Anda di halaman 1dari 46

1

PETUNJUK PRAKTIKUM

ANALISIS
TANAH, AIR, PUPUK DAN JARINGAN TANAMAN

Dr.Ir.Miseri Roeslan Afany, MP


2

KATA PENGANTAR

Buku petunjuk praktikum Analisis Tanah, Pupuk, Air dan Tanaman ini disusun

untuk mmemenuhi kebutuhan mahasiswa yang melakukan kegiatan praktikum Analisis

tanah dan tanaman. Dalam petunjuk praktikum ini penekanan tulisan pada analisis

jaringan tanaman dan analisis air. Analisis tanah sebagian besar sudah tertulis dan

dilaksanakan dalam praktikum Kimia Tanah dan Fisika tanah sehingga pelaksanaan

praktikum analisis tanah acara disesuaikan untuk analisa khusus.

Mengingat sederhananya tulisan ini, bagi pemakai buku ini untuk kepentingan

pedoman analisis. penyusun menganjurkan untuk menelusur kembali buku-buku asli dari

pustaka penulisan petunjuk praktikum ini.

Yogyakarta, 10 Juni 2000

Penyusun
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………….

Daftar isi …………………………………………………………………….

Analisis Jaringan Tanaman

Penyiapan Contoh Tanaman …………………………………………………

Penetapan Kadar Air Sampel ……………………………………………….

Destruksi jaringan tanaman (destruksi kering) ……………………………….

Destruksi jaringan Tanaman ( destruksi basah) ……………………………….

Penetapan Nitrogen …………………………………………………………..

Penetapan Fosfor …………………………………………………………….

Penetapan Kalium dan Natrium ………………………………………………

Penetapan Calsium dan Magnesium………………………………………….

Penetapan Fe jaringan tanaman ………………………………………………

Penetapan Mn jaringan tanaman ……………………………………………..

ANALISIS TANAH

Penetapan tarap perombakan gambut (Cara Va Post) ………………………

Penetapan tarap perombakan gambut (Cara Indek pirofosfat) ………………

Deteksi keberadaan bahan amorf / alofan ………………………………….

Penetapan C organik jaringan ………………………………………………..

Penetapan asam humat dan fulvat …………………………………………

Penetapan kadar kapur setara tanah cara titrimetris …………………………

ANALISIS PUPUK
4

Penetapan kadar K pupuk KCl cara flamefotometri ………………………..

ANALISIS AIR

Penyiapan sampel air ………………………………………………………..

Penetapan kadar lumpur …………………………………………………….

Penetapan pH air ……………………………………………………………

Penetapan DHL air …………………………………………………………

Penetapan Eh dari Air ………………………………………………………

Penetapan K dan Na (Flame fotometri) ……………………………………

Penetapan sulfat dan klorida (kualitatip) ………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

LAMPIRAN

Teknik Pengambilan Contoh Daun Untuk Pedoman Pemupukan ………….

Daftar Transmiten-Absorben ……………………………………………….

Interpretasi hasil Analisis Jaringan tanaman dan air irigasi ………………..


5

ACARA J1. PENYIAPAN CONTOH


TANAMAN

Bahan dan Alat

- Jaringan tanaman

- Gunting

- Grinder/Alat Penumbuk dengan Ayakan 0,5 mm

- Botol contoh

Cara kerja

1. Ambil jaringan tanaman yang akan dianalisis (jaringan segar dari lapangan) dan

dilakukan pencucian dengan deterjen dan dibilas dengan air suling sebanyak 3 kali,

kemudian dikering anginkan.

2. Contoh tanaman dipotong-potong dengan gunting (stainless steel) panjang kira-kira 1

cm kemudian dimasukkan dalam kertas berlubang dan masukkan dalam dapur

pengering dengan temperatur 60°C-70°C, sampai berat kering tetap atau kurang lebih

48 jam.

3. Contoh yang telah dikeringkan ditumbuk/grinder dan disaring dengan mata ayakan

0,5 mm.

4. Contoh tanaman yang telah dihaluskan kemudian disimpan dalam botol untuk

dianalisis.
6

ACARA J 2. PENETAPAN KADAR AIR


JARINGAN

Bahan dan Alat

- Botol pengering

- Neraca timbang/timbangan listrik

- Pengering

- Jaringan yang telah ditumbuk

Cara Kerja:

1. Timbang botol pengering kosong (a gram)

2. Timbang lebih kurang 1 gram jaringan tanaman dan masukkan ke dalam botol dan

timbang lagi (b gram)

3. Masukkan dalam dapur pengering dan atur temperatur sebesar 105° sampai berat

konstan lebih kurang 5 jam

4. Dinginkan dalam eksikator selama 45 menit dan timang kembali (c gram)

5. Hitung kadar lengas (KL) sampel jaringan

b-c
KL (%) = x 100%
c-a
7

ACARA J 3. DESTRUKSI JARINGAN


TANAMAN (DESTRUKSI KERING)

Bahan dan Alat:

– Jaringan tanaman yang telah dihaluskan/ digrinder

– Timbangan / neraca listrik

– Mufell Furnace

– Eksikator

– Penjepit

Cara Kerja:

1. Timbang pinggan platina / nikel kosong (a gram)

2. Tambahkan kira-kira 1 gram contoh tanaman dan timbang lagi (b gram)

3. Bakar/abukan dalam mufell furnace mula-mula suhu 300°C selama setengah jam dan

setelah mengering suhu ditingkatkan sampai 600°C kira-kira 3 jam atau sampai warna

abu menjadi putih

4. Masukkan dalam eksikator selama 45 menit

5. Timbang botol dan abu yang telah dingin terasebut (c gram)

c-a
% ABU = x 100%
(b-a). 100
100+KL

Kl = Kadar lengas jaringan tanaman


8

ACARA J.4. DESTRUKSI JARINGAN


TANAMAN (DESTRUKSI BASAH)

Bahan dan Alat:

- Jaringan tanaman yang telah digrinder, H2SO4 pekat, H2O2 30%

- Timbangan listrik

- Labu ukur / mikro kyeidahl dari glas pirex

- Pipet tetes

- Penangas listrik dengan pengatur temperatur

Cara Kerja:

1. Timbang 0,25 gr sampel halus jaringan tanaman dan masukkan dalam labu ukur 50 cc

/ kyeidahl (jaga agar jaringan tidak menempel pada dinding labu)

2. Tambahkan 2,5 cc asam sulfat pekat dan biarkan semalam.

3. Dipanaskan selama 15 menit mula-mula pada suhu rendah kemudian dinaikkan

sedikit demi sedikit hingga temperatur ± 150°C.

4. Setelah 30 menit ditambahkan 5 tetes H2O2 30% dalam selang waktu 10 menit

(pemberian H2O2 diulang-ulang sampai cairan dalam labu ukur menjadi jernih/tak

berwarna.

5. Setelah itu dipanaskan pada suhu ± 250°C sampai cairan yang tertinggal sebanyak ±

2,5 ml.

6. Dinginkan dan tambahkan air suling sampai tanda garis pada labu ukur atau

pindahkan cairan pekat dari labu keydahl ke dalam labu takar dan tambahkan air

suling sampai tanda garis (volume 50 cc). Disaring apabila banyak pengotor.

Cairan ini dinamakan “Cairan Destruksi Pekat” dari cairan ini ditetapkan Nitrogen (N).
9

7. Dari cairan distruksi pekat diambil 5 ml dimasukkan kedalam labi takar 50 ml dan

tambahkan air suling sampai tanda garis cairan ini dinamakan “Cairan Distruksi

Encer” dari cairan ini dapat ditertapkan P, K, Ca, Mg, dan unsur mikro kecuali S.
10

ACARA J 5. PENETAPAN NITROGEN

Bahan : Cairan destruksi pekat

Alat : - Pipet gondok 10 ml

- Alat destilasi

- Erlemeyer

- Buret

- Labu didih

Bahan Kimia:

- H2SO4 0,1 N

- Indikator PP

- NaOH 0,1 N

- NaOH 30%

Cara Kerja:

1. Pipet 10 ml cairan destruksi pekat masukkan kedalam labu didih tambahkan batu

didih Zn ± 1 sendok teh, tambahkan 100 ml aquades.

2. Siapkan erlemeyer 125 cc, tambahkan 10 ml H2SO4 0,1 N tambahkan 2 tetes

indikator MR hingga warna jadi kemerahan (gelas piala ini sebagai penampung

destilat).

3. Penampung destilat ditempatkan dibawah alat pendingin destilasi sedemikian rupa

sehingga ujung alat pendingin tercelup dibawah permukaan asam.

4. Tambahkan dengan hati-hati 20 ml NaOH 30% melalui dinding labu didih, pekerjaan

ini dilakukan menjelang saat-saat destilasi akan dimulai. Tambahkan indikator pp dan

apabila larutan belum merah tambahkan lagi NaOH 30% secukupnya sampai timbul
11

warna merah. ( Penambahan NaOH dilakukan dengan cepat karena N dari cairan akan

menguap setelah suasana menjadi basis)

5. Destilasi segera dimulai, jaga agar warna larutan destilat tetap merah apabila warna

larutan berubah segera tambah asam sulfat 0,1 N dengan jumlah yang telah

diketahui. Destilasi berlangsung kira-kira 30 menit atau volume destilat kira-kira 50 -

75ml.

6. Setelah destilasi selesai, ambil penampung dan ingat api jangan dipadamkan dahulu

sebelum penampung diambil.

7. Bilas ujung alat pendingin dengan aquades dan air cucian dimasukkan dalam

penampung.

8. Larutan dalam gelas piala (destilat) diencerkan sampai volume tepat 100 ml

9. Ambil cairan serbanyak 25 cc tetrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warna merah

timbul.

10. Buat penetapan blangko (tanpa cairan destruksi).

Perhitungan:

( B – A ). N NaOH. 14. 50 .100


10 25
%N= x 100%
100
x Berat Jar (mg)
100+KL

B : Kebutuhan ml NaOH untuk tetrasi blanko

A : Kebutuhan ml NaOH untuk tetrasi baku

N : Normalitas NaOH

KL : Kadar lengas jaringan tanaman


12

ACARA J5. PENETAPAN P (FOSFOR)

Bahan/Alat:

- Cairan destruksi encer

- Pipet gondok 1 cc, 2 cc, 5 cc, 10 cc, 25 cc.

- Spektrofotometer dengan panjang gelombang 693 mu

- Cuvet

- Erlenmeyer 50 ml.

Bahan Kimia:

1. Asam Sulfat 5N

Dalam labu 1 liter tambahkan air suling 800 ml tambahkan 140 ml H2SO4 pekat.

Setelah dingin diencerkan dengan air suling sampai tanda garis.

2. Amonium Molibdat 4%

Ditimbang 40 gram amonium malibdat dilarutkan dengan air suling sampai 1 liter.

3. K Antimoniltatrat

Ditimbang 2,77 gram KSb OC2H2O6 ½ H20 dilarutkan dengan aquades sampai

volume 1 liter (larutan hanya tahan 1 minggu)

4. Asam Askorbat 0,1 N

Ditimbang 8,8 gr asam askorbat pa. Diencerkan dalam labu ukur hingga 500 cc

dengan air suling (larutan ini dibuat setiap hari)

5. Pereaksi Campuran

Dalam labu ukur 500 ml dimasukkan 50 ml H2SO4 5N, 15 ml Amonium malibdat

4%, 5 ml K antimoniltatrat, 30 ml asam askorbat 0,1 N dicampur kemudian

diencerkan sampai tanda garis dengan air suling.


13

6. Larutan standar 500 ppm P dalam H2SO4 ,15 N ditimbang 2,1952 gram KH2PO4 yang

telah dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105°C dan dimasukkan dalam labu ukur 1

lt diencerkan sampai tanda garis.

7. Asam Sulfat 0,15 ml

4 ml H2SO4 pekat tambahkan air suling sampai 1 liter.

8. Larutan standar 50 ppm P dalam H2SO4 0,15 N. dipipet 10 ml larutan standar 500

ppm P masukkan dalam labu takar 100 cc dan diencerkan dengan H2SO4 0,1 N

sampai tanda garis.

9. Larutan standar P

Kedalam labu takar 50 ml sebanyak 7 buah masing-masing ditambahkan 0; 0,5; 1; 2;

3; 4; 5; ml larutan standar P 50 ppm masing-masing diencerkan dengan H2SO4 0,15

N sampai tanda garis. Larutan ini mengandung 0; 0,5; 1; 2; 3; 4; 5 ppm P.

Cara Kerja:

1. Dari larutan destruksi encer dipipet 5 ml masukkan dalam erlenmeyer 50 cc,

tambahkan larutan pereaksi campuran 20 ml kemudian diaduk.

2. Untuk deret standar P dipipet masing-masing 5 ml masukkan dalam erlenmeyer 50 cc

dan tambahkan masing-masing 20 ml pereaksi campuran.

3. Setelah ¼ jam (larutan berwarna biru stabil) kemudian diukur dengan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 693 Um. Deret standar digunakan

sebagai pembanding konsentrasi P dalam contoh (mula-mula diukur deret standar P

kemudian baru contoh). Pembacaan transmiten dikoversikan dulu ke absorben untuk

membuat persamaan regresi.


14

100 + KL
% P = 0,2. X
100

X : ppm P sampel setara standar


KL : Kadar lengas contoh
15

ACARA J7. PENETAPAN KALIUM DAN


NATRIUM

Bahan dan Alat:

1. Hasil destruksi pekat jaringan tanaman

2. Labu takar 50 ml

3. Pipet gondok 10 cc

4. Flame Fotometer

Bahan Kimia:

1. Larutan standar campuran Na dan K 20 me/l. Timbang masing-masing 1,491 gr

KCl kering oven dan …gr NaCl kering oven masukkan kedalam labu 1 lt

encerkan sampai tanda garis denmgan H2SO4 0,15 N.

2. Buat larutan standar Na dan K dalam H2SO4 0,15N 0; 2; 4; 6; 8; 10; me K.Na/Lt.

Pada 6 buah labu takar 50 ml masing-masing dimasukkan 0ml; 5ml; 10ml; 20ml;

25ml larutan standar campuran Na dan K 20 me/lt dan encerkan dengan H2SO4

0,15N sampai tanda garis.

Cara Kerja:

1. Pipet 10ml larutan destrusi pekat masukkan dalam labu 50ml dan encerkan dengan air

suling sampai tanda garis.

2. Kabutkan larutan deret standar pada flame fotometer dengan menggunakan filter

Na/K dan catat % tranmisi

3. Kabutkan sampel pada flame dan catat nilai % tranmisi (me/lt Na dan K dihitung dari

persamaan regresi antara me.lt Na/K dengan tranmisi).


16

% K/Na dalam jaringan = X . 50/10 . 50/1000.39/23 .100 %


250. 100/(100+KL)

X : me Na/K larutan
29 : Untuk menghitung K
23 : untuk menghitung Na
17

ACARA 8. PENETAPAN Ca (KALSIUM) DAN


Mg (MAGNESIUM)

Bahan dan Alat:

- Cairan destruksi encer

- Erlenmeyer 50 ml

- Buret

- Pengaduk magnit dan hot plate

Bahan Kimia:

1. Larutan bufer

6,75 gr larutan NH4Cl dilarutkan dalam 50 ml air suling ditambah 570 ml NH4OH

pekat dan diencerkan sampai tanda garis pada labu takar 1 liter.

2. Larutan standar EDTA 0,005 M

Dilarutkan 1.8613 gram disodium ethilane diamine tetra acetat (BM 372,252) dan

diencerkan sampai volume 1 liter dengan aquades.

3. Larutan K cyanida

Larutkan 1 gram KCN dalam 100 ml aquades

4. Larutan Hydroksilamine Hydrochloride

Larutkan 5 gr NH2OH HCl dalam 100 ml aquades.

5. Larutan Potasium Cyanida

Larutkan 4 gr reagen grade K4Fe(CN) 6.3H2O dalam air suling 100 ml.

6. Triethanol amine reagen grade (TEA)

7. Indikator Eriochrome Black T (EBT)

Larutan 0,2 gram EBT dalam 50 ml methanol dansiapkan setiap 3 minggu


18

8. Indikator Calcon

Larutkan 20 mg calcon dalam 50 ml metanol (siapkan setiap satu minggu)

9. NaOH 30%

Larutkan 30 gr NaOH dalam 100 ml aquades.

Cara Kerja (Penetapan Ca + Mg)

1. Pipet 5 ml cairan destruksi encer kedalam erlenmeyer 100 ml tambahkan 50 ml air

suling.

2. Tambahkan 15 ml larutan bufer, 10 tetes masing-masing KCN NH2OH HCl, K4Fe

(CN) 6 dan TEA dan biarkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan reaksi

khususnya untuk reaksi ferocyanide, panaskan untuk mempercepat reaksi.

3. Tambahkan 10 tetes indikator EBT (warna ungu) dan tetrasi sampai perubahan warna

dari ungu ke biru dengan menggunakan larutan EDTA 0,005 M.

me (Ca + Mg) = (0,005. ml EDTA). 50/5.50/5 . 2

mgrol (Ca+Mg) = (0,005. ml EDTA). 50/5.50/5


19

PENETAPAN CALCIUM (Ca)

1. Pipet 5 ml cairan destruksi encer kedalam erlenmeyer 100 ml tambahkan air suling

sampai volume 75 cc.

2. Tambahkan 10 tetes masing-masing KCN, NH2OH HCl dan TEA

3. Tambahkan NaOH 30% secukupnya untuk menjadikan pH 12 atau sedikit lebih

tinggi. Cek dengan pH meter.

4. Tambahkan 5 tetes indikator calcon (warna merah jambu) dan tetrasi dengan larutan

EDTA 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu ke biru.

50 50
me Ca = (0,005 . m/EDTA) . .2
5 5

50 50
mgrol Ca = (0,005 . m/EDTA). .
5 5

m grol Ca x BA Ca
% Ca = x 100%
250 . 100
100 + KL

[(m grol Ca + Mg) – m grol Ca] x BA Mg


% Mg = x 100%
250. 100
100 + KL
20

ANALISIS TANAH
21

ACARA T1. TAHAP PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK

I. CARA PERAS VAN POST

Alat dan Bahan : Tanah organik / gambut

Cara Kerja : - Ambil segenggam bahan dan peraslah dengan tangan

- Perhatikan cairan yang berperas keluar dan sisa perasan dalam

tangan.

Cairan Sisa Perasan Tahap Perombakan

Terperas

Jernih Kelabu kuning, keseluruhan berserat H1 (Fibrik)

Jernih, berwarna Coklat muda pucat, hampir keseluruhan H2 (Fibrik)

berserat

Berlumpur Coklat muda, bagian-bagian berserat H3 (Fibrik)

Kental Coklat muda, sebagian berserat H4 (Fibrik)

Sangat Kental Coklat, masih ada serat H5 (Hemik)

Koloidal Coklat, masih ada serat, dirajai bahan H6 (Hemik)

organik tanpa struktur makro.

Bahan Gambut Coklat tua, berserat sedikit. H7 (Hemik)

Tanpa berlemak Coklat tua, berserat sedikit, jumlah sisa H8 (Saprik)

tidak banyak.

Sukar terperas Coklat sangat tua, serat sedikit sekali, H9 (Saprik)


22

tampak berlemak..

Tidak terperas Hitam, tidak berserat, tampak berlemak. H10 (Saprik)

II. CARA INDEKS PIROFOSFAT ( IP )

Alat dan Bahan:

- Tanah organik

- Lekuk piring tetes

- Buku warna Munsell

- Pensil, kertas tipis

- Larutan pirofosfat

Cara Kerja:

- Isi lekuk piring tetes setengah penuh dengan contoh

- Beri 5 tetes larutan jenuh Na-pirofosfat, aduk biarkan lima menit, aduk lagi dan

biarkan 5 menit lagi sampai campur benar.

- Celupkan ujung secarik kertas tipis berukuran 1 x 5 cm kedalam larutan, cabut kertas

tipisnya setelah larutan terisap setinggi kira-kira 1 cm (untuk memudahkan beri

terlebih dahulu tanda garis pensil pada kertas tipis sejarak 1 cm dari batas celupan,

jangan pakai bollpoint yang dapat melunturkan larutan).

- Biarkan kertas tipis mengering sampai kilatan airnya menghilang.

- Baca warna yang tampak pada pertengahan jarak rambatan dengan buku warna

Munsell pada Hue 10 YR.

- Catat IP (Indeks Pirofosfat), yaitu angka value dikurangi angka chroma:

Fibrik, IP>= 5 (8/1, 8/2, 8/3, 7/1, 7/2, 6/1)


23

Hemik, IP = 4 (8/4, 7/3, 6/2, 5/1)

Saprik, IP<= 3 (8/6, 8/8, 7/4, 6/3, 6/4, 6/6/, 5/2, 5/3, 5/4, 4/1, 4/2, 4/3, 4/4, 3/1, 3/2,

3/3, 2/1, 2/2 ).Catatan: untuk memperoleh kesudahan yang tepat suhu udara dan

suspensi selama pengamatan harus sekitar 21 OC


24

ACARA T2. PENDUGAAN BAHAN AMORF / ALOFAN

Bahan :

Tanah abu vulkanik

Na F I N

Alat :

Beker glass 50 cc

Cara Kerja:

1. Timbang 0,5 gram tanah, masukkan dalam beker glass 50 cc tambahkan 25 cc

Na F I N.

2. Lakukan pengadukan secukupnya.

3. Ukur pHnya dengan pH meter

Apabila:

pH 9,2 Tak ada allofan

pH 9,2-10,0 Tak ada sampai sedikit

pH 10,0-11,0 Sedang sampai cukup

pH 11,0 Cukup sampai banyak


25

ACARA T3. PENETAPAN C ORGANIK TANAH

T.3.1. METODE WALKLEY DAN BLACK

Alat :

1. Labu takar 50 cc

2. Buret 10 cc

3. Pipet gondok/pipet volume 10 cc

4. Timbangan

Bahan :

1. K2Cr2O7 1 N ( ditimbang dengan tepat 49,04 gr K2Cr2O7 kering oven dan dilarutkan

sampai volume 1 liter )

2. H2SO4 pekat ( 98 %)

3. H3PO4 85%

4. Diphenylamine Indikator: dilarutkan 0,5 gr diphenylamine dalam campuran 20 ml air

suling dan 100 ml H2SO4 pekat.

5. FeSO4 0,5 N dilarutkan 139 gr FeSO4 . 7 H2O sampai volume 1 liter dengan air suling

yang menganddung 5 ml H2SO4 pekat.

Cara kerja :

1. Timbang 1 gr tanah kering angin ( 0,1 gr ) untuk tanah yang bahan organiknya tinggi

).

2. Masukkan dalam labu takar 50 cc, tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N tamabhkan 10 ml

H2SO4 pekat dan campur /digoyangkan mendatar.

3. Diamkan selama 30 menit untuk memberikan kesempatan reaksi.


26

4. Tambahkan 10 ml H3PO4 85% dan 11 ml indikator diphenylamine

5. apabila warna larutan berubah menjadi hijau tambahkan K2Cr2O7 dan H2SO4 dalam

jumlah yang sama dan penambahan ini dicatat.

6. Tambahkan air suling sampai tanda garis, kocok dan diamkan beberapa saat.

7. ambil 10 ml cairan yang jernih dan tetrasi menggunakan FeSO4 0,5 N sampai terjadi

perubahan warna dari kuning sampai kehijau – hijauan . Sebagai standar warna

tetrasi pada blangko.

Analisa blangko dilakukan persis sama dengan prosedur

diatas hanya tanpa menggunkan tanah.

(ml bl – ml .bk). N FeSO4. 3. 50/10.100/75


% C = --------------------------------------------------------- . 100%
100
X -----------
100 + KL

100
% Bahan Organik = ------ X % C
58
Keteranagan :

bl : blanko

bk: baku

N: normalitas

3 : 1 me K2Cr2O7 : 1 me FeSO4 = 3 mg C

50/10 : Jumlah yang ditetrasi 10 ml

100/75: Kemampuan metode ini dalam mengosidasi C = 75%

Kl : Kadar legas
27

100/58 : Kadar C rata – rata dalam bahan organik 58 %

B. METODE SPEKTROFOTOMETRIS ( GRAHAM )

Alat :

1. Labu takar

2. Erlenmeyer

3. Spektrofotometer 625 nm

4. Mesin gojok

Bahan :

1. Contoh tanah lolos saringan 0,5 mm

2. K2Cr2O71N ( dilarutkan 49,04 gr K2Cr2O7 dalam air sampai 1 liter.

3. Asam sulfat pekat 98%

4. Larutan standar sukrose.

a. Larutan sukrose stock, 3% C organik. Dibuat dengan melarutkan 7,125 gr sukrose

murni dalam 100 ml air suling.

b. Buat larutan standar yang mengandung masing – masing

0;0,3;0,6;0,9;5;1,8;2,1;2,4;2,7;3,0;% C dari larutan standar stock masing – masing

dalam labu takar 50 cc.

Cara kerja :

1. Timbang 1 gram tanah kering angin ( 0,5 mm ) kedalam labu takar 100 cc.

2. Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N.

3. Tambahkan 20 ml asam sulfat pekat secepat mungkin.

4. Campur secara merata selama lebih kurang 15 detik.

5. Tunggu selama 30 menit.


28

6. Tambahkan air suling sampai volume 100 cc, campur merata.

7. Diamkan beberapa saat sampai terjadi cairan yang jernih.

8. Ambil cairan yang jernih sebanyak 10 cc dan masukkan ke dalam tabung

spektrofotometer.

9. Bandingkan dengan standar ( ukur nilai tranmiten dan absorben dari standar dan

sampel ) dengan menggunakan filter merah ( 625 nm).

Untuk larutkan standar :

1. Ambil 1 cc larutkan standar masing – masing ke dalam labu takar 100 cc.

2. Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N.

3. Tambahkan 10 ml asam sulfat pekat.

4. Dan seterusnya idem dengan pengerjaan sampel.

Perhitungan:

X. 1/100
Kadar C dalam tanah = --------------------- . 100 %
1 x 100/100 + KL

% BO = % C x 100/58

Keterangan

x = % C sampel yang setara standar C ( dari persamaan regresi)

58 =Kadar C rata – rata dalam bahan organik

Kl = Kadar legas tanah


29

T.3.2. PENETAPAN KOMPONEN BAHAN ORGANIK


(ASAM HUMAT DAN FULVAT)

Asam humat dan fulvat ialah bagian dari bahan organik yang dapat larut dalam

alkali, humat mengendap dalam suasana asam sedang fulvat yang tetap larut selama

pengasaman. Untuk penetapannya digunakan extrak alkali atau Na Pirofosfat dati tanah

mineral atau tanah organik.

