MEMBANGUN JEJARING
KEMITRAAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDESA)
DALAM RANGKA REVITALISASI
EKONOMI DESA
Rico Hermawan
Pusat Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Lembaga Administrasi Negara
2017
MEMBANGUN JEJARING
KEMITRAAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDESA)
DALAM RANGKA REVITALISASI
EKONOMI DESA
Rico Hermawan
yang dapat ditawarkan untuk dibangun oleh antar desa dalam menyelenggarakan badan
BUMDesa. usaha bersama. Penyusunan kesepakatan
ini tentu perlu memenuhi aspek partisipasi
1. Membentuk BUMDesa Bersama dan kesetaraan atau keadilan. Tentu desa
yang memilki potensi lebih besar tidak bisa
Dasar dari pembentukan BUMDesa Bersama memaksakan kehendaknya sendiri. Namun
ini dapat didasari dari beberapa faktor. harus mengedepankan konsep kesetaraan
Pertama, faktor kesamaan potensi yang dilihat dari kontribusinya masing-masing.
dimiliki. Untuk memaksimalkan potensi yang Disamping itu, Badan Kerjasama Antar
dimiliki oleh masing-masing desa dalam satu Desa (BKAD) yang dibentuk sesuai amanat
kawasan kecamatan, maka dapat dibentuk UU Desa, harus diisi sesuai dengan prinsip
BUMDesa Bersama. Kedua, kesamaan kesetaraan desa dan partisipatif. Untuk
visi pada bidang tertentu, misalnya jasa, mengantisipasi terjadinya persoalan dalam
perdagangan, pengelolaan pasar desa atau tata kelola bersama, maka dibutuhkan
sumber daya alam. Setidaknya, kedua faktor peran dari pemerintah untuk melakukan
tersebut dapat menjadi landasan utama supervisi maupun fasilitasi terhadap usaha
antar desa membentuk suatu kelembagaan bersama ini.
ekonomi dalam bentuk BUMDesa Bersama.
2. Kemitraan BUMDesa/BUMDesa
Untuk menjalankan kerjasama BUMDesa
Bersama dengan BUMN/BUMS
Bersama ini, desa-desa perlu menerbitkan
peraturan bersama yang mengatur secara Menjalin kemitraan antara BUMDesa
teknis mengenai kesepakatan bersama dengan BUMN/BUMS telah menjadi
Tabel 2.
Relasi Kemitraan Plasma Inti
perhatian pemerintah pusat saat ini dalam marak terjadi. Namun demikian, setidaknya
mengembangkan ekonomi desa. Meski kebutuhan untuk melakukan kemitraan
demikian, dalam pandangan penulis, dengan perusahaan swasta ini perlu pula
bukanlah sebuah kewajiban yang ajeg untuk dilakukan. Setidaknya ketika melihat
BUMDesa melakukan kerjasama dengan prospek yang dimiliki oleh sebuah BUMDesa
pihak swasta. Hal ini dikarenakan skala memang cukup baik untuk dikerjasamakan
ekonomi yang berbeda antara BUMDesa dengan perusahaan swasta.
dengan perusahaan swasta. Meski tidak bisa
dipungkiri ke depan relasi kerjasama ini akan a. Model Kemitraan Plasma-Inti
Tabel 3.
Relasi Kemitraan Sub-Kontrak
Tabel 4.
Relasi Kemitraan Perantara/Agen
REFERENSI
AKATIGA and Ben White. Would I like to be a farmer? Inside Indonesia 120 (April-June), 2015.
Akhyat, Arif. Dualisme Ekonomi pada Kredit Rakyat di Yogyakarta pada Tahun 1912-1990,
Jurnal Humaniora, Vol. 27, No. 2, Juni 2015.
Alkadafi, Muamar. Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Kelembagaan Badan
Usaha Milik Desa menuju ASEAN Economic Community 2015, (Jurusan Administrasi
Negara, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim, Riau), 2014.
Boeke, Julius Herman. Economics and Economic Policy of Dual Societies As Exemplified by Indo-
nesia, Amsterdam: Ams PressInc, 1953.
Chazali, Charina. Mengembangkan Institusi Ekonomi Perdesaan: Belajar dari Pengalaman,
dalam Anang Zakaria (editor), Potret Politik dan Ekonomi Lokal di Indonesia: Din-
amika Demokratisasi, Pengembangan Ekonomi, dan Kawasan Perdesaan, Institute
for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta, 2016.
Dicken, Peter. Global Shift: Industrial Change in a Turbulent Word. London: Harper & Row
Publisher, 1987.
Eko, Sutoro. Membangun BUMDes yang Mandiri, Kokoh, dan Berkelanjutan, FPPD dan AC-
CESS, Desember 2013.
Tel : 021-3455021
Faks : 021-3865102
Web : dkk.lan.go.id
Email : pkdod@lan.go.id
pkdod.lanri@gmail.com
Twitter : @PKDOD_LANRI
@DeputiKajianLAN
Facebook : @PKDODLANRI
@deputi1lanri