Anda di halaman 1dari 21

1.

Begawan Sejarah, Sartono Kartodirdjo menulis, bahwa pengetahuan sejarah dan kesadaran
sejarah adalah asset yang berharga dalam edukasi politik untuk kewarganegaraan. Bisa anda
jelaskan kalimat yang dilontarkan oleh Sartono itu? Sejarah juga bukan seonggok berhala
fakta yang harus dihapal, melainkan melaluinya kita belajar masa lalu tetapi untuk hidup di
masa yang akan datang, jelaskan?
Jawab
Seorang Begawan Sejarah, Sartono Kartodirdjo pernah menulis bahwa ‘pengetahuan
sejarah dan kesadaran sejarah adalah asset yang berharga dalam edukasi politik untuk
kewarganegaraan, maksudnya adalah pengetahuan sejarah menjadi sangat penting dalam
kehidupan berbangsa dang bernegara. Karena tidak ada satu masyarakat pun di dunia ini yang
tidak mengenal sejarah, walaupun tidak semuanya mengetahui bagaimana kehidupan
masyarakat terdahulu. Hal ini disebabkan kurangnya peniggalanpeninggalan tertulis yang
ditinggalkan oleh masyarakat terdahulu yang sampai kepada generasi berikutnya. Sejarah
telah menjadi suatu pengetahuan penting dalam kehidupan suatu bangsa atau Negara. Dengan
mempelajari sejarah, kita akan mendapat gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa
lampau atau mengetahui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa
lampau. Peristiwa maupun kejadian yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai
suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di masa yang akan datang.
Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa-pristiwa tertentu meyangkut
tindakan politik atau kegiatan bersifat politik. Banyak manusia yang belajar dari sejarah.
Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada
pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkanjuga dri generasi sebelumnya. Dengan
belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog antara masa kini dan masa lampau
sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu
dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan
masalah masa kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang.

2. Ok. Kata perubahan selalu melekat dalam sejarah. Bila dikaitkan dengan peubahan sosial,
maka waktu akan muncul dalam dua fungsi, yaitu “waktu kuantitatif” yang secara tersirat
dinyatakan oleh alat konvensional seperti jam, kalender yang memungkinkan kita mengenali
perbandingan kecepatan, interval, rentangan dan lamanya berbagai peristiwa sosial
(fenomena sejarah)terjadi. Kedua adalah waktu kualitatif” yang sangat ditentukan oleh proses
sosial. Hmmm, pertanyaan berikan contoh fungsi waktu kuantitatif dan kualitati dalam proses
sosial (fanomena history)?
Jawab

Pemikiran tentang “proses sosial” yang melukiskan rentetan perubahan yang saling
berkaitan. Definisi klasik dikemukakan oleh Pitirim Sorokin (1889-1968). Menurutnya
proses sosial adalah setiap perubahan subjek tertentu dalam perjanalan waktu, entah itu
perubahan tempatnya dalam ruang, atau modifikasi aspek kuantitatif atau kualitatifnya.
Jadi, konsep proses sosial menunjukkan : (1) berbagai perubahan; (2) mengacu pada
sistem sosial yang sama (terjadi di dalamnya atau mengubahnya sebagai satu kesatuan;
(3) saling berhubungan sebab akibat dan tak hanya merupakan faktor yang mengiringi
atau yang mendahului faktor yang lain; (4) perubahan itu saling mengikuti satu sama lain
dalam rentetan waktu (berurutan menurut rentetan waktu).
Konsep perkembangan sosial ini juga memuat tiga ciri Tambahan: (1) menuju ke arah
tertentu dalam arti keadaan sistem tak terulang sendiri setiap tingkatan; (2) keadaan
sistem pada waktu berikutnya mencerminkan tingkat lebih tinggi dari semula; (3)
perkembangan ini dipicu oleh kecenderungan yang berasal dari dalam sistem.
Membahasa sekumpulan teori yang menempatkan perkembangan sebagai pusat perhatian
yang dapa disebut “developmentalisme”. Pemikiran teoritis ini mencakup semua jenis
evolusionisme (mulai dari Comte hingga Parsons) dan materialisme historis (dari
keterangan-keterangan yang dihimun sejak Marx hingga Althusser).
Proses ini ditandai dua ciri : (1) mengikuti pola edarah: keadaan sistem pada waktu
tertentu kemungkinan besar muncul kembali pada waktu mendatang dan merupakan
replica dari apa yang telah terjadi di masa lalu; dan (2) perulangan ini disebabkan
kecenderungan permanen di dalam sistem karena sifatnya berkembang dengan cara
bergerak secara dinamis yang bisa dikatakan bolak balik atau ke sana kemari.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan “kemajuan” adalah : (1) proses menjurus; (2) terus
menerus membawa sistem sosial semakin mendekati keadaan yang lebih baik atau lebih
menguntungkan (atau dengan kata lain menuju penerapan nilai Pilihan tertentu
berdasarkan etika seperti kebahagiaan, kebebasan, kesejahteraan, keadilan, atau kepada
prestasi masyarakat ideal dakam bentuk masyarakat utopia.
Kata perubahan selalu melekat dalam sejarah. Bila dikaitkan dengan perubahan sosial,
maka waktu akan muncul dalam dua fungsi, yaitu :
(1) Waktu kuantitatif yang secara tersirat dinyatakan oleh alat konvensional seperti
jam, kalender yang memungkinkan kita mengenali perbandingan kecepatan, interval,
rentangan dan lamanya berbagai peristiwa sosial (fenomena sejarah) terjadi.
Contoh fungsi waktu kuantitatif
(2) Waktu kualitatif, yang sangat ditentukan oleh proses sosial.
Contoh fungsi waktu kualitatif dalam proses sosial (fenomena history)

3. Saya teringat, sebuah catatan, bahwa masa lalu resmi dapat dicermati dalam kegiatan-
kegiatan yang disebut dengan industry sejarah. Sejarawan professional, arkeolog, dan para
curator museum terlihat dalam menemukan kembali, menginterprestasi, dan menampilkan
masa lalu bangsa dan dapat diduga menerima atau menolak sejarah resmi dalam rangkaian
pekerja mereka. Jelaskan dan berikan contoh oleh anda-anda?
Jawab
Andrson mencatat peran museum dalam membangun masa lalu untuk kemajuan bangsa.
Hobsbawn menggambarkan sejarawan sebagai penyedia bahan mentah untuk konstruksi
nasionalistik. Industri sejarah yang menampilkan keadaan masa lalu bangsa dapat juga diterima
atau ditolah sejarah resmi. Ini disebabkan dari latar belakang industri sejarah itu sendiri.
Sedang hal yang kontroversial dalam masa lalu yang di pertanyakan sejarahnya, ada yang
menerima dan menolak. Contoh : Gerakan 30 September (G 30 S/PKI).
Industri sejarah memiliki perhatian terhadap penemuan kembali sebuah masa lalu akademis.
Masa lalu ini menjadi lambang kuat, yang dapat digunakan dan di propagandakan oleh negara
modern. Aksi membuat tentang masa lalu dapat digunakan baik oleh rezim kolonial atau negara
yang telah merdeka, mensyaratkan kegiatan kesarjanaan jika masa lalu yang dibuat hanya masa
lalu populer atau resmi. Studi tentang masa lalu rakyat Indonesia muncul dalam hubungan
dengan kekunoan Eropa.
Contoh : Dalam karya The Histroy of adalah karyasederhana. Terlihat jelas faktor motivasi
umum mmpelajari masa lalu untuk memudahkan kontrol politik modern. Tahun 1778 Masy,
Bangsawan batavia untuk seni dan keilmuan didirikan. Institusi ini mengumpulkan banyak
Artefak dari keseluruhan kepulauan (sekarang Museum nasional) Tahun 1822.Industri sejarah
Indonesia sebagai keseluruhan tidak dapat ditolak sebagai semata-mata cerminan pandangan-
pandangan yang disetujui secara resmi.
Penelitian sejarah dan arkeologi yang dilakukan masa orde baru mengimbangi standar-standar
kesarjanaan internasional. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan sasaran ilmu dan tidak dapat
digambarkan sebagai sumber propaganda rezim.Contoh : Mereka harus memberi garis tepi pada
kegiatan mereka yang hubungannya dengan pengendalian finansial dan prioritas-prioritas
nasional yang lebih besar.
Contoh : ditemukannya Candi Borobudur.

