptimalkan kegiatan sebagai sumber beramal makruf nahi
dakwah. Dakwah dan teknologi saat ini munkar. Pada awal pendiriannyapun
merupakan suatu hal tidak dapat Muhammadiyah juga mempelopori
dipisahkan. Termasuk bagaimana gerakan islam berkemajuan.
pemanfaatan social media yang sesuai Muhammadiyah merupakan salah satu
sehingga dapat diterima lebih cepat dan organisasi yang berdiri atas peran
lebih luas secara optimal dan dapat K.H.Ahmad Dahlan yang akan menjawab
ditingkatkan baik sisi waktu, biaya dam tantangan pada zamannya.
prosesnya. (Habibi, 2018, p. 105). Hal ini diwujudkan sebagai
Dakwah ini merupakan suatu harakah Muhammadiyah dalam ber-
kegiatan komunikasi keagaman yang dakwah yang terdiri atas gerakan
saat ini dihadapkan pada perkembangan pemurnian, gerakan amar ma’ruf nahi
zaman dan kemajuan teknologi yang munkar, gerakan tajdid, dam gerakan
semakin canggih sehingga diperlukan budaya yang diwujudkan dengan
adaptasi terhadap kemajuan tersebut . menggunakan amal usaha
Ini berarti bahwa dakwah harus dapat Muhammadiyah yang dijadikan sebagai
meyesuaikan dengan berbagai mad’u sarana dalam berdakwah. Dengan kata
(audien) yang dihadapi (Wahyu, 2010). lain, sebagai jalan kaderisasi di dalam
Sebab, untuk dapat mencapai tujuan organisasi Muhammadiyah.
dakwah diera milenial seorang da’I atau
juru dakwah haruslah orang yang Metode Penelitian
memiliki pengetahuan serta wawasan Pada penelitian kali ini metode
yang luas, menyampaikan materi yang kami gunakan adalah metode studi
dakwah secara actual dan menggunakan pustaka atau literature. Pendekatan studi
metode dan media komunikasi yang Pustaka merupakan suatu pendekatan
sesuai dengan kondisi kemajuan dimana data analisis dikumpulkan
teknologi masyarakat. (Puji, 2020, p. dengan bantuan berbagai material yang
45). terdapat dalam perpustakaan seperti
dokumen, buku, jurnal-jurnal, dll.

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


51

Metode studi pustaka merupakan teknik panggilan ajaran Islam, mendorong dan
pengumpulan data yang dilakukan menganjurkan kepada umat manusia
dengan menelaah buku literatur, catatan untuk memperoleh dan berkeyakinan
dan berbagai laporan yang berkaitan pada pandangan hidup secara Islam.
dengan masalah yang sedang dibahas. (Ansyari, 1979, p. 17) Kemudian menurut
(Nazir, 1988, p. 111). Sedangkan menurut Arifin, dakwah merupakan ajakan, yang
Sarwono studi pustaka juga mempelajari berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dll
berbagi macam buku referensi dan hasil yang dilakukan dengan sadar dan
penelitian sebelumnya yang sejenis yang terencana untuk mempengaruhi orang
dapat digunakan untuk mendapatkan lain baik individu maupun kelompok
landasn teori dan masalah yang akan sehingga timbul kesadaran sikap
diteliti. (Jonathan, 2006, p. 26). Berikut penghayatan dalam dirinya serta
urutan metode yang kami gunakan: pengalaman terhadap ajaran agama
sebagai pesan dapat tersampiakan tanpa
Dakwah Perspektif terdapat unsur paksaan didalamnya.
1
Muhammadiyah (Arifin, 1997, p. 6).
Dakwah secara bahasa berasal Muhammadiyah mengartikan
dari kata daa’a yad’u dari bahasa arab dakwah sebagai proses islamisasi dalam
yang memiliki arti memanggil, berbagai aspek didalam kehidupan yang
menggundang, mengajak, menyeru, dilakukan melalui kegiatan mengajak
mendorong dan memohon. (Muriah., umat islam menuju jalan Allah SWT atau
2000., p. 1). Sedangkan secara jalan menuju Islam. Seperti tujuan dari
terminology menurut Asep Muhiddin pada Muhammadiyah yakni
bahwa dakwah merupakan suatu mewujudkan masyarakat islam yang
kegiatan yang menyeru kepada umat sebenar-benarnya. (Tampubolon, 2017)
manusia untuk mengikuti jalan Allah Sehingga dapat disimpulkan
yang serasi dengan pembawaannya bahwa dakwah merupakan kegiatan
secara integral, baik melalui lisan mengajak kepada hal kebaikan baik
maupun tulis. (Muhidin, 2002, p. 19). kelompok maupun individu sehingga
Kemudian dakwah merupakan kegiatan timbul kesadaran sikap penghayatan
menyampaikan petunjuk yang mengarah dalam dirinya menuju jalan Allah SWT.
kepada perubahan yang bertujuan untuk Didalam dakwah terdapat beberapa
menumbuhkan derajat masyarakat unsur atau komponen, yakni;
sampai pada puncak kemanusiaan. a. Pertama, da’i merupakan subjek dari
(Ahmad, 1983, p. 17). Hamzah Ya’qub dakwah, dai mejadi seseorang
juga berpendapatnya bahwa dakwah pelaksana suatu kegiatan dakwah,
merupakan kegiatan membujuk manusia baik secara individual maupun
dengan hikmah yang bijaksana dalam kelompok yang terorganisir.
memepelajari petunjuk dari Allah SWT b. Kedua, mad’u merupakan objek
dan Rasul-Nya (Yaqub, 1981, p. 13). sasaran berdakwah. Mad’u ini
Dakwah merupakan memberikan merupakan penerima dakwah baik

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


52

secara individual maupun kelompok dakwah secara umum dan tujuan


dan baik itu muslim maupun non dakwah secara khusus.
muslim.
c. Ketiga, metode dakwah merupakan Tujuan Dakwah Umum dan Khusus
sebuah cara tertentu yang Didalam buku yang berjudul
dipergunakan oleh da’I untuk “Metodologi Dakwah” oleh Awaludin
menyampikan pesan dari sebuah Pimay mengemukakan tujuan dakwah
dakwah. Pemilihan metode yang secara umum yaitu suatu upaya dalam
tepat dengan menyesuikan penyelamatan umat manusia dari
karakteristik mad’u akan membuat kegelapan dan membawanya menuju
pesan dakwah yang disampaikan tempat yang terang. Dengan kata lain,
akan diterima dengan baik. (Ali Aziz, memberikan dorongan kepada umat
2004, p. 87). Terdapat beberapa manusia untuk menuju ke jalan yang
metode yang dapat dipergunakan lurus yaitu jalan yang di ridhai Allah
dalam berdakwah diantaranya yaitu SWT dan mengajak umat manusia untuk
dengan menyampikan secara lisan menuju kepada Tauhid yang telah
(secara langsung), tulis (bi al- memberikan jaminan kebahagiaan.
qalam), perbuatan (haal),dll. (Syamsuriah, 2019, p. 166). Seperti
d. Keempat, materi dakwah (maddah) Firman Allah dalam Q.S. Al-Thalaq ayat
merupakan isi pesan ajaran islam 11 :
yang disampaikan kepada objek
dakwah yakni mad’u sehingga dapat
diketahui, dipahami dan diamalkan
sebagai pedoman didalam
kehidupan. Secara umum materi
dakwah memuat tiga topik, yakni Artinya :
akidah, syari’ah, dan akhlak yang “(dengan mengutus) seorang Rasul yang
ketiganya bersumber pada Al-Quran membacakan ayat-ayat Allah kepadamu
dan hadits. . (Sanwar, 1985, p. 74). yang menerangkan (bermacam-macam
e. Kelima, media dakwah (Wasilah), hukum), agar Dia mengeluarkan orang-
media merupakan alat yang orang yang beriman dan mengerjakan
dipergunakan sebagai perantara kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya.
dalam menyampiakan materi Dan barangsiapa beriman kepada Allah
dakwah. Terdapat berbagai bentuk dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia
media yang biasa digunakan, akan memasukkannya ke dalam surga-
diantaranya; Media lisan (langsung), surga yang mengalir di bawahnya
tulisan (cetak), elektronik sungai-sungai; mereka kekal di
(audio,visual) dan internet (media dalamnya selama-lamanya. Sungguh,
sosial). Allah memberikan rezeki yang baik
Dalam hal ini, tujuan dakwah kepadanya.”
dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu tujuan Tujuan Dakwah Secara Khusus

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


53

Secara khusus tujuan dakwah diakhirat. (Syekh Ali Makhuz, 1970, p.


