Anda di halaman 1dari 10

1P0

Plain Text
BAB I

Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bumi merupakan tempat tinggal dari kita semua, dari masa lampau hingga saat ini bumi menjadi tempat
kita untuk bernaung. Kondisi bumi yang beraneka ragam membuat manusia selalu berpindah untuk
mendapatkan lokasi yang aman dan kaya akan sumber daya alam untuk dimakan maupun dimanfaatkan.
Banyaknya pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia menelurkan buah pemikiran, berawal dari mencari
kebutuhan makan, manusia kemudian mampu mempelajari tempat dan permukaan mana saja yang
ditumbuhi oleh buah-buah dan hewan yang bisa dimanfaatkan. Manusia juga mulai menetap setelah hidup
didalam gua, mereka memanfaatkan area hutan untuk membuat perkakas maupun rumah, penempatan
rumah dan semua pemukiman manusia juga tidak asal-asalan melainkan mempelajari lingkup sekitar
tempat mereka tinggal, serta melakukan pengujian apakah wilayah yang akan dihuni aman dari berbagai
bencana alam. Manusia juga mulai memanfaatkan kenampakan alam seperti sungai untuk melakukan
transportasi maupun mengairi ladang. Banyak dari mereka yang memanfaatkan dataran tinggi yang
berdekatan dengan gunung api sebagai media untuk bertanam karena suburnya lahan, dan banyak yang
memanfaatkan hasil laut.
Setelah manusia merasakan manfaat yang luar biasa dari bumi, beberapa manusia yang tertarik dengan
lingkungan sekitar mereka mulai mempelajari bumi, dan kenampakan alam yang ada. Manusia tidak
mungkin bisa lepas dari bumi dan kenampakan alam didalamnya, serta tiap kenampakan alam dapat
mempengaruhi manusia, hal ini menjadikan kita sebagai manusia haus akan pengetahuan mengenai bumi,
kenampakannya, dan gejala alam yang selalu terjadi. Manusia mulai mempertanyakan kenapa permukaan
berbeda, suhu berbeda antara tempat tinggi dan rendah, serta sebagainya.
Dengan pengetahuan yang manusia miliki, mereka kemudian memahami bahwa bumi merupakan objek
untuk manusia manfaatkan dan manipulasi. Sebagai objek, bumi mulai dideskripsikan serta digambarkan
oleh manusia melalui kata – kata maupun symbol yang didasarkan dari berbagai peristiwa yang telah
dialami manusia. Penggambaran atau abstraksi dari pemikiran manusia mengenai bumi menciptakan
pemahaman baru mengenai keadaan yang ada disekitar manusia. Manusia mulai mengkonsep berbagai
peristiwa dan keadaan lingkungan yang ada disekitar mereka yang berkaitan dengan bumi, hal tersebutlah
yang menciptakan pengetahuan mengenai geografi yang kita kenal saat ini.
Geografi yang kita tau saat ini merupakan buah pemikiran para pendahulu kita yang melakukan penelitian
dan observasi mengenai keadaan bumi beserta peristiwa didalamnya. Berawal dari hal tersebut manusia
mendapatkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebagai mahkluk berakal yang
hidup di bumi dan hidupnya tidak akan bisa lepas dan selalu terpengaruh dengan keadaan lingkungan
hidupnya, selayaknya manusia harus memahami dan mengerti konsep, ruang lingkup, dan berbagai
fenomena yang mempengaruhi kehidupan manusia melalui geografi.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dirumuskan beberapa permasalahan yang terkait,
adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan geografi?
Bagaimana deskripsi dan ruang lingkup geografi?
Apa saja konsep pokok geografi?
Bagaimana fenomena geografis di masyarakat?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, akan dikemukakan beberapa tujuan dari
menganalisis rumusan masalah tersebut, diantaranya:
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan geografi
Untuk mengetahui deskripsi dan ruang lingkup geografi
Untuk mengetahui konsep pokok dalam geografi
Untuk mengetahui berbagai fenomena geografis yang ada di masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
Kajian Geografi
Pengertian Geografi
Geografi merupakan bahasa dari Yunani yakni Geo yang berarti bumi dan Graphein yang berarti tulisan.
