Anda di halaman 1dari 6

“ Rembulan Yang Hilang 2”

Setelah 6 tahun kemudian, Raja dan Vian menjalankan hidupnya masing-masing.


Raja berkuliah dan bekerja di Indonesia sedangkan Vian berkuliah dan bekerja di Jepang.
Raja kini bekerja di salah satu perusahaan besar milik Dirgantara Penerbangan Indonesia
sebagai salah satu engineer dari perusahaan itu yang berada di Jakarta. sedangkan Vian
bekerja sebagai salah satu manager dari perusahaan penerbangan milik Jepang yaitu Air
Nippon. Keduanya sama-sama memiliki tempat bekerja yang sama yang menjuru ke
penerbangan.
Setelah bekerja selama 2 tahun di Perusahaan Penerbangan Jepang, Vian berencana
untuk pulang ke Indonesia mengingat Vian dari masa pendidikan sampai telah bekerja di
Jepang tidak pernah pulang ke Indonesia. Rasa rindu pasti dialami oleh Vian. Ia ingin
memberitahukan kepada orang tuanya kalau ia telah bekerja di Jepang dan telah
menyelesaikan beasiswanya di Jepang. Vian berencana pulang ke Indonesia selama 2
minggu karena Vian telah meminta cuti ke Perusahaannya untuk pulang ke Indonesia.
Rasa rindu yang dialami Vian sangatlah dalam. Ia sangat merindukan kedua orangtua
nya dan keluarga besarnya di Indonesia. Vian adalah gadis asli Palembang, Sumatera
Selatan. Jadi, Vian sangat rindu dengan makanan khas Palembang yaitu pempek dan
masakan ibunya tentunya. Sebelum keberangkatannya ke Indonesia, Vian telah membeli
banyak oleh-oleh dan souvenir asli dari Jepang. Vian memang sengaja tidak
memberitahukan kepulangannya ke ibundanya tercinta. Vian ingin kepulangannya ini
sebagai kejutan terindah bagi ibu dan keluarganya di Indonesia.
Destinasi wisata yang akan dikunjungi oleh Vian telah ia rencanakan setelah ia sudah
pulang ke Indonesia. Vian ingin mengajak keluarga besarnya untuk berkeliling di Pulau
Jawa mengingat gaji Vian juga cukup besar selama bekerja di Jepang. Setelah semuanya
selesai, malamnya Vian langsung tidur dan tugas kantor juga sudah selesai ia lakukan.
Keesokan paginya, Vian langsung bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk pulang
ke Indonesia. Setelah semuanya dirasa telah selesai, Vian langsung menghubungi supir
taxi untuk mengantarkannya ke Bandara. Setelah turun dari Bandara, Vian masih
menunggu jadwal keberangkatannya. Setelah menunggu beberapa lama, ternyata kondisi
iklim tidak bagus untuk keberangkatan pesawat pada hari itu. Vian hanya bisa menghela
nafas saja. Akhirnya, tepat pada sore hari, Vian bisa berangkat ke Indonesia karena
iklimnya sudah cukup baik untuk keberangakatan pesawat.
Setelah administrasi dan pengecekan barang telah usai, Vian langsung bergegas
masuk ke pintu pesawat dan menduduki tempat duduk yang ia pilih. Vian sampai ke
Indonesia setelah 7 jam kemudian. Vian berhasil sampai ke Indonesia tepat di pagi hari.
Rasa penat yang dialami Vian membuat Vian harus beristirahat dan melanjutkan
keberangkatannya lagi keesokan harinya. Vian memesan hotel yang tedekat di Jakarta.
Keesokan harinya, Vian sudah tidak lagi merasa penat dan ia siap untuk
keberangkatannya ke Pulau Sumatera. Vian berangkat dari bandara Halim Perdana
Kusuma Jakarta. Tetapi sebelum itu, ia mampir terlebih dahulu ke restoran dekat bandara
untuk sarapan paginya.
Tetapi ketika itu, ada hal yang membuatnya bingung karena ada seorang laki-laki
yang tiba-tiba saja mirip dengan Raja. Raja adalah orang yang telah meramalkan Vian
bahwa nanti Vian akan menjadi jodohnya. Tentu, hal aneh itu tidak bisa diterima oleh
Vian begitu saja semasa di SMA dulu. Dan Raja adalah orang asli dari Muara
Enim,Sumatera Selatan. Mereka dulu satu sekolah dan 3 tahun berturut-turut menjadi
teman sekelas. Hal itu membuat mereka menjadi dekat. Raja dulu telah menyatakan
cintanya ke Vian setelah kelulusannya. Tapi, Vian hanya mengatakan bahwa ia ingin
fokus belajar dan melanjutkan sekolahnya ke Jepang dan Vian mengatakan bahwa jika
kita memang ditakdirkan jodoh maka akan bertemu lagi walaupun jarak kita sangat jauh.
setelah itu, Vian tidak bertemu lagi dengan Raja sejak 6 tahun lamanya. Setelah melihat
ada orang yang mirip Raja di restoran dekat Bandara, Vian merasa tidak mungkin Raja
berada di Jakarta. Vian hanya tau bahwa Raja melanjutkan kuliahnya di Sumatera
Selatan. Jadi, tidak mungkin ada Raja di Jakarta. Rasa tidak peduli Vian akhirnya stop
pada pemikirannya tadi dan hanya fokus pada kepulangannya. Ketika, ia melihat jam
ternyata waktu keberangkatannya sudah tinggal 5 menit lagi.
Dari restoran tersebut, ia harus cepat-cepat ke pintu bandara untuk mengecek barang-
barang yang ia bawa. Tetapi, dalam kondisi tersebut ia harus mengantri untuk melakukan
pembayaran kekasir sementara waktunya tinggal 4 menit lagi. Dan dibelakang Vian ada
Raja yang akan melakukan pembayaran juga. Tetapi, mereka sama-sama tidak
mengetahui kalau mereka saling bertemu di tempat itu. Ketika giliran Vian untuk
melakukan pembayaran, ia bergegas untuk membayar dan melihat jamnya yang dimana
waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pintu bandara hanya 2 menit saja. Ia bergegas
untuk keluar dari pintu restoran. Dan tanpa sadar, kartu identitas dan selendang
kesayangannya jatuh di pintu restoran tersebut.
Ketika Raja selesai melakukan pembayaran, Raja langsung keluar dari pintu restoran
dan melihat benda yang tersangkut di sepatunya. Raja melihat benda tersebut. Ketika
Raja ingin mengambil selendang dan kartu nama tersebut, ada teman kantornya
menyuruhnya untuk ke kantor sekarang juga karena ada mesin pesawat yang rusak. Raja
tidak sempat melihat benda tersebut dan hanya membawanya saja di tangannya. Lalu, ia
meletakkannya di meja kantornya.
Vian telah sampai di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, dan melanjutkan
perjalannya untuk pulang ke rumah. Ketika sampai ke rumah, keluarga dan ibunya
terkejut dan menangis setelah melihat anaknya yang telah lama tidak pulang ke rumah
dan untuk saat ini ia telah pulang dan berdiri di hadapannya. Rasa rindu dan kebahagian
terpancar dari wajah keluarganya dan langsung memluk erat Vian di pelukannya.
Vian langsung mengabarkan ke keluarga besarnya bahwa ia telah meyelesaikan
pekerjaannya dan telah mendapat pekerjaan sebagai salah satu manager di perusahaan
penerbangan di Jepang selama 2 tahun ini. Gaji yang diberikan oleh pihak perusahaan
juga cukup besar dan sangat cukup untuk kehidupannya saat ini. Vian menyuruh keluarga
besarnya untuk berkumpul dan makan bersama pada malam hari. Vian langsung
memberitahukan ke keluarganya bahwa ia ingin mengajak keluarganya untuk berwisata
keliling di Pulau Jawa selama 1 minggu. Rasa senang keluarga langsung terpancarkan
mengingat bahwa keluarganya juga tidak pernah berpergian ke luar daerah sebelumnya.
Jadi, vian memutuskan untuk pergi ke Pulau Jawanya minggu depan saja mengingat
butuh waktu untuk menyelesaikan pembuatan paspor. Waktu liburan Vian ia lewati
dengan keluarganya dengan bercerita pengalamannya setelah tinggal di Jepang dan
kesulitan yang ia dapatkan sebelumnya di Jepang. Tidak hanya itu, Vian banyak sekali
membeli bahan masakan untuk memasak makanan yang enak buatan ibunya dan dibantu
oleh dirinya sendiri. Vian mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin sekali memakan
masakan ibunya. Dan tentu saja tidak ketinggalan pempeknya.
Setelah 1 minggu kemudian, Vian langsung mengajak keluarga besarnya ke Pulau
Jawa. Berwisata dan menikmati kuliner itulah yang dilakukan keluarganya di Pulau Jawa
selama 1 minggu berliburan disana. Banyak hal lusu yang terjadi disana yang mana Tante
Elly dan keluarganya tersesat di Hotel dan sulit mencari kamarnya karena memakai
bahasa inggris. 1 jam tersesat lalu Tante Elly langsung menghubungi Vian. Vian berpikir
bahwa tante dan keluarganya telah sampai ke kamarnya dan sudah tidur saat ini tetapi
ketika menerima telepon dari Tante nya bahwa ia masih belum bisa menemukan
kamarnya. Tertawa terbahak-bahak itulah yang membuat Vian merasa lucu dengan tante
nya dan langsung menemui tantenya dan langsung membawa tantenya ke kamarnya.
Banyak cerita lucu yang telah terjadi selama liburan. Dimulai dari terpelesat saat
berada di kolam berenang, ketakutan melihat atraksi topeng monyet, ketakutan dengan
kuda lumping, merasa tidak nafsu makan dengan masakan Jawa, hingga yang terakhir
tantenya yang tersesat dan masih belum tidur karena hal tersebut.
1 minggu liburannya terasa berkesan dengan keluarganya di Pulau Jawa. Dan
liburannya di Indonesia telah usai dan keesokan harinya ia harus berangkat dan bekerja
lagi ke Jepang. Vian langsung pamit ke ibu dan keluarga besarnya untuk kembali ke
Jepang. Rasa tangis kembali dirasakan oleh ibunya karena dari SMA sampai sekarang di
a sudah bekerja, ibunya selalu ditinggal oleh sang putri tercinta. Ibunya tahu bahwa
putrinya selalu melakukan hal-hal yang sangat luar bisa apalagi untuk keluarganya.
Memang, kerja keras Vian sangatlah besar dan ia pantas untuk mendapatkan keberhasilan
ini.
Sebelum berangkat ke Jepang, ibunya hanya berpesan ke anak putrinya bahwa harus
pandai-pandai mengatur waktu, banyak-banyak istirahat, jaga komunikasi yang baik
dengan keluarga, jika ada masalah jangan sungkan-sungkan untuk menelepon keluarga di
Indonesia, dan jaga diri disana. Dan ada 1 pesan ibu yang membuat Vian merasa terharu
yaitu mengenai pendamping hidup. Aku hanya bisa menjawab jodoh sudah diatur Allah
dan akan dipertemukan lagi dengannya walaupun jaraknya sangat jauh. Dan Vian percaya
dengan takdir Allah tersebut.
Setelah berangkat dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Vian langsung
menuju bandara Halim Perdana Kusuma untuk melanjutkan perjalanannya ke Jepang.
Ketika dikonfirmasi lagi bahwa waktu keberangkatannya 1 hari lagi. Jadi, Vian
memutuskan untuk menginap di salah satu Hotel di Jakarta. Ia menghabiskan waktunya
di Jakarta dengan pergi ke restoran barbeque di Jakarta.
Keesokan paginya, Raja ingat sesuatu bahwa ia pernah menemukan sebuah
selendang dan kartu identitas milik seseorang dan menyimpannya di dalam loker kerjanya
dan sampai saat ini belum membukannya karena pekerjaan yang menumpuk. Akhirnya,
Raja langsung membuka lokernya dan langsung mengambil selendang tersebut dan
mengingat bahwa ia pernah melihat selendang ini sebelumnya tapi ia lupa dengan tempat
ia pernah melihat ini dan orang yang pernah memakai ini sebelumnya. Saat itu, Raja
melupakan kartu identitas Vian di dekat selendang itu. Ketika, ia tidak ingin lagi
mengingat siapa yang memakai selendang itu sebelumnya dan ia hanya menganggap
bahwa selendang itu milik orang yang tidak sengaja menjatuhkan benda itu di restoran
tersebut.
Ketika, Raja ingin mengambil dokumen yang penting didalam loker kerjanya, kartu
identitas Vian terjatuh dan membuat Raja mengambil kartu identitas itu. Dan ketika itu,
Raja langsung terkejut bahwa selendang itu milik Vian yang merupakan gadis pujaan
hatinya dulu. Raja langsung melihat kartu dan mengetahui banyak informasi dari kartu itu
dan Raja juga tahu bahwa Vian juga bekerja di Perusahaan Air Nippon di Jepang. Raja
langsung mengecek adakah nama Vian untuk jadwal keberangkatan hari ini. Dan setelah
mengecek, Raja mengetahui bahwa Vian sudah berangkat saat 1 jam yang lalu. Dan Raja
tidak bisa bertemu dengan Vian untuk kedua kalinya.
Setelah sampai ke Jepang, ia menyadari bahwa selendang kesayangannya dan kartu
identitas untuk ia bekerja hilang saat di Indonesia. Vian langsung menghubungi pihak
bandara Indonesia terkait kehilangan tersebut. Tetapi, pihak bandara tidak menemukan
benda itu di sekitaran bandara tersebut.Vian bingung bagaimana dia mau bekerja kalau
kartu identitasnya saja hilang.
Keesokan harinya, ia mencoba untuk bicara ke atasannya bahwa kartu identitasnya
hilang saat ia berada di Indonesia. Atasannya mengatakan bahwa ia memakluminya dan
akan segera menggatinya dengan yang baru. Vian merasa tenang karena ia tidak jadi
dimarahi oleh atasannya.
Dan setelah pulang dari kantor, ada seseorang yang berada di pintu rumahnya dan
terlihat sedang menunngu seseorang. Vian segera menghampiri pemuda bertopi dan
bertas ransel tersebut di depan rumahnya. Dilihat dari tubuhnya,Vian merasa bahwa laki-
laki itu bukan orang dari Jepang tapi sepertinya dari Indonesia. Jadi, Vian berpikir untuk
memulai pembicaraan dengan Bahasa Indonesia.
“Maaf tuan, mau cari siapa di rumah ini?”. ( Kata Vian)
Ketika pemuda itu memutarkan tubuhnya, Vian merasa terkejut bahwa Pemuda itu
adalah Raja. Rasa rindu yang mereka alami membuat mereke menetaskan air mata.
“Bagaimana bisa kamu datang kesini dan tahu dimana rumahku”. ( Kata Vian)
“ Kamu yang sengaja yang meninggalkan selendang dan kartu identitasmu di
bandara tempat kerjaku” (Kata Raja).
“ Aku itu bukannya sengaja ya tetapi aku itu tidak sadar karena waktu itu aku harus
ke pintu bandara karena waktunya sangat sedikit” (KataVian).
“Kamu memang dari dulu memang suka mencari-cari alasan ya dan sekarang saja
masih suka begitu.” (Kata Raja).
“Aku tidak bohong Rajaku” (Kata Vian kepada Raja).
“Iya, aku pasti percaya sama kamu dan akan selalu percaya denganmu dan sama
halnya aku percaya bahwa kamulah jodohku”. (Kata Raja kepada Vian).
“Iya Rajaku.” ( Jawab Vian kepada Raja sambil tersenyum malu).
Vian langsung menyuruh Raja untuk masuk ke rumahnya. Mereka mengingat waktu
mereka bersama waktu zaman dulu, bagaimana bodohnya Raja karena kenapa harus jatuh
cinta kepada cewek yang salah yaitu Vian, dan bagaimana polosnya Vian kepada Raja.
Dan disela-sela pembicaraan tersebut Raja ingin mengatakan sesuatu kepada Vian.
“Ehm, Vian, ada yang mau aku bicarakan kepadamu saat ini.” ( Tanya Raja).
“ Ya, silahkan Raja, mau mengatakan apa kepadaku atau mau menjelekkan aku
lagi?”.
“ Raja sebenarnya mau menjadikan Ratu Vian menjadi Ratu di kehidupanku dan
mengisi kekosongan permaisuri di kerajaan yang aku dirikan nanti. Maukan tuan ratu
menjadi pendamping Raja selamanya?”. ( Tanya Raja ke Vian).
“Aku tidak mau menjadi permaisuri di kerajaan tapi aku mau menjadi istri yang
nyata untuk Raja di kehidupan nyata.” ( Jawab Vian kepada Raja).
Mendengar jawaban itu, mereka sama-sama bahagia dan segera mengabarkan kabar
bahagia ini ke keluarganya di Indonesia.

#NANTIKAN KELANJUTAN CERITANYA DI CERPEN “REMBULAN


YANG HILANG 3”. TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai