i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengertian Dakwah........................................................................4
2.2 Tantangan Dakwah Organisasi Islam di Era Digitalisasi...............6
2.3 Transformasi Dakwah Organisasi Islam menuju Digitalisasi......10
2.4 Strategi Komunikasi Organisasi Islam di Era Digital..................12
2.5 Strategi Pengembangan Media Dakwah Organisasi Islam..........19
BAB III PENUTUP............................................................................................22
3.1 Kesimpulan........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
CURICULUM VITAE.......................................................................................24
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Febriani, Samsudin.Strategi Dakwah Lembaga Keagamaan Islam.(Bengkulu: CV. Zigie Utama 2019), hlm
3.
1
mencari informasi dan ilmu pengetahuan dengan cepat tanpa harus pergi
keluar rumah hanya dengan bermodal jaringan internet dan perangkat keras
(hardware) berbagai tipe dapat mewujudkan keinginannya dalam waktu yang
relati singkat.
2
Ibid hlm, 5.
3
Safrawali, “Belajar Agama Islam di Era Digital: Fenomena Akses Informasi Keagamaan Melalui media
Sosial”. Jurnal Sains Sosio Huaniora,Vol 5 No 1,Universitas Jambi, 2021.
2
paham-paham yang salah kaprah dalam memahami agama. Dalam mencegah
hal tersebut sudah barang tentu organisasi islam yang berpadangan lurus harus
berperan aktif di dunia digital untuk pengembangan dakwah islam dan
kemaslahatan agama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dakwah
Istilah keagamaan yang paling popular di kalangan kita saat ini adalah
istilah dakwah. Akan tetapi sering terjadi istilah Dakwah diartikan sempit oleh
kebanyakan orang sehingga dakwah didentikan dengan pengajian, khutbah dan
arti- arti sempit lainnya yang oleh karena itu istilah dakwah perlu dipertegas
artinya. Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “Da’wah” dari
kata “do’a” “yad’u” yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Pengertian dakwah
tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat alqur’an.4
4
Lihat QS. Yusuf:33 dan QS. Yunus 25.
4
5
Hasan,M. Metodologi dan Pengembangan Ilmu Dakwah.(Surabaya;Pena Salsabila) 2013. hlm 9-10
5
1971:6)
Sebenarnya masih banyak lagi ta’rif dakwah yangdikemukakan oleh oleh para
ulama’ yang lain, akan tatapi bebrapi ta’rif diatas sudah dapat memberikan
gambaran pengertian dakwah. Beberapa ta’rif diatas berbeda-beda redaksinya
akan tetapi setiap ta’rif dakwah memiliki tiga unsur pengertian pokok, yaitu6 :
6
Ibid hlm 11
7
Ibid hlm 33
6
Ahmad, dkk, 1984 : 35).
Perintah dakwah dengan kata “serulah” yang terdapat dalam Al-Qur’an surat
An-Nahl ayat 125 adalah perintah dakwah secara persuasif bukan dakwah secara
koersip maupun intimidatif .8 Karena dakwah adalah suatu proses kritis dari
rationalintellection berdasarkan sifatnya yang tidak pernah dogmatis, dan tidak
pernah di dasarkan atas kewenangan seseorang atausuatu tradisi.(footnote) Karena
dakwah merupakan suatu alat kritis,maka ia harus terbuka terhadap bukti bukti
atau kenyataan baru. Juga terhadap alternatif baru; dan secara terus menerus
menyusun dan menysusun lagi bentuk baru dalam pengetahuan dari suatu
penemuan baru dari ilmu pengetahuan tentang manusia berdasarkan suatu
kebutuhan baru dan situasi manusia.
Berdasarkan sifat dakwah sebagai alat kritis yang harus terbuka terhadap
hal baru, maka dakwah juga harus terbuka terhadap sarana/ media baru yaitu
digitalisasi untuk menjawab kebutuhan manusia dalam beragama (islam).
Kepentingan dakwah sendiri adalah kepentingan islam untuk umat muslim dan
non muslim sebagai pokok pilar ajaran islam untuk menyebarluaskannya di muka
bumi. Lebih dari itu di era revolusi industry 4.0 ini menyebabkan pola hidup dan
kerangka berpikir manusia berubah menjadi manusia yang lebih instan, praktis
dan dapat diakses melalui gadget mereka. Hal itu tentunya menjadi problematika
besar bagi dakwah islam yang dalam hal ini organisasi islam yang menjadi
dakwah islam tersebut.
8
Lihat QS. An Nahl: 125
7
teknologi informasi dan komunikasi. Melalui jaringan teknologi informasi dan
komunikasi di era globalisasi terus merambah ke segenap penjuru dunia. Sehingga
realitas dunia sekarang dengan segala kemajemukan, kesenjangan dan ironinya
telah menjadi sekat-sekat sosio-kultural bangsa dan mengaburkan batas-batas
geografis negara.9
9
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat,
Bandung: Mizan, 2009, Cet.3, hlm. 304
10
Achmad Husain, Dakwah Islamiyyah dan Tantangannya di Era Digital, Jurnal Kajian Keislaman Vol.8
no.1, Cilacap:2020.
8
Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien jika
menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat dalam menyampaikan ajaran-
ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan
prasarana dalam hal ini adalah media dakwah, karena dakwah merupakan kegiatan
yang bersifat universal yang menjangkau semua segi kehidupan manusia, maka
dalam penyampaiannya pun harus dapat menyentuh semua lapisan atau tingkatan
jama’ah baik dari sudut budaya, sosial, ekonomi, pendidikan dan kemajuan
teknologi lainnya.
11
Ibid
9
Lebih lanjut ditegaskan bahwa makna dakwah itu sendiri tidak hanya
sebatas tabligh seperti yang berlangsung dan mendominasi aktifitas dakwah
selama ini. Dakwah melalui internet merupakan suatu inovasi terbaru dalam syiar
Islam, dan tentunya akan memudahkan para da’i dalam melebarkan sayap-sayap
dakwahnya. Penggunaan media internet sebagai media dakwah merupakan
kesempatan dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas cakrawala
dakwah Islamiyah. Kesempatan yang dimaksud ialah bagaimana orang-orang
yang peduli terhadap kemampuan dakwah maupun memanfaatkan media internet
tersebut sebagai sarana dan media dakwah untuk menunjang proses dakwah
Islamiyah. Sementara mewujudkannya mulai dari tenaga, pikiran dan sumber daya
manusia yang mengerti akan dakwah dan internet. Umat Muslim harus mampu
menguasai dan memanfaatkan sebesar-besarnya perkembangan teknologi
informasi, ”Dari sisi dakwah, kekuatan internet sangat potensial untuk
dimanfaatkan.
12
Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Mizan, Bandung. hlm 13
10
bertoleransilah dalam hal-hal yang berbeda pendapat. Selain itu pendidikan tidak
boleh diabaikan. Ini adalah aspek paling penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Masyarakat muslim harus dapat memadukan dua sumber
ilmu yang dua-duanya berasal dan Allah: ilmu-ilmu kewahyuan (qauliyah) dan
ilmu-ilmu kealaman (kauniyah). Khazanah Islam digali, kemajuan ilmu
pengetahuan Barat dimanfaatkan. Sistem pendidikan diperbarui dan
disempurnakan.
11
substansinya. Salah satunya dengan memanfaatkan media massa yang
berkembang saat ini.
Pada era ini, model dakwah yang disampaikan para mubaligh atau para
da’i telah mengalami banyak perubahan. Model ceramah agama yang dulunya
lebih bersifat konvensional, setidaknya telah mulai ditinggalkan oleh sejumlah
da’i. Lalu mulai bergeser pada dakwah berorientasi entertaiment. Yakni model
berceramah agama yang tidak sekadar mendengarkan ceramah sang da’i, tetapi
sekaligus menjadi ajang ‘hiburan’. Para jama’ah pun bisa dibuat ger-geran oleh
sang da’i. Tentunya, mereka para da’i berdakwah dengan memanfaatkan
perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya media
televisi.
Kalau kita simak keberadaan media massa, biasa disikapi dengan dua cara,
pertama dipandang sebagai pembentuk masyarakat, atau kedua sebagai cermin
12
yang memantulkan keadaan masyarakat. Yang pertama bertolak dari paradigma
yang menempatkan media sebagai suatu instrumen yang memiliki daya yang kuat
dalam mempengaruhi alam pikiran warga masyarakat. Posisi media semacam ini
akan melihat keberadaan media massa sebagai faktor penting yang memiliki daya
mempengaruhi sasarannya. Sejumlah ahli bahkan merumuskan bahwa setiap
komunikasi dengan media massa pada dasarnya berpotensi untuk mengubah
sasaran agar sesuai dengan kehendak komunikator. Paradigma ini menempatkan
komunikan sebagai obyek yang pasif, yang dapat diubah dan dibentuk oleh pihak
komunikator. Yang kedua, memandang media hanya sebagai sarana
menyampaikan pesan, sedangkan titik penting ada pada cara dan materi yang
disampaikan oleh para da’i. Maka disini seorang da’i dituntut untuk menguasai
materi dan metode penyampaiannya.
1. Komunkasi Dakwah
13
Holy,fuji dkk, Islam dalam Studi Komunikasi (PDF), UII Pres Yogyakarta, 2022. hlm 131.
14
Lihat Q.S. An Nahl:125.
13
sesuaian antara perkataan dan perbuatan, serta kegagalan seoran da’i menjadi
teladan yang baik (Makarna, 2014).
15
Ibid hlm 132-133.
16
Ibid hlm 134.
14
2. Pendekatan dakwah digital
Konsep al Islamu sholih likulli zaman wa makan (Islam sesuai dengan kondisi
waktu dan tempat) merupakan prinsip yang dipegang para dai dalam mengemban
tugas sucinya (Wibowo, 2019). Hal ini yang menjadikan pendekatan digital
menjadi penting dalam menyebarkan syiar Islam, terutama kepada generasi Z.
Munculnya berbagai platform media sosial membuat arus informasi juga menjadi
sangat cepat diakses masyarakat luas.
17
Ibid hlm 136-137.
15
komunitas juga lahir di dunia maya yang disebut dengan komunitas virtual
(Ummah, 2020). Komunitas virtual sendiri adalah komunitas-komunitas yang
lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik ketimbang di dunia nyata,
seperti ruang chatting, email, dan kelompok diskusi via elektronik yang dapat
dijadikan sebagai media komunikasi. Dalam penelitiannya, Ummah (2020)
menyontohkan adanya komunitas virtual Arus Informasi Santri Nusantara.
Komunitas digital ini menjadi wadah berkumpulnya para pegiat cyber media
santri untuk mendiskusikan konten dan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan
dengan sentuhan khas santri dan pesantren, serta narasi Islam damai yang
digerakkan oleh para santri yang masih di pondok pesantren maupun alumni dan
aktif di dunia digital. Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh komunitas digital AIS
menciptakan pandangan baru dalam memanfaatkan internet untuk berdakwah,
yang pa da akhirnya komunitas semacam ini dapat berkembang pesat dan
dipandang layak oleh masyarakat.
Kehadiran public figure dan ustad populer cukup efektif untuk mengajak
generasi Z untuk mengikuti teladan mereka. Dengan menggaet para public figure
Indonesia dan ustad populer, gerakan dakwah menjadi magnet yang kuat dalam
mengenalkan ajaran islam melalui konten yang dikemas secara menarik dan
kekinian. Beberapa tokoh agama dan public figure sadar bahwa dengan
perkembangan teknologi menjadikan lebih mudah untuk mempengaruhi para
16
generasi muslim. Para generasi generasi Z menjadikan gadget sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari kesehariannya, dimanfaatkan oleh ustad populer untuk
menyampaikan materi dakwah disampaikan dengan cara yang mudah dicerna,
sangat disenangi oleh anak muda, sehingga adanya ketertarikan dalam mendalami
agama (Fatoni & Rais, 2018).
Salah satu media sosial yang sering diakses generasi Z untuk tayangan
audio-visual adalah Youtube. Youtube menempati peringkat pertama media sosial
streaming yang paling sering diakses publik. Perkembangan Youtube pun sangat
17
pesat. Dapat dibuktikan dengan banyaknya orang yang membuat konten-konten
vlog yang menarik. Data dari we are social memperlihatkan pada bulan Januari
2021 94 persen pengguna internet di Indonesia yang berusia 16 hingga 64 tahun
mengakses Youtube, dibandingan dengan beberpa aplikasi media sosial dengan
fitur audio visual seperti Whatsapp, Instagram, Facebook dan Tiktok.
Begitu juga para pendakwah yang sudah semakin banyak beralih ke media
sosial terutama Youtube. Video ceramah yang diunggah dapat diakses di manapun
dan kapanpun tanpa diperlukan penyediaan tempat dan waktu untuk para jamaah.
Penggunaan Youtube juga dapat membuat pendakwah melakukan siaran
langsung, sehingga bisa menyapa dan para jamaah juga bisa saling interaktif
untuk tanya jawab dan memberikan feedback secara cepat (Nasution, 2019). Hal
ini yang membedakan dakwah yang di siarkan langsung di televisi dan melalui
media sosial.
Peran tersebut juga dimiliki oleh YouTube. Platform ini sebagai salah satu
bentuk media sosial berbasis audio-visual menjadi rujukan utama generasi Z
dalam mencari segala informasi. Terkait juga informasi tentang agama islam,
Youtube merupakan media yang efektif untuk menyampaikan berbagai informasi,
karena melalui pesan-pesan atau informasi dapat sampai kepada audiensi dengan
jangkauan yang sangat luas dalam waktu yang cepat. Youtube juga memiliki
18
segemntasi dalam menyebarkan informasi, bagi yang ingin melihat konten
dakwah juga ada kanal-kanal tersendiri.
Selain akun pribadi, terdapat beberapa akun yang dimiliki oleh organisasi
islam tertentu dan besar seperti LensaMU (Muhammadiyah) dan NU Online(
Nahdahatul Ulama). Hal-hal yang dibahas dalam tayangan tersebut sangat
beragam, namun memiliki ciri khas masing-masing.
Beberapa waktu ini juga muncul beberapa akun dakwah dengan gaya
komunikasi yang lebih menyasar kepada generasi Z. Tiga akun yang cukup ramai
dibicarakan adalah akun Jeda Nulis dan Pemuda Tersesat. Akun Jeda Nulis
dimiliki oleh Habib Husein Jafar Al Hadar. Habib Husein membuka cara baru
dalam melakukan dakwah kepada generasi Z. Menghargai keragaman menjadi hal
yang sering ditunjukkan dalam akun Youtube Jeda Nulis. Hal tersebut dapat
dilihat dari cukup seringnya Jeda Nulis mendatangkan beberapa tokoh lintas
agama dan kepercayan untuk berbagi mengenai spiritulitas dan menyebarkan
kedamaian. Hal ini cukup menarik karena tipikal generasi Z yang mudah
bosan. Hal-hal yang
19
berbeda dengan keyakinan mereka menjadi hal baru dan membuat penasaran
untuk melihat tayangan tersebut.
a) Media Sosial
Media sosial merupakan laman atau aplikasi dan alat berinteraksi yang
memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isu atau terlibat dalam
jaringan sosial. Ditinjau dalam pengembangannya dewasa ini beberapa
organisasi islam sudah menggunakan media sosial sebagai media berbagi
infotmasi dan dakwah organisasi seperti jika kita lihat dua organisasi islam
terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama yang sudah
20
sangat optimal aktif di dunia dakwah digital. Dalam pemanfaatannya
berdasarkan kebutuhan, media sosial yang sering digunakan seperti Youtube,
Instagram, Facebook dan Tiktok itu dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi dan dakwah berupa audio visual.
Hal ini tentu menjadi media yang sangat efektif untuk menyebarluaskan
dakwah dan eksistensi organisasi islam itu sendiri ke publik. Dengan beragam
konten dan metode penyebaran informasi seperti ceramah, kajian, berita acara,
publikasi kegiatan dan lain sebagainya.
c) Website Organisasi
Hampir mirip dengan media digital, website organisasi merupakan
laman atau ruang digital yang berisi seluruh profil, kegiatan dan karya
organisasi, Website adalah ruang yang dapat memuat konten berupa foto,
video, tulisan, berita dan informasi lainnya. Organisasi islam sendiri di era
saat ini harus memiliki website untuk eksistensinya di public sebagai
bentuk
21
bahwa organisasi tersebut hidup. Wesite organisasi begitu banyak
fungsinya mulai dari memperkenalkan profil organisasi, memuat
administrasi organisasi islam, dan penyebabaran konten dakwah digital.
d) Analisis trend media sosial dan penyampaian konten yang menarik
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat pula merumuskan soal strategi komuniksai
dank dakwah digital yang menarik dan sesuai dengan trend mayarakat digital
(pengguna sosial media). Hal itu akan mampu dijawab oleh organisasi islam yang
adaptif terhadap pengembangan media digital dan konten-konten yang substansif
sera menarik minat umat untuk kemaslahatan agama dan bangsa yang lebih maju.
23
DAFTAR PUSTAKA
(Q.S Yusuf : 33)
(Q.S Yunus 25)
(Q.S An- Nahl 125)
Holy, Puji, dkk (2022) Islam dalam Studi Komunikasi, Yogyakarta: UII Press
24
CURICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Ahmad Fardansyah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 27 Mei 2001
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum
Kawin Kesehatan : Sangat Baik
Nomor HP 083891521999
Email : ahmadfardansyah111@gmail.com
Pendidikan
- Formal
2007-2013 : MI Yapemas
2013-2016 : SMP Taman Islam
2016-2019 : SMA Taman Islam
2019-Menempuh : STKIP Muhammadiyah Bogor
- Non Formal
• LK 1 HMI Komisariat Fikes UIKA Cabang Kota Bogor (2021)
• Pelatihan Jurnalistik Pemuda Dinas Pemuda Dan Olahraga
Kabupaten Bogor (2022)
Pengalaman Organisasi
- Anggota Komisariat Hukum UIKA
- Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
(PSDM) Himpunan Mahasiswa Administrasi Pendidikan
STKIPMB
- Ketua Umum Karang Taruna Gardik Desa Situ Udik
Skill
- Desain Grafis
- Public Speaking
Ahmad Fardansyah
25