Anda di halaman 1dari 9

Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia

Thomas S. Kaihatu
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya
Email: tkaihatu@petra.ac.id

ABSTRAK
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses
pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, Good Corporate Governance
(GCG) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep
ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat
waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Dari
berbagai hasil pengkajian yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset independen nasional dan internasional,
menunjukkan rendahnya pemahaman terhadap arti penting dan strategisnya penerapan prinsip-prinsip GCG oleh
pelaku bisnis di Indonesia. Selain itu, budaya organisasi turut mempengaruhi penerapan GCG di Indonesia.

Kata kunci: GCG, prinsip-prinsip GCG, budaya organisasi, penerapan di Indonesia.

ABSTRACT
Recent experience indicate that it isn`t sufficient for management just to rely on how efficient is the process of
managing. It needs a new instrument, Good Cooperate Governance (GCG), to prove that the management is going well. This
concept emphasize on two important things, that is : first, the right of shareholder to be provided of right and just on time
information, and second, the obligation of company to disclose accurately, just on time, and transparently all information of
company`s performance, shareholders, and stakeholders. Various studies by national and international researchers proved
the lack of understanding the importance and strategic implication of applying GCG principles by Indonesian entrepreneur.
Besides, organization culture also influencing GCG application in Indonesia.

Keywords: GCG, GCG principles, organization culture, application in Indonesia.

PENDAHULUAN bahasa khusus, korporat kita belum menjalankan


governansi (Moeljono). Survey dari Booz-Allen di
Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir
Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
ini, istilah Good Corporate Governance (GCG) kian
Indonesia memiliki indeks corporate governance
populer. Tak hanya populer, istilah tersebut juga
paling rendah dengan skor 2,88 jauh di bawah
ditempatkan di posisi terhormat. Pertama, GCG
Singa-pura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand
merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk
(4,89). Rendahnya kualitas GCG korporasi-
tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,
korporasi di Indonesia ditengarai menjadi kejatuhan
sekaligus memenangkan persaingan bisnis global.
perusahaan-perusahaan tersebut.
Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika
Konsultan manajemen McKinsey & Co, melalui
Latin yang diyakini muncul karena kegagalan
penelitian pada tahun yang sama, menemukan bahwa
penerapan GCG (Daniri, 2005). sebagian besar nilai pasar perusahaan-perusahaan
Pada tahun 1999, kita melihat negara-negara di Indonesia yang tercatat di pasar modal (sebelum
Asia Timur yang sama-sama terkena krisis mulai krisis) ternyata overvalued. Dikemukakan bahwa
mengalami pemulihan, kecuali Indonesia. Harus sekitar 90% nilai pasar perusahaan publik ditentukan
dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi oleh growth expectation dan sisanya 10% baru
antarnegara, melainkan antarkorporat di negara- ditentukan oleh current earning stream. Sebagai
negara tersebut. Jadi menang atau kalah, menang pembanding, nilai dari perusahaan publik yang sehat
atau terpuruk, pulih atau tetap terpuruknya di negara maju ditentukan dengan komposisi 30% dari
perekonomian satu negara bergantung pada growth expectation dan 70% dari current earning
korporat masing-masing (Moeljono, 2005). stream, yang merupakan kinerja sebenarnya dari
Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporasi. Jadi, sebenarnya terdapat ”ketidakjujuran”
korporat kita belum dikelola secara benar. Dalam dalam permainan di pasar modal yang kemungkinan
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
1
2 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 1-9

dilakukan atau diatur oleh pihak yang sangat 2003; Shaw, 2003) yaitu fairness, transparency,
diuntungkan oleh kondisi tersebut. accountability, dan responsibility. Keempat kompo-
Perhatian terhadap corporate governance ter- nen tersebut penting karena penerapan prinsip good
utama juga dipicu oleh skandal spektakuler seperti, corporate governance secara konsisten terbukti dapat
Enron, Worldcom, Tyco, London & Commonwealth, meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga
Poly Peck, Maxwell, dan lain-lain. Keruntuhan dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja
perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak meng-
oleh kegagalan strategi maupun praktek curang dari gambarkan nilai fundamental perusahaan.
Konsep good corporate governance baru populer
manajemen puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi
di Asia. Konsep ini relatif berkembang sejak tahun
dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya
1990-an. Konsep good corporate governance baru
pengawasan yang independen oleh corporate boards.
dikenal di Inggris pada tahun 1992. Negara-negara
maju yang tergabung dalam kelompok OECD
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR
(kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat dan
Dua teori utama yang terkait dengan corporate Amerika Utara) mempraktikkan pada tahun 1999.
governance adalah stewardship theory dan agency
theory (Chinn,2000; Shaw,2003). Stewardship theory PRINSIP-PRINSIP GCG
dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat
manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung good corporate governance yaitu:
jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap 1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu
pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan keterbukaan dalam melaksanakan proses
fidusia yang dikehendaki para pemegang saham. pengam-bilan keputusan dan keterbukaan
Dengan kata lain, stewardship theory memandang dalam menge-mukakan informasi materiil dan
manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak relevan mengenai perusahaan.
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik 2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan
maupun stakeholder. fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban
Sementara itu, agency theory yang dikembang- organ perusahaan sehingga pengelolaan perusaha-
kan oleh Michael Johnson, memandang bahwa an terlaksana secara efektif.
manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para 3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu
pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kese-suaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan
kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan perusa-haan terhadap prinsip korporasi yang
sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
terhadap pemegang saham.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan
Dalam perkembangan selanjutnya, agency
dimana perusahaan dikelola secara profesional
theory mendapat respon lebih luas karena
dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan
ada. Berbagai pemi-kiran mengenai corporate dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan
governance berkembang dengan bertumpu pada peraturan dan perundangan-undangan yang ber-
agency theory di mana pengelolaan dilakukan laku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
dengan penuh kepatuhan kepada berbagai 5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlaku-
peraturan dan ketentuan yang berlaku. an yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-
Good corporate governance (GCG) secara hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanji-
definitif merupakan sistem yang mengatur dan an serta peraturan perundangan yang berlaku.
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai
tambah (value added) untuk semua stakeholder Esensi dari corporate governance adalah
(Monks,2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam pening-katan kinerja perusahaan melalui
konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang supervisi atau pemantauan kinerja manajemen
saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan adanya akunta-bilitas manajemen terhadap
dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan
perusahaan untuk melakukan pengungkapan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.
(disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, TAHAP-TAHAP PENERAPAN GCG
kepemilikan, dan stakeholder.
Ada empat komponen utama yang diperlukan Dalam pelaksanaan penerapan GCG di perusa-
dalam konsep good corporate governance, (Kaen, haan adalah penting bagi perusahaan untuk melaku-

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Kaihatu: Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia 3

kan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis perusahaan. Tahap ini terdiri atas 3 langkah
atas situasi dan kondisi perusahaan, dan tingkat utama yakni:
kesiapan-nya, sehingga penerapan GCG dapat 1. Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan
berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari kepada seluruh perusahaan berbagai aspek yang
seluruh unsur di dalam perusahaan. terkait dengan implementasi GCG khususnya
Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang mengenai pedoman penerapan GCG. Upaya
telah berhasil dalam menerapkan GCG menggunakan sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim
pentahapan berikut (Chinn, 2000; Shaw,2003). khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada
di bawah pengawasan direktur utama atau salah
Tahap Persiapan satu direktur yang ditunjuk sebagai GCG
champion di perusahaan.
Tahap ini terdiri atas 3 langkah utama: 1)
2. Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan
awareness building, 2) GCG assessment, dan 3) GCG
sejalan dengan pedoman GCG yang ada, berdasar
manual building. Awareness building merupakan
roadmap yang telah disusun. Implementasi harus
langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai
bersifat top down approach yang melibatkan
arti penting GCG dan komitmen bersama dalam dewan komisaris dan direksi perusahaan. Imple-
penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan mentasi hendaknya mencakup pula upaya
meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar manajemen perubahan (change management) guna
perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui mengawal proses perubahan yang ditimbul-kan
seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok. oleh implementasi GCG.
GCG Assessment merupakan upaya untuk 3. Internalisasi, yaitu tahap jangka panjang
mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi dalam implementasi. Internalisasi mencakup
perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah upaya-upaya untuk memperkenalkan GCG di
ini perlu guna memastikan titik awal level penerapan dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja,
GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah dan berbagai peraturan perusahaan. Dengan
yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan upaya ini dapat dipastikan bahwa penerapan
struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG bukan sekedar dipermukaan atau
GCG secara efektif. Dengan kata lain, GCG sekedar suatu kepatuhan yang bersifat
assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek- superficial, tetapi benar-benar tercermin
aspek apa yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dalam seluruh aktivitas perusahaan.
dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil
untuk mewujudkannya. Tahap Evaluasi
GCG manual building, adalah langkah berikut Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilaku-
setelah GCG assessment dilakukan. Berdasarkan kan secara teratur dari waktu ke waktu untuk
hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG
upaya identifikasi prioritas penerapannya, telah dilakukan dengan meminta pihak independen
penyusunan manual atau pedoman implementasi melakukan audit implementasi dan scoring atas
GCG dapat disusun. Penyusunan manual dapat praktik GCG yang ada. Terdapat banyak perusahaan
dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen konsultan yang dapat memberikan jasa audit yang
dari luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan demikian, dan di Indonesia ada beberapa perusahaan
antara manual untuk organ-organ perusahaan dan yang melakukan scoring. Evaluasi dalam bentuk
manual untuk keselu-ruhan anggota perusahaan, assessment, audit atau scoring juga dapat dilakukan
mencakup berbagai aspek seperti: secara mandatory misalnya seperti yang diterapkan di
• Kebijakan GCG perusahaan lingkungan BUMN. Evaluasi dapat membantu
• Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi
• Pedoman perilaku serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG
• Audit commitee charter sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan
• Kebijakan disclosure dan transparansi yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan.
• Kebijakan dan kerangka manajemen resiko
• Roadmap implementasi BUDAYA ORGANISASI

Tahap Implementasi Laporan World Competitiveness Report yang


dirilis pada bulan Mei 2005 menunjukkan, dari 60
Setelah perusahaan memiliki GCG manual, negara yang disurvei, Indonesia berada pada rangking
langkah selanjutnya adalah memulai implementasi di 59. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
4 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 1-9

organisasi Negara bangsa memerlukan budaya telah ditetapkan oleh perancangnya, sedangkan
orga-nisasi. organisasi sebagai makhluk hidup atau komunitas
Budaya perusahaan merupakan konsep baru menetapkan dan memiliki tujuan sendiri. Cara
yang berkembang dari ilmu manajemen dan ilmu pandang organisasi sebagai kumunitas membawa
psikologi industri dan organisasi (Moeljono,2005). perubahan besar dalam cara pandang mengenai
Bidang-bidang ilmu tersebut mencoba lebih dalam peran dan posisi manusia dalam organisasi.
mengupas penggunaan konsep-konsep budaya
dalam ilmu manajemen dan organisasi dengan PENERAPAN GCG DI INDONESIA
tujuan meningkat-kan kinerja organisasi. Konsep
budaya perusahaan merupakan perkembangan lebih Krisis ekonomi yang menghantam Asia telah
lanjut dari ilmu manajemen dan organisasi. berlalu lebih dari delapan tahun. Krisis ini ternyata
Manajemen sebagai sebuah disiplin baru lahir berdampak luas teutama dalam merontokkan rezim-
pada awal abad dekade kedua atau akhir dekade rezim politik yang berkuasa di Korea Selatan,
pertama abad ke-20. Dalam perkembangannya sam- Thailand, dan Indonesia. Ketiga Negara yang
pai saat ini, banyak pendekatan dan konsep diawal tahun 1990-an dipandang sebagai “the Asian
manajemen yang ditawarkan oleh pakar manajemen. tiger”, harus mengakui bahwa pondasi ekonomi
Pada era rasional saintifik, 25 tahun pertama mereka rapuh, yang pada akhirnya merambah pada
(1910-1935) dipakai untuk menentukan atau krisis politik.
menemukan struktur organisasi atau struktur kerja Setelah delapan tahun, sejak krisis tersebut
yang efisien. Ini adalah eranya Frederick Taylor dan melanda, kita sekarang dapat melihat pertumbuhan
Hendry Fayol. Dua puluh tahun berikutnya (1935- kembali Negara-negara yang amat terpukul oleh krisis
1955) para pemikir dan praktisi manajemen tersebut. Korea Selatan yang pernah terjangkit
mencoba menerapkan model-model matematik atau kejahatan financial yang melibatkan para eksekutif
cara-cara analisis kuantitatif untuk meningkatkan puncak perusahaan-perusahaan blue-chip, kini telah
produktivitas di tempat kerja. Ini adalah masa pulih. Perkembangan yang sama juga terlihat dengan
tumbuhnya model-model optimasi dalam bidang Thailand maupun Negara-negara ASEAN lainnya.
operation research. Lima belas tahun berikutnya Bagaimana dengan Indonesia?. Era pascakrisis
(1955-1970) pemikir manajemen mencoba ditandai dengan goncangan ekonomi berkelanjutan.
menerapkan cara berpikir sistem dalam bidang Mulai dari restrukturisasi sektor perbankan,
manajemen. Pada saat itu, berpikir sistem atau pelelang-an asset para konglomerat, yang berakibat
pendekatan sistem adalah topik pembicaraan yang pada penurunan iklim berusaha (Bakrie,2003).
hangat di antara orang-orang manajemen. Kajian yang dilakukan oleh Asian Development
Era kuantitatif-humanistik dimulai dengan Bank (ADB) menunjukkan beberapa faktor yang
diperkenalkannya pendekatan berpikir strategik memberi kontribusi pada krisis di Indonesia. Pertama,
dalam manajemen. Strategi korporat, strategi bisnis, konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi;
perencanaan strategik, analisis SWOT adalah topik kedua, tidak efektifnya fungsi pengawasan dewan
pembicaraan yang dianggap mutakhir antara tahun komisaris, ketiga; inefisiensi dan rendahnya trans-
1970-1980. Sesudah itu para pemikir manajemen paransi mengenai prosedur pengendalian merger dan
masuk ke dalam bidang yang lebih lunak lagi, yaitu akuisisi perusahaan; keempat, terlalu tingginya
budaya perusahaan. Pakar manajemen berbicara ketergantungan pada pendanaan eksternal; dan kelima,
dan meneliti tentang pentingnya tata-nilai yang ketidak memadainya pengawasan oleh para kreditor.
menjadi inti budaya perusahaan dalam menentukan
kinerja perusahaan. Tantangan terkini yang dihadapi masih belum
Sesudah itu, pada tahun 1980-1985, para pakar dipahaminya secara luas prinsip-prinsip dan praktek
dan pemikir manajemen memasukkan manajemen good corporate governance oleh kumunitas bisnis
inovasi sebagai salah satu bagian dari disiplin dan publik pada umumnya (Daniri, 2005). Akhirnya
manajemen. Menjelang tahun 2000-an, para pakar komunitas internasional masih menempatkan Indo-
manajemen berbicara tentang organisasi belajar, nesia pada urutan bawah rating implementasi GCG
manajemen pengetahuan, manajemen perubahan, sebagaimana dilakukan oleh Standard & Poor,
dan modal-maya (virtual-capital). CLSA, Pricewaterhouse Coopers, Moody`s
Dengan masuknya konsep budaya organisasi, Morgan, and Calper`s.
manajemen inovasi, dan organisasi belajar, organisasi Kajian Pricewaterhouse Coopers yang dimuat di
dipandang sebagai makhluk hidup atau komunitas. dalam Report on Institutional investor Survey (2002)
Organisasi sebagai mesin melaksanakan tujuan yang menempatkan Indonesia di urutan paling bawah

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Kaihatu: Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia 5

bersama China dan India dengan nilai 1,96 untuk Terkait dengan kerangka regulasi, Bapepam
transparansi dan keterbukaan. Jika dilihat dari bersama dengan self-regulated organization
ketersediaan investor untuk memberi premium (SRO) yang didukung oleh Bank Dunia dan ADB
terhadap harga saham perusahaan publik di Indonesia, telah meng-hasilkan beberap proyek GCG seperti
hasil survey tahun 2002 menunjukkan kemajuan JSX Pilot project, ACORN, ASEM, dan ROSC.
dibandingkan hasil survey tahun 2000. Pada tahun Seiring dengan proyek-proyek ini, kementerian
2000 investor bersedia membayar premium 27%,
BUMN juga telah mengembangkan kerangka
untuk implementasi GCG.
sedang di tahun 2002 hanya bersedia membayar 25%
Dalam kaitan dengan peran dan fungsi
saja. Hal ini menunjukkan persepsi investor terhadap
tersebut, BAPEPAM dapat memastikan bahwa
resiko tidak dijalankannya GCG, menjadi lebih baik. berbagai peraturan dan ketentuan yang ada, terus
Secara keseluruhan urutan teratas masih ditempati menerus disempurnakan, serta berbagai
oleh Singapura dengan skor 3,62, Malaysia dan pelanggaran yang terjadi akan mendapatkan
Thailand mendapat skor 2,62 dan 2,19. sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam hal regulatory framework, untuk
Tabel 1. Corporate Governance in Asia meng-kaji peraturan perundang-undangan yang
(2004) Continuing Under Performance terkait dengan korporasi dan program reformasi
hukum, pada umumnya terdapat beberapa
Market ranked by corporate governance
capaian yang terkait dengan implementasi GCG
Rules & Enforce- Political IGAAP CG Country Country seperti diberlaku-kannya undang-undang tentang
Regulatui- ment & regula- 20% culture score score
on 15% 25% tory 20% 20% 2004 2003 Bank Indonesia di tahun 1998, undang-undang
Singapore 7.9 6.5 8.1 9.5 5.8 7.5 7.7 anti korupsi tahun 1999, dan undang-undang
Hongkong 6.6 5.8 7.5 9.0 4.6 6.7 6.6 BUMN, serta privatisasi BUMN tahun 2003.
India 6.6 5.8 6.3 7.5 5.0 6.2 6.6
Malaysia 7.1 5.0 5.0 9.0 4.6 6.0 5.5 Demikian pula dengan proses amandemen
Korea 6.1 5.0 5.0 8.0 5.0 5.8 5.5 undang-undang perseroan terbatas, undang-undang
Taiwan 6.3 4.6 6.3 7.0 3.5 5.5 5.8
Thailand 6.1 3.8 5.0 8.5 3.5 5.3 4.6
pendaftaran perusahaan, serta undang-undang kepa-
Philippines 5.8 3.1 5.0 8.5 3.1 5.0 3.7 ilitan yang saat ini masih sedang dalam proses
China 5.3 4.2 5.0 7.5 2.3 4.8 4.3 penyelesaian. Dalam pelaksanaan program reformasi
Indonesia 5.3 2.7 3.8 6.0 2.7 4.0 3.2
hukum, terdapat beberapa hal penting yang telah
Source: CLSA Asia-Pacific Markets, Asian Corporate diterapkan, misalnya pembentukan pengadilan niaga
Governance Assocition yang dimulai tahun 1997 dan pembentukan badan
arbitrasi pasar modal tahun 2001.
Laporan tentang GCG oleh CLSA (2003),
Bergulirnya reformasi corporate governance
menempatkan Indonesia di urutan terbawah dengan
masih menyisakan hal-hal strategis yang harus dikaji,
skor 1,5 untuk masalah penegakan hukum, 2,5
seperti kesesuaian dan sinkronisasi berbagai peraturan
untuk mekanisme institusional dan budaya
perundangan yang terkait. Demikian pula yang terkait
corporate governance, dan dengan total 3,2.
dengan otonomi daerah, permasalahan yang timbul
Meskipun skor Indonesia di tahun 2004 lebih baik
dalam kerangka regulasi adalah pemberlakuan
dibandingkan dengan 2003, kenyataannya,
undang-undang otonomi daerah yang cenderung
Indonesia masih tetap berada di urutan terbawah di
kebablasan tanpa diikuti dengan kesadaran dan
antara Negara-negara Asia. Faktor-faktor penyebab
pemahaman good governance itu sendiri.
rendahnya kinerja Indonesia adalah penegakan
Inisiatif di sektor swasta terlihat pda aktivitas
hukum dan budaya corporate governance yang
organisasi-organisasi corporate governance dalam
masih berada di titik paling rendah di antara
bentuk upaya-upaya sosialisasi, pendidikan, pelatihan,
Negara-negara lain yang sedang tumbuh di Asia.
pembuatan rating, penelitian, dan advokasi. Penda-
Penilaian yang dilakukan oleh CLSA didasarkan
tang baru di antara organisasi-organisasi ini adalah
pada faktor eksternal dengan bobot 60% dibanding- IKAI dan LAPPI. IKAI adalah asosiasi untuk para
kan faktor internal yang hanya diberi bobot 40% saja. anggota komite audit, sedangkan LAPPI (lembaga
Fakta ini menunjukkan bahwa implementasi GCG di advokasi, proxi, dan perlindungan investor) pada
Indonesia membutuhkan pendekatan yang kompre- dasarnya berbagi pengalaman dalam shareholders
hensif dan penegakan yang lebih nyata lagi. activism, dengan misi utama melindungi kepentingan
para pemegang saham minoritas.
Implementasi GCG
Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh
Terdapat tiga arah agenda penerapan GCG di pemangku kepentingan turut berpartisipasi. Komite
Indonesia (BP BUMN, 1999) yakni, menetapkan Nasional Kebijakan Corporate Governance yang
kebijakan nasional, menyempurnaan kerangka diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional
nasional dan membangun inisiatif sektor swasta. Kebijkan Governance telah menerbitkan pedoman
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
6 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 1-9

GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman tersebut Sedangkan terkait dengan kewajiban untuk
kemudian disusul dengan penerbitan Pedoman memiliki direktur independen, dalam sistem two
GCG Perbankan Indonesia, Pedoman untuk tier yang kita anut, justru akan lebih efektif
komite audit, dan pedoman untuk komisaris bilamana bursa mewajibkan perusahaan untuk
independen di tahun 2004. Semua publikasi ini memiliki komite nominasi dan remunerasi.
dipandang perlu untuk memberikan acuan dalam Tujuan pedoman tersebut adalah untuk mening-
mengimplementasikan GCG. katkan kualitas disclosure perusahaan-perusahaan
Pemerintah pun melakukan upaya-upaya khusus publik. Pedoman ini merupakan hasil kolaborasi
bergandengan tangan dengan komunitas bisnis dalam antara BEJ, IAI, AEI, dan Bapepam. Perkembangan
mensosialisasikan dan mengimplementasikan GCG. terbaru di Pasar modal adalah batas waktu
Dua sektor penting yakni BUMN dan Pasar Modal penyerahan laporan tahunan yakni 90 hari sejak
telah menjadi perhatian pemerintah. tutup buku, lebih pendek dari regulasi sebelumnya
Aspek baru dalam implentasi GCG di lingkungan yakni 120 hari. Regulasi ini merupkan indikasi
BUMN adalah kewajban untuk memiliki statement of kekonsistenan penegakan GCG oleh Bapepam.
corporate intent (SCI). SCI pada dasarnya adalah
komitmen perusahaan terhadap pemegang saham GCG di Lingkungan Perbankan
dalam bentuk suatu kontrak yang menekankan pada
Dalam undang-undang No. 10 tahun 1998
strategi dan upaya manajemen dan didukung dengan
ten-tang Perbankan, secara umum telah diatur
dewan komisaris dalam mengelola perusahaan.
ketentuan yang terkait dengan GCG baik yang
Terkait dengan SCI, direksi diwajibkan untuk
termasuk governance structure, governance
menanda tangani appointment agreements (AA) yang
process, maupun governance outcome.
merupakan komitmen direksi untuk memenuhi fungsi-
Governance structure terdiri atas (LAN dan
fungsi dan kewajiban yang diembannya. Indikator
BPKP,2000) : pertama, uji kelayakan dan
kinerja direksi terlihat dalam bentuk reward and
kepatutan, (fit and proper test), yang mengatur
punishment system dengan meratifikasi undang-
perlunya peningkatan kompetensi dan integritas
undang BUMN.
manajemen perbankan melalui uji kelayakan dan
Pasar modal juga perlu menerapkan prinsip- kepatutan terhadap pemilik, pemegang saham
prinsip GCG untuk perusahaan publik. Ini
pengendali, dewan komisaris, direksi, dan pejabat
ditunjuk-kan melalui berbagai regulasi yang
eksekutif bank dalam aktivitas pengelolaan bank.
dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang
Kedua, independensi manajemen bank, di
menyatakan bahwa seluruh perusahaan tercatat
mana para anggota dewan komisaris dan direksi
wajib melaksanakan GCG. Implementasi GCG
tidak boleh memiliki hubungan kekerabatan atau
dimaksudkan untuk me-ningkatkan perlindungan
kepentingan investor, terutam para pemegang memiliki hubungan financial dengan dewan
saham di perusahaan-perusa-haan terbuka. komisaris dan direksi atau menjadi pemegang
Di samping itu, implementasi GCG akan men-
saham pengendali di perusahaan lain.
dorong tumbuhnya mekanisme check and balance di
Ketiga, ketentuan bagi direktur kepatutan dan
lingkungan manajemen khususnya dalam memberi
peningkatan fungsi audit bank publik. Dalam
perhatian kepada kepentingan pemegang saham dan
standar penerapan fungsi internal audit bank
pemangku kepentingan lainnya. Hal ini terkait dengan
publik, bank diwajibkan untuk menunjuk direktur
peran pemegang saham pengendali yang berwenang
kepatuhan yang bertanggung jawab atas
mengangkat komisaris dan direksi, dan dapat
kepatuhan bank terhadap regulasi yang ada.
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Di samping Strategi dan rencana Bank Indonesia
pelindungan investor, regulasi mewajibkan sistem mewajibkan bank untuk memikili rencana dan
yang menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam anggaran jangka panjang dan menengah dalam
transaksi bisnis antar perusahaan dalam satu grup bentuk keputusan dewan direksi bank Indonesia
yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. tahun 1995, yang dimaksudkan bagi bank untuk
Semangat untuk memperoleh persetujuan publik memiliki strategi korporasi dan yang tertuang
dalam transaksi, merupakan bentuk penerapan prinsip dengan jelas, termasuk nilai-nilai yang harus
akuntabilitas. Diperkenalkannya komisaris indepen- dikomunikasikan kepada seluruh tingkatan di
den, komite audit, dan sekretaris perusahaan juga dalam organisasi dan resiko-resiko pengendalian.
menjadi fokus regulasi BEJ. Independensi komisaris Mengenai governance outcome, Bank Indonesia
dimaksudkan untuk memastikan bahwa komisaris juga telah mengeluarkan beberapa peraturan, antara
independen tidak memiliki afiliasi dengan pemegang lain transparansi mengenai kondisi keuangan bank dan
saham, dengan direksi dan dengan komisaris; tidak peningkatan peran auditor eksternal. Bank diwajibkan
menjabat direksi di perusahaan lain yang terafiliasi; untuk mengungkapkan non performing
dan memahami berbagai regulasi pasar modal.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Kaihatu: Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia 7

loan (NPL), pemegang saham pengendali dan a. Konsentrasi kepemilikan saham (consentration
afiliasinya, praktik manajemen resiko dalam of ownership). Kegiatan bisnis di Indonesia
pelapor-an keuangan. memang menunjukkan terjadinya pemusatan
kepemilikan pada suatu pihak tertentu, sehingga
Peran BAPEPAM terjadi hubungan afiliasi antara pemilik,
pengawas, dan direktur suatu perusahaan.
Bapepam secara langsung maupun tidak lang- b. Penyaluran pembiayaan antargrup. Bentuknya,
sung telah mendorong implementasi prinsip-prinsip sumber dana yang diperoleh dari suatu
GCG di Indonesia, dengan menerbitkan peraturan dan
perusahaan tertentu dipakai untuk membiayai
kebijakan yang terkait dengan GCG. Peraturan-
perusahaan lainnya dalam grup yang sama.
peraturan tersebut antara lain menyangkut keputusan
c. Terbentuknya konglomerasi usaha.
Bapepam mengenai prinsip transparansi yang
Menggeliatnya pembangunan ekonomi tahun
mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan
informasi kepada publik, disclosure mengenai bebe-
1980-an memang telah mendorong munculnya
rapa aspek yang terkait dengan pemegang saham, grup-grup usaha skala besar dan bergerak dalam
transaksi material, dan perubahan dalam aktivitas bidang-bidang yang komprehensif, mulai dari
bisnis inti, keputusan mengenai merger dan akuisisi lini bisnis penye-diaan dana sampai perusahaan
perusahaan publik, serta ketentuan tentang pengung- pengguna dana. Implikasi selanjutnya adalah
kapan mengenai apakah suatu perusahaan tengah terbentuknya penya-luran dana oleh bank kepada
dalam proses peradilan kepailitan. perusahaan-perusahaan dalam satu grup usaha,
Kedua, kuputusan Bapepam yang terkait sehingga kebijakan pemberian kredit tak lagi
dengan penerapan prinsip-prinsip kewajaran memper-hatikan kelayakan. Hal inilah yang pada
terutama untuk perlindungan kepentingan dan hak gilirannya memunculkan berbagai
pemegang saham, ketentuan mengenai benturan penyimpangan di per-bankan.
kepentingan dalam transaksi-transaksi tertentu, dan Ada dua alasan utama yang menyebakan
ketentuan mengenai penawaran tender. pelaksanaan GCG di kalangan perusahaan tercatat
Ketiga, keputusan Bapepam mengenai penerapan masih amat marjinal. Pertama, mayoritas perusahaan
prinsip responsibilitas dan akuntabilitas seperti yang tercatat di PT BEJ merupakan perusahaan milik
keputusan mengenai merger dan akuisisi perusahaan keluarga. Sangat mudah dipahami, keluarga yang
publik, terutama terkait dengan kewajiban direksi dan melahirkan perusahaan akan enggan berbagi dengan
dewan komisaris untuk membuat pernyataan kepada
pemodal lainnya, terutama dengan pemodal publik
Bapepam dan RUPS bahwa merger dan akuisisi yang
walau pun keluarga tersebut sudah memperoleh dana
hendak dilakukan telah mempertimbangkan secara
dari pemodal. Disini memang perlu waktu untuk
matang dengan memperhatikan kepentingan stakehol-
menyadarkan pihak-pihak tersebut untuk memahami
ders, kepentingan publik, kepentingan perusahaan,
arti dan tanggung jawab kepada pemodal publik lain,
persaingan yang sehat, dan jaminan akan terpenuhi-
dan para stakeholder lainnya. Alasan kedua yang
nya hak-hak pemegang saham publik termasuk
sangat mendasar, praktek-praktek ketidakjujuran
kewajiban untuk memiliki komite audit.
dalam mengelola perusahaan sudah berlangsung
Pengenalan GCG Melalui Peraturan Pencatatan cukup lama, sehingga tidaklah mudah untuk meng-
hilangkannya.
PT Bursa Efek Jakarta sebagai bagian dari tatanan Lebih lanjut berdasarkan informasi BEJ, kepa-
perekonomian Indonesia memandang perlu untuk tuhan perusahaan tercatat dalam memiliki komisaris
mengenalkan pengaturan tentang GCG saat independen dan komite audit hampir 100%. Berdasar-
pencatatan efek dalam rangka perbaikan iklim bisnis. kan data tersebut, dapat dikatakan, hal itu merupakan
Dengan pengaturan tersebut, diharapkan perusahaan
capaian yang signifikan. Di samping itu, capaian
yang go publik dapat meningkatkan transparansi dan
tersebut telah diwujudkan tanpa ada ancaman penge-
mengurangi resiko perusahaan publik. Harapannya,
naan sanksi. Sejak tahun 2003, perusahaan publik
informasi yang tersedia bagi pemodal bisa memadai
diwajibkan untuk menyerahkan laporan tahunan lebih
dan pada gilirannya akan menarik minat investor
awal yakni dari 120 hari menjadi 90 hari.
untuk berinvestasi di bursa Indonesia.
Harus diakui, sejumlah realitas dunia usaha
Pendekatan Holistik
kita memang menyiratkan tantangan cukup berat
untuk implementasi GCG. Terutama di kalangan Sedikitnya terdapat dua faktor yang menyebab-
perusa-haan-perusahaan yang tercatat di bursa. kan permasalahan corporate governance di Indonesia
Realitas tersebut sering membuat upaya lebih serius dibandingkan dengan Negara-negara lain
menerapkan GCG secara konsisten menjadi sulit. di Asia Timur (YPPMI,2003). Pertama, mekanisme
Penyebabnya antara lain:
pengendalian perusahaan Indonesia masih termasuk

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
8 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 1-9

yang paling lemah. Pasar masih didominasi oleh porsi 60% dalam penilaian dibandingkan faktor
sejumlah kecil konglomerat yang memiliki potensi internal yang hanya 40%. Hal ini menunjukkan
dengan rezim kekuasaan. Baik untuk BUMN maupun bahwa sebagus-bagusnya perusahaan kita dalam
perusahaan-perusahaan yang memiliki koneksi politik praktik governance-nya, sulit untuk mendapatkan
yang kuat, pengembangan strategi dan posisi scoring sebaik perusahaan yang memiliki praktik
kompetitif tidak didasarkan pada efisiensi dan kinerja governance yang sama di Negara lain yang telah
financial, tetapi berdasarkan jaringan hubungan menerapkan public governance yang lebih baik.
personal dengan struktur kekuasaan. Kedua, korupsi Reformasi good governance yang sedang ber-
di Indonesia tergolong sangat akut. Korupsi di jalan ini perlu diarahkan pada upaya untuk mengubah
lembaga-lembaga pemerintahan dan di lembaga- pendekatan kepatuhan (compliance) kepada kesesuai-
lembaga peradilan membuat penegakan hukum yang an (conformance) dengan praktik-praktik terbaik kelas
terkait dengan perusahaan dan perbankan nyaris dunia sebagai wujud kesadaran akan arti penting
belum nampak. Belakangan mulai ada titik terang. pengelolaan perusahaan secara profesional, beretika,
Permasalahan selanjutnya adalah apakah dan bertanggung jawab. Dalam hal bahwa reformasi
imple-mentasi GCG tanpa adanya good governance good governance dan direksi sengatlah mendasar.
(GG)di sektor publik akan mendatangkan hasil Bahkan dapat dikatakan bahwa reformasi good
yang maksi-mal? Kenyataannya, implementasi GG governance belum dapat dikatakan berhasil bila dalam
masih tertinggal dan dapatkah pengalaman kenyataannya dewan komisaris belum menjalankan
implementasi GCG memberikan kontribusi fungsi pengawasan secara efektif, dan direksi belum
strategic bagi GG?. Bagaimana pun juga, kontribusi menyadari arti penting kepatuhan kepada standar
terkecil GCG telah nampak dalam membuat disclosure, akunting, auditing, dan penerapan sistem
perusahaan-perusahaan multinasional, yang secara pengendalian internal dan mana-jemen resiko secara
konsisten menerapkan GCG mendukung kearah efektif.
hubungan internal dan eksternal yang lancar. Prasyarat penting dalam implementasi GCG
Kedua, upaya untuk memberdayakan para adalah pemetaan keadaan saat ini. Bank Dunia
pemangku kepentingan masih tertinggal di belakang. melalui policy recommendation of ROSC telah
Ini terlihat nyata bila kita berpartisipasi dalam RUPS
melakukan pemetaan. Berikut ini adalah
perusahaan publik. Pemegang saham publik sering-
beberapa rekomendasi utama Bank Dunia:
kali kurang diuntungkan oleh lemahnya kemampuan
1. Pemegang saham minoritas harus diberikan
untuk memproses informasi dan minimnya pema-
hak voting dalam proses nominasi anggota
haman mengenai instrumen hukum yang benar. Di
Korea Selatan, terdapat kelompok-kelompok penekan
dewan komisaris dan direksi, misalnya
yang bertindak sebagai sarana check and balance atau dengan memberi-kan hak-hak kepada
pengendalian sosial terhadap manajemen perusahaan pemegang saham minoritas tanpa harus
publik. melanggar ketentuan one share one vote.
2. Perusahaan-perusahaan publik disarankan untuk
Hingga saat ini telah ada inisiatif dari Asosiasi
memiliki komite nominasi dan remunasi. Reko-
Dana Pensiun (ADP), Dewan Asuransi Indonesia
(DAI), Indonesian Mutual Funds Association, mendasi ini diatur melalui pedoman pembentukan
Masyarakat Investor Sekuritas Seluruh Indonesia komite nominasi dan remunasi. Hal ini harus
dan organisasi-organisasi serupa lainnya dengan didukung oleh Bapepam dan BEJ dengan menge-
mem-bentuk organisasi advokasi dan perlindungan luarkan peraturan yang mewajibkan perusahaan
investor, yang dinamakan dengan Lembaga Advo- publik memiliki komite nominasi dan remunasi.
kasi, Proxy, dan Proteksi Investor (LAPPI). 3. Direkomendasikan untuk mengadopsi standar
Beberapa Negara di kawasan Asia memperlihat- internasional dalam pelaporan keuangan.
kan adanya tren untuk menekankan pentingnya Pernya-taan standar akuntansi keuangan yang
penguatan potensi pasar dan konvergensi dengan ada saat ini sudah hamper sejalan dengan
berbagai standar internasional, untuk itu, Indonesia international accounting standard (IAS).
dapat belajar dari Negara-negara lain. 4. Langkah-langkah untuk dan melindungi
Namun, melihat pada kondisi saat ini, imple- kepen-tingan pemegang saham minoritas.
mentasi GCG tidak akan menjadi maksimal tanpa 5. Memperkuat pengawasan pasar oleh Bapepam dan
adanya upaya yang sama dari sektor publik. Karena BEJ. Pengembangan pengawasan pasar dapat
bila kita mencermati kriteria rating lembaga-lembaga dilakukan melalui pengembangan sumber daya
internasional seperti CLSA, S&P, Worldbank, dan manusia dan teknologi informasi. Bapepam dan
ADB, terlihat bahwa faktor eksternal mendapatkan BEJ harus mengintegrasikan sistem-sistem penga-

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Kaihatu: Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia 9

wasan mereka, yang didukung dengan sumber nya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari
daya manusia yang profesional. Corporate Governance. Pemahaman tersebut
6. Mengkonfirmasi tanggung jawab hukum para mem-buka wawasan bahwa korporat kita belum
akuntan. Disarankan agar rancangan undang- dikelola secara benar, atau dengan kata lain,
undang akuntan publik memperkuat tanggung korporat kita belum menjalankan governansi.
jawab hukum para akuntan, khususnya yang
terkait dengan pihak ketiga dan untuk memung- DAFTAR PUSTAKA
kinkan tuntutan hukum terhadap para akuntan
sekiranya terdapat fraud maupun kelalaian nyata. Akuntabilitas dan Good Governance, Lembaga
7. Memperpendek jangka waktu penyerahan laporan Administrasi Negara dan Badan Pengawasan
tahunan. Dari semula 120 hari, dan sejak tahun Keuangan dan Pembangunan, Jakarta, 2000.
2003 telah dikurangi menjadi 90 hari.
Bakrie, Aburizal, Good Corporate Governance:
8. Mengklarifikasi hak-hak dan akuntabilitas
Sudut Pandang Pengusaha, YPMMI &
komi-saris independen. Dalam undang
perseroan ter-batas, peran komisaris independen
Sinergi Com-munication, Jakarta, 2002.
di setarakan dengan peran komisaris. Bank, World, Corporate Governance Country Assess-
9. Merumuskan lebih jauh pedoman mengenai ment : Republic of Indonesia, Jakarta, 2005.
independensi para komisaris independent. Hal ini
Chinn, Richard, Corporate Governance Handbook,
terkait dengan uraian tentang peran, kewajiban,
dan akuntabilitas komisaris independent. Gee Publishing Ltd. London, 2000.
10. Agar terdapat rumusan yang jelas mengenai Corporate Governance dan Etika Korporasi,
transaksi-transaksi yang memiliki benturan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan
kepen-tingan bagi para direksi. Situasi benturan BUMN/ Badan Pembina BUMN, 1999.
kepen-tingan harus diatur dalam pedoman
Daniri Mas Ahmad, Good Corporate Governance :
perilaku (code of conduct) perusahaan.
Konsep dan Penerapannya di Indonesia.
Ray Indonesia, Jakarta, 2005.
KESIMPULAN
Kaen, Fred. R, A Blueprint for Corporate Gover-
Good corporate governance (GCG) merupakan nance: Stregy, Accountability, and the
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan Preser-vation of Shareholder Value,
guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk AMACOM, USA. 2003.
semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua
hal yakni, pertama, pentingnya hak pemegang saham Moeljono, Djokosantoso, Good Corporate Culture
untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat sebagai inti dari Good Corporate Governance,
pada waktunya dan, kedua, kewajiban peru-sahaan Elex-Gramedia, Jakarta, 2005.
untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara Monks, Robert A.G, dan Minow, N, Corporate
akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua Governance 3
rd
Edition, Blackwell
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan Publishing, 2003.
stakeholder.
Terdapat empat komponen utama yang diperlu- Shaw, John. C, Corporate Governance and Risk:
kan dalam konsep Good Corporate Governance, yaitu A System Approach, John Wiley & Sons,
fairness, transparency, accountability, dan Inc, New Jersey, 2003.
responsibility. Keempat komponen tersebut penting The Essence of Good Corporate Governance,
karena penerapan prinsip Good Corporate Gover- Konsep dan Implementasi Perusahaan publik
nance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan dan korporasi Indonesia. Yayasan pendidikan
kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi Pasar modal Indonesia & Sinergy
penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang meng- Communication, Prehallindo, Jakarta, 2003.
akibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan
nilai fundamental perusahaan.
Dari berbagai hasil penelitian lembaga inde-
penden menunjukkan bahwa pelaksanan Corporate
Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini
terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa
perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sepenuh-

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

Anda mungkin juga menyukai