Anda di halaman 1dari 44

Nama: Nabilah Fikriyyah

Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi

ANOTASI BIBLIOGRAFI

1. Mulia, T.S.G. (1959). India Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan.


Jakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka.
Buku ini menjelaskan mengenai sejarah India pada masa pergerakan,
menceritakan mengenai berbagai macam upaya yang dilakukan oleh India demi
mensejahterakan rakyatnya dan berusaha untuk terhindar dari konflik politik pada
masa itu. Buku yang ditulis oleh Mulia ini memang lebih mengedapankan dari
sudut pandang India dalam menghadapi gejolak politik saat itu. Buku ini ringan
untuk dibaca dan dapat mudah dipahami, sangat bermanfaat bagi siapa saja
pembaca dari kalangan umum maupun akedemisi yang menaruh perhatian pada
sejarah politik India.
2. Fathun, L.M. (2016). Pengaruh Peningkatan Kekuatan Militer Tiongkok
terhadap Keamanan Stabilitas Regional Asia Timur. The Politic Journal:
Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2, (2), 183-204. [Online].
Diakses
dari: http://journal.unhas.ac.id/index.php/politics/article/download/3038/pdf
Jurnal ini menuliskan mengenai analisis negeri tirai bambu yang kini makin
meningkatkan anggaran belanja militer nya meskipun kondisi perekonomian
Tiongkok kini mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini jelas dilakukan oleh
Tiongkok untuk dapat memodernisasi angkatan militernya. Belanja militer yang
selalu naik tiap tahun menunjukkan Tiongkok untuk mempertahankan keamanan.
Terlebih secara kondisi geografis negeri Tiongkok bertetangga dengan Jepang dan
Korea Selatan yang mana kedua negara tersebut menjalin hubungan yang tidak
baik dengan Tiongkok sejak dahulu, hal ini tentu saja Tiongkok tidak ingin
kembali mengulang sejarah. Dengan meningkatnya anggaran militer Tiongkok
menunjukkan bahwa Tiongkok yang juga terlibat konflik bersama Jepang dan
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Korea Selatan merupakan sebuah upaya pukulan psikologis bahwa Tiongkok
adalah negara yang kuat dalam militer. Peningkatan kekuatan militer ini penting,
apalagi dengan posisi Tiongkok di wilayah Asia Timur yang mana kondisi
regional nya masih tergolong dalam wilayah yang tidak stabil selama sejumlah
negara-negara kawasan masih saling berkonflik walaupun belum pada tingkatan
perang.
Jurnal ini sangat informative membantu bagi siapa saja yang ingin mengetahui
mengenai perkembangan militer Tiongkok, penulisnya pun berusaha untuk
menuliskan pendapatnya dengan baik hal ini dibuktikan dengan melampirkan
kutipan-kutipan dari sumber yang tergolong semi kuat dan terpercaya meskipun,
menurut saya sendiri jurnal ini menuliskan condong kepada presepsi sudut
pandang Tiongkok.
3. Darmawan, W. (t.t). Nasionalisme Asia Tenggara. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia. [Online]. Diakses
dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19710101199
9031-WAWAN_DARMAWAN/NASIONALISME_ASIA_TENGGARA.pdf
Paper yang ditulis oleh Darmawan ini menjelaskan secara keseluruhan
mengenai nasionalisme di negeri kawasan Asia Tenggara. Penjelasan yang
dipaparkan nya meski singkat namun dapat meringkas kesimpulan inti dari
pembahasan mengenai nasionalisme Asia Tenggara Sehingga sangat bermanfaat
sekali bagi siapa saja yang ingin mengetahui mengenai nasionalisme Asia
Tenggara dengan bacaan yang ringan. Namun tentunya paper ini tidak cukup jika
dijadikan sebagai sumber rujukan, perlu kiranya menggunakan beberapa sumber
rujukan lain yang mendukung.
4. Rosyidin, M. (2014). Etika Global dalam Dunia yang Sedang Berubah:
Mengelola Kebangkitan Asia dan Kemunduran Barat. Semarang:
Universitas Dieponogoro. Indonesian Journal of International Studie, 1, (1),
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
97-102. [Online]. Diakses dari:
https://jurnal.ugm.ac.id/globalsouth/article/view/28824/17354
Jurnal ini menjelaskan secara padat dan lugas mengenai kebangkitan Asia dalam
menguasai dunia, dan kemunduran Barat terhadap nya. Jurnal ini sejatinya
mengulas kembali apa yang ada di dalam buku The Great Convergence: Asia,
The West, and The Logis of one Word karangan Kishore Mahbubani. Meski
ulasan, jurnal ini ditulis oleh seorang dari kalangan akademisi kampus yang
menjabat sebagai Dosen di suatu Universitas di Indonesia. Penulis mengulas buku
tersebut dengan padat dan lugas mengenai kebangkitan Asia dan kemunduran
Barat namun, rupanya penulis mencoba untuk terlihat ulasan yang lebih objektif
dengan mengutip dari beberapa pendapat ahli dan menuliskannya tidak hanya dari
sudut pandang Asia maupun Barat saja namun diambil juga sudut pandang secara
global. Sehingga jurnal ini pantas dijadikan rujukan apabila merasa tidak puas
setelah membaca buku dari karya Kishore, dengan adanya jurnal ulasan ini
membantu pembaca untuk dapat memahami apa sejatinya yang ingin Kishore
sampaikan.
5. Agung, S.L. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta: Ombak
Buku yang ditulis oleh Leo Agung ini merupakan seri ke-2 dari buku
sebelumnya yang juga membahas mengenai sejarah di kawasan Asia Timur, yang
membedakannya adalah pada jilid pertama membahas mengenai masa kuno
negara yang berada di wilayah Asia Timur sedangkan pada jilid ke-2 ini
membahas mengenai masa modern negara dalam kawasan Asia Timur baik itu
China, Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan. Leo Agung berusaha
mengungkapkan sejarah modern pada negeri di Asia Timur dari beberapa bidang
baik politik-ekonomi maupun sosial-budaya, meski penjelasannya mudah lugas
dan mudah dipahami namun buku ini kiranya kurang mendalami pembahasan dari
masing-masing bidang tersebut. Sehingga bagi para pembaca yang ingin
menikmati secara mendalam mengenai sejarah modern negara yang ada di
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
kawasan Asia Timur, hendaknya tidak hanya membaca buku dari Leo Agung ini
saja, namun juga patut mencari beberapa sumber lainnya. Namun bukan berarti
buku ini tidak layak untuk dikonsumsi, buku ini sangat layak digunakan sebagai
buku pegangan para akademisi di bidang sejarah maupun kalangan umum.
6. Hartono, M. (t.t). Nasionalisme Asia Timur: Suatu Perbadingan Jepang,
Cina dan Korea. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. [Online].
Diakses
dari: https://journal.uny.ac.id/index.php/mozaik/article/download/4388/3819
Biasanya Nasionalisme dikenal sebagai suatu makna cinta tanah air
baik yang bersifat kewarganegaraan maupun patriotik. Sehingga orientasi
nasionalisme seringkali dihadapkan kepada upaya membentuk dan membela
suatu bangsa sebagai wujud dari cinta tanah air maupun terjun ke dalam upaya
politik sebagai wujud dari kewarganegaraan. Pada jurnal yang ditulis oleh
Hartono, ia menyebut nasionalisme sebagai sentiment kesetiaan atau dengan
kata lain simpati yang dibentuk oleh suatu bangsa berdasarkan identitas
bangsa dan budaya yang sama dalam upaya membantuk dan membangun
suatu bangsa. Dalam hal ini Hartono melebarkan penulisannya kepada
nasionalisme yang terjadi di negara-negara Asia Timur.
Cara Hartono memaparkan mengenai nasionalisme di negara-negara
Asia Timur yakni Cina, Jepang dan Korea dengan membandingkan
nasionalisme diantara ketiganya. Hartono memaparkan dengan uraian apa
yang membedakan nasionalisme yang dibangun di Cina, Jepang, dan Korea.
Penjelasan dari Hartono cukup untuk mengetahui dasar apa dan mengapa Cina,
Jepang, dan Korea dapat meraih nasionalismenya. Meski pada akhir kalimat ia
menuliskan bahwasannya Cina dan Korea belum seutuhnya meraih
nasionalisme lantaran kini keduanya masih memiliki “dua Cina” dan “dua
Korea” meski upaya-upaya unifikasi telah dikerahkan namun agaknya masih
sulit bagi kedua negara tersebut mewujudkan keinginannya.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Namun disini, Hartono kurang melebarkan penulisannya kepada
dampak-dampak yang timbul bagi bangsa baik dari segi sosial-masyarakat
maupun politik ekonomi dan bahkan sampai kepada kulturisme budaya
setelah ketiga negara tersebut meraih nasionalismenya terlepas dengan upaya
seperti apa mereka meraihnya.
Meski begitu, jurnal ini sudah dapat menunjang sebagai salah satu
penelitian terdahulu bagi siapa saja para peneliti yang mengambil perhatian
kepada nasionalisme di negara-negara Asia Timur, sebab diperlukan kiranya
untuk melakukan penelitian terbaru mengenai penulisan ini, ditinjau dari
seiring berkembangnya zaman maka upaya nasionalisme pun dinilai tidak
dinamis seperti halnya akhir-akhir ini dunia tengah digemparkan oleh sejarah
baru yang diukir oleh Korea bahwasannya Korea Selatan dan Korea Utara kini
memutuskan untuk melakukan penyatuan. Oleh karena itu, perlu kiranya
dilakukan penelitian terbaru mengenai nasionalisme di negara Asia Timur dan
menjadikan jurnal yang ditulis oleh Hartono ini sebagai pustaka terdahulu.
7. Kurnia, Anton. (2008). Indonesia Merdeka karena Amerika ? Jakarta:
Serambi.
Berawal dari munculnya sebuah mitos tak terhapus bahwa usai Perang
Dunia II, pemerintah Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Presiden
Harry Truman segera menyatakan dukungan politiknya terhadap Republik
Indonesia yang baru berdiri, dan ada pula mitos di Belanda yang dimana
kebanyakan orang Belanda masih berpikir bahwasannya bantuan Amerika
Serikat terhadap Republik Indonesia yang bermula pada 1945-1946 berperan
besar atas kemerdekaan prematur dan menyakitkan Hindia Belanda. Sehingga
tujuan buku ini adalah menempatkan peran Amerika Serikat dalam perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia sesudah Perang Dunia II dalam kerangka
kronoligis yang lebih panjang, untuk melengkapi pemahaman atas latar
belakang politik dan perubahan keadaan yang mendasari kebijakan luar negeri
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Amerika Serikat. Dan untuk membongkar dan menganalisis mengenai
keabsahan sejarah yang berawal dari mitos tersebut.
Buku ini menelaah presepsi Amerika atas Hindia Belanda dan
kemudian Indonesia serta Belanda di Eropa utara secara tidak langsung. Mulai
dengan dibahasnya periode antara sekitar awal Perang Dunia II hingga akhir
tahun 1948, ketika para pembuat kebijakan luar negeri AS dalam
pemerintahan Truman menuntaskan reorientasi politis dari bersikap pro-
Belanda menjadi pendukung kemerdekaan Republik Indonesia secara
berangsur-angsur. Serta menganalisis hubungan antara Belanda dan daerah
jajahannya di Asia Tenggara dari sudut pandang khas Amerika untuk
mendalami berbagai kesan, asumsi, dan kesimpulan yang memengaruhi
institusi penentu kebijakan luar negeri AS sejak 1920-an dan memperjelas
bagaimana kesan yang bercokol di benak orang Amerika mengenai hakikat
budaya Belanda di mancanegara. Dan, betapa bertabrakannya praktik-praktik
kolonial Belanda di Indonesia dengan kabsahan gerakan anti-kolonial yang
meluap-luap di satu pihak dan realitas kehadiran Perang Dingin pada masa
sesudah Perang Dunia II di pihak lain.
