Disusun Oleh:
ALIFIA SALMA FADILLAH
2010416320017
C
A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur ruang Kota Balikpapan
2. Mahasiswa mampu membuat peta struktur ruang Kota Balikpapan
C. DASAR TEORI
Defenisi struktur ruang
Defenisi Struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial, ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional (Shara, 2018). Rencana
struktur ruang wilayah kota merupakan kerangkan tata ruang wilayah kota yang tersusun
atas konstelasi pusat – pusat kegiatan yang hirarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem
jaringan prasarana wilayah kota terutama jaringan transportasi. Struktur spasialnya adalah
penempatan pusat pembayaran. Sistem jaringan dan infrastruktur dan sistem fasilitas.
Semua ini berfungsi Sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi yang terkait secara
hierarkis fungsional. Penataan ruang merupakan bentuk struktural dan pola pemanfaatan
ruang. Struktur ruang kota merupakan gambaran dari sistem pusat pelayanan Kegiatan
internal kota dan jaringan infrastruktur kota hingga akhir zaman Dengan daerah perkotaan
Sebagian besar memenuhi fungsi kegiatan yang ada / direncanakan di perkotaan Kota-
kota yang merupakan bagian integral dari sistem regional, negara bagian, dan nasional
Internasional juga. Menurut Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008) Tata ruang kota
merupakan pusat kegiatan, kawasan fungsional, Jaringan jalan. Kota atau daerah
perkotaan biasanya ditampilkan Sebagai sistem spasial yang terdiri dari elemen internal
yang berbeda Komponen-komponen tersebut dan keterkaitannya. Sebagai kota
Sistem/penempatan tata ruang merupakan bentuk struktural dan pola pemanfaatan ruang.
Tandai area dengan kegiatan utama, baik yang direncanakan Ini bukan pertanian. Bentuk
struktural pemanfaatan ruang kota merupakan unsur Wilayah perkotaan yang terbentuk
saling terkait secara hierarkis dan struktural Bentuk tata kota dengan yang lain.
Penggunaan struktural Ruang kota, termasuk hierarki sentra pelayanan aktivitas
perkotaan, Pusat kota, sentra kota, sentra lingkungan, dll. itu Didukung sang sistem
infrastruktur jalan misalnya jalan arteri, jalan pengumpulan & jalan lokal. Di sebelah
sentra layanan buat aktivitas perkotaan & area fungsional Wilayah perkotaan merupakan
struktur ruang, infrastruktur, & kota. Arti infrastruktur perkotaan merupakan fondasi fisik
yg memungkinkan Kawasan pemukiman perkotaan bisa berfungsi menggunakan baik.
Tipe Infrastruktur: Transportasi, air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, Dan
telekomunikasi. Fasilitas kota adalah kesatuan tempat pemukiman Wilayah perkotaan,
yaitu: pendidikan, kesehatan, peribadatan, pemerintahan & Pelayanan umum, perdagangan
& industri, dan wahana & lapangan olahraga Hijau terbuka.
D. LANGKAH KERJA
1. Buka file Aplikasi MS. Excel/SPSS pada komputer anda
2. Menentukan daerah, masukkan data fasilitas sosial berdasarkan data Badan Pusat
Statistik
3. Hitung fungsi pelayanan masing – masing wilayah dengan rumus:
DAFTAR PUSTAKA
Lahagina, J. J. (2015). Kajian Struktur Ruang Kota Tomohon. SPASIAL, 1(1), 45-53
Pontoh, Nia K; Iwan Setiawan, 2008, dalam buku Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Rachmatullah, M., Rogi, O. H., & Tilaar, S. (2016). Evaluasi Kebijakan Pola Ruang Dan
Struktur Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Banjir (Studi Kasus: Kota Palu). SPASIAL,
3(3), 97-105
Shara, A. R. I. D. (2018). Analisis Konektivitas Wilayah di Kota Denpasar. Media Komunikasi
Geografi, 19(1), 42-50.
Sumber Lain:
Badan Pusat Statistik
ACARA II
PERENCANAAN FASILITAS
G. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengkaji ketersediaan dan kemampuan infrastruktur sosial ekonomi
dalam memberikan pelayanan.
2. Mahasiswa dapat merencanakan kebutuhan infrastruktur di masa mendatang.
I. DASAR TEORI
Usaha dan strategi pembangunan nasional dimulai dengan menyebarkan kebutuhan dasar
ke daerah-daerah baik di tingkat lokal maupun regional. Kebutuhan dasar ini mencakup
infrastruktur sosial, ekonomi dan infrastruktur secara umum seperti jalan, sarana pembuangan
sampah, drainase, listrik, air dan lain sebagainya. Infrastruktur sosial terdiri dari sarana
pendidikan dan kesehatan, sedangkan infrastruktur ekonomi terdiri dari pasar dan sarana
perbelanjaan lainnya.
Permasalahan umum yang sering dijumpai terkait infrastruktur wilayah adalah tingginya
tingkat konsentrasi infrastruktur pada daerah-daerah yang potensial secara ekonomis.
Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur dapat memacu pertumbuhan wilayah, sehingga
konsentrasi pada daerah tertentu dapat menyebabkan kesenjangan dan menghambat laju
pertumbuhan pembangunan daerah tertentu.
Dalam skala regional, seringkali dijumpai beberapa permasalahan pengembangan
wilayah diantaranya adalah.
1. Kondisi fisiografis pada sebagian besar wilayah masih menjadi hambatan bagi usaha
peningkatan mobilitas sosial ekonomi.
2. Konsentrasi infrastruktur dan layanan sosial ekonomi pada daerah-daerah maju.
Tidak hanya itu saja, pembangunan di tingkat regional juga dihadapkan pada permasalahan
koordinasi kelembagaan, yaitu.
1. Masing-masing sektor mempunyai kepentingan untuk menangani dan mengelola
pelayanan sosial ekonomi dengan acuan yang tidak saling terkait antar sektoral.
2. Daerah pengembangan infrastruktur dan pelayanan sosial ekonomi umumnya belum
memiliki kesiapan yang mantap.
3. Masih kurang efektifnya program pelayanan sosial ekonomi yang tepat terutama pada
daerah yang membutuhkan.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut di atas, maka perlu adanya kajian pelayanan infrastruktur
sosial ekonomi yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.
J. TUGAS
1. Petakan tingkat ketersediaan tiap-tiap fasilitas.
2. Buat analisis ketersediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan
K. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
L. KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum Acara II tentang “Perencanaan Fasilitas” dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Dari peta persebaran pendidikan yang dipetakan dari tingkat Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar (SD), SLTP Sederajat, dan SLTA Sederajat se-Kota Balikpapan,
Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki sebaran fasilitas pendidikan terbanyak
daripada semua kecamatan yang ada di Kota Balikpapan.
2. Fasilitas Kesehatan yang dipetakan di seluruh Kota Balikapapan terdiri dari Posyandu,
Klinik Bersalin, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik
Nasruddin. Perencanaan Fasilitas
LAMPIRAN
A. Kriteria Penentuan Baku Fasilitas Pelayanan Lingkungan Permukiman
Ketentuan Minimum
Fasilitas Data Penduduk yang dilayani Keterangan
(jiwa)
- TK: 700
Jumlah dan jenis
- SD: 6.400
Pendidikan fasilitas
- SLTP: 12.000
pendidikan
- SMU: 28.000
- Balai pengobatan: 3.000
- Pustu: 6.000
- RS Bersalin: 10.000
jumlah dan jenis
Kesehatan - Puskesmas: 30.000
fasilitas kesehatan
- RS: 240.000
- Apotik: 10.000 Fasilitas
- Dokter: 5000 pelayanan
- Warung, kios: 250 lingkungan
- Pertokoan: 2.500 permukiman
- Pusat perbelanjaan:
30.000
- Pusat niaga: 120.000
Jumlah dan jenis
Ekonomi - Pasar: 30.000
fasilitas ekonomi
- Koperasi: 5000 petani
- Saprotan: 2500 petani
- Bank, pusat industri:
120.000
- Shopping center: 480.000
B. Kriteria Penentuan Kebutuhan Listrik, Jaringan Telepon, Kebutuhan Air Bersih dan
Sarana Pengelolaan Sampah
M. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami serta meningkatkan pemahaman dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyusun rencana infrastruktur terpadu dan program infrastruktur
untuk pengembangan wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang yang telah disusun.
O. DASAR TEORI
Suatu daerah akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Menurut
Hadjisarosa (1988) Konsep pengembangan wilayah nasional memiliki tujuan utama,
antara lain (1) Untuk mewijudkan keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat
pertumbuhanya, (2) Memperkokoh kesatuan ekonomi nasional, dan (3) memelihara
effisiensi pertumbuhan nasional.
Seiring meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu daerah memiliki
konsekuensi yang tidak dapat dihindari yaitu perubahan pada penggunaan lahan. Dengan
terjadinya ketidaksesuaian dalam penggunaan lahan dapat menyebabkan degradasi
lingkungan (Widjayatnika, et. al. 2017). Dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa
arahan pemanfaatan dan penggunaan lahan sangat dibutuhkan guna mendukung
keberadaan dari berbagai sektor seperti sektor pertanian
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah adalah arahan pengembangan wilayah untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah sesuai dengan RTRW melalui
penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kabupaten dan kota
beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan yang disusun untuk rencana jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, berisi rencana
program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Adapun arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang danpenetapan
kawasan strategis kabupaten;
b) Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;
c) Dapat diacu dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) kabupaten;
d) Realistis, objektif, terukur dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
e) Mempertimbangkan keterpaduan antar program pengembangan wilayah
kabupaten dan rencana induk sektor di daerah;
f) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan;
g) Mempertimbangkan kemampuan pembiayaan, dan kapasitas daerah serta
pertumbuhan investasi;
h) Mempertimbangkan aspirasi Masyarakat; dan
i) Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
P. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Q. KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum III tentang “Arahan Pengembangan” dapat ditarik
kesimpulan bahwa industri pertanian merupakan salah satu industri yang
menghasilkan keuntungan cukup besar. Maka dari itu, arahan pengembangan lahan
yang disarankan yaitu pada sektor pertanian karena Kota Balikpapan memiliki
komoditi khas yang menjadi unggulan yaitu pepaya mini, karet, salak, nenas.
DAFTAR PUSTAKA
R. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat Peta pola ruang.
2. Mahasiswa dapat menganalisis penggunaan lahan eksisting.
T. DASAR TEORI
Lahan merupakan sumber daya pembangunan dengan karakteristik yang unik.
Artinya, (1) stok/luasan relatif tetap karena perubahan luasan akibat proses alam
(pengendapan) dan proses buatan (reklamasi) sangat kecil. (2) Memiliki sifat fisik (jenis
batuan, kandungan mineral, topografi, dll) yang sesuai untuk merespon aktivitas
masyarakat dengan kecenderungan tertentu (Dardak, 2005). Pengertian penggunaan lahan
mencakup segala macam campur tangan manusia secara berkala dan permanen yang
berasal dari tanah untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Arsyad (2006).
Ruang/lahan terus menerus berubah penggunaannya. Di masa depan, perubahan ini
akan terus berlanjut dengan kecepatan yang lebih cepat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang dirasakan di kota-kota besar, sehingga penggunaan lahan harus diatur dalam
penggunaannya. Untuk mengatur tata guna lahan, Pemerintah menerbitkan UURI Tahun
2007 No. 26 (Sekretariat Negara, 2007) tentang Penataan Ruang. a) Terwujudnya
keserasian antara lingkungan alam dan lingkungan buatan b) Terwujudnya keterpaduan
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber
daya manusia c) Terwujudnya fungsi ruang dan lingkungan melalui pemanfaatan ruang .
Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya. Kemudian Penataan Ruang telah dijelaskan bahwa kegiatan
penataan ruang merupakan rangkaian proses yang terdirit dari kegiatan perencanaan,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Kawasan lindung dapat diterapkan untuk mengatasi dan mengantisipasi ancaman
kerusakan lingkungan saat ini dan pada masa yang akan datang akibat kurangnya
kemampuan perlindungan wilayah yang ada. Yang termasuk dalam kawasan lindung
kawasan yang memberikan perlindungan Kawasan Bawahannya yaitu Kawasan Hutan
Lindung, Kawasan Bergambut, dan Kawasan Resapan air.
Kawasan budidaya menggambarkan kegiatan dominan yang berkembang di dalam
kawasan tersebut. Dengan demikian, masih dimungkinkan keberadaan kegiatan budidaya
lainnya di dalam kawasan tersebut. Peruntukan kawasan budidaya dimaksudkan untuk
memudahkan pengelolaan kegiatan termasuk dalam penyediaan prasarana dan sarana
penunjang, penanganan dampak lingkungan, penerapan mekanisme insentif, dan
sebagainya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penyediaan prasarana dan sarana
penunjang kegiatan akan lebih efisien apabila kegiatan yang ditunjangnya memiliki besaran
yang memungkinkan tercapainya skala ekonomi dalam penyediaan prasarana dan sarana.
U. TUGAS
3. Petakan pola ruang berupa penggunaan lahan eksisting .
4. Buat analisis mengenai penggunaan lahan eksisting.
V. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Gambar 2 merupakan Peta Pola Ruang Kota Balikpapan. Berdasarkan data Badan pusat
statistik, Lahan pertanian di Kota Balikpapan relatif terbatas luas dan sebarannya. Selain
itu, pertanian di Kota Balikpapan umumnya dilakukan dalam skala kecil. Kawasan yang
masih mengusahakan pertanian di kota ini cenderung terpusat di Kecamatan Balikpapan
Timur; utamanya kelurahan Manggar, Lemaru, dan Teritip.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, F., Sitorus, S. R., & Fauzi, A. (2016). Evaluasi pemanfaatan penggunaan lahan berbasis
rencana pola ruang Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tataloka, 18(1), 27-39.
Sejati, A. P., Sitorus, S. R., & Hidayat, J. T. (2020). Analisis Keselarasan Pemanfaatan Ruang
dengan Rencana Pola Ruang dan Pengendaliannya di Kota Jakarta
Timur. TATALOKA, 22(1), 108-123.
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007