Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH

Program Studi : S1 Geografi


Nama Matakuliah : Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah
Dosen : Dr. Nasruddin, M.Sc

Disusun Oleh:
ALIFIA SALMA FADILLAH
2010416320017
C

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
ACARA I
STRUKTUR RUANG

A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur ruang Kota Balikpapan
2. Mahasiswa mampu membuat peta struktur ruang Kota Balikpapan

B. ALAT DAN BAHAN


1. Personal komputer atau laptop.
2. Aplikasi Arcgis
3. Data SHP Kota Balikpapan

C. DASAR TEORI
Defenisi struktur ruang
Defenisi Struktur ruang adalah susunan pusat – pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial, ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional (Shara, 2018). Rencana
struktur ruang wilayah kota merupakan kerangkan tata ruang wilayah kota yang tersusun
atas konstelasi pusat – pusat kegiatan yang hirarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem
jaringan prasarana wilayah kota terutama jaringan transportasi. Struktur spasialnya adalah
penempatan pusat pembayaran. Sistem jaringan dan infrastruktur dan sistem fasilitas.
Semua ini berfungsi Sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi yang terkait secara
hierarkis fungsional. Penataan ruang merupakan bentuk struktural dan pola pemanfaatan
ruang. Struktur ruang kota merupakan gambaran dari sistem pusat pelayanan Kegiatan
internal kota dan jaringan infrastruktur kota hingga akhir zaman Dengan daerah perkotaan
Sebagian besar memenuhi fungsi kegiatan yang ada / direncanakan di perkotaan Kota-
kota yang merupakan bagian integral dari sistem regional, negara bagian, dan nasional
Internasional juga. Menurut Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008) Tata ruang kota
merupakan pusat kegiatan, kawasan fungsional, Jaringan jalan. Kota atau daerah
perkotaan biasanya ditampilkan Sebagai sistem spasial yang terdiri dari elemen internal
yang berbeda Komponen-komponen tersebut dan keterkaitannya. Sebagai kota
Sistem/penempatan tata ruang merupakan bentuk struktural dan pola pemanfaatan ruang.
Tandai area dengan kegiatan utama, baik yang direncanakan Ini bukan pertanian. Bentuk
struktural pemanfaatan ruang kota merupakan unsur Wilayah perkotaan yang terbentuk
saling terkait secara hierarkis dan struktural Bentuk tata kota dengan yang lain.
Penggunaan struktural Ruang kota, termasuk hierarki sentra pelayanan aktivitas
perkotaan, Pusat kota, sentra kota, sentra lingkungan, dll. itu Didukung sang sistem
infrastruktur jalan misalnya jalan arteri, jalan pengumpulan & jalan lokal. Di sebelah
sentra layanan buat aktivitas perkotaan & area fungsional Wilayah perkotaan merupakan
struktur ruang, infrastruktur, & kota. Arti infrastruktur perkotaan merupakan fondasi fisik
yg memungkinkan Kawasan pemukiman perkotaan bisa berfungsi menggunakan baik.
Tipe Infrastruktur: Transportasi, air bersih, air limbah, drainase, persampahan, listrik, Dan
telekomunikasi. Fasilitas kota adalah kesatuan tempat pemukiman Wilayah perkotaan,
yaitu: pendidikan, kesehatan, peribadatan, pemerintahan & Pelayanan umum, perdagangan
& industri, dan wahana & lapangan olahraga Hijau terbuka.

D. LANGKAH KERJA
1. Buka file Aplikasi MS. Excel/SPSS pada komputer anda
2. Menentukan daerah, masukkan data fasilitas sosial berdasarkan data Badan Pusat
Statistik
3. Hitung fungsi pelayanan masing – masing wilayah dengan rumus:

Fungsi Pelayanan = x 100%

4. Menentukan hirarki masing-masing wilayah dan pemetaan spasial menggunakan


software ArcGIS dengan Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Hasil export format MS Excel dilakukan fasilitas join and related pada
fasilitas ArcGIS dengan basis data Peta Administrasi format shp.
b) Lengkapi dan layout sesuai standar kartografi mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang.
5. Lakukan analisa hirarki dan analisa spasial pada wilayah bersangkutan
Sesuai ketentuan ESCAP, 1979 yaitu (1) hirarki I atau pusat regional, (2) pusat
distrik, (3) pusat sub distrik, (4) pusat lokal.
a) Suatu wilayah berada pada hirarki I (pusat kegiatan wilayah/PKW/pusat
regional) apabila memiliki fungsi pelayanan lebih dari 70 persen dengan
tingkat konsentrasi tertinggi (>100),
b) Hirarki II (pusat kegiatan lokal/PKL) apabila memiliki fungsi pelayanan
sebesar 50-70 persen dengan tingkat konsentrasi antara 50-100,
c) Hirarki III (pusat kegiatan sub lokal/sub-PKL) jika fungsi pelayanan
35-50 persen dengan tingkat konsentrasi antara 25-50,
d) Hirarki IV (pusat kegiatan sub lokal/sub sub-PKL) apabila fungsi pelayanan
kurang dari 30 persen dengan tingkat konsentrasi terendah (<25)
E. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Balikpapan


Secara astronomis, Kota Balikpapan terletak antara 1,0’- 1,5’ Lintang Selatan dan
antara 116,5’-117’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Balikpapan
memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Kutai Kartanegara; Barat – Kabupaten Penajam
Paser Utara; Selatan dan Timur - Selat Makassar. Secara administratif, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996, Kota Balikpapan terdiri
dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Namun sejak dikeluarkannya
Perubahan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan
7 (Tujuh) Kelurahan Dalam Wilayah Kota Balikpapan, dan Peraturan Daerah Kota
Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota
Dalam Wilayah Kota Balikpapan, kini Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan
dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan. Enam kecamatan tersebut antara lain: Balikpapan
Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Barat, dan
Balikpapan Kota.
Tabel Hirarki
No Kode Provinsi Kabupaten Kecmatan Keterangan
1 6471050 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Barat SUBPKL
2 6471011 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Kota SUBPKL
3 6471010 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Selatan SUBPKL
4 6471040 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Tengah SUBPKL
5 6471020 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Timur SUBPKL
6 6471030 Kalimantan Timur Balikpapan Balikpapan Utara PKW
Tabel 1. Tabel Hirarki Kota Balikpapan
Terdapat 6 Kecamatan yang dikatergorikan dalam tabel 1. Hasil dari tabel tersebut
menunjukkan bahwa Kecamatan Balikpapan Barat, Kota, Selatan, Tengah, dan Timur,
memiliki Hirarki III atau SUBPKL. Hanya terdapat satu kecamatan, yaitu Balikpapan
Utara yang termasuk dalam Hirarki I atau PKW.

Peta Rencana Struktur Ruang

Gambar 2. Peta Struktur Ruang Kota Balikpapan


Gambar 2 merupakan peta struktur sruang yang ada pada Kota Balikpapan yang
merupakan implementasi dari tabel hirarki. Dari keenam kecamatan yang ada di Kota
Balikpapan, sesuai dengan tabel hirarki terdapat 5 kecamatan yang memiliki Hirarki III
atau SUBPKL antara lain Balikpapan Barat, Kota, Selatan, Tengah, dan Timur. Sedangkan
untuk Balikpapan Utara termasuk dalam Hirarki I atau PKW.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari praktikum acara I tentang “Struktur Ruang”, dapat ditarik
kesimpulan bahwa lima dari enam kecamatan di Kota Balikpapan memiliki Hirarki III
atau SUBPKL antara lain:
1. Kecamatan Balipapan Barat
2. Kecamatan Balipapan Kota
3. Kecamatan Balipapan Tengah
4. Kecamatan Balipapan Selatan
5. Kecamatan Balipapan Timur
Sedangkan untuk Kecamatan Balikpapan Utara, berbeda dengan lima kecamatan
lainnya. Kecamatan Balikpapan Utara memiliki Hirarki I atau PKW.

DAFTAR PUSTAKA

Lahagina, J. J. (2015). Kajian Struktur Ruang Kota Tomohon. SPASIAL, 1(1), 45-53
Pontoh, Nia K; Iwan Setiawan, 2008, dalam buku Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Rachmatullah, M., Rogi, O. H., & Tilaar, S. (2016). Evaluasi Kebijakan Pola Ruang Dan
Struktur Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Banjir (Studi Kasus: Kota Palu). SPASIAL,
3(3), 97-105
Shara, A. R. I. D. (2018). Analisis Konektivitas Wilayah di Kota Denpasar. Media Komunikasi
Geografi, 19(1), 42-50.

Sumber Lain:
Badan Pusat Statistik
ACARA II
PERENCANAAN FASILITAS

G. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengkaji ketersediaan dan kemampuan infrastruktur sosial ekonomi
dalam memberikan pelayanan.
2. Mahasiswa dapat merencanakan kebutuhan infrastruktur di masa mendatang.

H. ALAT DAN BAHAN


1. Personal komputer atau laptop.
2. Aplikasi Arcgis
3. Data SHP Kota Balikpapan

I. DASAR TEORI
Usaha dan strategi pembangunan nasional dimulai dengan menyebarkan kebutuhan dasar
ke daerah-daerah baik di tingkat lokal maupun regional. Kebutuhan dasar ini mencakup
infrastruktur sosial, ekonomi dan infrastruktur secara umum seperti jalan, sarana pembuangan
sampah, drainase, listrik, air dan lain sebagainya. Infrastruktur sosial terdiri dari sarana
pendidikan dan kesehatan, sedangkan infrastruktur ekonomi terdiri dari pasar dan sarana
perbelanjaan lainnya.
Permasalahan umum yang sering dijumpai terkait infrastruktur wilayah adalah tingginya
tingkat konsentrasi infrastruktur pada daerah-daerah yang potensial secara ekonomis.
Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur dapat memacu pertumbuhan wilayah, sehingga
konsentrasi pada daerah tertentu dapat menyebabkan kesenjangan dan menghambat laju
pertumbuhan pembangunan daerah tertentu.
Dalam skala regional, seringkali dijumpai beberapa permasalahan pengembangan
wilayah diantaranya adalah.
1. Kondisi fisiografis pada sebagian besar wilayah masih menjadi hambatan bagi usaha
peningkatan mobilitas sosial ekonomi.
2. Konsentrasi infrastruktur dan layanan sosial ekonomi pada daerah-daerah maju.
Tidak hanya itu saja, pembangunan di tingkat regional juga dihadapkan pada permasalahan
koordinasi kelembagaan, yaitu.
1. Masing-masing sektor mempunyai kepentingan untuk menangani dan mengelola
pelayanan sosial ekonomi dengan acuan yang tidak saling terkait antar sektoral.
2. Daerah pengembangan infrastruktur dan pelayanan sosial ekonomi umumnya belum
memiliki kesiapan yang mantap.
3. Masih kurang efektifnya program pelayanan sosial ekonomi yang tepat terutama pada
daerah yang membutuhkan.

Bertitik tolak dari kondisi tersebut di atas, maka perlu adanya kajian pelayanan infrastruktur
sosial ekonomi yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh.

J. TUGAS
1. Petakan tingkat ketersediaan tiap-tiap fasilitas.
2. Buat analisis ketersediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan

K. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Balikpapan


Secara astronomis, Kota Balikpapan terletak antara 1,0’- 1,5’ Lintang Selatan dan
antara 116,5’-117’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Balikpapan memiliki
batas-batas: Utara – Kabupaten Kutai Kartanegara; Barat – Kabupaten Penajam Paser Utara;
Selatan dan Timur - Selat Makassar. Secara administratif, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996, Kota Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan
dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Namun sejak dikeluarkannya Perubahan Peraturan Daerah
Kota Balikpapan Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan 7 (Tujuh) Kelurahan Dalam
Wilayah Kota Balikpapan, dan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota Dalam Wilayah Kota Balikpapan, kini
Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan. Enam
kecamatan tersebut antara lain: Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara,
Balikpapan Tengah, Balikpapan Barat, dan Balikpapan Kota.
Ketersediaan Persearan Fasilitas Pendidikan

Gambar 2. Peta Fasilitas Pendidikan di Kota Balikpapan


Gambar diatas merupakan Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kota Balikpapan yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik. Jenjang pendidikan yang dipetakan dari tingkat Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar (SD), SLTP Sederajat, dan SLTA Sederajat. Secara keseluruhan,
Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki sebaran fasilitas pendidikan terbanyak daripada
semua kecamatan yang ada di Kota Balikpapan. Sementara itu, sebaran fasilitas pendidikan
paling sedikit ada pada Kecamatan Balikpapan Barat.
Ketersediaan Persebaran Fasilitas Kesehatan

Gambar 2. Peta Fasilitas Kesehatan di Kota Balikpapan


Gambar diatas merupakan Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kota Balikpapan yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik. Fasilitas Kesehatan yang dipetakan terdiri dari Posyandu,
Klinik Bersalin, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas.

L. KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum Acara II tentang “Perencanaan Fasilitas” dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Dari peta persebaran pendidikan yang dipetakan dari tingkat Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar (SD), SLTP Sederajat, dan SLTA Sederajat se-Kota Balikpapan,
Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki sebaran fasilitas pendidikan terbanyak
daripada semua kecamatan yang ada di Kota Balikpapan.
2. Fasilitas Kesehatan yang dipetakan di seluruh Kota Balikapapan terdiri dari Posyandu,
Klinik Bersalin, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik
Nasruddin. Perencanaan Fasilitas

LAMPIRAN
A. Kriteria Penentuan Baku Fasilitas Pelayanan Lingkungan Permukiman
Ketentuan Minimum
Fasilitas Data Penduduk yang dilayani Keterangan
(jiwa)
- TK: 700
Jumlah dan jenis
- SD: 6.400
Pendidikan fasilitas
- SLTP: 12.000
pendidikan
- SMU: 28.000
- Balai pengobatan: 3.000
- Pustu: 6.000
- RS Bersalin: 10.000
jumlah dan jenis
Kesehatan - Puskesmas: 30.000
fasilitas kesehatan
- RS: 240.000
- Apotik: 10.000 Fasilitas
- Dokter: 5000 pelayanan
- Warung, kios: 250 lingkungan
- Pertokoan: 2.500 permukiman
- Pusat perbelanjaan:
30.000
- Pusat niaga: 120.000
Jumlah dan jenis
Ekonomi - Pasar: 30.000
fasilitas ekonomi
- Koperasi: 5000 petani
- Saprotan: 2500 petani
- Bank, pusat industri:
120.000
- Shopping center: 480.000
B. Kriteria Penentuan Kebutuhan Listrik, Jaringan Telepon, Kebutuhan Air Bersih dan
Sarana Pengelolaan Sampah

Fasilitas Data Ketentuan Keterangan


Sarana umum
a. Kebutuhan Jumlah - 900 VA/ KK (90 VA/ warga) PUIL 1977,
listrik rumah - kebutuhan trafo: 25 KVA/ KK syarat
tangga, - jarak antar tiang listrik: 40 penyambungan
kapasitas meter listrik 1978
trafo - sebelum ke rangkaian instalasi
dalam, arus listrik harus
dilewatkan KWH dengan
kapasitas 450 VA 2 Amp.230
V
- untuk penerangan jalan
disesuaikan dengan pola
pengembangan lingkungan.
Jumlah dan sebaran listrik
sesuai dengan urgensinya.
b. Jaringan Jumlah - 1 SR (sambungan rumah)/100 Pedoman
telepon sambungan penduduk Teknik
yang Penataan
diperlukan Ruang
c. Kebutuhan Jumlah - kebutuhan air bersih ruta: 150 DTKTD PU
air bersih keluarga, liter/orang/hari Cipta Karya
penduduk - fasilitas sosial ekonomi: 30
eksisting persen dari kebutuhan total
dan rencana ruta
- asumsi kebocoran: 10%
- cadangan kebakaran: 10 kali
kebutuhan seluruh wilayah
- faktor pemakaian pada jam
puncak 1,75
d. Sarana Jumlah - standart produksi sampah: 3,5 Kasiba/Lisiba
pengelolaan penduduk liter/jiwa/hari
sampah - jumlah produksi sampah: jml
penduduk x standart produksi
sampah/hari
- gerobak: 1m3/1000 jiwa
- dump truck: 6m3/10.000 jiwa
- depo sementara: 100-150m3/
20-30.000 jiwa
Jumlah penduduk dua periode (sumber SP 1990 dan 2000)
C. Kriteria Kebutuhan Luas Lahan untuk Fasilitas Pelayanan Pendidikan dan
Kesehatan

Jenis Fasilitas Fasilitas Luas Lahan (m2)


Pendidikan Taman Kanak-kanak 1.200
Sekolah Dasar 1.500
SLTP 10.000
SLTA 20.000
Kesehatan Balai Pengobatan 300
Puskesmas Pembantu 500
BKIA dan Rumah Sakit 1.600
Bersalin
Puskesmas 650
Rumah Sakit 86.400
Apotek 350
Praktek Dokter Bersatu dengan rumah
Sumber: Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota (PU)

D. Kriteria Kebutuhan Luas Lahan untuk Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Jenis Fasilitas Fasilitas Luas Lahan (m2)
Perdagangan dan Jasa Warung 100
Pertokoan 1200
Pusat Perbelanjaan 13.500
(Toko dan Pasar)
Pusat Perbelanjaan dan Niaga 36.000
(Toko, Pasar, Bank, Kantor)
Shopping Center 96.000
Sumber: Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota (PU)
ACARA III
ARAHAN PENGEMBANGAN

M. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami serta meningkatkan pemahaman dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyusun rencana infrastruktur terpadu dan program infrastruktur
untuk pengembangan wilayah yang berbasis pada rencana tata ruang yang telah disusun.

N. ALAT DAN BAHAN


1. Personal komputer atau laptop.
2. Aplikasi Arcgis
3. Data SHP Kota Balikpapan

O. DASAR TEORI
Suatu daerah akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Menurut
Hadjisarosa (1988) Konsep pengembangan wilayah nasional memiliki tujuan utama,
antara lain (1) Untuk mewijudkan keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat
pertumbuhanya, (2) Memperkokoh kesatuan ekonomi nasional, dan (3) memelihara
effisiensi pertumbuhan nasional.
Seiring meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu daerah memiliki
konsekuensi yang tidak dapat dihindari yaitu perubahan pada penggunaan lahan. Dengan
terjadinya ketidaksesuaian dalam penggunaan lahan dapat menyebabkan degradasi
lingkungan (Widjayatnika, et. al. 2017). Dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa
arahan pemanfaatan dan penggunaan lahan sangat dibutuhkan guna mendukung
keberadaan dari berbagai sektor seperti sektor pertanian
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah adalah arahan pengembangan wilayah untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah sesuai dengan RTRW melalui
penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kabupaten dan kota
beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan yang disusun untuk rencana jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, berisi rencana
program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Adapun arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang danpenetapan
kawasan strategis kabupaten;
b) Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;
c) Dapat diacu dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) kabupaten;
d) Realistis, objektif, terukur dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
e) Mempertimbangkan keterpaduan antar program pengembangan wilayah
kabupaten dan rencana induk sektor di daerah;
f) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan;
g) Mempertimbangkan kemampuan pembiayaan, dan kapasitas daerah serta
pertumbuhan investasi;
h) Mempertimbangkan aspirasi Masyarakat; dan
i) Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan

P. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Balikpapan


Secara astronomis, Kota Balikpapan terletak antara 1,0’- 1,5’ Lintang Selatan dan
antara 116,5’-117’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Balikpapan
memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Kutai Kartanegara; Barat – Kabupaten Penajam
Paser Utara; Selatan dan Timur - Selat Makassar. Secara administratif, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996, Kota Balikpapan terdiri
dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Namun sejak dikeluarkannya
Perubahan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan
7 (Tujuh) Kelurahan Dalam Wilayah Kota Balikpapan, dan Peraturan Daerah Kota
Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota
Dalam Wilayah Kota Balikpapan, kini Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan
dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan. Enam kecamatan tersebut antara lain: Balikpapan
Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Barat, dan
Balikpapan Kota.

Gambar 2. Arahan Pengembangan Lahan Kota Balikpapan


Gambar 2 merupakan peta arahan pengembangan lahan Kota Balikpapan.
Menurut PDRB menurut lapangan usaha Kota Balikpapan, industri pertanian,
kehutanan dan perikanan memiliki pendapatan yang cukup tinggi. Sehingga untuk
arahan pengembangan lahan di bidang pertanian sangat disarankan. Kota Balikpapan
juga memiliki komoditi-komoditi khas yang menjadi unggulan di Kota Balikpapan
diantaranya dari sektor pertanian yaitu pepaya mini, karet, salak, nenas.

Q. KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum III tentang “Arahan Pengembangan” dapat ditarik
kesimpulan bahwa industri pertanian merupakan salah satu industri yang
menghasilkan keuntungan cukup besar. Maka dari itu, arahan pengembangan lahan
yang disarankan yaitu pada sektor pertanian karena Kota Balikpapan memiliki
komoditi khas yang menjadi unggulan yaitu pepaya mini, karet, salak, nenas.
DAFTAR PUSTAKA

Hadjisarosa, P. (1988). Konsepsi dasar pengembangan wilayah di Indonesia.


Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga
Kerja PU.
Nasruddin. Arahan Pengembangan
Widjayatnika, B., Baskoro, D. P. T., & Pravitasari, A. E. (2017). Analisis perubahan
penggunaan lahan dan arahan pemanfaatan ruang untuk pertanian di
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Journal of
Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Perdesaan), 1(3), 243-257.
ACARA IV
POLA RUANG

R. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat Peta pola ruang.
2. Mahasiswa dapat menganalisis penggunaan lahan eksisting.

S. ALAT DAN BAHAN


1. Personal komputer atau laptop.
2. Aplikasi Arcgis
3. Data SHP Kota Balikpapan

T. DASAR TEORI
Lahan merupakan sumber daya pembangunan dengan karakteristik yang unik.
Artinya, (1) stok/luasan relatif tetap karena perubahan luasan akibat proses alam
(pengendapan) dan proses buatan (reklamasi) sangat kecil. (2) Memiliki sifat fisik (jenis
batuan, kandungan mineral, topografi, dll) yang sesuai untuk merespon aktivitas
masyarakat dengan kecenderungan tertentu (Dardak, 2005). Pengertian penggunaan lahan
mencakup segala macam campur tangan manusia secara berkala dan permanen yang
berasal dari tanah untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Arsyad (2006).
Ruang/lahan terus menerus berubah penggunaannya. Di masa depan, perubahan ini
akan terus berlanjut dengan kecepatan yang lebih cepat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang dirasakan di kota-kota besar, sehingga penggunaan lahan harus diatur dalam
penggunaannya. Untuk mengatur tata guna lahan, Pemerintah menerbitkan UURI Tahun
2007 No. 26 (Sekretariat Negara, 2007) tentang Penataan Ruang. a) Terwujudnya
keserasian antara lingkungan alam dan lingkungan buatan b) Terwujudnya keterpaduan
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber
daya manusia c) Terwujudnya fungsi ruang dan lingkungan melalui pemanfaatan ruang .
Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya. Kemudian Penataan Ruang telah dijelaskan bahwa kegiatan
penataan ruang merupakan rangkaian proses yang terdirit dari kegiatan perencanaan,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Kawasan lindung dapat diterapkan untuk mengatasi dan mengantisipasi ancaman
kerusakan lingkungan saat ini dan pada masa yang akan datang akibat kurangnya
kemampuan perlindungan wilayah yang ada. Yang termasuk dalam kawasan lindung
kawasan yang memberikan perlindungan Kawasan Bawahannya yaitu Kawasan Hutan
Lindung, Kawasan Bergambut, dan Kawasan Resapan air.
Kawasan budidaya menggambarkan kegiatan dominan yang berkembang di dalam
kawasan tersebut. Dengan demikian, masih dimungkinkan keberadaan kegiatan budidaya
lainnya di dalam kawasan tersebut. Peruntukan kawasan budidaya dimaksudkan untuk
memudahkan pengelolaan kegiatan termasuk dalam penyediaan prasarana dan sarana
penunjang, penanganan dampak lingkungan, penerapan mekanisme insentif, dan
sebagainya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penyediaan prasarana dan sarana
penunjang kegiatan akan lebih efisien apabila kegiatan yang ditunjangnya memiliki besaran
yang memungkinkan tercapainya skala ekonomi dalam penyediaan prasarana dan sarana.

U. TUGAS
3. Petakan pola ruang berupa penggunaan lahan eksisting .
4. Buat analisis mengenai penggunaan lahan eksisting.

V. HASIL PRAKTIKUM
Pada laporan praktikum ini, wilayah yang diambil atau difokuskan sebagai
Kota/Kabupaten tetap yaitu Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Balikpapan


Secara astronomis, Kota Balikpapan terletak antara 1,0’- 1,5’ Lintang Selatan dan
antara 116,5’-117’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Balikpapan
memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten Kutai Kartanegara; Barat – Kabupaten Penajam
Paser Utara; Selatan dan Timur - Selat Makassar. Secara administratif, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996, Kota Balikpapan terdiri
dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Namun sejak dikeluarkannya
Perubahan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pembentukan
7 (Tujuh) Kelurahan Dalam Wilayah Kota Balikpapan, dan Peraturan Daerah Kota
Balikpapan Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kecamatan Balikpapan Kota
Dalam Wilayah Kota Balikpapan, kini Kota Balikpapan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan
dan 34 (tiga puluh empat) Kelurahan. Enam kecamatan tersebut antara lain: Balikpapan
Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Barat, dan
Balikpapan Kota.

Gambar 2. Peta Pola Ruang Kota Balikpapan

Gambar 2 merupakan Peta Pola Ruang Kota Balikpapan. Berdasarkan data Badan pusat
statistik, Lahan pertanian di Kota Balikpapan relatif terbatas luas dan sebarannya. Selain
itu, pertanian di Kota Balikpapan umumnya dilakukan dalam skala kecil. Kawasan yang
masih mengusahakan pertanian di kota ini cenderung terpusat di Kecamatan Balikpapan
Timur; utamanya kelurahan Manggar, Lemaru, dan Teritip.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, F., Sitorus, S. R., & Fauzi, A. (2016). Evaluasi pemanfaatan penggunaan lahan berbasis
rencana pola ruang Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tataloka, 18(1), 27-39.
Sejati, A. P., Sitorus, S. R., & Hidayat, J. T. (2020). Analisis Keselarasan Pemanfaatan Ruang
dengan Rencana Pola Ruang dan Pengendaliannya di Kota Jakarta
Timur. TATALOKA, 22(1), 108-123.
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai