umatnya. Kaum muslim dalam dunia islam diwajibkan untuk berdakwah. Seperti yang terkandung dalam
alqur’an surat Ali Imran ayat 104 yaitu ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran: 104). Ayat tersebut menegaskan bahwa sebagai manusia
wajib berdakwah keapada kebaikan dan meninggalkan keburukan. dakwah dalam islam dapat dilakukan
dengan multidimensi kehidupan, tidak hanya dengan lisan dan tulisan melainkan juga dengan hal atau
aksi sosial. Seorang ulama yang baik selain memiliki penguasaan terhadap materi, juga dituntut untuk
dapat memahami kebiasaan masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya[3].
Perubahan zaman yang terjadi sekarang ini berdampak terhadap perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan memasuki hampir setiap aspek kehidupan manusia. Aspek kehidupan beragama pun tidak
luput dari perkembangan teknologi. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi penyebaran
pendidikan agama Islam. Pengaruh perkembangan teknologi bagi penyebaran Islam, contohnya dapat
dilihat pada aplikasi-aplikasi telepon genggam pintar (smartphone) yang dapat digunakan sebagai media
beribadah, seperti aplikasi Quran dan pengingat adzan. Keberadaan aplikasi tersebut tentu sangat
memudahkan manusia yang ingin senantiasa dekat dengan Allah SWT. Pada dasarnya fungsi teknologi
informasi pada dunia maya adalah keikutsertaan massa secara langsung dalam melakukan proses
komunikasi[2].
Efektivitas waktu menjadi salah satu kelebihan teknologi informasi. Hal tersebut disebabkan oleh
kecanggihan teknologi informasi yang telah berhasil menghapus ruang geografis dalam kehidupan
manusia hingga keberadaannya terasa sangat penting untuk kehidupan manusia dan telah menjadi
kebutuhan vital bagi kehidupan masyarakat kontemporer. Keadaan ini justru harus menjadi peluang
yang begitu luar biasa bagi para ulama untuk menyebarkan informasi dakwah ke seantero jagat raya
lintas negara maupun bahasa dengan cepat. Dan pada artikel ini akan membahas dakwah pada kalangan
mahasiswa, dimana perlu adanya inovasi baru dalam berdakwah khususnya dikalangan mahsiswa.
Lembaga dakwah kampus (LDK) sudah mulai berinovasi dalam menyebarkan dakwahnya menyesuaikan
perkembangan zaman[2].
Teknologi informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk
mengelola data menjadi informasi yang bermanfaat[1].
Dakwah via Internet
Dakwah di zaman sekarang sangat efektif dengan cara menggunakan perangkat canggih berbasis online,
yaitu via internet karena bisa menghemat waktu dan tempat, juga mengghemat biaya. Kerumitan
software dan kecanggihan hardware telah menjadi salah satu kelebihan internet. Kolaborasi, koordinasi,
dan komunikasi dapat didukung oleh aplikasi software komunikasi dan kolaborasi koneksi. Kemudahan
dalam berkomunikasi antar masyarakat maya menjadi salah satu indikator berkembangnya internet
khususnya yang berhubungan dengan transaksional mereka satu dengan lainnya[1].
Aplikasi Web
Pada saat ini web terkadang dianalogikan sebagai rumah yang dapat ditempati bersama ataupun sendiri
karena ketika seseorang telah memiliki aplikasi web, orang tersebut telah mendapatkan ruang pada
dunia maya[1].
E-Commerce
Guna memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan pembelian dan penjualan, pemasaran
produk, jasa dan informasi internet atau exatranet, masyarakat dapat menggunakan E-commerce.
Business-to-business (B2B) dan Business-to-consumer (B2C) menjadi dua unsur bagian dari E-
Commerce[1].
E-Commerce dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam berniaga secara mendunia. Seandainya
seseorang dapat berbisnis secara mendunia melalui internet, dakwah pundapat disebarluaskan secara
mendunia. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi penyebaran dakwah.
Aplikasi Blog
Orang merasa begitu dimudahkan dengan adanya internet disebabkan seseorang dapat melakukan
komunikasi dengan seseorang atau kelompok dengan cepat pada dunia maya. Sekalipun aplikasi blog
tidak memberikan jaminan keamanan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya apliksi blog,
orang dapat dengan mudah menuangkan gagasan dan tentunya mempermudah publikasi yang dapat
diakses oleh siapa saja[1].
Aplikasi Facebook
Baca juga:
Facebook merupakan aplikasi yang sangat dekat dengan masyarakat. Seseorang dapat dengan mudah
mengenali dan mngetahui informasi tentang figur-figur mereka. Terkadang dengan adanya begitu
banyak kemudahan yang tengah disediakan oleh aplikasi facebook, memaksa beberapa komunitas untuk
lahir pada dunia maya[1].
Perkembangan dakwah dari berbagai segi memberi keharusan agar dapat melihat berbagai macam
metode yang dapat memudahkan penyebaran informasi dakwah. Berikut beberapa alasan yang
menjadikan media online patut menjadi media penyebaran dakwah
Dengan adanya internet, jangkauan teknologi informasi menjadi lebih luas. Tidak mengenal batas ruang
dan waktu serta memiliki dunianya sendiri menjadi keunggulan dunia maya.
Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya akses internet bukan hanya hal positif yang terkandung di
dalamnya begitu pula dengan yang negatif senantiasa beriringan. Oleh karena itu, seandainya dakwah
tidak menggunakan media dunia maya sebagai akses penyebaran nilai dakwah, dakwah tersebut akan
dinilai sebagai sesuatu yang sudah usang baik dari sisi metode yang digunakan maupun subjeknya[1].
Kesimpulan
Dakwah di lingkungan Kampus sangat penting dilakukan dalam menciptakan suasana agamis dan
harmonis. Dengan demikian, mahasiswa memahami arti dakwah dengan sangat beragam, antara lain
ada yang mengartikan dakwah dengan seruan atau ajakan kepada nilai-nilai etis, agamis, atau menyeru
kepada keluhuran ajaran Islam. Mengenai berpengaruh atau tidaknya teknologi informasi terhadap
pengembangan dakwah di kalangan mahasiswa, hasil riset di ITB tahun ajaran 2015 -2016 menyatakan
bahwa teknologi informasi sangat berpengaruh. peran IT dapat mengefektifkan dakwah di kalangan
mahasiswa ITB.
Daftar pustaka
[1] Akram, R. (2017). Peran IT dalam perkembangan dakwah mahasiswa ITB. ITB.
[2] Alam, A. W. M. (2016). 100 % LDK itu keren. Bandung: Gamais Press.
Sabda Rasulullah di atas barangkali menjadi nafas setiap individu muslim dalam
memaknai perintah berdakwah; mengajak pada kebaikan. Secara jelas, apa yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW ini merupakan sebuah kewajiban bagi setiap
pengikutnya. Penyebutan “meskipun dengan satu ayat” menunjukkan bahwa nabi
menginginkan setiap muslim, meskipun dengan keterbatasan ilmu pengetahuan agama,
untuk turut berkontribusi dalam medan dakwah Islam.
Variasi dakwah berdasarkan sejarahnya telah berkembang melalui tata cara yang
sangat beragam dan adaptif terhadap zaman dan target dakwahnya. Sebagai contoh
pada masa awal Islam hadir di tengah jazirah Arab, dakwah lebih banyak menggunakan
kajian dan ajakan tatap muka dan secara sembunyi-sembunyi. Selanjutnya, nabi
kemudian diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka. Pada masa khilafah,
konsep futuhat atau perluasan wilayah menjadi pilihan selain juga pembangunan
perpustakaan sebagai sarana pengembangan berbagai macam cabang ilmu
pengetahuan.
Herbert Marshall McLuhan, jauh sebelum ini pada tahun 1962 pernah sesumbar soal
global village dalam bukunya The Gutternberg Galaxy yang meramalkan akan hadir
suatu masa dimana masyarakat akan disatukan oleh perkembangan teknologi. Di masa
ini, informasi dapat sangat cepat diakses, sifatnya terbuka, terjadi kesamaan persepsi
dari orang-orang tentang suatu hal karena informasi yang diperoleh sama, dimensi
jarak dan waktu akan lebur, dan jika dunia ini diibaratkan sebagai sebuah desa, masa
itulah yang McLuhan perkirakan dunia akan mewujud sebagai global village.
Ramalan McLuhan mewujud nyata dalam era media-media baru saat ini. Istilah media-
media baru (new media) muncul pada awal abad ke 21,
dimana engangement masyarakat pada teknologi internet sangat kuat sehingga
pemanfaaatan teknologi komunikasi pun kian marak digunakan di seluruh aspek
kehidupan manusia modern. Teknologi komunikasi yang dimaksud adalah
semisal handphone, komputer atau sambungan internet yang dapat memfasilitasi
manusia untuk berkomunikasi dengan interaktif terutama dengan memaksimalkan
penggunaan gambar, video dan suara. Dalam perkembangannya, era media baru
memunculkan sebuah fenomena baru dalam komunikasi antar manusia dengan
munculnya media sosial.
Penjelasan Yalda T. Uhls, psikolog asal Amerika yang menaruh minat pada pengaruh
media dan dunia anak, dapat disimak dengan saksama. Uhls meyakini pada dasarnya
manusia memiliki kecenderungan untuk bergaul. Internet hadir dengan menawarkan
cara-cara berkomunikasi yang kian cepat tanpa batas. Mark Zuckerberg, si
empunya Facebook, juga meyakini bahwasanya manusia memiliki hasrat dasar untuk
mengekspresikan diri, dan Facebook yang diinisiasinya menawarkan terpenuhinya
kebutuhan ekspresi diri di ruang-ruang digital.
Lalu, bagaimana media-media baru dengan basis teknologi internet hadir untuk
memenuhi kebutuhan spiritual seseorang, dalam hal yang lebih besar aktivisme digital,
mempengaruhi praktik beragama seseorang?
Teknologi dan agama seringkali menjadi dua hal yang saling berjauhan, tak saling
terkait. Perkembangan teknologi seringkali dianggap oleh sebagian pihak sebagai
penghambat dan penyebab kelalaian seseorang dalam beribadah. Padahal,
kemunculan media-media baru memiliki dampak yang signifikan dalam aktivitas
beragama seseorang, jika media-media baru ini dimanfaatkan secara tepat guna.
Sebagai contoh, dalam mesin pencari di internet, hal-hal seperti tata cara ibadah dan
hukum-hukum dalam Islam sangat banyak diakses oleh pengguna internet. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan internet mampu secara signifikan membantu
meningkatkan tingkat spiritualis seseorang. Melihat hal ini kita menyadari betapa
pentingnya keterlibatan agamawan maupun institusi keagamaan untuk menyediakan
konten-konten keagamaan di internet.
Pada 2016, penulis dan beberapa anak muda lulusan pesantren menginisiasi lahirnya
Arus Informasi Santri (AIS Nusantara). Dengan visi digitalisasi dakwah pondok
pesantren, berdirinya AIS bertujuan untuk mengisi ruang kekosongan pada medan
dakwah sosial media. Konten keagamaan yang AIS tawarkan secara utuh disesuaikan
untuk warganet usia muda dibawah 25 tahun. Penyajian informasi pun dibuat lebih
variatif dengan menggunakan ragam format yang lebih eye-catching dan modern.
Selama setahun, AIS menunjukkan telah mampu berkontribusi dalam menyemerakkan
dakwah digital. Sederhananya, AIS menerjemahkan dan mengubah konten yang dibuat
oleh NU-Online kedalam bentuk yang lebih sederhana dengan media yang lebih variatif.
Saat ini ais memiliki lebih dari 500 anggota yang tersebar di beberapa regional. Dengan
banyaknya admin dan akun didalamnya, AIS berupaya untuk mampu menyediakan
narasi penyeimbang radikalisme dan pemahaman keagamaan yang ekstrim di media
sosial.
Kopdarnas AIS Nusantara ke-3 di Bandung, Jawa
Barat
LITERASI DIGITAL : STRATEGI MEMENANGKAN DAKWAH DIGITAL
Manfaat, peluang, serta tantangan media-media baru dalam gerakan dakwah di
Indonesia seperti yang telah dipaparkan tersebut di atas memunculkan sebuah tekad
untuk mengoptimalisasikan ruang-ruang siber bagi kepentingan dakwah. Salah satu
yang dapat diupayakan adalah literasi digital. Paul Gilster, yang pertama kali
memunculkan istilah literasi digital memaknai literasi digital sebagai “the ability to
understand and use information in multiple formats from a wide variety of sources when
it is presented via computers”. Literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami
dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari beragam sumber yang
disajikan.
Peningkatan kualitas dunia digital dalam bidang keagamaan sebaiknya bukan hanya
pada penyedia informasi tapi juga pada pembacanya. Terdapat empat kompetensi inti
yang mencirikan seseorang cerdas secara digital sebagaimana yang dimaksud Gilster,
yaitu pencarian internet, navigasi hypertext, evaluasi konten dan penyusunan
pengetahuan.
Kompetensi inti literasi digital yang terakhir adalam penyusunan pengetahuan yaitu
berupa kemampuan seseorang dalam menggunakan kata kunci ketika melakukan
pencarian informasi, bergabung dengan grup diskusi di internet untuk memperoleh
informasi, memanfaatkan sumber informasi lain selain internet serta cara yang
dilakukan dalam menyusun pengetahuan. Kata kunci diperlukan dalam memudahkan
seseorang ketika mencari informasi yang dibutuhkannya. Dengan menggunakan kata
kunci, pencarian yang dilakukan melalui search engine juga akan lebih spesifik dan
relevan dengan informasi yang diperlukan.
Dalam aktivitas dakwah digital, empat kompetensi ini menjadi sangat penting untuk
diupayakan agar dimiliki baik oleh penyedia maupun pengakses informasi. Sosialisasi
dan pendidikan penggunaan media sosial bagi warganet Nahdliyin harus lebih
ditingkatkan lagi. Tugas berat bagi NU-Online, AIS Nusantara, pcinusudan.com dan
para conten creator Nahdliyin lainnya belum selesai hanya di tataran menyediakan
konten. Penyadaran akan pentingnya literasi digital juga menjadi sebuah hal yang
sangat prinsip untuk segera diupayakan.
Sobat tentu sering mendengar kisah tentang wali songo, bukan? Wali songo adalah penyebar islam di
pulau jawa. Wali songo berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria serta Sunan
Gunung Jati.
Wali songop tidak hidup pada saat yang bersamaan.Maulana Malik Ibrahim yang tertua, Sunan Ampel
anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Bonang dan
Sunan Drajat adalah anak dari Sunan Ampel.
Sunan Kalijaga merupakan murid Sunan Bonang, Sunan Muria anak Sunan Kalijaga, Sunan Kudus murid
Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan, kecuali Maulana Malik Ibrahim, karena ia
lebih dahulu meninggal.
Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka
mengenalkan berbagai peradaban baru mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan
kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk
digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah symbol penyebaran Islam di Indonesia.
Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa. Pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung memvuat wali songo ini lebih banyak
disebut dibanding yang lain.
Baca Juga : 5 Rukun Nikah dalam Islam yang Wajib Diketahui Semua Calon Pengantin
Masuknya agama Islam di pulau Jawa, pada mulanya dibawa oleh para pedagang yang berasal dari
Malaka. Namun, penyebarannya dilakukan oleh para wali. Wali adalah penyiar agama Islam di Jawa.
Dengan demikian, perkembangan Islam di pulau Jawa tidak lepas dari peranan para wali. Jumlah wali
yang terkenal ada sembilan, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan songo, sehingga jadilah
sebutan Wali Songo. Adapun para Wali Songo tersebut adalah:
Pada mulanya Sunan Gresik merupakan salah satu ahli dakwah yang dikirim oleh Sultan Zainal Abidin
dari kerajaan Samudra Pasai untuk menyebarkan pengaruh Islam ke pulau Jawa dan Sulawesi bersama
dengan Maulana Ishak. Setelah lama di pulau Jawa, Sunan Gresik juga dikenal dengan panggilan
Maulana magribi atau Syekh Magribi karena berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara. Dan ada juga
yang menyebutnya Syekh Jumadil Kubra.
Kedatangan Sunan Gresik di Jawa tercatat sebagai orang Islam pertama yang masuk ke Jawa. Oleh
karena itu, kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuk Islam di pulau Jawa. Dalam menyiarkan
ajaran Islam, beliau menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati warga masyarakat
terhadap agama Islam.
Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awwal 882 H atau 8 April 1419 M dan di makamkan di pekuburan
Wetan Gresik.
Sunan Ampel lahir di Campa, Aceh pada tahun 1401 M dengan nama aslinya Raden Rahmat. Ia adalah
putra Maulana Malik Ibrahim. Sunan ampel memulai aktivitasnya dengan mendirikan Pesantren Ampel
Denta sehingga ia juga dikenal sebagai pembina pondok di Jawa Timur.
Di pesantren tersebut, ia mendidik dan membimbing para pemuda Islam untuk menjadi da’i.
Diantaranya ada Raden Paku, Raden Patah, Raden Makhdum Ibrahim, Maulana Ishak dan Syarifudin.
Sunan Ampel adalah orang yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama Demak yang
mempunyai jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Sunan Ampel
wafat di Surabaya pada tahun 1481 M dan di makamkan di Ampel.
Lahir di Surabaya tahun 1465 M. Ia adalah putranya Raden Rahmat, cucunya Sunan Gresik, dan sudara
sepupu Sunan Kalijaga. Sunan Bonang dianggap sebagai “pencipta gending pertama”. Dalam
menyebarkan Islam ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat
menggemari wayang dan musik gamelan. Beliau memusatkan dakwahnya di Tuban.
Dalam aktivitas dakwahnya, ia mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat. Sunan
Bonang memberikan pendidikan Islam secara mendalam kepada Raden Patah, putra raja Majapahit
Prabu Brawijaya V, yang kemudian menjadi Sultan Demak Pertama. Sunan Bonang wafat di Tuban tahun
1525 M.
Lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden Paku. Ia adalah putra Maulana Ishak dan
dikenal dengan panggilan Raden Ainul Yaqin.
Sunan Giri memulai aktivitas dakwahnya di daerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan sebuah
pesantren dengan nama “Pesantren Sunan Giri”. Ia mengirim da’i terdidik ke berbagai daerah di luar
pulau Jawa, seperti di Madura, Ternate, Tedore dan Kangean.
Ia terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis. Ia mendidik anak-anak dengan berbagai
permainan yang berjiwa agama seperti jelungan, jor gula, cublak-cublak, suweng, iler-iler yang masih
dikenang hingga saat ini. Sunan Giri wafat dan dimakamkan di Giri, Gresik pada tahun 1506 M.
Lahir di Ampel, Surabaya pada tahun 1407 dengan nama asli Raden Qosim atau Syarifuddin. Ia
merupakan putra Sunan Ampel. Pada waktu para wali memutuskan untuk mengadakan pendekatan
cultural pada masyarakat Jawa dalam menyiarkan Islam.
Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang Jawa yang sampai saat ini masih
digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur.
Hal yang paling menonjol dalam dakwahnya Sunan Drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-
masalah sosial. Dakwahnya selalu berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat di Sedayu,
Gresik pada pertengahan abad ke-16 M.
Dilahirkan pada akhir abad ke-14 M dengan nama Raden Mas Syahid. Ayahnya bernama Raden Sahur
Tumenggung Wilwatikta yang menjadi Bupati Tuban. Dan ibunya bernama Nawang Rum.
Karena sistem dakwahnya yang akurat dan intelek, para bangsawan dan cendikiawan banyak yang
bersimpati kepadanya. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang
kulit yang bercorak Islam seperti saat ini.
Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernapaskan Islam terutama mengenai etika. Beliau juga
berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni pahat, dan kesusatraan.
Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Ia memiliki keahlian khusus
dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, hadits dan logika.
Oleh karenanya, diantara wali songo yang lain, ia mendapat julukan waliyyul’ilmi atau orang yang kuat
ilmunya. Beliau juga melaksanakan dakwah denganpendekatan kultural.
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria memusatkan aktivitas dakwahnya di gunung Muria
yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Ia menjadikan tempat-tempat terpencil sebagai pusat
dakwahnya.
Ia lebih suka menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul dengan rakyat biasa. Beliau mengadakan
kursus-kursus untuk kaum nelayan, pedagang dan rakyat biasa untuk mendalami ilmu agama Islam.
Lahir di Mekkah tahun 1448 M. Ia adalah cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ia mengembangkan
ajaran Islam di Cirebon, Majalengka, Kawali, Kuningan, Sunda Kelapa, Dan Banten.
Sunan Gunungjati sangat berjasa dalam memajukan kerajaan Demak, khususnya dalam pelantikan
Sultan Trenggono sebagai raja Demak ketiga hingga kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya
sebagai kerajaan Islam di pulau Jawa.