Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Manajemen

Kebencanaan
Acara VII

Penaksiran Risiko Bencana

Tim Asisten Manajemen Kebencanaan 2015


Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi
1
Universitas Gadjah Mada

TUJUAN
TUJUAN

1. Mahasiswa mampu memahami berbagai elemen


yang terkait dengan risiko bencana
2. Mahasiswa mampu menyajikan risiko bencana
suatu wilayah ke dalam peta dan tabel
3. Mahasiswa mampu membuat menejemen risiko
bencana

Konsep Risiko Bencana


Disaster Risk (Risiko Bencana)
Probabilitas atau ekspektasi dari kerugian/ kehilangan
(kematian, kerusakan properti)
Merupakan hasil interaksi antara bahaya dan
kerentanan

Disaster (Bencana)
Apabila ancaman bahaya benar-benar terjadi
Apabila kejadian bahaya tersebut menyebabkan dampak
kerugian dan kerusakan bagi manusia

Penaksiran Risiko Bencana


Menurut ADPC (2005), Penaksiran Risiko harus memperhatikan
dasar-dasar sebagai berikut:
Multi-hazard: pada suatu area yang sama dapat terancam
oleh beberapa tipe bahaya yang berbeda, contoh di Merapi
(bahaya awaan panas, lahar, guguran material piroklastik, dll)
Multi-sectoral: bahaya akan berdampak pada beberapa tipe
element at risk yang berbeda, sehingga macam sektor yang
terdampak juga dapat beragam; contohnya sektor ekonomi,
sosial, lingkungan, dll
Multi-level: bahaya dapat terjadi dalam beberapa tingkatan
(nasional, provinsi, dan lokal)
Multi-stakeholder: melibatkan berbagai macam stakeholder
(individu, masyarakat, organisasi, pemerintah, dll)
Multi-phase: penaksiran risiko harus mempertimbangkan
beberapa langkah aksi (fase), meliputi fase respon, recovery,
mitigasi, dan kesiapsiagaan.

Penyajian Risiko Bencana

Risk = Hazard * Vulnerability (* Amount of Element at Risk)

Metode Penaksiran Risiko Bencana Secara


Kualitatif
Dilakukan dengan cara:
Mendefinisikan kelas
probabilitas bahaya
Mendefinisikan kelas
kerusakan/kerugian
Mengkombinasikan keduanya
sebagai kelas risiko
Atau
Membuat matriks risiko dengan
mempergunakan kelas
kerentanan dan kelas bahaya/
kerawanan
Penaksiran risiko secara
kualitatif dilakukan manakala
informasi bahaya tidak
memungkinkan untuk
mengekspresikan probabilitas
bahaya/ jika magnitude bahaya
tidak mudah diestimasikan

Contoh Penaksiran Risiko Bencana Secara


Kualitatif

Langkah Kerja
1. Siapkan peta kerawanan dan Kerentanan yang
telah dibuat sebelumnya

Contoh Peta Kerentanan


Desa Argomulyo dan Sindumartani

[masih] Langkah Kerja


2. clip peta modeling awan panas dan modelling
merapi di daerah kajian. Lakukan lah overlay dengan
terlebih dahulu membuat skor pada kedua layer tsb.
Peta = Peta bahaya + peta modeling awan panas

a. Peta Informasi Bahaya Merapi

Contoh:

b. Peta Modeling Awan Panas Merapi

[masih] Langkah Kerja


4. Tentukan kelas-kelas bahaya secara kualitatif (rendah, sedang,
tinggi) lalu dibuat skornya.
5. Kombinasikan peta bahaya tersebut dengan peta kerawanan yang
telah dibuat sebelumnya (acara VI)

Contoh Perhitungan
Kelas
bahaya
merapi (A)

Skor A

Kelas
Modelling
awan panas
(B)

Skor B

Kelas
Kerawanan
(C)

Skor C

Skor Bahaya
((Skor A+Skor
B)xSkor C))

Tinggi

Sedang

Tinggi

15

Rendah

Tinggi

Sedang

[masih] Langkah Kerja


6. Setalah Peta Bahaya Selesai, maka buat skor dari kelasnya, begitu
juga pada peta kerentanan. Lakukanlah perhitungan R dengan rumus R
= HxV

7. Intersect Peta bahaya dengan peta kerawanan, lalu buat field Skor
Risk dengan perkalian skor bahaya dan kerentanan

HASIL
1. Buatlah matrik antara tingkat kerentanan dan tingkat
kerawanan sesuai dengan unit pemetaan yang dipakai.
(Dusun)

2. Buatlah peta risiko bencana (lengkap dengan informasi


dasar lainnya seperti sungai, jalan, nama tempat, dsb)
3. Buatlah Tabel Kelas Risiko, Luas Permukiman Terdampak
dan Penduduk Terdampak.

Dusun

Kelas
Risiko

Luas
Permukiman
(Ha)

Luas
Terdampak
(Ha)

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)

Penduduk
Terdampak
(Jiwa)

Selamat Berkreasi

Anda mungkin juga menyukai