merupakan uraian dari tujuan dakwah 26)
secara umum. Yang dimaksud adalah Muhammad Nasir juga berpendapat
supaya dalam perwujudan segala bahwa berdakwah merupakan suatu
kegiatannya dapat diketahui dengan jelas usaha untuk menyerukan dan
menuju ke arah mana kegiatan yang menyampaikan kepada seluruh umat
akan dilakukan. Tujuan dakwah secara manusia tentang pandangan dan tujuan
khusus ini dibagi lagi menjadi beberapa dalam hidup didunia, yang meliputi
tujuan yang lebih khusus secara amar ma’ruf nahi munkar, tentunya
operasional, yaitu: dengan berbagai macam media dan cara
Umat manusia yang telah memeluk yang diperbolehkan akhalak dan
Islam diminta untuk selalu membimbing pengalamanya dalam
menumbuhkan ketaqwaannya kepada kehidupan. (Muhammad Nasir, 1971:25)
Allah SWT. Membimbing kaum yang Dalam melaksanakan kegiatan
masih muallaf. Dan bagi umat manusia dakwah ini, tentu perlu adanya cara yang
yang belum beriman akan dipengaruhi sesuai dengan para audien sehingga
untuk beriman kepada Allah. Mem- dakwah dapat berjalan secara efektif dan
bimbing dan menuntun anak-anak efisien dalam menyampaikan ajaran-
supaya tidak melakukan penyimpangan ajaran Islam. Karena dakwah merupakan
(Syukir, 1983, p. 26) kegiatan yang universal sehingga dapat
Dakwah dalam perwujudannya mencapai kehidupan manusia secara
tidak hanya sekedar upaya dalam keseluruhan, maka kita dapat meninjau
mengembangkan pengetahuan tentang dari segi sarana dan prasarana dengan
keagamaan saja, tetapi dalam budi melalui salah satu sudut pandang.
pekerti, sikap hidup dan juga mengarah Sehingga ketika dakwah disampaikan,
pada tujuan yang lebih luas. Terlebih harus mampu menyentuh seluruh
seperti dalam masa saat ini, dimana tahapan baik dari segi budaya, sosial,
peran dakwah harus lebih mengarah ekonomi, pendidikan dan teknologi
pada perwujudan ajaran agama Islam lainnya. Dan saat ini pun cara berdakwah
yang lebih lengkap dalam berbagai telah mengalami perkembangan sesuai
pandangan kehidupan. dengan kemajuan dari teknologi. Maka
Syeikh Ali Makhuz dalam kitabnya dari itu, dakwah mulai dilakukan dengan
yang berjudul Hidayat Al Mursyidin, memanfaatkan kemajuan dari teknologi
berdakwah dapat memberikan dorongan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
kepada manusia untuk berbuat kebaikan dakwah yang disampaikan dapat
dan menurut petunjuk, menyeru mereka semakin meluas dan dapat dilakukan
untuk berbuat kebajikan dan tentunya secara efektif.
melarang mereka untuk berbuat munkar, Dalam berbagai permasalahan
agar mereka bias mendapatkan kehidupan, dakwah sering dijadikan
kebahagiaan baik di dunia maupun sebagai solusi untuk memecahkannya.
Maka dari itu, dakwah harus

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


54

disampaikan secara menarik, aktual Strategi Dakwah Muhammadiyah


(dapat me-nyelesaikan masalah-masalah Terhadap Generasi Milenial
yang sedang dihadapi oleh kalangan Muhammadiyah merupakan
masyarakat), faktual (fakta atau nyata), gerakan islam dan dakwah amar ma’ruf
dan kontekstual (signifikan dan ada nahi munkar, berkaidah islam dan
kaitannya dengan permasalahan yang bersumber pada Al- Quran dan Hadist.
sedang dihadapi masyarakat). Organisasi yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan yang pada zamannya
Pengertian Generasi Milenial diguna untuk menjawab tantangan-
Dalam bahasa arab Era Milenial tantangan. Muhammadiyah didirikan di
disebut sebagai ‫ عصر نااللفي‬. Milenial juga Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah
sering disebut sebagai generasi Y atau tahun 1330 H yang bertepatan pada
generasi langgas yang merupakan tanggal 18 November tahun 1912 Masehi.
generasi demografi setelah generasi X. (Khamal & Adaby, 2000, pp. 70-71).
Batas waktu awal dan akhir kelahiran Karena K. H. Ahmad Dahlan
generasi ini tidak terbatas. Namun para memiliki pengalaman yang matang
ahli biasanya menggunakan awal tahun dalam berorganisasi sosial maupun
1980-an sebagai awal batas kelahiran pendidikan, maka beliau akhirnya
generasi ini dan pertenggahan 1990an memiliki ke-sadaran, bahwa usaha
sampai dengan awal 2000 sebagai akhir dalam perbaikan masyarakat tidak
kelahiran. (Akhsan dan Muhammadiyah, mudah ketika dilaksanakan sendirian.
2020, p. 105). Generasi ini disebut Maka dari itu, K. H. Ahmad Dahlan
generasi milenial karena mereka menganggap perlu untuk berorganisasi
dilahirkan di peralihan teknologi modern dan bekerja sama dengan orang banyak.
yang semakin canggih dan berkembang Ketika Muhammadiyah mulai
pesat. (Irawan & Suriadi, 2019, p. 94) berdiri, K. H. Ahmad Dahlan men-
Generasi milenial ini memiliki dapatkan delapan orang murid yang
kecenderungan aktif didalam berbagai setiap bulannya bertabah tiga orang.
media social seperti; instagram, Sehingga ketika memasuki awal bulan
telegram , twitter, whatsapp, youtube, keenam, jumlah muridnya pun sudah
dan media–media social lainya. Dengan menjadi dua puluh orang. Dan beliau
media-media tersebut, mereka akan sendiri pun yang menjadi guru agama
menggunggah foto, video, tuliasan dan dan mengajar ketika waktu pagi.
sebagainya, yang kemudian akan terjadi Dengan dibantu oleh pengurus
sebuah interaksi antar pengguna media Budi Utomo, K. H. Ahmad Dahlan dalam
social tersebut baik itu sebuah like mendirikan lembaga pendidikan Islam
komentar dan share, sehingga hal dalam bentuk sekolah tersebut. Ketika
tersebut dapat eksis dan menjadi sebuah semua telah teratur dengan benar
tren. (Pramiyati, Perdini, & Reni Nureni, mengenai pelaksanaannya yang dileng-
2014, p. 101). kapi dengan peralatan serta kerapian
dalam administrasinya, maka organisasi

