Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN BAHASA SARKASME DI MEDIA

SOSIAL (TWITTER)

Disusun oleh:

1. Chliford Wynn (14/38218)


2. Dineshwaren (15/38219)
3. Giliant Chandra (22/38226)
4. Joleen Shelim Taswan (28/38232)
5. Vania Felicia Tam (47/38862)

SMA SUTOMO 1 MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penelitian “Pemakaian Bahasa Sarkasme di Dalam Media Sosial(Twitter)”
dapat diselesaikan dengan baik. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah
mendukung kami secara langsung maupun tidak.

Laporan ini kami susun untuk memberikan pemahaman mengenai penggunaan Bahasa
Sarkasme pada media sosial ( Medsos) di Twitter. Alasan kami membuat penelitian ini agar
kami bisa mengurangi penggunaan Bahasa sarkasme di Twitter.

Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk memperbaiki buku ini. Semoga laporan
ini bermanfaat untuk semua kalangan.

Medan, Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. iv
1.Latar Belakang…………………………………………………………. iv
2.Rumusan Masalah……………………………………………………… iv
3.Manfaat Penelitian……………………………………………………... v
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………vi
1.Media sosial(Twitter)…………………………………………………...vi
2.Bahasa Sarkasme………………………………………………………..vii
3.Penggunaan Bahasa Sarkasme di Media Sosial………………………...ix
4.Dampak Penggunaan Bahasa Sarkasme…………………………………x
5.Solusi Terhadap Penggunaan Bahasa Sarkasme…………………………xi
BAB III PENUTUP………………………………………………………….xiii
1.Kesimpulan……………………………………………………………...xiii
2.Saran…………………………………………………………………….xiii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial adalah sebuah media yang digunakan oleh berbagai kalangan untuk
bersosialisasi satu sama lain dengan berbagi dan mendapatkan informasi yang dilakukan
secara digital tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial tidak hanya untuk
bersosialisasi, namun juga dapat menjadi sarana penunjang bisnis, memberi bantuan
secara materi serta tempat untuk memperluas atau mendapatkan ilmu baru.
Kebebasan dalam menggunakan media sosial menjadi tantangan bagi setiap orang
karena sulitnya pengendalian untuk menggunakan yang bijak. Penelitian ini harus
dilakukan karena bahasa sarkasme memberikan pengaruh buruk yang bisa merusak
hubungan pertemanan, pengaruh komentar orang lain yang bisa saja memberikan
dampak kepada orang yang membaca.
Penggunaan bahasa sarkasme dapat menyakiti hati korban sarkasme dan memunculkan
kesenjangan dalam hubungan pertemanan, orang yang menggunakan bahasa sarkasme
pun biasanya tidak merasa omongan mereka tidak menyakiti hati orang lain. Kadang
bahasa sarkasme dibuat untuk candaan dan terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan
kehancuran dalam hubungan pertemanan.
Penggunaan gaya bahasa sarkasme sering orang gunakan tanpa disadari, karena itu orang
jadi sulit untuk membedakan mana kalimat-kalimat yang baik dan mana kalimat yang
mengandung sifat sarkasme. Penggunaan gaya bahasa sarkasme yang digunakan secara
terus menerus dapat berakibat buruk dalam perkembangan Bahasa Indonesia yang dapat
mengganggu hubungan antar sosial masyarakat.
Bahasa sarkasme juga bisa memperkuat mental seseorang walaupun hanya berlaku
untuk sedikit pengguna sehingga bahasa sarkasme tidak perlu digunakan di media sosial
karena dapat menyebabkan stres bahkan gangguan mental bagi pengguna media sosial
lain.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Apa penyebab penggunaan bahasa sarkasme di media sosial?
2. Apa dampak penggunaan bahasa sarkasme di media sosial?
3. Bagaimana cara menghindari penggunaan bahasa sarkasme di media sosial?

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :


1. Mengurangi penggunaan bahasa sarkasme di media sosial
2. Mengetahui dampak – dampak negatif bahasa sarkasme di media sosial
3. Mengetahui penyebab penggunaan bahasa sarkasme di media sosial
BAB II

PEMBAHASAN
1. Media sosial (Twitter)
Twitter adalah layanan jaringan sosial yang memungkinkan penggunanya untuk
mengirim dan membaca pesan. Twitter didirikan pada tanggal 21 Maret 2006. Twitter
diluncurkan pada bulan Juli. Twitter didirikan di San Francisco.
Jack Dorsey (Jack Patrick Dorsey) merupakan seorang pengembang web dan
pengusaha dari Amerika Serikat. Jack ini paling dikenali sebagai pencipta dari twitter.
Alasan Jack menciptakan Twitter adalah karena cintanya terhadap teknologi,
komputer dan programming. Pada awalnya Jack tertakjub dengan teknologi yang
dapat melacak dan mengkoordinasi posisi taksi.
Pada awalnya Jack Dorsey mendatangi salah satu perusahaan di Sillicon Valley
bernama Odeo. Jack datang untuk menjelaskan konsep bisnisnya dan mencari
pendanaan awal. Odeo adalah salah satu perusahaan yang mendanai Jack Dorsey
bersama-sama dengan rekannya yaitu Stone, Evan William mendirikan sebuah
perusahaan bernama Obvious dan berikutnya berubah menjadi Twitter. Selama dua
minggu, Dorsey membuat web sederhana yang membuat penggunanya bisa mengirim
pesan singkat yaitu hanya 140 karakter yang dikenal dengan nama tweets.
Twitter pertama kali digunakan sebagai layanan internal bagi karyawan Odeo dan
diperkenalkan pada public pada 15 Juli 2006.Titik popularitas twitter terjadi saat
penyelenggaraan konferensi South by Southwest Interactive pada tahun 2007. Selama
acara tersebut, kicuan meningkat lebih dari 3 kali yang mana awalnya 20.000 kicuan
menjadi 60.000 kicuan per hari.
Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat. Terdapat 400.000 kicuan pada tahun
2007, dan meningkat menjadi 100 juta kicauan pada tahun 2008. Pada bulan Juni
2010, terdapat 65 juta kicuan diposting per harinya. Hal ini membuat twitter
menduduki peringkat ketiga dalam situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi.
Lonjakan penggunaan twitter juga terjadi pada saat peristiwa-peristiwa popular.

2. Bahasa Sarkasme
Sarkasme berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Sark” yang berarti daging dan “Asmos”
yang berarti merobek. Jadi secara harifiah sarkasme berarti “merobek daging”.
Sarkasme adalah salah satu jenis majas sindiran yang menggunakan kata – kata pedas
untuk menyakiti hati orang lain. Sindiran biasanya berupa hinaan dan celaan untuk
mengekspresikan rasa kesal dan marah.
Contoh bahasa sarkasme adalah
“Mampus kau, dasar manusia tidak tahu diri!”
“Melihat muka kau saja aku sudah jijik!”
“Dasar bodoh, menghitung uang saja tak becus!”

Penyebab-Penyebab timbulnya penggunaan Bahasa sarkasme:

 Menunjukkan Eksistensi diri


Media sosial adalah media untuk bersosialisasi yang membuat semua orang
yang menggunakannya bisa berkomentar dengan bebas. Hal ini membuat
pengguna mediasosial menunjukkan eksistensi dengan menggunakan bahasa
sarkasme. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi ke pengguna media
sosial sehingga dapat menerima pujian untuk mendapatkan kepuasaan diri.
 Kebebasan ekspresi
Dikarenakan media sosial adalah media yang memungkinkan pengguna bebas
bersosialisasi, maka pengguna bisa meluapkan ekspresi kepada orang lain. Hal
ini disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial
sebagai media komunikasi yang membuat pengguna bisa menggunakan bahasa
sarkasme karena iri hati terhadap orang lain.
 Komunikasi online
Pengguna menggunakan bahasa sarkasme dikarenakan media sosial adalah
media komunikasi online yang membuat pengguna tidak takut untuk
menggunakan bahasa sarkasme kepada orang lain karena identitas mereka
tetap tidak diketahui.

3. Penggunaan Bahasa Sarkasme di Media Sosial


Contoh – contoh penggunaan bahasa sarkasme di Media sosial(Twitter)
Contoh diatas menandakan penggunaan sarkasme dimana seorang pengguna media
sosial mengejek orang jogja dengan kata kata pedas yaitu masyarakat miskin dan
kampungan Ketika melihat plat mobil B.
Hal ini dapat menyakiti perasaan orang jogja yang dapat menyebabkan perpecahan
antar suku/daerah.

Contoh diatas menandakan penggunan bahasa sarkasme dimana seorang pengguna


media sosial mengejek Seorang gubernur dengan kata kata kasar.
Hal ini dapat menyebabkan pengguna tersebut dipenjara karena melanggar UU ITE,
Alangkah baiknya berpikir dahulu sebelum mengetik sesuatu.
Contoh diatas menandakan penggunan bahasa sarkasme dimana seorang pengguna
media sosial mengejek pengguna lain dengan perkataan kasar.
Padahal perkataan kasar itu sangat tidak penting untuk digunakan dan kegunaannya
hanyalah untuk memancing keributan dengan pengguna lain.

4. Dampak Penggunaan Bahasa Sarkasme


Penggunaan bahasa sarkasme di media sosial tentu memiliki dampak bagi sendiri
dan juga orang lain. Dampak penggunaan bahasa sarkasme di media sosial dapat
dibagi menjadi dampak buruk dan dampak baik.
Berikut adalah dampak-dampak buruk dari penggunaan sarkasme di media sosial:
 Menghancurkan mental seseorang
Komentar seperti hinaan, pelecehan, dapat membuat pembaca merasa depresi dan
menurunnya rasa kepercayaan diri, hingga bisa membuat pembaca merasa stres dan
mempunyai keinginan seperti bunuh diri. Apalagi para remaja yang banyak
menggunakan bahasa sarkasme hanya berpikir itu sebagai candaan dan tidak
menyakiti hati pengguna lain.
 Mempengaruhi cara komunikasi dan pergaulan
Mayoritas remaja menggunakan bahasa sarkasme yang membuat pergaulan sekarang
menjadi semakin tidak baik. Bahasa yang digunakan cenderung kasar sehingga
menjadi kebiasaan dan dapat mempengaruhi cara berkomunikasi dan pergaulan
sehari-hari.
 Mempengaruhi adab
Dikarenakan menggunakan bahasa sarkasme, maka adab pengguna juga
terganggu, rata rata remaja zaman sekarang adabnya sudah menurun karena
pengaruh media sosial yang menggunakan bahasa cenderung kasar bahkan
orang tua sekarang juga sudah kurang peduli tentang bahasa yang diucapkan
oleh anaknya

 Mempengaruhi sifat seseorang


Berteman dengan seseorang yang sering menggunakan bahasa sarkasme dapat
mempengaruhi perubahan sifat dan timbulnya kecanggungan sosial.

Berikut adalah dampak-dampak baik pada penggunaan bahasa sarkasme di media


sosial:
 Dapat memperkuat mental seseorang
Memang hal ini tidak terjadi kepada setiap orang, hanya minoritas orang yang
memiliki hati yang kuat saja yang bisa membuat komentar sarkasme menjadi
hal untuk lebih maju agar orang orang tidak mengomentar menggunakan
bahasa sarkasme lagi.

5. Solusi Terhadap Penggunaan Bahasa Sarkasme


Akibat penggunaan bahasa sarkasme di media sosial, maka sangat penting bagi
pengguna media sosial untuk menemukan solusi agar penggunaan bahasa sarkasme bisa
dikurangi. Hal ini dilakukan agar Bahasa Indonesia dipakai dengan benar dan bahasa
sarkasme memudar. Solusi-solusi yang bisa dilakukan terhadap penggunaan bahasa sarkasme
adalah:
 Membatasi remaja dalam media sosial
Remaja merupakan pengguna media sosial yang paling banyak menggunakan
bahasa sarkasme, maka orang tua wajib membatasi penggunaan media sosial
dan remaja juga memerlukan kesadaran sendiri untuk berhenti memakai
bahasa sarkasme
 Memberi sanksi
Solusi ini bisa dilakukan melalui admin / pembuat media sosial yang
memberikan sanksi apalagi pengguna menggunakan bahasa sarkasme,
walaupun cara ini agak sulit pada awalnya namun jika terbiasa maka
penggunaan bahasa sarkasme akan berkurang karena pengguna tidak ingin
dikenakan sanksi.
 Berpikir dahulu sebelum bertindak
Penggunaan bahasa sarkasme dapat menyakiti hati orang lain maka pengguna
harus berpikir dahulu agar tidak menyakiti orang lain karena tidak semua
kritik atau sindiran harus dikatakan menggunakan bahasa sarkasme.
 Menggunakan bahasa satire
Daripada menggunakan bahasa sarkasme pengguna lebih baik menggunakan
bahasa satire. Satire termasuk sindirian yang lebih halus sehingga satire lebih
mudah diterima pengguna lain.
 Berteman dengan pergaulan yang sehat
Salah satu faktor berkembangnya penggunaan bahasa sarkasme adalah melalui
teman, dengan menjaga pertemanan agar tetap sehat dan juga tidak bergaul
dengan sembarang orang, penggunaan bahasa sarkasme dapat dikurangi
BAB III

PENUTUP

6. Kesimpulan
Komentar pada media sosial Twitter masih banyak yang menggunakan bahasa
sarkasme yang menandakan kurangnya kesopanan dalam berbicara.
Mayoritas pengguna yang menggunakan bahasa sarkasme adalah remaja dan mereka
hanya mengganggap bahasa sarkasme sebagai candaan padahal bahasa sarkasme
ditujukan untuk mengejek orang lain dan dapat melukai hati seseorang yang bisa
menyebabkan gangguan mental dan stress.
Adapun faktor-faktor penggunaan bahasa sarkasme adalah penunjukkan
eksistensi diri, komunikasi online dan kebebasan berekspresi yang membuat media
sosial sebagai tempat menghujat. Padahal kesantunan dalam berbahasa harus
ditingkatkan dengan tujuan untuk menghargai sesama pengguna media sosial.

7. Saran
Diharapkan pengguna media sosial dapat lebih bijak dalam menggunakan media
sosial agar tidak terjadi kesalahpahaman antara satu pengguna dengan pengguna lain
yang dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri maupun kerugian bagi orang lain
dan juga agar pengguna media sosial lebih mementingkan adab walaupun media
sosial adalah media bebas ekspresi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai