Anda di halaman 1dari 6

Tiktokisasi Dakwah: Strategi Kreator Islami Dalam Memanfaatkan

Tiktok Sebagai Media Penyiaran Islam Bagi Remaja


Muhammad Raihan (3012021014), Rafli Anfasha (301021017)

ABSTRAK
Perkembangan teknologi di era digital ini memengaruhi banyak munculnya media sosial,
dan salah satunya adalah tiktok yang hits dikalangan kaum milenial. Salah satu trend yang
hits dikalangan milenial adalah membuat konten di tiktok, Para konten kreator tiktok yang
mengangkat tema islami semakin banyak digemari oleh masyarakat. Sebagaimana
kebiasaan masyarakat di era digital yang selalu bergantung kepada gadget, kini berdakwah
melalui konten adalah cara alternatif, Selain berceramah dimimbar. Hal inilah yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian konten kreator di tiktok, Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan para kreator islami dalam memanfaatkan tiktok sebagai
media penyiaran islam bagi kalangan remaja di masa sekarang.Penelitian ini merupakan
penelitan Library research dan menggunakan pendekatan kualitatif Grounded theory. Dan
analisis yang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes. Salah satu kreator yang
mengangkat tema islami adalah Hamzali Abradinezad yang akrab disapa dengan Ali
Hamza, Pemuda kelahiran Medan memiliki 3jt followers di tiktok ini terkenal karena
mengangkat konten islami. Hasil penelitian ini menemukan bahwa didalam konten tersebut
mengangkat beberapa tema yakni : fun fact, kisah viral, syiar islam, hingga edukasi, ia tak
selalu membahas hal yang serius, Kemudian dalam konten Ali Hamza, peneliti juga
menemukan makna denotasi,konotasi dan mitos dari konten Ali Hamza. Mulai dari gestur
dan pembawaan pesan dakwah, Dalam konten tersebut memiliki makna yang diartikan
menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.
Kata kunci: Kreator, Tiktok, Media dakwah, Remaja

1
A. PENDAHULUAN
Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena paparan media.
Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir menjadi bagian hidup manusia.
Seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran media makin beragam dan berkembang.
Awalnya komunikasi dalam media berjalan hanya searah, dalam arti penikmat media
hanya bisa menikmati konten yang disajikan sumber media. Namun seiring perkembangan
jaman, orang awam sebagai penikmat media tidak lagi hanya bisa menikmati konten dari
media yang terpapar padanya, namun sudah bisa ikut serta mengisi konten di media
tersebut. Muncul dan berkembangnya internet membawa cara komunikasi baru di
masyarakat. Media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi di masyarakat saat
ini. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja,
tanpa harus tatap muka. Bahkan media sosial mampu meniadakan status sosial, yang
sering kali sebagai penghambat komunikasi. Dengan hadirnya Twitter, Facebook,
Google+, Tiktok dan sejenisnya, orang-orang tanpa harus bertemu, bisa saling berinteraksi.
Jarak tak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Lama waktu terakhir bertemu pun
juga tak lagi menjadi masalah. Teman yang telah 20 tahun tak bertemu pun bisa saling
menemukan dan menjalin komunikasi lagi. Dan karena kemudahan penggunaannya,
hampir bisa dikatakan, siapa saja bisa mengakses dan memanfaatkan media sosial.1
Perkembangan teknologi kemunikasi telah membuka lembaran baru dalam
perhubungan manusia dan membawa perubahan dalam organisasi.2 Media sosial telah
banyak merubah dunia. Memutarbalikkan banyak pemikiran dan teori yang dimiliki.
Tingkatan atau level komunikasi melebur dalam satu wadah yang disebut jejaring
sosial/media sosial. Konsekuensi yang muncul pun juga wajib diwaspadai, dalam arti
media sosial semakin membuka kesempatan tiap individu yang terlibat di dalamnya untuk
bebas mengeluarkan pendapatnya. Akan tetapi kendali diri harusnya juga dimiliki, agar
kebebasan yang dimiliki juga tidak melanggar batasan dan tidak menyinggung pihak lain.
Menurut Normaliza Media merupakan salah satu teknologi yang kian pesat
membangun dan mengalami pembaharuan dalam setiap saat.3 Media menjadi satu elemen

1
Errika Dwi Setya Watie, Komunikasi dan Media Sosial, (Jurnal THE MESSENGER, Volume III,
Nomor 1, Edisi Juli 2011), hal. 69-70
2
Wan Idros Wan Sulaiman, Noorzihidayah Md Noor, Ali Salman, & Maizatul Haizan Mahbob,
Pengaruh Teknologi Komunikasi Terhadap Perubahan Keorganisasian Di Jabatan Penyiaran Malaysia,
(Journal Of Social Sciences And Humanities. Vol. 12, No. 1, 110-136, Issn: 1823-884x, 2017), hal. 15
3
Normaliza Abd Rahim, Learning Through Blog Writing: Embracing The New Technology,
(Universiti Malaysia Terengganu: Penerbit UMT, 2014), hal. 67

2
penting dalam sistem komunikasi serta mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
pembentukan kehidupan masyarakat pada hari ini. Media juga dianggap sebagai satu
mekanisme perhubungan yang kuat kerana media mampu memberi impak yang sangat
besar dalam aspek kehidupan manusia. Kemudahan komunikasi yang ditawarkan seperti
media sosial semakin menjadi alat komunikasi sosial kepada masyarakat. Bahkan media
sosial semakin menjadi satu bentuk interaksi sosial yang standard dalam kalangan
pengguna.4 Media sosial bukan hanya dilihat sebagai medan penyebaran maklumat dan
komunikasi semata-mata, tetapi berperanan sebagai sumber hiburan dan perantara
penyebaran maklumat serta sumber pelbagai aktiviti. Media sosial juga dilihat sebagai
tempat perkongsian pengetahuan dan maklumat atas talian dalam pelbagai kumpulan yang
menggalakkan kemahiran berkomunikasi.5
Menurut Marcelino internet merupakan sebahagian daripada keperluan masyarakat
masa kini yang membolehkan masyarakat menyampaikan informasi. Internet juga dapat
menghimpun sumber daya dan maklumat sehingga mampu menjangkau dunia. Justeru,
corak dakwah juga perlu melalui perubahan seiring dengan kemodenan dan kecanggihan
masa kini. Namun, sebelum pendakwah bertindak menjalankan kegiatan dakwah, terdapat
asas- asas tertentu yang perlu digunakan bagi seseorang pendakwah iaitu menggunakan isi
dakwah yang menarik dan cara penyampaian yang berhikmah. Hal ini adalah kerana
pendekatan yang digunakan oleh seseorang pendakwah merupakan perkara penting dalam
dunia pendakwahan supaya apa yang disampaikan dapat diterima baik oleh golongan
sasaran dakwah.6
Melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih dan hadirnya sosial media
yang menjadi salah satu wadah menerima dan menyebar informasi, sehingga terjadilah
pergeseran cara mengetahui, membaca, dan berbagi cerita. 7 Tentunya menjadi suatu
tantangan baru bagi para da’i-da’i yang biasanya menyampaikan dakwah secara tradisional
yakni dari tempat satu ke tempat yang lain. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa
dakwah telah ada sejak zaman Nabi, dimana Nabi dan Rasul diutus oleh Allah SWT untuk
4
Siti Ezaleila Mustafa, Media Sosial Di Malaysia Dan Indonesia: Penggunaannya Sebagai
AlatKomunikasi Kolaborasi Dan Jaringan Digital, (Jurnal Pengajian Media Malaysia. Jld. 15. Bil. 2. Vol.5,
No.2, 2013), hal. 71-85
5
Baruah, T. D, Effectiveness Of Social Media As A Tool Of Communication And Its Potential For
Technology Enabled Connection: A Micro Level Study, (International Journal Of Scientific And Research
Publications. 2 (5), 2012), hal. 1-10
6
Marcelino Sumolang, Peranan Internet Terhadap Generasi Muda Di Desa Tounelet Kecamatan
Langowan Barat, (Journal Media Publications. Vol. II. No. 4, 2013), hal. 15
7
Tomi Hendra dan Siti Saputri, “Tantangan Dakwah Dalam Arus Perkembangan Media Sosial”,
(Al-Hikmah Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 7, no.1, 2020), hal. 50-60

3
menyebarkan risalah-risalah Islam bagi umatnya. Dakwah pada masa itu disampaikan dari
satu tempat ke tempat yang lain, karena memang pada saat itu teknologi belum secanggih
sekarang. Akan tetapi dakwah di masa depan tidak lagi membutuhkan kehadiran langsung
secara sosial. salah satu solusinya adalah menyampaikan dakwah dengan bantuan
teknologi informasi modern.8
Dakwah merupakan satu kewajiban yang besar bagi seorang Muslim agar ia
melaksanakan tugas para anbiya dalam menyampaikan seruan Allah SWT kepada manusia
dan memperkenalkan mereka akan jalan kebaikan dan petunjuk. Dakwah merupakan
proses mengajar manusia untuk mengamalkan ajaran Islam dengan menuruti segala
perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW yang berpandukan al-
Quran dan hadis.9 Seiring berkembang pesatnya teknologi, maka segala bentuk konten
dakwah diharapkan mampu mengikuti perkembangannya di mana para da’i diharapkan
mampu menyampaikan dakwah-dakwahnya melalui platform-platform media yang sudah
tersedia guna meningkatkan eksistensi dakwah itu sendiri, agar nilai-nilai islam dan
keindahannya dapat diketahui dan dikenal banyak orang hingga penjuru dunia. Dakwah
diharapkan turut aktif dalam berbagai platform media sosial agar tidak mengalami
ketertinggalan dan tidak terlalu kaku.
Dakwah yang berkesan memerlukan kaedah, cara, pendekatan atau strategi
penyampaian yang bersesuaian dengan golongan sasaran. Ini adalah karena tujuan dakwah
adalah jelas yaitu membimbing manusia untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan
akhirat melalui rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Dakwah merupakan proses mengajak
manusia supaya mengamalkan ajaran Islam dengan melakukan pengabdian yang tulus
kepada Allah SWT dan menuruti segala Sunnah Nabi Muhammad SAW dengan
berpandukan Al-Quran dan Al-Hadith. Dakwah bertujuan menyeru dan mengajak manusia
ke arah perkara-perkara ma’ruf dan menjauhi perkara-perkara mungkar. Dakwah juga
mempunyai perkaitan dengan komunikasi dan dikenali sebagai komunikasi dakwah atau
komunikasi Islam.10
Islam dan dakwah merupakan satu revolusi yang seiring menuju destinasi yang
sama dan dakwah merupakan sebahagian daripada Islam yang tidak dapat dipisahkan.

8
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan, dan Aplikasi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2012), hal. 35
9
MA Kamarudin, MSM Kamal, Ajmain, Media Sosial Dan Dakwah Menurut Islam, (Proceeding of
Seminar Sains Teknologi dan Manusia, Malaysia: 15 Desember 2019), hal. 131-142
10
Zulkefli Aini & S. Salahudin Suyurno, Asas Komunikasi Dakwah, (KUIS: Jabatan Dakwah Dan
Pengurusan, 2012), hal. 17

4
Simbiosis yang kukuh antara Islam dan dakwah membuka satu penelitian dan panduan
yang berguna kepada semua pihak yang terlibat dalam medan dakwah.11 Oleh itu media
menjadi wasilah dakwah penting yang boleh digunakan oleh para pendakwah masa kini.
Sebagaimana media banyak membantu dalam berkomunikasi antara masyarakat dan
sebaran maklumat, media juga banyak membantu gerakan dakwah dalam sesuatu
organisasi mahupun individu dalam memperjuangkan amanah Allah s.w.t. di muka bumi
ini.
Meninjau pada perkembangan dakwah di era sekarang, banyak sekali peran dari
berbagai kalangan baik tua maupun muda yang turut aktif dalam menyebarkan dakwah.
Seiring berkembangnya sosial media yang semakin pesat sangat banyak dari kalangan
remaja yang mulai memanfaatkan sosial medianya untuk menyebarkan konten dakwah dan
menyeru pada nilai-nilai kebaikan Islam. Salah satu media yang mereka gunakan sebagai
media dakwah adalah aplikasi Tik Tok.
Aplikasi Tik Tok merupakan sebuah aplikasi yang memberikan efek spesial yang
unik dan menarik yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi ini dengan mudah
untuk membuat video pendek yang keren dan bisa menarik perhatian banyak orang yang
melihatnya.12 Aplikasi ini memiliki ribuan hingga jutaan pengguna hingga penjuru dunia.
Biasanya aplikasi ini berisi video-video pendek dengan konten yang menarik dan memiliki
ragam genre mulai dari konten makanan, fashion, education, hingga konten-konten
menarik lainnya yang semua ini dibuat dengan tujuan sebagai hiburan.
Aplikasi TikTok telah menarik perhatian banyak kalangan dalam bidang dakwah
untuk berdakwah pada aplikasi tersebut. Mulai dari ulama-ulama yang sudah memiliki
ilmu yang luar biasa hingga munculnya para da’i-da’i baru dari kalangan muda.
Diantaranya adalah Husain Basyaiban. Husain adalah seorang remaja lelaki berusia 18
Tahun kelahiran Makkah. Ia lahir pada tanggal 12 Agustus 2002 dan bertempat tinggal di
Bangkalan, Madura. Husain merupakan putra dari seorang Kiyai bernam Sufyan dan ia
merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Semasa kecilnya Husain bersekolah di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jaddih 01 Bangkalan tahun 2008-2014. Selepas itu dia
melanjutkan pendidikannya ke MTsN Bangkalan tahun 2014-2017 dan MAN Bangkalan

11
Badlihisham Mohd Nasir, Islam Dan Dakwah Dalam Zaman Kebangkitan Awal Islam Dan Era
Penjajahan Barat Di Tanah Melayu, (Jurnal Islamiyyat, 2012), hal. 34: 5-12
12
Riska Amelia, “Pesan Dakwah Husain Basyaiban Dalam Konten Tik Tok”, (Skripsi Sarjana,
Jambi: UIN Sulthan Thaha Saifuddin, 2021), diakses dari http://repository.uinjambi.ac.id

5
tahun 2017-2020. Setamat itu barulah dia melanjutkan pendidikan ke UIN Sunan Ampel
Surabaya, Jawa Timur.
Berbicara mengenai pengaruh milenial dalam dunia dakwah melalui sosial media
terutama pada Tik Tok tentunya merupakan hal yang menarik. Dalam karya Athik
Hidayatul Ummah, 2020 disebutkan bahwa Tren penggunaan internet di Indonesia terlihat
dari persentase generasi milenial yang mengakses Internet dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2015 persentase generasi milenial yang mengakses internet tercatat
sebesar 40,78 persen. Pada tahun 2016 persentasenya meningkat menjadi 46,29
persen.Pada tahun 2017 persentasenya kembali meningkat menjadi 56,42 persen.
Sementara berdasarkan kelompok generasi, secara total generasi milenial yang mengakses
internet adalah sebesar 56,42 persen, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Generasi
X yang hanya sebesar 20,35 persen, dan Generasi Baby boom dan veteran yang hanya
sebesar 4,1 persen.13
Jika dilihat dari hasil persentase diatas dapat disimpulkan bahwa generasi milenial
menempati posisi teratas dari beberapa generasi lainnya dalam kategori pengaksesan
internet, sebab dari tahun ke tahun persentasenya selalu mengalami kenaikkan dan
mencapai angka yang lebih besar dari angka persentase generasi lainnya. Adapun peran
milenial dalam dunia dakwah dianggap penting terutama dalam media yang berhubungan
dengan teknologi sangatlah besar peranannya. Hal ini kemudian menjadi peluang yang
besar bagi dunia dakwah. Dimana peran milenial dalam bidang dakwah diharapkan mampu
mengembangkan dan menyebarluaskan dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia agar
dikenal dan dipahami bagi mereka yang mendengar dan melihatnya.

13
Athik Hidayatul Ummah, “Dakwah Digital Dan Generasi Milenial”, (Skripsi Serjana, Mataram:
UIN Mataram, 2020), diakses dari https://jurnal.uinmataram.ac.id

Anda mungkin juga menyukai