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


55

ini pun dimintakan izin kepada pe- Qur’an. (Yusra, 2018, pp. 105-111).
merintah Hindia-Belanda. Namun, Seperti yang difirmankan dalam Q.S. Ali
terkait pendirian organisasi, Budi Utomo Imran ayat 104 :
menyarankan agar semua pengurusnya
memenuhi beberapa persyaratan, seperti
nama organisasi, maksud dan tujuan
organisasi, dan nama-nama calon
pengurus organisasi. Saran tersebut Artinya
harus mendapat dukungan setidaknya “Dan hendaklah diantara kamu ada
tujuh orang dari anggota Budi Utomo. segolongan orang-orang yang menyeru
Persyaratan yang terakhir ini dengan kepada kebajikan, yang menyuruh
segera dimusyawarahkan dengan para berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari
murid beliau yang telah dewasa. yang mungkar. Dan merekalah orang-
Dan nama organisasi yang dipilih orang yang beruntung.”.
adalah “Muhammadiyah” yang diha- Adapula maksud dan tujuan
rapkan para anggotnya dapat hidup berdirinya Muhammadiyah adalah
dengan beragama dan bermasyarakat tentunya untuk menjunjung tinggi ajaran
yang sesuai dengan kepribadian Nabi agama Islam sehingga akan terwujud
Muhammadiyah SAW. Dan terdapat Islam yang sebenar-benarnya.
faktor utama yang menjadi latar Sedangkan itu, Muhammadiyah
belakang berdirinya Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Islam
yaitu faktor subyektif, dimana dengan amar ma’ruf nahi munkar dan
Muhammadiyah merupakan suatu hasil tajdid (pembaruan mengenai pokok
dari pendalaman K. H. Ahmad Dahlan ajaran agama Islam) yang tentunya
terhadap Al-Qur’an. Dimana K. H. bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Ahmad Dahlan telah mengkaji isi Sunnah.
kandungan yang terdapat dalam Al-
1 menggembirakan cara hidup sepanjang
Tujuan dari persyarikatan kemauan agama Islam kepada para
Muhammadiyah pada anggaran anggota persyarikatan.
dasarnya yang pertama, adalah Dakwah pada awal berdirinya
menyebarkan ajaran agama Nabi Muhammadiyah masih terpacu pada
Muhammad SAW kepada peribumi di dakwah mimbar. Dakwah mimbar ini
dalam Residensi Yogyakarta dan merupakan suatu gerakan pencerahan
meningkatkan hal agama kepada yang dilakukan K.H.Ahmad Dahlan yang
anggota-anggotanya. Namun pada tahun kemudian melahirkan kader-kader baru
1920, tujuan Muhammadiyah memiliki Muhammadiyah (mubaligh-mubaligh)
perubahan sehingga menjadi memajukan yang pada akhirnya menyebarluaskan
dan menggembirakan pelajaran dan pemikiran- pemikiran Muhammadiyah
pengajaran agama Islam di Hindia keseluruh penjuru tanah air. Amal usaha
Belanda, serta memajukan dan Muhammadiyah merupakan salah satu

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


56

dari pemikiran- pemikran Muhamma- besar dan kemajunya teknologi informasi


diyah. Pada masa kepemimpinan dan komunikasi, yaitu mengenai arus
K.H.Ahmad Dahlan sampai dengan globalisasi yang memunculkan berbagai
kepemimpinan K.H. A Azhar Basyir perubahan pada pola keseluruhan aspek
dakwah masih dipertahankan, namun kehidupan. Penggunaan internet yang
pada kepemimpinan Amin Rais , Syafi’I semakin menjadi tren dikalangan anak
Ma’arif dan Syamsuddin sedikit beralih muda milenial yang berpengaruh pada
dengan dakwah bil hal. perubahan pola generasi milenial dalam
Dakwah bil hal ini berbentuk mendapatkan informasi agama.
lembaga-lembaga yang dinaungi secara Sehingga, dalam mendapatkan ilmu
langsung oleh Muhammadiyah seperti agama atau mempelajari agama dengan
dalam pendidikan yang terdiri dari meng-gunakan buku-buku atau kitab-
tingkatan dasar hingga perguruan tinggi, kitab dan kajian dari ustadz-ustadz atau
kemudian adanya lembaga social seperti da’i secara langsung sudah mulai
rumah sakit, panti asuhan, masjid- ditinggalkan dan mulai beralih kepada
masjid, baitul qirat, radio, TV MU dan media-media yang berbasis online yang
sebagainya. Lembaga-lembaga amal biasanya informasi agama disampaikan
usaha Muhammadiyah tersebut menjadi dalam bentuk instan dan parsial.
tempat pengkaderan bagi Muhammadi- Disini, peran Muhammadiyah
yah baik secara langsung dan tidak tentu tidak bisa jika hanya dengan
langsung. (Zain, Maimun, & Faudi, 2017, menggunakan cara-cara lama dalam
pp. 38-39). berdakwah. Sehingga, media dakwah
Dalam artikel Milennial Trends berbasis teknologi sangat diperlukan.
(2016) Yuswohady berpendapat bahwa Sebab realitanya, masyarakat milenial
generasi milenial merupakan generasi akan lebih memilih ketika ceramah,
yang lahir dalam rentang waktu pada tausiyah dan materi dakwah dapat
awal tahun 1980 hingga tahun 2000. diakses kapan saja dan dimana saja.
Generasi ini sering disebut juga sebagai Maka dari itu, pengaruh dari media
Gen-Y, Net Generation, Generation WE, sosial terhadap pemahaman agama ini
Boomerang Generation, Peter Pan sangat besar.
Generation, dan lain-lain. Mereka Sehingga pada tahun 2013 lalu,
disebut sebagai generasi milenial karena Muhammadiyah mulai melakukan
mereka generasi yang hidup di gerakan modern dengan membuat
pergantian milenium. Yang secara saluran televisi yaitu tvMu. Tidak hanya
bersamaan di era ini, teknologi digital itu, Muhammadiyah juga mulai
mulai masuk ke dalam segala sendi menggelar pengajian-pengajian melalui
kehidupan. (Prakoso & Teguh, 2020, p. channel YouTube seperti tvMu Channel
14). dan Muhammadiyah Channel. Seiring
Dalam ranah sosial keagamaan, berjalannya waktu, kini kaum muda juga
Muhammadiyah memiliki tantangan lain mulai mengikuti cuplikan-cuplikan
selain melawan konflik ideologi-ideologi tausiyah singkat melalui media

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


57

instagram. Muhammadiyah juga telah Maka, perjuangan Muhammadiyah terus


memiliki akun yang berisikan tausiyah dinanti agar dapat mencerahkan nalar
singkat. Hal ini menandakan bahwa kebera-gamaan dan keberagaman kita.
Muhammadiyah telah ikut serta dalam Dan sudah sepatutnya kita mengapre-
perkembangan teknologi yang semakin siasi sikap Muhammadiyah ini yang telah
berkembang dengan pesat. Muhammadi- mengikuti perkembangan zaman dan
yah juga memiliki situs web yang dapat senantiasa memperbarui pendekatan
diakses untuk mendapatkan berita dakwahnya. (Ummul & Muhammad,
seputar Muhammadiyah dan ceramah- 2018)
ceramah yang berbasis artikel atau
tulisan. Tantangan dalam Dakwah Di-Era
Hal-hal semacam ini yang seha- Milenial
rusnya kita dukung keberadaannya. Dakwah yang dilakukan dengan
Yaitu dengan mengakses dan menggunakan media massa atau media
membagikan konten berita dan ilmu- social diera sekarang ini akan dapat
ilmu yang terdapat di dalamnya dengan dengan mudah diterima oleh khalayak
seluas-luasnya. Dengan begitu, maka umum. Sebab sifatnya yang massal,
akan berpengaruh terhadap rating maka orang yang menerima pesan dari
halaman web tersebut dan dakwah tersebut tidak ditentukan dari
memungkinkan untuk dapat berada pada segi kalangannya. Namun adanya hal
rating tertinggi pada mesin pencarian. tersebut akan menimbulkan dampak,
Karena sejauh ini situs-situs keislaman karena kalangan yang dicapai luas. Oleh
yang mampu berada pada tingkat teratas karena itu dakwah islam yang sesuai
pada mesin pencarian masih di dominasi dengan kenyataannya, tentu tidak akan
oleh situs yang cenderung puritan terbebas dari berbagai tantangan-
(menganggap kesenangan dan tantangan.
kemewahan adalah dosa) dan kaku. Dakwah islam pada realitanya,
Maka hal ini sangat penting untuk menjadi suatu permasalahan yang
diketahui. Sebab jika tidak, akan penting. Terlebih di era teknologi dan
merugikan masa depan terkait moderasi informasi seperti sekarang ini. Ketika
Islam di Indonesia. diamati, dakwah Islam di era ini
Namun zaman yang memasuki tantangan bahkan kendala yang
era 4.0 ini, publik menjadi musykil dirasakan akan semakin banyak. Sebab,
mengenai mana kabar yang valid di era ini media berkembang dengan
ataupun hoaks. Bahkan, konten yang sangat signifikan. Sehingga anak muda
mengatasnamakan Islam yang sekarang menganggap bahwa internet
seharusnya memberikan kesejukan hati, dan media sosial merupakan suatu
justru berisi tentang permusuhan dan perangkat yang penting. Dengan adanya
ajakan dalam pemberontakan. Dan tidak hal tersebut, dalam beraktivitas di media
sedikit pula konten-konten yang tersebar sosial Muhammadiyah telah merilis
justru berita yang tidak benar adanya. panduan akhlak. Sehingga diharapkan,

