Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan minyak bumi yang sangat besar menyebabkan persediaan minyak bumi semakin
lama semakin menipis. Hal ini menyebabkan harga minyak bumi dunia tidak stabil dan mengalami
peningkatan mencapai di atas US$ 70 per barel bahkan pernah mencapai US$ 96 per barel (Anonim,
2009). Ketidakstabilan harga minyak bumi dan kelangkaan pasokan BBM di daerah-daerah terpencil
menjadi alasan bagi banyak negara mengembangkan sumber energi alternatif yang terbarukan.
Pemerintah telah menetapkan peran minyak bumi sebagai sumber energi akan dikurangi dari 52%
menjadi 20% sebaliknya peran energi terbarukan akan ditingkatkan menjadi sekitar 20% pada tahun
2025 (Anonim, 2006).
Biodiesel bisa dibuat dari minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak kelapa
sawit dan minyak dari biji-bijian tanaman yang lain. Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding
dengan petrodiesel. Biodiesel mengurangi emisi gas-gas beracun seperti CO 2, CO, HC, NOx, SOx,
mengurangi senyawa karsinogenik dan meningkatkan pelumasan mesin. Salah satu tumbuhan yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel adalah dari biji pohon kesambi ( Schleichera oleosa
Lour). Minyak dari biji kesambi mengandung beberapa jenis asam lemak dengan komposisi tertentu
yang mirip dengan tanaman penghasil biodiesel lainnya. Asam-asam lemak yang terdapat pada minyak
kesambi yaitu asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam arakidat, asam oleat dan asam
linoleat.
Di Indonesia, pohon kesambi merupakan tanaman hutan yang banyak tumbuh di Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Pulau Seram dan Pulau Kai. Pohon ini tumbuh baik di wilayah tropis
dan tahan kekeringan atau musim kemarau. Biji kesambi dapat menghasilkan minyak atsiri yang
dikenal dengan nama minyak makasar. Berat kulit biji kesambi adalah 40 % dari berat bijinya dan isi biji
mengandung kira-kira 70% minyak (Heyne, 1987). Minyak yang diperoleh berwarna kekuning-kuningan,
encer, bening dan berbau khas. Bila minyak disimpan lebih dari satu tahun, maka akan terbentuk
endapan putih (Heyne, 1987). Minyak kesambi mengandung asam sianida (HCN) sebanyak 0,02%
(Heyne, 1987). Minyak biji kesambi dapat digunakan sebagai pelumas, sabun lunak, pembuatan lilin
dan digunakan pada industri batik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Biodiesel ?
2. Bagaimana Prospek Minyak Kesambi sebagai Sumber Energi Biodiesel ?
3. Bagaimana Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kesambi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Biodiesel
2. Mengetahui Prospek Minyak Kesambi sebagai Sumber Energi Biodiesel
3. Mengetahui Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kesambi

iii

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diformulasikan khusus untuk mesin diesel yang
terbuat dari minyak nabati (bio-oil). Proses pembuatan biodiesel adalah proses transesterifikasi antara
minyak nabati dengan methanol dan katalis pada suhu 70 oC. Biodiesel memiliki keuntungan antara lain
tidak diperlukan modifikasi mesin, memiliki cetane number tinggi, ramah lingkungan, memiliki daya
pelumas yang tinggi, aman dan tidak beracun.
Menggunakan biodiesel sebagai pengganti diesel standar tidak hanya akan membantu
lingkungan, tetapi juga akan membantu meningkatkan kemandirian energi dan keamanan energi
negara. Kelemahan dari penggunaan biodiesel lebih karena biodiesel sebagian besar masih diproduksi
dari tanaman pangan yang dalam skenario terburuk menyebabkan peningkatan harga pangan dan
bahkan meningkatkan kelaparan di dunia. Inilah alasan utama mengapa para ilmuwan melihat
berbagai bahan baku biodiesel potensial lainnya, contohnya adalah Biji Kesambi.
Teknologi pembuatan biodiesel dari aneka minyak nabati praktis sama dan relatif sederhana,
karena hanya meilibatkan: (i) reaksi berbantuan katalis basa antara minyak nabati dengan alkohol
berlebih; dan (ii) pemisahan produk samping gliserin serta sisa kelebihan alkohol dari biodiesel produk.
Tahap-tahap produksi ini tidak membutuhkan tingkat pengendalian operasi yang relatif ketat, sehingga
cukup mudah dikembangkan serta dikuasa/diterapkan oleh tenaga- tenaga dalarn negeri. Kondisi
operasinya pun tak berat (temperatur <150C, tekanan atmosferik, pH dan tingkat korosivitas bahan
sangat moderat), sehingga barang-barang modal utama pabrik biodiesel akan dapat dibuat oleh
bengkel- bengkel peralatan di dalam negeri.
B. Prospek Minyak Biji Kesambi sebagai Sumber Energi Biodiesel
Kesambi berasal dari kaki Pegunungan Himalaya, Dataran Tinggi Dekkan, kemudian berkembang ke
Srilangka hingga Indocina. Kemungkinan pada masa lampau tumbuhan ini diintroduksi ke Malaysia,
termasuk Indonesia, dan kemudian tersebar di beberapa daerah diantaranya Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku (Seram dan Kepulauan Kai).
Pohon ini tumbuh liar di daerah beriklim kering, perpaduan antara hutan gugur daun dan savana serta
tumbuh dengan baik pada kisaran curah hujan antara 7502.500 mm per tahun. Di Jawa, kesambi
umumnya ditemukan disekitar hutan jati di dataran rendah, namun dapat hidup hingga ketinggian
tempat 1.200 m dpl. Kesambi bersifat menggugurkan daun pada musim kemarau.
Tanaman kesambi mempunyai banyak kegunan. Karakteristik dari kayu yang padat, berat, keras, dan
mempunyai nilai energi yang tinggi (hingga 20.800 kJ/kg) membuat kayu kesambi disukai untuk kayu
bakar dan arang berkualitas tinggi. Daun muda digunakan sebagai bahan sayur/lauk. Bubuk biji dapat
digunakan untuk luka dan borok ternak maupun untuk menghapus belatung. Kulit kayu mengandung
tanin dan dapat digunakan sebagai obat radang kulit dan borok, disamping itu juga dapat digunakan
sebagai pewarna dan penyamakan kulit. Daun, ranting dan biji muda dapat digunakan juga sebagai
pakan ternak (Iwasa, 1997).
Minyak kesambi lebih dikenal dengan nama minyak makasar sering digunakan untuk penerangan,
obat tradisional untuk gatal, jerawat, dan beberapa masalah kulit lainnya, encok (minyak urut),
mempercepat pertumbuhan rambut, dan industri batik (Council of Scientific & Industrial Research,
1972). Minyak kesambi diekstrak dari biji kesambi yang telah dikeringkan hingga kadar air 5%
(Gambar 1). Berat biji kesambi berkisar antara 0,51 0,72 gr/biji dengan komposis, kulit biji 39% dan
kernel 61%.

iii

Gambar

. Biji kesambi yang telah dikeringkan


( kiri) dan bungkil kesambi (kanan
)

Ekstraksi minyak biji kesambi dilakukan menggunakan metode pengepresan dengan menggunakan
eskspeller. Dari 133,7 kg biji kesambi diperoleh 68,3% bungkil dan 31,7%minyak kotor. Minyak kotor
kesambi kemudian disaring untuk memisahkan minyak dari pengotor dan didapatkan pasta sebanyak
12,5% dan minyak kasar 87,5%. Sehingga rendemen minyak kesambi menggunakan metode ekspeller
sebesar 23,11%. Berdasarkan penelitian Palanuvej (2008), ekstraksi biji kesambi menggunakan
pelarut methanol didapatkan minyak sebesar 40,3 %. Ini menunjukkan bahwa metode press dengan
pemanasan hanya dapat mengekstrak sebesar 71,3% minyak dari biji kesambi, sedangkan sisanya
masih tersisa dalam bungkil kesambi dan pasta yang dapat dijadikan sebagai bahan baku biobriket,
pupuk ataupun biogas. Menurut Gupta et al.(1986), bungkil kesambi mengandung 20.9% protein, 7.4%
lemak, 56.9% karbohidrat, 9% serat, 5.8% abu, 0.52% kasium, dan 1.14% fosfor . Minyak kasar
kesambi hasil penyaringan berwarna kuning kecoklatan, encer dan berbau khas.
Minyak kesambi digolongkan sebagai minyak nabati yang tidak dapat dimakan (nonedible oil) sehingga
cocok digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel karena tidak bersaing dengan pangan.
Karakteristik minyak kesambi mirip tanaman penghasil biodiesel lainnya.
C. Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kesambi
1. Persiapan bahan
Persiapan bahan dilakukan untuk mengetahui rendemen dan sifat fisiko-kimia minyak kesambi yaitu
kadar air, kekentalan, densitas, bilangan asam, dan kadar asam lemak bebas. Ekstraksi minyak
dilakukan menggunakan alat kempa hidraulik manual berkapasitas tekanan maksimal 20 ton.
Lempeng alat kempa diberi pemanasan elektrik dan suhu diatur konstan pada 60 - 70 o C selama
kurang lebih 15 menit. Bungkil biji yang masih tersisa setelah pengempaan digiling dan dilakukan
pengempaan ulang. Hasil minyak dari biji dijadikan dasar perhitungan rendemen. Minyak hasil
pengepresan dianalisis sifat fisiko-kimianya yaitu kadar air, densitas, viskositas dan kandungan
asam lemak bebas. Tahap berikutnya dila-kukan proses degumming, bertujuan untuk
menghilangkan gum dalam minyak.
2. Pembuatan biodiesel
Tahapan pembuatan biodiesel secara umum digambarkan pada diagram alir proses (Gambar 1).
Proses pembuatan biodiesel diawali dengan proses esterifikasi minyak hasil degumming. Minyak
kesambi dimasukkan ke dalam labu leher tiga, kemudian dipanaskan menggunakan hot plate stirer
sampai suhu minyak mencapai 60 o C. Setelah itu, ke dalam labu ditambahkan methanol teknis
dengan rasio molar metanol 15:1 atau 20:1 terhadap asam lemak bebas minyak. HCl yang
digunakan adalah HCl teknis sebanyak 1% (v/v). Waku yang dibutuhkan untuk reaksi esterifikasi
divariasikan yaitu 30 dan 60 menit. Minyak hasil esterifikasi dipisahkan dari sisa katalis dan metanol
kemudian dicuci dengan larutan Na2CO3 0,01%. Setelah itu, minyak tersebut dicuci lagi dengan air
hangat (60o C) sampai pH air cucian netral. Tahap berikutnya adalah memanaskan minyak hasil
esterifikasi untuk menguapkan air yang masih bercampur dengan minyak. Setelah itu dilakukan
analisis bilangan asam.
iii

Selanjutnya minyak hasil esterifikasi diproses sesuai dengan perlakuan yaitu langsung
ditransesterifikasi atau sebelumnya dinetralisasi apabila bilangan asamnya masih tinggi. Bisa juga
penurunan bilangan asam dilakukan setelah proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi
dilakukan selama 30 menit dengan suhu 60 o C. Perbandingan molar metanol terhadap minyak
adalah 6:1 dan katalis yang ditambahkan adalah NaOH sebanyak 0,5% dari jumlah minyak.
Netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 14 o Be (10,4 gram NaOH dalam 100 ml
air) ke dalam minyak yang bersuhu 50 o C dan bersamaan dengan itu dilakukan pengadukan,
kemudian didiamkan selama 15 menit. Sabun yang terbentuk dipisahkan dari minyak dengan cara
penyaringan. Hasil dari proses ini adalah biodiesel yang masih mengandung gliserol, selanjutnya
dipisahkan dengan menggunakan labu pemisah. Biodiesel kotor yang diperoleh kemudian dicuci.
Pada proses pencucian, biodiesel kotor dicampur dengan asam asetat 0,01% dan pembilasan
dengan air hangat sampai pH air buangan netral.
3. Pengujian sifat biodiesel
Biodiesel yang dihasilkan dilakukan pengujian terhadap sifat fsiko-kimianya antara lain kadar air,
bilangan asam, viskositas kinematik, densitas dan rendemen.

Gambar . Diagram alir proses pembuatan biodiesel

iii

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biodiesel bisa dibuat dari minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak kelapa
sawit dan minyak dari biji-bijian tanaman yang lain. Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding
dengan petrodiesel. Biodiesel mengurangi emisi gas-gas beracun seperti CO 2, CO, HC, NOx, SOx,
mengurangi senyawa karsinogenik dan meningkatkan pelumasan mesin. Salah satu tumbuhan yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel adalah dari biji pohon kesambi ( Schleichera oleosa
Lour). Minyak dari biji kesambi mengandung beberapa jenis asam lemak dengan komposisi tertentu
yang mirip dengan tanaman penghasil biodiesel lainnya. Asam-asam lemak yang terdapat pada minyak
kesambi yaitu asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam arakidat, asam oleat dan asam
linoleat.
Di Indonesia, pohon kesambi merupakan tanaman hutan yang banyak tumbuh di Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Pulau Seram dan Pulau Kai. Pohon ini tumbuh baik di wilayah tropis
dan tahan kekeringan atau musim kemarau. Biji kesambi dapat menghasilkan minyak atsiri yang
dikenal dengan nama minyak makasar. Berat kulit biji kesambi adalah 40 % dari berat bijinya dan isi biji
mengandung kira-kira 70% minyak (Heyne, 1987). Minyak yang diperoleh berwarna kekuning-kuningan,
encer, bening dan berbau khas. Bila minyak disimpan lebih dari satu tahun, maka akan terbentuk
endapan putih (Heyne, 1987). Minyak kesambi mengandung asam sianida (HCN) sebanyak 0,02%
(Heyne, 1987). Minyak biji kesambi dapat digunakan sebagai pelumas, sabun lunak, pembuatan lilin
dan digunakan pada industri batik.
B. Penutup
Biodiesel berbahan bakar minyak Biji Kesambi memiliki kualitas yang baik, maka diharapkan
adanya invensi ini dapat memberi solusi terkait penyediaan energi bahan bakar sebagai pengganti
bahan bakar fosil yang persediaannya semakin hari semakin menipis. Invensi ini diharapkan mampu
menjawab persoalan krisis energi di negeri ini

iii

DAFTAR PUSTAKA
Pramudono, Bambang et all. 2008. Ekstraksi Kontinyu Dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan
Arah: Pengambilan Minyak Biji Kesambi Menggunakan Pelarut N-Hexane Dan Iso Propil
Alkohol. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas diponegoro
Prastowo Bambang. 2007. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti
Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan Indonesian Center for Estate Crops Research and Development
Rahma, Elita et all, Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Biji Kesambi (Persea Americana Mill) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus
Isolat Pus Secara In Vitro. Malang: Laboratorium Mikrobiologi FKUB, Laboratorium Anatomi-Histologi
FKUB Risnoyatiningsih, Sri.2010. Biodiesel From Avocado Seeds By Transesterification Process.
Surabaya: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran.
Widioko, Septian Ardi dan Wawan Rustyawan. Proses Ekstraksi Kontinyu Lawan Arah Dengan Simulasi
Batch Tiga Tahap : Pengambilan Minyak Biji Kesambi Menggunakan Pelarut N-Hexane Dan Iso
Propil Alkohol. Semarang: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur atas keridhoan Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul SUMBER ENERGI
BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KESAMBI dengan berbagai pembahasan di dalamnya.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Semoga penyusunan makalah ini adalah dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi
penulis, pembaca, dan masyarakat.

Surade, 10 Maret 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...................................................................................................................i


Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii
Daftar Isi ......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ...............................................................................................................1

B.

Rumusan Masalah .........................................................................................................1

C.

Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Biodiesel ..................................................................................................2
B. Prospek Minyak Biji Kesambi Sebagai sumber Biodiesel ....................................2
C. Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kesambi ............................................3
BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan .....................................................................................................................5

B.

Saran ...............................................................................................................................5

Daftar Pustaka ............................................................................................................................6


iii

iii

Anda mungkin juga menyukai