Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN PUBLIKASI ILMIAH DI ERA DIGITAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah
“Penerbitan Ilmiah”

OLEH :

Galuh Ayu Respati 18680001

Annora Ghifary 18680006

M. Rofiul Achsan 1868007

Atha Chilyatun Nafis 18680012

Tsabbit Millatik Mahmud 18680030

PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
PENDAHULUAN

Istilah teknologi sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat sejak jaman dahulu
dan selalu mengalami perkembangan yang dinamis dan cepat. Berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi tentunya membawa perubahan bagi masyarakat. Hal ini bisa
terlihat dari meningkatnya kemudahan dalam pekerjaan, kemudahan dalam kelangsungan
hidup manusia, kemudahan mendapatkan informasi, dan kemudahan dalam
berkomunikasi.Perkembangan teknologi berhubungan erat dengan perkembangan
revolusi industri dan revolusi era digital. Menurut Schwab (2017) revolusi industri atau
revolusi era digital mempunyai empat tahapan. 

- Revolusi industri 1.0 : sekitar tahun 1760 - 1840. Revolusi ini dimulai dengan
pembangunan rel kereta api dan mesin uap. Pada masa ini industri mekanikal mulai
berkembang.
- Revolusi industri 2.0 : dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad-20. Diawali
dengan proses produksi yang dapat dilakukan secara besar-besaran atau pabrikan
dan didorong oleh munculnya listrik dan teknologi perakitan.
- Revolusi industri 3.0 : sekitar tahun 1960-an. Bisa disebut sebagai revolusi komputer
atau revolusi digital, dimana semikonduktor, komputer mainframe, komputer
personal, dan internet ditemukan dan berkembang
- Revolusi industri 4.0 : saat ini. Diawal dengan dibuatnya sistem komputer tanpa kabel
dan mobile internet yang berukuran lebih kecil, lebih kuat, dan lebih murah. Hingga
kini berkembang menjadi kecerdasan buatan dan machine leraning atau asisten
digital. Inovasi-inovasi masih terus berkembang hingga masa depan.

Perkembangan masyarakat dan industri yang telah sampai pada tahap revolusi
industri 4.0 menjadikan penggunaan teknologi digital menjadi kebutuhan pokok bagi
mayoritas masyarakat. Salah satu dampaknya adalah pengaruh besar pada dunia
publikasi ilmiah. Publikasi Ilmiah merupakan salah satu output dari penelitian, sehingga
penelitian dan publikasi ilmiah tidak dapat dipisahkan. Penerbitan jurnal dan karya
ilmiah lain secara digital menyebabkan generasi milenial dari penjuru dunia
mendapatkan kemudahan akses dengan cepat dan efektif. Selain itu, masyarakat juga
dapat memilih jurnal yang berkualitas dan terakreditasi dengan akses yang mudah. Jurnal
yang berkualitas memiliki ciri yaitu terindeksnya jurnal seperti google scholar, DOAJ,
Scopus, dan Jurnal terakreditasi nasional atau internasional.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang telah disebutkan muncul pula
berbagai permasalahan, salah satunya adalah tantangan yang harus dihadapi masyarakat
sebagai pengguna dan penerbit jurnal sebagai pengelola jurnal. Maka seiring dengan hal
tersebut perlu dipecahkan pula kontribusi masyarakat terutama perpustakaan dan
mahasiswa Perpustakaan yang berperan besar dalam pengelolahan literatur digital.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi tantangan publikasi ilmiah di era digital saat ini dan untuk
membahas kontribsi perpustakaan dan mahasiswa perpustakaan yang menjawab
tantangan publikasi ilmiah di era digital saat ini.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif, yaitu metode yang menanamkan


pehamanan terhadap suatu masalah dengan melakukan analisis terhadap suatu obyek.
Adapun Teknik yang digunakan adalah studi literatur dengan sumber literatur ilmiah
yang memiliki tema relevan. Tahapan penelitian ini diawali dengan mengumpulkan
beberapa judul jurnal, artikel ilmiah, dan buku yang dapat mendukung topik penelitian.

Dari beberapa judul literatur yang digunakan tersebut didapatkan beberapa data
yang mendukung hingga mencapai kesimpulan yang tepat. Langkah akhir adalah
menganalisis topik dan data yang di dapat menjadi pembahasan deskriptif. Melalui
metode penelitian yang dipilih tersebut, didapatkan data mengenai tantangan publikasi
ilmiah di era digital saat ini dan kontribusi perpustakaan dan mahasiswa Perpustakaan
yang dapat menjawab tantangan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Penerbitan Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan


Sebelum membahas mengenai tantangan publikasi ilmiah di era digital, ada baiknya
untuk membandingkan kondisi penerbitan dari waktu ke waktu untuk menunjukkan
bagaimana perkembangan penerbitan menuju ke arah yang lebih baik. Mengutip
jurnal Purwadi & Irwansyah (2020), Perbandingan kondisi penerbitan dahulu,
sekarang dan masa depan diringkas dalam satu tabel menurut Ridwan (2015).

Tabel 1. Perbandingan Kondisi Penerbitan Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan

No Dahulu Sekarang Masa Depan


.
1. Penggunaan teknologi Teknologi masih hybrid Teknologi digital yang
masih tradisional dan atau percampuran antara lebih canggih dengan
analog analog dan digital, keterlibatan manusia sudah
contohnya OJS dan OCS minimal
2. Produk cetak dan Produk e-journal dan Produk masa depan juga
terpaku pada bentuk eproceeding Produk mendorong lebih banyak
tertentu. digital yang lebih jumlah serta jenis jurnal
canggih, bahkan dan prosiding
interaktif
3. Proses penerbitan Proses penerbitan lebih Lebih mendorong
memerlukan dukungan sederhana dan penggunakan teknologi
banyak orang, dengan keterlibatan orang lebih secara penuh
beragam profesi sedikit
4. Langkah-langkah dalam Proses penerbitan lebih Proses penerbitan berbasis
penerbitan bersifat sederhana dan waktu teknologi yang lebih
birokratis dan yang lebih cepat canggih dan lebih cepat
memerlukan step by step lagi dari sebelumnya
tertentu seperti surat
menyurat, sehingga
proses penerbitan
menjadi lama atau dalam
kurun waktu tertentu
5. Artikel jurnal dan Artikel jurnal dan Akses artikel jurnal dan
prosiding terbatas jarak prosiding dapat diakses prosiding sudah interaktif
ruang dan waktu untuk secara mudah dengan dan tanpa batasan ruang
mengaksesnya tanpa ada jarak ruang dan dan waktu
waktu
6. Karena artikel jurnal dan Artikel jurnal dan Sistem pencarian lebih
prosiding berbentuk prosiding terhubung ke canggih lagi dan bisa
cetak, maka sistem Internet, sehingga dapat mempergunakan
pencarian lebih susah dicari lewat mesin kecerdasan buatan
atau kurang mudah dan pencari
memerlukan bantuan
orang lain
7. Artikel jurnal dan Tidak membutuhkan Sama seperti era
prosiding masih perpustakan sebagai sebelumnya, yakni tidak
membutuhkan ruang penyimpanan memerlukan perpustakaan
perpustakaan untuk sebagai penyimpanan,
penyimpanan, seperti: namun teknologi
rak, ruangan, serta penyimpanan akan lebih
petugas pengelolanya canggih lagi dengan
pengembangan big data
8. Era pra revolusi industri Era revolusi industri 4.0 Era revolusi industri 4.0
hingga revolusi industri dan konsep revolusi
3.0 industri selanjutnya
9. Society 1.0 hingga Society 4.0 dan awal Society 5.0 dan konsep
society 3.0 society 5.0 society lanjutan atau
konsep lainnya lagi
Sumber: Purwadi dan Irwansyah (2020)

Perubahan kondisi penerbitan yang semakin baik, efektif, dan efisien ini
mendukung tersedianya literatur ilmiah yang berkualitas. Prospek industri publikasi
ilmiah pun kedepannya akan lebih canggih dengan semakin majunya teknologi.

B. Tantangan Publikasi Ilmiah di Era Digital


Publikasi Ilmiah secara online memang dapat menyelesaikan masalah kemudahan
akses literatur ilmiah yang terakreditasi dan berkualitas, tetapi ternyata melakukan
publikasi ilmiah di era digital juga memunculkan tantangan yang harus dihadapi oleh
masyarakat. Menurut Purwanto et al. (2020), tantangan publikasi ilmiah di era digital
yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.

1. Kualitas SDM
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi variasi tingkat
pendidikan, usia, dan lingkungan tempat tinggal masyarakat berperan besar dalam
kemampuan menguasai teknologi. Beberapa Sumber Daya Manusia (SDM) masih
belum familiar dengan pemanfaatan teknologi sebagai penerbitan jurnal dan
artikel ilmiah lainnya. Hal ini menjadi tantangan agar edukasi masyarakat segera
dilakukan secara merata.
2. Kemunculan Kompetitor dan Kredibilitas Jurnal
Kentungan besar dari era digitalisasi adalah mudahnya penerbitan online.
Hal ini dapat dihubungkan dengan ketersediaan aplikasi Open Journal System
(OJS) dan Open Conference System (OCS) yang dapat terindeks oleh Google
dengan baik. Open Journal System (OJS) adalah salah satu produk open source
dari PKP (Public Knowlegde Project) yang khusus digunakan untuk mengelola
jurnal online. Menurut Arief & Handoko (2016), Aplikasi ini tidak berbayar dan
memiliki fitur yang cukup lengkap sehingga tak hanya pernerbitan tapi juga
mampu melakukan pengelolaan dan pembacaan jurnal.
Kemudahan penerbitan dan pengelolaan jurnal secara online selanjutnya
menyebabkan munculnya kompetitor dalam industri penerbitan digital. Hal ini
berberdampak pada membeludaknya jumlah jurnal yang diterbitkan, sedangkan
jurnal-jurnal tersebut masih diragukan kualitasnya dan tidak terjamin
kredibilitasnya. Dengan berbagai standar penerbitan jurnal dari setiap industri
penerbitan digital, maka kualitas jurnal akan beragam pula. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam evaluasi jurnal adalah dengan memilih penerbit yang
memiliki reputasi, memiliki standar penerbitan yang tinggi, dan memiliki sistem
yang jelas.

3. Disrupsi Profesi
Penerbitan serba digital menjadikan proses penerbitan artikel ilmiah
dilakukan dengan lebih terotomasi dan tidak membutuhkan keterlibatan banyak
orang sehingga prosesnya lebih cepat. Di sisi lain, beberapa profesi akan terancam
tergeser seperti staf penerbitan dan pustakawan.
4. Kestabilan Internet
Menurut Ridwan (2015), koneksi internet yang masih menggunakan
infrastuktur satelit menyebabkan kecepetan internet jauh lebih lambat
dibandingkan dengan infrastruktur serat optik. Masih banyak daerah yang masih
menggunakan infrastruktur satelit sehingga kestabilan internet rendah. Dengan
kecepatan internet yang lambat dan tidak stabil, tentu menghalangi akses literatur
ilmiah atau gagalnya pengunduhan literatur ilmiah yang berukuran besar.
5. Ketahanan Jurnal Online
Pada beberapa kasus, jurnal-jurnal yang telah dipublikasi secara online
beberapa mengalamai kerusakan atau bahkan hilang terhapus oleh sistem. Masalah
ini menyebabkan setiap jurnal yang terpublikasi tidak bisa dianggap permanen
atau tahan dalam waktu yang lama.
6. Tingkat Ekonomi Masyarakat
Memiliki peralatan elektronik merupakan kebutuhan yang kepemilikannya
tergantung tingkat perekonomian seseorang. Sedangkan untuk mengakses jurnal
digital, diperlukan perangkat elektronik yang memadai, terlebih untuk digunakan
di luar rumah atau saat berpergian seperti laptop atau smartphone. Untuk
masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, tentunya sulit untuk memanfaatkan
penggunaan aplikasi publikasi ilmiah digital dengan maksimal.

C. Kontribusi Perpustakaan dan Mahasiswa Perpustakaan dalam Menjawab


Tantangan Publikasi Ilmiah di Era Digital

Pengguna literatur digital terbesar salah satunya adalah perpustakaan, terutama


perpustakaan akademik. Oleh karena itu, peran perpustakaan, perpustakaan akademik,
dan mahasiswa perpustakan sangat besar dalam pengenalan, peningkatan kesadaran, dan
menjawab tantangan publikasi ilmiah di era digital. (Ridwan, 2015)

Beberapa langkah penting dan kontribusi yang dapat dilakukan oleh perpustakaan
dan mahasiswa perpustakaan dalam menjawab tantangan publikasi ilmiah di era digital
antara lain sebagai berikut.
1. Sosialisasi dan Edukasi, dan Pelatihan Mengenai Publikasi Ilmiah Digital pada
Masyarakat
Disinilah peran penting pustakawan dan mahasiswa perpustakaan sebagai
pengelola dan penyedia jurnal dan literatur utama. Hal ini juga berhubungan pula
dengan edukasi pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat literasi digital dan
penelitian ilmiah.
Salah satu kontribusi perpustakaan dan mahasiswa perustakaan adalah
melaksanakan sosialisasi, edukasi dan pelatihan mengenai publikasi ilmiah pada
masyarakat terkait dengan peningkatan kualitas SDM dalam menghadapi perubahan
teknologi yang bergerak dengan cepat.
2. Meningkatkan Kualitas Pustakawan
Untuk menghindari disrupsi profesi pustakawan dalam jumlah besar, perlu
diadakan pembinaan terhadap pustakawan untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan akan teknologi publikasi ilmiah digital. Dimulai dengan pengenalan
aspek-aspek publikasi ilmiah digital dan edukasi standar penerbitan jurnal.
3. Aktif Mengelola dan Manajemen Jurnal
Setelah kualitas pustakawan ditingkatkan, pelaksanaan pengelolaan dan
manajemen jurnal dapat dilakukan. Dengan melakukan kualifikasi dewan editor dan
reviewer, seleksi jurnal dengan standar penerbitan jurnal yang baik, dan pengarsipan
jurnal secara berkala, akan meningkatkan kualitas jurnal-jurnal dan artikel ilmiah
yang dapat di akses oleh masyarakat serta menjaga jurnal tidak rusak atau hilang.

4. Menyediakan Alat Elektronik dan Internet yang Memadai


Menurut Ridwan (2015), salah satu solusi untuk terbatasnya peralatan
elektronik dan internet pada suatu daerah atau lingkungan akademis adalah dengan
mengembangkan infrastruktur penerbitan, pengelolaan, dan penggunaan jurnal digital
antar Universitas atau perpustakaan akademis untuk menghemat biaya dan
membentuk kerjasama agar saling berkembang.

KESIMPULAN
Revolusi era digital telah mengubah industri penerbitan jurnal dan artikel ilmiah
di Indonesia maupun luar negeri. Perkembangan penerbitan jurnal secara digital yang
menuju ke arah yang lebih baik, efektif, dan efisien ternyata harus menghadapi beberapa
tantangan yang harus dijawab oleh para pelaku publikasi, pengelola, dan pengguna jurnal
online. Beberapa tantangan publikasi ilmiah di era digital yang umum terjadi antara lain
kualitas SDM, kemunculan kompetitor dan kredibilitas jurnal, disrupsi profesi, kestabilan
internet, ketahanan jurnal online, dan tingkat ekonomi masyarakat

Perpustakaan dan mahasiswa perpustakaan sebagai pengelola dan pengguna


literatur ilmiah digital memiliki kontribusi besar dala menjawab tantangan tersebut.
Kontribusi tersebut antara lain sosialisasi, edukasi, dan pelatihan mengenai publikasi
ilmiah digital pada masyarakat, meningkatkan kualitas pustakawan, aktif mengelola dan
manajemen jurnal, menyediakan alat elektronik dan internet yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, I. H., & Handoko, H. (2016). Jurnal Online dengan Open Journal System. Lembaga
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
https://doi.org/10.25077/9786026061317
Purwadi, P., & Irwansyah, I. (2020). PROSPEK DAN TANTANGAN INDUSTRI
PENERBITAN JURNAL DAN PROSIDING MELALUI TEKNOLOGI E-
PUBLISHING DI ERA DIGITAL. BACA: JURNAL DOKUMENTASI DAN
INFORMASI, 41(1), 87–98. https://doi.org/10.14203/j.baca.v41i1.509
Purwanto, A., Pramono, R., Bernarto, I., Asbari, M., Santoso, P. B., Saifuddin, M. P., Hyun,
C. C., Wijayanti, L. m, Ong, F., & Kusumaningsih, W. (2020). Minat dan Hambatan
Publikasi Artikel pada Jurnal Internasional Bereputasi: Studi Eksploratori pada
Mahasiswa Doktoral di Sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 4(1), 219–228. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v4i1.348
Ridwan, S. M. (2015). APPLICATION OF ELECTRONIC SCHOLARLY PUBLISHING IN
DIGITAL AGE: PROSPECTS AND CHALLENGES IN NIGERIAN
UNIVERSITIES. European Scientific Journal, ESJ, 11(8), Article 8.
https://eujournal.org/index.php/esj/article/view/5268
Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Currency.
Schwab., K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Switzerland: World Economic Forum

Anda mungkin juga menyukai