Penetapan C humat Metode Walkley and Black


(Titrimetris)

Alat/bahan:

- Pipet 5, 10, 25 cc

- Gelas piala 100 dan 250 cc

- Termometer 100°C (sekaligus sebagai pengaduk)

- Kertas saring whatman 42 diameter 7 / 12 cm.

- Pemanas/pembakar Bunsen.

- Botol semprot 100 CC (satu dari poly etilen, satu lagi dari kaca)

- Labu takar 25 – 100C (tergantung pada banyaknya endapan asam Humat)

- Tanah gambut / tanah mineral.

Khemikhalia:

1. H2SO4 murni pekat (b.d 1,84)

2. 0,05 N H2SO4 (1,4 CC H2SO4 pekat diencerkan menjadi 1 liter)

3. NaOH 0,1 N dan 0,05 N NaOH

4. K2Cr2O7 1 N, H3PO4 85 % dan bahan kimia lain seperti pada penetapan bahan

organik total metode Walkley and Black.


30

Cara Kerja:

1. Timbang 10 gr tanah mineral atau 0,25 – 0,5 gram tanah gambut dan masukkan

kedalam labu takar 50 CC dan tambahkan Na OH 0,1 N sampai tanda garis.

2. Kocok dengan mesin selama ± 1 jam.

3. Saring dengan kertas whatman 42 dan filtrat ditampung dalam erlenmeyer ( dari

filtrat ini dapat ditetapkan C dari humat + fulvat, dengan cara mengambil 5 cc larutan

ekstrak NaOH 0,1 % dimasukkan labu takar 50 CC dan diperlakukan sama seperti

penetapan C organik total juga dibuat blanko)

4. Sejumlah exstrak NaOH 0,1N ( 25 CC untuk yang berwarna tua atau 40 – 50 CC

yang berwarna muda) dipipet kedalam gelas piala dengan ukuran yang cocok (100

CC atau 250 CC).

5. Tambahkan regensia H2SO4 pekat tetes demi tetes sambil diaduk sampai tampak

menjadi keruh karena koagulasi gel asam humat. Ini terjadi pada pH 2,0 – 3,0. Asam

yang dibutuhkan biasanya antara 0,2 sampai 0,5 ml. (jangan memberikan asam

berlebihan, ukur pH jika perlu )

6. Setelah diaduk hati-hati, gelas piala dipanasi tidak lebih dari 80°C sampai 30 menit.

Biarkan satu malam untuk menyempurnakan pengendapan gel asam humat.

7. Paginya disaring dengan corong kecil yang dilapisi kertas saring halus diameter 7 cm,

kertas saring lebih dahulu dibasahi dengan 0,05 N H2SO4. Mula-mula cairannya yang

dituangkan kemudian baru endapannya dengan bantuan semprotan reagensia nomor

dua (0,005 N H2SO4) dengan botol penyemprot polyetilen.

8. Endapan diatas kertas saring dilindi beberapa kali dengan regensia No. 2 (0,05

H2SO4) sampai filtrat tak berwarna (biasanya filtrat berwarna kuning karena fulvat).
31

9. Corong yang berisi endapan dipasang diatas labu takar berukuran 25 – 100 CC

(tergantung dari banyaknya endapan). Siapkan regensia No.3 (0,05 N NaOH) yang

hangat dalam botol semprot kaca.

10. Pindahkan secara sempurna sisa-sisa endapan asam humat dalam gelas piala yang

dipakai untuk pengendapan kedalam corong dengan semprotan-semprotan reagen

NaOH 0,05% sedikit demi sedikit dengan penampung corong berupa labu takar 50

cc. Kemudian seluruh endapan didalam corong dilarutkan dengan semprotan

reagensia NaOH 0,05% yang dipertahankan tetap hangat (selalu diletakkan diatas

api kecil) sampai semuanya larut (larutan ini adalah asam humat). Encerkan endapan

dengan aquades sampai volume tepat 50 cc.

11.Larutan asam humat yang terkumpul dalam labu takar dibiarkan mendingin dalam

suhu kamar dan dikocok agar pelarutan merata.

12.Diambil sejumlah 5 – 20 CC filtrat/larutan untuk ditetapkan kadar C – organik.

Filtrat ini kemudian dimasukkan kedalam labu takar dan ditetapkan C humat

dengan cara yang sama seperti penetapan C organik total.

(ml bl – ml .bk). N FeSO4. 3. 50/Y. 100/75


% C humat + Fulvat = -------------------------------------------------------------- . 100%
100
X -----------
100 + KL

X = mg tanah

Y= Volume ekstrak NaOH 0,1 N yang dipakai tetrasi


32

(ml bl – ml .bk). N FeSO4. 3. 50/Y. 50/Z. 100/75


% C humat = --------------------------------------------------------- . 100%
100
X -----------
100 + KL

Keteranagan :

bl : blanko

bk : baku

N : normalitas K2Cr2O7

3 = 1 me K2Cr2O7 = 1 me FeSO4 = 3 mg C

Y = ml jumlah humat yang ditetrasi dari 50 ml larutan humat.

X = mg tanah gambut / tanah mineral yang dipakai

Z = ml ekstrak NaOH 0,1 N yang digunakan untuk pengendapan as humat dari 50

ml ekstrak ekstrak NaOH 0,1 N.

100/75 = Kemampuan metode ini dalam mengoksidasi C = 75%

Kl = Kadar legas

100/57 = Kadar C rata – rata dalam asam humat 57 %


100
% Asam humat = ------ . % C humat
57

%C Fuvfat = %C (humat+ fulvat) – %C humat

% Asam Fulvat = % C Fulfat . 100/ 47

47 = % rata-rata C dalam asam fulvat


33

ASAM FULVAT

Asam fulvat adalah bagian dari bahan organik yang dapat larut, dan tetap tinggal

larut dalam ekstrak NaOH/pirofosfat setelah pengendapan Asam humat dalam suasana

asam. Asam fulvat berwarna kuning (Fulvus=kuning) dalam kadar rendah, dalam larutan

pekat berwarna kuning jingga, mirip larutan bicrhomat.

Kadar asam fulvat ditetapkan dengan hitungan % C – organik dari bahan organik

yang dapat larut ( C humat + fulvat ) dikurangi dengan % C organik dari asam humat .

Rata-rata kadar C dalam asam fulvat adalah 47%.. Perbedaan asam fulvat dengan asam

humat adalah, bahwa asam fulvat mengandung C dibawah 50%, sedang asam humat

mengandung C diatas 50%.

NILAI PERBANDINGAN H/F

Salah satu cara untuk mensifatkan bahan organik tanah ialah dengan menetapkan

nilai perbandingan kadar asam humat terhadap asam fulvat (H/F). oleh karena kadar C

bervariasi banyak baik dalam asam humat maupun dalam asam fulfat, maka lebih baik

memakai % C organik dari asam humat dan % C organik dari asam fulvat dalam

menghitung nisbah H/F.

Penetapan Asam humat cara colorimetri/ spektrofotometri

Asam humat dan fulvat dapat ditetapkan menurut cara spektro (Graham) dengan

cara yang sama dengan penetapan C organik total. Dengan sampel dari C (humat +

fulvat) ekstrak NaOH dan ekstrak asam humat. Perhitungan disesuaikan dengan sampel

yang dianalisis.
34

ACARA T.4. PENETAPAN KADAR KAPUR


EQUIVALEN SECARA TITRIMETRIS

Bahan dan Alat:

- tanah kapuran lolos mata ayakan 2 mm

- erlenmeyer

- pipet gondok

Bahan Kimia:

1. H2SO4 0,5 N (6,95 ml H2SO4 pekat dimasukkan dalam labu tukar 500 ml

ditambahkan air suling sampai tanda garis).

2. NaOH 1 N (20 gram NaOH diencerkan sampai volume 500 ml dengan air suling)

3. Indikator pp

Cara Kerja:

1. Timbang 1 gr tanah masukkan dalam erlenmeyer.

2. Tambahkan 20 ml H2SO4 0,5 N tambahkan air suling 50 CC panaskan sampai

volume cairan tinggal kira-kira 50 CC.

3. Saring dan filtratnya ditampung. Ambil 10 ml filtrat tambah 10 ml air suling dan 3

tetes indikatir pp

4. Titrasi dengan NaOH 0,5 N sampai terjadi perubahan wqarna dari tak berwarna

menjadi merah

5. Buat blanko (tanpa tanah).

50
me CaCO3 dalam 1 gram tanah = (mlblanko – ml baku). N NaOH . — me
50

% CaCO3 = me CaCO3 dalam 1 gram tanah . 50 . 100%


1000. 100
100 + KL
35

ANALISIS PUPUK
36

P1. ANALISIS PUPUK

Bahan : Pupuk KCl

Alat : Labu takar 1000 ml

Labu takar 50 ml

Flame foto meter

Bahan Kimia :

1. 0,2 N KCl = 200 me K/Lt

2. Deret standar K

0; 10; 20; 40; 60; 80; 100 me K/Lt

dibuat dari memipet masing-masing 0; 2,5; 5; 10; 15; 20; 25 ml 200 me K/Lt dalam

labu 50 ml dan diencerkan sampai tanda garis dengan aquades.

Cara Kerja :

1. Larutkan 1 gr pupuk KCl masukkan kedalam labu ukur 1 lt tambahkan air suling

secukupnya dan gojok sampai semua pupuk larut encerkan sampai tanda garis dengan

air suling.

2. Kabutkan larutan standar pada flame fotometer dan catat hubungan antara me K

dengan tranmisi.

3. Kabutkan sampel dan catat angka emisi (me K sampel diperoleh dari persamaan

regresi dari standar).

me K . 39 . fc
% K2O = . 100%
mg pupuk

fc : faktor pengenceran
37

ANALISIS AIR
38

ACARA A1. PENYIAPAN SAMPEL AIR

Bahan :

1. Air sungai yang mengakir dari kai gunung sampai dataran kaki, aliran yang

menuju daerah pertanian, dan yang menuju laut.

2. Air tanah (ground water) pada daerah lereng, kaki lereng dataran kaki, tepian

pantai.

3. Air tanah (ground water) pada daerah kapur dan air sungai bawah tanah.

4. Air tanah sawah pertanian yang dipupuk intensif.

5. Air limbah pabrik yang diperkirakan yang dipupuk intensif SO4 san kalium

yang diperkirakan masuk kelahan pertanian untuk irigasi.

Cara Kerja :

Sampel 1. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, kadar lumpur Cl.

Sampel 2. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, Cl

Sampel 3. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, Ca

Sampel 4. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, dan Cl

Sampel 5. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, Cl, K dan Na
39

ACARA A2. PENETAPAN pH AIR

Bahan : Sampel Air

Larutan bufer pH 4 dan 7

Alat : pH meter

Cara Kerja :

1. Ambil sampel air masukkan kedalam cepuk plastik.

2. Standarkan pH meter dengan larutan buffer 4 dan 7

3. Ukur pH sampel air.


40

ACARA A.3. PENETAPAN KADAR LUMPUR

Bahan : Sampel air sungai yang berlumpur

Alat : Beker glass 250 CC (pyrex)

Oven

Timbangan listrik

Cara Kerja :

1. Ambil ±150 ml contoh air dan masukkan dalam beker galss. Sebelumnya timbang

beker glass kosong (a gram).

2. Masukkan dalam oven atau panas kan dalam hot plate sampai semua air teruapkan

dan timbang kembali glas beker dan lumpur (b gram)

Kadar lumpur (gr/lt) = (b – a) . 1000

150
41

ACARA A. 4. PENETAPAN Eh

Bahan : Sampel air sungai/air tanah.

Alat : Beker glass 50 CC

Eh meter

Cara Kerja:

1. Isi beker glass dengan air sampel sampai ¾ isi.

2. Tera alat Eh meter dengan larutan standar yang telah diketahui nilai Eh nya.

3. Ukur Eh sampel dengan menggunakan alat Eh meter yang telah ditera tersebut.
42

ACARA A4. PENETAPAN SO4 DAN Cl ( KUALITATIP )

Bahan : Sampel air

Larutan BaSO4 1N dan AgNO3 1N

Alat : Tabung reaksi

Pipet tetes

Penyaring

Cara Kerja:

1. Ambil sampel air yang jernih, bila sampel air kotor atau mengandung lumpur perlu

disaring dulu dan filtratnya yang kita uji.

2. Siapkan 2 tabung reaksi kosong yang bersih dan isi masing-masing dengan contoh air

yang akan kita uji.

3. Tambahkan pada tabungan 1 dengan larutan BaCl2 tetes demi tetes dan amati endapan

yang terbentuk, apabila terjadi endapan menunjukkan sampel tersebut mengandung

SO4

Ba++ + SO4 = BaSO4 (mengendap)

4. Tambahkan pada tabung ke-2 dengan larutan Ag NO3 tetes demi tetes dan amati

endapan yang terbentuk, apabila terjadi endapan menunjukkan sampel tersebut

mengandung khlor
43

KLASIFIKASI AIR IRIGASI

K x 10ˆ5 pada 25 °C Class I Class II Class III

Boron ppm 100 100 – 300 300

Sodium, % 0,5 0,5 – 2,0 2,0

Clor, ppm 60 60 – 75 75

Sulfat, ppm 5 5 – 10 10

Total garam larut, ppm 350 350 – 600 600

0 - 1000 1000 - 1500 1500

Keterangan :

Class I : Bagus hingga istimewa, bagus untuk pertanaman apapun.

Class II : Cukup baik sampai kurang baik, untuk tanaman tertentu yang sensitif/peka

dapat menimbulkan kerusakan

Class III : Kurang baik sampai merusak, untuk sebagian besar tanaman kurang baik

dan hanya tanaman tertentu yang toleran saja yang bisa baik.

Dalam kondisi berlebihan Clor lebih bahaya dibanding sulfat.Bicorbonat kurang penting

keberadaannya, karbonat kurang baik apabila hadir dalam air pengairan.


44

ACARA A5. PENETAPAN DHL AIR

Bahan : Sampel Air

Larutan KCL 0,02 N

Alat : Ec meter

Cara Kerja :

1. Ambil sampel air masukkan kedalam cepuk plastik.

2. Standarkan Ec meter dengan larutan KCl 0,02 N yang mempunyai DHL sebesar

2,768 mhos/cm pada temperatur 25°C

3. Ukur DHL sampel air.

4. Hitung konsentrasi garam/lt air

Konsentrasi garam (mg/lt) = 640 . C

C = DHL sampel
45

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1967). Soil testing And Plant Analysis, Part II Plant Analysis. Soil Science

Society of America, Madison, Wisconsin, USA.

---------- (1980). Standard Method of Analysis For Soil, Plant Tissue, Water and

Fertilizer. Republic of Philliphines. Philipphines Council for Agriculture and Resources

Research farm resources and Systems research Division, Los Banos, Laguna.

Cottenie (1979). Analitycal method for Plants and Soil. Laboratory of Analitycal and

Agrochemistry State University Ghent – Belgium.

Hesse P.R (1972). A Textbook of Soil Chemical Analysis. Chemical Publishing Co, Inc.

New York.

Hidayat, A (1978). Method of Soil Chemical Analysis, Japan International Cooperation

Agency (JICA) In The Frame Work of The Indonesia – Japan Joint Food croop

Research Program.

Jackson (1973). Soil Chemical Analysis. Prentice Hall of India Private limited New

Delhi.

Landon, J,R (1987). Booker Tropical Soil Manual.

Mudjiran ( ). Analisa An Organik Kwantitatif. Bagian Volumetri Fakultas Ilmu Pasti dan

Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


46

Anda mungkin juga menyukai