Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI UU NO 24 TAHUN 2009 PASAL 37

DI KOTA BANDUNG
MAKALAH BAHASA INDONESIA
disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh

Alfonsius Perdija Tamba 191411004

Alifia Nuraeni 191411005

Maulidasari Lubis 191411016

Sarah Fitriyatul Aini 191411025

Taufik Akbar Firmansyah 191411029

Zaeturohmah Febriyanti 191411032

D-III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17


Agustus 1945, para pemuda pada 17 tahun sebelumnya, telah melahirkan
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang isinya bertumpah darah dan
berbangsa satu, yaitu Indonesia serta menjunjung bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia. Ini fondasi yang sangat kokoh bagi berdirinya bangsa dan
negara Indonesia. Sumpah pemuda memberikan apresiasi terhadap para
pemuda perumus Sumpah Pemuda. Apalagi, akar bahasa Indonesia bukan yang
dipakai oleh mayoritas suku yang ada di Indonesia, misalnya, Jawa, melainkan
dapat diterima oleh semua suku yang ada. Dan baru setelah kemerdekaaan
Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia diakui
secara yuridis.
Undang undang Kebahasaan No. 24 tahun 2009 sudah diundangkan
pada tanggal 9 juli 2009, atas persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat,
Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Undang undang yang terdiri atas 9 bab dan 74 pasal ini membahas tentang
Bendera, Bahasa,dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pengesahan
tersebut merupakan jaminan landasan permasalahan-permasalahan bahasa dan
kebahasaan yang berpotensi muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam menyambut revolusi industri 4.0.

Pokok bahasan pada laporan ini yaitu pasal 37 yang terdiri atas 2 ayat
, yaitu ayat (1) berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi
tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri yang
beredar di Indonesia”; Ayat (2) memberi penjelasan bahwa “bahwa informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi dengan bahasa daerah
atau bahasa asing sesuai keperluan.
Dengan mengamati pasal tersebut dapat dipahami bahwa Bahasa
Indonesia menempati posisi utama dalam pemakaian bahasa untuk
menjelaskan informasi produk barang atau jasa produksi baik dalam dan luar
negeri. Bertujuan sebagai manifestasi politik bahasa dalam pemertahanan
bahasa Indonesia sebagai identitas nasional di era komunikasi global dan
meningkatkan daya saing industri nasional. Selain itu, sebagai wujud
perlindungan hak konsumen untuk mendapatkan informasi produk barang atau
jasa produksi yang mereka beli. Namun, kalau kita perhatikan dalam kehidupan
sehari-hari, ternyata bahasa Indonesia sedikit demi sedikit tergerus atau diganti
dengan istilah bahasa asing pada produk barang atau jasa produksi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Mengapa semua informasi produk barang atau jasa produksi yang
beredar di Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia?
2. Adakah Lembaga pengawas informasi produk atau jasa produksi yang
beredar di Indonesia?
3. Bagaimanakah implementasi dikehidupan sehari- hari terhadap produk
barang atau jasa produksi yang beredar di kota Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui alasan informasi produk barang atau jasa produksi
yang beredar di Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui Lembaga pengawas informasi produk barang atau
jasa produksi yang beredar di Indonesia.
3. Untuk menganalisa implementasi di kehidupan sehari-hari terhadap
produk barang atau jasa produksi yang beredar di kota Bandung.
1.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data digunakan teknik penggumpulan data :


1. browsing internet,
2. studi pustaka,
3. observasi data secara aktual dengan ruang lingkup Kota Bandung.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Bahasa Indonesia pada Produk Barang atau Jasa Produksi
yang Beredar di Indonesia

2.1.1 Penguatan Identitas Bahasa Indonesia


Bangsa Indonesia menjadi peran sentral dalam masyarakat
ekonomi Asean. Hal ini menjadi target bagi Negara-negara Asean
dalam memasarkan produk barang dan jasanya. Hal ini menjadikan
kita harus memiliki kekuatan identitas berupa penggunaan bahasa
Indonesia dalam penyebaran produk ekspor dan impor. Kita harus
memilki kepercayaan diri untuk menggunakan nama produk
menggunakan bahasa Indonesia dan mengharuskan produk barang
dan jasa yang masuk ke Indonesia menggunakan bahasa Indonesia.
Hal ini menandakan kewibawaan kita sebagai bangsa Indonesia
untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam transaksi produk
barang dan jasa.

2.1.2 Sebagai Alat Transaksi dan Promosi


Transaksi dan promosi berupa produk barang dan jasa
seharusnya menggunakan bahasa Indonesia. Kita sebagai negara
Asean harus memilki kepercayaan diri untuk memperkenalkan
bahasa Indonesia jauh lebih luas. Ketika kita ingin
memperkenalkan bangsa Indonesia dapat melalui penjualan
promosi melalui iklan produk barang dan jasa menggunakan
bahasa Indonesia. Jika kita ingin bahasa Indonesia menjadi bahasa
perdagangan, kita harus mennjunjung dan mencintai bahasa
Indonesia terlebih dahulu dengan penggunamaan label atau nama
produk menggunakan bahasa Indonesia.

2.1.3 Sebagai Perlindungan terhadap Konsumen

Penguatan perlindungan konsumen yang dilakukan melalui


berbagai peraturan, diantaranya adalah mewajibkan produsen dan
importir mencantumkan label dalam Bahasa Indonesia terhadap
produk yang diperdagangkan di wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan
untuk menjamin konsumen memperoleh informasi yang benar, jelas
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang yang akan dipakai.

2.2 Lembaga Pengawas Informasi Produk atau Jasa Produksi di Indonesia

Dalam mengawasi informasi produk atau jasa produksi di Indonesia


dilakukan oleh Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Selain
pengawasan terhadap kegiatan ekpor dan impor, Kementrian Perdagangan
wajib mangawasi penggunaan Bahasa Indonesia dalam setiap produk dan
jasa yang beredar di Indonesia. Melalui Direktorat Jendral Standardisasi dan
Perlindungan Konsumen (SPK) bahwa pencantuman label berbahasa
Indonesia sifatnya wajib. Pengaturan kewajiban pencantuman label dalam
bahasa Indonesia dilandasi oleh Permendag No. 62/M-DAG/PER/12/2009
tentang Kewajiban Pencantuman Label Pada Barang jo. Permendag No.
22/M-DAG/PER/5/2010 tentang Perubahan Atas Permendag No. 62/M-
DAG/PER/12/2009.

2.3 Implementasi UU No.24 tahun 2009 pasal 37 di Kehidupan Sehari- hari


yang Beredar di Kota Bandung

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam produk atau jasa produksi kini


sudah tak asing lagi. Mulai produk makanan, kosmetik, hingga rumah
tangga telah menggunakan Bahasa Indonesia pada bagian informasi.

Sebagaimana yang tercantum pada UU No.8 tahun 1999 Pasal 8 ayat


Tentang Perlindungan Konsumen. Penguatan perlindungan konsumen yang
dilakukan melalui berbagai peraturan, diantaranya adalah mewajibkan
produsen dan importir mencantumkan label dalam Bahasa Indonesia
terhadap produk yang diperdagangkan di wilayah Indonesia. Hal ini
bertujuan untuk menjamin konsumen memperoleh informasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang yang akan dipakai.
Pengaturan kewajiban pencantuman label dalam bahasa Indonesia dilandasi
oleh Permendag No. 62/M-DAG/PER/12/2009 tentang Kewajiban
Pencantuman Label Pada Barang jo. Permendag No. 22/M-
DAG/PER/5/2010 tentang Perubahan Atas Permendag No. 62/M-
DAG/PER/12/2009.

Contoh implementasi produk barang atau jasa produksi di Kota Bandung.

1. Produk barang

Gambar 1 Gambar 2

Keterangan :Terdapat dua produk barang yang ditemukan di perusahan ritel


Borma Toserba Jalan Setiabudhi,No 148-152,Gegerkalong,
Sukasari,Kabupaten Bandung Barat. Produk barang (1) merupakan spidol
hasil produksi dari Negara Malaysia. Produk (1) tidak mengimplementasikan
UU. Nomor 24 tahun 2009 pasal 37. Pada Produk (1) terdapat informasi
produk “Mark on most surfaces” tanpa dilengkapi dengan informasi bahasa
Indonesia berupa “Memberi bekas pada sebagian besar permukaan”.
Sedangkan produk (2) mengimplementasikan Undang-Undang tersebut.
Produk (2) memberikan informasi dengan bahasa Indonesia berupa
informasi”Jauhkan dari Anak-Anak”.

2. Jasa Produksi

Gambar 1

Gambar 2

Keterangan : Jasa Produksi pada gambar 1 berlokasi di Jalan.Sari Asih No. 24,
Sarijadi Blok. Jasa produksi pada gambar 1 memberikan informasi produk
berupa “layanan cuci” yang sesuai dengan implementasi UU No. 24 Tahun 2009
pasal 37. Sedangkan jasa produksi pada gambar 2 berlokasi di Jalan Sari Asih
No. 3 Blok 8 Bandung memberikan informasi “laundry” dan tidak dilengkapi
dengan bahasa Indonesia.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.2 Simpulan
Penggunaan Bahasa Indonesia wajib diterapkan dalam setiap aspek
kehidupan. Tidak terkecuali untuk informasi tentang produk atau jasa
produksi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia.
Kewajiban untuk mencantumkan labelisasi dalam Bahasa Indonesia
merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen terutama dari produk
impor. Penguatan perlindungan ini dilakukan Kementrian Perdagangan
untuk melindungi konsumen Indonesia. Oleh karna itu, pelabelan dalam
Bahasa Indonesia wajib sifatnya pada saat produk diperdagangkan atau pada
saat jasa digunakan di pasar dalam negeri. Bukan hanya pada saat produk
masuk wilayah Indonesia.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat dicantumkan dalam makalah ini adalah :
1. Pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor produk untuk
diperdagangkan di pasar dalam negeri wajib mencantumkan label
dalam bahasa Indonesia.
2. Seharusnya Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
menindak tegas kepada semua pihak yang tidak mematuhi peraturan
mengenai kewajiban mencantumkan label Bahasa Indonesia dalam
kemasannya, khususnya untuk produk makanan impor.
3. Sebaiknya Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
melakukan peningkatan efektivitas pengawasan barang beredar dan
jasa melalui penyusunan dan penyempurnaan kebijakan terkait
pengawasan barang dan jasa, peningkatan kualitas SDM
pengawasan barang dan jasa, sosialisasi dan publikasi hasil
pengawasan, dan peningkatan kegiatan pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim,S.H., (2016,Oktober 29). Bahasa Indonesia. Dipetik Agustus


27,2019 dari bahasa Indonesia Sumpah Pemuda:
https://republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/10/29/ofsx092-
bahasa-indonesia

Hidayat,Arief (2015,November 2). Beredar di Pasar, Produk Wajib Label


Bahasa Indonesia. Dipetik Agustus 27,2019 dari Kementrian Perdagangan
terhadap label produk bahasa Indonesia :
https://bisnis.tempo.co/read/715126/beredar-di-pasar-produk-wajib-label-
bahasa-indonesia/full&view=ok

Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementrian


Perdagangan. Pilar-pilar Peningkatan Daya Saing & Perlindungan
Konsumen. Indonesia,2012.

Anda mungkin juga menyukai