Anda di halaman 1dari 11

UPAYA KONSERVASI BAHAN GALIAN DALAM PENGELOLAAN EMAS ALUVIAL

DENGAN CARA PERTAMBANGAN SEKALA KECIL


DI KABUPATEN NABIRE, PROVINSI PAPUA

Oleh : Denni Widhiyatna


KPP Konservasi

Sari
Kegiatan penambangan/pendulangan emas aluvial di Kabupaten Nabire dilakukan oleh
masyarakat Papua dan suku pendatang pada tanah residual, endapan aluvial tua dan endapan
sungai aktif (aluvial muda). Besarnya potensi cebakan emas aluvial ditunjukkan dengan tersebarnya
lokasi penambangan emas antara lain di Topo, Kilo, Centrico, Siriwo, Musairo-Legare, Wanggar,
Siriwini dan Wapoga.
Secara umum, metode penambangan emas aluvial dilakukan berdasarkan kondisi endapan
aluvialnya, antara lain :
a. Pendulangan pada endapan sungai aktif (aluvial muda) yang dilakukan pada badan-
badan sungai dengan menggunakan peralatan sederhana seperti dulang atau wajan,
linggis, sekop, cangkul dan ayakan.
b. Metode tambang bawah tanah berupa sumuran dan lubang terowongan mirip lubang
tikus atau sistem “gophering” untuk mengambil material aluvial tua atau tanah yang dekat
dengan batuan dasar yang diperkirakan merupakan lapisan mengandung emas.
Selanjutnya material yang diperoleh didulang di sekitar lokasi lubang tambang.
c. Metode tambang semprot yang menggunakan mesin berkekuatan 5,5 PK/unit untuk
menambang emas pada aluvial tua atau tanah lapukan, selanjutnya material tersebut
diolah ke dalam “sluice box” yang kemudian mineral-mineral berat yang tertinggal dalam
sluice box di dulang untuk memperoleh emas
Hasil perhitungan sumber daya hipotetik emas aluvial di beberapa lokasi antara lain endapan
sungai aktif di Sungai Topo sebanyak 3,101 kg, pada endapan aluvial tua Blok Kilo 62-64 sebanyak
7,001 kg, endapan sungai aktif Sungai Jernih 1,057 kg, endapan sungai aktif Sungai Musairo 2,703
kg, endapan aluvial tua di daerah Palang sebanyak 2,74 kg dan pada endapan aluvial tua di daerah
Sungai Musairo 16,44 kg
Pertambangan Sekala Kecil merupakan cara pengelolaan yang dapat diterapkan di daerah ini
dengan melakukan penyempurnaan pada sistem penambangan dan pengolahan yang telah ada,
kondisi ini disebabkan karena potensi sumber daya hipotetik emas aluvial di daerah kegiatan
memiliki dimensi yang relatif kecil, infrastruktur yang belum mendukung, jenis endapan dangkal
sebaiknya dikelola oleh masyarakat sehingga dengan cara penambangan yang telah ada dan
sederhana dapat melibatkan masyarakat di sekitarnya dan lebih ekonomis.
Penyelidikan lebih rinci perlu dilakukan di daerah ini karena adanya endapan sekunder
umumnya disebabkan oleh keberadaan cebakan primer yang besar yang mengalami pelapukan dan
tertransportasi. Selain itu dengan melakukan penyelidikan lebih rinci akan dapat diketahui potensi
sumber daya mineral secara lebih detil dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.

Abstract

Mining Activity or panning of alluvial gold in Nabire Regency done by public Papua and others
at residual soil, old alluvial deposit and stream sediment (young alluvial). Level of potency alluvial
gold deposits is shown with spread over it location of gold mine for example in Topo, Kilo, Centrico,
Siriwo, Musairo-Legare, Wanggar, Siriwini and Wapoga.
In general, alluvial gold mine method is done based on condition are :
a. Panning at stream sediment deposit (young alluvial) what done at rivers by using simple
equipments like pan or frying pan, crow bar, spade, hoe and screen.
b. Underground mine method in the form of adit and shaft a like mouse hole or "gophering
system” to take old alluvial material or soil which close to basement rock estimated is gold
bearing layer. Here in after material obtained washed raw-gold by around location of shaft
mouth.