4. “Sejarah mengajarkan kita tentang perbedaan, ia mengajarkan toleransi dan kebebasan”,


begitulah pendapat dari Franqois Caron. Persoalannya, mari kita tengok pelajaran sejarah
yang diajarkan oleh kita, atau informasi sejarah yang diperoleh kita. Yang harus kita
pertanyakan kembali, benarkah Indonesia dijajah selama 350 tahun? Bagaimana pandangan
anda, seakan-akan Gerakan 30 September arsitek dan sebagai pelaku tunggalnya PKI,
padahal ada beberapa penelitian tentang G.30 S, misalnya keterlibatan militer, Soekarno,
Soeharto, PKI sendiri, C I A unsur asing, dan terakhir kudeta merangkak? Sumpah Pemuda
yang mengandalkan retorika pembangunan yaitu “Persatuan dan Kesatuan”, sedangkan
Sartono Kartodirdjo suhunya banyak sejarawan di Indonesia menganggap Manifesto Politik
1925 adalah tonggak sejarah yang penting.
Jawab
Fakta sejarah bahwa Indonesia dijajah oleh belanda selama 350 tahun itu tidak benar, bahwa
kalau Belanda melakukan transaksi perdangan dengan penduduk Indonesia selama 350 tahun
itu memang benar, namun Indonesia dijajah oleh belanda itu sejak agresi belanda I pada
tanggal 27 Mei 1947 s/d 21 Juli 1947 dan agresi Belanda II pada tanggal 18 desember 1948
Peristiwa G 30 S PKI bukanlah peristiwa yang mudah untuk diungkap kebenaranya, hal ini
sangat banyak keterkaitan dengan penguasa di masa tu. Ahli sejarah Indonesia sampai
dengan saat ini belum bisa mengungkap secara gamblang tentang siapa yang sebenarnya
terlibat langsung atau tidak langsung peristiwa itu, proses menuju kemenangan sebuah cita-
cita memang banyak cara, namun kalau cara yang digunakan itu merugikan banyak pihak
maka kemenangan itu adalah kemenangan setan yang tidak bermartabat.
Pemerintah Indonesia sejak jaman orde Baru tahun 1968 dikala di pegang oleh Soeharto
yang memimpin selama kurang lebih 32 tahun juga tidak mampu mengungkap apa yang
sebenarnya terjadi pada gerakan 30 September 1965. Kenapa ? karena pemerintahan saat itu
adalah salah satu pelaku dalam gerakan itu. Ironis memang. Berganti kepemimpinan sejak
digaungkan reformasi sampai dengan saat ini pun tidak jelas kebenaran tentang peristiwa itu.
(abu-abu)
Adapun keterlibatan pihak asing terhadap peristiwa itu sebagaimana dkutip beberapa
sumber sebagai beriut:
Sumber lain mengungkapkan CIA sebagai dalang di belakang peristiwa G30S1965. Versi ini
antara lain diungkapkan melalui sebuah tulisan Peter Dale Scott — Guru Besar Universitas
California, Berkeley — yang termuat dalam Pacific Affairs (1984).
Setelah publikasi versi Dale, pada Juli 1990, kontroversi soal keterlibatan CIA kembali
diungkap oleh Kathy Kadane, wartawati kantor berita States News Service Amerika Serikat.
Kadane menyatakan bahwa CIA lah yang memberikan daftar 5000 nama tokoh PKI kepada TNI
Angkatan Darat pada 1965. Tokoh-tokoh yang ada dalam daftar itulah yang kemudian dihabisi
seusai kegagalan G30S1965.
Sebelum muncul artikel Kadane, ada bahan lain yang mengungkapkan keterlibatan CIA,
yakni buku CIA-KGB yang ditulis oleh Celina Beldowska dan Jonathan Bloch (1987). Dalam
buku ini tertulis tegas: “pada 1965, CIA dengan sukses mengorganisir kampanye propaganda
untuk menggulingkan Sukarno”.
Dua belas tahun sebelum terbitnya buku Beldowska dan Bloch — tepatnya April 1975 —
dalam Konferensi “CIA dan Perdamaian Dunia,” Winslow Peck (analis intelijen Dinas
Keamanan AU Amerika) secara gamblang juga mengungkap keterlibatan CIA. Peck menyebut
penggulingan Sukarno di akhir 1960-an adalah sukses CIA yang disokong oleh pelbagai pihak
pro-Barat di Asia, terutama Asian Regional Organization.
Versi keterlibatan Amerika — terutama melalui CIA — tersebut ditentang oleh sejumlah
kalangan. Dari kalangan resmi pemerintah AS, Marshall Green — Duta Besar Amerika di
Jakarta yang menyaksikan sendiri perpindahan kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto —
mengajukan bantahan melalui bukunya Dari Sukarno ke Soeharto: G 30 S – PKI dari Kacamata
Seorang Duta Besar (1992).
Dalam ulasannya — dengan bahasa diplomasi yang kental — Green menilai G30S1965
memiliki kaitan dengan gerakan komunis internasional yang saat itu memang sedang
menggencarkan perluasan ideologi komunis di Asia tenggara, terutama melalui Vietnam dan
Indonesia. Green bahkan menunjuk adanya sejumlah indikasi keterlibatan RRC di belakang
manuver PKI yang gagal itu.
Howard Palfrey Jones, mantan Dubes Amerika untuk Indonesia sebelum Green, juga
memaparkan versi yang serupa. Dalam bukunya Indonesia: The Possible Dream (1971) Jones
menggambarkan G30S1965 sebagai kudeta abortif kekuatan komunis di Indonesia untuk
melenyapkan pimpinan teras Angkatan Darat serta lebih lanjut membangun pemerintahan kiri.
Amerika, di mata Jones, tidak ikut serta mengkreasi kudeta itu atas nama kepentingan politik apa
pun.
Dari kalangan akademisi, bantahan semacam itu pernah datang dari H.W. Brands, asisten
profesor pada sebuah Universitas di Texas. Melalui artikelnya, “The Limits of Manipulation:
How the United States Didn’t Topple Sukarno” (termuat di Journal of American History edisi
Desember 1989), Brands membantah keterlibatan Washington dalam penumbangan Sukarno.
Dengan menggunakan bahan yang sebagian besar diperoleh dari perpustakaan Lyndon B.
Johnson, Brands misalnya mengungkapkan betapa Amerika “tidak mengenal Soeharto”. Atas
dasar itu, menurut Brands, adalah tak mungkin Amerika ada di belakang penggulingan Sukarno
di penghujung 1960-an itu.
CIA, badan Intelijen AS sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dalam
kaitannya dengan peristiwa G 30 S/PKI, banyak pergunjingan yang menekankan keterlibatan
CIA. Risalah CIA dengan judul Indonesia 1965: The Coup That Backfired. Risalah ini berisi
catatan intelejen AS yang beroperasi di Indonesia sekitar 1965 mengenai tragedi berdarah G 30
S/PKI. Risalah tersebutlah yang kemudian memberikan catatan serius bagi masyarakat terkait
peran CIA terhadap kasus ini.
Kontroversi tentang peran CIA dalam peistiwa G 30 S/PKI hingga kini belum usai. Julius
Mader dalam bukunya, Who’s Who in CIA, mencatat 77 nama agen CIA yang bertugas di
Indonesia hingga tahun 1967. Sebagian nama yang disebut Mader bukan nama yang asing bagi
sejumlah orang Indonesia. Hanya saja nama nama tsb tidak dikenal sebagai agen CIA melainkan
nama pejabat di Kedubes AS sekitar 1965 yang suka berdiskusi, mengajak berolahraga bersama,
membuat resepsi atau mengundang makan. Rosihan Anwar bekas pemimpin redaksi majalah
Pedoman ketika membaca nama nama tsb mengenali beberapa diantaranya Edward E. Masters
(Sekretaris Atase Politik Kedubes AS di Jakarta 1965, Jack Wilson Lydman (orang kedua di
Kedubes AS), Burton Levin (Sekretaris III Bidang Politik Kedutaan, 1959), dan Francis T.
Underhill (pegawai Kedubes AS).
Rosihan Anwar yang dulu sering bergaul dengan banyak orang AS, sudah mencurigai
gerak gerik pejabat pejabat tadi. Mereka pada umumnya pandai bergaul dan mengajak bermain
Badminton atau makan malam. Sahata Hutagalung yang dahulu pemimpin koran Sinar Harapan
di Medan masih mengingat nama nama Dean J. Almy Jr. dan Robert L. Taylor bekas pejabat
Konsul AS di Medan sekitar 1965. Robert L. Taylor yang ramah itu tidak saja akrab dengan
Sahata tetapi juga dengan Syamsudin Manan (dari koran Mimbar Umum), Dahlan (harian
Bintang Indonesia), dan Syarifudin (harian Bukit Barisan). Lewat organisasi English
Conversation yang didirikannya, Robert L. Taylor dengan rekan rekan Indonesianya berbicara
mengenai banyak hal termasuk masalah politik dan gerakan PKI. Dari persahabatan itu pula tiga
pemimpin redaksi dari Medan tadi sempat melancong ke AS. Sahata Hutagalung yang kini 65
dan pengusaha Restoran Tip-Top di medan itu tidak menyangka bahwa rekanan ASnya adalah
agen CIA.
Sekitar lima tahun yang silam, perpustakaan Lindon B. Johnson membuka dokumen
mengenai hubungan Indonesia-AS di seputar 1965. Dokumen ini digunakan oleh Gabriel
Kolko, seorang ahli Indonesia asal AS untuk menerbitkan bukunya The Roots of
American Foreign Policy yang antara lain berisikan keterlibatan AS melalui CIA dalam
peristiwa G 30 S/PKI. Manai Sophiaan dalam bukunya Kehormatan Bagi Yang Berhak:
Bung Karno Tidak Terlibat G 30S/PKI memperkuat pendapat G. Kolko. Sebelum G.
Kolko ada penulis lain dari luar negri yang mengemukakan thesis yang berbeda sekali
dengan pandangan resmi di Indonesia. Benedict R. Anderson dan Ruth Mc.Vey, dua ahli
politik Indonesia dari Cornell University AS menerbitkan apa yang disebut Cornell Paper
yang menyebutkan bahwa G 30 S/PKI sebenarnya berawal dari konflik intern Angkatan
Darat yang pada saat saat terakhir menyeret PKI. Di Indonesia sendiri belum lama ini
terbit Memoar Oei Tjoe Tat yang kemudian dilarang beredar. Dalam bukunya Oei Tjoe
Tat menyebutkan bahwa G 30 S/PKI merupakan kudeta terselubung Angkatan Darat.
Pada bulan September 1993, Wimanjaya K. Liotohe membuat tulisan yang dipublisir di
Amsterdam. Dalam bukunya yang berjudul Primadosa, tanpa bukti autentik ia menuduh
Panglima Kostrad Soeharto mendalangi G 30 S/PKI. Kabakin Sudibjo dalam dengar
pendapat dengan Komisi I DPR RI 7 Pebruari 1994 menyatakan bahwa hanya orang gila
yang menuduh Pak Harto mendalangi G 30S/PKI.
Menurut laporan GATRA, dokumen CIA Indonesia 1965: The Coup That Backfired yang
terdiri dari 311 halaman dan tersimpan di Library of Congress memuat laporan laporan resmi
agen CIA sejak 1964-1967. Anehnya, didalam dokumen tsb. tidak diungkapkan keterlibatan CIA
dalam peristiwa G 30 S/PKI dan juga tidak mengungkapkan kecurigaan CIA terhadap Angkatan
Darat RI! Hal ini bertentangan dengan semua tulisan tulisan mengenai G 30 S/PKI sebelumnya,
kecuali dengan buku putih terbitan Sekretariat Negara yang berjudul Gerakan 30 September
Pemberontakan PKI: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya. Dokumen CIA secara
kontroversial justru menyebutkan kecurigaan CIA terhadap Bung Karno yang sebelumnya sudah
mengetahui rencana kudeta dan seolah olah tidak dapat berbuat apa apa untuk menghindarinya.
Uraian CIA selanjutnya mirip dengan uraian buku putih keluaran Sekneg.
Dalam dokumen CIA disebutkan bahwa Kapuspen Hankam dan bekas ajudan Bung
Karno, Jendral Sugandhi, pada 27 September 1965 diberi tahu oleh Sudisman tentang rencana
PKI tanggal 30 September 1965. Sugandhi memberi tahu Bung Karno tentang hal tsb namun
Bung Karno malah menuduh Sugandhi sebagai komunisto phobi. Menanggapi hal ini, Manai
Sophiaan mantan Sekjen PNI dan Dubes RI untuk Moskow berkata: Dalam buku saya
(Kehormatan Bagi Yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G 30 S/PKI), saya menyebutkan
pertemuan Sudisman dan Sugandhi 27 September 1965; tapi saya meragukan isi pembicaraan
mereka. Masa iya orang kedua PKI berbicara masalah penting dengan orang yang tidak
dipercayainya sepenuh hati. Itu kan riskan dan tak masuk akal. Sugandhi memang datang ke
istana untuk melapor tapi Sugandhi keburu dimarahi dan diusir Bung Karno sebelum
memberikan laporannya. Saya yakin Bung Karno tidak mengetahui rencana G 30 S/PKI!! Saya
ingat betul justru para diplomat AS berperan sebagai agen CIA; misalnya Robert J. Martens yang
mengungkapkan nama 5000 anggota PKI kepada TNI AD.
Bernardo Hugh Tovar, 73, direktur CIA yang bertugas di Jakarta pada 1964 hingga 1966
menngaku tidak banyak tahu tentang peristiwa 30 September 1965 di Jakarta dan membantah
keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. CIA hanya mengobservasi keadaan dan membuat
laporan detail tentang keadaan waktu itu, tuturnya. Selanjutnya Bernardo mengakui bahwa CIA
mengetahui rencana PKI untuk mengadakan kudeta tapi CIA tidak membantu TNI AD dalam
menumpas PKI.
Bekas Kepala Staf ABRI Jendral (purnawirawan) AH. Nasution juga membantah
keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. Ketika ditanya mengenai laporan Sugandhi
kepada Bung Karno mengenai rencana PKI (seperti juga yang ditercantum dalam buku Nasution
Memenuhi Panggilan Tugas), Nasution mengatakan bahwa sekalipun dalam pemeriksaan
Mahmilub Sugandhi mengakui bahwa ia telah melaporkan rencana PKI itu, tetapi Bung Karno
tidak pernah diadili, jadi sulit membuktikan apakah benar Bung Karno mengetahui jauh hari
sebelum peristiwa G 30 S/PKI.
Majalah Tiras juga melaporkan dokumen CIA tsb. tetapi dengan nada yang lain sekali.
Menurut laporan Tiras, hanya militer yang terlibat dalam kudeta 30 September 1965 dan
kejadian itu sepenuhnya merupakan masalah intern TNI AD. Isi dokumen CIA belum tentu
semuanya mengandung kebenaran. Seperti dokumen lain, tentunya tak bebas dari bias sehingga
memerlukan telaah historis. Namun diluar semua itu, keterlibatan CIA di Indonesia bukan hanya
sebuah mitos, tetapi juga merupakan realitas sejarah.
Prof George Mc. T Kahin, ahli Indonesia dari Cornell University AS, mengatakan bahwa
pengungkapan peristiwa G 30 S/PKI sangat sulit karena banyak dokumen yang tersembunyi.
Prof. Kahin bahkan mensinyalir keterlibatan dinas rahasia Inggris M16 karena Inggris
berkepentingan menggulingkan Bung Karno karena politik Ganyang Malaysianya. Dr. Taufik
Abdullah, sejarawan LIPI mengatakan bahwa dokumen CIA bukanlah jaminan kebenaran
sejarah. Dua tahapan sebagai prasyarat penting bagi pengujian suatu dokumen haru dilewati
yaitu: tahapan pengujian internal (diuji logika uraiannya) dan secara eksternal (diuji
kebenarannya dengan cara empiris dan diuji dengan fakta dari dokumen sahih lainnya).
Menurut Dr. Taufik Abdullah dokumen berstempel CIA belum tentu lulus tahapan ujian
diatas
Memfokuskan diri pada diskusi soal dalang G30S1965, tulisan ini akan dibuka dengan
pengungkapan kembali berbagai versi yang sempat beredar tentang G30S1965. Bagian
berikutnya merekonstruksikan perdebatan yang terjadi di penghujung Orde Baru (akhir 1980-an
hingga akhir 1990-an) yang dikristalisasi oleh terbitnya versi resmi Orde Baru yang lebih dikenal
sebagai Buku Putih. Akhirnya, akan digarisbawahi unsur-unsur gelap dalam sejarah G30S1965
yang masih tersisa sepeninggal Soeharto hingga hari ini. Masih terus tersisanya sisi-sisi gelap ini
menggarisbawahi betapa penting dan mendesaknya rekonstruksi sejarah atas peristiwa
G30S1965 itu.

Tulisan ini akan menggunakan istilah Gerakan 30 September (G30S) sebagai istilah yang netral,
bertolak dari fakta sejarah bahwa geger berdarah di tahun 1965 ini memang bermula secara
konret dari gerakan yang terjadi pada 30 September 1965. Istilah lain, misalnya G-30-S/PKI,
akan digunakan sejauh memang tercantum dalam kutipan langsung dari literatur yang digunakan.
5. Peristiwa Malari 1 Januari 1974, ketika terjadi perusakan terhadap mobil-mobil perodak
Jepang membuat Jenderal Sumitro tersingkir. Dari contoh-contoh itu, jelaskan hubungan
antara Indonesia dengan Jepang. Bagaimana prodak Amerika dipasaran lokal pada masa itu?
Jawab
Peristiwa malaria 1974 adalah bukan peristiwa biasa, peristiwa ini syarat dengan nuansa
kepentingan ekonomi, antara Indonesia, jepang dan Amerika yang sama-sama
mengingingikan produknya laku dijual diindonesia. Mahasiswa Indonesia yang sudah muak
dengan jepang yang telah banyak mengambil kekayaan Indonesia menaruh curiga terhadap
kedatangan perdana menteri jepang kala itu kebencian akan jepang mengakibatnya semua
produk jepang dibumi hanguskan oleh para demonstran saat itu, padaha peristiwa yang
sebenarnya adalah kepentingan yang terselubung pihak luar (amerika) supaya produk
amerika pendapat perhatian/pasar diindonesia, namun cara yang digunakan sungguh diluar
batas kemanusiaan sebagai pelaku ekonomi yang tidak seharusnya dilakukan oleh Negara
Amerika. Lebih llanjut penjelansanya adalah :
Jepang pada saat itu dianggap sebagai pemeras ekonomi Indonesia karena mengambil lebih
dari 53% ekspor (71% diantaranya berupa minyak) dan memasok 29% impor Indonesia, selain
itu investasi jepang yang semakin bertambah dari waktu ke waktu di Jawa dianggap membunuh
pengusaha-pengusaha kecil pribumi. Hal ini mendapat perhatian dari masyarakat khususnya
kalangan mahasiswa.

Tepat pada hari kedatangan PM Jepang Tanaka, mahasiswa se-Indonesia melakukan aksi
bersama di pusat ibukota. Pergerakan ini dipimpin oleh Hariman Siregar yang saat itu menjabat
sebagai ketua DMUI. Aksi apel besar yang dipusatkan dihalaman Universitas Trisakti ini tadinya
merupakan aksi damai, namun tanpa disangka yang terjadi adalah perbuatan anarki diberbagai
tempat di wilayah ibukota. Mobil, motor dan produk elektronik Jepang
semuanya dibakar, bahkan gedung-gedung dan pusat perbelanjaan di Senen, Harmoni, pun ikut
dibakar. korban-korban berjatuhan, dari yang luka kecil bahkan sampai korban jiwa ada. Total
terdapat 11 korban jiwa, 75 luka berat, ratusan luka ringan, 775 orang ditahan, 807 mobil dan
187 motor dibakar, 160 kg emas raib. Selain itu terdapat 144 gedung yang porakporanda
termasuk gedung Astra Toyota Motors, coca-cola, Pertamina, dan puluhan toko di proyek Senen.

Setelah diusut ternyata terdapat oknum-oknum gelap dibalik peristiwa Malari itu. Kenyataanya
aksi pelajar dan mahasiswa itu telah ditunggangi oleh pihak tak bertanggung jawab. Pada siang
hari itu, mahasiswa dan pelajar sedang melakukan apel besar untuk menolak modal Jepang
terkait kedatangan PM Jepang, namun ternyata terdapat mahasiswa selundupan yang diduga
telah dibayar oleh seseorang asisten pribadi presiden bernama Ali Moertopo untuk melakukan
provokasi terhadap masyarakat agar melakukan kerusuhan sehingga terkesan kalau mahasiswa
merupakan dalang dibalik kerusuhan ini. Ternyata peristiwa Malari ini bukan peristiwa yang
sederhana, terdapat banyak faktor dan latar belakang yang menyebabkan peristiwa ini terjadi.

6. Mencermati sepak terjang kaum elite di negeri tercinta ini. Saya teringat Vifredo Pareto
tentang Sirkulasi elite. Ujaran Pareto selalu terekam dalam benak saya, yaitu : “Sejarah
adalah kuburan kaum Aristokrasi”. Apabila kita tafsirkan, bahwa “Sejarah adalah kuburan
bagi seluruh kaum elite”. Mengerikan yakh. Pertanyaan yang harus anada jawab, berikan
contoh dalam fenomena sejarah apa yang dimaksud oleh Pareto? Dan bagaimana menurut
anada pandangan Pareto, tentang sejarah adalah…?
Jawab
Menurut Pareto, antara serigala dan singa senantiasa terjadi perebut kesempatan
mendapatkan porsi kekuasaan sehingga terjadilah sirkulasi elite.
Setiap elite yang memerintah, hanya dapat bertahan apabila memperoleh dukungan dari
masyarakat bawah secara berkelanjutan. Sirkulasi elite akan berjalan karena secara
individual baik elite keturunan maupun elite yang diangkat atau ditunjuk akan mengalami
kemunduran sesuai dengan waktu dan sebab-sebab biologis.
Konsep sirkulasi elite sendiri diperkenalkan oleh Vilfredo Pareto, seorang
ilmuwan sosial Italia yang hidup antara tahun 1848-1923. Menurutnya, perubahan rezim
maupun pemerintahan dapat terjadi setiap saat, bukan semata-mata karena para pemimpin
digulingkan oleh rakyatnya, tapi bisa juga karena adanya kelompok elite lain yang
menggantikan mereka ini.

Siapakah elite itu? Mereka adalah sekelompok orang yang memiliki keunggulan-
keunggulan utama di dalam aktivitas mereka. Mereka adalah orang-orang yang jauh di
atas rata-rata kebanyakan orang dari sisi fisik, intelektualitas, dan moralitas. Derivasi dari
keunggulan tersebut, biasanya kemudian terkonversikan dalam penguasaan materi,
wilayah, orang, dan pemikiran.

Dalam kesehariannya, para elite ini secara luas terbagi dalam dua kutub, yaitu governing
elites dan elite yang tidak berkuasa. Keduanya memiliki modal politik dan kemampuan
memengaruhi yang terkadang sama kuatnya. Sebagai contoh nyata, beberapa menteri bisa
jadi pengaruh politiknya sama kuat, atau malah lebih lemah, dibandingkan sejumlah
konglomerat maupun para tokoh masyarakat.

Di Indonesia, banyak orang masuk menjadi elite pemimpin nasional bukan karena
prestasi maupun kehebatan personalnya. Banyak dari mereka masuk dalam lingkaran
utama elite karena ascribed status, entah karena anak dari penggede zaman dulu atau
menjadi bagian dari keluarga atau faksi politik besar saat ini. Akibatnya, negara ini
dikendalikan oleh banyak elite pemimpin yang tidak tahan banting, tidak teruji, dan tidak
progresif. Pada titik inilah, seorang Joko Widodo misalnya, menjadi sosok pemimpin
langka yang berhasil mendobrak kemapanan kelompok elite di negara korup ini. Sebagai
Walikota Solo pada periode kedua, Jokowi berhasil membuktikan bahwa untuk menjadi
pemimpin yang dihormati rakyatnya tidaklah semua orang tamak kita lihat yang
kemudian menilai harus bergaya elitis. Justru dengan menjadi pemimpin yang melayani
dan mengikuti kepentingan bersama rakyatnya, maka ia dapat menjadi pemimpin yang
merakyat dan berkinerja tinggi. Berbagai prestasi dan penghargaan sudah berbicara
dengan sendirinya mengenai sosok hebat satu ini.
Sosok Jokowi dan beberapa kepala daerah berprestasi lainnya sangatlah langka saat ini.
Karena itu, munculnya endorsement untuk Jokowi menjadi kandidat Gubernur Jakarta
dari berbagai pakar dan kelompok strategis yang terekam dalam survei terbatas dari Pusat
Kajian Psikologi Politik dari erguruan tinggi yaitu Universitas Indonesia tidaklah
mengherankan.
Jakarta membutuhkan pemimpin yang berkarakter kuat untuk menyelesaikan
masalah, bukan seorang apologist yang kerap menyerah pada keruwetan yang ada. Posisi
ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk karier politik yang lebih tinggi lagi.
Di luar Jokowi, sirkulasi elite untuk kepemimpinan di masa depan masih terbatas pada
aktor-aktor di Jakarta. Tokoh daerah seperti Soekarwo atau Hamengku Buwono X masih
perlu akses politik di tingkat nasional.

7. Sebelum saya lupa, sebentar lagi Imlek akan tiba, saya membayangkan akankah ada yang
namanya “Imlek gaya Banjarmasin”. Maksud saya, bisakah terjadi proses akulturasi antara
Cina, Banjar, Jawa, Madura, Islam dan sebagainya. Pertanyaannya bagaiamana pendapat
anda jika ada Imlek gaya Banjarmasin. Jika anda melalui bundaran Km 20 tepatnya di
simpangan menuju Pleihari di makam Brigjen Hasan Basery ada monument dengan tank PT
76 buatan Rusia. Jelaskan hubungan Indonesia dengan Rusia pada masa itu?
Jawab
Imlek, adalah tradisi etnis Tionghoa yang berasal dari nenek moyang. Bahkan sebelum kelahiran
Khong Hu Cu pun Imlek sudah dirayakan. Bagi yang beragama Budha, ada ritual tersendiri
dalam merayakannya. Bagi yang beragama Kristen, mereka berdoa kepada Tuhannya. Bahkan
Kaum Muslim pun, di daerah tertentu seperti daratan Tiongkok, sekitar Shing Thiang yang dekat
dengan Pakistan, mereka merayakan Imlek berdoa dengan keyakinannya. Karena itu, Imlek
sebenarnya bukanlah perayaan agama, melainkan tradisi Tionghoa yang dalam merayakan
Musim Semi. karena, Musim Semi biasanya adalah musim cerah dan memiliki udara yang bagus.
Jika ditanam padi akan tumbuh bagus, dan pertanian secara umum pun akan baik.
Di seluruh dunia Imlek dirayakan di daerah dengan populasi etnis Tionghoa. Tahun Baru Imlek
dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan
tahun baru di geografis Tiongkok, di mana budaya etnis Tionghoa berinteraksi dan menyebar
luas ke penjuru dunia termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang. Di
daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi etnis Tionghoa yang signifikan. Di
Indonesia jumlah populasi Tionghoa berada di antara 4 persen – 5 persen dari seluruh jumlah
populasi Indonesia. (Belum ada data resmi yang dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia
merdeka) Orang-orang Tionghoa di Indonesia berasal dari tenggara Tiongkok. Mereka termasuk
suku-suku Hakka, Hainan, Hokkien, Kantonis, Hokchia dan Tiochiu. Daerah asal yang
terkonsentrasi di pesisir tenggara Tiongkok karena dari sejak zaman Dinasti Tang, kota-kota
pelabuhan di pesisir tenggara Tiongkok memang telah menjadi bandar perdagangan yang ramai.
Quanzhou malah tercatat sebagai bandar pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia pada zaman
tersebut.
Perayaan Imlek di Indonesia
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang
lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia,
bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari China
menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-
dinasti yang berkuasa di China. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu
lintas barang maupun manusia dari China ke Nusantara dan sebaliknya.
Sejak zaman Sriwijaya dan jauh sebelum Belanda menjajah negeri ini sebenarnya sudah terjadi
akulturasi budaya Tionghoa dan budaya nusantara. Hasil akulturasi itu tampak dalam berbagai
elemen budaya seperti arsitektur bangunan, makanan, pakaian, dan lainnya. Bukti-bukti
hibriditas budaya itu misalnya, Masjid Agung Demak atau beberapa kelenteng di pantai utara
Jawa yang sisa-sisanya masih terlihat sampai sekarang. Ironisnya, percampuran budaya itu telah
disekat oleh rezim Orde Baru melalui Inpres No 14/1967 yang melarang segala bentuk ekspresi
berbau China, mulai dari huruf, simbol, kesenian (barongsai dan Hong), termasuk perayaaan
Imlek. Orde Baru ketika itu, demi meraih simpati masyarakat untuk menegakkan rezimnya,
menghembuskan ”politik identitas” bahwa orang-orang pribumi berbeda dengan etnis Tionghoa
sebagai pendatang. Hal tersebut akibat kecurigaan bahwa kebudayaan Tionghoa disusupi oleh
paham komunisme. Padahal tidak semua orang Tionghoa berpaham komunisme; seperti halnya
pesantren dan Islam tentu tidak identik dengan terorisme dan kekerasan. Warga Tioghoa yang
terdiskriminasi dari pihak lain, padahal kalau kita cermati Pasal 29 UUD 1945 bahwa ”Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya”.
Lebih dari 30 tahun lamanya budaya Tionghoa dipinggirkan dari panggung budaya nusantara.
Sebagai sosok pemimpin multikulturalisme KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI yang
mengambil keputusan bersejarah dengan mengeluarkan Inpres No 6/2000 yang mencabut Inpres
No 14/1967 tersebut dan sejak tanggal 17 Januari 2000, segala belenggu yang terpasung oleh
Inpres No. 14 tahun 1967 telah dilepas. Kemudian beliau mengeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang menyatakan Imlek sebagai hari libur fakultatif
(hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya), yang kemudian pada tahun 2002, Imlek resmi
dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarno Putri mulai
tahun 2003.
Akhirnya udara kebebasan telah dapat dinikmati kembali oleh warga yang merayakan Imlek.
Anak-anak bersuka-cita dengan pakaian barunya. Para orang tua berbagi kasih dengan anak
yatim piatu dan fakir miskin, Barongsai-pun menari ria sambil melahap angpau-angpau yang
disuguhkan dalam aksinya. Toleransi kehidupan sosial pun semakin marak tanpa noda setitik pun
seperti yang dikuatirkan oleh penguasa pada masa lalu. Seluruh warga negara Indonesia
menikmati tambahan hari libur dan berkesempatan untuk saling bersalaman memberikan ucapan
selamat serta saling mohon dimaafkan.
Kita berharap perayaan Imlek merupakan suatu hal yang biasa, bukan suatu hal yang aneh.
Menjadi Kebiasaan yang tumbuh menjadi kultur secara alamiah, diterima apa adanya oleh
masyarakat umumnya. Artinya, Imlek diterima dengan setulus hati, tanpa curiga, tanpa tanya
ataupun cibiran, dan pada akhirnya yang muncul adalah keseteraan dan kebersamaan. Imlek,
seperti juga Idul Fitri, Natal, dan juga hari raya keagamaan lainnya diterima apa adanya. Jika
keinginan untuk menciptakan kesetaraan dan kebersamaan terwujud, maka yang perlu dilakukan
adalah menyemainya secara terus menerus. Kebersamaan itu akan terus tumbuh dan
berkembang, dan secara bersama harus menjaga semangat yang mulia ini.
Sementara itu, Joko menjelaskan acara tersebut diselenggarakan setiap tahun, tepatnya saat
perayaan Tahun Baru Imlek. Keramaian selalu digelar di tempat yang sama, yakni di halaman
rumahnya. “Melalui perayaan Tahun Baru Imlek bersama warga ini bisa tercipta kerukunan dan
rasa kebersamaan antarwarga. Menghormati satu sama lain juga terpupuk melalui kegiatan ini,”
tuturnya.
Dalam perayaan Tahun Baru Imlek tersebut tidak dimeriahkan dengan seni barongsai yang
identik dengan budaya Tionghoa. Joko memilih mengundang kelompok seni jathilan yang
merupakan seni tradisi yang sangat populer di kalangan orang Jawa. Dan Joko menunjukkan
kehadiran seni jathilan memberi warna lain dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Pengertian yang gamblang dan jelas untuk kita tentang Akulturasi Kebudayaan
Akuturasi adalah perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai
dan serasi. Contohnya, perpaduan kebudayaan antara Hindu-Budha dengan kebudayaan
Indonesia, dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli
dari kedua kebudayaan tersebut.
Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja.
Hal ini disebabkan:
 Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi,
sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan
Indonesia.
 Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local
genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan
mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia

8. Heine-Geldern menulis, bahwa penguasa-penguasa di Asia Tenggara membangun ibukota


baru untuk mencapai kekuasaan dan mengekspresikan legitemasi. Tolong jelaskan,
bagaimana pandangan Heine-Geldern dapat digunakan untuk memahami kenapa Presiden
Soekarno dan Soeharto membangun Jakarta sebagai keratonnya atau masa kekinian disebut
Istana Negara?
Jawab
Heine-Geldern menulis, bahwa penguasa di Asia Tenggara membangun ibukota baru untuk
mencapai kekuasaan dan mengekspresikan legitimasi. Begitu juga halnya dengan Presiden
Soekarno dan Soeharto dalam membangun Jakarta sebagai keratonnya. Sebab seorang presiden
akan merasa aman dan berkuasa apabila ia telah menguasai ibukota Republik Indonesia. Karena
pusat pemerintahan dan perdagangan ada di Jakarta, bahkan ada yang mengatakan bahwa Jakarta
adalah kekuatan negara kita, siapa yang menguasai Jakarta, maka ia menguasai Indonesia. Dan
keraton adalah tempat yang kompleks, menyimbolkan penjelasan-penjelasan konsep sufisme
mengenai putara hidup dan dikeraton inilah para penguasa yang disejajarkan dengan dewa perlu
untuk menemati posisi magis dalam konstelasi semesta dan menjadi pusat semesta.
Kerajaan Majapahit memberi pengaruh kuat terhadap pemikiran nasionalis sepanjang abad ke 20
sampai Orde Baru, tidak ada kerajaan yang telah membuat pengaruh terhadap imajinasi populer
melebihi Majapahit. Majapahit tumbuh sejak akhir abad ke 13 hingga akhir abad ke 15. Kerajaan
ini berpusat di Jawa Timur tetapi kerajaan ini interiornya lebih luas dan Sumatara dan kepulauan
Timur dan luas daerahnya lebih kurang dapat disamakan dengan Indonesia saat ini.
Menurut propaganda Brandes, Kern, dan Krom bahwa kerajaan Majapahit menyajikan citra yang
kuat bagi penulis Indonesia seperti M. Yamin yang jelas menginspirasi orde baru, maka
diharapkan dapat jadi contoh bagi generasi berikutnya baik dari segi patriotisme, nasionalisme,
maupun dari segi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

9. Akh, saya teringat kata relasi (hubungan). Dalam konteks sejarah, ketika kita menjadi daerah
koloninya pemerintah Kolonial Belanda. Apabila dicermati ciri relasi Kolonial berpangkal
pada prinsip dominasi, eksploitasi, diskriminasi, dan dekadensi. Pertanyaan yang anda harus
jawab adalah berikan contoh (tentunya fenomena historis) prinsip dominasi, eksploitasi,
diskriminasi dan dekadensi dalam fenomena sejarah Indonesia? Dan, bagaimana menurut
anda, pada masa kekinian apakah prinsip itu masih kita temukan di negeri tercinta ini?
Jawab
Contoh fenomena historis prinsip dominasi zaman colonial Belanda yaitu masa VOC. VOC
suatu kongsi dagang yang mempunyai hak Oktroi. VOC bergaya seperti sebuah pemerintahan ia
menjalankan roda kekuasaan dengan menanamkan dominasi perdagangan (ekonomi). Dalam
kegiatannya VOC berusaha menaklukan pemerintahan tradisional. Lama-kelamaan dan satu
demi satu dengan politik pecah belah (adu domba) VOC berhasil menanamkan dominasi
politiknya dari tahun 1602-1799 sedang eksploitasi, fenomena sejarah seperti pelaksanaan politik
sistem tanam paksa dari tahu 1830-1870. Eksploitasi kekayaan berupa hasil bumi diangkut ke
Negara Belanda sedang pekerja Indonesia dijadikan sapi perah dalam kehidupannya. Fenomea
diskriminasi, dan dependensi terlihat baik sector ekonomi, social budaya serta pendidikan yang
menyebabkan terjadi penggolongan dalam strata sosial masyarakat yaitu : golongan eropa,
golongan timur asing dan golongan pribumi. Golongan pribumi adalah golongan sangat tidak
diuntungkan. Pada era kekinia fenomena seperti ini masih terlihat seperti ekonomi kita dalam
pengelolaan tambang misalnya ini dikelola oleh pihak swasta (perusahaan asing) yang di dalam
UUD 1945 menyebutkan bumi dan air termasuk kekayaan didalam adalah di kelola oleh Negara
dan dipergunakan sebesar-besar untuk kepentingan rakyat. Diskriminasi banyak terdapat rakyat
yang jauh dari rasa kemakmuran penghasilan sangat kecil sementara ada orang yang kaya raya
dengan penghasilan yang sangat besar dan sementara itu pula korupsi seolah menjadi trend era
sekarang ini.

10. Ketika, ORDE BARU bubar, muncul gugatan dari masyarakat terhadap sejarah tentunya
versi pemerintah. Pertanyaannya, ada apa sikh karya sejarah versi pemerintah sehingga
digugat oleh masyarakat? Bahkan banyak pernyataan yang juga datang dari para intelektual,
bahwa sejarah mesti diluruskan. Hemat saya, sejarah adalah subyektif, lantas kenapa harus
diluruskan, “bukankah sejarah menyadarkan kita tentang perbedaan-perbedaan, ia sebetulnya
telah mengajarkan toleransi dan kebebasan”, begitulah ujar Franqois Caron sejarawan dari
Sorbonne University. Pertanyaan bagaimana pendapat anda tentang sejarah harus diluruskan?

Jawab
Bagi saya, tidak ada sejarah yang harus diluruskan karena sejarah resmi pasti
dihasilkan oleh versi yang menang. Dan sejarah sebagai wilayah akademis tidak perlu
diluruskan karena tidak ada kebenaran dalam sejarah. Yang ada adalah interpretasi
terhadap fakta. Jadi, makin banyak fakta muncul, makin banyak yang bisa kita
interpretasi, makin banyak kita bisa belajar. Dan itu pendidikan politik yang paling baik.
Di situlah kita belajar sebagai suatu bangsa. Makanya biarkan saja semua orang menulis.
Latief menulis menurut versinya, siapa lagi menulis versinya hingga tak ada monopoli
kebenaran
Penulisan sejarah seharusnya lebih menonjolkan peran masyarakat lokal atau
rakyat sehingga kearifan, local Genius masyarakat setempat dapat diakomodasi dan pada
akhirnya akan memberi inspirasi pada generasi berikutnya dan generasi mendatang
meneladani kearifan dari cerita sejarah . Teori penulisan sejarah yang dicetuskan oleh
Prof. Sartono Kartodirdjo ini ingin mengajarkan bahwa dalam perkembangan masyarakat
peran rakyat-lah yang lebih besar sehingga memang perlu lebih ditonjolkan. Penulisan
sejarah Indonesia yang lebih menonjolkan peran tokoh-tokoh besar terutama peran raja-
raja, bupati, dan sebagainya justru membawa pada kultus individu dengan tanpa dasar
yang benar.
Penulisan kata Sejarah Yang biasa diakai dalam ejaan bahasa Indonesia Sentris
Sejauh didukung bukti yang benar penulisan sejarah Indonesia harus bersifat Indonesia
sentris. Hal itu bukan hanya sekedar untuk kebenaran sejarah semata, akan tetapi juga
untuk kepentingan membangun kesadaran sejarah dan memberi keteladan dari kearifan
yang terdapat dalam sejarah itu bagi generasi mendatang. Historia Vitae Magistra ,
sejarah adalah guru kehidupan, begitu kata orang bijak.
oleh Prijobekti Prasetijo

11. Awal tahun 2012, kita disuguhi berita menarik tentang kiprah sekolah kejuruan yang berhasil
membuat mobil rakitan, sepeda motor, pesawat terbang dari PT Dirgantara (Nurtanio),
Pindad sudah membuat kendaraan tempur, senjata, PT Pal juga sudah membuat kapal perang
untuk angkatan laut dan tidak salah pemerintah kita sedang memesan pembuatan 3 buah
kapal selam dari Korea, satu diantaranya akan dibuat di Surabaya. Berita ini mengingatkan
saya, kepada sebuah buku yang dikaryakan olehYoshihara Kunio tahun 1990’an, Kapitalisme
Semu Asia Tenggara yang diterbitkan oleh LP3ES dan sempat ditarik peredarannya oleh
pemerintah ORBA. Menurutnya, Kepitalisme di Asia menjadi ersantz (palsu). Ia sendiri tidak
setuju dengan ekonomi liberal. Artinya, ia berharap pemerintah memperbaiki kualitas turut
campur terhadap industri. Pertanyaannya, bagaimana peran pemerintah semasa ORBA dalam
mencampuri pembangunan industri? Bagaimana pendapat anda tentang karya-karya siswa
diserahkan saja kepada kaum pemodal atau pemerintah memperbaiki intervensinya dalam
pembangunan industri.
Jawab
Peran Pemerintah semasa ORBA dalam mencampuri pembangunan industry merupakan peran
pemerintah untuk kepentingan bangsa dan negara, dalam UUD 1945 pasal 33 menjelaskan
bahwa perekonomian disusun berdasarkan usaha bersama dan untuk kepentingan bersama,
namun dalam pembangunan yang berskala besar tentu rakyat belum memiliki kemampuan besar,
yang apabila itu terjadi dalam bidang industry akan dikuasai oleh para kapitalis-
kapitalis/liberalis. Sungguh memilukan pesawat terbang dari PT Dirgantara (nurtanio) seolah
pudar begitu saja karena negara tak kuasa memikul beban, padahal sungguh luar biasa
kemampuan anak bangsa. Pendapat saya tentang karya-karya para siswa jangan diserahkan
kepada para pemilik modal ini akan mendorong kapitalis-kapitalis menguasai perindustrian kita
sebaiknya pemerintah memperbaiki intervensinya dalam pembangunan industri. Pemerintah
harus kuat sebaiknya industri ini adalah menguasai hajat hidup orang banyak. Maka negara
punya peran penting di dalamnya, juga Negara memnciptakan lapangan kerja untuk kemakmuran
rakyatnya.

12. Acap sekali kita mendengar konsep tradisi. Tradisi oleh para pakar ilmu sosial dan humaniora
diartikan sebagai keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun
benar-benar masih ada, belum dihancurkan, dirusak, dicampakkan, dilupakan. Artinya tradisi
adalah warisan yang benar-benar tersisa dari masa lalu. Apabila dimaknai lagi, bahwa
manusia tidak mampu hidup tanpa tradisi, meskipun tidak puas tehadap tradisi mereka.
Pertanyaan kenapa tradisi masih ada dan untuk apa? Dan tentunya berikan contoh.
Jawab
Tradisi adalah warna budaya yang diwariskan oleh nenek moyang, dan kenyataan memang
masih banyak yang mengikuti walaupun sudah mengalami perubahan/penyesuaian.
Tradisi masih diikuti karena ada unsur kepercayaan akan hikmah yang diterimanya, dan merasa
ada beban manakala tidak melakukannya.
Tradisi/budaya adalah bagian dari kekayaan Negara, maka dari itu kita harus tetap
melestarikannya.
Adapun penyebab tradisi masih dipakai oleh masyarakat bisa disebabkan hal-hal berikut :
Karena masyarakat telah dibiasakan sejak dini kepercayaan tersebut sehingga melekatdi diri
mereka
Kurangnya penjelasan yang lugas, logis maupun ilmiah mengenai kepercayaan/tradisi tersebut
seringkali acapkali masyarakat menurut saja dan percaya saja apa yang buruk dan baik menurut
tradisi tersebut dan tak merangsang masyarakat memverifikasi kebenaran mengenai tradisi
tersebut.
Adanya sanksi sosial yang dapat membaut masyarakat yang menyimpang tradisi tersebut akan
dikucilkan atau di hina masyarakat lain dsb
Contoh : Budaya Maulidan di Barabai, Budaya Maudi 7 Buitan

13. Enam belas (16) tahun reformasi berlalu di negeri kita, hasilnya? Ada yang mengatakan
dengan keoptimisan, bahwa Indonesia pasca reformasi akan bangkit ada juga yang pesimis
yang menyebutkan, Negara kita akah rubuh (runtuh). Jelaskan oleh anda kenapa ada
pendapatyang optimis dan pesimis menurut versi anda.
Jawab
16 tahun sudah reformasi, reformasi Indonesia adalah reformasi kebablasan, harapan, cita-
cita untuk membawa indonsia makin baik rupanya belum sepenuhnya terwujud,
1. Pendapat yang psimis tentang reformasi karena pelaku reformasi sebagian besar
masih orang – orang lama produk orde baru, yang nota bene enggan
meninggalkan statusquo Nya.
2. Pendapat yang optimis adalah yang mengaharpkan adanya perubahan yang
menyeluruh, namun kenyataanya yang berubah hanyalah tata aturanya saja
namun biro krasi sebagai pelaku tehnis tidak tersentuh oleh deru nya/ gaungnya
reformasi , namun kita semua tidak boleh putus asa untuk selalu berharap
perbaikan ke depan.

14. Gerakan anti globalisasi mulai marak pada pertengahan tahun 1990’an. Tahun 2006 dan 2007
pada acara Hari Buruh Internasional (1 Mei), kita dicengankan oleh jargon-jargon “tolak
panjajahan asing”. Kebijakan neo liberalism yang berimbas kepada kebijakan ekonomi-
politik elite-elite kita berimbas pada nasib rakyat, sehingga bermunculan gerakan rakyat dan
radikalisasi massa yang semakin marak di negeri tercinta ini. Pertanyaannya, bagaimana
pendapat anda, apakah ini kebangkiatn komunisme atau anda punya pendapat lain?

Jawab
Menurut pendapat saya gerakan anti globalisasi yang dilakukan oleh kaum buruh dewasa ini
adalah kesalahan pihak penguasa yang belum bias memfasilitasi kaum buruh dengan pada
pengusaha, mengenai kebijakan neo liberalism sebenarnya tidak cocok diterapkan pada
kultur budaya Indonesia yang sangat berbeda dengan kultur budaya orang aing, sebab kita
sudah punya pancasila yang jelas-jelas mengatur perekonomian milik kita sesuai dengan
pasal 33 ayat 1,2 dan 3 UUD 1945 yang mengatakan bahwa semua sumber daya yang ada di
negeri ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh rakyat,
Jelas sudah kapitalisme kalau boleh dikatakan haram diterpkan diindonesia sebagai system
penglolaan perekonomian, lebih lanjut sebagaimana paparan di bawah ini.
Kapitalisme global adalah sistem yang berdasarkan pada hak milik pribadi bagi mereka,
kaum minoritas penindas yang mendominasi kekayaan dunia. Produksi berlangsung demi
menghasilkan keuntungan bagi segelintir milyuner, bukan berdasarkan kebutuhan mayoritas
Penduduk yang berada di dunia ini. Di bawah sistem ini, dunia terbagi-bagi menjadi negara-
negara yang diperintah oleh politisi-politisi kapitalis, yang dimanipulasi oleh korporasi-korporasi
besar melalui organisasi-organisasi seperti Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organisation- WTO), Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund-IMF), dsb.
Negara-negara ini bersaing dari segi ekonomi, politik dan secara militer demi menguasai dan
merampok sumber daya, wilayah dan kekayaan, atau membentuk aliansi-aliansi apabila terdapat
kepentingan bersama. Semua masalah yang terjadi di dunia seperti kemiskinan, eksploitasi,
keterbelakangan Dunia Ketiga, resesi, perang, pemusnahan lingkungan hidup, rasisme, pertikaian
dalam bangsa, penindasan terhadap kaum perempuan dan anak muda, semuanya disebabkan dan
ditopang oleh sistem kapitalisme tersebut. Coba tengok bagaimana buasnya Amerika serikat
memangsa Afganistan dan Irak dengan alasan perburuan Terorisme atau bagaimana Amerika
dengan topeng IMF mancabuli negara-negara Dunia Ketiga dengan hegemoni ekomomi Neo-
Liberalisme yang semakin memiskinkan dan menyengsarakan rakyat.
Akar History Neo-Liberalisme Di Indonesia
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menemukan muaranya pada tahun 1997 seiring semakin
akutnya krisis kapitalisme global. Bak mendapatkan lahan pasar yang sangat menggiurkan,
kekuatan imperialismepun datang menawarkan resep penyakit resesi ekonomi tersebut dengan
sejuta mimpi dan janji jalan keluar yang membutakan mata pemimpin kita yang tak tau malu.
Melalui lembaga-lembaga keuangan dunia yang dijadikan alat pengeruk modal tuan-tuan
serakah, IMF menjebloskan arus perekonomian domestik kita ke dalam pusaran ekonomi global
Neo-Liberalisme secara integral melalui perangkap Structural Adjusdment Programs (SAPs)
(sama persis dengan pengalaman mexico pada tahun 1982 yang ketika itu dinyatakan default dan
dianggap tak mampu mandiri dalam meyelesaikan problem krisis di negaranya). Secara umum,
Program-program SAPs bercirikan beberapa kebijakan-kebijakan ekonomi sebagai berikut :
Pertama, Meniadakan hambatan investasi asing di sektor industri, perbankan, dan jasa keuangan
lainnya. Tidak ada lagi pemihakan terhadap industri lokal, bank lokal, ataupun perlindungan
terhadap intervensi pihak yang kuat. Kedua, Reorientasi ekonomi ke arah eksport guna
memperoleh valuta asing yang di butuhkan untuk membayar hutang dan semakin tergantung
pada ekonomi global. Akibatnya mengurangi keswadayaan dan keragaman produksi lokal yang
mengarah pada satu hasil manufaktur saja atau satu hasil pertanian saja. Ketiga, Mengurangi
upah atau menurunkan kenaikan upah, agar ekspor lebih kompetitif. Ini akan mengurangi
pengeluaran pemerintah, termasuk pengeluaran untuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan
yang dikombinasikan dengan pengurangan upah; hal ini akan mengurangi inflasi dan menjamin
seluruh uang yang akan digunakan ke arah peningkatan produksi untuk ekspor. Ketiga,
Memotong bea masuk atau tarif, kuota, serta hambatan-hambatan lainnya untuk impor guna
mempermudahkan pengintegrasian modal global. Keempat, Melakukan devaluasi terhadap mata
uang lokal terhadap mata uang kertas, seperti dollar amerika guna membuat ekspor kompetitif.
Kelima, Privatisasi perusahaan-perusahaan negara serta menyediakan kemudahan bagi masuknya
modal asing. Keenam, Menjalankan program deregulasi untuk membebaskan perusahaan-
perusahaan berorientasi ekspor dari kontrol pemerintah yang biasanya melindungi kaum pekerja/
buruh, lingkungan hidup, dan sumber daya alam; sehingga dapat memotong biaya-biaya dan
selanjutnya meningkatkan daya saing ekspor. Hal ini menghasilkan efek sekunder dari
diturunkannya upah dan standar lainnya di negara-negara lainnyatermasuk negara-negara
industriguna mempertahankan daya saing mereka.
Memory Of Understanding (MOU) antara pemerintah Indonesia dan IMF akan resep ekonomi
Neo-Liberal inipun tertuang dalam point-point Letter Of Intens (LOI) yang diantara isi dan
kesepakatannya adalah Pemotongan anggaran sosial yang dianggap tidak produktif semisal
BBM, TDL, Pendidikan dan kesehatan, Privatisasi atau penjualan serta obral murah perusahaan-
perusahaan milik pemerintah, Deregulasi atau penghapusan hambatan-hambatan kepmilikan
dominasi saham oleh Swasta, penghilangan konsep Public Goods dll. Dalam konteks
perekonomian domestik kita hari ini, bisa dikatakan bahwa memang sengaja diarahkan ke dalam
mekanisme pasar global (Liberalisasi) dengan memaksa sistem ekonomi nasional kita ke dalam
sistem perputaran ekonomi dunia tanpa batas. Nah, siapa yang paling berperan dalam
memperlancar proses liberalisasi ini? Tak lain adalah lembaga-lembaga keuangan internasional
semisal IMF,World Bank, Paris Club dll. Secara umum, agenda IMF (termasuk World Bank dan
WTO) ini, mengandung tiga poin utama. Pertama, liberalisasi ekonomi, yang diarahkan untuk
mengurangi campur tangan negara dalam pasar atau secara umum ekonomi. Kedua, privatisasi,
yang ditargetkan ke perusahaan-perusahaan milik negara. Dan ketiga, deregulasi ekonomi yang
menempatkan peran negara hanya sebagai regulator atau pengawas.
Bagaimana cara kerja dan tawaran-tawaran resep eknomi apa sehingga negara-negara dunia
ketiga begitu terbuai untuk terjebak ke dalam mekanisme pasar bebas tersebut? Pertanyaan ini
bisa kita jawab secara sederhana yakni : Pertama, menciptakan ketergantungan melalui utang
atau pinjaman kepada negara-negara dunia ketiga dengan iming-iming bahwa mengadopsi dan
mengintegralkan sistem ekonomi domestik ke dalam konteks perekonomian global akan lebih
mampu memacu pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan karena akan terjadi pemerataan
aktivitas ekonomi (investasi, massifikasi industri, Produksi komoditas dan transaksi
perdagangan). Demikian lontaran-lontaran rasionalisasi picik dari negara-negara pemodal.
Kedua, membangun hegemonisasi politik secara global dengan propaganda-propaganda sesat
yang mengarahkan opini tunggal bahwa hanya negara-negara maju yang mampu memberikan
solusi krisis dan alternatif jalan keluar masalah kemiskinan. Ada dua hal ditimbulkan oleh proses
hegemonisasi ini yakni ketakutan dan pengaruh yang sangat luar biasa (Imperialisme Budaya)
sehingga Negara-Negara Satelit .Dan Ketiga, Membangun dan membentuk boneka-boneka
politik (Puppet’s Goverment). disetiap negara-negara berkembang guna mengontrol secara
penuh negara-negara berkembang tersebut secara ekonomi dan politik yang berarti model
penjajahan dan perampokan kemerdekaan dan hak asasi manusia. menjadi tak berdaya dan
menjadi penaganut total ekonomi konsumerisme yang berarti semakin menjadikan ekonomi
negara-negara dunia ketiga tetap stagnan yang pada sisi yang lain tetap mempertahankan
dominasi ekonomi negara-negara maju.
Menurut pemikiran Karl Marx, dalam masyarakat ada 2 kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah.
Kelas atas adalah majikan dan kelas kedua adalah kaum buruh yang menerima gaji dari kelas
atas yang bekerja sama untuk mencari laba yang sebesar-besarnya.
Komunisme lahir disebabkan adanya pihak kelas bawah yang ditindas, yang ingin memperbaiki
diri dan melepaskan diri dari ketertindasan.
Apabila nasib buruh ini tak di perbaiki oleh Pemerintah, maka kemungkinan paham komunis
bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.

15. Perhatikan pertanyaan berikut :


Bagaimana meurut anda tentang nasionalisme Indonesia dengan menggunakan pendapat
Huntington, bahwa nasionalisme adalah komunitas yang dibayangkan?
Nasionalisme menurut Huntington erat kaitanya dengan kultur bdaya yang sudah ada
dikomunitas suatu masyarakat, unsur-unsur nasionalime yang perlu di pahami sebagai
berikut :
- Faktor pertama adalah, perbedaan di antara peradaban tak hanya nyata,
melainkan hal yang mendasar. Hal mendasar tersebut antara lain sejarah, bahasa,
kebudayaan, tradisi lain, dan agama.
- Kedua, dunia akan menjadi lingkup yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan
hubungan timbale balik antar masyarakat semakin meningkat sehingga
menimbulkan kesadaran peradaban dan peka akan perbedaan.
Ketiga, akibat proses modernisasi ekonomi dan perubahan social akan
melemahkan negara bangsa sebagai identitas. Akibatnya gerakan
fundamentalisme akan banyak bermunculan. Faktor keempat, adanya kesadaran
peradaban uang diperkuat peran barat. Ketika Barat sedang berada di puncak
kekuasaan, kemungkinan munculnya kelompok anti Barat pun akan terjadi pula.
Kelima, karakteristik dan perbedaan budaya bukan perkara mudah untuk
diselesaikan sehingga tidak mudah dikompromikan dibanding perbedaan politik
dan ekonomi. Faktor terakhir adalah maraknya regionalism ekonomi. Hal ini
terjadi karena landasan atau prinsip yang dianut organisasi kawasan berdasarkan
landasan budaya Eropa dan Kristen Barat. Hal ini mencerminakan budaya dan
agama menjadi landasan dari Organisasi Kerjasama. Saat orang memperkenalkan
identitas agama dan etnis, maka pikiran seputar ‘ia lawan kita’ akan muncul.
Perbedaan ini menciptakan perbedaan dalam isu kebijakan, hak asasi, imigrasi,
perdagangan, dan lingkungan (Huntington, 1995).
Strategi yang ditawarkan?
Walaupun artikel ini condong kepada perang peradaban adalah masalah dunia
kontemporer, bukan berarti mendorong terjadinya konflik antar peradaban.
Konflik peradaban ini akan menggantikan konflik ideology dan hubungan
intrernasional akan menjadi konflik dalam sejarah yang merupakan mainan yang
dimainkan dalam peradaban Barat. Barat yang terus memasukkan
kepentingannya kepada negara di dunia akan menjadi ancaman tersendiri dari
bagi kondisi domestic negara tersebut. Namun untuk strategi yang tepat
menghadapi ancaman ini, dapat meniru Jepang. Jepang adalah negara yang satu
– satunya berhasil menerapkan Peradaban Barat sebagai peradaban modern dan
Peradaban Non Barat pun diupayakan menjadi modern. Peradaban Non Barat
akan terus ditingkatkan kesejahteraannya, kemajuan teknologi, industry, bahkan
persenjataan modern. Begitu pula budaya dan nilai tradisional mereka yang
meningkat seiring proses penyelarasan dengan budaya Barat.
Disisi lain ketika Barat meningkatkan kekuatannya karena menggangap non
Barat sebagai ancaman. Barat terus meningkatkan pemeliharaan militer dan
ekonomi untuk menjaga kepentingannya. Barat juga ingin menjadi peradaban
uang lenih memiliki pemahaman lebih baik dibanding agama dan asumsi
filosofis. Walaupun di masa depan tidaka akan terjadi peradaban universal.
Namun, akan tercipta perdanam yang berbeda dan kita dituntut untuk hidup
harmonis dengan masyarakat peradaban lain.

- Bagaimana menurut anda tentang Marhaen dan Proletar?


Pemahaman marhainisme tentang nasionalisme adalah melarang adanya pertentangan
antar manusia antar bangsa dan selalu berpihak pada rakyat keci; yait peani dan buruh.
Nama marhaen adalah orang yang telah hidup diindonesia, dalam arti lain bung Karno
menyebut petani itu aen, yang kemudian dikenal dengan nama Mang Aen, hal inilah yang
menimbulkan dialektika bungkarno untuk menata keberlanjutan Negara ke depan.
Sedangkan pendapat karl Mark proleter nama lengkapnya yang di juluki dengan proleter
yangberlasal dari keluarga menengah ke baah yang kemudian di sebut juga kaum petani.
Di india dikenal dengan kelas-kelas atau kasta – kasta yang banyak mempengaruhi
prilaku kehidupan antar kelas yang satu dengan yang lain, tingkatan inilah yang
membedakan derajat seseorang bagi orang india.
- Persoalan agraria yang marak pada masa kini merupakan persoalan dari zaman Kolonial
(abad XIX) sampai sekarang yang belum pernah selesai. Artinya pemerintah tidak pernah
mengurus secara tuntas urusan agraria. Jelaskan kenapa persoalan agrarian tidak tidak
pernah tuntas sampai saat ini?
Ketidak beresan masalah agrarian salah satu pemicunya adalah undang-undang agrarian
yang kurang tegas didalam pelaksanaanya, banyak tanah yang suratnya tumpang tindih.
Lebih lebih aparat yang berwenang hanya mencari untung sendiri yaitu dengan dalih-
dalih yang tidak bias dibuktikan secara empiric. Slah satu contoh ketidak tegasan tanah
yang dinmakan tanah ulayat adat yang menjadi perdebatan panjang. Di tambah lagi
penduduk Indonesia yang masih banyak yang belum memilki tanah walu hanya untuk
sebidak rumah. Intinya UU agrarian disempurnkan dan dijalankan dengan koridor yang
benar berdasarkan undang-undang.
- Negara bayang-bayang (The Shadow of State) begitu lekat melebel di negeri kita,
jelaskan?
Negara baying baying adalah suatu fenomena yang sekarang banyak kita jumpai, dimana
penguasa suatu Negara dalam menjalankan kekuasaanya di nahkodai oleh para
konglomerat atau pengusaha,m jadi kebijakan politik suatu Negara diterbitkan
berdasarkan psanan-pesanan pihak lain.
16. Isu yang menarik dalam penutupan tahun ini adalah perubahan kurikulum, yaitu digantinya
kurikulum lama dengan kurikulum 2013. Persoalannya bagaimana pendapat anda tentang isu
aktual tentang kurikulum 2013.
Jawab
Kalau kita telaah kurikulum 2013, terutama yang menyangkut tingkat SLTA dan MA, maka :
Untuk jumlah mata pelajaran tak mengalami masalah
Bidang study agama mendapat tambahan 1 jam pelajaran, berarti semula 2 jam menjadi 3 jam.
Berarti di sini siswa belajar 8 jam sehari dari jam 07.30 s/d 15.30 WITA. Rasanya ini terlalu
lama karena sekarang saja sampai jam 14.30 WITA untuk mengajar jam terakhir sudah terlihat
kelelahan bagi para siswa.
Dilakukannya penjurusan kelas 1, ini sangat menyusahkan bagi para guru untuk melakukan
penjurusan, karena biasanya guru melihat terlebih dahulu kemampuan siswa di kelas 1, dan pada
penjurusan di kurikulum 2013 ini minat yang diutamakan, sedangkan kemampuan nomor dua.
Sedangkan rata-rata siswa tidak begitu mengerti akan kemampuannya di mana, jadi biasanya
mengikuti minat dan keinginan orang tuanya.
Kebaikan pada kurikulum 2013 ini adalah bahwa jurusan IPS dapat mempelajari juga mata
pelajaran IPA yang disukainya. Ini berarti ia akan menguasai ilmu IPS dan IPA. Pada kurikulum
2013, siswa di tuntut untuk dapat memiliki pribadi yang berbudi pekerja, jujur, rajin, dan
mempunyai sifat gotong royong.

17. Fenomena kekuasaan politik dan birokrasi begitu kuat dalam negeri kita, bahkan ada
kecenderungan persoalan pendidikan diatasi oleh kekuasaan birokrasi bernuansakan politik.
Jelaskan pendapat anda.
Jawab
Ini sangat jelas terikat pada pembahasan kurikulum, setiap pergantian Menteri maka kurikulum
pun juga berganti. Menteri Daun Yusuf (mantan Menteri Pendidikan) pada sebuah acara yang
ditayangkan di TVRI menyatakan bahwa sekarang ini yang masuk ke dalam Pemerintahan
adalah dari partai yan notabene-nya mempunyai basic rendah dan tak sesuai dengan bidang yang
di ampu. Dalam menyusun kurikulum tak mempunyai konsep. Jadi akhirnya apa yang ada sudah
baik, itulah yang diutak atik untuk menunjukan bahwa ada perubahan pada bidang yang
ditangani.
Dan masalah Ujian Nasional yang terus di laksanakan, padahal terlalu banyak kritik yang tak
mendapatkan tanggapan untuk perbaikan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai