Oleh:
M. Agussalim Nur
NIM: 80700223001
PASCASARJANA
2023
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur dan rasa hormat, saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan petunjuk-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dalam penyusunan makalah ini, berbagai sumber daya dan literatur yang
berkualitas telah digunakan untuk memastikan keakuratan dan keberimbangan informasi
yang disajikan. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan ahli
dalam bidang studi Islam yang telah memberikan bimbingan serta masukan berharga
selama proses penulisan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran membangun dari pembaca akan sangat dihargai. Semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam memahami dan mengaplikasikan
digitalisasi hadis dalam konteks kehidupan modern.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi salah
satu sumbangan kecil dalam upaya memperluas pemahaman terhadap digitalisasi hadis.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era digital saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian integral dari
kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi ini telah mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk juga dalam ranah agama. Islam, sebagai salah satu agama
terbesar di dunia, juga mengalami dampak signifikan dari digitalisasi. Salah satu aspek
penting dalam studi Islam adalah hadis, yaitu catatan-catatan mengenai ajaran dan
tindakan Nabi Muhammad SAW. Hadis memiliki peran yang sangat krusial dalam
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Namun, dalam era digital ini, pentingnya
digitalisasi hadis tidak boleh diabaikan.
Pertama, digitalisasi hadis memungkinkan akses yang lebih mudah dan cepat
bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan bantuan internet, seseorang dapat dengan
mudah mencari, membaca, dan mempelajari hadis-hadis tertentu tanpa harus mencari
buku fisik atau mengunjungi perpustakaan. Hal ini memungkinkan penyebaran dan
pengetahuan agama Islam yang lebih luas dan merata. Kedua, digitalisasi hadis
memungkinkan terjadinya kerja sama kolaboratif dalam pengkajian dan penelitian
terhadap hadis. Platform-platform online dan forum diskusi memungkinkan para ulama,
akademisi, dan peneliti untuk berbagi pandangan, memperdebatkan interpretasi, dan
membangun pengetahuan bersama mengenai hadis-hadis tertentu. Selain itu, dengan
teknologi analisis teks dan kecerdasan buatan yang semakin maju, digitalisasi hadis juga
membuka pintu untuk metode analisis baru yang dapat memberikan wawasan lebih
dalam tentang konteks, makna, dan relevansi hadis-hadis tertentu dalam konteks
kehidupan modern.
1
rinci tentang pentingnya digitalisasi hadis dalam konteks kehidupan modern, manfaat
yang dihasilkan, serta tantangan yang perlu diatasi. Dengan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran teknologi dalam studi Islam, diharapkan umat Islam dapat
memanfaatkan potensi positif dari digitalisasi hadis sambil tetap menjaga integritas dan
otoritas warisan keilmuan Islam.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi digital tidak lagi menggunakan tenaga manusia atau manual. Namun,
cenderung menuju sistem operasi otomatis dengan komputerisasi atau format yang
dapat diakses oleh komputer. Zaman digital juga dikenal sebagai era informasi dan
komunikasi, karena dalam periode ini, informasi telah berkembang dengan cepat di
seluruh dunia. Banyak teknologi inovatif telah diciptakan untuk mempermudah orang
dalam melakukan tugas dan bisnis mereka. Sejumlah informasi telah beralih dari bentuk
fisik ke bentuk elektronik. Perangkat modern seperti smartphone, komputer portabel,
dan tablet merupakan kreasi dari era digital dan memiliki peran yang sangat vital bagi
generasi saat ini.
Dari informasi di atas, dapat diketahui bahwa kata “digital” dikaitkan dengan
hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, perangkat komputer, dan hal-hal yang
berwujud data. Digitalisasi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada
teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital. Proses yang terjadi
kemudian banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, hingga saat ini
industri sudah semakin modern dan mengandalkan teknologi tersebut untuk terus
1
Nasrul Makdis, “Penggunaan e-book pada era digital,” Al Maktabah 19, no. 1 (2020): hlm. 79.
3
menopang operasionalnya. 2 Adapun yang dimaksud dengan digitalisasi hadis
ialah sebuah bentuk pemindahan hadits dari kitab-kitab induk seperti kutubut tis’ah
kedalam bentuk digital.3
Proses perkembangan hadis dari Era Nabi hingga sekarang melalui masa yang
panjang. Hadis yang awal mulanya tersebar melalui metode hafalan yang terdapat dalam
ingatan sahabat dan generasi setelahnya mengalami transformasi dengan adanya metode
penyusunan kitab-kitab hadis. Kemudian perkembangan hadis mengalami transformasi
dari tulisan yang tercantum dalam buku yang terjilid menuju hadis yang tersimpan
dalam data komputer.
Adapun periode digitalisasi hadis masuk ke dalam ketujuh dari pembahasan di atas yang
dimulai sekitaran abad ke-7 H. Penyebab dari terbentuknya era digitalisasi ini tidak
terlepas dari pengaruh revolusi industry dan dampak globalisasi. Globalisasi telah
memasuki periode baru yang disebut sebagai revolusi industri 4.0. Revolusi industri
dunia keempat ini telah mengalami empat tahap transformasi. Tahap pertama, Revolusi
Industri 1.0, terjadi pada abad ke-18 dengan penemuan mesin uap yang memungkinkan
produksi massal barang. Tahap kedua, Revolusi Industri 2.0, terjadi pada abad ke-19
2
https://verihubs.com/blog/digitalisasi-adalah/
3
https://www.asilha.com/2020/11/02/digitalisasi-hadits-wujud-efisiensi-telaah-hadist.
4
Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Syarah Hadis Dari Klasik Hingga Kontemporer
(Yogyakarta: Kalimedia, 2017), hlm. vii-x.
4
hingga awal abad ke-20 dengan penggunaan listrik, yang mengakibatkan biaya produksi
menjadi lebih terjangkau. Tahap ketiga, Revolusi Industri 3.0, dimulai pada tahun 1970-
an melalui komputerisasi. Revolusi Industri 4.0 sendiri dimulai pada tahun 2012-an
dengan pengenalan teknologi internal engineering dan Internet of Things (IoT) sebagai
tulang punggung dari pergerakan dan konektivitas antara manusia dan mesin.5
Revolusi digital telah dimulai sejak tahun 1980-an dengan pergeseran dari
teknologi mekanik dan analog ke teknologi digital, dan terus berkembang hingga saat
ini. Perkembangan ini menjadi masif setelah penemuan personal komputer, yaitu sistem
yang dirancang dan diorganisir secara otomatis untuk menerima, menyimpan,
memproses data input, dan menghasilkan output di bawah kendali instruksi elektronik
yang tersimpan di memori, yang dapat memanipulasi data dengan cepat dan tepat.
5
Ellyzabeth Sukmawati dkk., Digitalisasi sebagai pengembangan model pembelajaran (Cendikia
Mulia Mandiri, 2022), hlm. 1,
5
memudahkan dalam berbagi informasi, seperti melalui e-book. Dengan e-book, tidak
lagi diperlukan penyimpanan fisik buku-buku tebal yang membutuhkan ruang besar.
Dokumen dalam bentuk digital juga lebih ringkas dan dapat diakses kapan saja melalui
komputer dan ponsel.6
6
Wawan Setiawan, “Era Digital dan Tantangannya. Seminar Pendidikan Indonesia. ISBN,” 2017, hlm. 2.
6
atau caption. Meme tetap menjadi simbol yang dapat dibaca dan diartikan
berdasarkan konteks dan waktu tertentu.
Perpustakaan Islam Digital ini diterbitkan oleh Pusat Kajian Hadis (PKH) yang
didirikan oleh Dr. Ahmad Luthfi Fathullah yang berisi 8000 jilid (3600) judul kitab dan
bisa didownload secara gratis. Melalui Perpustakaan Islam Digital (PID) ini, kitab-kitab
hadis sudah disusun berdasarkan subyek keislaman dan bisa dibuka di melalui
https://perpustakaanislamdigital.com/index.phpfp/Perpustakaan Islam Digital ini
diterbitkan oleh Pusat Kajian Hadis (PKH) yang didirikan oleh Dr. Ahmad Luthfi
Fathullah yang berisi 8000 jilid (3600) judul kitab dan bisa didownload secara gratis.
Untuk membuat ini setidaknya dibutuhkan waktu dua tahun penuh sehingga dapat
tersaji dengan baik.8
7
Sri Wahyuningsih dan Istianah Istianah, “Kontribusi Digitalisasi Hadis bagi Perkembangan Studi
Hadis di Era Revolusi Industri 4.0,” hlm. 34-40, diakses 31 Oktober 2023,
http://repository.iainkudus.ac.id/7939/1/buku%20monograf%20istianah.pdf.
8
Muhammad Alfatih Suryadilaga, Saifuddin Zuhri Qudsy, dan Inayatul Mustautina, “Digitalisasi
Hadis Ala Pusat Kajian Hadis (PKH): Distribusi, Ciri, dan Kontribusi dalam Kajian Hadis Indonesia,”
Mashdar: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadis 3, no. 2 (2021): hlm. 114.
7
Sofware Digital Jawami’ al-Kalem ini didirikan oleh lembaga Departemen
Agama dan Wakaf kementrian Qatar pada Tahun 1998. Jawami’ al-Kalem adalah
sebuah sofware yang banyak memuat matan hadis yang berisi kurang lebih 1400 kitab
hadis bahkan di dalamnya terdapat 545 manuskrip. Web ini sangat menarik karena
dapat memudahkan dalam menelusuri hadis dari segi: kualitas hadis, biografi perawi,
kualitas perawi dan Jarh wa al-Ta’dil
5. Al Maktabah Syamilah.
Maktabah Syamilah adalah sebuah aplikasi digital yang berisi kumpulan kitab-
kitab yang dapat dijadikan sebagai referensi. Di dalam software ini terdapat beragam
kitab karya ulama’ klasik hingga kontemporer. Aplikasi Maktabah Syamilah ini dibuat
oleh situs shamela.ws selaku pengembang Maktabah Syamila versi komputer.
Sedangkan yang versi Android hanya terdapat aplikasi Maktabah Syamilah-nya saja,
belum termasuk isi kitab.
9
Siti Syamsiyatul Ummah, “Digitalisasi Hadis (Studi Hadis Di Era Digital),” Diroyah: Jurnal Studi
Ilmu Hadis 4, no. 1 (2019): hlm. 10, https://core.ac.uk/download/pdf/234031219.pdf.
8
6. Al-Maktabah al-Waqfiyah.
Al-Makatabh al-Waqfiyah adalah software offline yang berisi scan kitab-kitab
dalam format PDF yang menyimpan lebih dari 2000 jilid. Bagi yang membutuhkan
literatur bacaan kitab, Software ini sangat cocok untuk diakses karena di dalamnya
terdapat puluhan ribu bahkan jutaan halaman kitab.
Selain software di atas, produk digitalisasi hadis juga dapat dilihat dari web,
situs, konten, video, meme, serta aplikasi-aplikasi yang menghimpun hadis.
1. Dengan adanya kemasan menarik pada kajian hadis di era digital ini, informasi
dapat dengan mudah diakses oleh pengkaji hadis. Di samping itu, masyarakat
juga dapat menghemat biaya karena cukup mengakses hadis digital dalam
bentuk software.
2. Ranah digitalisasi hadis dapat memudahkan masyarakat, akademisi dan
mahasiswa khususnya jurusan ilmu hadis dalam mengkaji sebuah hadis.
3. Aplikasi digitalisasi hadis dapat diakses oleh masyarakat di berbagai Negara,
dengan demikian digitalisasi hadis memberi peluang untuk menyebarkan kajian
dan ilmu hadis lebih luas kepada masyarakat.
4. Dengan kemudahan dalam mengakses data dalam bentuk aplikasi, masyarakat
akan lebih berminat untuk mengkaji hadis karena tidak perlu direpotkan dengan
membawa buku atau kitab tebal berjlid-jilid dan berat ketika dibawa. Di era
digital akademisi dapat dengan mudah mencari buku-buku hadis berupa aplikasi
dan file PDF.
9
5. Dengan digitalisasi, karya-karya tentang hadis akan lebih terjaga dan tersimpan
dengan baik. Sehingga karya-karya tersebut mudah untuk diakses atau dicari.10
Berkaitan dengan perkembangan hadis di era digital di satu sisi membawa banyak
manfaat, namun di sisi yang lain ada tantangannya, diantaranya adalah:
10
Karima Nurul Huda dkk., “Perkembangan Kajian Hadis dalam Ranah Digital,” dalam Gunung
Djati Conference Series, vol. 29, 2023, hlm. 72,
http://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/gdcs/article/view/1793.
10
pengguna, penguasaan teknologi menjadi sebuah kebutuhan, baik dalam hal
instalisasi dan operasional.11
11
Wahyuningsih dan Istianah, “Kontribusi Digitalisasi Hadis bagi Perkembangan Studi Hadis di Era
Revolusi Industri 4.0,” hlm. 47-48.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam tulisan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan serta minimnya data yang disajikan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
membangun sangat dibutuhkan agar kedepannya makalah yang disusun lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13