Anda di halaman 1dari 11

KEMUDAHAN INFORMASI DI ERA DIGITAL

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Dr. Asmaul Lutfauziah, M. Pd

Disusun Oleh :
1. Qurotul Aini (1150022001)
2. Siti Nur Afifah (1150022013)
3. Firdausiyatul I. (1150022029)
4. Alifia Nur Alam (1150022035)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, atas karunia taufik dan hidayah-Nya yang tak ternilai besarnya,
sehingga makalah “Kemudahan Informasi Di Era Digital” dapat diselesaikan tepat
waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini supaya bermanfaat. Dengan segala
upaya yang telah kami usahakan makalah ini kami susun dengan maksimal. Garis
besar dari makalah ini yaitu teknologi menjadi alat yang mampu membantu
sebagian besar kebutuhan manusia.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
memberi masukan sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Meski
penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap
makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Surabaya, 15 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Kemudahan Informasi di Era Digital .........................................................3
2.2 Disrupsi Digital Mengubah Pola Pikir .......................................................4
2.3 Filtrasi dan Adaptasi Informasi di Era Digital ...........................................5
BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................7
3.2 Saran ..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era
digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa
dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang
mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. Era digital telah membawa
berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif yang bisa gunakan sebaik-
baiknya. Namun dalam waktu yang bersamaan, era digital juga membawa efek
baik dan tidak baik, sehingga menjadi tantangan baru dalam kehidupan manusia di
era digital ini. Tantangan pada era digital telah pula masuk ke dalam berbagai
bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan
teknologi informasi itu sendiri. Era digital terlahir dengan kemunculan digital,
jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer.
Media baru era digital memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat
jaringan atau internet. . Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan
masyarakat dalam menerima informasi lebih cepat. Dengan media internet
membuat media massa berbondong-bondong pindah haluan. Semakin canggihnya
teknologi digital masa kini membuat perubahan besar terhadap dunia, lahirnya
berbagai macam teknologi digital yang semakin maju telah banyak bermunculan.
Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui
banyak cara, serta dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas
dan terkendali.
Secara historis, dalam setiap perkembangan teknologi, tatanan masyarakat
mengalami perubahan, karena teknologi baru dapat mengubah pola perilaku serta
berbagai aspek yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Dunia tergerus dengan
kemajuan teknologi. Teknologi merupakan dua sisi wajah yang berlawanan, di
satu sisi merupakan sahabat manusia, di sisi lain merupakan musuh yang dapat
mengikis rasa humanis manusia. Disrupsi yang berkaitan dengan teknologi digital
berbasis online, memiliki karakter perubahan secara cepat, luas, mendalam,
sistemik, dan berbeda secara signifikan dengan situasi sebelumnya (Sobari, 2020).
Sementara masyarakat belum begitu siap untuk menjalankan kegiatan yang
beroreintasi digital, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, administrasi,
ekonomi, dan sebagainya. Bagaimana bangsa Indonesia menyikapi suatu
perubahan dengan tetap tidak menghilangkan sisi kemanusiaan manusianya. Suatu
tantangan bagi bangsa Indonesia dalam merespons kebutuhan digital, tanpa
menghilangkan rasa kemanusian yang adil dan beradab, seperti yang tercantum
dalam baris ke dua Pancasila, Bhineka Tunggal Ika sebagai lambang persatuan
dan kesatuan bangsa.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemudahan informasi di era digital ?
2. Bagaimana disrupsi digital mengubah pola pikir ?
3. Bagaimana filtrasi dan adaptasi informasi di era digital ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kemudahan informasi di era digital ?
2. Mengetahui bagaimana disrupsi digital mengubah pola pikir ?
3. Mengetahui bagaimana filtrasi dan adaptasi informasi di era digital ?

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kemudahan Informasi di Era Digital
Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada
era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak
bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang
mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. Teknologi telah dapat
digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan apapun tugas dan
pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang membawa peradaban manusia
memasuki era digital. Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat
perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital yang
semakin maju telah banyak bermunculan. Berbagai kalangan telah dimudahkan
dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, serta dapat menikmati
fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali.
Perkembangan teknologi komputer digital khususnya mikroprosesor dengan
kinerjanya terus meningkat, dan teknologi ini memungkinkan ditanam pada
berbagai perangkat yang dimiliki secara personal. Perkembangan teknologi
transmisi termasuk jaringan komputer juga telah memicu para pengguna internet
dan penyiaran digital. Ditambah perkembangan ponsel, yang tumbuh pesat
menjadi penetrasi sosial memainkan peran besar dalam revolusi digital dengan
memberikan hiburan di mana-mana, komunikasi, dan konektivitas online.
Lahirnya situs jejaring sosial yang merupakan sebuah pelayanan berbasis
web, memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna
yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam
situs tersebut. Hubungan antara perangkat mobile dan halaman web internet
melalui "jaringan sosial" telah menjadi standar dalam komunikasi digital. Situs
pertemanan bernama Friendster terus berkembang ke situs-situs seperti MySpace,
Facebook, Twitter dan lain-lain. Revolusi digital merupakan kemampuan untuk
dengan mudah memindahkan informasi digital antara media, dan untuk mengakses
atau mendistribusikannya jarak jauh.
Paperless merupakan salah satu trend era digital dimana penggunaan kertas
menjadi lebih sedikit. Kita tidak harus mencetak foto maupun dokumen yang
dibutuhkan pada kertas, melainkan dalam bentuk digital. Penyimpanan secara
digital lebih aman daripada menyimpan bermacam dokumen dalam bentuk kertas.
Digitalisasi dokumen berbentuk kertas menjadi file elektronik menjadi lebih
mudah dalam berbagi salah satunya e-book. Dengan e-book kita tidak lagi harus
menyimpan buku-buku yang tebal secara fisik dan membutuhkan tempat yang
luas. Dengan file digital juga dokumen menjadi jelas lebih ringkas yang setiap saat
dapat dibuka melalui komputer dan ponsel.
Kemudahan dalam mendapatkan dan berbagi Informasi dipicu oleh kehadiran
internet yang telah mengubah segalanya. Mesin pencari (search engine) seperti
macam google dan ensiklopedia online seperti wikipedia memudahkan seseorang

3
mencari informasi apapun dalam waktu singkat. Selain itu perkembangan media
sosial telah mengubah gaya hidup manusia saat ini. Pengguna media sosial
senantiasa update dan berbagi informasi setiap saatnya dengan frekuensi tinggi.
Media sosial dijadikan media alternatif untuk melihat perkembangan apa yang
sedang hangat diperbincangkan, dan menjadi wahana interaksi pengguna satu
dengan yang lain dalam menanggapi sebuah isu terkini.

2.2 Disrupsi Digital Mengubah Pola Pikir


Era disrupsi mendorong kita dalam berpikir cepat dan berorientasi pada
target. Dari semula yang menggunakan sistem manual sekarang berubah menjadi
sistem digital. Hingga pada sistem pendidikanpun harus segera menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang semakin mutakhir ini. Era disrupsi ini
memberikan peluang bagi kita ungtuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun. Informasi yang telah disediakan, sistem yang sangat mendukung transfer
informasi itu tidak membuat suatu sekat antara pembuat informasi dengan
penerima informasi. Sebagian masyarakat sudah mulai familiar dengan
datangnya zaman yang menuntut serba cepat ini. Akan tetapi informasi yang
akan kita dapatkan sangat berbanding lurus dengan perangkat yang kita miliki.
Semakin canggih dan lengkapnya perangkat yang kita miliki, semakin lengkap
pula informasi yang akan kita dapatkan. Kita akan dapat merasakan perubahan
sistem dalam peradaban manusia ini dapat berdaya guna bagi kehidupan kita.
Dalam dunia pendidikan nasional, mau tidak mau harus juga menyesuaikan
dengan perubahan zaman yang semakin mutakhir ini. Pendidikan sebagai sarana
penyalur ilmu pengetahuan (transfer knowledge) secara tidak langsung harus
memiliki sistem yang dapat mendukung bagi terselenggaranya kegiatan tersebut.
Era disrupsi ini akan memberikan kemudahan pula bagi kegiatan transfer
pengetahuan dalam dunia pendidikan ini. Dapat diambil contoh ketersediaan
media pembelajaran yang canggih, sistem internet yang memadai, sistem
pembelajaran dalam jaringan (online) dan berbagai kecanggihan dunia
pembelajaran informatika lainnya. Bagi peserta pendidikan tentu wajib memiliki
kecakapan penggunaan perangkat-perangkat yang digunakan dalam memperoleh
informasi. Era yang serba cepat ini sangat sejalan dengan teori lama yang
diciptakan oleh Charles Darwin, yang menyatakan bahwa keberlangsungan hidup
manusia sangat ditentukan dari kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan
yang terjadi sebagai dampak dari proses pembelajaran yang dialaminya.
Pola pikir adalah bagaimana manusia berpikir, yang ditentukan oleh
pengaturan diri yang dibuat sebelum berpikir dan bertindak. Disrupsi (disruption)
adalah perubahan yang muncul akibat inovasi besar-besaran dan radikal, yang
membuat banyak produk, teknologi, cara-cara, dan metode yang kita kenal di
masa lalu menjadi obsolete (Kasali, 2018).

4
Terdapat 2 (dua) perspektif manusia dalam merespon peristiwa disruption, sebagai
berikut:
1. Pola pikir tetap (fixed mindset).
Mereka yang kurang memiliki jiwa tangguh dan berani untuk menghadapi
tantangan dan mudah menyerah terhadap tantangan yang dihadapi. Mereka
hanya melihat bahwa upaya yang dihasilkan hanyalah kesia-siaan dan umpan
balik sebagai hal negatif.
2. Pola pikir berkembang (growth mindset).
Mereka yang selalu terbuka terhadap informasi dan mampu melihat
kesempatan baru dalam setiap perubahan. Mereka mengerti bahwa
kemampuan, keterampilan, kecerdasan merupakan hal yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Mereka selalu merangkul tantangan
dan melihatnya sebagai peluang.

Mindset bukan hanya harus dipahami, melainkan juga harus dilatih.


Melepaskan diri dari fixed mindset yang cenderung mempertahankan status quo,
untuk kemudian mengubahnya dengan pola pikir yang tumbuh (growth mindset),
harus melewati 3 (tiga) tahap proses, yaitu kemampuan untuk melihat (seeing is
believing), bergerak, dan menyelesaikan sampai tuntas (Kasali, 2018). Sebagian
orang yang melihat ternyata tidak bergerak dan sebagian orang yang bergerak,
namun gagal menyelesaikan perubahan itu sampai tuntas.

2.3 Filtrasi dan Adaptasi Informasi di Era Digital


Perkembangan teknologi saat ini memberikan banyak kemudahan dalam
kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat tersebut diantanya mendorong penguatan
demokrasi dan pemberdayaan masyarakat, menjadi sarana komunikasi dua arah
antara pemerintah dan publik, membantu mengeksplorasi pengetahuan luas tanpa
batas, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, teknologi digital selain memberi
dampak positif juga terdapat beberapa dampak negatif yang berbahaya di
dalamnya, salah satunya hoaks. Hoaks sebenarnya sudah ada dari awal sejarah
manusia dan dengan berkembangnya teknologi digital penyebaran hoaks pun
menjadi lebih cepat dan tak terbatas. “Tetapi teknologi digital membuat
penyebaran hoaks ini menjadi luar biasa cepat sehingga dia menjadi sebuah
senjata yang sangat- sangat efektif untuk memengaruhi manusia untuk mencapai
agenda-agenda tertentu,”.
Hoaks menjadi berbahaya karena menargetkan emosi sebagai sesuatu yang
ingin dipengaruhi. Ada dua kelompok emosi yang mudah dipengaruhi hoaks, yaitu
emosi yang muncul ketika merasa ada ancaman terhadap keselamatan dan
keamanan suatu individu dan orang-orang di lingkungannya dan emosi yang
muncul ketika merasa ada ancaman terhadap identitas terhadap suatu individu.

5
Target hoaks biasanya mengincar individu ataupun kelompok tertentu.
Individu menjadi target hoaks karena ingin dipengaruhi emosinya, sehingga
menimbulkan rasa curiga, tidak percaya, marah ataupun benci terhadap kelompok
tertentu. Ketika sudah terpengaruh hoaks, maka individu tersebut menjadi senjata
yang digunakan oleh pembuat hoaks. Biasanya mereka akan terpecah dan
menutup diri dari kelompok-kelompok lainnya. Hal ini yang membuat masyarakat
rentan terhadap polarisasi yang menghilangkan rasa kesatuan dan percaya
antarmasyarakat.
Dampak buruk hoaks tersebut bagi bangsa tentunya akan sangat berbahaya.
Suatu bangsa bisa kehilangan kapasitas untuk menemukan persamaan visi karena
pengaruh hoaks. Pengaruh pada masyarakat juga bisa menyebabkan mereka
kehilangan kemampuan untuk saling percaya dan terbuka yang tentunya buruk
bagi masa depan bangsa. Untuk menghadapi dampak buruk tersebut, masing-
masing individu harus memiliki berbagai kompetensi supaya tidak termakan
hoaks. Kompetensi yang dimaksud meliputi literasi, berpikir dan bernalar kritis,
dan intelegensi emosional. Dengan dimilikinya kompetensi tersebut, diharapkan
bisa menjadi panduan dalam derasnya informasi yang beredar luas saat ini.
Teknologi komunikasi digital harus kita gunakan sebaik mungkin. Hal ini
disebabkan rekam jejak digital yang kita tinggalkan akan abadi. Selain itu, rekam
jejak digital juga tidak mudah dihilangkan dan dapat dibaca, bahkan oleh orang-
orang sesudah kita nanti. Adaptasi digital menjadi prasyarat sekaligus kebutuhan
untuk terhindar dari sisi buruk komunikasi di dunia maya. Adalah Sandra
Petronio yang menulis tentang Boundaries of Privacy: Dialetics of Disclosure
(2002), menjelaskan bahwa teori communication privacy management dapat kita
aplikasikan dalam penggunaan media yang berbasis digital. Ada tiga kata kunci
dalam teori ini.
1. ownership atau kepemilikan.
Data-data pribadi yang kita miliki adalah hak kita yang harus kita jaga dan
kita pilah dan pilih sebelum kita mengunggahnya ke laman digital. Di sini
pentingnya memahami mana yang privasi dan mana yang domain publik.
2. kontrol terhadap apa yang akan kita lakukan di dunia digital. Kita kontrol apa
yang akan kita unggah atau pun apa yang akan kita "konsumsi" di dunia
digital. Sebagai manusia, seseorang memiliki hak untuk memilih atau
melakukan sesuatu di satu sisi. Namun, di sisi lain ia juga harus
bertanggung jawab atas apa yang dia pilih dan lakukan.
3. turbulensi.
Saat informasi pribadi tidak dikelola dengan baik maka yang terjadi
kemudian adalah turbulensi. Seperti, bocornya informasi privasi di ruang
publik digital. Ini akan menjadi sebuah kekacauan yang tidak bisa dihindari
ketika turbulensi muncul. Maka, sesesorang seharusnya lebih waspada dan
hati-hati terhadap hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan besar
terhadap dunia, dan telah melahirkan berbagai macam teknologi baru yang
semakin maju. Teknologi pada era digital ini membawa banyak manfaat dari
berbagai bidang seperti politik, eknomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan
serta teknologi informasi, namun tidak dipungkiri setiap pemanfaatannya
memiliki tantangan. Dibalik kepopulerannya, era teknologi digital menyimpan
berbagai potensi dan dampak negatif yang bisa merugikan manusia. Kemudahan
segala pekerjaan dengan berbagai aplikasi dan teknologi, justru menjadikan
seseorang semakin lebih sedikit bergerak, aktivitas fisik makin berkurang, muncul
kemalasan dan dapat muncul berbagai penyakit seperti obesitas dan lain
sebagainya. Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menjadi bumerang
yang memberi dampak negatif bagi penggunanya. Teknologi dapat bersifat adiktif
(kecanduan) dan sulit untuk berubah apabila tidak dilakukan treatment khusus dan
serius. Muncul nomophobia yang merupakan ketakutan bila peralatan digital
seperti ponsel ketinggalan, selalu memeriksa ponsel setiap beberapa menit,
kebergantungan pada charger, bahkan merasa ketakutan dan stress bila baterai
lemah atau mungkin sinyalnya tidak maksimal. Bahaya pancaran sinar ponsel, dan
penggunaan posel berlebihan di malam hari akan mengganggu jam tidur hingga
mengurangi waktu istirahat yang pada akhirnya menjadi gangguan kesehatanan.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

7
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Tahar, P. B. (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Dalam Menghadapi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 12380-12394.
Annisasabrina. (2016). Literasi Digital Sebagai Upaya Preventif Penanggulangan
Hoax. Jurnal Of Communication Studies, 2.
Danuri, M. (2019). Perkembangan Dan Transformasi Teknologi Digital . Infocam
, 116-122.
Gabriella Marisca Enjel Nikijuluw, A. R. (2008). Perilaku Masyarakat Di Era
Digital. Jurnal Pendidikan, 122-123.
Handayani, S. A. (2020). Humaniora Dan Era Disrupsi Teknologi Dalam Konteks
Historis. E-Prosiding Seminar Nasional, 19-30.
Wahyuni, I. (2022). Transformasi Digital Melalui Teknologi Informasi . Journal
Of Primary Education, 133-144.

Anda mungkin juga menyukai