Teknik penulisan yang lumayan rumit namun terkesan luwes dan
santai saat dibaca menjadi daya tarik tersendiri buku ini. juga disajikan
dengan ilustrasi-ilustrasi di setiap peristiwa sehingga memudahkan pembaca
memahaminya. Namun, agaknya buku ini belum sesuai apabila untuk
dikonsumsi oleh umum karena gaya penulisannya yang khas tersebut
menjadikannya terkesan terlihat sulit dipahami namun sejatinya mudah.
8. Resink, GJ. (1968). Indonesian History Between The Myths: Essay in Legal
History and Historical Theory. Vancouver: Unversity of British Columbia.
Dita, P.P, Adilah, Iffah., & Hidayah, F.N. (Penerjemah). (2016). Bukan 350
tahun dijajah. Depok: Komunitas Bambu.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Buku ini merupakan sebuah buku terjemahan dari karya sejarawan dan
ahli hukum Internasional sekaligus penyair. Dalam buku ini, Resink berusaha
memaparkan bukti-bukti mengenai kebohongan politik maupun sejarah yang
selama ini menjadi dogma bagi masyarakat Indonesia. Yakni sebuah fakta
mengenai 350 tahun penjajahan Belanda atas Indonesia yang kerap
dipopulerkan melalui buku-buku pelajaran sejarah di sekolah merupakan hasil
upaya pembohongan politisi Belanda.
Oleh karena itu, buku ini berfokus pada bukti penjajahan Belanda atas
Nusantara karena saat itu nama Indonesia belum lahir, yang mana pada saat
itu tujuan Belanda adalah mencoba mengambil alih kekuasaan raja-raja lokal
yang mendiami dan menempati wilayah nusantara. Tetapi Resink memiliki
bukti yang tak terbantahkan dengan berbagai detail hukum dan sumber yang
ia gunakan dan menjadikannya focus, kokoh dan memiliki valditas sumber
ataupun bukti yang sangat kuat. Resink menggambarkan bahwasannya betapa
banyak kerajaan dan negri di Indonesia yang belum pernah takluk dan
dibawah cengkaraman tangan besi hokum kolonial negara Hindia Belanda dan
masih merdeka karena banyak raja-raja yang memilih menolak menjadi
bagian dari Hindia Belanda.
Dalam hal ini Resink mampu menulis sebuah fakta sejarah baru yang
terpendam tertutupi oleh tipu daya belaka para politikus Belanda dan mampu
memperkenalkan pendekatan hokum Internasional dalam menelaah sejarah
kolonialisme. Hasil tulisannya ini pun mampu membentuk wawasan baru bagi
para pembaca Indonesia khususnya, Resink membantuk membenarkan fakta
sejarah yang selama ini dimanipulasi dan malah diajarkan di sekolah-sekolah
dan bahkan selalu diterapkan di setiap pidato-pidato saat upacara
kemerdekaan maupun pidato-pidato di sekolah.
Meski memiliki kandungan yang sangat penuh makna dan bermanfaat,
teknik penulisan Resink bisa terbilang rumit karena gaya penulisannya sulit
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
dipahami. Walau berat, buku ini sangat cocok digunakan sebagai bahan acuan
pembelajaran sejarah terutama untuk kalangan perguruan tinggi.
9. Simbolon, P.T. (2006). Menjadi Indonesia. Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara.
Buku ini bercerita mengenai proses panjang terbentuknya kebangsaan
Indonesia sejak awal mula sejarah Nusantara hingga menjelang Perang Pasifik.
Penulis memaparkan berdasarkan kurun waktu pada masa ketika Nusantara
pertama kali mengenali sejarah yaitu abad ke-4 Masehi hingga menjelang
Perang Dunia II.
Secara ringkas buku ini membahas mengenai proses panjang terbentuknya
kebangsaan Indonesia dari segi pesimisme rakyat pada masa itu, dimana
dengan segala kondisi kekurangannya Indonesia masih bisa bertahan bahkan
hingga saat ini.
Buku ini murni lahir atau diterbitkan memang sebagai buku sejarah tidak
dimaksudkan sebagai ajang “indoktrinasi” karena fakta maupun tafsirannya
benar-benar merujuk kepada sumber-sumber primer.
Kelebihan buku ini adalah kaya dengan sumber-sumber primer sehingga
penulis mampu mengulas fakta-fakta sejarah yang ada sesuai dengan apa yang
memang pernah terjadi membuat pembaca seolah merasakan suka duka
perjalanan masyarakat demi mencapai kemerdekaan.
Selain itu, penerbit dan penulis melengkapi karyanya ini dengan
melampirkan beberapa karya artistic sehingga menjadi daya tarik tersendiri
bagi pembaca. Buku ini sangat cocok digunakan sebagai buku panduan
pembelajaran sejarah terutama untuk para mahasiswa maupun dosen sejarah
tetapi buku ini pun layak dikonsumsi untuk umum.
10. Effendi, Thohir (Penerjemah). (1988). Ratu Adil: Tokoh dan Gerakan
Milenarian Menentang Kolonialisme Eropa. Jakarta: Rajawali.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Beranjak dari sebuah teori mengenai revitalisasi menurut Anthony
Wallace yang mendefinisikan revitalisasi sebagai ikhtiar yang disengaja,
diorganisasikan, dan disadari oleh para anggota masyarakat untuk membentuk
budaya yang lebih memuaskan. Revitalisasi tidak saja melibatkan perubahan
yang mempengaruhi hal-hal yang hampir punah tapi juga akan mengarah pada
paenciptaan budaya baru. Pada masa kolonial Eropa mulai muncul banyaknya
gerakan-gerakan revitalisasi yang berusaha melakukan tindakan protes sosial
terhadap kondisi yang dihasilkan oleh pemerintahan Eropa. Pada penulisan
buku ini, penulis memusatkan gagasan pemikirannya pada gerakan revitalisasi
yang berbentuk pemberontakan yang diilhami oleh nabi pada masyarakat non
terhadap resim kolonial Eropa yang mendominasi. Tujuan pokok tulisan ini
adalah mengkaji hubungan antara kebangkitan para pemimpin kenabian
dengan protes kekerasan. Yang memiliki tujuan gerakan revolusioner. Cara
penyajian tulisan ini dengan membandingkan beberapa kasus dan tanpa
memaparkan uraian mendalam mengenai suatu gerakan. Penulis memusatkan
pada lima kasus penting, yakni dalam urutan kronologis: pemberontakan yang
dipimpin oleh Pangeran Dieponogoro di Hindia Timur-Belanda (1825-1830);
gerakan Pai Maire atau Hau Hau oleh orang Maori di Selandia Baru (1864-
1867); kerusuhan-kerusuhan Birsa di anatara orang Munda di Chaota Nagpur
di India Tengah-Timur (1895-1900); pemberontakan-pemberontakan Maji-
Maji di Afrika Timur-Jerman (1905-1906); dan kebangkitan Saya San di
Birma (1930-1932). Pengajiannya dengan meniliti konteks sosial-budaya dari
pemberontakan-pemberontakan ini dan pola-pola yang diperlihatkan di setiap
gerakan. Namun, kekurangan dari buku ini adalah teknik penggunaan
bahasanya yang sulit dipahami akan tetapi buku ini cocok digunakan sebagai
bahan pendukung pembelajaran sejarah.
11. Stuers, De, C.V. (1960). The Indonesian Women: Struggles and Achievement.
Gravenhage: Mouton & Co. Rosa, Elvira., Ayuningtyas, Paramita., & Istiani,
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Dwi. (Penerjemah). Fauzi, M. (Penyunting). (2008). Sejarah Perempuan
Indonesia Gerakan dan Pencapaian. Depok: Komunitas Bambu.
Studi Cora Stuers ini dilatar belakangi oleh ketertarikannya terhadap
perempuan Indonesia yang bersatu lalu kemudian menyuarakan
emansipasinya. Cora dinilai mampu merekonstuksikan gerakan-gerakan
perempuan di Indonesia, melalui pengalamannya menjelajahi nusantara dari
Sabang-Merauke pada tahun 1937 dan 1938 membuahkan pola piker untuk
mempelajari pergerakan perempuan Indonesia dengan cara yang berbeda,
yang mampu merefleksikan hubungan pergerakan perempuan dengan
pergerakan perempuan lainnya, dan juga dengan ideology politik sezaman,
dan mempelajari berbagai macam masalah-masalah penting yang terjadi untuk
lebih memahami kontruksi Indonesia ditinjau melalui segi sosial kulturnya.
Buku ini tersusun sebanyak 10 bab. Dari bab awal hingga bab-bab
selanjutnya membahas mengenai perjalanan pergerakan perempuan Indonesia
mula dari masa adat dan hukum tradisional, periode kolonial, hingga periode
pasca kemerdekaan. Pada bab awal mengisahkan tentang perjalanan
pergerakan perempuan menghadapi kekangan dan aturan adat dan hukum
tradisional yang menitik beratkan apda permasalah yang dinilai krusial yakni
perkawainan dan pendidikan. Cora Stuers merunut pada adat di Indonesia
yang berakar pada tiga ciri yaitu: sistem matrilineal, patrilinear, bilineal.
Semua sistem itu bersintesis atau bercampur dengan hukum Islam yang
kemudian memreproduksi hukum yang mengatur perkawinan. Dan mengenai
pendidikan merunut pada hukum yang menyatakan bahwa apabila perempuan
sedang menempuh pendidikannya maka umur pernikahannya bisa ditunda.
Dari kedua permasalhan itulah yang mengawali berdirinya pergerakan
organisasi perempuan pada awal abad ke-20an.
Sedangkan gerakan perempuan pada masa kolonial ditandai dengan
kongres perempuan pertama di Indonesia. Kongres tersebut dilaksanakan di
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Yogyakarta pada tahun 1928 yang hasilnya menyepakati pembentukan
Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dengan latar belakang mengembangkan
kedudukan sosial perempuan dan kehidupan keluarga tanpa ada unsur politik
yang terlibat. Setelah dua tahun pembentukan PPI muncul perkumpulan-
perkumpulan lainnya ialah Istri Sedar pada tahun 1930 yang merupakan
sebuah organisasi yang bergerak pada bidang politik yang bersifat radikal
dengan tujuan berani menyiarkan pendapatnya mengenai kesenjangan-
kesenjangan pemerintahan kolonial.
Selanjutnya berdiri organisasi Istri Indonesia pada tahun 1932 yang
diketuai oleh Maria Ulfah Santoso adalah sebuah organisasi yang berusaha
melebarkan sayap perempuan dan memberikan pengaruh kepada masyarakat
dengan turut mengikut sertakan perempuan dalam dewan kota. Cora Stuers
menggambarkan pergerakan organisasi-organisasi perempuan di era 1930-an
masih berfokus pada peningkatan mutu pendidikan dengan didirikannya
sekolah-sekolah untuk anak-anak perempuan dan meningkatkan kedudukan
sosial perempuan di tengah-tengah masyarakat.
Akan tetapi pasca kemerdekaan motuf pergerakan perempuan sudah mulai
meranah pada bidang politik. Namun demikian, tulisan Cora Stuers mengenai
perjuangan perempuan seolah-seolah hanya membahas mengenai perempuan-
perempuan kelas ningrat yang kemudian menjadi tokoh tersohor.
Dengan ruang lingkup pembahasan yang luas dan tidak sentral terhadap
satu wilayah sahaja dirasa kurang adanya korelasi dengan gambar visual cover
depan buku Cora ini yang menampilakan tiga perempuan Jawa sehingga
membuat intrepetasi baru bahwa buku ini membahas hanya sebatas
pergerakan yang dilakukan oleh perempuan-perempuan di Jawa padahal isi
pembahasannya adalah mengenai pergerakan perempuan di seantero
Nusantara.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Penyajian bahasa yang terkesan baku dan non komunikatif menjadikan
suatu kesayangan berarti dengan isi yang sangat bermutu membahas mengenai
pergerakan perempuan Indonesia apalagi Cora Stuers dinilai sebagai sang
prionir yang berani menuliskan perjuangan pergerakan perempuan secara
keseluruhan bukan bergantung pada pergerakan perempuan di satu wilayah
saja. Meski begitu, buku ini sangat cocok dan sesuai apabila ingin dijadikan
sebagai buku bacaan atau sumber utama untuk penelitian mengenai sejarah
pergerakan perempuan Indonesia.
12. Kusumawardani, A. Fatturahman (2004). Bulletin Psikologi : Nasionalisme
2(12), 20-40. ISSN : 0854 – 7108 [Online]. Diakses
dari https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/7469/5808
Jurnal ini membahas secara mendetail mengenai kajian nasionalisme yang
terdapat dalam jiwa rakyat Indonsia. Ditelusuri melalui kajian psikologis
penelitian ini membuktikan adanya keterkaitan anatara semangat juang
dengan cinta tanah air hal itu yang menjadikannya sebagai bahan bakar
pendorong semangat perjuangan rakyat pada masa pergerakan nasional
Indonesia.
Penulisnya menyusun jurnal ini dengan kajian teoritis yang mendalam
namun sayangnya, hal tersebut menjadikan jurnal ini terlalu luas
pembahasannya sehingga acap kali jurnal ini terkesan terlalu banyak dan
bertele-tele.
13. Lapian, AB. (2012). Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan
Kolonialisme di Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai
Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Buku ini sejatinya adalah sebuah hasil penelitian Direktorat Sejarah dan
Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang merasa geram akan sumber-sumber sejarah Nasional
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Indonesia dalam uraiannya tentang perlawanan terhadap terhadap penjajahan
belum meliputi semua perlawanan yang terjadi di seluruh Indonesia, salah
satunya Nusa Tenggara Timur. Maka, penelitian ini diwujudkan demi
menumbuhkan kesadaran mengenai kesinambungan sejarah dalam rangka
usaha untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa di Nusa Tenggara
Timur khususnya. Apalagi, Nusa Tenggara Timur cukup dikenal dalam dunia
kepurbakalaan dengan ditemukannya fosil gajah di pulau Flores, Timor, dan
Sumba. Serta ada beberapa penemuan dari zaman perunggu yakni kapak
upacara dari pulau Rote dan dari desa Kabila di pulau Sabu yang seluruhnya
ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Penelitian yang dilakukan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ini hanya mencangkup kurun waktu
masa penjajahan Belanda sampai kedatangan bangsa Jepang. Karena apabila
dimulai dari masa penjajahan Portugis hingga kedatangan bagsa Jepang para
peneliti khawatir akan keterbatasan-keterbatasan sumber yang tersedia.
Buku ini berisikan teori mengenai hasil hipotesis penelitian dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, berhasil menguraikan kronologis
tilas balik Nusa Tenggara Timur dari mulai keadaan geografis, kedatangan
penjajah, perang-perang yang pernah terjadi di Nusa Tenggara Timur hingga
perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Nusa Tenggara Timur dan
dampaknya hingga kini yang tertulis sebanyak 186 halaman.
Buku ini mendeksripsikan setiap kejadian dengan sangat rinci dan jelas,
meskipun menggunakan bahasa yang kaku sebagaimana umumnya laporan
penelitian ditulis, tetapi teknik penulisannya dirasa tidak sesuai apabila buku
ini dibaca untuk umum. Uniknya buku ini melampirkan gambar-gambar peta
yang mengisyaratkan tentang kondisi Nusa Tenggara Timur pada setiap
perlawanan-perlawanan yang terjadi. Buku ini cocok sebagai bahan acuan
penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
14. Panitia Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat
Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1978/1979). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: Depdikbud
Berawal dari pentingnya proses pergerakan dan perjuangan
kemerdekaan Indonesia yang memiliki nilai kesejarahan yang penting karena
dasar-dasar dari kenegaraan dan kebudayaan Indonesia tercermin pada masa
itu. Proses pegerakan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia tentunya terjadi
di seluruh Indonesia termasuk daerah-daerah yang terpencil dengan berbagai
corak ragamnya.
Karena itu tujuan dari buku ini adalah mengadakan penelitian dan
pencatatan serta penulisan tentang sejarah kebangkitan nasional di daerah-
daerah secara lebih luas, mendalam dan terperinci untuk lebih mendapatkan
pengertian yang mendalam mengenai masa pergerakan tersebut.
Seyogyanya buku ini adalah sebuah laporan hasil dari penelitian yang
telah dilaksanakan para penyusunnya memilih daerah Nusa Tenggara Timur
dengan berbagai pertimbangan yang ada. Dengan diwakili tiga kawasan yang
ada di Nusa Tenggara Timur yaitu kawasan dengan lokasi di pulau Timur
dengan kota Kupang, SoE dan Kefamenanu sebagai pusat pengamatan. Dan
juga di kawasan pulau Sumba adalah kota Waingapu dan Waikabubak dan di
pulau Flores kota Ende. Terpilihnya kawasan-kawasan tersebut dengan alasan
memngingat pada masa lampau menjadi pusat pemerintahan Belanda.
Penelitian ini berawal penelitian mengenai situasi daerah sebelum terjadinya
pergerakan nasional, factor-faktor yang mendorong timbulnya pergerakan
nasional di daerah, kapan pergerakan nasiona tersebut muncul dan bagaimana
perkembangannnya serta mengenai proses pergerakan dan coraknya yang ada
di daerah, mengenai tokoh-tokoh yang berperan hingga pengaruh pergerakan
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
nasional di daerah perkembangan ke arah pembentukan negara Nasional
Indonesia.
Buku ini mendeksripsikan setiap peristiwa pergerakan secara kronologis
meskipun menggunakan bahasa yang kaku sebagaimana umumnya laporan
penelitian ditulis, tetapi teknik penulisannya dirasa tidak sesuai apabila buku
ini dibaca untuk umum. Buku ini cocok sebagai bahan acuan penelitian
selanjutnya dengan tema yang serupa.
15. Hizbut Tahrir Indonesia. (2007). Jejak Syariah dan Khilafah di Indonesia
Jakarta: HTI Press.
Buku ini mengkaji mengenai jejak syariah dan khilafah yang pernah
diterapkan di Indonesia. Yang kemudian buku ini hanya berfokus dengan
napak tilas jejak syariah dan khilafah di Indonesia membahas mulai dari
penerapannya hingga redupnya syariah Islam di Indonesia. Teknik penulisan
yang digunakan terkesan berat dan sulit dipahami. Meski begitu, agaknya
buku ini cocok dijadikan bahan acuan pembelajaran mengenai napak tilas
syariah dan khilafah di Indonesia.
16. Santosa, A.B. & Supriatna, Encep. (2008). Buku ajar Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia: Dari Budi Utomo1908 hingga Proklamasi Kemerdekaan
1945. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Buku ini mengungkapkan perkembangan sejarah pergerakan nasional
Indonesia secara kronologis dan tematik. Penulis sengaja menuliskannya
secara kronologis dari setiap peristiwa, karena focus utama dari buku ini
adalah menghasilkan sebuah tulisan mengenai perkembangan sejarah
pergerakan nasional Indonesia secara urut yang kemudian mampu dipahami
oleh pembaca dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Tak ayal dikarenakan
sejarah merupakan sebuah peristiwa yang structural dan jelas waktu
kejadiannya agar mudah diuraikan benang merah peristiwanya.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Penulispun mengenalkan sejarah pergerakan nasional Indonesia dimulai
dari lahirnya organisasi Budi Oetomo hingga menyerahnya Jepang terhadap
sekutu dan semangat mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.
Dari segi teknik penulisan sangat mudah dipahami meski gaya
penulisannya terkesan kaku. Buku ini sangat cocok dijadikan panduan
pembelajaran sejarah untuk tingkat perguruan tinggi.
17. MD, Sagimun. (1989). Peranan Pemuda dari Sumpah Pemuda sampai dengan
Proklamasi. Jakarta: PT. MELTON PUTRA.
Buku ini pada dasarnya ditulis sebagai rujukan buku pegangan pada
matakuliah Sejarah Nasional di Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG),
namun seiring berjalannya waktu buku ini pun dapat dijadikan rujukan bagi
universitas lain pada mata kuliah serupa.
Buku ini berisikan tentang perjuangan pemuda-pemuda untuk dapat
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Gigihnya perjuangan para
pemuda pendahulu seharusnya bisa menjadi contoh bagi para pemuda
generasi sekarang untuk dapat membangun masyarakat adil dan makmur
yang merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Para
pemuda generasi sekarang harus siap menjadi pemimpin masa depan demi
Indonesia yang lebih baik lagi.
Oleh karena itu, buku ini ditulis agar para pemuda khusunya mahasiswa
dapat belajar dan mengetahui bagaimana gigihnya perjuangan para pemudda
dahulu melawan penjajah mulai dari perjuangan lahirnya sumpah pemuda
hingga kemerdekaan Indonesia berhasil diproklamirkan.
Ringkasan teori yang penulis usungkan tentunya dimulai dari lahirnya
gerakan pemuda seperti banyaknya organisasi-organisasi pemuda kedaeraha
yang lahir, persatuan nasional Indonesia, sumpah pemuda, zaman
pendudukan Jepang, hingga upaya menegakkan dan membela proklamasi
Indonesia.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Gaya penulisan yang diterapkan tidaklah kaku, tekniknya sangat
kominkatif sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami dari satu peristiwa
hingga peristiwa selanjutnya. Buku ini sangat cocok dikonsumsi untuk
umum apalagi sebagai bahan rujukan pembelajaran sejarah tingkat
perguruan tinggi.
18. Wahyono, T.T. dkk. (2011). Rute Perjuangan Gerilya A. H Nasution Pada
Masa Agresi Militer Belanda II. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan
Nilai Tradisional Yogyakarta.
Berawal dari sebuah penelitian mendalam mengenai peritiwa lokal perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Buku ini sejatinya merupakan
hasil atau laporan dari penelitian tersebut yang dilakukan untuk tujuan menggali
dan mengungkapkan peristiwa lokal perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia khususnya perjuangan A. H Nasution dan kemudian
mendokumentasikan peristiwa lokal untuk melengkapi penulisan sejarah nasional.
Buku ini berisikan konsep perang gerilya yang dilakukan oleh A.H Nasution
yang tentunya banyak melibatkan para pejuang dan menjadikan Belanda
kewalahan menghadapi taktik perlawanan A.H Nasution yang kemudian menjadi
bukti bahwa manunggalnya TNI dengan rakyat merupakan kekuatan yang sangat
dahsyat. Laporan penelitian ini mengawali tulisan dengan latar belakang konsep
gerilya, membahas kronologi peristiwa kekalahan jepang dan awal dari Indonesia,
kedudukan Belanda atas Ibukota Republik Indonesia, hingga aktivitas gerilya A. H
Nasution dari markas ke markas dan kemudian sampai penarikan tentara Belanda
dan dikembalikannya Ibukota RI ke Yogyakarta ditutup dengan kesimpulan
penelitian.
Sebagaimana laporan penelitian lainnya, buku ini pun tak luput dari beberapa
dokumentasi yang mendukung proses penelitian ini yang kemudian
menjadikannya nilai tambahan sebagai daya tarik pembaca untuk membacanya.
Dan dengan gaya bahasa sebuah laporan penelitian pada umumnya menjadikan
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
buku ini cocok untuk dikonsumsi oleh umum sebagai penambah wawasan
pengetahuan.
19. Hutagalung, B. R. (2016). Serangan Umum 1 Maret 1949. Jakarta Selatan:
PT. Suka Buku.
Serangan umum 1 Maret 1949 sudah banyak penerbit-penerbit yang
mempublikasikan tulisan-tulisan yang berisi hal serupa. Namun sayangnya meski
sudah sekian banyak buku yang diterbitkan mengenai serangan umum 1 Maret
1949 fakta kebenarannya pun masih menjadi kontroversi sampai hari ini. Konflik
perdebatan panjang mengenai serangan ini adalah tentang siapa sesungguhnya
pihak yang menjadi pemrakarsa dan yang memimpin serangan ini, ada dua versi
yang selama ini berkembang dan diyakini oleh banyak pihak yaitu bversi pertama
yang dikemukakan oleh Soeharto dan sempat menjadi bersi tunggal selama amsa
Orde Baru, kemudian muncul versi kedua yang menempatkan Sultan Hamengku
Buwono IX sebagai perencana serangan yang terpusat di wilayahnya tersebut.
Buku ini pun menjadikan fokus utamanya adalah fungsi dari rantai komando
yang bekerja di masa itu. Dari dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang ditemukan
terungkap bahwa pada masa pergolakan agresi militer Belanda rantai komando
TNI di bawah kepemimpinan Jenderal Sudirman terus berfungsi meski kondisi
mereka yang terberai akibat pendudukan Belanda. Yang kemudian menjadikannya
sebuah versi baru bahwasannya permakarsa dan yang memimpin serangan ini
adalah Jenderal Sudirman karena ia merupakan pimpinan tertinggi yang
melancarkan operasi militer ini dan kemudian melancarkan serangan secara besar-
besaran di seluruh Jawa dalam kurun waktu yang hampir bersamaan.
Landasan penulisan buku ini adalah naskah riwayat perjuangan almarhum
ayah dari penulis sendiri, yaitu Letnan Kolonel TNI (Purn.) dr. Wiliarter
Hutagalung. Karena pada masa penyerangan dahulu, dr. Wiliarter Hutagulung
selain seorang perwira ia pun seorang dokter yang ikut dalam tik dokter untuk
merawat Jenderal Sudirman. Buku ini tidak memaparkan secara rinci mengenai
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
jalannya peperangan pada 1 Maret 1949, karena penulis menilai hal tersebut sudah
banyak diterbitkan oleh penulis-penulis lainnya dengan konsep yang berbeda.
Maka dari itu, penulis dalam buku ini hanya berusaha merangkum apa yang telah
diapaparkan oleh para pelaku sejarah, baik yang telah diarsipkan secara tulisan
maupun disimpan secara lisan.
Penulis pun menulis kronologi peristiwa berdasarka pembabakan waktu
kronologi yang struktural maka dari itu mengapa penulis sebut tulisan ini hanyalah
sebuah rangkuman dari para pelaku sejarah.
Dengan gaya penulisannya yang tidak terlalu baku dan dilampirkannya
dokumentasi-dokumentas peristiwa menjadikan buku ini menarik bagi
pembacanya. Buku ini sangat layak dokonsumsi untuk umum sebagai bahan
bacaan penambah wawasan kesejarahan.
20. Dewi Murni, S.P. (2005). Pergerakan Nasional Indonesia. [Online]. Diakses
dari http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-sri%20pangestu.pdf
Artikel jurnal ini memfokuskan penulisannya pada keadaan rakyat Indonesia
mulai dari masa dimana rakyat pernah merasakan kemerdekaan sebelum tahun
1945 hingga masa perjuangan rakyat untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia. Penulis dalam jurnalnya memaparkan proses pergerakan nasional
Indonesia dari masa saat Nusantara masih bebas dari cengkraman kolonialisme
dan imperialisme Barat yaitu masa dimana kerajaan lokal menguasai Nusantara
hingga ke Asia Tenggara. Namun sayangnya semua itu dirampas habis saat
Imperialisme Barat melebarkan sayapnya di bumi Nusantara. Penulis dengan
ringkas nan jelas memaparkan kondisi Nusantara pada masa itu, pun membahas
praktik politik kolonial sampai proses pergerakan nasional rakyat melawan politik
kolonial yang membabi buta.
Artikel jurnal ini sangat membantu untuk memahami kondisi rakyat
menghadapi politik kolonial dan bagaimana perjuangan membangkitkan rasa
nasionalisme hingga mampu memproklamirkan kemerdekaan. Sangat cocok
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
digunakan sebagai bahan bacaan atau sumber acuan kedua setelah buku sebagai
pembelajaran sejarah, dan jurnal ini dapat dibaca oleh umum maupun mahasiswa
sejarah itu sendiri. Karena penggunaan bahasa yang ringan dan pemaparan yang
singkat dan jelas menjadi daya tarik sendiri untuk menambahkan jurnal ini
sebagai salah satu jurnal yang wajib di baca.
21. Tuanhunse, T. (2009). Hubungan antara Pemahaman Sejarah Pergerakan
Nasional Indonesia dengan Sikap terhadap Bela Negara. Jurnal
Kependidikan, 02,
21─34: https://media.neliti.com/media/publications/125345-ID-none.pdf
Berawal dari rasa ingin tahu penulis tentang apakah ada hubungan antara
pemahaman sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan sikap terhadap bela
negara. Selanjutnya, penulis pun memantapkan rasa ingin tahunya ke jalur
penelitian lebih lanjut dengan respondennya yaitu siswa-siswa SMA negeri di
Gorontalo.
Penulis melakukan hipotesa bahwa sikap bela negara memiliki hubungan
dengan pemahaman sejarah pergerakan nasional Indonesia, Tuanhunse
berhipotesa demikian karena ia menganggap perjuangan pergerakan nasional
Indonesia pada masa imperial, kolonial barat dan fasisme Jepang menghasilkan
sebuah peristiwa yang tak terlupakan hingga dinyatakan sebagai sebuah sejarah
baru bagi Indonesia yaitu dimulai dari pembentukan organisasi Boedi Oetomo 20
Mei 1908, peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan terakhir tentunya
peristiwa kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Semua peristiwa-peristiwa
fenomenal tersebut berangkat dari rasa nasionalisme yang kuat dan keinginan
yang tinggi untuk bersatu melawan politik kolonial dan fasisme Jepang.
Hipotesanya pun tak membantah hasil penelitiannya alias dugaan pertamanya
atas penelitian ini terbukti benar secara de facto. Berdasarkan hasil kajian teoritis
dan analisis statistik maka terbukti terdapat hubungan positif antara pemahaman
sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan sikap terhadap bela negara. Hasil
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
penelitian mempertegas betapa pentingnya pemahaman dan penghayatan sejarah
pergerakan nasional Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai juang sehingga dapat
meningkatkan ataupun memperkokoh sikap terhadap bela negara siswa SMA
Negeri kota Gorontalo. Sekalipun hubungan kedua variabel ini relatif kecil namun
dapat dijadikan masukan bagi yang terkait khususnya Depdiknas bahwa upaya
menumbuhkembangkan dan memelihara sikap bela negara siswa dapat pula
dilakukan melalui pengajaran sejarah pergerakan nasional Indonesia.
Jurnal ini sangat cocok dijadikan bahan acuan penelitian maupun sebahan
bahan pembelajaran sejarah.
22. Firmansyah, A.B. (2013). Perjuangan Ernest Francois Eugene Douwes
Dekker dari Politik menuju Pendidikan 1913-1941, 1(1), 57-62. doi:
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/2097
Jurnal ini membahas mengenai perjuangan Douwes Dekker mengibarkan
bendera Indische Partij yang merupakan organisasi politik yang muncul setelah
Sarekat Islam. Namun, kelahirannya ditolak mentah-mentah oleh pemerintahan
Hindia-Belanda dengan alasan hukum.
Tak berhenti sampai disitu, Indische Partij terus berusaha untuk mendapatkan
izin pemerintahan sebagai organisasi yang bergerak pada bidang politik dengan
melakukan berbagai macam bentuk propaganda hingga sampai pada titik dimana
saat itu muncul berbagai lembaga pendidikan modern tingkat menengah dan
tinggi dengan sistem pendidikan yang bersifat massal namun masih bernuansa
diskriminasi, seperti sekolah khusus untuk anak-anak Eropa misalnya Europese
Lagers School (ELS), untuk golongan Timur-Asing Hollands-Arabische School
(HAS) dan Hollands-Chinesche School (HCS) untuk golongan anak-anak China.
ELS, HAS dan HCS adalah setingkat dengan Sekolah Dasar.
Sedangkan untuk golongan bumiputra dibedakan menjadi dua golongan yaitu
kaum bangsawan atau priyayi eerste school dimulai tahun 1897 dan kelompok
rakyat pribumi atau rakyat jelata tweede school dimulai tahun 1914. Orang Jawa
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
mengenalnya dengan nama Sekolah Ongko Siji dalam bahasa Belanda Eerste
School yaitu Hollandsch Inlandsch School (HIS) yang setingkat dengan Sekolah
Dasar sedangkan Sekolah Ongko Loro (Tweede School) hanya Volk School atau
Sekolah Rakyat dengan massa studi 2 tahun dengan bahasa pengantar bahasa
daerah dan pelajaran sekedar belajar membaca dan berhitung. Setelah belajar di
HIS kemudian melanjutkan di Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) yang
setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama dan Algemeemen Middlebare
School (AMS) yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas.
Kesenjangan sosial antara anak-anak pribumi dengan keturunan Belanda
dalam memperoleh ilmu melalui pendidikan sangat diperhatikan oleh E.F.E.
Douwes Dekker sebagai celah untuk melakukan perjuangan di ranah pendidikan.
Ia pun memulai propagandanya kembali melalui media cetak De Expprees, Het
Tijdschrift, De Beweging dan Nieuwe Exprees.
Propaganda-propaganda yang dilancarkan oleh E.F.E. Douwes Dekker adalah
sebuah pemikiran dan pembelajaran tentang makna nasionalisme yang dilakukan
untuk tujuan akhir yaitu Hindia Belanda memperoleh kemerdekaan melalui
perjuangan yang tak mudah.
Beranjak dari rasa geramnya atas diskrimnasi pendidikan pribumi dan
bangsawan itulah akhirnya pada tahun 1923 muncul Instituut Pengajaran Priangan
dari Perkumpulan Pengajaran Rakyat di Bandung (lambat laun berubah namanya
menjadi School Vereeniging Het Ksatrian Instituut atau sering disingkat Ksatrian
Instituut. Tujuan sekolah ini adalah untuk memberi kesempatan belajar kepada
anak-anak Hindia Belanda.
Dihari kemudian perubahan haluan perjuangan Douwes Dekker pun sangat
memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia. Jurnal ini sangat cocok
dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai sejarah perjuangan Indische Partij maupun sebagai sumber bacaan
kesejarahan.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
23. Maziyah, S. (t.t). Peranan Stovia dalam Pergerakan Nasional di Indonesia.
[Online]. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id
Beranjak dari sebuah fakta sejarah mengenai kebesaran hati para pelajar
STOVIA membantu Wahidin Soedirohoesodo demi melancarkan niat baiknya
untuk meningkatkatkan martabat rakyat yang dirasa sudah di injak-injak oleh
bangsa penjajah. Uniknya, kebesaran hati ataupun kepedulian yang dimiliki oleh
para pelajar STOVIA ini untuk membantu dokter Wahidin mewujudkan niat
baiknya, padahal secara de facto mereka adalah para pelajar kedokteran tetapi
memiliki jiwa sosialis yang sangat tinggi.
Oleh karena itulah penelitian ini melatar belakangi peristiwa fakta sejarah
mengenai bagaimana STOVIA membantu Wahidin dalam proses pergerakan
nasional Indonesia khusunya wilayah Jawa dan Madura yang kemudian menjadi
berkembang seiring meluasnya eksistensi STOVIA di bumi Hindia Belanda.
Singkat cerita, yang melatar belakangi STOVIA menerima atau mengulurkan
tangannya untuk membantu Wahidin Soedirohoesodo adalah karena para pelajar
STOVIA yang merupakan pelajar yang sudah terbiasa berinteraksi dengan Barat
karena para pelaajr STOVIA hidup di masa kolonialisme. Apalagi mereka adalah
para pelajar yang gemar membaca dan menjalin hubungan sosial yang kuat
terhadap siapa saja. Sesuai dengan jiwa zamannya pada saat itu, para pelajar
STOVIA dapat menelaah proses perkembangan mereka terhadap rasa
nasionalisme, terlebih lagi mereka merupakan para pelajar yang disatukan dalam
satu haluan yakni pendidikan kedokteran maupun kesehatan yang berasal dari
seluruh penjuru Hindia Belanda bahkan para pribumi keturunan Timur Asing dan
Eropa. Perbedaan itulah, yang kemudian perlahan membentuk jiwa nasionalisme
para pelajar STOVIA.
Demikianlah simpulan singkat alasan justru STOVIA-lah yang kemudian
membantu Wahidin mewujudkan niat baiknya. Pada dasarnya tulisan ini sungguh
sangat nikmat untuk dibaca, pembacanya tentu tidak akan merasa dijajah otaknya
untuk dapat memahami maksud dari isi jurnal ini. Dengan tatanan bahasa yang
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
tidak sulit dan teknik penulisan yang menyenangkan membuatnya sangat mudah
dipahami sebagai bahan dukungan atau bahan bacaan untuk membantu para
pembacanya memahami fakta mengenai STOVIA apabila dirasa menemukan
kesulitan memahami buku-buku teks kesejarahan mengenai STOVIA.
24. Pertiwi, Eka, C.Y. (2013). Peranan Pemuda dalam Pergerakan Nasional
Indonesia tahun 1908-1928. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember, Jember.
Golongan Pemuda selalu dikenal sebagai golongan yang memiliki gagasan-
gagasan atau ide-ide yang dinilai segar, kreatif dan tidak kuno. Karena darah dan
jiwa mudanya mampu mendorong para golongan muda untuk dapat menyuarakan
pendapatnya. Salah satu fenomena nyatanya adalah fakta sejarah yang sering kita
jumpai melalui buku-buku teks sejarah bahwasannya kemerdekaan Indonesia
dapat terwujud tak lain adalah buah atau hasil dari desakan golongan muda
terhadap golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu penelitian dalam skripsi ini berusaha menelaah atau
menganalisis mengenai peranan pemuda dalam pergerakan nasional Indonesia.
Penelitian ini memfokuskan atau mengkaji golongan muda atau pemuda masa
pergerakan melaui latar belakang pendidikannya, sosial dan budaya, ekonomi,
politik, serta peranan pemuda untuk mencapai kesatuan bangsa melalui
organisasi-organisasi.
Dan hasil yang dapat disimpulkan ialah bahwasannya pemuda atau golongan
muda merupakan sekolompok orang yang memiliki darah semangat dan jiwa
perjuangan yang jauh lebih modern dibandingkan golongan tua. Oleh sebab itu,
dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dinilai baru dan tidak
kuno. Upaya-upaya yang dilakukan oleh golongan muda atau para pemuda ialah
melalui perjuangan membentuk organisasi-organisasi pemuda yang bersifat
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
nasional, mencari lambang nasional, dan memperkenalkan Indonesia pada dunia
Internasional dan kemudian melahirkan Sumpah Pemuda.
Teknik penulisan yang peneliti gunakan sebenarnya tidak terlalu sulit namun
sayangnya gaya bahasa yang diterapkan belum komunikatif atau belum mampu
menarik perhatian para pembaca untuk terus membaca hasil penelitiannya hingga
akhir. Karena tidak ada daya tarik yang luar biasa untuk dapat menarik minat baca
para pembaca. Namun, sejauh ini, skripsi ini sangat cocok sebagai bahan acuan
untuk peneliti atau para calon guru penyandang gelar sarjana 1 apabila memiliki
konsep atau data atau desain yang sedikit mirip mengenai apa yang sudah pernah
dibahas di skripsi ini. Selain itu, skripsi ini pun dapat sekedar menjadi bahan
acuan bacaan pembelajaran Sejarah.
25. Nuban Timo, Ebenhaizer (t.t). Nasionalisme Indonesia: Sebuah Kajian
Antropologis-Historis mengenai Partisipasi Gereja dalam Mengisi dan
Mengkritisi Pergerakan Nasional Indonesia. [Online]. Diakses dari
http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J00970
Pergerakan nasionalisme Indonesia tentu saja diwarnai dengan cita-cita untuk
bisa memerdekakan bangsa sendiri dari cengkraman para penjajah. Tentunya,
cita-cita tersebut diiringi dengan mimpi-mimpi rakyat Indonesia untuk dapat
memajukan bangsanya, menyejahterakan rakyatnya, dan mendapatkan pengakuan
atau posisi yang duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara-
negara lainnya di belahan dunia.
Beranjak dari semangat patriotisme dan nasionalisme itulah penulis berusaha
mengkaji atau menganalisis sikap juang terhadap pergerakan nasional Indonesia
khususnya bagi para pemuka atau partisipan Gereja dalam aksinya melancarkan
mimpi-mimpi tersebut.
Dalam tulisan ini, penulis membahas atau memfokuskan bahan tulisannya
kepada cita-cita rakyat untuk dapat memajukan dan menyejahterakan bangsanya
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
serta menempatkan bangsa pada posisi yang mampu bersaing sama rata dengan
negara-negara lainnya di belahan dunia.
Oleh karena itu, ringkasan teori atau pembahasan penulisan ini akan diawali
dengan membahas menilik profil Perserikatan Gereja-Gereja Indonesia atau PGI
khususnya pada peranan gereja terhadap pergerakan nasionalisme, serta menelaah
mengenai para pemuka tokoh Gereja dalam menyuarakan ataupun memimpin
proses pergerakan nasionalisme dengan membatasi objek penelitiannya itu kepada
tiga tokoh yakni: Pdt. Dr. A.A Yewangoe, Pdt, Marriane Katopo, dan Letjen T. B
Simatupang. Dan pembahasan terakhir adalah mengenai peranan langsung atau
aksi nyata para tokoh-tokoh gereja tersebut dalam memimpin proses
pembangunan bangsa. Simpulan yang dapat diambil ialah gereja-gereja di
Indonesiapun terbukti nyata memiliki peranan yang sangat kuat dalam proses
pembangunan bangsa menjadi lebih baik lagi terutama pada bidang pendidikan
sehingga banyak didirikan sekolah baik sekolah-sekolah pada jenjang PAUD
hingga jenjang Universitas. Bukan hanya berhasil membangun sahaja, tetapi para
pemuka-pemuka gereja mampu mendidik dan mengajak peserta didiknya untuk
turut serta mengkritisi dan mengambil bagian terhadap proses pergerakan
nasionalisme.
Oleh karena itu sesuai dengan pemahaman gereja bahwasannya Allah telah
memberikah berkah dan anugrahnya untuk menjadikan negeri ini negeri yang
kaya akan sumber alamnya maka dari itu, sayang kiranya apabila manusia-
manusia ciptaan Allah tidak dapat menjaga kepercayaan Allah menitipkan
kekayaan negeri ini untuk dapat dijaga dan dilestarikan. Contoh konkret
perjuangan para pemuka gereja sudah menjadi sebuah awal tindakan nyata
menjaga dan menjadikan negeri ini terjaga dan mapan akan kemajuan rakyat dan
bangsanya juga. Jurnal ini sungguh sangat menarik karena dari sekian banyak
jurnal jarang sekali kiranya ditemukan jurnal-jurnal yang membahas proses
pergerakan nasional dari sudut pandang peranan para pemuka gereja, maka hal itu
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi jurnal ini untuk dapat menarik minat
baca dan rasa ingin tahu pembaca terhadap isi didalamnya.
Dikemas dengan bahasa yang sangat komunikatif menjadikannya nilai tambah
tiada dua, selain dapat mudah dipaahmi tentunya menjadi menambah wawasan
pengetahuan baru. Jurnal ini sangat relevan apabila digunakan sebagai bahan
pendukung bacaan buku utama.
26. Pramuji Astuti, A.D. (2010). Pergerakan Nasional Pemuda Islam (Studi
tentang Jong Islamie te n Bond 1925-1942 ). (Skripsi). Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Berangkat dari isu diskriminasi dan sekulerisme terhadap pendidikan bagi
para penganut agama Islam, menjadikan penulis skripsi ini berusaha untuk
menganalisis bagaimana proses hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara para
penganut Islam menangani sistem sekulerisme tersebut. Dalam penulisannya kali
ini, penulis membatas pada satu organisasi Islam saja yakni Jong Islamie ten
Bond karena dirasa yang paling memiliki peranan besar terhadap perlawanan
pemuda Muslim saat itu.
Masuknya era kolonialisme Barat mengakibatkan pada kesengsaraan rakyat
Hindia-Belanda pada saat itu. Kolonialisme Barat menerapkan berbagai macam
sistem politik kekuasaan, dimana semua itu pada akhirnya hanya menguntungkan
bagi pihak Belanda sahaja dan rakyat dipekerjakan secara kejam tanpa upah
sedikitpun. Maupun sistem cultuur stelsel milik Raffles pun demikian, berakhir
pada penyewenangan pembagian lahan pertanian yang malah merugikan rakyat.
Hingga berlangsungnya pada sistem politik etis yang dimana sistem tersebut
adalah buah dari rasa sadar diri pihak kolonilisme terhadap perbuatannya selama
ini yang sungguh merugikan rakyat Hindia-Belanda pada saat itu. Namun, tetap
begitu pada akhirnya hanya menguntungkan bagi Belanda saja.
Dalam sistem politik etis kolonialisme Barat mulai membuka jalur pendidikan
bagi seluruh rakyat Hindia-Belanda bahkan apabila terdapat beberapa siswa yang
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
berprestasi disediakan jalur tingkatan pendidikan selanjutnya ke Belanda.
Tentunya, dibukanya ruang pendidikan bagi rakyat dengan tujuan untuk
memperkerjakan rakyat di bidang-bidang administrasi atau yang lainnya dan
menempatkan posisinya dibawah jabatan kolonial.
Akan tetapi, tanpa sadar dengan dibebaskannya ruang pendidikan bagi rakyat,
Belanda telah membentuk karakter kepribadian rakyat dan membuka wawasannya.
Sehingga produk dari pendidikan itu menghasilkan pemuda-pemuda (mahasiswa)
yang berpendidikan, pola pikirnya menjadi lebih berkembang kearah modern dan
membentuk karakter yang sadar akan kepedulian sosial sehingga mulai muncul
rasa ingin membebaskan bangsa dari jajahan kolonialisme.
Para pemuda berpendidikan itu pun memulai usahanya dengan mendirikan
organisasi-organisasi maupun partai-partai politik dengan tujuan yang sama yakni
melawan penjajahan dan memerdekakan bangsa. Organisasi-organisasi tersebut
antara lain: Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam/Sarekat Islam, Partai Nasional
Indonesia, IP, Indiseche Vereeniging, Jong Java, Jong Borneo, Jong Sumatera,
Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Islamie ten Bond, Perhimpunan Indonesia dll
. Perkembangan pendidikan Islam pada masa berdirinya Kerajan-kerajan
Islam pun menjadi berkembang pesat. Perkembangan pendidikan Islam sejalan
dengan perkembangan perdagangan Internasional yang kemudian dialnjutkan oleh
tokoh-tokoh Islam di Nusantara untuk menyiarkan dakwah Islam. Lalu, berdirilah
madrasah-madrasah, pesantren-pesantren, masjid-masjid, dan partai-parta Islam
dan lain lain dibawah naungan orientasi yang sama yakni untuk dapat menyebar
luaskan keyakinan Islam.
Persebaran yang pesat menjadikan bangsa ini dipenuhi dengan pemeluk
agama Islam yang menurut skripsi ini tingkat persentasenya adalah 90%,
membuat Belanda sedikit mundur dan takut menghadapi perkembangan pesat
Islam di bumi Nusantara ini. Karena tidak memahami betul mengenai agama
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Islam, maka Belanda pun tak berani bertindak mencampuri urusan yang berbau
agama Islam. Seperti halnya pembangunan surau maupun pesantren.
Menghadapi kenyataan bahwa daerah jajahannya dipenuhi oleh rakyat yang
mayoritas muslim, Belanda berusaha menyesuaikan posisinya dengan mulai
menerapkan politik Islamnya. Hingga muncullah tokoh Snouck Hurgoronje yang
memiliki pemahaman bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi kondisi sosial
agama Hindia-Belanda. Menurutnya, Belanda tak perlu takut terhadap fakta yang
ada bahwa mayoritas rakyat Hindia-Belanda adalah muslim, karena Islam
sesungguhnya adalah negara yang membawa dan memberikan kedamaian.
Namun, tetap saja Snouck memiliki pendapat bahwa yang seharusnya Belanda
takutkan adalah bukan Islam sebagai agama namun Islam sebagai doktrin politik.
Oleh karena ketakutan Belanda tersebut sistem pendidikan kemudian diubah
dengan sisem alianasi atau sekulerisme memisahkan pelajaran agama didalam
pendidikan sekolah.
Oleh karena hal diskiriminasi itu membuat para penganut agama Islam geram
dengan politik pemerintahan Belanda yang seolah tidak mau mengakui
keberadaan Islam dan menjauhkannya dari pendidikan. Berangkat dari rasa geram
itulah kemudian para penganut agama Islam mendirikan sebuah organisasi Jong
Islamie ten Bond sebagai wadah perjuangan ataupun pergerakan pemuda Muslim
Indonesia para periode 1925-1942.
Sayangnya, dengan isi materi yang sangat menarik ini sang penulis dirasa
belum mampu meyusunnya dengan teknik penulisan yang kominkatif dan
nyaman untuk dibaca. Masih ada beberapa paragraf yang terasa pengulangan
isinya berkali-kali menajadikannya jenuh dan rancu untuk dapat dikonklusikan.
Akan tetapi, skripsi ini dirasa cukup apabila dijadikan bahan bacaan tambahan
sahaja tetapi belum mampu untuk menjadikannya sebagai rekomendasi penulisan
skripsi.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
27. Aidit, D.N. (1955). Lahirnja PKI dan Perkembanganja. Jakarta: Jajasan
Pembaruan.
Penyusunan buku dan penerbitan buku ini sejatinya ialah sebagai sebuah
produk upaya pembuktian dari organisasi PKI yang merupakan sebuah organisasi
besar dan berpengaruh di Indonesia. PKI sadar betul akan posisinya, oleh karena
itu tak jarang rakyat yang menyukai dan mendukung PKI dan tak sedikit pula
yang membenci dan tidak mendukungnya.
Oleh karena itu, tujuan diterbitkan buku ini ialah kiranya dapat membantu
rakyat yang menyukai PKI sekiranya kesukaanya menjadi kesukaan yang se-
sadar-sadarnya dan bagi yang membenci sekiranya rasa benci itu didasarkan pada
pengertian dan pemahaman bukan berlandaskan prasangka-prasangka belaka.
Isi buku ini merupakan catatan pidato sang komunis besar D.N Aidit pada
kesempatan pidatonya saat memperingati ulang tahun PKI yang ke-35 tahun.
Melalui buku ini penerbit berusaha untuk mempublikasikan perjuangan dan
pengorbanan PKI sehingga bisa menjadi organisasi besar dan berpengaruh di
Indonesia lewat pidato sang tokoh komunis tersebut. Pembabakan atau
periodisasinya diambil sesuai kronologis perjuangan PKI di Indonesia selama 35
tahun yakni:
I. Pembentukan partai dan perjuangan melawan terror putih bersama (1920-
1926)
II. 20 tahun dibawah tanah dan front Anti-fasis (1926-1945)
III. Revolusi Agustus dan perjuangan melawan teror putih kedua (1945-1951)
IV. Perluasan front dan pembangunan parta (1951- -----)
Dengan periodisasi berdasarkan masa pidatonya tersebut menjadi tolak ukur
pembahasan isi buku ini mengenai perjuangan PKI. Dengan membaca buku ini
seolah dibawa kepada masa dimana D.N Aidit melancangkan pidatonya
dihadapan khalayak banyak. Meskipun secara tekstual pembahasan atau inti
pidato yang ingin disampaikan oleh D.N Aidit tersampaikan melalui buku ini.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Sayangnya dengan teknik penulisan ejaan yang belum diperbaharui
menjadikannya suatu kendala berarti untuk dapat cepat memahami isi buku ini
dan juga dengan penggunaan bahasa yang meskipun tidak terlalu baku tapi
rasanya masih terasa sulit untuk dipahami secara betul-betul maka dari itu perlu
kiranya apabila ingin memahami sejarah PKI sampai tahun umur kelahirannya
yang ke-35 membutuhkan sumber-sumber relevansi yang berkaitan agar dapat
lebih mudah untuk dipahami.
28. Kartodirdjo, Sartono. (2005). Sejak Indische sampai Indonesia. Jakarta: PT.
Kompas Media Nusantara.
Buku sejak Indische sampai Indonesia ini ditulis oleh Sartono dengan upaya
memperbaiki pemahaman tentang sejarah yang selama ini keliru. Dalam bukunya
ini, ditemukan berbagai fakta terbaharu mengenai sejarah pergerakan nasional
khususnya. Sartono mencoba mengulik dan menggali fakta sejarah berdasarkan
sudut pandang yang berbeda, ia menggunakan pembahasan kajian dari sudut
pandang rakyat jelata dan bukan kaum elite karena kiranya sudah banyak sekali
ribuan buku sejarah yang selalu membahas mengenai pergerakan nasional dari
sudut pandang kaum elite-elite sahaja dan para kaum bawah jarang
terpublikasikan.
Sartono berusaha membagi pembahasannya menjadai beberapa bagian bab
yang mana disetiap bab terdapat sub-bab pembahasannya masing-masing, antara
lain: bab satu bergerak; bab dua mencari identitas; bab tiga membedah sejarah;
bab empat humaniora dan pembangunan nasional; bab lima hakikat manusia,
catatan dari Waseenar sampai Tokyo.
Pembahasan yang diulik secara kronologis mengenai proses panjang
perjalanan rakyat dari masa ke masa untuk dapat memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dibahas secara mendetail dan luas oleh Sartono bahkan, ada salah satu
bab yang membuat buku ini semakin menarik untuk dibaca yaitu terdapat isi
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
mengenai surat-surat perjalanan dari Waseenar sampai Tokyo sehingga seolah
mengajak pembaca untuk ikut serta mengalami napak tilas perjuangan rakyat.
Kelebihan buku karya Sartono ini adalah kajiannya yang menarik dan
merupakan suatu karya baru yang berani menampilkan fakta sejarah dari sudut
pandang yang berbeda sehingga menghasilkan fakta terbaru khususnya dalam
sudut pandang kesejarahan.
Namun, kekurangan dari tulisan Sartono ialah penyajiannya menggunakan
teknik bahasa yang sulit untuk dipahami oleh khalayak umum bahasa yang terlalu
baku membuatnya tidak menarik untuk dibaca hal ini amat disayangkan karena isi
pembahasannya justru amat sangat menarik. Selain itu, Sartono terlalu meluas
mengkaji pembahasannya sehingga sulit ditemukan titik temu pembahasannya.
Selebihnya karya ini sungguhlah sangat cocok sebagai pedoman pembelajaran
khususnya pada kalangan mahasiswa.
29. Iramdhan. (2017). Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Ekonomi: Paham
Nasionalisme dan Pergerakan Kebangsaan di Indonesia dari tahun 1990
sampai dengan tahun 1942, 1(1), 75-85. ISSN 2549-1385 [Online]. Diakses
dari: http://journal.stkipnurulhuda.ac.id/index.php/utility
Jurnal ini membahas tindak lanjut mengenai bagaimana pemahaman
nasionalisme dalam pergerakan nasional Indonesia. Menariknya, jurnal ini
merupakan sebagian kecil dari sebagian besar pembahasan mengenai pergerakan
nasional karena sepanjang penelusuran kebanyakan jurnal-jurnal yang ditulis
mengenai peranan-peranan organisasi-organisasi pada masanya yang memiliki
peranan dalam pergerakan nasional Indonesia.
Dengan menggunakan studi kepustakaan maka penting bagi penulis untuk
menyusuk studi kepustakaan secara rinci dan jelas. Menggunakan metode kajian
heuristik dan historis menjadikan jurnal ini dapat dinilai sebagai jurnal yang
kredibel.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Simpulan kajian pembahasan jurnal ini ialah pada umumnya pergerakan
nasional dalam menentang dan melawan penjajah adalah repleksi perlawanan
sebagai akibat penindasan yang dilakukan oleh penjajah. Tumbuh dan
berkembangan pergerakan nasional juga dipengaruhi oleh paham-paham baru
yang berkembang di daratan Eropa yang pada zamannya merupakan idealism
pembentukan dari rasa ketidakpuasan lapisan masyarakat Eropa pada sendi-sendi
kehidupan.
Tumbuh dan berkembangnya paham-paham baru seperti nasionalisme,
liberalisme, sosialisme dan demokrasi yang menyebar ke seluruh penjuru dunia
menjadikan bahan dasar bangkit dan tubuhnya pergerakan nasionalisme di
Indonesia. Selain adanya pengaruh dari paham-paham baru pergerakan
nasionalisme di Indonesiapun dipengaruhi oleh pergerakan kebangsaan yang
mulai terjadi di kawasan Asia dan Afrika.
Imperialisme bangsa barat menyebabkan Asia dan Afrika kehilangan
kemerdekaan politiknya, selain itu bangsa Asia dan Afrika pun mengalami
penderitaan di bidang sosial ekonomi serta kebudayaannya. Nasionalisme bangsa
Asia dan Afrika bukan semata-mata hanya mengejar kemerdekaan bangsanya
sahaja akan tetapi juga adanya unsur-unsur pendukungnya seperti kesejahteraan
hidup rakyatnya.
Jurnal ini cukup bisa dinilai sebagai jurnal yang relevan nan kredibel dijadikan
sebagai bahan dukungan bacaan apalagi kiranya jarang ditemukan sumber-sumber
buku teks mengenai paham-paham nasionalisme yang terbentuk pada masa
pergerakan nasional. Sekalipun ada, jurnal ini dapat dijadikan sebagai jembatan
untuk memudahkan pembaca memahami alur latar belakang dibalik pergerakan
nasionalisme.
30. Abd Rahman. (2014). Turki Dalam Pencarian Bentuk Pemerintahan
(Sebuah Catatan Sejarah). Jurnal Rihlah, 2 (1), 69-80. [Online]. Diakses dari:
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/1344
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Keberadaan Turki sebagai salah satu negara yang memiliki catatan
sejarah Islam yang cukup panjang sangat menarik untuk dikaji dari waktu ke
waktu. Dalam jurnal ini yang menitikberatkan bagaimana asal-usul negeri
Turki hingga dapat menjadi negara yang patut diperhitungkan tersedia dalam
jurnal yang berjumlah 12 halaman ini. Penulis menjelaskan secara rinci
bagaimana sejarah terbentuknya Kesultanan Turki yang saat itu erat kaitannya
dengan wilayah Asia Kecil yang berurusan dengan Bizantium dan Bangsa
Mongol. Keberdaannya yang patut diperhitungkan mengingat kepemimpinan
kekhalifahan Islam mengalami penurunan, dan membutuhkan sistem
kepemimpinan yang kuat.
Namun, keberadaan negeri Turki diantara Asia dan Eropa
menimbulkan upaya untuk adanya modernisasi yang dilakukan oleh sosok
Mustafa Kemal, dengan melakukan pembaruan terhadap pemerintahan Turki
dengan lebih modern dan sekuler. Meskipun mengenal sistem sekuler, akan
tetapi Mustafa Kemal tidak meniggalkan agama. Dengan jumlah rakyat yang
beragam antara Muslim dan Non-Muslim menjadikan Republik Turki tetap
menjunjung tinggi nilai agama, akan tetapi lebih fokus terhadap urusan agama
yang tidak dihubungkan dengan politik.

31. Kusmayadi, Y. (2018). Pengaruh Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955
Terhadap Kemerdekaan Negara-Negara di Benua Afrika. Jurnal Agastya, 8
(1), 15-34. [Online]. Diakses dari: http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/1586/1484
Adanya kesamaan latar belakang yang nasib penjajahan oleh bangsa
Barat atau pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme di kawasan Asia dan
Afrika, telah membangkitkan semangat untuk bekerja sama satu sama lain
dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh PD II dan kemunculan
Perang Dingin. Mengingat banyak kasus yang ditimbulkan maka gagasan
untuk mengadakan pertemuan antara negara-negara Asia dan Afrika
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
dilakukan di Bogor dan Colombo, hingga akhirnya tercetuslah gagasan untuk
mengadakan Konferensi Asia dan Afrika di Bandung tahun 1955, dengan
dihadiri 29 negara Asia dan Afrika.
Tujuan yang diharapkan dari berlangsungnya KAA adalah menjalin
kerjasama dan persahabatan, memecahkan masalah, serta mengusahakan
perdamaian dunia. Hasil dari KAA membahas tentang kerjasama dalam
bidang ekonomi, kebudayaan, perdamaian dunia dan kerjasama dunia, upaya
untuk negara-negara yang belum merdeka, serta penegakan HAM. Selain itu
melahirkan dasar politik untuk pelaksanaan perdamaian dan kerjasama dunia
yang disebut Dasa Sila Bandung. Upaya untuk mengadakan KAA di Aljazair
(1964), karena keadaan politik negara tersebut. Hasil dari KAA, dapat
membantu negara-negara di Afrika yang belum merdeka dan akhirnya
merdeka setelah KAA seperti Sudan, Tunisis, Aljazair, Maroko, dan Kenya.
Meskipun dalam jurnal ini secara garis besar menggambarkan
bagaimana pengaruh KAA untuk kebangkitan negara-negara Afrika, namun
perlu disadari keberadaan negara-negara Asia yang telah bangkit dari
penjajahan menjadikan pembelajaran bagi negara Afrika untuk meningkatkan
jiwa nasionalismenya lepas dari penjajahan bangsa Barat, dan penggunaan
bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami.
32. Dania, S.(2013). Kekalahan Amerika Sebagai Negara Super Power Pada
Saat Perang Vietnam (1954-1975). Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 9
(1), 35-46. [Online]. Diakses dari:
http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/vie
w/539/523

Perang Vietnam merupakan perang yang melibatkan negara-negara


besar seperti halnya Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Keterlibatan
Amerika Serikat dalam perang ini karena kekhawatiran terhadap pengaruh
komunis yang sangat besar di wilayah Vietnam. Banyak pendapat mengenai
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
nama perang ini mulai dari Perang Vietnam, Perang Nasional Anti
Keselamatan Amerika, dsb. Berawal dari konflik kekuasaan sejak
kemerdekaannya, yang menimbulkan masuknya pengaruh Perancis, yang
mendominasi wilayah Vietnam dan memunculkan tokoh komunis nasionalis
yaitu Ho Chi Minh yang melakukan perlawanan bersenjata bersama rakyat.
Keterlibatan Amerika Serikat telah diperingatkan oleh Perancis dan Ingrgris
sebelumnya karena Amerika Serikat tidak tahu bagaimana medan perang dan
keadaan rakyat Vietnam. Kekalahan akhirnya tidak dapat dihindari oleh
Amerika Serikat yang mengalami kerugian fisik, materi, dan mental hingga
perlu menarik pasukannya dari sana sekitar tahun 1975.
Kebijakan yang keliru dilakukan oleh Amerika Serikat dengan harapan
untuk menang dalam pertempuran ini namun nyatanya adalah kekalahan.
Keterlibatan ini apabila ditinjau merupakan bagian dari upaya Amerika
Serikat dalam melakukan politik luar negeri. Namun, dalam hal ini kurang
lengkapnya informasi yang diterima menyebabkan politik luar negeri yang
dijalankan Amerika Serikat mengalami kegagalan. Secara garis besar jurnal
ini menggambarkan bagaimana keadaam Amerika Serikat yang tidak mampu
melawan rasa kesatuan dan semangat nasionalisme rakyat Vietnam yang
bekerja keras melawan penjajah dengan dilandasi pengaruh komunis yang
cukup besar, dan kekeliruan Amerika Serikat dalam mengambil kebijakan.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dapat dijadikan bahan rujukan
sebagai referensi bacaan mengenai kebangkitan Asia khususnya.
33. Nugroho, A. S. (2016). Soekarno dan Diplomasi Indonesia. Jurnal Sejarah
dan Budaya, - (2), 125-131. [Online]. Diakses dari:
http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-
budaya/article/view/1519/814:
Negara Indonesia berdiri karena adanya perjuangan para pahlawan
yang memperjuangkan kemeredekaan dari kolonialisme Barat. Sejak
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia mulai melakukan politik luar negeri
berdasarkan pada non-blok karena suasana Perang Dingin meskipun istilah itu
tidak dicantumkan secara resmi. Politik luar negeri bebas aktif merupakan
landasan yang dijalani bangsa Indonesia saat itu dengan ciri non-blok.
Kunjungan dilakukan oleh Ir.Soekarno ke berbagai negara di Asia seperti
India, Pakistan, dan Burma yang memiliki keterkaitan pula dalam
pembentukan Indonesia merdeka. Melalui pertemuan tersebut dihasilkan
pertemuan kembali di Colombo dan Bogor yang kemudian berlanjut pada
sebuah pertemuan besar negara-negara Asia-Afrika dalam Konferensi Asia-
Afrika di Bandung (1955), dengan didasari kerjasama ekonomi dan
kebudayaan, menjunjung tinggi HAM (mengahpus rasialisme dan
kolonialisme), dan mendukung kemerdekaan negara-negara di Asia-Afrika.
Tindak lanjut dari pertemuan ini juga menghasilkan pembentukan
Gerakan Non-Blok atas dasar negara Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin
di Yugoslavia. Meskipun pada dasarnya gerakan ini tidak memiliki
kepentingan dalam aspek ekonomi, namun diharapkan mampu mempererat
hubungan negara-negara tersebut. Politik Non-Blok memiliki prinsip pada
politik yang aktif, positif, dan konstruktif untuk mencapai perdamaian dan
keamanan dunia yang telah menjadi cita-cita sejak dulu. Dapat diketahui
bahwa peran Soekarno dalam “panggung politik” luar negeri memiliki
peranan yang sangat besar dengan kontribusi dalam kelompok yang mencakup
dunia internasional, menjadikan negara Indonesia yang baru merdeka saat itu
sebagai negara yang kuat dan patut diperhitungkan, dan dalam jurnal ini
secara singkat dan jelas mencakup kebangkitan Indonesia terlepas dari
pengaruh kolonial menuju dunia internasional.

34. Asriyah. (2017). Perkembangan Islam Di Pakistan. Jurnal Rihlah, 5(2), 102-
113. [Online]. Diakses dari: http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/4164/3864
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
Negara Pakistan memiliki catatan sejarah yang cukup panjang
berkaitan dengan agama terutama antara Islam dan Hindu. Penduduk muslim
Pakistan berasal dari penduduk muslim di India yang ingin merdeka dan
memiliki negara sendiri. Islamisasi penduduk muslim di India dipengaruhi
oleh penyebar agama Islam bernama Mahmud Gaznawi (971-1030) dan
perkembangan kerajaan Mughal, dan keberadaan konflik antara umat Islam
dan Hindu tetap berlanjut hingga kedatangan Inggris menjajah India. Keadaan
Islam di India dalam politik diwakili oleh Liga Muslim India yang dipelopori
oleh Muhammad Iqbal dan dilanjutkanoleh Muhammad Ali Jinnah yang
bersikeras ingin menyatukan penduduk muslim di wilayah Utara dalam suatu
negara yaitu Pakistan, dan akhirnya berhasil mendapatkan konstitusi dari
Inggris dan lahir Pakistan sebagai negara merdeka (15 Agustus 1947), dan
Muhammad Ali Jinah sebagi Gubernur Jenderal.
Selepas kepergian mendiang Jinnah, keadaan politik di Pakistan
semakin kacau, antara tokoh politik yang berdasarkan pada hukum Islam
Syariah dan hukum Islam sekuler hingga memunculkan tokoh-tokoh ternama
seperti Ayb Khan, Zulfikar Ali Bhutto, Zia Ulhaq, dan kontroversi
kepemimpinan Benazir Bhutto sebagai pemimpin wanita pertama di Pakistan,
dan konflik antara Pakistan Barat dan Timur yang akhirnya Pakistan Timur
memisahkan diri sebagai negara Bangladesh. Konflik yang melanda Pakistan
adalah antara kaum konservatif dan modernis. Dapat disimpulkan dalam
jurnal ini penulis berupaya menjelaskan pembahasan mengenai sejarah awal
berdirinya Pakistan, perkembangan politik, dan konflik yang trejadi
didalamnya tersebut dikemas dengan bahasa yang komunikatif, singkat, jelas,
dan padat. Jurnal ini memiliki 12 halaman yang dapat dijadikan referensi
bacaan mengenai perkembangan nasionalisme di Asia Selatan.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
35. Sahide, A. (2013). Konflik Syi’ah-Sunni Pasca-The Arab Spring. Kawistara, 3
(3), 227-334. [Online]. Diakses dari:
https://journal.ugm.ac.id/kawistara/article/download/5225/4277
Konflik Syi’ah dan Sunni merupakan suatu konflik yang telah
berlangsung lama sejak masa lalu. Berdasarkan catatan sejarah konflik ini
juga telah terjadi ketika masa kepemimpinan Dinasti Fathimiyah menganut
Syi’ah Ismailiyah yang cukup lama berkuasa (909-1171 M), hingga dapat
ditaklukan oleh Dinasti Ayubiyah pimpina Salahudn Al Ayubi. Perbedaan
pandangan politik antara Syi’ah dan Sunni secara garis besar meliputi
perbedaaan pandangan Syi’ah yang tidak mengakui keberadaan Sahabat
Rasulullah SAW sebagai khalifah, hal ini bertentangan dengan pemahaman
Sunni. Konsep Imamah juga merupakan hal yang menjadikan perbedaan
antara Sunni dan Syi’ah, karena Syi’ah mempercayai keberadaan 12 imam.
Kekuatan politik Syi’ah sangat kuat hingga dapat menguasai wilayah
(saat ini Iran) hingga terkenal sebagai pusat Syi’ah di dunia hingga saat ini.
Keberadaan Dinasti Safawiyah, Dinasti Qajar, dan Dinasti Pahlevi memiliki
peran penting dalam perkembangan Syi’ah di Iran hingga akhirnya Iran
mengalami Revolusi Iran oleh Imam Khomeini, menjadikan Iran semakin
kuat, hingga menimbulkan konflik dengan negara-negara yang lain seperti
dengan Irak masa Perang Teluk dan pembantaian umat Syi’ah oleh Saddam
Husein (2013), mendukung rezim Bashar al-Assad (penganut Syi’ah), dsb.
Hal ini juga memberikan dampak pada Indonesia yang secara hati-hati mulai
mewaspadai keberadaan jaringan Syi’ah di Indonesia. Secara garis besar
bahwa Syi’ah dan Iran merupakan satu ikatan yang sangat kuat dan tidak
dapat dilepaskan, keberadaannya menimbulkan ketakutan sekaligus dianggap
menyimpang dari ajaran Islam yang telah ada, hingga menimbulkan konflik-
konflik baru antara Syi’ah dan Sunni. Jurnal ini dapat menjadi bahan referensi
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
untuk memahami perkembangan Syi’ah dan hubungannya dengan dunia
internasional.
36. Muzammil, M. (2010). Dr. Burhanuddin Al-Helmi: Kegiatan Nasionalisme
Dan Politik Di Zaman Pendudukan Jepun, 1940-1945. Jurnal Sejarah, 18
(18), 111-122. [Online]. Diakses dari:
http://jice.um.edu.my/index.php/SEJARAH/article/view/9222/6530
Nasionalisme yang berada dalam ruang lingkup tanah Melayu juga
turut berkembang pada masa pendudukan Jepang. Tokoh yang berperan
penting saat itu adalah Dr. Burhanuddin yang memperjuangkan kemerdekaan
Malaysia bersama dengan Indonesia. Beliau mempropagandakan nasionalisme
melalui gerakan-gerakan di pelosok kampung-kampung, karena janji pihak
Jepang tidak dapat dipercaya begitu saja dalam menjanjikan kemerdekaan.
Dengan tekad yang kuat untuk membentuk “Gagasan Melayu Raya” yang
diharapkan olehnya. Sekitar April 1945, beliau pergi ke Indonesia untuk
menemui Soekarno-Hatta dalam membahas kemerdekaan Melayu yang
dimasukkan pada kemerdekaan Indonesia juga saat itu.
Harapannya tersebut sempat akan terwujud melalui pertemaun di
Taiping dengan dengan Indonesia yang menghasilkan Kesatuan Rakyat
Indonesia Semenanjung (KRIS) bersama dengan Hassan Manan Ali. Namun,
gagasan teresbut mengalami kegagalan karena pihak Jepang tidak dapat
memenuhi janjinya sendiri pada Indonesia dan Melayu, hingga berakhir pada
kedatangan Inggris yang kembali menjajah Melayu saat itu. Jurnal ini
berupaya menjelaskan bagaimana nasionalisme yang berkembang dalam
usaha memperjuangkan kemerdekaan tanah Melayu dari Jepang, namun
mengalami kegagalan. Jurnal ini sangat menarik untuk dibaca karena
membahas latar belakang yang berkaitan dengan wilayah Melayu yang hampir
menjadi bagian dari Indonesia, namun jurnal ini perlu kajian secara lebih
lanjut dalam membacanya karena menggunakan bahasa Melayu.
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
37. Dewi, I. M. (2008). Nasionalisme Dan Kebangkitan Dalam Teropong.
Mozaik, 3 (3), 13-33. [Online]. Diakses dari:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/ita-mutiara-dewi-sip-
msi/nasionalisme-dan-kebangkitan-mozaik.pdf
Nasionalisme merupakan suatu bentuk pandangan yang dianut oleh
kelompok bangsa dengan latar belakang persamaan nasib, sejarah,
pengalaman untuk mencapai suatu kejayaan. Nasionalisme yang terjadi di
dunia terpengaruhi oleh adanya nasionalisme dunia barat dengan ditandai oleh
adanya keruntuhan kerajaan Roma (Eropa Barat), dan penaklukan oleh orang-
orang Normandia terhadap Inggris, dan perkembangan abad ke-20 mengarah
pada nasionalisme yang bersifat totaliter. Sementara dunia Islam mengenal
nasionalisme secara terkenal Daulah Islamiyah yang berkembang pesat,
namun hal ini dapat ditaklukan oleh Mustafa Kemal Attaturk.
Namun, nasionalisme jug memiliki pro dan kontra yang dikhawatirkan
dapat menimbulkan konflik. Dijelaskan pula bagaimana kelompok umat Islam
memiliki ciri khas masing-masinfg seperti fundamentalis, tradisionalis,
modernis, dan sekuleris. Dapat disimpulkan bahwa jurnal ini berupaya
menjelaskan tentang bagaimana perkembangan nasionalisme yang meliputi
dunia Barat dan Islam. Dalam hal ini Islam berupaya untuk menekakan upaya
persatuan dan kesatuan. Jurnal ini menggunakan bahasa yang cukup
komunikatif dan mudah untuk dipahami, maka dapat dijadikan sebagai
sumber rujukan bahan pembelajaran.
38. Suyanto, I. (2011). Soekarno And Sun Yat Sen Struggling For Liberty And
Nationalism1. Sociae Polites, Edisi Khusus, 55-70. [Online]. Diakses dari:
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/sp/article/view/462/349.
Nasionalisme yang dibentuk oleh kedua tokoh ini yaitu Ir. Soekarno
dan Sun Yat Sen pada dasarnya adalah sama yaitu berupaya melawan
pengaruh politik asing yang saat itu berkuasa atas negara mereka. Penulis
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
berupaya menjelaskan bagaimana karakteristik nasionalisme yang diterapkan
oleh keduanya dalam jurnal yang berjumlah 16 halaman ini. Antara keduanya
memiliki karakteristik yang menarik untuk diketahui, yaitu belajar dari Barat
bagaimana upaya nasionalisme untuk terbebas dari belenggu penjajah saat itu,
namun tetap didampingi dengan pemikiran-pemikiran yang berasal dari diri
sendiri melalui perenungan yang kreatif.
Meskipun mendapat serangkaian rintangan untuk membebaskan
negaranya masing-masing, namun antara Sun Yat Sen dengan Sun Min Zhuyi
atau Three Principles of the People yang dibuktikan dengan keberhasilannya
melakukan Revolusi China dan menjadikan China sebagai negara Republik,
sedangkan Soekarno dengan Pancasila yang juga dapat menghantarkan pada
kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945. Keduanya memiliki tujuan yang
sama untuk memperbaiki keadaan rakyat yang terbelenggu.
39. Wibawarta, B. (2006). Bushido dalam Masyarakat Jepang Modern. Wacana,
8 (1), 54-66. [Online]. Diakses dari:
http://wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/246/235
Negara Jepang merupakan salah satu negara yang menarik mengenai
sejarah yang meliputinya. Penulis berupaya menuliskan hal yang sangat
penting dalam sejarah Jepang yang memiliki pengaruhnya hingga saat ini,
yaitu semangat Bushido. Tentu telah kita ketahui bahwa semangat ini dimiliki
oleh para samurai sejak zaman Tokugawa. Namun, seiring perjalanan sejarah
yang berlangsung Jepang mengalami suatu perubahan yang cukup besar,
dengan bermula pada politik Sakoku (menutup diri) dilanjutkan pada
Restorasi Meiji yang melakukan upaya modernisasi secara besar-besaran
dalam berbagai bidang. Upaya ini merupakan proses belajar Jepang melalui
meniru Barat karena ketertinggalannya. Semangat Bushido mulai dilakukan
secara terang-terangan pada masyarakat biasa.
Upaya yang dilakukan adalah melalui ajaran Buddha Zen,
Konfusianisme, dan Shinto yang masing-masing memiliki nilai untuk
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
menjunjung tinggi kesetiaan pada kaisar. Bahkan hal ini semangat Bushido
tetap berlanjut, hingga cukup banyak kasus yang ditemukan yaitu Seppuku
karena merasa gagal dalam melakukan sesuatu dan bersalah kepada orang
yang dihormati seperti atasan dalam bekerja, guru, dsb. Namun, untuk saat ini
sikap tradisional tersebut diaplikasikan melalui kerja keras terhadap suatu
pekerjaan, meskipun dengan arus modern yang semakin hari kian mengancam.
Penulis berupaya menjelaskan secara sederhana bagaimana pengaruh Bushido
yang telah berlangsung sekian lama hingga saat ini dan tetap terjaga meskipun
disesuaikan dengan keadaan yang ada.
40. Adriani, S. D. (2003). Eksistensi Agama Shinto Dalam Pelaksanaan Matsuri
Di Jepang. Jurnal LINGUA CULTURA, 1 (2), 132-141. [Online]. Diakses dari:
http://journal.binus.ac.id/index.php/Lingua/article/view/319
Keberadaan agama dalam suatu negara sangat penting adanya, karena
agama akan menjadi ciri khas yang mudah diingat. Hal ini berupaya
dijelaskan oleh penulis melalui jurnalnya dengan jumlah 13 halaman ini
mengenai agama Shinto yang berpengaruh terhadap upacara Matsuri di
Jepang. Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua di Jepang yang
telah ada sejak masa pra-sejarah, hingga kemudian bermunculan agama-
agama lainnya seperti Buddha, Kristen, dll. Namun, keberadaan agama di
Jepang merupakan suatu hal pribadi saat ini dan tidak terlalu di publikasikan
apabila ada yang bertanya mengenai agama yang dianutnya.
Agama Shinto tentu memiliki pengaruh yang besar dalam perjalanan
sejarah di Jepang. Hal ini turut serta menjadi bagian suatu upacara yang
disebut dengan Matsuri. Upacara ini merupakan pemujaan terhadap dewa atau
melayani dewa. Tentu perayaan ini menjadi sangat penting karena merupakan
jalan untuk komunikasi dengan dewa secara “spesial” melalui upacara pada
waktu tertentu. Penulis berupaya menjelaskan dengan hati-hati bagaimana
pengaruh Matsuri yang berupaya menujukkan peranan dari agama Shinto
Nama: Nabilah Fikriyyah
Kelas: 6-A
Mata Kuliah: Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia
Tugas: Anotasi
dalam masyarakat yang sangat besar dan tetap menjunjung tinggi kebudayaan
tradisional di tengah-tengah budaya yang modern.

Anda mungkin juga menyukai