Sedangkan untuk pengertian lebih lanjut Ferdinand Von Richthofen didalam Suharyono dan Moch. Amien
(1994:13), mengatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari gejala, sifat-sifat permukaan bumi
dan penduduknya yang disusun menurut letaknya. Menerangkan terkait gejala-gejala, sifat-sifat
permukaan bumi dan penduduknya yang disusun menurut letaknya. Menerangkan baik tentang
terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut secara bersama maupun tentang hubungan timbal
baliknya gejala-gejala dan sifat tersebut. Pada pertemuan geografi dalam Seminar Lokakarya yang
diadakan pada tahun 1988 di semarang dengan tema Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi,
terumuskan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan / kewilayagan dalam konteks keruangan (Suharyono dan
Moch Amien, 1994:15). Bintarto (1977:9) mengemukakan bahwa Geografi adalah ilmu pengetahuan yang
mencitrakan, menerangkan sifatsifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan penduduk, serta
mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur - unsur bumi
dalam ruang dan waktu. Di sini dijelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari alam (bumi) beserta
gejala-gejalanya, tetapi geografi juga mempelajari manusia beserta semua kebudayaan yang
dihasilkannya
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang
mempelajari gejala dan hasil yang ada di permukaan bumi dari berbagai sudut pandang.
Ruang Lingkup dan Tujuan Geografi
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_pnbL-
XgwA8C&oi=fnd&pg=PA1&dq=ruang+lingkup+geografi&ots=vMubk4k4SQ&sig=8gJHOHBVh1LCK
6ZY07-9P7GSFzc&redir_esc=y#v=onepage&q=ruang%20lingkup%20geografi&f=false (8)
Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup merupakan batasan-batasan yang dicakup dari suatu subjek kajian. Dapat dikatakan juga
bahwa ruang lingkup merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan mempengaruhinya. Pada
dasarnya ruang lingkup digunakan untuk membatasi sebuah subjek agar tidak melebar ke hal yang tidak
berkaitan atau tidak relevan, tetapi juga memudahkan pembahasan dan mempermudah pengkajian teori
dari suatu subjek. Didalam ilmu geografi juga terdapat ruang lingkup yang berguna untuk membatasi
seberapa luas kajian dari ilmu geografi. Ruang lingkup geografi juga dibahas oleh beberapa ahli, salah
satunya Rhoad Murphy (Yani, 2007:8) yang mengemukakan bahwa ada tiga pokok ruang lingkup dalam
studi geografi, yaitu :
1. Persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek keruangan dan
bagaimana manusia memanfaatkannya
2. Interaksi antara manusia dan lingkungan fisik merupakan salah satu bagian dari keragaman wilayah
3. kajian terhadap region atau wilayah.
Selain dari pendapat Rhoad Murphy, para ahli yang tergabung dalam Ikatan Geografi Indonesia (IGI)
memilahkan ruang lingkup geografi atas tiga bagian, hal ini dilihat dari aspek, konteks, dan tehnik. Dari
segi aspeknya, geografi terdiri dari empat objek kajian yakni atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer.
Aspek atmosfere terdiri atas cuaca dan Iklim. Aspek litosfer terdiri atas aspek toposfer dan pedosfer.
