BANDUNG
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
MATA KULIAH ILMU KOMUNIKASI
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2023/2024
Cerita dan narasi : penggunaan cerita atau narasi dalam menyampaikan pesan dakwah dapat
sangat efektif. Cerita-cerita atau kisah-kisah yang relevan dengan nilai-nilai agama dapat
menarik perhatian dan lebih mudah diingat oleh audiens.
Konten visual yang menarik : penggunaan konten visual seperti video, infografis, atau gambar-
gambar yang menarik dapat membuat pesan lebih mudah dipahami dan diingat oleh
masyarakat. Visualisasi dapat menguatkan pesan yang disampaikan.
Interaksi dan keterlibatan : melibatkan audiens dalam proses dakwah, misalnya melalui sesi
tanya jawab, diskusi, atau aktivitas-aktivitas interaktif lainnya, dapat menciptakan keterlibatan
yang lebih besar dan memungkinkan pesan untuk lebih diterima.
4
Elvinaro, Ardianto, L. Komala, and S. Karlinah. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar
Edisi Revisi. Bandung: Rema Karyanti Soenendar.
5
Ibrahim, Mustofa. Fathulloh, Syahril. Samawat, Taj Sab'a. Suryandari, Meity. (2023).
Manajemen Dakwah, Penyuaran Islam, Dan Tantangannya Di Era Globalisasi. Jember:
Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora, 1(1), 77-86.
6
Japarudin, J. (2012). Media Massa Dan Dakwah, diakses 17 November 2023, dari
https://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah
7
Marfu'ah, Usfiyatul. (2017). Strategi Komunikasi Dakwah Berbasis Multikultural. Jurnal
Komunikasi Islam, 2(2), 147-161.
Pendekatan yang kontekstual : memahami konteks sosial, budaya, dan ekonomi dari audiens
adalah kunci. Menyampaikan pesan dakwah dengan pendekatan yang relevan dengan konteks
masyarakat target akan membuat pesan lebih mudah dipahami dan diterima.
Kemampuan berkomunikasi yang baik : keterampilan komunikasi yang baik sangat penting.
Kemampuan berbicara dengan jelas, lugas, dan menginspirasi akan membuat pesan dakwah
lebih mudah dicerna dan diikuti oleh audiens.
Teknologi dan media sosial : memanfaatkan teknologi, seperti media sosial dan platform-
platform digital lainnya, untuk menyebarkan pesan dakwah secara cepat dan luas. Kreativitas
dalam memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan yang positif dan inspiratif juga
penting.
Kolaborasi dan kemitraan : bekerjasama dengan berbagai pihak atau komunitas dalam kegiatan
dakwah dapat memperluas jangkauan pesan serta memperkuat dampaknya. Kolaborasi dengan
berbagai kelompok atau organisasi dapat memperkaya pendekatan dakwah.
Konsistensi dan kesabaran : memahami bahwa proses dakwah membutuhkan konsistensi dan
kesabaran. Pesan-pesan yang disampaikan perlu ditekankan secara berulang-ulang agar dapat
meresap dan mengubah perilaku. Kombinasi strategi ini, disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik audiens yang dituju, dapat menjadi cara yang efektif dan menarik dalam
berdakwah di masyarakat.
Polarisasi dan konflik opini : media massa sering kali menjadi tempat di mana opini yang
berbeda-beda bertemu. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi di antara masyarakat, terutama
dalam konteks isu-isu keagamaan *tantangan ini memerlukan pendekatan yang bijaksana
untuk menghindari konflik dan mempromosikan dialog yang membangun.
Keterbatasan konten: penyampaian ajaran keagamaan melalui media massa sering kali harus
disesuaikan dengan format dan durasi yang terbatas. Ini bisa menjadi hambatan karena
kompleksitas pesan agama yang tidak selalu mudah disampaikan dalam waktu singkat.
