Rusman Nurjaman
Pusat Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Lembaga Administrasi Negara
2017
Rusman Nurjaman
membentuk satkar kiai/ulama dan jawara murid yang sekaligus menjadi pengawal
sebagai salah satu pilar politik penyokong ulama. Tihami (dalam Irfani, 2016:79)
Golkar sebagaimana terlihat dari Tabel 1. menyatakan bahwa “kiai memiliki dua varian
murid, diantara muridnya tersebut ada yang
Tabel 1 memperlihatkan bahwa peran sosial memiliki kecenderungan bakat pada ilmu
kiai dan jawara mengalami pergeseran pengetahuan agama. Tapi, adapula di antara
secara gradual (evolusi). Pertama, di era muridnya yang memiliki kecenderungan
kesultanan Banten, ulama/kiai memiliki kearah perjuangan. Pada akhirnya murid
peran dan posisi cukup strategis di mana yang cenderung pada ilmu agama disebut
mereka menempati posisi selain sebagai santri, sedangkan yang cenderung pada
penasehat sultan dalam bidang keagamaan kekuatan fisik dan bernuansa magis adalah
juga sebagai pejabat pemerintahan.
Sedangkan, jawara pada masa itu adalah
dan pemerintah desa. Kiai dapat berperan dari pemanfaatan sumber daya alam,
sebagai pendamping atau mitra kepala penggunaan sumber daya manusia, dan
desa dalam pelaksanaan pembangunan pengelolaan aset desa. Arah dari kolaborasi
dan tata kelola pemerintahan desa. Selain ini adalah guna mengakselerasi terwujudnya
itu, kolaborasi juga dilakukan melalui kemandirian desa.
dialog dua arah (knowledge sharing)
antara kiai dan pemerintah desa. Dengan Ketiga, penguatan peran etik kiai dalam
demikian kedua belah pihak, selain dapat pembangunan desa. Hal ini dilakukan
saling belajar tentang pengetahuan dan dengan cara melibatkan kiai dalam
gagasan yang dimiliki masing-masing pihak memelihara kebersamaan dan menjaga
terkait pembangunan desa, juga dapat semangat kegotong royongan masyarakat
meningkatkan kesalingpengertian dan desa, memelihara perdamaian di desa, pe
empati di antara keduanya. Kolaborasi juga mantauan penyelenggaraan pemerintahan
perlu dilakukan dengan aktor lainnya yang desa, dan pemanfaatan sumber daya alam
ada di desa, seperti pihak LSM, lembaga desa yang berlandaskan pada kearifan lokal
kemasyarakatan desa, dan pelaku swasta. yang tumbuh di masyarakat setempat.
Kolaborasi tersebut dilakukan dalam Memposisikan kiai sebagai penghubung
berbagai aspek pembangunan desa, mulai antara unsur pemerintahan dengan
masyarakat/desa. Posisi kiai sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Referensi
Agusta, Ivanovich. Tt. Good Governance dalam UU No. 6/2014 tentang Desa.
Ahmad, Ikhsan. 2016. Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong: Realitasnya di Banten.
Serang: Pustaka Alumni.
Bappenas. 2007. Penerapan Tata Pemerintahan yang Baik. Jakarta: Bappenas.
Dhofier, Zamahksyari. 1994. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta:
LP3ES.
Horikoshi, Hiroko. 1987. Kiai dan Perubahan Sosial. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat.
Eko, Sutoro, “Memperdalam Demokrasi Desa” dalam Sugeng Bahagijo dan Rusdi Tagaroa
(Ed.). 2005. Orde Partisipasi: Bunga Rampai Partisipasi dan Politik Anggaran.
Jakarta: Perkumpulan Prakarsa.
Eko, Sutoro. 2015. Regulasi Baru, Desa Baru: Ide, Misi, dan Semangat UU Desa. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Kartodirdjo, Sartono. 1984. Pemberontakan Petani Banten 1888. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kupper, Adam dan Jessica Kuper. 2003. Ensiklopedia Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali
Press.
Pattiro. 2016. Praktik Baik dalam Implementasi Undang-Undang Desa. Jakarta: Pattiro.
Muslim, Asep, dkk. 2015. Dinamika Peran Sosial Politik Ulama dan Jawara di Pandeglang
Banten. Jurnal Mimbar, Vol. 31, No. 2, hal. 461-474.
Nurjaman, Rusman. 2017. “Melawan Korupsi dari Bawah: Strategi Penguatan Akuntabilitas
Lokal Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa”. Makalah dipresentasikan dalam
Konferensi dan Seminar HUT LAN ke-60 “Rekonstruksi Reformasi Administrasi
untuk Membangun World Class Government”, di Jakarta, 21-22 Agustus.
Soemardjan dan Soemardi. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Wawancara
Wawancara dengan Ikhsan Ahmad, Dosen FISIP Untirta Serang, tanggal 7 September 2017
di Serang.
Wawancara dengan Mukhlison, Bappeda Provinsi Banten, tanggal 5 September 2017 di
Serang, Banten
Wawancara dengan Prof. Sibli, pengurus Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten, Banten,
tanggal 6 September 2017 di Serang
Wawancara dengan Leo Agustino, pengamat politik lokal FISIP Untirta, tanggal 20 September
2017 di Serang.
Wawancara dengan Dr. Rumadi Ahmad, Ketua Lakpesdam PBNU, 9 Oktober 2017 di Jakarta.
Tel : 021-3455021
Faks : 021-3865102
Web : dkk.lan.go.id
Email : pkdod@lan.go.id
pkdod.lanri@gmail.com
Twitter : @PKDOD_LANRI
@DeputiKajianLAN
Facebook : @PKDODLANRI
@deputi1lanri