Denni.W/KPP Konservasi 1
c. Hydraulicking mining method using pump with power of 5,5 HP/unit gold-mine to at the
old alluvial or residual soil, here in after the material has been processed into "sluice box”
which then heavy minerals in sluice box to panning to obtain gold
Hipotetik alluvial gold estimated in some locations for example stream sediment deposits in
Sungai Topo 3,101 kgs, at old alluvial deposit of Blok Kilo 62-64 7,001 kgs, stream sediment
deposits of Sungai Jernih 1,057 kgs, stream sediment deposits of Sungai Musairo 2,703 kgs, old
alluvial deposit in district Palang 2,74 kgs and at old alluvial deposit in Sungai Musairo Area 16,44
kgs
Small Scale Mining is the way of applicable management in this district by doing retouching at
mining system and processing which there have, this condition caused by mineral resources
potency hipotetik alluvial gold in activity district has dimension that is small relative, infrastructure
which has not supported, skin-deep deposit type is better if managed by public so that by the way of
mining which there have and simple can entangle public in vinicity and more economic.
More detailed explorations need to be done in this district caused by secondary deposit it is
normally because by existence of big primary deposits experiencing weathering and transportation.
Besides by doing more detailed exploration will be able to be known mineral resources potency in
more detailly with higher level trust.
PENDAHULUAN kali jalan dari Bandara Nabire atau berjalan kaki
Sejarah penambangan emas di Kabupaten selama 2 hari.
Nabire dimulai oleh kegiatan pendulangan emas
pada endapan aluvial di Sungai Topo, Distrik LOKASI KAJIAN
Topo pada Tahun 1994. Kegiatan tersebut Kabupaten Nabire memiliki luas wilayah ±
2
dilakukan oleh masyarakat pendatang dari Suku 15.350 km berada diantara 134°35’-136°40’BT
Sangir, Suku Minahasa, Suku Gorontalo, Suku dan 2°25’- 4°15’LS, terletak di kawasan Teluk
Jawa dan Suku Sunda yang kemudian diikuti Cenderawasih bagian tengah Provinsi Papua.
oleh penduduk asli Papua. Batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
Pada saat ini kegiatan penambangan emas - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
di Kabupaten Nabire telah tersebar di beberapa Yapen W aropen.
lokasi antara lain Daerah Topo, Kilo, Centrico, - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Siriwo, W anggar, Wapoga dan Musairo-Legare Paniai.
yang dilakukan dengan menambang/mendulang - Sebelah Selatan berbatasan dengan
lapisan tanah, endapan aluvial tua dan endapan Kabupaten Manokwari
sungai aktif. Daerah penambangan yang paling - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
ramai saat ini yaitu Daerah Siriwo, namun untuk Paniai dan Puncak Jaya.
mencapai lokasi tersebut harus
mempergunakan alat transportasi helikopter
dengan ongkos Rp.3.000.000 per orang satu

Lokasi Kajian

Gambar 1 Peta Lokasi Kajian daerah Kab Nabire, Provinsi Papua


Lokasi kegiatan penambangan/ Nabire tersebar pada beberapa lokasi seperti pada
pendulangan emas aluvial di Kabupaten tabel.1 dan gambar 2 di bawah ini :

Denni.W/KPP Konservasi 2
Tabel 1. Lokasi Wilayah Penambangan Emas di Kabupaten Nabire

Perkiraan Jumlah
No Daerah Lokasi Penambangan Penambang
Komoditi
Minitinggi, Bayabiru,
1 Siriwo, Distrik Siriwo Emas ± 5000
Minibiru, Usir 58, Dandim
S.Adai, S.Utawa, Kali ± 2000
Kilo 74, Distrik
2 Dadi, Kali 74, Kali 80, Kali Emas
Uwapa
82
Centrico, Distrik Kilo.64, Kilo.66, Kilo,67 ± 2000
3 Emas
Uwapa
Kilo 62 – 64 ( Jalan Kilo.62, Kilo.64, ± 2000
4 pemerintah ), Distrik S.Tembaga Emas
Uwapa
Kali Wami, Kali W anggar, ± 1500
Wanggar, Distrik
5 Kali Ororado, Gunung Emas
Wanggar
Anjing
Argomulyo, Manabusa, ± 1000
6 Topo, Distrik Uwapa Kilo.38, Kilo.40, Kali Emas
Cemara, Kali Danil.
Musairo-Legare, S.Musairo, S.Legare, Kali ± 500
7 Emas
Distrik Makimi Jernih, SP.3
Siriwini, Distrik Sungai Siriwini ± 50
8 Emas
Nabire

Gambar.2 Peta Lokasi Wilayah Tambang Emas Aluvial di Kabupaten Nabire

Denni.W/KPP Konservasi 3
PENGERTIAN PERTAMBANGAN SEKALA 2. Perorangan, sistem ini umumnya dilakukan
KECIL oleh penduduk asli pemilik tanah yang
Pada dasarnya Pertambangan Skala Kecil dibantu oleh keluarganya. Bobi salah
di Indonesia bergerak di 4 sektor komoditas seorang pemilik tanah melakukan
yaitu pertambangan emas, intan, batubara dan penambangan emas hanya untuk
timah. Selain itu terdapat sektor lainnya di memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
bidang mineral non logam seperti lempung keperluan anak-anak untuk sekolah,
kaolin dan penambangan pasir dan batu. perolehan emas rata-rata perhari sekitar 2-4
Beberapa karakteristik yang mendasar gram/hari dengan memerlukan bensin
tentang kegiatan Pertambangan Skala Kecil sebanyak 5 liter untuk menggerakkan 2
antara lain : mesin pompa 5,5 PK/unit.
1. Potensi cadangan sifatnya terbatas Emas yang diperoleh penambang umumnya
(minimum) dan biasanya mereka tidak dijual kepada pemilik warung di pemukiman
mampu untuk melakukan kegiatan terdekat dengan harga yang ditentukan oleh
eksplorasi. pemilik warung tersebut.
2. Teknologi penambangan dan pengolahan Metode penambangan yang dilakukan
sifatnya “manual” dan diterapkan untuk berupa sistem semprot dengan menggunakan
bahan galian yang bernilai (berkadar) tinggi. pompa berkekuatan 5,5 PK/unit yang dilengkapi
3. Kualitas bahan galian dipengaruhi atau dengan monitor (mata jet) untuk
ditentukan oleh pasar/konsumen. menyemprotkan air, kemudian material-material
4. Sering mengabaikan kelestarian lingkungan, tersebut dilewatkan ke dalam sluice box dengan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3). tujuan agar mineral berat dan emasnya
5. Ketersediaan prasarana pendukung terendapkan pada ijuk dalam sluice box yang
kegiatan penambangan berada pada tingkat selanjutnya di dulang di lokasi sekitarnya.
menengah (cukup).
6. Modal awal kegiatan penambangan sangat
terbatas (minimum).
7. Dilakukan sebagai usaha keluarga atau
perorangan oleh masyarakat setempat.
8. Para penambang mempunyai tingkat
keahlian yang dapat digolongkan ke dalam
tingkat dasar sampai menengah (cukup).
9. Penggunaan tenaga kerja untuk setiap unit
produk yang dihasilkan relatif tinggi (padat
karya).
10. Waktu pelaksanaan penambangan sifatnya Gambar.3 Penyemprotan tanah residual yang
terbatas dan biasanya merupakan usaha dialirkan ke dalam sluice box untuk
sampingan. memperoleh mineral berat dan emas
11. Produktivitas rendah. ( Lokasi : Tambang Bobi).
12. Kurang memperhatikan konservasi sumber
daya alam (bahan galian). Pada sungai aktif dilakukan pendulangan
13. Bentuk perijinan yang dapat diterapkan terhadap endapannya yang dilengkapi dengan
berupa W ilayah Pertambangan Rakyat sekop dan cangkul untuk memperoleh endapan
(WPR) atau Koperasi Unit Desa (KUD). sungai yang lebih dalam.

KONDISI PENAMBANGAN EMAS ALUVIAL


DI KABUPATEN NABIRE SAAT INI
Penambangan emas aluvial di Kabupaten
Nabire dilakukan oleh masyarakat asli Papua
dan suku pendatang dari berbagai daerah
seperti Suku Minahasa, Suku Jawa dan Suku
Sunda.
Kegiatan penambangan dilakukan dengan
cara :
1. Membentuk kelompok tambang dengan
pembagian tugas dan kewajiban yang telah Gambar 4 Mendulang emas pada endapan sungai
Di Kali.62, Distrik Uwapa
disepakati bersama. Pada cara ini terbagi
status pemilik tanah, pemodal, kepala SUMBER DAYA EMAS ALUVIAL
tambang, pekerja tambang, bagian logistik Perhitungan potensi sumber daya emas
dan keamanan. aluvial pada beberapa lokasi dilakukan secara

Denni.W/KPP Konservasi 4
sederhana dengan melakukan pendulangan Tambang Sergio
untuk analisis mineralogi butir, kemudian Conto konsentrat dulang dari lapisan tanah
dihitung berat emas dalam conto konsentrat pada lubang tambang sergio (C.16) diperoleh
dulang tersebut. butiran emas berwarna kuning metalik – kuning
Hasil perhitungan sumber daya hipotetik kecoklatan karena masih terdapat pengotor.
di beberapa lokasi yaitu sebagai berikut : Sedangkan hasil pendulangan di lapangan
diperoleh 1 “kaca” butir emas yang menurut
BLOK TOPO, DISTRIK UWAPA penambang umumnya ukuran berat 1 kaca
Tambang Bobi sebanding dengan 1mg emas.
Hasil analisis mineralogi butir dari conto Conto konsentrat dulang dari endapan
konsentrat dulang di tambang Bobi, aluvial aktif (C.39) yang merupakan campuran
menunjukkan bahwa conto konsentrat dulang sisa pengolahan emas atau berupa tailing
dari tanah C.04 menghasilkan kandungan emas dengan endapan sungai aktif mengandung
seberat 1 MC atau 0,34 mg dan conto C.70 butiran emas sebanyak 1 FC dan 1 VFC ( 0,161
yang merupakan hasil uji coba penyemprotan di mg ) dari volume material 6 Liter. Luas endapan
bagian bawah dinding tambang Bobi dekat aluvial memiliki lebar 50 m di bagian hulu dan
dengan batuan dasar mengadung butiran emas 18 m di bagian hilir, panjang 100 m dengan
sebanyak 10 MC, 9 FC dan 2 VFC ( 4,772 mg ), kedalaman 1 meter sehingga diperkirakan
sedangkan pada conto C.02, C.09, C.11 dan potensi sumber daya hipotetik emas tersebut
C.13 tidak ditemukan butiran emas. sebanyak 91,233 gram.

Gunung Sapi
Berdasarkan informasi lisan dari Sungai Topo
penambang setempat, di lokasi ini pernah Butiran emas pada conto konsentrat
ditemukan butiran emas seberat 0,8 kg yang dulang dari endapan sungai aktif di Sungai Topo
diperkirakan merupakan emas nuget. Adanya (C.35) diperoleh seberat 3 FC dan 7 VFC (0,527
penemuan ini menyebabkan masyarakat sekitar mg), pada conto konsentrat dulang C.36 di
mulai menambang di lokasi tersebut. salah satu anak Sungai Topo diperoleh emas
Pada conto konsentrat dulang (C.30) dari seberat 2 FC (0,30 mg). Maka potensi sumber
lokasi sumuran di Gunung Sapi diperoleh daya hipotetik emas pada endapan sungai aktif
kandungan emas sebanyak 3 FC (0,45 mg) dari di Sungai Topo dengan perhitungan sepanjang
material sebanyak 5 Liter yang sebanding aliran 3 Km, ketebalan aluvial rata-rata 1 meter
3 dan lebar sungai rata-rata 25 m diperkirakan
dengan kandungan emas sebanyak 90 mg/m .
sumber daya hipotetik emas sebanyak 3,101 Kg
emas.

Denni.W/KPP Konservasi 5
Gambar 5. Peta Situasi Daerah Blok Topo, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire
BLOK KILO, DISTRIK UWAPA sebanyak 6 liter yang sebanding dengan 26,833
3
Penambangan/pendulangan emas aluvial di mg/m , maka kandungan rata-rata sebesar
3
Blok Kilo dilakukan pada bagian sedimen sungai 77,845 mg/m . Perhitungan sumberdaya
aktif sepanjang Sungai di Kilo-62 hingga Kilo-64 hipotetik pada endapan aluvial tua di Sungai
dan dinding aluvial tua dengan cara membuat Kilo 62-64 diperkirakan kandungan emas
3
sumuran vertikal. aluvialnya sebanyak 77,845 mg/m dengan
Kandungan emas pada konsentrat dulang lebar aluvial tua 15 m, panjang sungai 3000 m
terdapat pada conto C-46 yang berasal dari dan kedalaman material 1 m, maka sumber
lubang tambang vertikal pada endapan aluvial daya hipotetik emas aluvial sepanjang Sungai
tua Kilo-62 sebanyak 3 MC, 3 FC dan 3 VFC Kilo 62-64 tersebut sebanyak 7,006 Kg.
(1,353 mg) dari volume conto material sebanyak Pengambilan conto konsentrat dulang
10,5 liter hal ini sebanding dengan 128,857 (C.51) di lokasi Kilo-38 pada dinding aluvial tua
3 menghasilkan kandungan emas seberat 2 FC
mg/m Au. Conto konsentrat dulang dari
endapan aluvial tua C-49 di Kilo 64 diperoleh dan 7 VFC (0,377 mg) atau sebanding dengan
3
emas sebanyak 1 FC dan 1 VFC (0,161 mg) 37,7 mg/m Au.
yang berasal dari volume conto material

Denni.W/KPP Konservasi 6
Gambar 6. Peta Situasi Daerah Blok Kilo, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire
BLOK MUSAIRO, DISTRIK LEGARE Di lokasi Palang terdapat 2 lokasi kegiatan
Pada lokasi Sungai Jernih, penduduk penambangan, conto konsentrat dulang C-65
setempat umumnya melakukan penambangan diambil pada lokasi tambang penambang dari
pada sedimen sungai aktif dan endapan aluvial Gorontalo, diperoleh kadar emas sebanyak 1
tua dengan cara pendulangan. Uji coba VVFC (0,0023mg) yang sebanding dengan 0,23
3
pendulangan di lokasi aliran Sungai Jernih mg/m .
umumnya menghasilkan butiran-butiran halus Conto C-66 diambil dari endapan Sungai
emas yang berwarna kuning metalik khas warna Musairo dengan kadar emas sebanyak 2 MC,
emas yang relatif bersih karena terliberasi 10 FC dan 2 VFC (2,162 mg Au) yang
3
sempurna sehingga tidak terdapat pengotor sebanding dengan 216,2 mg/m , Lebar Sungai
(C.61). Musairo 25 m, panjang sungai 500 meter dan
Hasil analisis mineralogi butir pada conto C- kedalaman 1 meter, maka sumber daya
60 yang diambil dari endapan aluvial tua hipotetik emas aluvial sebanyak 2,703 Kg.
diperoleh kadar emas sebanyak 1 FC dan 1 Conto C-69 berasal dari lokasi tambang
VFC yang sebanding dengan 0,161 miligram Yunus Andrean, diperoleh kadar emas 4 MC, 9
3
atau 16,1 mg/m . Pelamparan endapan aluvial FC dan 1 VFC (2,74 mg Au) dari 10 Liter
tua berukuran 70 m x 200 m dengan ketebalan material, sehingga harga rata-rata kandungan
3
2 m, dengan demikian sumberdaya hipotetik emas sebanyak 274 mg/m . Berdasarkan
emas aluvial pada endapan aluvial tua tersebut informasi lisan, luas daerah tambang yang akan
sebanyak 22, 940 gram ?. dikerjakan yaitu 50 m x 100 m dengan
Hasil analisis mineralogi butir pada conto C- ketebalan lapisan yang kaya emas setebal 2
61 yang merupakan conto konsentrat dulang meter, maka potensi sumberdaya emas
dari endapan sungai aktif Kali Jernih hipotetik di daerah ini sebanyak 2,74 Kg.
menghasilkan kandungan emas 2 MC, 6 FC dan Apabila dilihat dari kontur ketinggian dan batas
11 VFC (1,321mg) atau sebanding dengan Sungai Musairo pada peta situasi Blok Musairo
3
132,1 mg/m . Lebar sungai rata-rata 4 meter, perkiraan luas endapan aluvial tua di daerah ini
2
kedalaman endapan sungai 1 m dan panjang sekitar 30000 m , maka potensi sumber daya
sungai 2000 meter, maka sumber daya hipotetik hipotetik emas aluvial seberat 16,44 Kg.
emas aluvial di Sungai Jernih adalah sebanyak
1,057 Kg.

Denni.W/KPP Konservasi 7
Gambar.7 Peta Situasi Blok Musairo-Legare
HASIL EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI perusahaan yang berasal dari Korea, namun
PERUSAHAAN TAMBANG. kegiatan ini hanya berlangsung selama 6 bulan
Sebagian lokasi kajian merupakan daerah karena ketersediaan cadangan emas aluvial
eksplorasi emas aluvial PT.Siriwo Mining di Blok tersebut dianggap tidak ekonomis dibandingkan
2. Hasil eksplorasi menunjukkan terdapat dengan biaya operasional.
cebakan emas aluvial yang berdimensi kecil
dalam endapan tanah laterit, koluvium dan
eluvium di daerah Sungai Mati, Sungai Sowa
dan Sungai Buaya. Endapan-endapan tersebut
diperkirakan dari sumber yang dekat dan
umumnya telah ditambang oleh rakyat. Kondisi
tersebut terlalu kecil untuk dijadikan target
eksploitasi PT.Siriwo Mining walaupun
seandainya tidak ada kegiatan tambang rakyat.
Disimpulkan bahwa untuk Blok 2 tidak ada
daerah prospek yang diperoleh pada cebakan
emas aluvial, namun PT.Siriwo Mining akan
melakukan pemboran di Utawa untuk
mengetahui paleochannel di bawah permukaan. Gambar.8 Kapal keruk untuk menambang emas
aluvial di Sungai Musairo yang sudah tidak
Upaya eksploitasi emas aluvial di Sungai dipergunakan.
Musairo pernah dilakukan dengan
menggunakan kapal keruk oleh salah satu

Denni.W/KPP Konservasi 8
KEBIJAKAN PEMERINTAH yang dikelola rakyat dan berada dalam
Maraknya penambangan emas yang wilayah pertambangan rakyat (W PR),
tersebar pada beberapa lokasi di Kabupaten prinsip dasar pertambangan rakyat atau
Nabire telah diupayakan untuk ditertibkan oleh Pertambangan Skala Kecil (PSK) yakni
pihak yang berwenang dengan cara menjadikan adanya pertambangan rakyat yang telah
Wilayah Pertambangan Rakyat. ada sebelumnya.
Hal-hal yang telah ditempuh oleh Kegiatan penambangan emas dilakukan
pemerintah daerah antara lain : secara perorangan, usaha keluarga atau
1. Menerbitkan kartu dulang bagi tiap berkelompok yang aturannya dibuat
penambang dengan harga Rp 350.000 berdasarkan kesepakatan bersama.
untuk setiap 3 bulan. Sedangkan kontribusi kegiatan ini dapat
2. Menugaskan polisi untuk menjaga pintu menambah pendapatan rumah tangga
masuk wilayah penambangan dengan karena merupakan kegiatan sampingan
memeriksa kartu dulang masing-masing. selain pekerjaan utamanya. Seperti halnya
Saat ini Wilayah Pertambangan Rakyat dilakukan oleh masyarakat di Desa
yang telah ada berdasarkan Surat Keputusan Argomulyo, Distrik Topo dan masyarakat
Menteri Energi dan Sumber daya Mineral antara Distrik Legare yang merupakan penduduk
lain : W PR Sungai Bumi, WPR Sungai Buaya, transmigran dengan mata pencaharian
WPR Sungai Matoa, W PR Sungai Soa-Soa dan utama di bidang pertanian dan peternakan,
WPR Sungai
WilayahAdaiPertambangan Rakyat yang kegiatan
merupakan mendulang emas
pekerjaan sampingan tersebut
yang
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas dapat menambah penghasilan keluarga.
Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Di Desa Topo terdapat kegiatan pembuatan
adalah W PR S.Musairo. dulang yang dikenal dengan kualitas relatif
Sedangkan W ilayah Pertambangan baik, hal tersebut merupakan dampak tidak
Rakyat yang sedang diusulkan antara lain : langsung dari adanya kegiatan
WPR Legare, WPR Wanggar, W PR Wami, penambangan emas aluvial. Bahkan
WPR Siriwo dan WPR Wapoga. adanya produksi dulang tersebut dapat
Kebijakan pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan dulang beberapa toko
mengimplementasikan INPRES No.3 Tahun di Kota Nabire.
2000 akan mengalokasikan cadangan mineral Kondisi infrastruktur yang belum
dangkal dan atau sekunder (aluvial) yang mendukung membuat kegiatan ini
terdapat di sungai-sungai atau bekas sungai sebaiknya dilakukan dengan manual atau
untuk diusahakan oleh rakyat melalui semi mekanis, tidak perlu dilakukan
pertambangan berskala kecil. Dalam kaitan ini penambangan dengan melakukan
diperlukan pembinaan dan pengawasan secara mekanisasi secara besar-besaran. Kondisi
intensif, serta dalam pelaksanaannya dapat ini menunjukkan bahwa penambangan di
dilakukan bekerja sama dengan perusahaan daerah kajian lebih memungkinkan dengan
tambang swasta dan BUMN. menggunakan sistem tambang semprot dan
diolah melalui sluice box serta dulang.
PEMBAHASAN Dimensi sumber daya hipotetik yang relatif
Potensi sumber daya / cadangan emas kecil tidak memungkinkan untuk dilakukan
aluvial di Kabupaten Nabire perlu dikelola penambangan emas oleh perusahaan
secara baik untuk memperoleh manfaat yang bersekala besar. karena berdasarkan
optimal terhadap nilai ekonomis bahan galian pengamatan di lapangan keterdapatan
tersebut. Sistim Pertambangan Sekala Kecil butiran emas umumnya berada pada bagian
(PSK) dalam mengelola bahan galian ini bawah endapan aluvial tua yang berupa
merupakan konsep dasar yang dapat diterapkan gravel dengan variasi ketebalan hingga 2
dengan berbagai pertimbangan dan upaya meter. Hal ini ditunjukkan dengan lapisan-
perbaikan antara lain : lapisan yang kaya dengan emas atau pay
Kegiatan penambangan / pendulangan streak terletak pada batas endapan aluvial
emas telah dilakukan oleh masyarakat asli dengan batuan dasar, dimana di daerah ini
Papua dan suku pendatang sejak tahun disebut dengan batuan pengantar. Selain
1994 yang mengusahakan cebakan emas itu, berdasarkan hasil penyelidikan
sekunder dalam tanah residual, endapan beberapa perusahaan yang pernah
aluvial tua dan endapan sungai aktif. Hal melakukan eksplorasi di daerah ini
tersebut merupakan embrio untuk disimpulkan bahwa cebakan emas sekunder
pengembangan Pertambangan Skala Kecil di daerah ini tidak direkomendasikan untuk
dimana menurut UU No. 11/1967 dieksploitasi lebih lanjut atau dapat
pertambangan rakyat adalah pertambangan dijadikan relinguist area. Oleh karena itu, di

Denni.W/KPP Konservasi 9
daerah ini dapat dijadikan sebagai wilayah Potensi sumber daya cebakan emas
emas aluvial. Sekala Kecil untuk endapan
Pertambangan relatif
diperlukanmarginal
modal yangsehingga
besar. tidak
Hasil perhitungan kadar emas di daerah ini Sumber daya manusia yang relatif
relatif di bawah nilai ekonomis untuk banyak perlu diserap dalam kegiatan
diusahakan dalam bentuk pertambangan penambangan yang bersifat padat
sekala besar. Sebagai perbandingan kadar karya.
emas di Kalimantan Barat yang terdapat di Pola penambangan secara tradisional
daerah Kapuas Hulu memiliki cadangan dan manual di daerah ini akan relatif
terukur 3.604.485 ton dan kadar Au 0,825 lebih ramah lingkungan karena hingga
3
mg/m , Sungai Raya, Monterado dan saat ini tidak mengimbuhkan merkuri
Nyemen (cadangan terukur 95.510.000 ton, untuk memperoleh butiran emas.
3
kadar Au182 mg/m ), Pangkalan batu 2. Upaya penerapan Pertambangan Skala
(cadangan tereka 6.703.125 ton, kadar Au Kecil di wilayah ini harus disertai dengan
3
124,08 mg/ m ), Melawi (diusahakan oleh, kegiatan pembinaan dan bimbingan kepada
PT Hamre, Kapuas Hulu dengan cadangan para penambang oleh pihak yang
terukur 1.211.450,34 ton, cadangan berwenang agar tercipta sistem
terindikasi 375.405,82 ton, kadar Au 0,292 penambangan yang baik (good mining
3
g/m ; oleh PT Sampit Mas dengan practices) dan memperhatikan dampak
cadangan terukur 2.189.189,19 ton, kadar yang mungkin timbul terhadap lingkungan
3
Au 0,148 g/m ), Kabupaten Kapuas sekitarnya.
(cadangan terukur 829.493 ton, kadar Au
3 3. Kegiatan penyelidikan lebih rinci perlu
0,868 g/m ), Kecamatan Singkawang dan
dilakukan agar dapat diketahui potensi
Salamantan (kadar Au 121,06 - 127,10
3 sumber daya/cadangan emas aluvial di
mg/m ), Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Nabire dengan tingkat derajat
Ketapang.
kepercayaan yang lebih tinggi. Hal ini
Pertambangan Sekala Kecil yang sangat berguna untuk dijadikan dasar
diharapkan diterapkan sebaiknya perencanaan pengembangan wilayah
merupakan bentuk upaya penambangan pertambangan serta menciptakan
rakyat yang mampu meningkatkan pertambangan sekala kecil yang memiliki
kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar data eksplorasi yang lengkap sehingga
lokasi pertambangan sebagai suatu bentuk akan memiliki rencana penambangan
penerapan asas ekonomi kerakyatan, selanjutnya.
memperluas lapangan kerja dan 4. Mengingat endapan emas aluvial umumnya
berkembang secara mandiri. merupakan hasil proses erosi dan
Pembinaan dan pengawasan dari instansi transportasi dari cebakan emas primer
yang berwenang pada sistem usaha berdimensi besar, maka kemungkinan dapat
penambangan ini akan dilakukan sehingga dijumpai cebakan emas primer di daerah
dapat mengikuti kaidah-kaidah sekitarnya, oleh karena itu perlu dilakukan
penambangan yang baik dan benar dengan survei lebih lanjut.
selalu memperhatikan K-3 tambang dan 5. Bimbingan cara pengolahan emas perlu
kelestarian fungsi lingkungan serta dilakukan karena umumnya tingkat
merangsang dan menunjang pertumbuhan perolehan yang dilakukan saat ini masih
ekonomi di sektor lainnya. rendah (40% - 50%), oleh karena itu perlu
dilakukan uji coba pengolahan dan
KESIMPULAN modifikasi alat pengolahan yang ada agar
1. Potensi cebakan emas aluvial pada tingkat perolehan pengolahan meningkat.
beberapa wilayah penambangan emas di
Kabupaten Nabire menunjukkan adanya UCAPAN TERIMA KASIH
sumber daya hipotetik yang relatif Penulis mengucapkan terimakasih
ekonomis, jika diusahakan dengan kepada Ir. Sabtanto Joko Suprapto, Koordinator
penambangan sekala kecil yang dilakukan Kelompok Program Penelitian Konservasi,
oleh rakyat tanpa melakukan mekanisasi Pusat Sumber Daya Geologi yang telah
secara besar-besaran. Hal-hal yang menjadi memberikan saran dan koreksi dalam penulisan
pertimbangan antara lain : makalah. Juga disampaikan terima kasih
Volume endapan aluvial dan tanah yang kepada Asep Ahdiat dan Unen Oman yang
mengandung emas relatif terbatas. menyediakan data dan gambar untuk
melengkapi tulisan ini.

Denni.W/KPP Konservasi 10
10
DAFTAR PUSTAKA

Aspinal Clive, IIED, 2001, Small Scale Mining in Indonesia, Jakarta.


Aziz,S, 1999, Aplikasi Geologi Kuarter untuk Explorasi Sumber Daya Mineral, Geologi Teknik
dan Tata Lingkungan, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Blackie, 1991, Gold Metallogenic and Exploration, Leicester Place, London.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2000, Penanggulangan Masalah Pertambangan
Tanpa Izin (PETI), Jakarta.
Dinas Pertambangan DT.I Prop Irian Jaya dan Lembaga Penelitian ITB, 1998, Pemetaan Wilayah
dan Pembinaan Pengembangan Rakyat di Kabupaten DATI II Manokwari dan Nabire,
Bandung.
Djunaidi Djoni.A, dkk, 1997, Perencanaan Reklamasi Pasca Tambang di Tambang Karya Timah
Belitung, PPTM, Bandung
Dow,D.B, Harahap.B.H, Hakim.S.A, 1990, Geologi Lembar Enarotali, Irian Jaya, Pusat Penelitian
Pengembangan Geologi, Bandung.
Hartman L Howard, 1987, Introductory Mining Engineering, John Willey & Sons, Canada.
Macdonald Eoin H, 1983, Alluvial Mining, The Geology, technology and economics of placers,
Chapman and Hall, London.
Pusat Sumber Daya Geologi, 2004, Konsep Pedoman Teknis Penentuan Bahan Galian Lain dan
Mineral Ikutan Pada Pertambangan Emas Aluvial, Bandung.
Pusat Sumber Daya Geologi, 2005, Konsep Pedoman Teknis Inventarisasi Bahan Galian
Tertinggal Pada Wilayah Bekas Tambang Emas Aluvial, Bandung.
Siriwo Mining.P.T, August 2001, Report of First Year Exploration Period July 27, 2000 to July
26, 2001 and Proposed Work Programe and Budget of Exploration Period 2001/2002,
Jakarta.
Siriwo Mining.P.T, September 2001, Termination Report (Laporan Terminasi) Contract of Work
PT.Siriwo Mining, Paniai Regency, Irian Jaya Province. Jakarta.
Sumarsono, 1992, Bimbingan Teknis Penambangan Emas Alluvial di Sekonyer Kalimantan
Tengah, PPTM, Bandung.
Webb, Hawke, 1962 , Geochemistry in Mineral Exploration, Harper & Row Publisher, New York.
Dit Pembinaan Pengusahaan Pertambangan dan LPM-ITB, 1997, Proyek Pengembangan
Pertambangan Sekala Kecil, Rencana Induk Pengembangan Pertambangan Skala
Kecil.

Denni.W/KPP Konservasi 11
11

Anda mungkin juga menyukai