Disusun Oleh :
Kelompok A
1711311017
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karunia-nya kami dapat dan menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Konsep Dasar Potensi Diri dan Peluang dalam Usaha”. Pada makalah
ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan
dari hasil diskusi yang kami lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun kami
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan
dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memeperbaiki kekurangan kekurangan tersebut sehingga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I PENDAHULUAN
1.3.Tujuan ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya
sehari-hari, sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki kedisiplinan yang tinggi.Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah
ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap
waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala
yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina
dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.Wirausahawan
harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang
dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan
sistem kerja.
b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat
oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada
kemajuan).Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada
kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk
yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan
sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan
oleh seorang wirausahawan.Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa)
yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.
d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.Daya kreatifitas tersebut
sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar.Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru seringkali ide-ide jenius
yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya
adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.Gagasan-
gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi
dari wirausahawan yang bersangkutan.Kreativitas yang tinggi tetap
membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang
dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai
guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk
dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku
dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah
produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata
konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk
tersebut bagi konsumen.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan.Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki
sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam
setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Konsep diri menurut para tokoh sangat beragam artinya, berikut akan
dikutipkan beberapa pengertian tentang konsep diri. James F Calhoun
mendefinisikan konsep diri merupakan “gambaran mental diri sendiri yang
terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian
terhadap diri sendiri” (James F Calhoun, 1995: 90). Sedangkan menurut
Jalaludin Rahmat (1996: 125) “Konsep diri adalah pandangan dan perasaan
kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri
bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita”.Sedangkan
pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang
mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui
kesimpulankesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman pengalaman
dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang
diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya.
Menurut Hurlock (1994) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image)
individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik,
sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995: 2)
berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan
apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif
merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.
Dari beberapa definisi di atas dapat disentikan konsep diri adalah persepsi
individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya,tabiat-
tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain”.
b. Meminimalisasi Hambatan
Anda yang bertangung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus
menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup
anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri.
(You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for
your dysfunction. Life is really about moving on.,Oprah Winfrey). Oleh
karena itu anda sepakat akan selalu melaksanakan pengembangan potensi diri.
Pengembangan diri tidak seperti membalikan tangan, namun merupakan suatu
proses dan akan dijumpai hambatan-hambatan yang dijumpai. Hambatan
dalam pengembangan potensi diri meliputi hambatan internal (hambatan
berasal dari dalam dirinya sendiri dan hambatan eksternal.( hambatan dari
lingkungan).
Perenungan diri bukan berarti melamun yang tidak punya arti, akan tetapi
merenung adalah suatu upaya untuk mengingat kembali apa yang tersimpan
dalam memori kita, agar kita mampu menemukan hakekat hidup.
Menurut Suryana (2011) penilaian potensi diri wirausaha dapat dilihat dari
enam aspek yaitu aspek kepribadian, disiplin diri, kreativitas, dorongan/
keinginan, keberanian menghadapi risiko, dan kepercayaan diri.
Perlu digaris bawahi, bahwa peluang usaha baru adalah sebuah ruang kreasi
yang independen dan mandiri. Bukanlah sebuah kegiatan yang ikut-ikutan demi
mengikuti sebuah trend dan gaya hidup semata. Seorang wirausaha harus
memiliki pemikiran kreatif dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal
supaya tidak ada kendala dalam membuka usaha dan pemilihan bisnis yang tepat
dengan modal yang dimiliki oleh calon wirausahawan.
1. Lihat karakter usaha anda dengan karakter pribadi anda. Tujuannya adalah
melihat karakter dasar anda sesuai dengan karakter usaha anda.
2. Lihat apakah anda menyukai usaha tersebut. Karena rasa suka pada usaha
akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam
menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik.
3. Lihat apakah anda mampu menjalankan usaha tersebut. Sangat penting
bagi kita untuk mengukur kekuatan diri dengan tujuan apakah kita mampu
menjalankan usaha tersebut.
Selain dari unsur diatas, terdapat unsur- unsur lain yang dianggap penting
dalam membuka peluang usaha. Berikut rinciannya :
Saat ini sudah banyak buku yang bertema tentang bisnis dan menangkap
berbagai peluang usaha yang dengan mudah biasanya dapat kita lakukan untuk
menambah wawasan kita mengenai peluang usaha yang kemungkinan ada
disekitar kita.
Setiap usaha yang akan baru dibangun pastinya akan memiliki berbagai jenis
masalah. Namun, setiap masalah ada solusi yang ditawarkan. Diantara masalah
yang dihadapi dalam berwirausaha, yaitu :
1. Kurangnya Objektifitas
2. Kurangnya Kedekatan dengan Pasar
3. Pemahaman Kebutuhan teknis yang tidak memadai
4. Diabaikannya kebutuhan financial
5. Kurangnya diferensiasi produk
6. Pemahaman hukum yang tidak memadai
7. Modal
8. Menunda Bisnis
9. Gagal melakukan Marketing yang jitu.
Solusi yang dapat ditempuh dalam menanggulangi masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kembangkan ide dan kreatifitas yang kita miliki agar tercipta sebuah inovasi
baru yang dapat bermanfaat untuk masyarakat. Ide dan Inovasi tersebut dapat
memperkerjakan masyarakat. Sehingga pengangguran di Indonesia umumnya
dapat berkurang.
Peluang usaha baru adalah sebuah ruang kreasi yang independen dan
mandiri. Bukanlah sebuah kegiatan yang ikut- ikutan demi mengikuti sebuah
trend dan gaya hidup semata.
Pengusaha adalah seorang yang memiliki ide baru untuk produk atau jasa
dan mengambil tindakan dengan memulai bisnis mereka sendiri. Mereka
ambisius dan bersedia untuk memikul tanggung jawab untuk usaha, termasuk
modal yang dibutuhkan untuk start-up.
Peluang Usaha yang telah diambil tentu akan memiliki konsekuensi bagi
pengambil keputusan. Jika berhasil dapat dikatakan mendapat keuntungan, namun
jika gagal maka itu bagian resiko yang dihadapi. Namun demikian, hal itu dapat
dijadikan pengalaman yang sangat berharga.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Suprapti, Wahyu. 2015. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III: Agenda
Inovasi Pengembangan Potensi Diri. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Kurniawan, Alan Lulu. “Membaca Peluang Bisnis,” Blog Alan Lulus Kurniawan.