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


58

warga Muhammadiyah dapat melak- Seiring dengan perkembangan


sanakan dan menyerukan panduan teknologi komunikasi. Metode dakwah
tersebut. kini mulai bertransformasi menjadi lebih
Pada era milenial seperti saat ini flekasibel, yang mulanya dilakukan
desakan atau tuntutan kecepatan dan dengan sederhana hanya melalui lisan
kemudahan dalam memperoleh berbagai dan tulisan saja, saat ini kegiatan
informasi sangat terlihat. Padahal, dalam dakwah dapat dilakukan dengan
penyampaian dakwah belum sepenuhnya berbagai metode, strategi dan media.
dapat memanfaatkan media yang Strategi dalam mengemas dakwah diera
berkembang saat ini. Oleh karena itu saat ini sangatlah penting. Dakwah tidak
peningkatan peggunaan komunikasi hanya disampikan dengan cara ceramah
dakwah dengan platform media digital yang monoton namun menggunakan
atau media sosial perlu di optimalkan. teknologi komunikas yang saat ini
Sebab telah banyak hal-hal yang menjadi sebuah tren dikalangan milenial
melenceng dari ajaran islam, baik secara saat ini.
langsung maupun tidak langsung. Pada Karena kemajun teknologi ini
era milenial ini dakwah menjadi sebuah membuat suatu kebiasan yang
kebutuhan. Untuk itu, sebagai generasi membentuk generasi milenial saat ini
muda yang akan menjadi penerus bangsa sangat bergantung pada teknologi, yang
haruslah menjadi generasi muda yang membuat milenial saat ini lebih banyak
berintelektual yang dapat menyentuh menghabiskan waktu mereka untuk
hal-hal tersebut. Karena saat ini pesan berinteraksi menggunakan media social,
dakwah yang diperoleh dari media social seperti; instagram,whatsapp, telegram
tidak sepenuhnya benar, bahkan masih dan sebagainya. Hal ini sebenarnya
perlu untuk dikaji ulang kebenarnya merupakan sebuah peluang yang patut
sebab tidak sesuainya dengan Al-Quran dipergunakan dengan baik, dengan
dan Hadist. memanfaatkan kebisaan- kebiasan
Hal ini dapat dihindari dengan tersebut seperti membuat konten
memilih dengan cermat akun-akun keagaaman yang dikemas semenarik
dakwah yang memang sudah bermahzab mungkin, serta sesuai dengan kondisi
dengan benar. Contohnya dengan dan hal yang kekinian yang akan
memilih akun–akun dakwah dari membuat milenial saat ini tertarik untuk
Muhammadiyah yang memang sudah mengetahuinya. Konten dalam dakwah
berdasarkan atas Al-Quran dan Hadist tidak hanya ceramah yang monoton,
yang konten-kontennya pun dikemas akan tetapi konten harus memasukan
dengan menarik dan mudah untuk unsur virtualnya, seperti quote, meme,
dipahami. komik, skrip, video vlog dan sebagainya.
(Puji, 2020, p. 53).
Metode Dakwah Muhammadiyah Beberapa hal yang dapat dilakuk-
di Era Milenial an Muhammadiyah sehingga dapat eksis
diera milenial saat ini, yakni ; pertama,

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


59

melakukan penguatan amal usaha berdampak positif dalam berdakwah.


dibidang pendidikan atau lembaga Beberapa hal yang dapat dilakukan
sekolah maupun universitas; kedua Muhammadiyah sehingga dapat eksis
memperkuat gerakan jamaah yang diera milenial saat ini, dengan
dimulai dari lingkungan keluarga yang melakukan penguatan amal usaha
memberikan arahan dalam berhadapan dibidang pendidikan atau lembaga
dengan era saat ini; ketiga menggunaan sekolah maupun universitas;
perkembangan IT dalam menyajikan memperkuat gerakan jamaah yang
dakwah diera milenial saat ini; dan dimulai dari lingkungan keluarga yang
keempat baik pimpinan dan kader memberikan arahan dalam berhadapan
Muhammadiyah bersinergi dalam dengan era saat ini; menggunkaan
memanfaatkan media sosial untuk perkembangan IT dalam menyajikan
menyebarkan gagasan tentang al islam dakwah diera milenial saat ini; dan
dan kemuhammadiyahan. Sehingga para pimpinan maupun kader
generasi milenial dapat mengakses Muhammadiyah bersinergi dalam
dengan mudah dan juga paling memanfaatkan media sosial untuk
pentingnya tertarik dengan hal tersebut. menyebarkan gagasan tentang al islam
2 dan kemuhammadiyahan. Sehingga para
KESIMPULAN generasi milenial dapat mengakses
Dari uraian tersebut diatas dapat dengan mudah dan juga yang paling
disimpulkan bahwa dakwah merupakan penting generasi milenial tertarik untuk
kegiatan mengajak kepada hal kebaikan, mengetahui dakwah Muhammadiyah
baik kelompok maupun individu, dengan hal tersebut.
sehingga timbul kesadaran sikap
penghayatan dalam dirinya menuju jalan
Allah SWT. Muhammadiyah merupakan
organisasi yang menekankan pada
pengamaln Al-Quran dan Sunnah
sebagai sumber beramal makruf nahi
munkar. Pada awal pendiriannya pun
Muhammadiyah juga mempeloporoi
gerakan islam berkemajuan. Gerakan ini
selaras dengan dakwah diera milenial ini
yang mengusung dakwah yang
menggunakan teknologi informasi yang
tentunya canggih sesuai dengan
perkembangan zaman.
Era milenial mendorong majunya
metode dakwah, pemanfaatan dan
pengelolan yang baik dan benar dalam
menyikapi kemajuan teknologi akan

DAWAH, Vol. 25, No. 2, 2021


62

Catatan kaki: Khamal, M., & Adaby, A. (2000).


Muhammmadiyah sebagai Gerakan
1
https://uad.ac.id/id/muhammadiyah- Islam,. Yogyakarta: LPPI.
membangun-masyarakat-islam-yang- Muhidin, A. ( 2002). Dakwah Dalam
sebenarnya/ diakses pada 14 Juni 2021pada
pukul 19.00 WIB. Prespektif Al-Quran: Studi Kritis
2
Atas Visi, Misi Dan Wawasan.
https://lazismubatang.org/tausiyah/muhammadiyah
-di-era-milenial/. Bandung: Pustaka Setiahal.
Diakses pada 07 Juli 2021 pukul 21.16 WIB. Muriah., S. (2000.). Metodelogi Dakwah
Kontemporer. Yogyakarta: Mitra
Daftar Pustaka
Pustaka.
Nazir. (1988). Metode Penelitian.
Buku
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ahmad, A. (1983). Dakwah Islam dan
Pamungkas, C. (2015). “Global Village
Perubahan Sosial. Yogyakarta :
dan Globalisasi dalam konteks ke-
Primaduta.
Indonesiaan” dalam Jurnal Global
Akhsan dan Muhammadiyah, A. (2020).
Strategi. Surabaya: Universitas
Model Belajar Dan Pembelajaran
Airlangga.
Bahasa Arab Generasi Milenial. .
Prakoso, S. P., & Teguh, E. (2020).
Lahjah Arabiyah: Jurnal Bahasa
Karakter Dan Perilaku Milineal
Arab dan Pendidikan Bahasa Arab.
Peluang Atau Ancaman Bonus
Vol. 1, No. 2 , 105.
Demografi. Consilia : Jurnal Ilmiah
Ali Aziz, M. (2004). Ilmu Dakwah.
BK. Vol. 3, No. 1., Hlm. 14.
Jakarta: Kencana.
Pramiyati, A., Perdini, I., & Reni Nureni,
Ansyari, I. (1979). Mujahid Dakwah ;
2. (2014). Motif Remaja dalam
Pembimbing Mubaliq Islam.
Menggunakan Media Baru. Jurnal
Bandung: CV. Dipenogoro.
Komuniti, vol. 6, No. 2.
Arifin, M. (1997). Psikologi Dakwah
Puji, P. (2020). Dakwah Digital Untuk
Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Generasi Milenial . dalam Jurnal
Habibi, M. ( 2018). “Optimalisasi
Dakwah, Yogyakarta:Universitas
Dakwah Melalui Media Sosial Di Era
Islam Negeri Sunan Klijaga, Vol. 21,
Milenial”, . dalam Jurnal Alhikmah,
No. 1. .
Vol. 12 No. 1.
Sanwar, M. A. (1985). Pengantar Studi
Irawan, D., & Suriadi. (2019).
Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas
Komunikasi Dakwah Kultural diEra
Dakwah IAIN Walisongo. Semarang:
Milenial. Aldharah: Jurnal Dakwah.
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.
Vol. 18, No. 1.
Syamsuriah. (2019). Tantangan Dakwah
Jonathan, S. (2006). Metode Kuantitatif
di Era Milenial, . FAI-UMI
Dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Makassar,Vol. 16 No. 2.
Ilmu.

DAKWAH, Vol. 22, No. 1, 2018


63

Syekh Ali Makhuz. (1970). Kitab Arab dan Pendidikan Bahasa Arab.
Hidayatul Mursyidin. Terj. Hadijah Vol. 1, No. 2, 105.
Nasution. . Yogyakarta. Habibi, M. ( 2018). “Optimalisasi
Syukir, A. (1983). Dasar- Dasar Strategi Dakwah Melalui Media Sosial Di Era
Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas. Milenial”, . dalam Jurnal Alhikmah,
Tampubolon, I. (2017). Struktur Ilmu Vol. 12 No. 1.
Dakwah Dalam Diskrus Suatu Tujuan Irawan, D., & Suriadi. (2019).
Filsafat Ilmu. Hikmah, Vol. 11 No. 1. Komunikasi Dakwah Kultural diEra
Ummah, A. H. (2020). Dakwah Digital Milenial. Aldharah: Jurnal Dakwah.
Dan Generasi Milenial. Mataram: Vol. 18, No. 1.
Universitas Islam Negeri Prakoso, S. P., & Teguh, E. (2020).
Mataram.Vol. 8 , No. 1, 56. Karakter Dan Perilaku Milineal
Ummul, M., & M. S. (2018). . Quo Vadis Peluang Atau Ancaman Bonus
Ormas Islam Moderat Indonesia? Demografi. Consilia : Jurnal Ilmiah
Meneropong Peran Nu- BK. Vol. 3, No. 1., Hlm. 14.
Muhammadiyah Di Era Revolusi Pramiyati, A., Perdini, I., & Reni Nureni,
Industri 4.0. POLITEA : Jurnal 2. (2014). Motif Remaja dalam
Pemikiran Politik Islam. Vol. 1, No.1. Menggunakan Media Baru. Jurnal
Wahyu, I. (2010). .Komunikasi Dakwah. Komuniti, vol. 6, No. 2.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Puji, P. (2020). Dakwah Digital Untuk
Yaqub, H. (1981). Publistik Islam ; Generasi Milenial . dalam Jurnal
Teknik Dakwah dan Leadership. Dakwah, Yogyakarta:Universitas
Bandung. : CV. Dipenogoro. Islam Negeri Sunan Klijaga, Vol. 21,
Yusra, N. (2018). Muhammadiyah: No. 1. .
Gerakan Pembaharuan Pendidikan Syamsuriah. (2019). Tantangan Dakwah
Islam. POTENSIA: Jurnal di Era Milenial, . FAI-UMI
Kependidikan Islam. Vol. 4, No. 1., Makassar,Vol. 16 No. 2.
105-111. Tampubolon, I. (2017). Struktur Ilmu
Zain, A., Maimun, & Faudi, M. (2017). Dakwah Dalam Diskrus Suatu Tujuan
Internalisasi Nilai-Nilai Modernitas Filsafat Ilmu. Hikmah, Vol. 11 No. 1.
Dalam Gerakan Dakwah Organisasi Ummah, A. H. (2020). Dakwah Digital
Muhammadiyah Di Aceh. Jurnal Al- Dan Generasi Milenial. Mataram:
Idarah, Vol.1 No. 1., 39-39. Universitas Islam Negeri
Mataram.Vol. 8 , No. 1, 56.
Jurnal Ummul, M., & M. S. (2018). . Quo Vadis
Akhsan dan Muhammadiyah, A. (2020). Ormas Islam Moderat Indonesia?
Model Belajar Dan Pembelajaran Meneropong Peran Nu-
Bahasa Arab Generasi Milenial. Muhammadiyah Di Era Revolusi
Lahjah Arabiyah: Jurnal Bahasa

DAKWAH, Vol. 22, No. 1, 2018


64

Industri 4.0. POLITEA : Jurnal


Pemikiran Politik Islam. Vol. 1, No.1.
Yusra, N. (2018). Muhammadiyah:
Gerakan Pembaharuan Pendidikan
Islam. POTENSIA: Jurnal
Kependidikan Islam. Vol. 4, No. 1.,
105-111.
Zain, A., Maimun, & Faudi, M. (2017).
Internalisasi Nilai-Nilai Modernitas
Dalam Gerakan Dakwah Organisasi
Muhammadiyah Di Aceh. Jurnal Al-
Idarah, Vol.1 No. 1., 39-39.

DAKWAH, Vol. 22, No. 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai