Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya.
Bangsa yang cerdas ialah bangsa yang mampu untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki oleh bangsa tersebut. Salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah
meningkatkan pendidikan dari semua sumber daya manusianya. Pendidikan
merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang sangat penting karena
pengetahuan yang kita dapat dari pendidikan merupakan modal bagi kita untuk hidup
di zaman yang terus berkembang dan semakin sulit. Negara Inggris merupakan salah
satu Negara yang memiliki pendidikan yang bermutu yang memang tidak lepas dari
sejarahnya. Sebelum abad ke-18 sistem perekonomian masyarakat Eropa sangat
bergantung pada system ekonomi agraris. Akan tetapi, setelah memasuki abad ke-18
terjadi perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Eropa yang tadinya
menggunakan tenaga manusia sebagai alat produksi di pabrik-pabrik berubah dengan
menggunakan tenaga mesin. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor
salah satunya ialah pendidikan. Namun tentu saja dengan dibarengi oleh warga
Inggris sendiri yang rajin melakukan penelitian-penelitian ilmiah.
Sejarah pendidikan di Inggris sangatlah panjang dimulai pada tahun 597
dengan berdirinya sekolah keagamaan hingga dinasti Tudor berkuasa dengan
mendirikan sekolah Tata Bahasa, dari mulai abad revolusi yaitu abad 18an hingga
didirikannya gedung-gedung sekolah dan kebijakan pendidikan di Inggris pada abad
ke-19. Dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan tentang keadaan
pendidikan di Inggris pada masa Revolusi Industri. Mengingat bahwa peristiwa
Revolusi Industri merupakan peristiwa yang sangat penting yang terjadi di Inggris
yang mempengaruhi hampir segala aspek kehidupan masyarakat Inggris. Penulis juga
akan mencoba untuk memberikan penjelasan tentang pengaruh dengan adanya
pendidikan di Inggris terhadap terjadinya Revolusi Industri.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah yang penulis buat untuk membatasi materi ialah
1. Bagaimana Latar Belakang Terjadinya Revolusi ?
1

2. Bagaimana Pendidikana Pada Masa Revolusi Industri ?


3. Bagaimana Pengaruh Pendidikan terhadap Terjadinya Revolusi Industry Inggris?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini ialah :
1. Mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya revolusi Industri.
2. Menganalisis bagaimana pendidikan pada masa Revolusi Industri.
3. Menganalisis bagaimana pengaruh Pendidikan terhadap Terjadinya Revolusi
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca dan penulis khususnya dapat
mengetahui dan memahami bagaimana pendidikan Inggris pada masa revolusi
Industri. Sehingga setelah mengetahui dan memahamai tentang Pendidikan Inggris
pada masa Revolusi Industri dapat membuat pembaca dan penulis khususnya untuk
mengembangkan pengetahuan tentang sejarah pendidikan khususnya di Inggris serta
menjadikan manusia yang kreatif dan produktif. Makalah ini bertujuan sebagai
penambah literatur Sejarah yang dapat digunakan oleh para akademisi, dan
masyarakat secara luas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan era dimana terdapat perubahan dalam bidang
pertanian, transportasi, industri, manufaktur serta Teknologi yang mempengaruhi
segala aspek kehidupan masyarakat yang diawali di Inggris pada 1750-1850.
Mengapa revolusi Industri harus terjadi pertamakalinya di negar Inggris? Pertanyaan
tersebut merujuk pada latar belakang terjadinya revolusi. Factor utama inggris
mengalami revolusi Industri ialah Revolusi Ilmu pengetahuan yang dialami Negara ini
pada abad ke-16 yang ditandai dengan munculnya para ilmuan seperti salah satunya
Galileo Galilei. Dengan munculnya para pemikir dan ilmuan, Negara pun

mendidrikan sebuah lembaga penelitian ilmu pengetahuan untuk mensponsori


penelitian-penelitian mereka. Sementara factor lain ialah pertama, Pada masa tersebut
Inggris mengalami masa dimana Negara tersebut sangat aman dan tentram sehingga
roda kehidupan dapat berjalan dengan sangat lancer termasuk bidang ekonomi.
Kedua, Negara Inggris kaya akan batu bara yang merupakan bahan utama
produksi. Seperti yang kita ketahui bahwa saking banyaknya batu bara di Inggris pada
beberapa tahun selama masa Revolusi Industri, inggris sempat mengalami bencana
kabut asap yang mematikan atau seringkali disebut The Deadly Smog karena
penggunaan batu bara yang berlebihan dalam bidang Industri. Ketiga, Inggris
mempunyai banyak Negara jajahan. Ini menjadi salah satu factor karena ketika
tangan-tangan manusia dirubah oleh system mesin, otomatis produksi akan menjadi
lebih cepat dan hasil lebih banyak sehingga Negara ini membutuhkan Negara lain
untuk memasarkan hasil produksi sehingga Negara jajahanpun menjadi target
pemasaran produksi ekonomi Inggris. Faktor keempat ialah terjadinya revolusi
agrarian dimana para pemilik tanah mengubah lahan pertanian mereka menjadi
peternakan domba. Ini terjadi karena melonjaknya permintaan masyarakat terhadap
baju yang terbuat dari wol yang dihasilkan dari bulu domba. Peristiwa ini juga
merugikan para pekerja pertanian dimana mereka kehilangan pekerjaan dilahan
bangsawan karena lahan telah berubah menjadi peternakan akibatnya para
pengangguran melakukan urbanisasi ke kota-kota industri seperti Manchaster untuk
memperbaiki hidup mereka.
B. Pendidikan Pada Masa Revolusi
Revolusi industry dimulai pada paruh kedua abad ke-18. Pada mulanya, teknik
pertanian baru membebaskan pekerja dari pengelolaan tanah. Pada abad ke-19, dunia
3
relatif damai, uang, batubara dan besi tersedia
hingga penemuan mesin uap, semua

dikombinasikan untuk memfasilitasi pembangunan pabrik untuk memproduksi barang


secara masal. Sistem pabrik meningkat, terdapat pembagian dan spesialisasi tenaga
kerja sehingga mengakibatkan banyak orang pindah ke kota-kota industri baru seperti
Manchester dan Brimingham. Urbanisasi ini mengakibatkan upah yang rendah,
berdirinya perumahan kumuh dan penggunaan anak-anak sebagai pekerja. Sehingga
revolusi industri malah memperburuk masalah masyarakat. masyarakat dibagi
menjadi beberapa lapisan, seperti orang-orang pemilik tanah dan modal dan mereka
yang tidak mempunyai kekayaan tidak mempunyai harta dan hak istimewa.

Mungkin tanda pertama bahwa Negara mulai mengakui bertanggung jawab


atas kondisi hidup orang miskin dan khususnya anak-anak miskin, ialah sebuah aksi
untuk pelestarian kesehatan dan moral dari murid dan pekerja lain dalam pabrik kapas
dan penggilingan serta pabrik-pabrik lain. Tindakan yang dilakukan oleh para majikan
ialah memberikan instruksi dalam membaca, menulis dan aritmatik selama setidaknya
empat tahun pertama dari tujuh tahun mereka magang. Kebanyakan dari pemagang
ialah anak-anak muda yang miskin yang dibawa dari rumah tunawisma yang jauh
untuk menjadi tenaga kerja di pabrik penggilingan kapas. Bersamaan dengan
pergolakan industrialisasi, pada 1832 (dikenal sebagai tindakan reformasi), tindakan
ini memberi satu juta orang hak untuk memilih. Transformasi sosial, ekonomi dan
politik yang dramatis ini dilakukan untuk mengungkapkan ketidakcukupan
pemerintah dalam membuat kebijakan dalam hal pendidikan inggris. Sejumlah
laporan menyoroti kekuarangan dan menyerukan keinginan mereka terhadap sekolah
yang lebih banyak dan baik serta keinginan mereka untuk mendapatkan jenis sekolah
baru untuk mengisi kesenjangan dan untuk menyediakan industry baru di inggris. Dan
untuk itu berbagai jenis sekolah mulai didirikan untuk menawarkan beberapa
pendidikan dasar kepada masa. Diantaranya ialah sekolah minggu dan sekolah
industry.
Menurut Williams (1961,hlm.136):
The Sunday schools taught the poor - both children and adults - to read the
Bible, but not to do writing or arithmetic or any of the 'more dangerous
subjects' which were 'less necessary or even. Schools of were set up to provide
the poor with manual training and elementary instruction. Such a school
opened at Kendal in the Lake District in 1799. According to theRecords of the
Society for Bettering the Conditions of the Poorthe children were taught
reading and writing, geography and religion. Thirty of the older girls were
employed in knitting, sewing, spinning and housework, and 36 younger girls
were employed in knitting only. The older boys were taught shoemaking, and
the younger boys prepared machinery for carding wool. The older girls
assisted in preparing breakfast
Sekolah minggu ialah sekolah yang mengajarkan orang-orang miskin (anakanak dan dewasa) untuk membaca al-kitab. Akan tetapi tidak diajarkan
menulis dan aritmatik atau mata pelajaran yang berbahaya yang kurang perlu
atau bahkan sangat berbahaya. Sedangkan Sekolah industry ialah sekolah yang
dibentuk untuk memberikan orang-orang miskin pelatihan dan instruksi dasar.
Berdasarkan catatan dari masyarakat untuk memperbaiki kondisis masyarakat
miskin , anak-anak diajarkan membaca dan menulis, geografi dan agama.
Gadis-gadis yang lebih tua bekerja sebagai penjahit, merajut dan pekerja
rumah tangga dan gadis-gadis yang lebih muda hanya berkerja sebagai
pegawai penjahit saja. Laki-laki yang lebih tua diajarkan membuat sepatu dan

5
laki-laki yang lebih muda disiapkan untuk bekerja pada mesin penyisir wol.

Gadis yang lebih tua membantu untuk menyiapkan sarapan.


Dari kutipan diatas kita bisa mendapat penjelasan bahwa pada masa revolusi
industry sudah terdapat pendidikan berdasarkan gender dan keahlian yang pada
awalnya kesadaran akan pendidikan tersebut muncul dari diri para majikan. Menurut
Henry Hadow dalam reportnya tahun 1926 menuliskan bahwa:
They were also taught laundry work. The staff consisted of one schoolmaster,
two teachers of spinning and knitting, and one teacher for shoemaking. In
1846 the Committee of Council on Education, under Sir James KayShuttleworth, its Secretary from 1839 to 1849, began making grants to day
schools of industry towards the provision of gardens, trade workshops,
kitchens and wash-houses, and for gratuities to the masters who taught boys
gardening and crafts and to the mistresses who gave 'satisfactory instruction
in domestic economy. (Hadow 1926:9).
Dalam kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa masyarakat juga diajarkan
untuk pekerjaan mencuci. Sudah terdapat staf yang terdidri dari satu kepala sekolah,
dua guru untuk menjahit dan satu guru untuk pelajaran membuat sepatu. Pada 1846,
komite dewan pendidikan dibawah James Kay Shuttleworth mulai membuat beasiswa
sekolah industri terhadap perdagangan, perkebunan, pekerjaan dapur dan tempat
pencucian, dan pemberian gratifikasi terhadap ahli yang mengajari anak-anak
berkebun dan membuat kerajinan dan nyonya atau wanita mahir yang memberikan
petunjuk dan pembelajaran memuaskan dalam hal ekonomi domesti.
Dalam sekolah minggu, pembelajaran berbasis pada Al-kitab, tetapi
menggunakan metode baru yang disebut mesin uap dari dunia moral yang ada pada
monitorial school yang merupakan bagian dari sekolah minggu. Metode ini dapat
memudahkan satu ahli dapat mengajari banyak anak pada waktu yang sama dan
ruangan yang sama. Kurikulum di sekolah ini hanyalah tiga yakni Membaca, menulis
dan aritmatik ditambah aktifitas praktek seperti menjahit, berkebun, pertanian
sederhana untuk laki-laki, menjahit, merajut, memperbaiki sepatu, membuat renda
dan membuat kue bagi perempuan. Anak-anak berlaku pada usia dua tahun, dan
dirawat sementara orang tua mereka sedang bekerja. Instruksi bagi anak dibawah usia
enam tahun terdiri dari apapun yang mungkin berguna dan dapat mereka lakukan
seperti menyanyi, menari dan bermain. Tetapi mereka juga berusaha untuk
memberikan kesejahteraan bagi fisik anak-anak dan menawarkan kesempatan
terhadap pelatihan moral dan sosial serta memberikan petunjuk dasar agar mereka

dapat memiliki kemajuan yang cepat ketika memasuki sekolah minggu versi baru
yaitu Monitorial School.
Selain itu, karena revolusi industry telah memberikan Inggris sebuah
permulaan bagus di perdagangan dunia, pemerintah melihat perlu diadakannya sebuah
pelatihan atau training khusus bagi para calon pekerja di bidang industri. Sehingg
pada 1852, sebuah departemen didirikan dalam bidang ilmu pengetahuan sekaligus
industry seperti yang dijelaskan oleh Spens Report dalam kutipan di bawah ini :
in 1852 a Department of Practical Art was created under the Board of
Trade. In 1856 this was moved into the Education Department as the
Department of Science and Art, and in 1859 it began setting examinations for both teachers and students - in branches of science related to industrial
occupations. (Spens, 1938. Hlm.51)
Kutipan diatas menjelaskan bahwa karena kebutuhan pemerintah akan
pegawai dalam bidang industri, pemerintah juga tidak sembarangan dalam mencari
pegawai karena sector industri sangat marak dan industri Inggris cukup
diperhitungkan di dunia perdagangan internasional serta membutuhkan pegawai yang
khsusus memiliki skill dalam bidang industri, maka didirikanlah departemen yang
pada awalnya merupakan departemen seni yang kemudian diganti menjadi
departemen ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan di bidang industri
dan seni pada tahun 1856.
Semua sekolah yang dijelaskan di atas terbentuk oleh perorangan atau
kelompok yang percaya akan kekuatan pendidikan yang dapat merubah diri mereka
dan merupakan bentuk kampanye terhadap pendidikan masal, juga bentuk perlawanan
terhadap kemiskinan pada masa revolusi industry Inggris.
C. Pengaruh Pendidikan terhadap Terjadinya Revolusi
Pada abad ke-17, revolusi ilmu pengetahuan telah menyediakan model baru
terhadap bagaimana masalah dapat terselesaikan melalui pemikiran yang rasional dan
percobaan, terlepas dari otoritas agama atau pemimpin pada masanya. Revolusi ilmu
pengetahuan dimulai pada pertengahan abad ke-16 dengan teori matahari sebagai
pusat alam semesta oleh Copernicus, menggantikan teori Ptolemy yang mengatakan
bahwa bumi sebagai pusat yang diterima sejak jaman dahulu. Revolusi ini memuncak
pada abad ke-17 dengan publikasi Sir Isaac Newton dengan karyanya Principia pada
1687. Dimana dunia permesinan seluruhnya dijelaskan melalui hukum gerak.

Dua cendikiawan Inggris, Thomas Hobbes (1588-1697) dan filsuf John Locke
(1632-1704), berada diantara orang-orang yang pertama yang menggunakan
pendekatan ilmiah untuk mempelajari manusia dan masyarakat. Keduanya hidup pada
masa pergolakan poitik di Inggris pada abad ke-17 dan menyaksikan pembentukan
batasan monarki dan aturan parlemen. Masa pencerahan ialah masa produktif di Eropa
salah satunya di Inggris. Dimana orang-orang inggris terkenal rajin dalam melakukan
penelitian-penelitian ilmiah sehingga pemerintah pun mendirikan departemendepartemen khusus untuk mendukung penelitian-penelitian ilmiah ini.
Orang-orang Inggris terkenal dengan orang-orang rajin dan tekun seperti yang
dikutip dari Wahjudidjadja 2012, jlm.96
Negara Inggris memiliki kekayaan alam terutama batu bara dan bijih besi
yang telah membantu Negara Inggris dalam mengembangkan industrinya
karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan dalam proses produksi
kekayaan alam tersebut ditunjang oleh kemampuan dan keinginan
manusianya. Orang Inggris terkenal sebagai orang rajin dan tekun dalam
penelitian alam. Kemauan dan keuletan warga Inggris itu didukung oleh
adanya lembaga penelitian yang didirikan oleh pemerintah Inggris pada 1661
yang diberi nama The Royal for Improving Natural Knowledge dan The
French Academy of Science yang didirikan pada 1666.
Seperti dalam kutipan diatas, pemerintahan Inggris sangat mendukung dengan
adanya keinginan dan ketertarikan bangsa Inggris terhadap Ilmu pengetahuan. Dengan
adanya lembaga-lembaga pengetahuan yang mendorong dan mensponsori kegiatankegiatan eksplorasi sehingga menimbulkan penemuan-penemuan baru dalam bidang
industri di kemudian hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan dan ilmu
pengetahuan sangat mempengaruhi terjadinya revolusi di Inggris. Perubahan
pemikiran warga Inggris dari pengaruh-pengaruh tradisional dan keagamaan ke
pemikiran-pemikiran baru seperti menyadari pentingnya diskusi dalam bidang ilmiah
mengakibatkan munculnya ilmuwan-ilmuwan terkemuka dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bersamaan dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan muncul
pula ide-ide baru yang mendorong munculnya penemuan-penemuan baru yang dapat
memperingan semua pekerjaan manusia. Dan dengan temuan-temuan inilah Revolusi
Industri dimulai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Inggris mempunyai sejarah dan system pendidikan yang sangat
panjang. Dari mulai hanya pengajaran bahasa latin untuk menyanyi di gereja hingga
mulai didirikannya perguruan-perguruan tinggi. Pada periode terjadinya revolusi
industri yaitu periode dimana terjadinya perubahan besar dalam bidang sosial,
ekonomi dan kebudayaan Inggris menghasilkan teknik-teknik baru dan mempelopori
pembangunan jalan-jalan baru dan jaringan kereta api untuk memfasilitasi revolusi
ini. semua itu dimulai dari pendidikan. Begitu besarnya pengaruh pendidikan di
Inggris sehingga dapat mendorong adanya sebuah perubahan atau revolusi yang
merubah hampir seluruh kehidupan warga Inggris. Seperti pengertiannya, pendidikan
ialah proses memanusiakan manusia, pendidikan di Inggris telah mengubah
kehidupan rakyat Inggris yang tadinya tidak tahu harus berbuat apa dalam memenuhi
kebutuhannya, namun dengan adanya pendidikan seperti pendidikan merajut dan
menjahit bagi perempuan atau membuat sepatu bagi laki-laki secara tidak langsung
atau berangsur-angsur kehidupan mereka berubah menjadi lebih baik.
Kesadaran pemerintah terhadap pentingnya pendidikan bagi rakyat pada masa
revolusi memang bisa dikatakan kurang. Kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi
para pekerja muncul dari orang-orang atau kelompok tertentu. Pemerintah baru sadar
terhadap pentingnya pendidikan pada saat memang industri inggris diperhitungkan di

dunia internasional. Itu pun hanya diperuntukan bagi orang-orang yang akan
dipekerjakan dalam mesin atau industri lain. Dengan pendidikan tanpa mengabaikan
juga aspek lainnya, Inggris menjadi Negara yang dijadikan contoh oleh Negara lain
seperti Jerman, Italia dan Spanyol dalam hal industri dan perdagangan yang nantinya
juga akan memunculkan Imperialisme dan Kolonialisme.

DAFTAR PUSTAKA
9

Williams, R. (1961). Culture and Society 1780-1950. United states


University Press.

: Columbia

Arthur, J., Davison, J., & Stow, W. (2014). Social literacy, citizenship education and
the national curriculum. United states : Routledge.
Williams, H. (1926). The education of the adolscene. London : His Majesty`s
Stationery Office.
Spens, W. (1938). Secondary education : with special reference to grammar school
and technical high school. London : His Majesty`s Stationery Office.
McLean, R. (2010). The enlightment. United Kingdom : History at the Higher
Education Academy.
Frick, CC. (1999). The enlightment. Regent : University of California.
Djadja, W. (2012). Sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern. Yogyakarta
: Ombak.
Internet :
http://www.bbc.co.uk
http://www.educationengland.org.uk
http://www.google.book.com

Anda mungkin juga menyukai