Anda di halaman 1dari 5

ESSAY POPULER

UJIAN AKHIR SEMESTER BAHASA INDONESIA

Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Dosen Pengampu :

MURPARSAULIAN, MA

Disusun Oleh :

Michael Fransiscus (220501039) Sumiati (220501146)

Latifa Hannum (220501200) Alina Khairani (220501211)

Rizky Amalia Putri (220501104) Fathur Rahman Irvan (220501168)

FAKULTAS ILMU KOMUNKASI


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2023

i
PENGGUNAAN BAHASA SARKASME DALAM MEDIA SOSIAL

Sarkasme telah menjadi bentuk komunikasi yang populer di platform


media sosial. Ini digunakan untuk mengekspresikan humor, ironi, dan kritik
dengan cara yang jenaka dan sering dilebih-lebihkan. Meskipun bisa menghibur
dan menarik, penggunaan sarkasme juga menimbulkan pertanyaan tentang
pengaruhnya terhadap komunitas online dan pertimbangan etis. Essay ini
bertujuan untuk mengeksplorasi definisi dan contoh sarkasme di media sosial,
pengaruhnya terhadap interaksi online, dan akibat dari penggunaan sarkasme
dalam konteks ini.

Sarkasme adalah bentuk komunikasi yang menggunakan ironi, ejekan, dan


berlebihan untuk menyampaikan pesan. Di media sosial, sarkasme sering
digunakan untuk mengungkapkan humor, sindiran, dan kritik. Misalnya, komentar
sarkastik dapat digunakan untuk mengejek tokoh politik, mengkritik masalah
sosial, atau mengungkapkan rasa frustrasi dengan peristiwa terkini. Meme dan
tagar juga merupakan bentuk ekspresi sarkastik yang umum di platform media
sosial. Misalnya, tagar #blessed sering digunakan secara sarkastis untuk
mengungkapkan kekesalan kepada orang-orang yang terus-menerus
menyombongkan nasib baik mereka.

Penggunaan sarkasme di media sosial memiliki efek positif dan negatif pada
interaksi online. Di satu sisi, sarkasme dapat digunakan untuk melibatkan dan
menghibur komunitas online. Ini juga bisa menjadi alat yang ampuh untuk
mengungkapkan perbedaan pendapat dan kritik terhadap masalah sosial dan
politik. Namun, sarkasme juga dapat menciptakan lingkungan online yang negatif
dan beracun. Sarkasme dapat digunakan untuk meremehkan dan menghina orang
lain, dan dapat berkontribusi pada budaya negatif dan permusuhan. Selain itu,
sarkasme dapat memengaruhi nada diskusi online dan mempersulit percakapan
yang konstruktif.

1
Penggunaan sarkasme di media sosial menimbulkan pertimbangan etis terkait
potensi kerugian yang dapat ditimbulkannya bagi individu dan kelompok.
Sarkasme dapat digunakan untuk menindas dan melecehkan orang lain, dan dapat
berkontribusi pada budaya intoleransi dan rasa tidak hormat. Pengguna media
sosial memiliki tanggung jawab untuk menjaga interaksi online yang saling
menghormati dan konstruktif, dan penggunaan sarkasme harus dipandu oleh
prinsip etika. Pedoman dan kebijakan harus diberlakukan untuk mengatur
penggunaan sarkasme di platform media sosial dan memastikan bahwa itu
digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan konstruktif.

Sarkasme adalah bentuk komunikasi yang populer di platform media sosial,


tetapi efek pada interaksi online dan implikasi etis tidak boleh diabaikan.
Sementara sarkasme dapat digunakan untuk mengekspresikan humor, sindiran,
dan kritik, itu juga dapat berkontribusi pada lingkungan online yang negatif dan
beracun. Pengguna media sosial memiliki tanggung jawab untuk menggunakan
sarkasme dengan cara yang bertanggung jawab dan konstruktif, dan pedoman
serta kebijakan harus diterapkan untuk memastikan bahwa sarkasme digunakan
dengan cara yang terhormat dan etis.

Sarkasme juga sering digunakan oleh pengguna media sosial sebagai


caandaan atau gurauan dan juga bisa jadi sindirian, pengguna media sosial
(netizen) dan bahasa sarkasme ini sudah terbiasa di pakai kebanyakan netizen
hingga bahasa bahasa sarkasme ini menjadi familiar. Sebagian orang mungkin
menggunakan bahasa sarkasme untuk bahan lelucon belaka, namun tidak jarang
kalimat sarkasme dapat benar benar menyinggung hati orang lain. . Cara yang
dapat dilakukan dalam mengatasi sarkasme dari orang lain yang tidak sesuai
konteks adalah menjawab dengan apa adanya dengan baik, sehingga dapat
mematahkan sarkasme yang di keluarkan, bersikap tidak peduli, mengabaikan,
dan jangan ditanggapi, serta beritahu dan edukasi untuk tidak bersikap semena-
mena dan berkata sarkasme yang tidak seharusnya diucapkan.

2
Dibalik kebanyakan orang yang sering menggunaka bahasa sarkasme ada
beberapa faktor yang mempengaruhi orang tersebut, berdasarkan pengamatan
yang ada, yaitu karna kebiasaan hidup sehari hari yang sering menggunakan
bahasa bahasa sarkas, dan bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hal
tersebut menunjukkan bahwa yang ditampilkan remaja di media sosial sama
dengan perilaku dan gaya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika remaja sering
membuat komentar kasar di media sosial, menunjukkan bagaimana para remaja
berkomunikasi dengan orang lain di kehidupan nyata. Gaya bahasa sarkasme ini
juga sering digunakan oleh wartawan dalam mengemas berita dalam bahasa pers,
yang tujuannya untuk menjatuhkan menggambarkan perseteruan seseorang
dengan orang lain yang berkedudukan sebagai lawannya.

Sarkasme dapat kita lihat dari salah satu contoh kasus seperti sarkasme
wargane dalam berkomentar pada akun instagram @aniesbaswedan terhambatnya
aktivitas warga jakarta, gubernur aniesbaswedan dapat banyak komentar dari
seluruh warga kota jakarta, dalam komentar itu gubernur tersebut di hujat habis
habisan dari warganet.

Dalam postingan gubernur aniesbaswedan, dia berpendapat bahwa banjir


di jakarta dikarenakan karna curah hujan yang sangat tinggi yang telah
mengguyur jakarta pada malam selasa, ( 25 februari 2020 ) akibat dari postingan
nya tersebut banyak menimbulkan kritik dari warganet melalui media sosial
instagram di akun pribadi nya aniesbaswedan, ucapan ucapan kasar bahkan hinaan
dari warganet, misalnya ungkapan kebencian dilontarkan dari salah satu akun
instagram lain, yang berbunyi “gubernur kok beres kerjanya.” ungkap dari salah
satu akun lantaran gubernur aniesbaswedan tidak mampu menanggulangi banjir di
jakarta. Kesantunan berbahasa ialah bentuk kehalusan dalam berbahasa ketika
berkomunikasi baik dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Aspek-aspek dalam kesantunan berbahasa dapat dilihat dari pilihan kata,


intonasi, nada, serta struktur kalimatnya. Oleh karena itu, di era telekomunikasi
seperti sekarang ini penggunaan media sosial memberi pengaruh besar terhadap

3
kesantunan berbahasa bagi seseorang. Salah satunya ialah media sosial instagram.
Instagram merupakan perangkat lunak untuk berbagi foto sekaligus video yang
tengah populer dikalangan masyarakat. Melalui instagram seseorang dapat
mengunggah foto maupun video yang dibagikan kepada pengikutnya. Kemudian
warganet dapat memberikan pendapat tentang unggahan tersebut melalui kolom
komentar.

Melalui kolom komentar itulah pelanggaran prinsip kesantunan terjadi.


Alasan penulis memilih objek kajian berupa media sosial instagram karena media
sosial tersebut tengah digemari oleh kalangan masyarakat saat ini. Terkait dengan
penelitian tentang kasus Anies Baswedan yang dihujat warganet karena bencana
banjir yang terjadi di DKI Jakarta, tidak sedikit warganet yang melontarkan
ungkapan kasar atau kebencian ketika Anies Baswedan mengunggah foto ataupun
video di akun instagram pribadinya.

Dalam KBBI warganet memiliki makna warga internet (orang yang aktif
menggunakan internet). Dikutip dari Kompas.com oleh Estu Suryowati, sebutan
warganet atau netizen sebelumnya tidak dijumpai ketika masih menggunakan
media cetak, radio, maupun televisi. Sebutan warga internet diartikan sebagai
warganet atau netizen karena istilah tersebut merupakan gabungan suku kata yang
kemudian ditulis serta dilafalkan dengan sebagaimana mestinya tanpa tambahan
apa pun tau biasa disebut dengan akronim dari internet dan citizen (warga).

Anda mungkin juga menyukai