Aspek hidrosfer terdiri atas air di ddaratan dan air di lautan. Aspek Biosfer terdiri atas fauna, flora, dan
antroposfer. Apabila dilihat dari segi tekniknya, geografi memiliki tahapan kegiatan identifikasi,
inventarisasi, analisis, sintesis, klasifikasi, dan evaluasi. Kegiatan teknis geografi juga didukung oleh
kegiatan pemetaan, pengindraan jauh, dan sistem informasi geografi

Ketiga lingkup pokok dalam studi geografi yang dikemukakan di atas tidak dapat dilepaskan dari aspek
alamiah dan aspek manusia. Tampak pula gejala, fakta, problem, proses, hubungan, sebab, akibat, dan
fungsi yang menjadi inti dari lingkup geografi. Martopo (1988:22) menampilkan sebuah bagan tentang
cakupan kajian disiplin geografi dan diagram alir kajian geografi. Bagan tersebut mengenai cakupan
kajian disiplin geografi yang menggambarkan pendekatan yang dipakai, teknik atau cara kerja, serta
sasaran kajian. Sementara itu, diagram alir kajian geografi melukiskan geosfer sebagai lingkup sumber
bahan kajian serta pendekatan, teknik, dan proses perolehan. Dalam bagan ini, Martopo mengungkapkan
mulai dari informasi hingga akhirnya sampai pada penggunaannya oleh para konsumen (pemakai
informasi). Dengan alir kajian yang demikian, tecermin bahwa geografi di Indonesia sudah mengarah
pada bentuknya sebagai ilmu terapan, tidak sebagai ilmu disiplin murni atau ilmu akademis yang hanya
dipelajari dan dikembangkan di perguruan tinggi. Dari kedua bagan tersebut, jelas digambarkan bahwa
lingkup kajian geografi dibatasi pada fenomena yang ada di permukaan bumi atau geosfer.
cakupan kajian disiplin geografi
diagram alir kajian geografi
Tujuan Geografi
http://repository.ut.ac.id/4090/1/PSOS4103-M1.pdf (31)
Konsep Dasar Geografi
http://repository.ut.ac.id/4090/1/PSOS4103-M1.pdf (15)
Ilmu mengenai geografi sangatlah luas dan sangat banyak, bagaikan cakrawala yang tak terbatas, bumi
merupakan tempat tinggal manusia yang dengan penuh keingintahuannya mempelajari segala hal, salah
satunya yakni pemahaman atau konsep mengenai geografi itu sendiri. Konsep Geografi adalah rancangan
atau gambaran dari objek, proses, atau apa pun yang berkaitan dengan ilmu geografi. Banyak ahli
memiliki pendapat yang berbeda dengan ahli yang lainnya, seperti halnya pendapat yang dikemukakan
Broek dalam Mahardi (2015:15) yang mengemukakan konsep dasar
berikut.
Penghargaan atau Pandangan Budaya atas Bumi
Lingkungan alam bukan merupakan gabungan unsur-unsur alam yang kaku dan menuntut adaptasi dari
masyarakat manusia secara ketat dan seragam dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, setiap masyarakat
yang hidup pada zaman yang berbeda menanggapi lingkungan alamnya pun berbeda sesuai dengan
keadaan tempat tinggal dan pandangan hidup yang dianutnya. Kemajuan teknologi berjalan mengikuti
perubahan pandangan manusia terhadap lingkungannya dalam pengelolaan sumber daya. Kebudayaan
merupakan dinamika adaptif manusia terhadap lingkungannya. Penanganan manusia atas sumber daya
(eksplorasi dan eksploitasi) tergantung dari tingkat pendidikan, ikatan sosial, kompetensi teknik,
semangat wiraswasta, organisasi ekonomi, dan stabilitas politik.
Konsep Regional
Konsep regional merupakan suatu alat untuk memahami perbedaanperbedaan dan persamaan-persamaan
wilayah di permukaan bumi. Suatu region mempunyai kesamaan sifat-sifat homogen yang internal dan
yang bisa dibedakan dengan wilayah di sekitarnya. Karakter pengenalannya barangkali ditandai dengan
kemiripan atau keseragaman bentang alamnya atau kegiatan ekonomi di suatu tempat. Barangkali hal itu
merupakan suatu sistem antarwilayah satu dengan lainnya membentuk sistem fungsional. Kondisi
keseragaman tersebut dapat digeneralisasikan untuk menggambarkan suatu region. Pengertian region
sebagai konsep intelektual berguna sekali untuk memahami dualisme yang ada dalam studi geografi, yaitu
studi topikal (sistematis) dan studi regional. Pendekatan topikal digunakan untuk mendefinisikan kriteria-
kriteria yang ditetapkan untuk penentuan suatu region, sedangkan konsep regional mengidentifikasikan
wilayah-wilayah yang seragam.
Pertalian Wilayah
Keberadaan fenomena fisik secara bersama-sama dalam suatu wilayah bukanlah hal yang kebetulan dan
sebagai kumpulan yang bercampur aduk tidak beraturan, seperti tumpukan sampah yang dilempar di tong
sampah. Akan tetapi, kumpulan fenomena ini merupakan asosiasi yang mempunyai sifat organisasi
rasional dan komprehensif. Konsep pertalian wilayah ini sangat erat dengan pendekatan-pendekatan yang
digunakan oleh ahli-ahli geografi dalam mempelajari suatu tempat atau wilayah.
Interaksi Keruangan
Adanya pembagian pekerjaan berarti menghasilkan spesialisasi, tetapi juga interdependensi. Apabila kita
kaitkan dengan tempat, dibutuhkan spesialisasi wilayah yang berhubungan dengan wilayah-wilayah lain
untuk kepentingan pertukaran barang dan jasa. Dengan kata lain, perbedaan dan integrasi wilayah
memerlukan interaksi. Interaksi antarruang merupakan keniscayaan geografis karena tidak ada satu pun
wilayah yang swasembada sumber daya. Interaksi semacam ini termasuk organisasi keruangan.
Organisasi keruangan ini mempunyai derajat atau tingkatan secara fungsional, misalnya pusat-pusat
pelayanan. Sebaliknya, interaksi keruangan tergantung pada movement sirkulasi, yakni pergerakan, baik
berupa pesan, barang, maupun orang. Situasi suatu tempat diartikan bagaimana posisinya terhadap
jaringan movement sirkulasi dan merupakan hal yang penting dalam menentukan karakter tempat itu.
Lokasi pusat berarti mempunyai nilai derajat aksesibilitas yang tinggi. Sebaliknya, lokasi pinggiran
diartikan sebagai wilayah yang terisolasi.
Lokalisasi
Arti lokalisasi adalah pemusatan suatu kegiatan pada wilayah yang terbatas. Dapat dikatakan, suatu
aktivitas tertentu dapat menarik aktivitasaktivitas lainnya yang terjadi di suatu tempat tertentu.
Pentingnya Skala
Agar suatu konsep menjadi jelas, perlu adanya aplikasi penyamaan, baik untuk wilayah yang luas maupun
wilayah yang sempit
Konsep Perubahan
Semboyan “bumi tak akan musnah” merupakan pandangan yang menggambarkan bahwa dunia ini terus-
menerus mengalami perubahan. Perubahan di bumi berlangsung terus-menerus, baik yang menyangkut
keadaan alam maupun kehidupan umat manusia. Dengan konsep perubahan ini, ahli geografi
menggambarkan apa yang berlaku di suatu wilayah tertentu pada saat ini. Hal itu merupakan hasil dari
proses masa lalu yang berjalan cukup lama melalui aneka perubahan. Ada perubahan yang berlangsung
dalam jangka pendek dan ada perubahan yang berlangsung dalam jangka panjang. Peristiwa-peristiwa
gunung meletus atau gempa bumi yang menenggelamkan Pulau Krakatau merupakan contoh perubahan
yang sangat cepat, sedangkan perubahan iklim global dunia ini termasuk jangka panjang. Terhadap aneka
perubahan ini, dalam studi geografi, harus diperhitungkan karena manusia juga melakukan tanggapan
terhadap perubahan-perubahan dalam kehidupannya sebagai tantangan atau tawaran untuk memperbaiki
kesejahteraan hidupnya. Perubahan ini menyebabkan manusia berusaha menemukan penemuan-
penemuan baru yang menguntungkan bagi kehidupannya.
Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 1989 diselenggarakanlah Seminar dan Lokakarya Ahli
geografi yang menghasilkan kesepakatan berupa
10 konsep esensial geografi yakni sebagai berikut (Mahardi,
2015:22).
Konsep Lokasi
Lokasi mempunyai dua makna, yakni lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah lokasi yang
sudah pasti, misalnya lokasi suatu objek di permukaan bumi yang ditentukan dengan sistem koordinat
garis lintang dan garis bujur. lokasi relatif mempunyai sifat dinamis. Nilai atau peran yang terlekat dalam
objek tinggi rendahnya ditentukan oleh objek atau objek-objek lain yang ada kaitannya dengan objek
pertama yang menjadi titik perhatiannya. Peran atau nilai suatu objek atas dasar lokasinya dapat berubah-
ubah disebabkan perubahan situasi di luarnya yang mempunyai kaitan dengan objek tadi.
Jarak
Jarak dapat dibedakan, yaitu jarak absolut dan jarak relatif atau jarak fisik dan jarak sosial (abstrak). Jarak
absolut merupakan jarak sebenarnya (dalam satuan tertentu). Jarak relatif dapat digambarkan dalam (1)
peta isokronik yang menggambarkan jarak yang dapat ditempuh dalam waktu yang sama, (2) peta
isofodik menggambarkan jarak yang ditempuh dengan biaya yang sama, dan (3) peta isotacik
menggambarkan wilayah-wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.
Aglomerasi
Terdapat suatu pengelompokan (aglomerasi) pelbagai aktivitas manusia dalam beradaptasi dengan
lingkungannya, seperti permukiman, aktivis pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Beberapa fenomena
geografi yang dapat dikaji dengan konsep aglomerasi terutama menyangkut aspek manusia.
Keterjangkauan
Makna keterjangkauan adalah dapat tidaknya atau mudah tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain.
Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik, biaya, dan
waktu serta berbagai hambatan medan. Majunya teknologi dalam bidang transportasi dan ekonomi
menyebabkan keterjangkauan semakin tinggi sehingga jarak menjadi sangat singkat dan dunia menjadi
global.
Interaksi
Interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua daerah atau lebih yang dapat menghasilkan fenomena
baru, penampilan, dan masalah. Dalam interaksi, satu fenomena tergantung pada yang lain
Interaksi
Interaksi Interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua daerah atau lebih yang dapat menghasilkan
fenomena baru, penampilan, dan masalah. Dalam interaksi, satu fenomena tergantung pada yang lain.
Contohnya, interaksi kota dan desa terjadi karena ada perbedaan potensi alam. Desa memproduksi bahan
baku, sedangkan kota ini menghasilkan produk industri. Karena kedua daerah saling membutuhkan,
terjadi interaksi. Antarwilayah mempunyai interaksi satu sama lainnya karena saling melengkapi dan
saling membutuhkan. Tidak ada satu pun wilayah yang dapat memenuhi semua kebutuhan penduduknya
secara tersendiri. Interaksi antarwilayah ditandai dengan adanya aliran barang, orang, uang (transportasi),
informasi, ide, teknologi (komunikasi), dan lain-lain.
Differensiasi keruangan
Wilayah di permukaan bumi mempunyai kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda antara
satu dan lainnya. Berbagai gejala dan permasalahan geografis yang tersebar dalam ruang mempunyai
karakteristik yang berbeda.
Nilai penting
Pada interaksi manusia dengan lingkungannya, diberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu.
Sebagai contoh, suatu ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan permukiman mempunyai nilai penting
dalam geografi. Hal ini terkait dengan fungsi fisis (iklim mikro, resapan air, dan tempat satwa) dan sosial
(estetika, tempat bermain, dan lain-lain) dari ruang tersebut
Keterpaduan/sintesis
Geografi merupakan ilmu sintesis, yaitu saling terkait antara fenomenafenomena fisik dan manusia, yang
mencirikan suatu wilayah, dengan corak keterpaduan atau sintesis tampak jelas pada kajian wilayah.
Luasnya cakupan objek kajian geografi membawa konsekuensi pada pokok dan subpokok bahasan yang
disajikan dalam pelajaran geografi di sekolah
Morfologi
Morfologi menggambarkan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah
melalui proses geologi yang lazimnya disertai erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-
pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembahlembah, dan daratan
aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi, pengendapan,
penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air.
Pola
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di permukaan bumi, baik fenomena
yang bersifat alami (seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan) maupun
fenomena sosial budaya (misalnya permukiman, persebaran, mata pencarian, dan jenis perumahan tempat
tinggal penduduk). Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami arti,
serta berusaha untuk memanfaatkannya. Apabila mungkin, hal itu juga menginventarisasi atau
memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.
Fenomena geografis yang ada di masyarakat
Fenomena Geografis
Fenomena merupakan fakta ataupun peristiwa yang terjadi disekitar manusia dan dapat diobservasi.
Dalam ilmu geografis juga terdapat juga fenomena didalamnya, karena geografis berkaitan sangat erat
dengan bumi dan kehidupan manusia melalui berbagai peristiwa yang terjadi di permukaan bumi.
Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat juga tidak dapat terlepas hal tersebut, semua kegiatan
masyarakat juga memanfaatkan fenomena geografis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fenomena
geografis yang terjadi dapat dikatakan sebagai fenomena geosfer.
Fenomena geosfer ini terdiri dari manusia, alam, dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi. Hal yang
meliputi geosfer adalah hidrosfer (lapisan air), litosfer (lapisan batuan), atmosfer (lapisan udara), biosfer
(lapisan kehidupan yang meliputi kehidupan hewan dan tumbuhan), dan antroposfer (dinamika
penduduk).

Fenomena-fenomena geografi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, tercermin dalam
berbagai hal, antara lain dalam persebaran pemukiman, persebaran pusat-pusat aktivitas penduduk
(sekolah, rumah, pasar dan industri), peristiwa alam seperti banjir, gempa, letusan gunung api, cuaca,
iklim dan sebagainya.
Di dalam geosfer peristiwa-peristiwa alam banyak yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara
langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya manusia dapat merasakan sedangkan tidak
langsung maksudnya berpengaruh terhadap manusia walaupun manusia tersebut tidak semua
merasakannya.
Dalam uraian berikut akan dijelaskan obyek kajian material dalam kaitan dengan kehidupan sehari-hari.
1. Fenomena pada Atmosfer
Atmosfer merupakan lapisan gas yang melingkupi bumi, dari permukaannya sampai jauh di luar angkasa.
Ketinggian atmosfer antara ketinggian 0 km di atas permukaan tanah hingga pada ketinggian sekitar 560
km dari atas permukaan bumi (Badriah,2015:115). Atmosfer bumi berperan dalam menjaga
keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Peran utama dari atmosfer bumi ialah membentuk
siklus air dan suhu udara yang sesuai sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Air dan udara merupakan
sumber kehidupan baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Keberadaan atmosfer membedakan
bumi dengan planet lain yang kering, tandus, dan sangat panas atau sangat dingin serta tidak ada
kehidupan di dalamnya (Aldrian, 2011:1), Adapun berbagai contoh fenomena atmorfer antara lain sebagai
berikut:
• Terjadi perubahan musim.
Akibat yang berpengaruh adalah pada musim penghujan, para petani mulai menggarap lahannya.
• Bisa juga berpengaruh pada jenis pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim
dingin, pakaian yang digunakan tebal-tebal.
2. Fenomena pada Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Pembentukan hidrosfer berasal dari berbagai
sumber air yang ada di bumi (Nurdiana, 2016:53). Dapat dikatakan pula bahwa hidrosfer merupakan
lapisan air yang menyelimuti bumi Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan,
salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Adapun beberapa fenomena
hidrosfer antara lain sebagai berikut:
• Siklus air yang membuat manusia dapat menggunakan air, karena telah didaur ulang oleh alam.
• Besar kecilnya air limpasan, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi oleh
penggunaan lahan oleh manusia.
Bila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat peresapan air, dijadikan untuk permukiman, atau
kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan pelestariannya, maka air limpasan semakin banyak. Air
limpasan yaitu air yang mengalir di permukaan tanah (run off).
• Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi banyak sedikitnya peresapan air ke dalam tanah. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis batuan dan jenis penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi oleh cara
manusia memanfaatkannya. Bila manusia memanfaatkan air tanah secara boros, maka ketersediaannya
akan cepat habis.
3. Fenomena pada Lithosfer
Litosfer adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit
bergerak. Posisi litosfer berada di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain
(Sunarjo, 2012:28). Adapun fenomena litosfer antara lain sebagai berikut:

• Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat
sengkedan (terrasering).
• Supaya tidak terjadi penurunan daya dukung lahan, maka harus diupayakan pemanfaatan lahan dengan
memperhatikan kemampuan lahannya.
4. Fenomena pada Biosfer
Kata biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup, dan sphere ang berarti lapisan. dapat dikatakan
boesfer adalah lapisan dari tempat tinggal mahkluk hidup. Biosfer merupakan sebuah sistem, yang
meliputi seluruh mahkluk hidup yang berinteraksi satu antara lain, kehidupan mahkluk hidup tidak akan
bisa lepas dari tiga lapisan utama yakni litosfer, hidrosfer, dan atmosfer (Amir,2008:3). Keanekaragaman
flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi
penduduk makan nasi dari beras, pada daerah gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat
makanannya. Keberadaan hewan juga demikian, contoh orang Thailand menggunakan gajah untuk
membantu pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi dan kerbau. Hal ini
disebabkan karena keberadaan dari hewan-hewan itu.
5. Fenomena pada Antroposfer
Antroposfer berarti lapisan manusia dan kehidupannya di permukaan bumi dengan beragam adat dan
budayanya (Noviati,2018), hal ini mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk
mempunyai keahlian yang berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga
menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan
kehidupannya juga menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat
yang berbeda pula.
Jadi perlu Anda ingat, ruang lingkup geografi secara umum adalah sama luasnya dengan objek studi yang
menjadi kajian geografi, yaitu meliputi semua fenomena geosfer baik fenomena alam maupun fenomena
sosial serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Daftar Pustaka
Ilmu Geografi dan Pelestarian Lingkungan dalam PIPS
Marhadi S.K., and Amirudin, Achmad and Sudarso, Yos and Mustofa, and Suharto, Yusuf and Prawito,
Hendri and Suryadi, Karim and Yuswanti A.W., (2015) Ilmu Geografi dan Pelestarian Lingkungan dalam
PIPS. In: Hakikat Geografi. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-50. ISBN 9789790119789
Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, Beni S. Ambarjaya, (2007) Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer
untuk SMA/MA Kelas X, Grafindo Media Pratama, Bandung
Martono, Sugeng. 1988. “Pendekatan Geografi di Dalam Konsesium Sains & Matematika,” Lembaran
Ilmu Pengetahuan IKIP Semarang, hlm. 22.
Badriah, Basyit.(2016). Ensiklopedia Rumus kimia SMP kelas 7,8,9 . Pustaka Ilmu Semesta.
Aldrian, dkk. (2011). Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia (PDF). Jakarta: Pusat
Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika.
Sunarjo, dkk. (2012). Gempabumi Edisi Populer (PDF) (edisi ke-2). Jakarta: Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika. ISBN 978-979-1241-24-3.
Nurdiana (2016). Ilmu Alamiah Dasar. Lombok: Pustaka Lombok. hlm. 53. ISBN 978-602-70165-5-2.
Amir Khosim, Dra.Kun Marlina Lubis.(2008).Geografi untuk SMA/MA Kelas XI,Grasindo, Jakarta
Noviati, 1991- (penulis); Daru Wijayanti (editor). (2018). Belajar lengkap tentang antroposfer :
pendamping belajar geografi untuk SMA kurikulum 2013 / Noviati; editor, Daru Wijayanti. Yogyakarta ::
Cahaya Pendidikan,.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIIS/article/viewfile/8546/5580
https://pahamify.com/blog/artikel/geografi-kelas-10-langkah-langkah-penelitian-geografi/
https://eprints.uny.ac.id/16196/2/BAB%20II.pdf
http://eprints.umg.ac.id/2268/3/BAB%20II.pdf
https://www.yumpu.com/id/document/read/29596203/b-ruang-lingkup-geografi-index-of

Anda mungkin juga menyukai