Anda di halaman 1dari 25

Materi 2

RAGAM DAN LARAS BAHASA

Oleh
Puji Lestari, M.Pd.
RAGAM BAHASA

• Ragam bahasa adalah variasi


bahasa atau tuntutan
pemakaian bahasa yang
berbeda-beda menurut
tempat, topik, penutur,
sarana/ media pembicaraan,
dan sebagainya.
PENYEBAB MUNCULNYA RAGAM BAHASA

• Letak Geografis/Daerah
• Media/Sarana Penyampaian
• Situasi/Kondisi
• Tingkat Pendidikan
• Jenis Pekerjaan
 Letak Geografis/Daerah
• Letak geografis/daerah akan berpengaruh pada
munculnya ragam bahasa. Faktor ini menjadi
penyebab terjadinya ragam bahasa karena letak
geografis berdampak pada jarak tempuh
antardaerah pada suatu wilayah tertentu.
• Misalnya: Wilayah pegunungan, pesisir pantai, dan
perkotaan akan memunculkan ragam bahasa yang
berbeda. Kondisi seperti ini membentuk pemunculan
ragam bahasa yang berbeda-beda pada setiap
wilayah.
 Media/Sarana Penyampaian
• Media atau sarana penyampaian dalam
komunikasi berpengaruh terhadap
munculnya ragam bahasa. Beda media
yang digunakan, beda pula ragam
bahasa yang dihasilkan.
• Contoh: Ketika orang menggunakan
media tulis maka ragam bahasa yang
dihasilkan adalah ragam bahasa tulis.
Sebaliknya, jika menggunakan media
lisan, ragam bahasa yang dihasilkan
adalah ragam bahasa lisan.
 Situasi/Kondisi
• Situasi/kondisi dalam berkomunikasi
akan memberi pengaruh pada ragam
bahasa yang digunakan. Beda kondisi
atau konteks komunikasi akan
menuntut penggunaan ragam bahasa
yang berbeda pula.
• Misalnya, kondisi santai akan menuntut
ragam bahasa yang santai, kondisi
resmi akan menuntut penggunaan
ragam bahasa yang resmi, begitu pula
kondisi-kondisi yang lain akan menuntut
ragam bahasa yang lain pula.
 Tingkat Pendidikan
• Tingkat pendidikan penutur bahasa
akan berpengaruh terhadap ragam
bahasa yang digunakan. Beda tingkat
pendidikan dari seorang penutur
bahasa akan menghasilkan ragam
bahasa yang berbeda. Hal ini akan
tecermin pada kemampuan seseorang
dalam memproduksi bahasa. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka akan semakin baik bahasa yang
dihasilkan baik secara lisan maupun
tulisan.
 Jenis Pekerjaan
• Jenis pekerjaan penutur bahasa akan memberi
pengaruh terhadap ragam bahasa yang
digunakan. Beda pekerjaan/profesi dari
seorang penutur bahasa akan menghasilkan
ragam bahasa yang berbeda. Hal ini akan
tercermin pada istilah-istilah yang digunakan
dalam bidang pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain berbeda. Profesi
seseorang juga akan membentuk kebiasaan
berkomunikasi sehingga akan membentuk
ragam bahasa yang berbeda antara profesi
yang satu dengan profesi yang lain.
Ragam Bahasa dalam Bahasa Indonesia
1. Ragam/Variasi Bahasa dari Segi Penutur
a. Variasi bahasa idiolek adalah variasi bahasa
yang bersifat perorangan. Menurut konsep
idiolek setiap orang mempunyai variasi bahasa
atau idioleknya masing-masing.
b. Variasi bahasa dialek adalah variasi
bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada pada
suatu tempat, wilayah, atau area
tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa
dialek Banyumas, Pekalongan,
Surabaya, dan lain sebagainya.
c. Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah
variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial
pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia
pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada
tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.

d. Variasi bahasa sosiolek adalah


variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan, dan kelas
sosial para penuturnya. Variasi
bahasa ini menyangkut semua
masalah pribadi para penuturnya,
seperti usia, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat
kebangsawanan, keadaan sosial
ekonomi, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan variasi bahasa
berdasarkan tingkat golongan, status
dan kelas sosial para penuturnya
dikenal adanya variasi bahasa akrolek,
basilek, vulgar, slang, kulokial, jargon,
argot, dan ken.
1) Akrolek adalah variasi bahasa yang dianggap lebih
tinggi atau lebih bergengsi dari variasi sosial lainya;
2) Basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang
bergengsi atau bahkan dipandang rendah;
3) Vulgar adalah variasi bahasa yang ciri-cirinya tampak
pada pemakai bahasa yang kurang terpelajar atau dari
kalangan yang tidak berpendidikan;
4) Slang adalah variasi bahasa yang bersifat khusus dan
rahasia;
5) Kolokial adalah variasi bahasa
yang digunakan dalam percakapan
sehari-hari yang cenderung
menyingkat kata karena bukan
merupakan bahasa tulis. Misalnya
dok (dokter), prof (profesor), let
(letnan), nda (tidak), dll
6) Jargon adalah variasi bahasa yang digunakan secara
terbatas oleh kelompok sosial tertentu. Misalnya, para
montir dengan istilah roda gila, didongkrak, dll;
7) Argot adalah variasi bahasa yang digunakan secara
terbatas oleh profesi tertentu dan bersifat rahasia.
Misalnya, bahasa para pencuri (kaca mata artinya
polisi)
8) Ken adalah variasi bahasa yang
bernada memelas, dibuat
merengek-rengek penuh dengan
kepura-puraan. Misalnya, variasi
bahasa para pengemis.
2. Ragam/Variasi Bahasa dari Segi
Keformalan
a. Gaya atau ragam beku adalah variasi bahasa yang paling
formal, yang digunakan pada situasi-situasi hikmat, misalnya
dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan sebagai nya.
b. Gaya atau ragam resmi adalah variasi bahasa yang biasa
digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-
menyurat, dan lain sebagainya.

c. Gaya atau ragam usaha atau ragam


konsultatif adalah variasi bahasa yang
lazim dalam pembicaraan biasa di
sekolah, rapat-rapat, atau
pembicaraan yang berorientasi pada
hasil atau produksi.
d. Gaya atau ragam santai adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk
berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib
pada waktu istirahat dan sebagainya.
e. Gaya atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang
biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya
sudah akrab.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
yang Digunakan

• Ragam Lisan
Ragam lisan berkaitan dengan tuturan
yang diucapkan melalui alat wicara.
• Ragam Tulis
Ragam tulis berkaitan dengan bahasa
yang ditulis.
LARAS BAHASA
 Laras bahasa adalah variasi bahasa yang menyangkut
bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa.
Misalnya bidang ilmiah, iklan, sastra, jurnalistik dan
sebagainya.
 Variasi bahasa dari segi pemakaian ini
yang paling tampak cirinya adalah dalam
hal kosakata. Setiap bidang kegiatan
biasanya mempunyai kosakata khusus
yang tidak digunakan dalam bidang lain.
Misalnya, bahasa dalam karya sastra
biasanya menekan penggunaan kata dari
segi estetis sehingga dipilih dan
digunakanlah kosakata yang tepat.
1. Laras Ilmiah
• Objektif: Mengenai keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pandangan pribadi.
• Lugas: Mengenai yang pokok-pokok saja atau yang perlu saja.
• Jelas
• Formal
• Konsisten: Tetap (tidak berubah-ubah)
• Ringkas dan padat.
• Tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia baku.
 Contoh
2. Laras Iklan
• Menarik
• Cenderung menggunakan kalimat aktif
• Informatif
• Persuasif (bersifat membujuk)
• Bahasa bermakna positif.
• Mudah dipahami.
 Contoh

RUMAH DIJUAL
Rumah besar, tanah luas, daerah Janti. K.
Tidur 3, K. Mandi 2, Luas T 300, Luas B
100, Lstrk 1800, Garasi, SHM. Hrg 400jt
nego, Hub Fajar 085648888908.
3. Laras Sastra
• Menggunakan kalimat yang tidak efektif.
• Menggunakan kata-kata yang tidak baku.
• Menggunakan kata yang bermakna
konotasi.
• Menggunakan kata yang memiliki nilai
estetika tinggi.
 Contoh
4. Laras Jurnalistik
• Ragam bahasa jurnalistik mempunyai
ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
komunikatif, dan ringkas.
• Sederhana karena harus dipahami
dengan mudah;
• Komunikatif karena jurnalis harus
menyampaikan berita secara tepat;
• Ringkas karena keterbatasasan ruang
(dalam media cetak), dan keterbatasan
waktu (dalam media elektronik).
 Contoh
Kejadian setahun lalu kembali terulang. Kawasan Istana Merdeka di
Jalan Medan Merdeka Utara terendam lagi akibat genangan banjir. Kejadian ini
lagi-lagi membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
naik pitam. Sebab, tahun lalu dia mengatakan banjir di Jakarta tidak akan
terjadi bila tidak ada sabotase. Apalagi ini di kawasan Ring 1.
"Banjir di Jakarta kecuali ada sabotase semua tanggul. Kalau kalau
todak ada sabotase saya jamin Jakarta tidak ada banjir yang menyeluruh
seperti dulu," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kota Jakarta, Rabu
18 Februari 2015.
Sebagai pembenaran atas ucapannya itu, Ahok mengaku menemukan
'biang kerok' banjir di jalan utama Ibu Kota seperti Jalan Sudirman, Thamrin,
Medan Merdeka, dan kawasan depan Istana Merdeka. Bukti itu didapat saat
petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menangani banjir.
Ahok mengambil ponsel pintarnya dan menunjukkan beberapa foto
hasil pengerjaan petugas PPSU. Dari situ diketahui, banyak bekas kulit kabel
yang menumpuk di saluran air, sehingga mengganggu drainase.

Anda mungkin juga menyukai