Anda di halaman 1dari 7

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuh (Sterculia foetida L.)

Gambar 1 Pohon Kepuh, inset : Buah kepuh
Sumber : www.thaimisc.com
1. Nama Botanis :
a. Famili : Malvaceae
b. Genus : Sterculiae
c. Species : Sterculia foetida
2. Daerah Penyebaran :
Tumbuh di daerah yang membentang dari Afrika Timur sampai
Queensland yang memiliki struktur berbatu dan berpasir.
3. Pola Tanam :
Kepuh dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan hangat, biasa dijumpai
di pemakaman dan di hutan lebat.
4. Struktur Tumbuhan :
a. Pohon dan Kayu :
1. Tinggi pohon dapat mencapai 30 m, diameter batang >70 cm.
2. Batang tinggi, besar.
3. Percabangan jauh dari permukaan tanah.
4. Kulit luar batang berwarna kelabu atau putih, tidak mengelupas.
6

5. Kayu awet, padat, struktur halus, tidak berurat kusut sehingga
mudah dikerjakan.
b. Daun : Struktur daun menjari.
c. Bunga :

Gambar 2 Bunga kepuh
Sumber : www.thaimisc.com
1. Anak tangkai bunga berwarna hijau.
2. Mahkota bunga berjumlah 6, berwarna kuning kemerahan, dan
memanjang beraturan.
d. Buah dan biji :

Gambar 3. Buah dan Biji Kepuh
Sumber : www.thaimisc.com
1. Buah berbentuk seperti ercis. Berwarna merah saat bergantung di pohon,
menjadi kecoklatan sesudah jatuh.
2. Daging buah berwarna merah muda seperti pada jambu biji.
3. Biji berupa bulatan kecil yang agak lonjong.
4. Biji terdiri dari 4 lapis kulit. Kulit pertama; hitam, tipis dan rapuh. Kulit
kedua; berwarna kecoklatan sedikit lebih tebal dari kulit pertama dan
lunak. Kulit ketiga; berwarna coklat kehitaman dan cukup keras. Kulit
keempat; tipis, berwarna coklat seperti kulit pertama. Dan di dalamnya
terdapat inti biji yang jika dipegang terasa berminyak.
5. Kegunaan :
7

a. Kayu kepuh cocok untuk meubel, tetapi tidak cocok untuk bahan
bangunan karena mudah lapuk.
b. Inti biji dapat dikonsumsi dan memiliki rasa seperti kacang.
6. Keminyakan :
Oil Contents : 45 % - 55 %
Detil data Sterculia foetida Linn.

Spesies : Sterculia foetida Linn.
Nama Inggris : Wild almond
Nama Indonesia : kepoh, kelumpang
Deskripsi :
Pohon yang tumbuh cepat dengan tinggi 35 m.
Batang besar dengan diameter 120 cm.
Batang/kayunya berwarna putih keruh, ringan,
permukaan batang kasar. Bentuk daun berbagi
menjari, bundar telur sampai lanset dan meruncing ke
ujung. Bunga terdapat di ujung batang/ranting, pada
awalnya bunga berwarna kuning keabuan kemudian
menjadi merah. Buah mempunyai kulit yang tebal dan
keras, warna merah hitam. Setiap buah mempunyai 10
- 17 biji.
Distribusi/Penyebaran :
Tersebar dari Afrika Timur, India, Sri Lanka,Burma,
Indo China, Thailand hingga ke Indonesia, namun
tidak pernah dilaporkan dari Sarawak dan Papua
Niugini. Di Indonesia banyak ditemukan Jawa
Tengah, Jawa Timur, Madura dan di pulau-pulau
karang di laut Jawa.
Habitat :
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 500 m
dpl.
8

Perbany0061kan :
Belum pernah dijumpai budidaya jangkang di
Indonesia. Umumnya ditanam beberapa pohon saja di
pojok pekarangan atau di pagar kebun.
Manfaat tumbuhan :
Abu kulit buah dan buah jangkang dan kembang pulu
memberikan warna merah Jawa Tengah. Buah
jangkang, jeruk, kunyit dan kembang pulu
menghasilkan warna jingga Jawa Tengah. Di Jawa
biji jangkang dipakai sebagai bahan jamu. Kayunya
digunakan untuk membuat konstruksi sementara, dan
kegunaan yang sama. Biji buahnya dimakan sebagai
kacang, dan sebagai sumber minyak yang digunakan
untuk lampu dan cat. Pohonnya ditanam untuk
peneduh dan kadang digunakan digunakan bersama
sirih.
Sinonim : Sterculia polyphylla R.Br.
Sumber Prosea :
5(2): Timber trees:Minor Commercial timbers p.429-
430 (author(s): Lemmens, RHMJ ; Alonzo, DS ;
Sudo, S)
Kategori : Pewarna alami
Sumber : http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=821

B. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut/bercampur dalam air. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu
ke minyak bumi (petroleum) atau bahkan produk olahannya: minyak tanah
(kerosene). Minyak tumbuhan dapat diperoleh dari biji-bijian seperti biji bunga
matahari, zaitun (olive), kacang kedelai dan lain-lain. Minyak dari tumbuh-
tumbuhan ini tidak hanya dipakai untuk memasak, tapi juga untuk bahan dasar
kosmetik dan bahkan bahan bakar kendaraan bermotor. Selain untuk
dikonsumsi, minyak tumbuhan juga dapat digunakan sebagai sumber energi
9

pengganti untuk menggerakkan kendaraan bermotor (biodiesel). Penggunaan
minyak tumbuhan sebagai biodiesel biasanya melibatkan pemanasan awal
yang mengurangi kekentalan minyak tumbuhan sehingga teksturnya menjadi
seperti diesel untuk kemudian diinjeksikan ke dalam mesin.
Beberapa proses ekstraksi minyak tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Cold pressed : Metode mekanis dengan panas kurang dari 27-32
o
C
dengan memproses bahan dasar sekaligus dalam jumlah besar. Suhu
yang rendah memungkinkan minyak mempertahankan keadaan
alaminya.
2. Expeller pressed : Ekstraksi mekanik yang alamiah dengan panas
sekitar 49-93
o
C yang diproduksi oleh tekanan hidrolis.
3. Refined : Minyak yang telah diproses sempurna di mana panas yang
digunakan dalam proses ekstraksi mencapai 232
o
C, kemudian
didinginkan sampai -23
o
C, deodorisasi (proses penghilangan bau alami
yang berasal dari bahan dasar) dan proses-proses pemurnian lain yang
mengubah warna, bau dan kedalaman rasa alami minyak tersebut.
Minyak yang diperoleh dengan cara ini sangatlah mudah digunakan
untuk berbagai keperluan.
4. Unrefined : Proses ekstraksi mekanis yang digabung dengan
penyaringan. Minyak yang diperoleh dengan cara ini adalah minyak
tumbuhan murni yang warnanya lebih gelap dan baunya lebih kuat
daripada minyak yang diperoleh dengan proses lain.
5. Solvent extracted : Pemurnian minyak dapat juga dilakukan secara
kimiawi dengan menggunakan solvent (pelarut organik), medium
ekstraktor atau zat-zat kimia lainnya. Pengekstraksian minyak kimiawi
merupakan cara yang paling ekonomis karena membutuhkan sedikit
biaya dengan hasil yang banyak. Hanya saja bahan-bahan kimia yang
digunakan dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan dan mencemari
lingkungan.

C. Biodiesel
10

Biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) di samping Bio-etanol. Biodiesel adalah senyawa alkil
ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis (transesterifikasi) antara
trigliserida dengan metanol atau etanol menggunakan katalis basa menjadi
alkil ester dan gliserol. Selanjutnya esterifikasi asam lemak bebas dengan
metanol atau etanol menggunakan katalis basa menjadi senyawa alkil ester
dan air.
Biodiesel mentah yang dihasilkan proses transesterifikasi minyak dan
esterifikasi asam lemak bebas, biasanya masih mengandung sisa-sisa katalis,
metanol, gliserol dan air. Untuk memurnikan biodiesel mentah tersebut, bisa
dicuci dengan air sehingga pengotor-pengotor tersebut larut ke dalam dan
terbawa oleh fase air pencuci yang selanjutnya dipisahkan. Porsi pertama dari
air yang dipakai dalam pencucian disarankan mengandung sedikit asam/basa
untuk menetralkan sisa-sisa katalis. Biodiesel yang sudah dicuci kemudian
dikeringkan pada kondisi vakum untuk menghasilkan produk yang jernih dan
terbebas dari air, serta memiliki nyala api lebih dari atau sama dengan 100
o
C
yang menandakan bebas metanol.
Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel
(solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi
komposisi biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda. Biodiesel terdiri dari
metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel adalah
hidrokarbon.
Namun, biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan
petroleum diesel (solar) sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin
diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Pencampuran 20 % biodiesel
ke dalam petroleum diesel menghasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah
sifat fisik. Produk ini di Amerika dikenal sebagai Diesel B-20 yang banyak
digunakan untuk bahan bakar bus.
Energi yang dihasilkan oleh biodiesel relatif sama dengan petroleum
diesel, yaitu sekitar 128.000 BTU berbanding 130.000 BTU. Sehingga engine
torque dan tenaga kuda yang dihasilkan relatif sama. Walaupun kandungan
kalori biodiesel serupa dengan petroleum diesel, tetapi karena biodiesel
11

mengandung oksigen, maka flash pointnya lebih tinggi sehingga tidak mudah
terbakar. Biodiesel juga tidak menghasilkan uap yang membahayakan pada
suhu kamar, maka biodiesel lebih aman daripada petroleum diesel dalam
penyimpanan dan penggunaannya. Di samping itu, biodiesel tidak
mengandung sulfur dan senyawa bensen yang karsinogenik, sehingga
biodiesel merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan lebih mudah ditangani
dibandingkan dengan petroleum diesel.
Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi emisi karbon monoksida,
hidrokarbon total, partikel, dan sulfur dioksida. Emisi nitrous oxide juga dapat
dikurangi dengan penambahan konverter katalitik. Kelebihan lain dari segi
lingkungan adalah tingkat toksisitasnya yang 10 kali lebih rendah
dibandingkan dengan garam dapur dan tingkat biodegradabilitinya sama
dengan glukosa, sehingga sangat cocok digunakan pada kegiatan di perairan
untuk bahan bakar kapal/motor. Biodiesel tidak menambah efek rumah kaca
seperti halnya petroleum diesel karena karbon yang dihasilkan masuk dalam
siklus karbon.
Untuk penggunaan biodiesel pada dasarnya tidak perlu modifikasi pada
mesin diesel, bahkan biodiesel mempunyai efek pembersihan terhadap tangki
bahan bakar, injektor dan selang.

Anda mungkin juga menyukai