Kualitas dan akurasi informasi : dalam upaya untuk menarik perhatian, terkadang informasi
yang disajikan di media massa tidak selalu akurat atau mendalam. Hal ini dapat merusak
pemahaman yang tepat tentang ajaran agama dan menciptakan kebingungan di kalangan
masyarakat.
Respon dan persepsi masyarakat : respon terhadap pesan dakwah yang disampaikan melalui
media massa bisa sangat bervariasi. Tidak semua orang akan menerima pesan tersebut dengan
baik, dan persepsi masyarakat terhadap agama atau pengajaran tertentu dapat mempengaruhi
cara pesan disampaikan dan diterima.
Ketergantungan pada teknologi : meskipun media massa memberikan akses yang luas,
8
Naamy, Nazar. (2023). Dakwah di Era Digital: Tantangan Sosiologis dan Solusinya. Al-
Munawwarah: Jurnal Pendidikan Islam, 15(1), 128-146.
ketergantungan pada teknologi dapat menjadi hambatan. Misalnya, ketika akses terhadap
teknologi tertentu terhambat atau terbatas, pesan dakwah tidak dapat mencapai semua lapisan
masyarakat.
Kesesuaian dengan etika dan nilai : dalam memanfaatkan media massa untuk berdakwah,
terdapat tantangan dalam menjaga kesesuaian pesan dengan nilai-nilai etika dan moral yang
dianut oleh agama tersebut. Terkadang, penyesuaian pesan untuk mencapai audiens bisa
memunculkan pertanyaan tentang integritas pesan itu sendiri.
Tantangan lingkungan media sosial : di era media sosial, tantangan tambahan muncul dalam
bentuk hoaks, penyebaran informasi palsu, dan konten yang tidak tepat yang dapat merusak
pesan dakwah yang disampaikan melalui platform-platform ini. Menavigasi tantangan ini
memerlukan pendekatan yang cermat, kreativitas dalam menyampaikan pesan, serta kesadaran
akan berbagai aspek sosial, budaya, dan teknologis yang terlibat dalam menggunakan media
massa untuk berdakwah.
Tutorial Kreatif : Video tutorial tentang praktik keagamaan seperti cara berdoa, membaca Al-
Quran, atau ritual keagamaan lainnya dalam format yang menarik dan mudah dicerna.
Challenge Dakwah : Membuat tantangan (challenge) yang bersifat edukatif, seperti tantangan
untuk melakukan kebaikan setiap hari selama sebulan dan membagikan pengalaman mereka.
Podcast dan Talk Show:
Podcast Diskusi Agama : Membuat seri podcast dengan gaya bahasa yang santai,
mendiskusikan isu-isu agama, kehidupan remaja, dan cara menerapkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan sehari-hari.
Talk Show Inspiratif : Mengundang tokoh-tokoh inspiratif, baik dari kalangan agama maupun
tokoh masyarakat, untuk berbagi pengalaman dan wawasan tentang nilai-nilai keagamaan.
Komunitas dan Kegiatan Interaktif:
Klub Baca dan Diskusi : Mendirikan klub baca buku-buku keagamaan atau diskusi rutin
tentang topik-topik agama yang menarik bagi generasi muda.
Kegiatan Sosial: Mengadakan kegiatan sosial seperti aksi sosial, penggalangan dana, atau
9
Cahyono, Guntur. (2019). Pemanfaatan Media Youtube Dakwah Ustadz Adi Hidayat
dalam Pengembangan Materi Fikih Madrasah Ibtidaiyah. At-Tarbawi: Jurnal Kajian
Kependidikan Islam, 4(1), 78-78.
kegiatan lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai agama.
Penggunaan Media Sosial dengan Kreativitas:
Meme dan Konten Viral : Membuat konten-konten yang menghibur sekaligus menyampaikan
pesan agama dengan menggunakan format meme atau konten yang bisa viral di media sosial.
Live Streaming: Mengadakan sesi live streaming untuk kajian agama, tanya jawab, atau
ceramah singkat yang bisa diakses dan ditonton langsung oleh pengguna media sosial.
