PENGERTIAN
1
1/13/2018
Penentuan
Penentuan Penentuan ranking
tebu bisa awal giling jadwal
ditebang pabrik tebang
kebun
2
1/13/2018
o Sampel tebu dapat diambil sampai 10x pengambilan (10 ronde). Agar
konsisten, sampel tebu harus ditandai, misal dengan pengecatan batang dan
pemberian etiket sampel
PENGAMBILAN
CONTOH a. Penetapan petak contoh
- Kesatuan yang serba homogen
> varietas tebu
> macam bibit
> waktu tanam
> tipe tanah
> sistem dan pola bukaan
- Luas petak 2 – 3 Ha
b. Kerapatan contoh
- Menggambarkan jumlah tempat contoh
- Per Ha lahan ditetapkan 10 tempat contoh
3
1/13/2018
Penentuan titik sampling ini harus merata, bisa sejajar atau diagonal atau zig zag.
0 50 100 0 25 75 100
0 50 100 0 25 75 100
Pengambilan sampel dari rumpun secara lurus Pengambilan sampel dari rumpun secara zig-zag
•Setiap batang tebu dipotong ujungnya sebatas 5 helai daun dihitung dari pucuk daun
• Batang dibersihkan & dihitung jml ruas batang
Preparasi sampel • Potong batang menjadi 3 bagian sama panjang (atas, tengah, bawah). Masing-masing
tebu dibelah menjadi dua untuk dilihat & dicatat bila ada hama, penyakit dan gabus. Pembelahan
batang juga berguna untuk mempermudah penggilingan tebu
• Batang tebu tiap bagian ditimbang
Sampel tebu
• Sebaiknya mulai menggiling tebu bagian atas, tengah kemudian baru bawah
digiling
• Nira dari setiap bagian ditimbang
di gil. contoh
• Analisa brix, pol, HK, Faktor Perah & R untuk nira tiap bagian (atas,tengah, bawah)
Analisa nira tebu • Analisa brix, pol, HK, Faktor Perah & R untuk nira seluruh bagian (nira 3 bagian dicampur)
• Penghitungan FK, KP & KDT sampel tebu
4
1/13/2018
Catatan :
% pol
HK = x 100 %
% brix
Berat nira
Faktor Perah = x 100 %
Berat tebu
Rendemen menyatakan banyaknya gula yang dapat diambil setiap 100 bagian
berat tebu
5
1/13/2018
Catatan :
R bawah – R atas
Faktor Kemasakan (FK) = R bawah X 100 %
Catatan :
R terakhir
Koefisien Peningkatan (KP) = X 100 %
R 2 periode sebelumnya
6
1/13/2018
Catatan :
HK bwh terakhir
Koefisien Daya Tahan (KDT) = HK X 100 %
bwh 2 per sblmnya
Analisis
Pendahuluan/Kemasakan Tebu
Rc KDT
(R. contoh) (K. Daya Tahan)
Rc = FP x Nilai Nira
FK KP KDT =
𝐻𝐾𝑏 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑥 100 %
𝐻𝐾𝑏 2 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑏𝑙𝑚
(F. Kemasakan) (K. Peningkatan)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑟𝑎
FP = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑏𝑢
𝑥 100 % KDT < 100 (telah terjadi
penurunan HK)
𝑹𝒃 −𝑹𝒂
NN = pol – 0,4(brix-pol) FK = 𝑹𝒃
𝒙 𝟏𝟎𝟎 % 𝑅 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
KP = 𝑅 2 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑏𝑙𝑚 𝑥 100 %
FK bergerak dari 100 ke 0. KP = 100 (R tetap)
FK optimal + 20 % KP > 100 (R msh bisa naik)
KP < 100 (R menurun)
7
1/13/2018
8
1/13/2018
• Bagaimana jika ?
9
1/13/2018
KTB = f (FK.KP.KDT)
Contoh:
KTB = (35.109.103)
10
1/13/2018
SKOR KEBUN
RANKING
11
1/13/2018
No KB RD FK KP KD Skr Rk
Rd nilai Bbt FK nilai Bbt KP nilai Bbt KDT nilai Bbt
X1 X 2,5 X2 X 2,5
12
1/13/2018
CATATAN TAMBAHAN
o Tidak boleh menyamakan R contoh (sampel) dengan R tebu riil (gilingan besar),
karena :
1. Faktor gilingan kecil dan besar tidak sama
2. Daya perah gilingan kecil (contoh) dan gilingan besar (pabrik) tidak sama.
Gilingan kecil yang daya perahnya kecil hanya memerah tebu yang selnya lunak
sehingga polnya tinggi dan nilai niranya ikut tinggi, sedangkan gilingan besar
semua sel terperah dengan baik
3. Tebu contoh biasanya lebih bersih dan lebih baik karena jumlahnya sedikit
dibandingkan tebu giling
13