Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN

GEOGRAFI

Oleh:

Rissa Nur Fajarinny, Enok Maryani*, Iwan Setiawan*


Corresponding Author: rissanurfajarinny@ymail.com

Abstrak

Geografi sebagai salah satu mata pelajaran memiliki kontribusi untuk mengembangkan
keterampilan peserta didik. Konsep-konsep geografi tersebut dapat diperoleh dari fenomena-fenomena di
permukaan bumi, bersentuhan langsung dengan dunia nyata, yang dapat dirasakan, dan dilakukan sebagai
kegiatan sehari-hari sehingga membentuk pengalaman. Dalam hal ini geografi dapat memberikan
kontribusi dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik sebab tindakan kreatif dari dalam diri
seseorang muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Maka
dari itu, Keterampilan berpikir kreatif peserta didik juga harus dapat digali dan ditingkatkan melalui
pembelajaran geografi, sebab butuh kreativitas dalam memecahkan permasalahan keruangan salah
satunya dengan menerapkan inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Kata kunci : Geografi, Konsep Geografi, Berpikir Kreatif,

Pendahuluan
Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang,
sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik untuk menguasai berbagai
keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses dalam hidup. US-based Partnership for
21st Century Skills (P21) mengidentifikasi bahwa kompetensi yang diperlukan di abad ke-21
yaitu “The 4Cs”- communication, collaboration, critical thinking, dan creativity
(Zubaidah,2016). Salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thingking Skill)
yang perlu untuk dikembangkan untuk menyongsong Abad 21 adalah keterampilan berpikir
kreatif. Menurut Lindren berpikir kreatif adalah “memberikan bermacam kemungkinan jawaban
atau pemecahan masalah berdasarkan informasi yang diberikan dan mencetuskan gagasan
terhadap persoalan” (Octasila, 2015). Selanjutnya Lawson (1980) memaknai berpikir kreatif
sebagai sesuatu proses kreatif, yaitu merasakan adanya kesulitan, masalah, kesenjangan
informasi, adanya unsur yang hilang dan ketidakharmonisan, mendefenisikan masalah secara
jelas, membuat dugaan-dugaan dan kemungkinan perbaikannya, pengujian kembali atau bahkan
mendefenisikan ulang masalah dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya. Sehingga
keterampilan berpikir kreatif adalah sebagai kemahiran atau kecakapan peserta didik dalam
menggunakan berbagai operasi mental, yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian, dan
pengungkapan ide untuk menghasilkan sesuatu baik dalam bentuk barang atau gagasan.
Geografi sebagai salah satu mata pelajaran memiliki kontribusi untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik. Pokok-pokok bahasan geografi yang bersifat teoritis yang digali dari konsep-
konsep geografi harus dapat memberikan pengetahuan praktis bagi peserta didik dalam mengarungi
kehidupan (Sumaatmadja, 1996). Konsep-konsep geografi tersebut dapat diperoleh dari fenomena-
fenomena di permukaan bumi, bersentuhan langsung dengan dunia nyata, yang dapat dirasakan, dan
dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari, membentuk pengalaman. Kemampuan berpikir kreatif peserta
didik juga harus dapat digali dan ditingkatkan melalui pembelajaran geografi, sebab butuh kreativitas
dalam memecahkan permasalahan keruangan. Dalam hal ini geografi dapat memberikan kontribusi dalam
mengembangkan kreatifitas peserta didik sebab tindakan kreatif dari dalam diri seseorang muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian di atas
maka pemahaman konsep dan pengembangan kemampuan berpikir kreatif harus menjadi tujuan dalam
pembelajaran geografi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif di antaranya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran tertentu (Okpara, 2007) .

Metode
Metode penelitian menggunakan studi literatur, baik literatur primer dan sekunder yang
berasal dari hasil penelitian dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini.

Pembahasan
Geografi
Geografi adalah subjek eklektik yang berkisar dari ilmu fisika hingga ilmu sosial hingga
seni dan humaniora. Penerbitan Komite Bersama tahun 1984 tentang Pedoman Pendidikan
Geografis untuk Pendidikan Geografis merupakan peristiwa penting dalam gerakan reformasi
nasional dalam pendidikan geografi. Ini juga berisi bagian yang menguraikan keterampilan studi
sosial dasar dan menyarankan strategi yang dapat digunakan guru untuk menganalisis informasi
geografis yang pada gilirannya dapat digunakan siswa untuk bertanya tentang dan akhirnya
menemukan solusi untuk pertanyaan atau masalah sosial.
Geografi merupakan disiplin ilmu terintegrasi dalam kajian ilmu-ilmu sosial serta ilmu-
ilmu fisis dan sosial, yang memungkinkan peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan Geografi untuk berbagai situasi kehidupan, baik di rumah maupun di lingkungan
luar rumah. Dengan mempelajari Geografi dalam pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya. Geografi mempelajari persamaan dan perbedaan permukaan bumi dari sudut
pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (Effendi, Sapriya & Maftuh,
2009).

Konsep Geografi
Objek kajian geografi adalah geosfer yang terdiri dari atmosfer, hidrosfer, lithosfer,
biosfer, dan antrophosfer yang dikaji dalam pendekatan keruangan, kelingkunganan, dan
kewilayahan. Menurut Richard & James (1994) kelima tema itu tidak dimaksudkan sebagai
penjelasan yang pasti dan lengkap tentang geografi sebagai bidang studi. Tema mendasarnya
adalah tema untuk mengatur konten geografi dalam format yang nyaman dan dapat diadaptasi
secara luas.
Geografi, seperti banyak disiplin ilmu lainnya, menentang definisi sederhana. Kelima
tema tidak mewakili taksonomi geografis baru. Meskipun orang dapat berargumen bahwa
pengetahuan lokasi dan tempat harus secara logis mendahului hubungan manusia-lingkungan,
gerakan, dan wilayah, itu tidak selalu merupakan pendekatan terbaik sehingga harus dengan
pembelajaran siswa tentang lokasi dan tempat.
Pendekatan lain dimulai dengan konsep rumit lainnya, seperti saling ketergantungan
global, dan kemudian mengintegrasikan daerah, gerakan, dan tempat. Setiap tema, serta kerangka
kerja keseluruhan tema, dapat diterapkan pada berbagai skala, dari lokal, internasional, hingga
global. Dikombinasikan sebagai pengelola konten, kelima tema tersebut menunjukkan sifat
geografi yang koheren melalui pemaparan dimensi spasialnya. Realitas geografis (spasial) dunia
sedemikian rupa sehingga sebagian besar masalah, topik, dan masalah geografis melibatkan
pertimbangan setidaknya beberapa, jika tidak semua, lima tema yang mencakup kajian geosfer.

Keterampilan Berpikir Kreatif


Menurut Asmani berpikir kreatif adalah kemampuan (berdasarkan informasi yang tersedia)
untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan terhadap
suatu masalah, yang menekankan segi kuantitas, ketergantungan , keragaman jawaban dan
menerapkan dalam pemecahan masalah (Nuryanah, 2015).Melalui Berpikir kreatif peserta didik
mampu mengembangkan ide-ide kreativitas untuk dapat memunculkan ataupun menemukan
pemikiran-pemikiran. baik itu dalam bentuk suatu strategi atau solusi terhadap pemecahan suatu
masalah. Begitupun halnya dengan proses pembelajaran berpikir kreatif sangat berperan penting
dalam pengembangan kreativitas peserta didik.
Treffinger (dalam Semiawan, 1987) memberikan alasan mengapa pemikiran kreatif
merupakan hal yang penting bagi peserta didik:
1) Berpikir kreatif membantu anak menjadi lebih berhasil dalam hal menyelesaikan masalah.
Hal ini dikarenakan berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat berbagai
kemungkinan penyelesaian terhadapsuatu masalah.
2) Berpikir kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah
masalah yang timbul di masa depan.
3) Berpikir kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan yang
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
4) Berpikir kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.
Keterampilan berpikir kreatif merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk
membantu siswa menjadi pebelajar sukses, individu yang percaya diri serta menjadi warga
negara yang bertanggung jawab sehingga penting dikembangkan pada berbagai mata pelajaran
untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan kreativitasnya serta kreatif dalam
memecahkan masalah (Cachia et al, 2010). Kreativitas merupakan keterampilan yang sangat
penting untukmemecahkan masalah dan memunculkan ide-ide baru (Zenobia, 2012; Arvyati,
2015), menghasilkan ide-ide baru dengan menggabungkan, mengubah atau menambah ide yang
ada (Anwar et al, 2012), menggunakan berbagai ide, memperbaiki, menganalisis dan
mengevaluasi ide-ide dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya kreatif (Piirto,
2011).
Terdapat lima ciri keterampilan berpikir kreatif, yaitu: (1) Fluency (kelancaran), yaitu
kemampuan untuk memunculkan banyak ide, cara, saran, pertanyaan, gagasan, ataupun
alternatif jawaban dengan lancar dalam waktu tertentu secara cepat dan ditekankan pada kualitas;
(2) Flexibility (keluwesan), meliputi kemampuan mengeluarkan gagasan, jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi di mana gagasan atau jawaban tersebut diperoleh dari sudut pandang
yang berbeda-beda dengan mengubah cara pendekatan atau pemikiran; (3) Originality (keaslian),
yaitu kemampuan mengeluarkan ungkapan, gagasan, atau ide untuk menyelesaikan masalah atau
membuat kombinasi bagian-bagian atau unsur secara tidak lazim, unik, baru yang tidak terpikir
oleh orang lain; (4) Elaboration (kerincian), merupakan kemampuan untuk memperkaya,
mengembangkan, menambah, menguraikan, atau merinci detail-detail dari objek,

Simpulan
Kemampuan berpikir kreatif harus diterapkan pada seluruh mata pelajaran yang ada
disekolah, khususnya pada mata pelajaran geografi .Guru merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, untuk meningkatkan hasil belajar, guru hendaknya mampu
menggunakan berbagai macam model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif sehingga pada saat proses pembelajaran tidak membosankan dan mampu menarik
perhatian siswa maka dibutuhkan inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Referensi
Anwar, M., N. M., Aness, M., Khizar, A., Naseer, M., Gulam, M. (2012). Relationship of
Creative Thinking with the Academic Achievements of Secondary School Students.
International Interdisciplinary Journal of Education, 1(3): 44- 47

Arvyati, Ibrahim, M., & Irawan, A. (2015). Effectivity Of Peer Tutoring Learning To Increase
Mathematical Creative Thinking Ability Of Class XI IPA SMAN 3 KENDARI 2014.
International Journal of Education and Research, 3(1): 613- 628.
Cachia, R., Ferrari, A., Mutka, A. K., & Punie, Y. (2010). Creative Learning and Innovative
Teaching. JRC Scientic and Technical Report. Luxembourg: Publications Office of the
European Union
Effendi, R., Sapriya & B. Maftuh. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
Lawson, AE. 1980. A theory of Teaching for Conceptual Understanding, Rational Thought and
creativity, in A.E. Lawson (ed). 1980. Aets. Yearbook the Psicology of Teaching for
Thinking and Creativity. Ohio: Clearinghouse. 104–149.
Nuriyanah, Siti. (2015). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Praktikum
Sederhana. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Octasila, H. (2015). Pengaruh Metode Guided Discovery Learning Terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Piirto, J. (2011). Creativity for 2st Century Skills. How to Embed Creativity Into The Curriculum
. Ashland University, Ohio, USA
Richard & James. (1994). An Elaboration of the Fundamental Themes in Geography. National
Council for the Social Studies

Semiawan, Cony dkk. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah:
Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia.

Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.


Zubaidah, Siti . (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Isu-isu Strategis Pembelajaran
MIPA Abad 21.

Anda mungkin juga menyukai