Aplikasi Konseling Agama : Aplikasi yang menyediakan layanan konseling atau nasihat
agama bagi generasi muda yang membutuhkan bimbingan spiritual. Dengan memanfaatkan
media massa sesuai dengan preferensi dan gaya hidup generasi muda, dakwah dapat
dihadirkan dalam format yang menarik, relevan, dan mudah diakses oleh mereka. Kreativitas
dalam menyajikan pesan agama dengan gaya yang sesuai dengan zaman saat ini akan
meningkatkan daya tarik dan efektivitas dakwah di kalangan generasi muda.
Saran Bagi Generasi Muda Untuk Bisa Komunikasi Efektif Kepada Masyarakat
Dakwah di era kontemporer seperti sekarang ini, bukan hanya dominasi kalangan ulama dan
generasi tua saja, melainkan juga para generasi muda muslim. Mereka yang dikenal sebagai
generasi milenial merupakan generasi yang sedang dan akan menguasai kehidupan sosial-
keberagamaan masyarakat, terutama bagi bangsa Indonesia yang sedang mendapatkan bonus
dari adanya generasi milenial.10 Munculnya generasi milenial ini perlu mendapatkan
dukungan, motivasi dan arahan agar mereka dapat membawa masyarakat Indonesia ke
depannya menjadi lebih sejahtera, adil dan Makmur. Berikut adalah beberapa saran yang dapat
membantu generasi muda dalam berdakwah dengan komunikasi yang efektif dan menarik:11
Pemahaman yang Mendalam tentang Ajaran: Penting untuk memahami ajaran agama dengan
mendalam sebelum berupaya untuk berdakwah. Ini akan membantu dalam menyampaikan
pesan dengan keyakinan dan kejelasan yang diperlukan.
Menyesuaikan Pesan dengan Audiens : Memahami audiens adalah kunci. Menyesuaikan cara
penyampaian pesan sesuai dengan kebutuhan, bahasa, dan kepentingan generasi muda akan
membuat pesan lebih relevan dan mudah dicerna.
Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak : Generasi muda sering memiliki akses yang lebih baik
ke teknologi. Memanfaatkan platform-platform digital dan media sosial untuk menyebarkan
pesan dakwah secara kreatif dan positif dapat mencapai lebih banyak orang.
10
Basit, Abdul. (2021). Dakwah Milenial. Jakarta: Wawasan Ilmu.
Islami, Fahma. (2019). Generasi Muda Dan Dakwah: Peran Strategis Dalam Pengembangan
11
Menjadi Teladan yang Baik: Melalui perilaku dan tindakan, generasi muda dapat menjadi
contoh yang baik dalam menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah
bentuk dakwah yang paling kuat dan meyakinkan.
Membangun Hubungan yang Baik : Dakwah bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi
juga tentang membangun hubungan. Menciptakan lingkungan yang mendukung, terbuka, dan
ramah akan membantu dalam menarik perhatian orang-orang untuk mendengarkan pesan
dakwah.
Peka terhadap Kebutuhan Sosial : Memahami permasalahan dan kebutuhan sosial dari sudut
pandang agama serta menawarkan solusi yang relevan dengan nilai-nilai agama dapat menjadi
pendekatan yang efektif dalam berdakwah kepada generasi muda. Dengan menggabungkan
pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, keterampilan komunikasi yang baik, dan
kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Penutup
Media massa memainkan peran krusial dalam menyebarkan pesan dakwah kepada khalayak
luas. Dengan menggunakan berbagai platform seperti televisi, radio, dan internet, dakwah
dapat mencapai audiens yang lebih besar dan beragam. Pentingnya memanfaatkan media
massa dengan bijak untuk membangun pemahaman yang benar tentang nilai-nilai agama dan
menciptakan pemahaman yang lebih mendalam di tengah masyarakat. Berdasarkan pada
fungsi media massa untuk memberi informasi pada khalayak, tentunya sesuai dengan tujuan
dakwah itu sendiri, di mana dakwah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman
keislaman seseorang maka tindakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media
sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan kaidah Islam. Namun demikian, karena sifat
khusus tindakan dakwah, maka tindakan yang hanya berisikan tentang ajakan, seruan
panggilan dan penyampaian pesan seseorang atau sekelompok orang sehingga orang lain dan
masyarakat menjadi muslim yang dapat disebut sebagai tindakan dakwah dalam pengertian
yang luas.
Dakwah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia
terutama dalam menyiarkan suatu ajaran dalam masyarakat. Ajaran yang baik tidak mustahil
akan hilang apabila tidak didakwahkan, dan sebaliknya ajaran yang sesat dapat tersiar dan
membudaya dalam masyarakat jika didakwahkan secara berkesinambungan. Dengan aktivitas
dakwah yang berkesinambungan maka akan mendorong kemaslahatan hidup manusia baik di
dunia maupun di akhirat. Pada prinsipnya sesungguhnya tiap-tiap muslim yang membawa
identitas Islam (baik secara aqidah atau syari’ah) mengetahui bahwa ia diperintahkan untuk
menyampaikan Islam ini kepada seluruh manusia sehingga manusia dapat bernaung di bawah
naungannya yang teduh. Di situlah umat dapat menikmati ketentraman dan keamanan. Akan
tetapi ketentraman dan keamanan itu tidak akan terwujud kecuali setiap muslim sadar bahwa
dipundaknya ada amanah yang berat terhadap dakwah secara universal yang tidak dibatasi oleh
zaman, tempat, negara, lembaga dan jamaah.
Meskipun demikian, media menyadari bahwa dakwah merupakan kebutuhan masyarakat
termasuk informasi atau pemberitaan soal agama. Dalam konteks ini media mengemasnya
dalam bentuk pemberitaan yang mengandung pesan-pesan keagamaan yang diangkat dari
peristiwa keagamaan. Proses ini dilakukan dalam bentuk merekonstruksi peristiwa menjadi
berita yang diakses publik. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait peran media massa
dalam berdakwah karena pada era revolusi industri 5.0 ini media massa akan terus semakin
berkembang dan mengikuti zaman. Maka dari itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya
untuk meneliti atau mengkaji lebih dalam mengenai komunikasi massa.
Daftar Pustaka
Rakhmat, J. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Japaruddin, J. (2018). Media Massa Dan Dakwah. Jurnal Ilmiah Syi'ar, 14(1), 17-26.
Syobah, Nurul. (2013). Konstruksi Media Massa Dalam Pengembangan Dakwah. Jurnal
Dakwah Tabligh, 14(2), 153-168.
Elvinaro, Ardianto, L. Komala, and S. Karlinah. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar
Edisi Revisi. Bandung: Rema Karyanti Soenendar.
Naamy, Nazar. (2023). Dakwah di Era Digital: Tantangan Sosiologis dan Solusinya. Al-
Munawwarah: Jurnal Pendidikan Islam, 15(1), 128-146.
Japarudin, J. (2012). Media Massa Dan Dakwah, diakses 17 November 2023, dari
https://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah
Ibrahim, Mustofa. Fathulloh, Syahril. Samawat, Taj Sab'a. Suryandari, Meity. (2023).
Manajemen Dakwah, Penyuaran Islam, Dan Tantangannya Di Era Globalisasi. Jember:
Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora, 1(1), 77-86.
Cahyono, Guntur. (2019). Pemanfaatan Media Youtube Dakwah Ustadz Adi Hidayat dalam
Pengembangan Materi Fikih Madrasah Ibtidaiyah. At-Tarbawi: Jurnal Kajian
Kependidikan Islam, 4(1), 78-78.
Islami, Fahma. (2019). Generasi Muda Dan Dakwah: Peran Strategis Dalam Pengembangan
Masyarakat. Lembaran Masyarakat: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 5(02), 191-
212.