alinda1900331007@webmail.uad.ac.id
yazida.ichsan@pai.uad.ac.id
pathur1900331008@webmail.uad.ac.id
hening1900331009@webmail.uad.ac.id
4siti1900331010@webmail.uad.ac.id
Abstract
Da'wah in the digital era has an impact on the world of da'wah today, namely
providing convenience, which will make the boundaries of time and distance
between individuals almost non-existent. This study aims to find out how da'wah
exists in the current millennial era from the perspective of Muhammadiyah, and
what challenges it faces. The development of this technology is also in line with
the goals of Muhammadiyah which emphasizes progressive Islam in its da'wah.
What Muhammadiyah can do so that it can exist in the millennial era is to
strengthen business charities in the field of education or school or university
institutions; then strengthen the congregational movement starting from the
family environment that provides direction to face the current era; then use IT
developments in presenting da'wah in the millennial era; and synergize with each
other, both Muhammadiyah leaders and cadres, in utilizing social media to
spread ideas about Islam and Muhammadiyah. So that the millennial generation
is interested and can easily access da'wah.
Abstrak
Dakwah di era digital memberikan dampak pada dunia dakwah saat ini, yakni
memberikan kemudahan, yang akan membuat batasan-batasan waktu dan jarak
antar individu menjadi hampir tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dakwah eksis di era milenial saat ini dengan perspektif
Muhammadiyah, dan apa tantangan yang dihadapi. Perkembangan teknologi ini
juga selaras dengan tujuan muhammadiyah yang menekankan Islam berkemajuan
dalam dakwahnya. Hal yang dapat dilakukan Muhammadiyah sehingga dapat
eksis di era milenial adalah melakukan penguatan amal usaha di bidang
pendidikan atau lembaga sekolah maupun universitas; lalu memperkuat gerakan
jamaah yang dimulai dari lingkungan keluarga yang memberikan arahan untuk
menghadapi era saat ini; kemudian menggunakan perkembangan IT dalam
menyajikan dakwah di era milenial; dan saling bersinergi baik pimpinan maupun
kader Muhammadiyah dalam memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan
gagasan tentang Islam dan kemuhammadiyahan. Sehingga para generasi milenial
tertarik dan dapat dengan mudah mengakses dakwah.
Pendahuluan:
Era digital merupakan era yang merupakan sebuah lembaga yang
memungkinkan segala sesuatu dengan melakukan sensus penggunaan internet
cepat terjangkau oleh para pengguna dan media social, menyebutkan bahwa
media social. Karena saat ini internet pada tahun 2020 terdapat 175, 4 juta
merupakan bagian yang tidak dapat pengguna internet di Indonesia. Dan
dipisahkan dari masyarakat diera sebagian besar penggunanya merupakan
milenial. Internet akan membuat net generation atau generasi yang
batasan-batas waktu dan jarak antar dilahirkan dan tumbuh pada perkem-
penggunanya hamper tidak ada. bangan teknologi. Namun perlu di
(Pamungkas, 2015). Hal inilah yang perhatikan bahwa dengan fakta ini
mengakibatkan manusia atasu pengguna kemajuan teknologi juga akan
media social (internet) dapat menimbulkan berbagai impilikasi social
berinteraksi hingga keseluruh belahan didalam masyarakat. (Ummah, 2020, p.
dunia, bahkan dapat diakses atau 56).
digunkan secara gratis. Dapat dilihat Perkembangan era digital ini juga
bahwasanya pengguna internet di dapat berpengaruh pada media dakwah
Indonesia sangatlah besar, menurut atau cara dalam penyampaian suatu
laporan terbaru dari We Are Social yang pesan keagamaan. Pada umumnya
Metode studi pustaka merupakan teknik panggilan ajaran Islam, mendorong dan
pengumpulan data yang dilakukan menganjurkan kepada umat manusia
dengan menelaah buku literatur, catatan untuk memperoleh dan berkeyakinan
dan berbagai laporan yang berkaitan pada pandangan hidup secara Islam.
dengan masalah yang sedang dibahas. (Ansyari, 1979, p. 17) Kemudian menurut
(Nazir, 1988, p. 111). Sedangkan menurut Arifin, dakwah merupakan ajakan, yang
Sarwono studi pustaka juga mempelajari berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dll
berbagi macam buku referensi dan hasil yang dilakukan dengan sadar dan
penelitian sebelumnya yang sejenis yang terencana untuk mempengaruhi orang
dapat digunakan untuk mendapatkan lain baik individu maupun kelompok
landasn teori dan masalah yang akan sehingga timbul kesadaran sikap
diteliti. (Jonathan, 2006, p. 26). Berikut penghayatan dalam dirinya serta
urutan metode yang kami gunakan: pengalaman terhadap ajaran agama
sebagai pesan dapat tersampiakan tanpa
Dakwah Perspektif terdapat unsur paksaan didalamnya.
1
Muhammadiyah (Arifin, 1997, p. 6).
Dakwah secara bahasa berasal Muhammadiyah mengartikan
dari kata daa’a yad’u dari bahasa arab dakwah sebagai proses islamisasi dalam
yang memiliki arti memanggil, berbagai aspek didalam kehidupan yang
menggundang, mengajak, menyeru, dilakukan melalui kegiatan mengajak
mendorong dan memohon. (Muriah., umat islam menuju jalan Allah SWT atau
2000., p. 1). Sedangkan secara jalan menuju Islam. Seperti tujuan dari
terminology menurut Asep Muhiddin pada Muhammadiyah yakni
bahwa dakwah merupakan suatu mewujudkan masyarakat islam yang
kegiatan yang menyeru kepada umat sebenar-benarnya. (Tampubolon, 2017)
manusia untuk mengikuti jalan Allah Sehingga dapat disimpulkan
yang serasi dengan pembawaannya bahwa dakwah merupakan kegiatan
secara integral, baik melalui lisan mengajak kepada hal kebaikan baik
maupun tulis. (Muhidin, 2002, p. 19). kelompok maupun individu sehingga
Kemudian dakwah merupakan kegiatan timbul kesadaran sikap penghayatan
menyampaikan petunjuk yang mengarah dalam dirinya menuju jalan Allah SWT.
kepada perubahan yang bertujuan untuk Didalam dakwah terdapat beberapa
menumbuhkan derajat masyarakat unsur atau komponen, yakni;
sampai pada puncak kemanusiaan. a. Pertama, da’i merupakan subjek dari
(Ahmad, 1983, p. 17). Hamzah Ya’qub dakwah, dai mejadi seseorang
juga berpendapatnya bahwa dakwah pelaksana suatu kegiatan dakwah,
merupakan kegiatan membujuk manusia baik secara individual maupun
dengan hikmah yang bijaksana dalam kelompok yang terorganisir.
memepelajari petunjuk dari Allah SWT b. Kedua, mad’u merupakan objek
dan Rasul-Nya (Yaqub, 1981, p. 13). sasaran berdakwah. Mad’u ini
Dakwah merupakan memberikan merupakan penerima dakwah baik
ini pun dimintakan izin kepada pe- Qur’an. (Yusra, 2018, pp. 105-111).
merintah Hindia-Belanda. Namun, Seperti yang difirmankan dalam Q.S. Ali
terkait pendirian organisasi, Budi Utomo Imran ayat 104 :
menyarankan agar semua pengurusnya
memenuhi beberapa persyaratan, seperti
nama organisasi, maksud dan tujuan
organisasi, dan nama-nama calon
pengurus organisasi. Saran tersebut Artinya
harus mendapat dukungan setidaknya “Dan hendaklah diantara kamu ada
tujuh orang dari anggota Budi Utomo. segolongan orang-orang yang menyeru
Persyaratan yang terakhir ini dengan kepada kebajikan, yang menyuruh
segera dimusyawarahkan dengan para berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari
murid beliau yang telah dewasa. yang mungkar. Dan merekalah orang-
Dan nama organisasi yang dipilih orang yang beruntung.”.
adalah “Muhammadiyah” yang diha- Adapula maksud dan tujuan
rapkan para anggotnya dapat hidup berdirinya Muhammadiyah adalah
dengan beragama dan bermasyarakat tentunya untuk menjunjung tinggi ajaran
yang sesuai dengan kepribadian Nabi agama Islam sehingga akan terwujud
Muhammadiyah SAW. Dan terdapat Islam yang sebenar-benarnya.
faktor utama yang menjadi latar Sedangkan itu, Muhammadiyah
belakang berdirinya Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Islam
yaitu faktor subyektif, dimana dengan amar ma’ruf nahi munkar dan
Muhammadiyah merupakan suatu hasil tajdid (pembaruan mengenai pokok
dari pendalaman K. H. Ahmad Dahlan ajaran agama Islam) yang tentunya
terhadap Al-Qur’an. Dimana K. H. bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Ahmad Dahlan telah mengkaji isi Sunnah.
kandungan yang terdapat dalam Al-
1 menggembirakan cara hidup sepanjang
Tujuan dari persyarikatan kemauan agama Islam kepada para
Muhammadiyah pada anggaran anggota persyarikatan.
dasarnya yang pertama, adalah Dakwah pada awal berdirinya
menyebarkan ajaran agama Nabi Muhammadiyah masih terpacu pada
Muhammad SAW kepada peribumi di dakwah mimbar. Dakwah mimbar ini
dalam Residensi Yogyakarta dan merupakan suatu gerakan pencerahan
meningkatkan hal agama kepada yang dilakukan K.H.Ahmad Dahlan yang
anggota-anggotanya. Namun pada tahun kemudian melahirkan kader-kader baru
1920, tujuan Muhammadiyah memiliki Muhammadiyah (mubaligh-mubaligh)
perubahan sehingga menjadi memajukan yang pada akhirnya menyebarluaskan
dan menggembirakan pelajaran dan pemikiran- pemikiran Muhammadiyah
pengajaran agama Islam di Hindia keseluruh penjuru tanah air. Amal usaha
Belanda, serta memajukan dan Muhammadiyah merupakan salah satu
Syekh Ali Makhuz. (1970). Kitab Arab dan Pendidikan Bahasa Arab.
Hidayatul Mursyidin. Terj. Hadijah Vol. 1, No. 2, 105.
Nasution. . Yogyakarta. Habibi, M. ( 2018). “Optimalisasi
Syukir, A. (1983). Dasar- Dasar Strategi Dakwah Melalui Media Sosial Di Era
Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas. Milenial”, . dalam Jurnal Alhikmah,
Tampubolon, I. (2017). Struktur Ilmu Vol. 12 No. 1.
Dakwah Dalam Diskrus Suatu Tujuan Irawan, D., & Suriadi. (2019).
Filsafat Ilmu. Hikmah, Vol. 11 No. 1. Komunikasi Dakwah Kultural diEra
Ummah, A. H. (2020). Dakwah Digital Milenial. Aldharah: Jurnal Dakwah.
Dan Generasi Milenial. Mataram: Vol. 18, No. 1.
Universitas Islam Negeri Prakoso, S. P., & Teguh, E. (2020).
Mataram.Vol. 8 , No. 1, 56. Karakter Dan Perilaku Milineal
Ummul, M., & M. S. (2018). . Quo Vadis Peluang Atau Ancaman Bonus
Ormas Islam Moderat Indonesia? Demografi. Consilia : Jurnal Ilmiah
Meneropong Peran Nu- BK. Vol. 3, No. 1., Hlm. 14.
Muhammadiyah Di Era Revolusi Pramiyati, A., Perdini, I., & Reni Nureni,
Industri 4.0. POLITEA : Jurnal 2. (2014). Motif Remaja dalam
Pemikiran Politik Islam. Vol. 1, No.1. Menggunakan Media Baru. Jurnal
Wahyu, I. (2010). .Komunikasi Dakwah. Komuniti, vol. 6, No. 2.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Puji, P. (2020). Dakwah Digital Untuk
Yaqub, H. (1981). Publistik Islam ; Generasi Milenial . dalam Jurnal
Teknik Dakwah dan Leadership. Dakwah, Yogyakarta:Universitas
Bandung. : CV. Dipenogoro. Islam Negeri Sunan Klijaga, Vol. 21,
Yusra, N. (2018). Muhammadiyah: No. 1. .
Gerakan Pembaharuan Pendidikan Syamsuriah. (2019). Tantangan Dakwah
Islam. POTENSIA: Jurnal di Era Milenial, . FAI-UMI
Kependidikan Islam. Vol. 4, No. 1., Makassar,Vol. 16 No. 2.
105-111. Tampubolon, I. (2017). Struktur Ilmu
Zain, A., Maimun, & Faudi, M. (2017). Dakwah Dalam Diskrus Suatu Tujuan
Internalisasi Nilai-Nilai Modernitas Filsafat Ilmu. Hikmah, Vol. 11 No. 1.
Dalam Gerakan Dakwah Organisasi Ummah, A. H. (2020). Dakwah Digital
Muhammadiyah Di Aceh. Jurnal Al- Dan Generasi Milenial. Mataram:
Idarah, Vol.1 No. 1., 39-39. Universitas Islam Negeri
Mataram.Vol. 8 , No. 1, 56.
Jurnal Ummul, M., & M. S. (2018). . Quo Vadis
Akhsan dan Muhammadiyah, A. (2020). Ormas Islam Moderat Indonesia?
Model Belajar Dan Pembelajaran Meneropong Peran Nu-
Bahasa Arab Generasi Milenial. Muhammadiyah Di Era Revolusi
Lahjah Arabiyah: Jurnal Bahasa