PENDAPATAN PEDAGANG
(Studi Pada Relokasi Pasar Dinoyo Menjadi Pasar Merjosari Kota Malang).
Oleh :
Puspa Ratnaningrum (125030207111050)
Ainur Rochmah (125030207111088)
Wahyu Satrio A. (125030400111029)
Ahmad Fakhrudin (125030200111001)
Afif Mahardika S (125030207111002)
Anita Wijayanti (115030800111025)
Bildiosta S (115030200111123)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK PENELITI KECIL (KPK)
2. Tim Peneliti :
1) Puspa Ratnaningrum 125030207111050 / 2012
2) Ainur Rohmah 125030207111088 / 2012
3) Wahyu Satrio A. 125030400111029 / 2012
4) Ahmad Fakhrudin 125030200111001 / 2012
5) Afif Mahardika 125030207111002 / 2012
6) Anita Wijayanti 115030800111025 / 2011
7) Bildiosta S 115030200111123 / 2011
3. Dosen Pembimbing :
Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Imam Suyadi, M.Si
NIP : 19521116 197903 1 002
4. Lama Penelitian : 1 Bulan
Dosen Pembimbing
ii
RINGKASAN
DAMPAK LOKASI PASAR TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT
PENDAPATAN PEDAGANG
(Studi Pada Relokasi Pasar Dinoyo Menjadi Pasar Merjosari Kota Malang).
Disusun Oleh Puspa Ratnaningrum, Ainur Rochmah, Wahyu Satrio A., Ahmad
Fakhrudin, Afif Mahardika S, Anita Wijayanti, Bildiosta S
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran Kuesioner Penelitian ................................................................... 62
B. Tabel Validitas untuk Variabel Pasar Dinoyo ............................................. 64
C. Tabel Validitas untuk Variabel Pasar Merjosari ......................................... 65
D. Tabel Uji normalitas untuk Pasar Dinoyo ........................................................ 66
E. Tabel Uji normalitas untuk Pasar Merjosari ..................................................... 67
F. Curriculum Vitae ......................................................................................... 69
G. Dokumentasi ............................................................................................... 70
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang menjadi wujud dari
adaptasi manusia terhadap lingkungannya yang didasari atas dorongan faktor
perkembangan ekonomi. Adanya dorongan akan pemenuhan kebutuhan manusia
dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Semakin
meningkatnya kebutuhan manusia maka dibutuhkan juga perkembangan tempat
pemenuhan kebutuhan seperti pasar, sehingga antara kebutuhan manusia dengan
pemenuhan kebutuhan dapat seimbang. Jenis pasar yang berkembang
dilingkungan masyarakat dapat dibedakan menjadi pasar tradisional dan modern.
Pasar merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting karena
berperan besar dalam peraturan kegiatan ekonomi. Hal ini diperkuat dengan isi
dari PERMENDAG tahun 2008 yang menegaskan bahwa pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Peranan pasar sangatlah penting dalam
kegiatan perekonomian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam mencapai kepuasan dalam proses transaksi ekonomi pada pasar tradisional
berupa barang dan jasa. Pendapatan pedagang dalam perspektif bisnis bertujuan
untuk mendapat keuntungan yang maksimal dengan kerugian yang minimal.
Pedagang tidak hanya menerima keuntungan dan pihak lain yang
menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan sosial yang didapat dari pihak lain
sehingga menciptakan hubungan timbal-balik dan terjalinnya ikatan hubungan
personal secara emosional. Perilaku konsumen tidak hanya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan, tetapi terdapat nilai kepuasan sendiri, diantaranya tempat
dan dengan siapa penjual yang dihadapinya. Jenis dan lokasi pasar yang bagus
akan menjamin dan memperbesar tingkat pendapatan pedagang dalam
menghadapi perilaku konsumen yang salah satunnya adalah pasar tradisional yang
ada di kota malang, Pasar Dinoyo.
1
Pasar Dinoyo merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Malang yang
mempunyai keterkaitan erat dengan ekonomi masyarakat Malang, khususnya
masyarakat sekitar Dinoyo. Masyarakat yang tinggal di sekitar Dinoyo lebih
memanfaatkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehai-hari. Sehingga
bisa dikatakan pasar Dinoyo masih menjadi bagian penting bagi ekonomi
masyarakat Dinoyo.
Area pasar yang berada di tepi jalan raya yang menghubungkan kota
Malang dengan kota wisata Batu ini merupakan lokasi yang sangat strategis, dan
mudah diakses oleh masyarakat kota Malang maupun para wisatawan yang ingin
membeli oleh-oleh. Namun Keberadaan pasar Dinoyo yang dinilai kumuh dan
tidak tertata dengan rapi serta dinilai kurang layak sebagai area
pasar, keberadaanya juga dinilai mengganggu kenyamanan publik karena sering
terjadi kemacetan di sekitar pasar, menyebabkan pemerintah Kota Malang
mengambil kebijakan untuk merelokasi pasar Dinoyo ke Merjosar
(Bisnisjatim,2011). Pelaksanaan relokasi pasar bertujuan untuk pembangunan dan
terciptanya tata kota yang rapi serta indah, walaupun penyediaan tempat untuk
pedagang yang relokasi tersebut belum bersifat permanen.
Proses relokasi pasar sudah pasti menghasilkan pendapat pro dan kontra
dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, dimana terdapat pihak pemerintah
dengan pihak pedagang serta masyarakat yang berperan sebagai konsumen pasar.
Dampak dari terlaksananya relokasi pasar akan manimbulkan dampak positif dan
juga dampak negatif. Terjadinya konflik antara pedagang dengan aparat
yang merelokasi tempat berjualan para pedagang dikarenakan aksi penolakan dari
pedagang yang berasal dari pasar Dinoyo dan warga kelurahan Merjosari di
sekitar tempat relokasi ke pasar Merjosari. Selain itu sempitnya lokasi juga
menjadi alasan bagi para pedagang untuk menolak perpindahan sementara itu.
Warga merjosari sendiri juga menolak kehadiran pasar di daerahnya, salah satu
alasannya adalah karena nantinya dikhawatirkan akan terjadi kemacetan karena
jalan di daerah Merjosari yang sempit. (Kompas,2010)
Menurut Radcliffe (1974) mengemukakan tentang aksesibilitas adalah
kemudahan suatu tempat untuk dijangkau dan karakteristik spasial merupakan
karakteristik lokasi perdagangan atas lokasi yang bersifat generatif yaitu lokasi
2
kegiatan perdagangan yang menarik konsumen dari kawasan sekitar dan lokasi
perdagangan yang bersifat suscipient yaitu lokasi kegiatan perdagangan yang
mengambil keuntungan dari kegiatan lain disekitarnya”. Selain itu, suatu kegiatan
perdagangan cenderung berkembang pada suatu lokasi yang mengintersepsi arus
pembeli yang menuju pusat yang lain (Nelson dalam Nur, 1996).
Berbeda halnya dengan kebijakan pemerintah Kota Malang, relokasi pasar
dinoyo ke Merjosari hanyalah untuk sementara. Hal itu dilakukan karena area
pasar Dinoyo lama akan direvitalisasi. Revitalisasi tersebut bertujuan agar area
pasar yang baru kelak lebih bersih dan nyaman. Nantinya, revitalisasi area pasar
tersebut akan dibangun mall yang akan dibagi tempatnya dengan pasar tradisional
Dinoyo. Sesuai dengan lansiran dari Walikota Malang, dimana pasar Dinoyo
nantinya setelah Revitalisasi selain sebagai pasar tradisional, akan dibangun juga
pusat perbelanjaan dengan investasi Rp 190 miliar, antara mall dan pasar
tradisional akan saling terkoneksi dengan konsep pasar ritel terpadu. Hal itu bisa
terjadi karena mata dagangan yang dijual di pasar tradisional berbeda dengan yang
dijual di toko modern. (Bisnisjatim,2011)
Menurut Diana (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu
berkembangnya lokasi perdagangan meliputi Jumlah penduduk
pendukung, aksesibilitas, jarak kelengkapan fasilitas perdagangan. Sehingga
penyebab keengganan pedagang untuk pindah dari pasar Dinoyo ke Mejosari
diasumsikan bahwa jika berdagang di pasar Merjosari, pendapatan mereka akan
berubah dan cenderung menurun. Hal itu disebabkan oleh sepinya pembeli yang
diakibatkan karena akses menuju pasar Merjosari bukanlah jalan utama dan cukup
sulit dituju (Kompas 2010). Adanya perubahan kondisi ekonomi yang dapat di
ukur dengan tingkat pendapatan pedagang serta perubahan pada lokasi pedagang
dari sebelum dan sesudah pelaksanaan relokasi pasar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Dampak Lokasi Pasar Terhadap Perubahan Tingkat
Pendapatan Pedagang (studi pada relokasi Pasar Dinoyo menjadi Pasar
Merjosari Kota Malang)”.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh lokasi pasar terhadap perubahan tingkat pendapatan
pedagang di pasar dinoyo?
2. Bagaimana pengaruh lokasi pasar terhadap perubahan tingkat pendapatan
pedagang di pasar merjosari?
3. Bagaimana Dampak lokasi pasar terhadap perubahan tingkat pendapatan
pedagang?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan di pasar
dinoyo
2. Mengetahui pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan di pasar
merjosari
3. Mengetahui dampak lokasi pasar terhadap perubahan tingkat pendapatan
pedagang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya hasana ilmu
pengetahuan dan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan pemikiran
kepada akademisi serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi pedagang dan
umumnya masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kondisi
ekonomi serta pemilihan lokasi perdagangan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pasar
1. Pengertian Pasar
Pada teori ekonomi, pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak
wujud secara fisik, yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang
(Sadono Sukirno, 2003:25). Sedangkan menurut peraturan menteri perdagangan
Nomor 53 tahun 2008, yang dimaksud dengan pasar adalah area tempat jual
barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan , mall, plaza, pusat perdagangan
maupun sebutan lainnya.
Selain itu, pasar merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen
yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat
pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang
erat kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat,
adanya ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya berbagai macam jenis
komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi, transaksi dan
adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar (Nastiti, 2003: 13).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa pasar adalah suatu
wilayah tertentu yang menghubungkan antara produsen dan konsumen untuk
melakukan transaksi jual beli.
2. Ciri-ciri pasar
Pasar berfungsi sebagai pusat kota yang memiliki berbagai karakteristik.
Menurut Direktorat Jendral Perdagangan dalam Negri ciri-ciri pasar adlah:
1. Terletak di daerah atau kawasan pusat kota.
2. Pasar dekat dengan pelayanan kota.
3. Sebagai tempat untuk melaksanakan transaksi jual beli oleh para pedagang
yang menjual barang dari hasil daerahnya (baik dari wilayah kota maupun
dari wilayah luar kota/kabupaten ) dengan para pedagang yang berjualan di
pasar besar (barang yang di perjual belikan itu misalnya, ikan, sayur, buah,
5
dan lain-lain). Transaksi jual beli tersebut dilakukan pada waktu tertentu yang
dilakukan mulai dari sore dan malam hari.
4. Kegiatan yang dilakukan pada pagi harinya adalah sebagai tempat untuk
melakukan jual beli oleh para pedang pasar kepada para konsumen yang
membutuhkan, baik itu bersifat eceran maupun bersifat kulaan (bahasa jawa),
yaitu membeli dalam jumlah yang banyak untuk dijual lagi di daerahnya.
5. Tempat untuk menampung para pedagang kaki lima (PKL).
Tempat yang menampung sekelompok toko, los, kios, dan pasar serta
dilengkapi dengan sarana perparkiran.
3. Jenis pasar
Pasar dibagi menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern
(peraturan menteri perdagangan Nomor 53 tahun2008)
a. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, swasta,badan usaha milik negara dan badan usaha milk
daerah termasuk kerjasama dengan swasta dan tempat usaha berupa toko,
kios,los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan
dngan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar. Adapun
beberapa bentuk pasar tradisional yaitu:
Pasar Daerah adalah pasar yang dibuat, diselenggarakan dan dikelola
oleh pemerintah daerah pada lahan atau tanah milik Pemerintah Daerah
Pasar sementara adalah pasar yang menempati tempat tertentu yang
diperbolehkan atau atas persetujuan kepala daerah atau pejabat yang
ditunjuk, dengan bangunan yang tidak permanen.
Pasar tetap adalah pasar yang menempati tempat tertentu yang dikuasai
dan dioperasionalkan oleh pemerintah daerah serta beroperasi secara
kontinyu atau berkelanjutan setiap hari, dengan bangunan bersifat
permanen yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
pasar.
Toko/ Kios atau Bedak adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar
atau di tempat-tempat lain yang diijinkan yang dipisahkan antara satu
tempat dengan tempat lain mulai dari lantai , dinding, langit-langit atau
6
plafon dan atap yang sifatnya tetap atau permanen sebagai tempat
berjualan barang dan jasa.
Los adalah temapt berjualan di dalam lokasi pasar atau di tempat-
tempat lain yang diijinkan yang beralas permanen dalam bentuk
memanjang tanpa dilengkapi denagn dinding pembatas antar ruangan
atau tempat berjualan dan sebagai tempat berjualan barang atau jasa.
Pelataran adalah tempat atau lahan kosong disekitar tempat berjualan di
pasar atau di tempat-tempat lain yang diijinkan yang dapat
dimanfaatkan atau dipergunakan sebagai tempat berjualan.
b. Pasar modern adalah pasar dengan sistem playanan mandiri, menjual berbagai
jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,
departmen store,Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan.
Contoh pasar modern yaitu MATOS, MOG, Sarina Plaza, Plaza Araya
4. Kedudukan dan fungsi pasar
Selain fungsi utamanya sebagai tempat perbelanjaan, dalam latief
(Nuswantoro: 1993: 40) disebutkan bahwa pasar memiliki fungsi dan peranan
sebagai berikut:
a. Sebagai tempat peragaan untuk memasarakan sesuatu jenis barang kepada
konsumen akhir untuk dapat mengukur kemampuan produksi dari sektor
produsen
b. Sebagai market test terhadap barang-barang yang dipasarkan untuk
mengetahui segi harga, kualitas, serta opini konsumen
c. Titik fokus kehidupan sosial
d. Sebagai tempat berkumpul atau interaksi sosial dan berekreasi.
Adapun peranan pasar dari sudut perkotaan, antara lain:
a. Terhadap fungsi kota
Menghidupkan suasana dengan aktivitas yang dimiliki
Mempengaruhi stabilitas ekonomi
Sebagai salah satu mata rantai sistem distribusi barang/jasa yang
merupakan kebutuhan masyarakat
b. Terhadap perekonomian kota
Mempengaruhi stabilitas ekonomi
7
Sebagai salah satu simbol mata rantai sistem distribusi barang dari
produsen ke konsumen
c. Sebagai fasilitas umum
Menyediakan kebutuhan hidup masyarakat
Tempat terjadinya pertukaran barang dan jasa
Sarana hiburan dan interaksi sosial
5. Pola Pengelolaan Lokasional Pasar
Dari hasil survei IDRC oleh McGee dan yeung (Johan, 2012:24),
penentuan lokasi pasar diharapkan menempati lokasi yang sesuai dengan rencana
penataan pada masing-masing ota yang mana disesuaikan dengan kondisi
eksisting dan karakteristik pedagangnya. Kebijakan yang telah diambil oleh
pemerintah daerah/ kota setempat dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenis,
yaitu:
a. Pemugaran
Yaitu pemugaran suatu lokasi baik untuk dijadikan suatu bentuk
fungsional baru yang berbeda dari yang semula maupun berupa perbaikan
dari kondisi yang ada. Kelompok pedagang pasar yang semula menempati
tempat itu dan keluar dari tempat tersebut, sementara tempat usaha mereka
sedang diperbaiki atau dibangun kembali dan apabila telah selesai maka
mereka dapat kembali berusaha atau berjalan di tempat tersebut. Pemugaran
dapat diterima sepanjang tidak mengganggu hubungan dengan konsumen dari
pedagang.
b. Stabilitasasi/pengaturan
Stabilisasi dimaksudkan sebagai upaya dalam menata keberadaan
pedagang pada suatu lokasi. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah
pengaturan kembali pedagang agar harmonis dan tidak mengganggu fungsi
kota di lingkungan sekitar, tempat mereka melakukan usahanya. Dasar
pertimbangan operasionalnya adalah adanya akses bagi aliran konsumen.
c. Relokasi/Pemindahan
Dimaksudkan untuk pemindahan pedagang ke lokasi yang telah
ditentukan sebelumnya. Pemindahan ke lokasi tetap ini dapat berupa pasar
resmi atau sebuah lokasi khusus yang ditetapkan sebagai lokasi sektor
8
informal. Adapun upaya memindahkannya, secara permanen ke dalam pasar
yang telah dilakukan pada beberapa kota, terdapat kendala yaitu pertama
rancangan bangunan yang tidak sesuai. Dimana rancangan fisik pasar sangat
penting bagi kebutuhan yang bermacam-macam dan tipe yang berbeda-beda.
Kedua adalah faktor finansial yaitu terkait dengan tarif sewa ruang di
dalam pasar yang tinggi sehingga salah satu alternatif pemecahannya adalah
dengan membuat ruang-ruang kecil untuk menekan harga sewa namun hal
tersebut juga masih terdapat kendala yaitu jenis komoditas dagangannya.
Sehingga apabila dilakukan upaya memindahkan sektor informal ke pasar
legal, maka pertimbangannya adalah rancangan bangunan pasar yang sesuai
dan akomodatif, tingkat harga sewa yang memadai, rencana yang terperinci
dan jarak lokasi berjualan dari tempat lokasi berjualan semula.
B. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati (Azizah, 2010:29). Lokasi usaha menjadi pemacu biaya
yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk
membuat strategi bisnis sebuah usaha. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan lokasi suatu usaha:
1. Kedekatan dengan konsumen 6. Adanya lahan parkir yang
2. Kedekatan dengan memadai
sekolah/universitas 7. Infrastruktur yang lengkap
3. Kedekatan dengan 8. Kedekatan dengan jalan
perumahan/pemukiman 9. Tingkat keamanan
4. Kedekatan dengan pesaing 10. Harga sewa tempat usaha
5. Kemampuan peralatan atau 11. Besarnya pajak
perlengkapan usaha
Selain itu, menurut Diana (dalam Indah, 2013:16) faktor-faktor penentu
berkembangnya lokasi perdagangan meliputi:
1. Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang
batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya
9
kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah
pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena
faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu
fasilitas perdagangan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi
melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas
perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas sebagai
syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegaiatan perdagangan.
3. Jarak
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan,
namun menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan
pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu
lokasi terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off
antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat.
4. Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan
lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama
yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada
tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat
diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja
barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi
untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen
cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas
yang memadai.
C. Pendapatan
Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan kepada
subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa
pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan
pendapatan dari kekayaan (Agung, 2011:36). Evers (dalam Agung, 2011:37)
merinci pendapatan terdiri atas :
10
1. Pendapatan berupa uang dari :
a. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, atau
penjualan dari kerajinan rumah.
b. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
c. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang, yaitu pendapatan berupa :
a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras,
pengobatan, transportasi, pemukiman, dan rekreasi.
b. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain pemakaian
barang yang diproduksi di rumah atau disewa yang seharusnya
dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
c. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan
penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman
uang, kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan, atau menang judi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan menurut Bintari
dan Suprihatin (dalam Agung, 2011:37) adalah sebagai berikut:
1. Kesempatan kerja yang tersedia
Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak
penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.
2. Kecakapan dan keahlian
Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula
terhadap penghasilan.
3. Motivasi
Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang
diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan,
semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.
4. Keuletan bekerja
Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian
untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan
maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah
kesuksesan dan keberhasilan.
11
5. Banyak sedikitnya modal yang digunakan.
Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan
dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang akan
diperoleh.
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Judul Tujuan Variabel Metode Hasil
analisis
1 Dampak Mengetahui Karakteristik Metode Ada bebrapa
Relokasi Dampak fisik pasar deskriptif item yang harus
pasar babat Relokasi agrobis Metode diperbaiki,
terhadap pasar babat Karakteristik statistika Semua variabel
kondisi terhadap sosial deskriptif pedagang pada
fisik pasar kondisi fisik ekonomi Analisis kondisi sesudah
dan sosial pasar dan pedagang IPA relokasi
ekonomi sosial Karakteristik Analisis berdampak
pedagang ekonomi sosial wilcoxon negatif kecuali
dan pedagang ekonomi daya tempat
pembeli dan pembeli pembeli usaha
(Johan , berdampak
2012) positif daripada
sebelum relokasi
pasar.sedangkan
semua variabel
pembeli pada
kondisi sesudah
relokasi
berdampak
negatif.
2 Analisis Untuk Tingkat Analisis Adanya
12
tingkat mengetahui pendapatan tabulasi perbedaan
pendapatan tingkat bersih silang penggunaan
bersih para pendapatan pedagang modal,
pedagang bersih yang Tingkat tingkat
ditinjau dihasilkan pemodalan pendidikan,
dari para Tingkat lama usaha,
karakteristi pedagang pendidikan latar
k pedagang yang Jenis kelamin belakang
(studi pada menetap di Lama usaha orang tua,
pedagang pasar Jenis barang dalam
yang klithikan dagangan berdagang
menetap di notaharjo Pemanfaatan menimbulka
pasar ditinjau dari jam kerja n perbedaan
klithikan karakteristik keuntungan.
Latar belakang
notoharjo pedagang oarng tua Tidak ada
Surakarta) yang terdiri perbedaan
(SL. dari jenis
Triyaningsi pemodalan, kelamin, jam
h dan Edy pendidikan, kerja, jenis
Wibowo, jenis barang
2012) kelamin, dagangan
lama usaha, yang
jenis barang menimbulka
dagangan, n perbedaan
pemanfaatan keuntungan
jam kerja, pedagang.
dan latar
belakang
orang tua.
3 Analisis Mengetahui Pendapatan Uji Adanya
pendapatan adanya pedagang validitas perbedaan
pedagang perbedaan Uji antara sebelum
13
sebelum pendapatan reliabilitas dan sesudah
dan pedagang di Uji program
sesudah pasar Sudha normalitas revitalisasi di
program Merta desa Statistik pasar Sudha
revitalisasi Sidakarya nonparame Merta desa
pasar Denpasar trik Sidakarya
tradisional sebelum dan Denpasar.
di kota sesudah
denpasar program
(studi revitalisasi
kasus pasar pasar.
sudha
merta desa
sidakarya)
(Anak,
TT).
E. Model konseptual
Dalam suatu penelitian, model konseptual dapat digambarkan suatu
fenomena dengan jelas dan mudah dimengerti mengenai sesuatu yang akan
diteliti. Konsep dibuat untuk penggolongan dan pengelompokan obyek-obyek
atau peristiwa-peristiwa yang memiliki ciri-ciri yang sama.
F. Model Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotetsis harus dibuktikan kebenarannya karena masih merupakan suatu dugaan.
Pada penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
14
Lokasi Perdagangan (X)
Aksesibilitas (X2)
Pendapatan (Y)
Jarak (X3)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan pendekatannya penelitian ini termasuk jenis penelitian
kuantitatif. Sugiono (2008 : 13) menjelaskan metode kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, penumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode eksplanatori.
Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (Ed, 2008: 5) menyebutkan bahwa
penelitian eksplanatori digunakan apabila peneliti menjelaskann hubungan kausal
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, maka penelitiann tersebut
tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian eksplanatori
(penjelasan). Adapun tujuan dalam eksplanatori sebagaimana dinyatakan oleh
Singarimbun untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian antara hipotesis,
sehingga dalam penelitian ini metode eksplanatori digunakan untuk mengetahui
hubungan kausal antara variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan terikat
(variabel yang dipengaruhi).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, tepatnya di pasar relokasi
sementara dari pasar Dinoyo yang terletak di lingkungan Kelurahan Merjosari,
Kecamatan Lowokwaru. Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian tersebut
dikarenakan adanya perubahan pendapatan dan lokasi berdagang yang terjadi
sebelum dan sesudah relokasi pasar. Berdasarkan pertimbangan tersebut
pemilihan Pasar Relokasi Sementara sangat tepat sebagai lokasi penelitian.
16
Dampak Lokasi Pasar Tradisional Terhadap Perubahan Tingkat
Pendapatan Pedagang
1. Konsep Lokasi Perdagangan (X) sebagai variabel bebas yang terdiri
dari :
a. Penduduk Pendukung (X1)
b. Aksesibilitas (X2)
c. Jarak (X3)
d. Kelengkapan Fasilitas (X4)
2. Variabel Terikat (Y) = Pendapatan
Tabel 2. Konsep, Variabel, Indikator dan Item
Konsep Variabel Indikator Item
Jumlah
Penduduk Jumlah Penduduk
penduduk/pedagang pada
Pendukung (X1) Pendukung
pasar
Kemudahan pencapaian Akses untuk mencapai
lokasi lokasi
Ketersediaan Fasilitas
Lokasi Fasilitas pencapaian pendukung pencapaian
Aksesibilitas (X2)
Perdagangan lokasi Penduduk Pendukung
(X) (X1)lokasi (kendaraan)
Lalu lintas sekitar Kelancaran lalu lintas di
lokasi pasar sekitar lokasi pasar
Jarak pencapaian lokasi
Jarak (X3) Jarak lokasi
perdagangan
Kelengkapan Kelengkapan fasilitas Ketersediaan fasilitas yang
Fasilitas (X4) Perdagangan diberikan kepada pedagang
Jumlan Ketersediaannya
Kesempatan Kerja
Tingkat kesempatan kerja
17
pasar
Pengalaman dalam
berdagang
Penggunaan Modal
Modal
pedagang
Pada penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Menurut
Sugiyono (2011:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penlitian.
Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa
kata-kata antara lain:
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak Setuju = 2
e. Sangat Tidak Setuju = 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
18
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifar yang
dimiliki oleh subyek atau obyek ini (Sugiyono, 2008 :80). Berdasarkan pemaparan
diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang
berjualan di Pasar Dinoyo yang direlokasi sementara ke Merjosari dengan jumlah
populasi tidak diketahui.
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif.
Dalam penelitian ini teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah
nonprobability sampling dengan metode sampling purposive. Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama pada setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2011:84). Sedangkan purposive sampling atau
judgemental sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu oleh peneliti. Dalam metode ini peneliti menentukan atau menetapkan
kriteria atau pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan untuk menetukan sampel adalah
pedagang pasar Dinoyo yang di relokasi ke pasar Merjosari.
Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak dapat diketahui oleh peneliti,
oleh karena itu penentuan jumlah sampel dapat dicari dengan menggunakan
rumus Malhotra yaitu minimal 4 atau 5 dikalikan jumlah indikator atau jumlah
pertanyaan yang ada ( Widayat dalam Skripsi Hendro Eko Efendy, 2012:49). Dari
rumus Malhotra tersebut dapat dilakukan perhitungan yaitu:
N = 5 x Jumlah Indikator
= 5 x 12
= 60
19
Jadi jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 60.
F. Teknik Analisis.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2006 : 168)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingka
keandalan atau kesalihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti
20
memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari
harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secrara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
setiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut:
21
Menurut Usman dan Akbar (2008 :293) menjelaskan bahwa uji reliabilitas
dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keandalan atau keajegan) alat
pengumpul data (instrument) yang digunakan. Suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar > 0.8. cara mencari reliabilitas
untuk keseluruhan item salah satunya bisa dilakukan dengan menggunakan
koefisien Alpha Cronbach yang dirumuskan sebagai berikut:
: Varians Total
3. Asumsi Klasik
Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi
berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari : uji
normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
22
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan
independen keduanya memepunyai distribusi normal ata u tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Sminorv
yang dipadukan dengan kurva P-P plot. Data dapat dikatakan normal pada
diagram P-P plot, apabila titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
b) Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas digunakan untuk menguji apakah terdapat variabel
bebas yang saling berkorlasi kuat satu sama lain (Triton, 2006:154). Jika terdapat
koelasi, maka akan terjadi problem multikolineritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk mendeteksi
adanya multikolineritas dapat dilihat dari value inflasion factor (VIF). Apabila
nilai VIF lebih kecil dari 10 maka terjadi tidak multikolineritas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteteroskedastisitas.
Heteteroskedastisitas ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik
menyebartit scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisidas.
23
X1 = Penduduk Pendukung
X2 = Aksesibilitas
X3 = jarak
X4 = kelengkapan fasilitas
Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan dari variabel
independen X1, X2, X3, dan X4 secara bersama-sama terhadap variabel dependen
Y dapat melihat dari kolom model Model Summaryb kolom R Square atau biasa
disebut R2 dari hasil pengolahan regresi. Sesuai dengan keinginan peneliti yang
ingin mengetahui variabel persial dan pengaruhnya secara simultan, maka uji
hipotesis dilakukan dengan 2 metode. Uji hipotesis secara parsial dilakuan dengan
melakukan uji t, sedangan uji simultan dilakukan dangan uji F.
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini dapat dikatakan sebagai kata lain dari korelasi simultan yaitu
hubungan seberapa berpengaruh antara X keseluruhan terhadap Y. Dalam uji F ini
ketentuannya adalah < 0,05. Jadi apabila hasilnya semakin mendekati 0,05 artinya
variabel X semakin signifikan terhadap Y. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan F-hitung dan F-tabel. Bila F-hitung > F-tabel, maka H ditolak
yang berarti variabel X keseluruhan yang diuji bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap vaiabel Y. Namun, jika F-thitung < F-tabel, maka H diterima
yang artinya variabel X keseluruhan yang diuji bersama-sama secara serentak
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y.
b. Uji Persial (Uji t)
Uji-t digunakan untuk menguji hubungan secara parsial untuk megukur
tingkat signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terkait. Uji ini juga
berguna untuk mengetahui variabel independen manakah yang paling berpengaruh
diantara variabel lainnya. Pengambilan keputusan diambil berdasarkan
perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel berarti
diterima dan ditolak. Sedangkan jika t-hitung < t-tabel berarti diterima atau
ditolak. Pengambilan keputusan juga bisa dilakukan dengan melihat nilai
signifikansinya. Apabila nilai signifikansi t > α (0,05), maka diterima atau
ditolak. Dan apabila nilai signifikansi t < α (0,05), maka diterima dan
ditolak.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25
1. Distribusi Jenis Kelamin
Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 32 53,3
Perempuan 28 46,7
Jumlah 60 100
2. Distribusi Umur
Tabel 4. Umur Responden
Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
17 s/d 24 5 8.3
25 s/d 32 10 16.7
33 s/d 40 14 23.3
41 s/d 48 13 21.7
49 s/d 56 12 20.0
57 s/d 64 5 8.3
65 s/d 72 1 1.7
Jumlah 60 100
26
3. Distribusi Pendapatan
Tabel 5. Pendapatan Responden
Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)
Rp 0,- s/d Rp 500.000,- 7 11,7
Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,- 15 25
Rp 1.000.000,- s/d Rp 1.500.000,- 11 18,3
Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.000.000,- 4 6,7
> Rp 2.000.000,- 23 38,3
Jumlah 60 100
27
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa responden yang berjualan
sepatu/sandal sebanyak 6 orang (10%). Sebanyak 16 orang (26,7%) responden
berjualan pakaian. Responden yang berjualan jenis dagangan buah sebanyak 4
orang (6,7%). Responden yang berjalan jenis dagangan kue sebanyak 3 orang
(5%). Untuk responden yang berjualan jenis dagangan kosmetik sebanyak 2 orang
(3,3%). Sebanyak 3 orang (5%) responden berjualan makanan di warung.
Responden yang berjalan dengan jenis dagangan sayuran sebanyak 6 orang (10%).
Untuk pedagang yang berjualan barang dagangan jenis pecah belah sebanyak 2
orang (3,3%). Sedangakan responden yang berjualan emas sebanyak 5 orang
(8,3%). Dan sebanyak 13 orang responden (21,7%) berjualan barang dengan jenis
dagangan lain-lain.
C. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
jawaban responden atas variabel-variabel penelitian. Pada bagian ini akan
dipaparkan distribusi item-item dari variabel Penduduk Pendukung (X1),
Aksesibilitas (X2), Jarak (X3), Kelengkapan Fasilistas (X4), dan variabel
Pendapatan (Y) yang merupakan hasil jawaban responden melalui kuesioner baik
dalam jumlah(frekuensi) maupun dalam prosentase. Berikut ini adalah distribusi
frekuensi untuk Pasar Dinoyo. Jawaban responden mengenai variabel penduduk
pendukung dapat di lihat pada tabel berikut
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Penduduk Pendukung Pasar
Dinoyo (X1)
Jawaban Responden
Jumlah
No Dimensi Variabel 5 4 3 2 1
F % F % F % F % F % F %
1 Jumlah Penduduk Pendukung 28 47 23 38 4 6.7 5 8.3 0 0 60 100
Jumlah 28 47 23 38 4 6.7 5 8.3 0 0 60 100
Sumber : Olahan penulis
28
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan atau sebanyak 46,7%
tanggap responden menyatakan jumlah penduduk pendukung sangat tinggi, 38,3%
jawaban responden menyatakan penduduk pendukung tinggi, 6,7% jawaban
responden menyatakan penduduk pendukung sedang, 8,3% jawaban responden
menyatakan penduduk pendukung rendah, 0% jawaban responden menyatakan
sangat rendah.
29
No Dimensi Variabel Jawaban Responden Jumlah
5 4 3 2 1
F % F % F % F % F % F %
1 Jarak lokasi 26 43,3 29 48,3 4 6,7 1 1,7 0 0 60 100
Jumlah 26 43,3 29 48,3 4 6,7 1 1,7 0 0 60 100
Sunber : Olahan penulis
30
Jawaban responden atas variabel tingkat pendapatan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
31
Keterangan : Tanggapan 1: Sangat Tidak Setuju (Sangat Rendah), 2: Tidak
Setuju (Rendah), 3 : Ragu-ragu (Sedang), 4 : Setuju (Tinggi), 5 : Sangat
Setuju (Sangat Tinggi)
Jawaban responden atas variabel jarak dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
32
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Jarak Pasar Merjosari
33
menyatakan kelengkapan fasilitas sedang, 13,3% jawaban responden menyatakan
rendah.
34
hitung < rtabel dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 (5%) maka
dinyataan tidak valid.
Tabel 17. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi Perdagangan Pasar Dinoyo
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel
sehingga koesioner dapat dikatakan valid karena lebih dari 0,254. Dari kuesioner
pertama dapat dinyatakan bahwa jumlah responden yang menyatakan tentang
lokasi perdagangan tertinggi sebesar 0,676. Namun, untuk kuesioner kedua dapat
dinyatakan bahwa jumlah responden yang menyatakan tentang pendapatan
tertinggi sebesar 0,583.
Tabel 18. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi Perdagangan Pasar Merjosari
35
X2.3 .635 000 Valid
X3.1 .709 000 Valid
X4.1 .703 000 Valid
Pendapatan Y1.1 .808 000 Valid
Y1.2 .720 000 Valid
Y1.3 .713 000 Valid
Y1.3.1 .781 000 Valid
Y1.4 .660 000 Valid
Y1.4.1 .533 000 Valid
Valid
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel
sehingga koesioner dapat dikatakan valid karena lebih dari 0,259. Dari koesioner
pertama dapat dinyatakan bahwa jumlah jumlah responden yang menyatakan
tentang lokasi perdagangan tertinggi sebesar 0,791. Namun, untuk koesioner
kedua dapat dinyatakan bahwa jumlah responden yang menyatakan tentang
pendapatan tertinggi sebesar 0,808.
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat di andalkan. Untuk menguji reabilitas tiap item pernyataan
dari variabel, digunakan alpha cronbach’s. Instrumen dapat dikatakan andal
(reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih,
untuk uji reabilitas sebagai berikut,
Berdasarkan data tabel diatas dapat ketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha
0,642 dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 12. Suatu dapat kuesioner
dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha reliabel > 0,60. Dengan demikian,
36
dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut dikatakan reliable karena 0,642 >
0,60.
Berdasarkan data tabel diatas dapat ketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha
0,910 dengan jumlah item sebanyak 12. Suatu kuisioner dapat dikatakan reliable
jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut dikatakan reliable karena 0,910 > 0,60.
Model regresi yang baik merupakan model regresi yang memiliki sebaran
jawaban variabel bebas dan variabel terikat yang normal atau bila digambarkan
dalam diagram P-P Plot membentuk garis lurus diagonal. Semakin pola sebaran
menyerupai garis maka semakin bagus model regresi untuk dilakukan pengujian,
dan mengurangi resiko tidak adanya signifikansi pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Untuk menguji asumsi ini, dapat digunakan metode
Kalmogorov-Sminorv.
37
Gambar 3. Grafik P-P Plot Pasar Dinoyo
38
2. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardize Standardize t Sig. Collinearity
d Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Beta Toleranc VIF
Error e
15.73 3.277 4.80 .00
(Constant)
1 1 0
Jumlah .889 .516 .262 1.72 .09 .648 1.54
penduduk/pedagan 1 1 3
g pada pasar
.375 .269 .205 1.39 .16 .695 1.43
Aksesibilitas
5 8 9
Jarak pencapaian .175 .676 .039 .260 .79 .675 1.48
lokasi 6 1
perdagangan
39
Ketersediaan -.165 .320 -.065 -.516 .60 .935 1.07
fasilitas yang 8 0
diberikan kepada
pedagang
a. Dependent Variable: pendapatan
Coefficientsa
Model Unstandardize Standardize t Sig. Collinearity
d Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Beta Toleranc VIF
Error e
7.715 1.368 5.63 .00
(Constant)
8 0
Jumlah 1.425 .466 .350 3.06 .00 .532 1.87
penduduk/pedagan 0 3 9
g pada pasar
.615 .227 .355 2.70 .00 .403 2.48
Aksesibilitas
4 9 1
Jarak pencapaian -.046 .440 -.012 -.103 .91 .525 1.90
lokasi 8 4
perdagangan
Ketersediaan .915 .412 .228 2.21 .03 .657 1.52
fasilitas yang 9 1 3
diberikan kepada
pedagang
a. Dependent Variable: pendapatan
Dari hasil perhitungan diatas untuk Pasar Dinoyo didapatkan nilai VIF
variabel penduduk pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel jarak
40
(X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4) secara berturut-turut adalah 1,543;
1,439; 1,481; 1,070, nilai tersebut menujukkan bahwa nilai VIF lebih kecil dari
10, yang artinya tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan didapatkan nilai
Toleransi variabel penduduk pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel
jarak (X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4) secara berturut-turut adalah 0,648;
0,695; 0,675; 0,935, nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai Toleransi lebih dari
0,10 yang artinya tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji tersebut dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi yang akan
diuji terdapat ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah dimana
terdapat kesamaan varian pada model regresi yang ditandai dengan pola
menyebebar pada grafik Scatterplot. Semakin pola menyebar maka semakin sama
varian dan semakin bagus model regresi untuk diuji. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik yang menyebar diatas atau dibawah angka nol pada sumbu Y
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat
dilihat pada grafik Scatterplot berikut:
41
Gambar 5 Grafik Scatterplot Pasar Dinoyo
Sumber : Olahan penulis
42
Berdasarkan grafik Scatterplot diatas, baik pada grafik scatterplot Pasar
Dinoyo maupun pada grafik scatterplot Pasar Merjosari terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi juga disebut
Independent Errors. Regresi Berganda mengasumsikan residu observasi
seharusnya tidak berkorelasi (atau bebas). Asumsi ini bisa diuji dengan teknik
statistik Durbin-Watson, yang menyelidiki korelasi berlanjut antar error
(kesalahan). Durbin-Watson menguji apakah residual yang berdekatan saling
berkorelasi. Statistik pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2
mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasikan korelasi
negatif antar residu, di mana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif.
43
a. Predictors: (Constant), x2, Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada
pedagang, Jarak pencapaian lokasi perdagangan, Jumlah penduduk/pedagang
pada pasar
b. Dependent Variable: y
Berdasarkan tabel autokorelasi Pasar Dinoyo diatas diperoleh nilai
DW=1,804. Sementara nilai dL= 1,444 dan dU= 1,727. Sehingga DW berada
diantara dU dan 4-dU, yaitu 1,727<1,804<2,273. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi. DW lebih besar daripada 2-dL, yaitu 1,804>0,556 yang
berarti terjadi autokorelasi negatif.
44
Adapun hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 25. Hasil analisis regresi linier berganda pasar dinoyo
Coefficientsa
Model Unstandardize Standardize T Sig. Collinearity
d Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Beta Toleranc VIF
Error e
15.73 3.277 4.80 .00
(Constant)
1 1 0
Jumlah .889 .516 .262 1.72 .09 .648 1.54
penduduk/pedagan 1 1 3
g pada pasar
Jarak pencapaian .175 .676 .039 .260 .79 .675 1.48
lokasi 6 1
1
perdagangan
Ketersediaan -.165 .320 -.065 -.516 .60 .935 1.07
fasilitas yang 8 0
diberikan kepada
pedagang
.375 .269 .205 1.39 .16 .695 1.43
Aksesibilitas
5 8 9
R = 0. 420
Adjusted R Square = 0. 116
R Square(R2) = 0.176
Sign. F = 0.028
α = 0.05
F = 2.938
45
Y = 15.731+ 0, 889 (X1) + 0. 375 (X2) + 0.175 (X3) - 0.165 (X4)
46
Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pasar Merjosari
Coefficientsa
Model Unstandardize Standardize t Sig. Collinearity
d Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Beta Toleranc VIF
Error e
7.715 1.368 5.63 .00
(Constant)
8 0
Jumlah 1.425 .466 .350 3.06 .00 .532 1.87
penduduk/pedagan 0 3 9
g pada pasar
.615 .227 .355 2.70 .00 .403 2.48
Aksesibilitas
4 9 1
1
Jarak pencapaian -.046 .440 -.012 -.103 .91 .525 1.90
lokasi 8 4
perdagangan
Ketersediaan .915 .412 .228 2.21 .03 .657 1.52
fasilitas yang 9 1 3
diberikan kepada
pedagang
R = 0.786
Adjusted R Square = 0.590
R Square(R2) = 0.618
Sign. F = 0.000
α = 0.05
F = 22.256
Tabel 25 diatas menunjukkan bentuk persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = 7.715 + 1.425 (X1) + 0.615 (X2) - 0.046 (X3) + 0.915 (X4)
47
1. Konstanta diketahui sebesar 7.715 berarti bahwa seorang pedagang tetap
dapat meningkatkan pendapatannya sebesar nilai konstanta meskipun
seluruh variabel independen bernilai nol.
2. Koefisien variabel penduduk pendukung (X1), variabel aksesibilitas
(X2) dan variabel kelengkapan fasilitas (X4) sama-sama memiliki nilai
positif. Hal ini berarti, tingkat pendapatan akan semakin meningkat
apabila terjadi peningkatan penduduk/ pedagang pasar dan aksesbilitas.
Sedangkan variabel Jarak (X3) memiliki nilai minus yang hal ini akan
menghambat perkembangan pedagang pasar dalam mengembangkan
usahanya.
3. Koefisien regresi untuk variabel penduduk pendukung (X1) didapatkan
nilai sebasar 1.425. Hal ini, mengasumsikan variabel kualitas pedagang
akan naik sebesar 1.425 apabila terjadi kenaikan sebesar satu-satuan
pada variabel jumlah penduduk/ pedagang pasar.
4. Koefisien regresi untuk variabel aksesibilitas (X2) didapatkan nilai
sebesar 0.615. Hal ini, mengasumsikan bahwa variabel kualitas
pedagang akan naik sebesar 0.615 apabila aksesibilitas mengalami
kenaikan satu-satuan.
5. Koefisien regresi untuk variabel koefisien jarak (X3) didapatkan nilai
sebasar -0.046. hal ini, mengasumsikan bahwa variabel kualitas
pedagang akan turun sebesar -0.046 apabila jarak pencapaian lokasi
mengalami penurunan satu-satuan.
6. Koefisien regresi untuk variabel Kelengkapan fasilitas (X4) didapatkan
nilai sebasar 0.915. hal ini, mengasumsikan bahwa variabel kualitas
pedagang akan naik sebesar 0.915 apabila Ketersediaan fasilitas
mengalami kenaikan satu-satuan.
Hasil analisis tersebut kemudian dapat digunakan untuk melakukan uji
hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F dan uji hipotesis secara
parsial dengan menggunakan uji t.
1. Uji Simultan (UJI F)
Uji F dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh sumbangan dari seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
48
program SPSS 21.0, diperoleh Hasil dari perhitungan uji simultan untuk pasar
dinoyo menunjukkan bahwa signifikansi hasil penelitian sebesar 0.028 sedangkan
alpha (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi
0.028<0.05 yang berarti bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel
Penduduk Pendukung (X1), Aksesibilitas (X2), Jarak (X3), dan kelengkapan
fasilitas (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Pendapatan (Y).
Untuk pasar merjosari hasil dari perhitungan uji simultan menunjukkan bahwa
signifikansi hasil penelitian sebesar 0,000 sedangkan alpha (α) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi 0,000<0.05 yang berarti
bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel Penduduk Pendukung (X1),
Aksesibilitas (X2), Jarak (X3), dan kelengkapan fasilitas (X4) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Pendapatan (Y)
Tabel 27. Uji Simultan Pasar Dinoyo
ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 98.989 4 24.747 2.938 .028b
1 Residual 463.195 55 8.422
Total 562.183 59
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada
pedagang, Jarak pencapaian lokasi perdagangan, Aksesibiltas, Jumlah
penduduk/pedagang pada pasar
49
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada
pedagang, Jarak pencapaian lokasi perdagangan, Jumlah penduduk/pedagang
pada pasar, x2
50
15.73 3.277 4.80 .00
(Constant)
1 1 0
Jumlah .889 .516 .262 1.72 .09 .648 1.54
penduduk/pedagan 1 1 3
g pada pasar
.375 .269 .205 1.39 .16 .695 1.43
Aksesibilitas
5 8 9
Jarak pencapaian .175 .676 .039 .260 .79 .675 1.48
lokasi 6 1
perdagangan
Ketersediaan -.165 .320 -.065 -.516 .60 .935 1.07
fasilitas yang 8 0
diberikan kepada
pedagang
Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial uji (t) pada pasar dinoyo maka dapat
dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
a) Penduduk Pendukung (X1) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.091 dan
alpha (α) sebesar 0.05 maka 0.091>0.05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak,
hal ini bearti bahwa secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara
variabel Penduduk Pendukung (X1) terhadap variabel Tingkat Pendapatan
(Y).
b) Aksesibilitas (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.168 dan alpha (α)
sebesar 0.05 maka 0.168>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti secara
parsial tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel aksessibilitas (X2)
terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
c) Jarak (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.796 dan alpha (α) sebesar
0.05 maka 0.796>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti secara parsial
tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel Jarak (X3) terhadap
variabel Tingkat Pendapatan (Y).
51
d) Kelengkapan Fasilitas (X4) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.608 dan
alpha (α) sebesar 0.05 maka 0.608>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti
secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel
Kelengkapan Fasilitas (X4) terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
Tabel 30. Uji Parsial Pasar Merjosari
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig Collinearity
Coefficients d . Statistics
Coefficient
s
B Std. Beta Toleranc VIF
Erro e
r
7.715 1.36 5.63 .00
(Constant)
8 8 0
Jumlah 1.425 .466 .350 3.06 .00 .532 1.87
penduduk/pedaga 0 3 9
ng pada pasar
.615 .227 .355 2.70 .00 .403 2.48
Aksesibilitas
4 9 1
1
Jarak pencapaian -.046 .440 -.012 - .91 .525 1.90
lokasi .103 8 4
perdagangan
Ketersediaan .915 .412 .228 2.21 .03 .657 1.52
fasilitas yang 9 1 3
diberikan kepada
pedagang
a. Dependent Variable: pendapatan
Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial uji (t) pada pasar dinoyo maka dapat
dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
52
a. Penduduk Pendukung (X1) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.003 dan
alpha (α) sebesar 0.05 maka 0.003<0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
hal ini berarti bahwa secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara
variabel Penduduk Pendukung (X1) terhadap variabel Tingkat Pendapatan
(Y).
b. Aksesibilitas (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.009 dan alpha (α)
sebesar 0.05 maka 0.009<0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini
bearti bahwa secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara variabel
aksessibilitas (X2) terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
c. Jarak (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.918 dan alpha (α) sebesar
0.05 maka 0.918>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti secara parsial
tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel Jarak (X3) terhadap
variabel Tingkat Pendapatan (Y).
d. Kelengkapan Fasilitas (X4) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.031 dan
alpha (α) sebesar 0.05 maka 0.031<0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti
secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara variabel Kelengkapan
Fasilitas (X4) terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
G. Pembahasan
Data yang didapatkan peneliti merupakan hasil dari penyebaran kuesioner
kepada koresponden, dengan jumlah sampel yang diambil sebesar 60 orang
koresponden yang berasal dari pedagang yang berada di Pasar Merjosari dengan
menggunakan perhitungan dari Rumus Malhotra untuk menentukan proporsi
sampel yang tepat, dengan asumsi peneliti bahwa jumlah sampel yang digunakan
dapat mewakili dari populasi pedagang. Penggunaan jumlah sampel tersebut
dikarenakan dari pihak Dinas Pasar Kota Malang ataupun pihak Persatuan
Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang (P3DKM) peneliti tidak mendapatkan data
yang valid dari jumlah dan jenis barang jualan pedagang yang berada di Pasar
Merjosari. Pengambilan koresponden memiliki kriteria utama diaman pedagang
yang menjadi koresponden dari kuesioner haruslah pedagang yang berasal dari
Pasar Dinoyo yang lalu dipindahkan ke Pasar Merjosari, dengan maksud data
yang didapatkan dari kuesioner dapat menjawab dari rumusan masalah.
53
Dalam gambaran umum koresponden, peneliti memberikan gambaran
terhadap kondisi pedagang dari distrbusi jenis kelamin, Umur, pendapatan, jenis
dagangan responden. Dilanjutkan dengan Statistik Deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran atas jawaban koresponden atas variable-varibele yang
jabarkan dalam kuesioner, yang terdiri dari variable Lokasi Perdagangan (X)
sebagai variable Independen dan variable Pendapatan (Y) sebagai variable
dependen.
Penggunaan Uji Kualitas Data yang terdiri dari Uji Validitas dan Uji
Relibilitas, dalam Uji Validitas dimaksudkan untuk data dari sampel yang
terkumpul dapat dinyatakan valid atau tidak valid dengan membandingkan r-
hitung dan r-tabel (dengan n sebesar 60 didapatkan r-tabel sebesar 0,2542), hasil
yang diujikan didapati bahwa variable yang dugunakan pada hasil uji validitas
untuk lokasi pasar dinoyo dan merjosari dimana keseluruhan dari item yang
digunakan dinyatakan valid. Uji Relibilitas di maksudkan untuk menunjukan alat
ukur yang tepat untuk item dari variable dengan menggunakan alpha cronbach’s,
dengan pengujian tersebut dihasilkan seluruh item dari variable yang digunakan
peniliti dinyatakan reliable.
Selajutnya menggunakan Uji Asusmsi Klasik dimaksudkan untuk dapat
melihat apakah model regresi yang akan diuji mengelami pembiasan atau tidak
atas sebaran jawaban dari koresponden yang tidak normal, variable bebas yang
saling berkorelasi dan ketidaksamaan varian, yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji
Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Pada Uji
Normalitas dituangkan dalam sebuah grafik P-P Plot, maka terlihat Plot dari
residual tersebut membentuk suatu pola yang mendekati garis lurus. Pola pada
kedua grafik P-P Plot dari pasar dinoyo dan Merjosari di identifikasi bahwa
residual memiliki distribusi normal karena Plot dari residual tersebut membentuk
pola garis lurus.
Uji Multikolinier yang kuat pada variabel terikat untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari variance Inflation Factor (VIF),
dinyatakan bahawa nilai VIF Variabel Independen (X) Pasar Dinoyo bahwa nilai
VIF tidak terjadi multikolinearitas, untuk nilai Toleransi menunjukkan tidak
terjadi multikolonieritas, sedangkan untuk Pasar Merjosarisecara nilai VIF tidak
54
terjadi multikolinearitas. untuk nilai Toleransi menunjukkan tidak terjadi
multikolonieritas.
Sedangakan Uji Heteroskedastistas dengan melihat grafik Scatterplot, baik
pada grafik scatterplot Pasar Dinoyo maupun pada grafik scatterplot Pasar
Merjosari terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi. Dalam Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel
autokorelasi Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi, dimana tabel autokorelasi Pasar Dinoyo diperoleh DW
(1,804) > 2-dL (0,556) dan Pasar Merjosari DW (1,316) >2-dL (0,556) , yang
berarti dari kedua tabel autokorelasi menunjukan terjadi autokorelasi negatif.
Dilanjutkan dengan penggunaan Analisis Regresi Linear Berganda dengan
menggunakan table Coeficients, terdiri juga atas Uji Parsial (Uji T) menggunakan
table Coeficients dan Uji Simultas (Uji F) menggunakan table ANOVA. Dari
penggunaan analisis regresi linier berganda diketahui tingkat pendapatan Pasar
Dinoyo akan semakin meningkat apabila terjadi peningkatan penduduk/ pembeli
pasar dan aksesbilitas. Hal ini ditunjukkan, koefisien variabel penduduk
pendukung 0, 889 ( X1), variabel aksesibilitas 0. 375 (X2) dan variabel jarak
0.175 (X3) sama-sama memiliki nilai positif. Sedangkan variabel kelengkapan
fasilitas -0.165 (X4) memiliki nilai minus yang hal ini akan menghambat
perkembangan pedagang pasar dalam mengembangkan usahanya.
Jika dibandingkan dengan Pasar Merjosari diketahui pendapatan Pasar
Merjosari akan semakin meningkat apabila terjadi peningkatan penduduk/
pedagang pasar, aksesbilitas dan fasilitas. Hal ini ditunjukkan, koefisien variabel
penduduk pendukung 1.425 (X1), variabel aksesibilitas 0.615 (X2) dan variabel
kelengkapan fasilitas 0.915 (X4) sama-sama memiliki nilai positif. Sedangkan
variabel jarak -0.046 (X3) memiliki nilai minus yang hal ini akan menghambat
perkembangan pedagang pasar dalam mengembangkan usahanya.
Diperoleh Hasil dari perhitungan uji simultan untuk pasar dinoyo
menunjukkan bahwa signifikansi hasil penelitian variabel Penduduk Pendukung
(X1), Aksesibilitas (X2), Jarak (X3), dan kelengkapan fasilitas (X4) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel Pendapatan (Y) sebesar 0.028 dan alpha (α)
55
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi
0.028<0.05. Untuk pasar merjosari hasil variabel Penduduk Pendukung (X1),
Aksesibilitas (X2), Jarak (X3), dan kelengkapan fasilitas (X4) juga berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel Pendapatan (Y) sebesar 0,000 dan alpha (α)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi
0,000<0.05.
Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial uji (t) pada pasar dinoyo maka
dapat dijelaskan secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara variabel
Penduduk Pendukung 0.091>0.05 (X1) terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y),
yang ditunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan 0.168>0.05 (X2),
0.796>0.05 (X3) , 0.608>0.05 (X4) H0 diterima sehingga, tidak ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Jarak terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
jikam dibandingkan dengan dengan Pasar Merjosari dapat dijelaskan secara
parsial ada pengaruh secara signifikan antara variabel Penduduk Pendukung
0.003<0.05 (X1), 0.009<0.05 (X2), 0.031<0.05 (X4) terhadap variabel Tingkat
Pendapatan (Y), yang ditunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan,
0.918>0.05 (X3) H0 diterima sehingga, tidak ada pengaruh secara signifikan antara
variabel Jarak terhadap variabel Tingkat Pendapatan (Y).
1. Pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan dipasar dinoyo
Sesuai pengujian yang telah dilakukan peneliti bentuk pengaruh variabel
lokasi perdagangan (X1) mulai dari penduduk pendukung, aksesibilitas, jarak,
dan kelengkapan fasilitas dinyatakan tidak ada pengaruh terhadap variabel
tingkat pendapatan (Y1) yang terdiri atas kesempatan kerja, kecakapan dan
keahlian, keuletan bekerja dan modal.
2. Pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan dipasar merjosari
Pengujian yang telah dilakukan menunjukan pengaruh variabel lokasi
perdagangan (X1) untuk penduduk pendukung, aksesibilitas dan kelengkapan
fasilitas tidak ada pengaruh terhadap tingkat pendapatan (Y1) yang terdiri
atas kesempatan kerja, kecakapan dan keahlian, keuletan bekerja dan modal.
Sedangkan untuk jarak tidak ada pengaruh terhadap tingakt pendapatan.
3. Dampak Lokasi Pasar Terhadap Perubahan Tingkat Pendapatan
Pedagang
56
Tabel 31. Perbandingan Hasil Analisis Pasar Dinoyo Dan Pasar Merjosari
Item Analisis Keterangan
57
sangat setuju. Sehingga fasilitas yang
disediakan oleh Dinas di Pasar
Merjosari lebih lengkap.
Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pembeli, akses untuk mencapai
lokasi, jarak, serta kelengkapan fasilitas dari pasar dinoyo ke pasar merjosari
mengalami penurunan, sehingga hal itu akan berdampak pada tingkat pendapatan
pedagang yang juga mengalami penurunan.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini betujaun untuk mengetahui dampak lokasi pasar terhadap
perubahan tingkat perubahan pedagang (studi pada relokas pasar dinoyo menjadi
pasar merjosari kota malang). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh lokasi perdagangan Pasar Dinoyo mulai dari penduduk
pendukung, aksesibilitas, jarak, dan kelengkapan fasilitas tidak ada
pengaruh terhadap tingkat pendapatan. Sehingga hasil penjualan baik
barang dan jasa di Pasar Dinoyo dapat dikatakan stagnan atau tidak ada
dampak yang mendasar.
2. Jika dibandingkan dengan Pasar Dinoyo, lokasi Pasar Merjosari baik dari
penduduk pendukung, aksesibilitas dan kelengkapan fasilitas terdapat
pengaruh pada tingkat pendapatan. Sedangkan untuk jarak tidak ada
pengaruh terhadap tingakt pendapatan, hal ini karena jarak antara Pasar
Dinoyo dan Pasar Merjosari yang tidak terlalu jauh.
3. Perbandinngan dampak lokasi antara Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari
terhadap perubahan tingkat pendapatan pedagang penduduk pendukung,
aksesibilitas, jarak, dan kelengkapan fasilitas pengaruh terhadap tingkat
pendapatan masing-masing variabel mengalami penurunan. Sahingga
mengakibatkan sebagian pedagang pasar memilih untuk segera kembali
lagi ke Pasar Dinoyo setelah dilakukannya renovasi / pembangunan
kembali pasar dinoyo.
B. Saran
Adapun saran – saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah
dilakukan tersebut antara lain :
1. Untuk para pedagang diharapkan untuk meningkatkan profesionalisme dan
daya saing dalam penjualan, karena dengan kemampuan profesionalisme
yang tinggi dapat meningkatkan kualitas penjualan. Sikap profesionalisme
59
penjualan dapat ditingkatkan dengan melakukan pelatihan dan
pendampingan mengenai pemahaman menganai implementasi system
marketing sederhana yang tentunya sangat berguna dalam meningkatkan
kemampuan dan kredibilitas kemampuan perdagangan.
2. Untuk peneliti salanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan
pemahaman variabel lainnya selain penduduk pendukung, aksesibilitas
dan kelengkapan fasilitas terdapat pengaruh pada tingkat pendapatan.
Agar dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap pendapatan
pedagang baik Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari.
60
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Nuswantoro. 1993. Behaviorisme Sebagai Psikologi Perilaku Modern. Bandung:
alfabeta
Yunus, Auliya I. 2011. Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di
Kota Makassar (Kasus Penjual Pisang Epe di Pantai Losari.
Makassar:Universitas Hasanuddin.
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenata Media
Group.
Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Sukirno, Sadoko. 1998. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada
Jurnal
Irawan, Johan W. 2012. Dampak Relokasi Pasar Babat Terhadap Kondisi Fisik
Pasar dan Sosial Ekonomi Pedagang dan Pembeli. Malang: Universitas
Brawijaya
Nelson dalam Abdul Hamdi Nur. 1996. Halaman 3. Teori Lokasi Kegiatan
Perdagangan
Haryanto, Doddy A. 2011. Dampak Relokasi Kampus Universitas Diponegoro
Terhadap Usaha Makanan di Sekitarnya (Studi Kasus: Pleburan dan
Tembalang). Semarang: Universitas Diponegoro.
Pratiwi, Azizah. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (studi pada usaha jasa mikro-
kecil di sekitar kampuss undip pleburan). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Mattanete, Hastan. 2008. Analisis Kepuasan Pedagang terhadap pengelolaan pasar
dan strategi pengembangan pasar (kasus di pasar citeureup I Kabupaten
bogor). Bogor: Institut Pertanian Bogor
61
Triyaningsih, SL. Dan Wibowo, Edi. 2012. Analisis Tingkat Pendapatan Bersih
Para Pedagang Ditnjau Dari Karaktaristik Pedagang (Studi Pada
Pedagang Yang Menetap Di Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta).
Palembang: Universitas Sriwijaya.
Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2011. Analisis Pendapatan Pedaganag Sebelum
Dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di Kota Denpasar
(Studi Kasus Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya). Bali: Universitas
Udayana.
Mayasari, Indah. 2013. Pengaruh Keberadaan Mall Wiltop Trade Center (WTC)
Batanghari Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Kota
Jambi. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suranto. 2010. Manajemen Dan Tingkat Kepuasan Pedagang Penggunapada
Subterminal Agribisnis Sewukan Di Kabupaten Magelang. Semarang:
Universitas Diponegoro
Diana. 2013. dalam Indah,:16 Faktor-Faktor Penentu Berkembangnya Lokasi
Perdagangan.
Internet
PERMENDAG. 2008. Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional , Pusat Perbelanjaan dan Pasar Modern.
Online,. Website : www.kemendag.go.id, diakses : 20 Mei 2013
62
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Sehubungan dengan di adakannya penelitian tentang “Dampak Lokasi Pasar Tradisional Terhadap Perubahan Tingkat Pendapatan
Pedagang (studi pada relokasi Pasar Dinoyo menjadi Pasar Merjosari Kota Malang), Kami selaku peneliti memohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktu, guna menjadi responden dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang tersedia pada lampiran dengan
sebenarnya. Penelitian ini dilakukan untuk penyelesaian KPK (Kelompok Kecil Penelitian) dari Lembaga RSC (Research Study Club) FIA
(Fakultas Ilmu Administrasi) – Universitas Brawijaya.
Demikian Permohonan saya, atas perhatiannya dan kesedian Anda meluangkan waktu, saya ucapkan Trima Kasih
62
STS : Sangat Tidak Setuju
Lokasi
Perdagangan Pernyataan B SS S R TS STS
(X 1)
Lokasi
Pembeli / konsumen pada Pasar
Perdagangan Pernyataan A SS S R TS STS X.1.1
(X 1) Merjosari ramai
Pembeli / konsumen pada Pasar Akses menuju ke Pasar Merjosari
X.1.1 X.2.1
Dinoyo ramai mudah
Akses menuju ke Pasar Dinoyo Ketersediaan fasilitas (kendaraan
X.2.1 X.2.2 umum / angkot) untuk menuju ke Pasar
mudah
Ketersediaan fasilitas (kendaraan Merjosari mudah.
X.2.2 umum / angkot) untuk menuju ke Kondisi lalu lintas menuju Pasar
X.3.1
Pasar Dinoyo mudah. Merjosari padat
Kondisi lalu lintas menuju Pasar Jarak yang ditempuh untuk mencapai
X.3.1 X.3.2
Dinoyo padat Pasar Merjosari dekat
Jarak yang ditempuh untuk Fasilitas Pasar Merjosari yang
X.3.2 X.4
mencapai Pasar Dinoyo dekat disediakan oleh Dinas lengkap
Fasilitas Pasar Dinoyo yang Ekonomi
X.4 Pedagang
disediakan oleh Dinas lengkap
Ekonomi (Y 1)
Pedagang Mendapatkan Perizinan untuk
Y.1.1.1
(Y 1) berdagang di Pasar Merjosari mudah
Mendapatkan Perizinan untuk Menawarkan barang dagangan kepada
Y.1.1.1 Y.1.1.2 pembeli/konsumen di Pasar Merjosari
berdagang di Pasar Dinoyo mudah
Menawarkan barang dagangan mudah
Y.1.1.2 kepada pembeli/konsumen di Pasar Tingkat persaingan di Pasar Merjosari
Y.1.1.3
Dinoyo mudah tinggi
Tingkat persaingan di Pasar Dinoyo Meskipun dengan tingkat persaingan di
Y.1.1.3 Pasar Merjosari tinggi , saya tetap
tinggi Y.1.1.4
Meskipun dengan tingkat persaingan betahan untuk berdagang di pasar
di Pasar Dinoyo tinggi , saya tetap tersebut.
Y.1.1.4 Modal yang di gunakan untuk
betahan untuk berdagang di pasar Y.1.1.5
tersebut. berdagang di Pasar Merjosari besar
Modal yang di gunakan untuk Pengembalian modal yang di gunakan
Y.1.1.5 Y.1.1.6
berdagang di Pasar Dinoyo besar untuk berdagang di Pasar Merjosari
Pengembalian modal yang di
Y.1.1.6 gunakan untuk berdagang di Pasar 63
Dinoyo
B. Tabel Validitas untuk Variabel Pasar Dinoyo
Correlations
Jumlah Akses Ketersed Kelanca Jarak Keterse Jumlan Memiliki Mengh Mengh Penggu Penggu total
pendudu untuk iaan ran lalu pencapa diaan Ketersed Kecakapa adapi adapi naan naan
k/pedaga mencapa Fasilitas lintas di ian fasilitas iaannya n dan kesulita kesulita Modal Modal
ng pada i lokasi penduku sekitar lokasi yang kesempa keahlian n pasar n pasar pedaga pedaga
pasar ng lokasi perdaga diberika tan kerja ng ng
pencapai pasar ngan n
an lokasi kepada
(kendara pedagan
an) g
Pearson 1 .490** .493** .092 .502** .198 .126 .567** .045 .234 .215 .221 .676**
Jumlah penduduk/pedagang pada Correlation
pasar Sig. (2-tailed) .000 .000 .486 .000 .130 .336 .000 .735 .072 .099 .090 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .490** 1 .746** -.063 .399** .058 .128 .279* .063 .350** .032 .157 .556**
Correlation
Akses untuk mencapai lokasi
Sig. (2-tailed) .000 .000 .631 .002 .660 .331 .031 .632 .006 .811 .232 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .493** .746** 1 -.039 .454** .151 .112 .327* -.023 .133 .072 .183 .563**
Ketersediaan Fasilitas pendukung Correlation
pencapaian lokasi (kendaraan) Sig. (2-tailed) .000 .000 .768 .000 .251 .394 .011 .862 .310 .582 .162 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .092 -.063 -.039 1 .112 .043 .240 -.121 .209 .043 .270* .125 .351**
Kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi Correlation
pasar Sig. (2-tailed) .486 .631 .768 .394 .746 .065 .359 .110 .742 .037 .341 .006
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .502** .399** .454** .112 1 .238 .105 .329* -.086 .153 .262* .207 .574**
Correlation
Jarak pencapaian lokasi perdagangan
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .394 .068 .422 .010 .512 .242 .043 .113 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .198 .058 .151 .043 .238 1 .174 .231 -.189 -.095 -.048 -.016 .355**
Ketersediaan fasilitas yang diberikan Correlation
kepada pedagang Sig. (2-tailed) .130 .660 .251 .746 .068 .183 .076 .147 .472 .716 .901 .005
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .126 .128 .112 .240 .105 .174 1 .283* .269* .219 .200 .098 .530**
Jumlan Ketersediaannya kesempatan Correlation
kerja Sig. (2-tailed) .336 .331 .394 .065 .422 .183 .029 .038 .093 .126 .455 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .567** .279* .327* -.121 .329* .231 .283* 1 .152 .226 .067 .193 .583**
Correlation
Memiliki Kecakapan dan keahlian
Sig. (2-tailed) .000 .031 .011 .359 .010 .076 .029 .246 .083 .611 .139 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .045 .063 -.023 .209 -.086 -.189 .269* .152 1 .352** .380** .076 .391**
Menghadapi kesulitan pasar
Correlation
64
Sig. (2-tailed) .735 .632 .862 .110 .512 .147 .038 .246 .006 .003 .564 .002
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .234 .350** .133 .043 .153 -.095 .219 .226 .352** 1 .441** .337** .510**
Correlation
Menghadapi kesulitan pasar
Sig. (2-tailed) .072 .006 .310 .742 .242 .472 .093 .083 .006 .000 .008 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .215 .032 .072 .270* .262* -.048 .200 .067 .380** .441** 1 .254 .502**
Correlation
Penggunaan Modal pedagang
Sig. (2-tailed) .099 .811 .582 .037 .043 .716 .126 .611 .003 .000 .050 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .221 .157 .183 .125 .207 -.016 .098 .193 .076 .337** .254 1 .444**
Correlation
Penggunaan Modal pedagang
Sig. (2-tailed) .090 .232 .162 .341 .113 .901 .455 .139 .564 .008 .050 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson .676** .556** .563** .351** .574** .355** .530** .583** .391** .510** .502** .444** 1
Correlation
total
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .005 .000 .000 .002 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Jumlah Akses Ketersed Kelancar Jarak Ketersed Jumlan Memiliki Mengh Mengh Penggu Penggu total
pendudu untuk iaan an lalu pencap iaan Ketersed Kecakapa adapi adapi naan naan
k/pedaga mencapa Fasilitas lintas di aian fasilitas iaannya n dan kesulita kesulita Modal Modal
ng pada i lokasi penduku sekitar lokasi yang kesempa keahlian n pasar n pasar pedaga pedaga
pasar ng lokasi perdag diberika tan kerja ng ng
pencapai pasar angan n kepada
an lokasi pedagan
(kendara g
an)
Pearson Correlation 1 .486** .652** .419** .545** .501** .660** .592** .440** .467** .441** .561** .791**
Jumlah penduduk/pedagang pada pasar Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .486** 1 .637** .296* .670** .441** .453** .438** .406** .429** .278* .275* .689**
Akses untuk mencapai lokasi Sig. (2-tailed) .000 .000 .022 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .031 .034 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .652** .637** 1 .400** .534** .520** .590** .569** .447** .539** .331** .270* .767**
Ketersediaan Fasilitas pendukung
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .010 .037 .000
pencapaian lokasi (kendaraan)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .419** .296* .400** 1 .401** .357** .495** .410** .529** .496** .309* .182 .635**
Kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi
Sig. (2-tailed) .001 .022 .002 .002 .005 .000 .001 .000 .000 .016 .164 .000
pasar
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
65
Pearson Correlation .545** .670** .534** .401** 1 .445** .461** .453** .333** .460** .443** .190 .709**
Jarak pencapaian lokasi perdagangan Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .009 .000 .000 .146 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .501** .441** .520** .357** .445** 1 .507** .382** .526** .473** .504** .288* .703**
Ketersediaan fasilitas yang diberikan
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .026 .000
kepada pedagang
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .660** .453** .590** .495** .461** .507** 1 .571** .533** .651** .482** .502** .808**
Jumlan Ketersediaannya kesempatan kerja Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .592** .438** .569** .410** .453** .382** .571** 1 .431** .578** .423** .341** .720**
Memiliki Kecakapan dan keahlian Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .003 .000 .001 .000 .001 .008 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .440** .406** .447** .529** .333** .526** .533** .431** 1 .562** .549** .305* .713**
Menghadapi kesulitan pasar Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .009 .000 .000 .001 .000 .000 .018 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .467** .429** .539** .496** .460** .473** .651** .578** .562** 1 .569** .428** .781**
Menghadapi kesulitan pasar Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .441** .278* .331** .309* .443** .504** .482** .423** .549** .569** 1 .390** .660**
Penggunaan Modal pedagang Sig. (2-tailed) .000 .031 .010 .016 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .002 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .561** .275* .270* .182 .190 .288* .502** .341** .305* .428** .390** 1 .533**
Penggunaan Modal pedagang Sig. (2-tailed) .000 .034 .037 .164 .146 .026 .000 .008 .018 .001 .002 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation .791** .689** .767** .635** .709** .703** .808** .720** .713** .781** .660** .533** 1
total Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
66
Jarak pencapaian lokasi perdagangan .028 .000 . .034 .000
Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada pedagang .439 .065 .034 . .182
x2 .003 .000 .000 .182 .
Y 60 60 60 60 60
Jumlah penduduk/pedagang pada pasar 60 60 60 60 60
N Jarak pencapaian lokasi perdagangan 60 60 60 60 60
Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada pedagang 60 60 60 60 60
x2 60 60 60 60 60
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 20.9052 26.5130 24.6167 1.29529 60
Std. Predicted Value -2.865 1.464 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted Value .441 1.516 .801 .248 60
Adjusted Predicted Value 18.9225 26.9647 24.5890 1.45366 60
Residual -7.07624 6.09482 .00000 2.80192 60
Std. Residual -2.438 2.100 .000 .966 60
Stud. Residual -2.675 2.418 .004 1.027 60
Deleted Residual -8.51332 8.07753 .02769 3.18253 60
Stud. Deleted Residual -2.841 2.534 .005 1.051 60
Mahal. Distance .378 15.114 3.933 3.165 60
Cook's Distance .000 .380 .029 .068 60
Centered Leverage Value .006 .256 .067 .054 60
a. Dependent Variable: y
67
Jarak pencapaian lokasi perdagangan .000 .000 .000 . .000
Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada pedagang .000 .000 .000 .000 .
Y 60 60 60 60 60
Jumlah penduduk/pedagang pada pasar 60 60 60 60 60
N x2 60 60 60 60 60
Jarak pencapaian lokasi perdagangan 60 60 60 60 60
Ketersediaan fasilitas yang diberikan kepada pedagang 60 60 60 60 60
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 11.8539 28.4108 19.7667 4.20123 60
Std. Predicted Value -1.883 2.058 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted Value .540 1.613 .954 .256 60
Adjusted Predicted Value 11.8411 28.5832 19.7656 4.20549 60
Residual -7.99880 8.77733 .00000 3.30220 60
Std. Residual -2.339 2.566 .000 .966 60
Stud. Residual -2.425 2.745 .000 1.014 60
Deleted Residual -8.60299 10.04427 .00107 3.64598 60
Stud. Deleted Residual -2.543 2.928 .002 1.036 60
Mahal. Distance .485 12.135 3.933 2.708 60
Cook's Distance .000 .218 .021 .039 60
Centered Leverage Value .008 .206 .067 .046 60
a. Dependent Variable: y
68
F. Curriculum Vitae
69
H. Dokumentasi
70