PETUNJUK PRAKTIKUM
ANALISIS
TANAH, AIR, PUPUK DAN JARINGAN TANAMAN
KATA PENGANTAR
Buku petunjuk praktikum Analisis Tanah, Pupuk, Air dan Tanaman ini disusun
tanah dan tanaman. Dalam petunjuk praktikum ini penekanan tulisan pada analisis
jaringan tanaman dan analisis air. Analisis tanah sebagian besar sudah tertulis dan
dilaksanakan dalam praktikum Kimia Tanah dan Fisika tanah sehingga pelaksanaan
Mengingat sederhananya tulisan ini, bagi pemakai buku ini untuk kepentingan
pedoman analisis. penyusun menganjurkan untuk menelusur kembali buku-buku asli dari
Penyusun
3
DAFTAR ISI
ANALISIS TANAH
ANALISIS PUPUK
4
ANALISIS AIR
LAMPIRAN
- Jaringan tanaman
- Gunting
- Botol contoh
Cara kerja
1. Ambil jaringan tanaman yang akan dianalisis (jaringan segar dari lapangan) dan
dilakukan pencucian dengan deterjen dan dibilas dengan air suling sebanyak 3 kali,
pengering dengan temperatur 60°C-70°C, sampai berat kering tetap atau kurang lebih
48 jam.
3. Contoh yang telah dikeringkan ditumbuk/grinder dan disaring dengan mata ayakan
0,5 mm.
4. Contoh tanaman yang telah dihaluskan kemudian disimpan dalam botol untuk
dianalisis.
6
- Botol pengering
- Pengering
Cara Kerja:
2. Timbang lebih kurang 1 gram jaringan tanaman dan masukkan ke dalam botol dan
3. Masukkan dalam dapur pengering dan atur temperatur sebesar 105° sampai berat
b-c
KL (%) = x 100%
c-a
7
– Mufell Furnace
– Eksikator
– Penjepit
Cara Kerja:
3. Bakar/abukan dalam mufell furnace mula-mula suhu 300°C selama setengah jam dan
setelah mengering suhu ditingkatkan sampai 600°C kira-kira 3 jam atau sampai warna
c-a
% ABU = x 100%
(b-a). 100
100+KL
- Timbangan listrik
- Pipet tetes
Cara Kerja:
1. Timbang 0,25 gr sampel halus jaringan tanaman dan masukkan dalam labu ukur 50 cc
4. Setelah 30 menit ditambahkan 5 tetes H2O2 30% dalam selang waktu 10 menit
(pemberian H2O2 diulang-ulang sampai cairan dalam labu ukur menjadi jernih/tak
berwarna.
5. Setelah itu dipanaskan pada suhu ± 250°C sampai cairan yang tertinggal sebanyak ±
2,5 ml.
6. Dinginkan dan tambahkan air suling sampai tanda garis pada labu ukur atau
pindahkan cairan pekat dari labu keydahl ke dalam labu takar dan tambahkan air
suling sampai tanda garis (volume 50 cc). Disaring apabila banyak pengotor.
Cairan ini dinamakan “Cairan Destruksi Pekat” dari cairan ini ditetapkan Nitrogen (N).
9
7. Dari cairan distruksi pekat diambil 5 ml dimasukkan kedalam labi takar 50 ml dan
tambahkan air suling sampai tanda garis cairan ini dinamakan “Cairan Distruksi
Encer” dari cairan ini dapat ditertapkan P, K, Ca, Mg, dan unsur mikro kecuali S.
10
- Alat destilasi
- Erlemeyer
- Buret
- Labu didih
Bahan Kimia:
- H2SO4 0,1 N
- Indikator PP
- NaOH 0,1 N
- NaOH 30%
Cara Kerja:
1. Pipet 10 ml cairan destruksi pekat masukkan kedalam labu didih tambahkan batu
indikator MR hingga warna jadi kemerahan (gelas piala ini sebagai penampung
destilat).
4. Tambahkan dengan hati-hati 20 ml NaOH 30% melalui dinding labu didih, pekerjaan
ini dilakukan menjelang saat-saat destilasi akan dimulai. Tambahkan indikator pp dan
apabila larutan belum merah tambahkan lagi NaOH 30% secukupnya sampai timbul
11
warna merah. ( Penambahan NaOH dilakukan dengan cepat karena N dari cairan akan
5. Destilasi segera dimulai, jaga agar warna larutan destilat tetap merah apabila warna
larutan berubah segera tambah asam sulfat 0,1 N dengan jumlah yang telah
75ml.
6. Setelah destilasi selesai, ambil penampung dan ingat api jangan dipadamkan dahulu
7. Bilas ujung alat pendingin dengan aquades dan air cucian dimasukkan dalam
penampung.
8. Larutan dalam gelas piala (destilat) diencerkan sampai volume tepat 100 ml
9. Ambil cairan serbanyak 25 cc tetrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warna merah
timbul.
Perhitungan:
N : Normalitas NaOH
Bahan/Alat:
- Cuvet
- Erlenmeyer 50 ml.
Bahan Kimia:
1. Asam Sulfat 5N
Dalam labu 1 liter tambahkan air suling 800 ml tambahkan 140 ml H2SO4 pekat.
2. Amonium Molibdat 4%
Ditimbang 40 gram amonium malibdat dilarutkan dengan air suling sampai 1 liter.
3. K Antimoniltatrat
Ditimbang 2,77 gram KSb OC2H2O6 ½ H20 dilarutkan dengan aquades sampai
Ditimbang 8,8 gr asam askorbat pa. Diencerkan dalam labu ukur hingga 500 cc
5. Pereaksi Campuran
6. Larutan standar 500 ppm P dalam H2SO4 ,15 N ditimbang 2,1952 gram KH2PO4 yang
telah dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105°C dan dimasukkan dalam labu ukur 1
8. Larutan standar 50 ppm P dalam H2SO4 0,15 N. dipipet 10 ml larutan standar 500
ppm P masukkan dalam labu takar 100 cc dan diencerkan dengan H2SO4 0,1 N
9. Larutan standar P
Cara Kerja:
100 + KL
% P = 0,2. X
100
2. Labu takar 50 ml
3. Pipet gondok 10 cc
4. Flame Fotometer
Bahan Kimia:
KCl kering oven dan …gr NaCl kering oven masukkan kedalam labu 1 lt
Pada 6 buah labu takar 50 ml masing-masing dimasukkan 0ml; 5ml; 10ml; 20ml;
25ml larutan standar campuran Na dan K 20 me/lt dan encerkan dengan H2SO4
Cara Kerja:
1. Pipet 10ml larutan destrusi pekat masukkan dalam labu 50ml dan encerkan dengan air
2. Kabutkan larutan deret standar pada flame fotometer dengan menggunakan filter
3. Kabutkan sampel pada flame dan catat nilai % tranmisi (me/lt Na dan K dihitung dari
X : me Na/K larutan
29 : Untuk menghitung K
23 : untuk menghitung Na
17
- Erlenmeyer 50 ml
- Buret
Bahan Kimia:
1. Larutan bufer
6,75 gr larutan NH4Cl dilarutkan dalam 50 ml air suling ditambah 570 ml NH4OH
pekat dan diencerkan sampai tanda garis pada labu takar 1 liter.
Dilarutkan 1.8613 gram disodium ethilane diamine tetra acetat (BM 372,252) dan
3. Larutan K cyanida
Larutkan 4 gr reagen grade K4Fe(CN) 6.3H2O dalam air suling 100 ml.
8. Indikator Calcon
9. NaOH 30%
suling.
(CN) 6 dan TEA dan biarkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan reaksi
3. Tambahkan 10 tetes indikator EBT (warna ungu) dan tetrasi sampai perubahan warna
1. Pipet 5 ml cairan destruksi encer kedalam erlenmeyer 100 ml tambahkan air suling
4. Tambahkan 5 tetes indikator calcon (warna merah jambu) dan tetrasi dengan larutan
EDTA 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu ke biru.
50 50
me Ca = (0,005 . m/EDTA) . .2
5 5
50 50
mgrol Ca = (0,005 . m/EDTA). .
5 5
m grol Ca x BA Ca
% Ca = x 100%
250 . 100
100 + KL
ANALISIS TANAH
21
tangan.
Terperas
berserat
tidak banyak.
tampak berlemak..
- Tanah organik
- Larutan pirofosfat
Cara Kerja:
- Beri 5 tetes larutan jenuh Na-pirofosfat, aduk biarkan lima menit, aduk lagi dan
- Celupkan ujung secarik kertas tipis berukuran 1 x 5 cm kedalam larutan, cabut kertas
terlebih dahulu tanda garis pensil pada kertas tipis sejarak 1 cm dari batas celupan,
- Baca warna yang tampak pada pertengahan jarak rambatan dengan buku warna
Saprik, IP<= 3 (8/6, 8/8, 7/4, 6/3, 6/4, 6/6/, 5/2, 5/3, 5/4, 4/1, 4/2, 4/3, 4/4, 3/1, 3/2,
3/3, 2/1, 2/2 ).Catatan: untuk memperoleh kesudahan yang tepat suhu udara dan
Bahan :
Na F I N
Alat :
Beker glass 50 cc
Cara Kerja:
Na F I N.
Apabila:
Alat :
1. Labu takar 50 cc
2. Buret 10 cc
4. Timbangan
Bahan :
1. K2Cr2O7 1 N ( ditimbang dengan tepat 49,04 gr K2Cr2O7 kering oven dan dilarutkan
2. H2SO4 pekat ( 98 %)
3. H3PO4 85%
5. FeSO4 0,5 N dilarutkan 139 gr FeSO4 . 7 H2O sampai volume 1 liter dengan air suling
Cara kerja :
1. Timbang 1 gr tanah kering angin ( 0,1 gr ) untuk tanah yang bahan organiknya tinggi
).
5. apabila warna larutan berubah menjadi hijau tambahkan K2Cr2O7 dan H2SO4 dalam
6. Tambahkan air suling sampai tanda garis, kocok dan diamkan beberapa saat.
7. ambil 10 ml cairan yang jernih dan tetrasi menggunakan FeSO4 0,5 N sampai terjadi
perubahan warna dari kuning sampai kehijau – hijauan . Sebagai standar warna
100
% Bahan Organik = ------ X % C
58
Keteranagan :
bl : blanko
bk: baku
N: normalitas
3 : 1 me K2Cr2O7 : 1 me FeSO4 = 3 mg C
Kl : Kadar legas
27
Alat :
1. Labu takar
2. Erlenmeyer
3. Spektrofotometer 625 nm
4. Mesin gojok
Bahan :
Cara kerja :
1. Timbang 1 gram tanah kering angin ( 0,5 mm ) kedalam labu takar 100 cc.
2. Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N.
spektrofotometer.
9. Bandingkan dengan standar ( ukur nilai tranmiten dan absorben dari standar dan
1. Ambil 1 cc larutkan standar masing – masing ke dalam labu takar 100 cc.
Perhitungan:
X. 1/100
Kadar C dalam tanah = --------------------- . 100 %
1 x 100/100 + KL
% BO = % C x 100/58
Keterangan
Asam humat dan fulvat ialah bagian dari bahan organik yang dapat larut dalam
alkali, humat mengendap dalam suasana asam sedang fulvat yang tetap larut selama
pengasaman. Untuk penetapannya digunakan extrak alkali atau Na Pirofosfat dati tanah
Alat/bahan:
- Pipet 5, 10, 25 cc
- Pemanas/pembakar Bunsen.
- Botol semprot 100 CC (satu dari poly etilen, satu lagi dari kaca)
Khemikhalia:
4. K2Cr2O7 1 N, H3PO4 85 % dan bahan kimia lain seperti pada penetapan bahan
Cara Kerja:
1. Timbang 10 gr tanah mineral atau 0,25 – 0,5 gram tanah gambut dan masukkan
3. Saring dengan kertas whatman 42 dan filtrat ditampung dalam erlenmeyer ( dari
filtrat ini dapat ditetapkan C dari humat + fulvat, dengan cara mengambil 5 cc larutan
ekstrak NaOH 0,1 % dimasukkan labu takar 50 CC dan diperlakukan sama seperti
yang berwarna muda) dipipet kedalam gelas piala dengan ukuran yang cocok (100
5. Tambahkan regensia H2SO4 pekat tetes demi tetes sambil diaduk sampai tampak
menjadi keruh karena koagulasi gel asam humat. Ini terjadi pada pH 2,0 – 3,0. Asam
yang dibutuhkan biasanya antara 0,2 sampai 0,5 ml. (jangan memberikan asam
6. Setelah diaduk hati-hati, gelas piala dipanasi tidak lebih dari 80°C sampai 30 menit.
7. Paginya disaring dengan corong kecil yang dilapisi kertas saring halus diameter 7 cm,
kertas saring lebih dahulu dibasahi dengan 0,05 N H2SO4. Mula-mula cairannya yang
8. Endapan diatas kertas saring dilindi beberapa kali dengan regensia No. 2 (0,05
H2SO4) sampai filtrat tak berwarna (biasanya filtrat berwarna kuning karena fulvat).
31
9. Corong yang berisi endapan dipasang diatas labu takar berukuran 25 – 100 CC
(tergantung dari banyaknya endapan). Siapkan regensia No.3 (0,05 N NaOH) yang
10. Pindahkan secara sempurna sisa-sisa endapan asam humat dalam gelas piala yang
NaOH 0,05% sedikit demi sedikit dengan penampung corong berupa labu takar 50
reagensia NaOH 0,05% yang dipertahankan tetap hangat (selalu diletakkan diatas
api kecil) sampai semuanya larut (larutan ini adalah asam humat). Encerkan endapan
11.Larutan asam humat yang terkumpul dalam labu takar dibiarkan mendingin dalam
Filtrat ini kemudian dimasukkan kedalam labu takar dan ditetapkan C humat
X = mg tanah
Keteranagan :
bl : blanko
bk : baku
N : normalitas K2Cr2O7
3 = 1 me K2Cr2O7 = 1 me FeSO4 = 3 mg C
Kl = Kadar legas
ASAM FULVAT
Asam fulvat adalah bagian dari bahan organik yang dapat larut, dan tetap tinggal
larut dalam ekstrak NaOH/pirofosfat setelah pengendapan Asam humat dalam suasana
asam. Asam fulvat berwarna kuning (Fulvus=kuning) dalam kadar rendah, dalam larutan
Kadar asam fulvat ditetapkan dengan hitungan % C – organik dari bahan organik
yang dapat larut ( C humat + fulvat ) dikurangi dengan % C organik dari asam humat .
Rata-rata kadar C dalam asam fulvat adalah 47%.. Perbedaan asam fulvat dengan asam
humat adalah, bahwa asam fulvat mengandung C dibawah 50%, sedang asam humat
Salah satu cara untuk mensifatkan bahan organik tanah ialah dengan menetapkan
nilai perbandingan kadar asam humat terhadap asam fulvat (H/F). oleh karena kadar C
bervariasi banyak baik dalam asam humat maupun dalam asam fulfat, maka lebih baik
memakai % C organik dari asam humat dan % C organik dari asam fulvat dalam
Asam humat dan fulvat dapat ditetapkan menurut cara spektro (Graham) dengan
cara yang sama dengan penetapan C organik total. Dengan sampel dari C (humat +
fulvat) ekstrak NaOH dan ekstrak asam humat. Perhitungan disesuaikan dengan sampel
yang dianalisis.
34
- erlenmeyer
- pipet gondok
Bahan Kimia:
1. H2SO4 0,5 N (6,95 ml H2SO4 pekat dimasukkan dalam labu tukar 500 ml
2. NaOH 1 N (20 gram NaOH diencerkan sampai volume 500 ml dengan air suling)
3. Indikator pp
Cara Kerja:
3. Saring dan filtratnya ditampung. Ambil 10 ml filtrat tambah 10 ml air suling dan 3
tetes indikatir pp
4. Titrasi dengan NaOH 0,5 N sampai terjadi perubahan wqarna dari tak berwarna
menjadi merah
50
me CaCO3 dalam 1 gram tanah = (mlblanko – ml baku). N NaOH . — me
50
ANALISIS PUPUK
36
Labu takar 50 ml
Bahan Kimia :
2. Deret standar K
dibuat dari memipet masing-masing 0; 2,5; 5; 10; 15; 20; 25 ml 200 me K/Lt dalam
Cara Kerja :
1. Larutkan 1 gr pupuk KCl masukkan kedalam labu ukur 1 lt tambahkan air suling
secukupnya dan gojok sampai semua pupuk larut encerkan sampai tanda garis dengan
air suling.
2. Kabutkan larutan standar pada flame fotometer dan catat hubungan antara me K
dengan tranmisi.
3. Kabutkan sampel dan catat angka emisi (me K sampel diperoleh dari persamaan
me K . 39 . fc
% K2O = . 100%
mg pupuk
fc : faktor pengenceran
37
ANALISIS AIR
38
Bahan :
1. Air sungai yang mengakir dari kai gunung sampai dataran kaki, aliran yang
2. Air tanah (ground water) pada daerah lereng, kaki lereng dataran kaki, tepian
pantai.
3. Air tanah (ground water) pada daerah kapur dan air sungai bawah tanah.
5. Air limbah pabrik yang diperkirakan yang dipupuk intensif SO4 san kalium
Cara Kerja :
Sampel 1. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, kadar lumpur Cl.
Sampel 5. Jenis analisi meliputi : pH, Eh, DHL, SO4, Cl, K dan Na
39
Alat : pH meter
Cara Kerja :
Oven
Timbangan listrik
Cara Kerja :
1. Ambil ±150 ml contoh air dan masukkan dalam beker galss. Sebelumnya timbang
2. Masukkan dalam oven atau panas kan dalam hot plate sampai semua air teruapkan
150
41
ACARA A. 4. PENETAPAN Eh
Eh meter
Cara Kerja:
2. Tera alat Eh meter dengan larutan standar yang telah diketahui nilai Eh nya.
3. Ukur Eh sampel dengan menggunakan alat Eh meter yang telah ditera tersebut.
42
Pipet tetes
Penyaring
Cara Kerja:
1. Ambil sampel air yang jernih, bila sampel air kotor atau mengandung lumpur perlu
2. Siapkan 2 tabung reaksi kosong yang bersih dan isi masing-masing dengan contoh air
3. Tambahkan pada tabungan 1 dengan larutan BaCl2 tetes demi tetes dan amati endapan
SO4
4. Tambahkan pada tabung ke-2 dengan larutan Ag NO3 tetes demi tetes dan amati
mengandung khlor
43
Clor, ppm 60 60 – 75 75
Sulfat, ppm 5 5 – 10 10
Keterangan :
Class II : Cukup baik sampai kurang baik, untuk tanaman tertentu yang sensitif/peka
Class III : Kurang baik sampai merusak, untuk sebagian besar tanaman kurang baik
dan hanya tanaman tertentu yang toleran saja yang bisa baik.
Dalam kondisi berlebihan Clor lebih bahaya dibanding sulfat.Bicorbonat kurang penting
Alat : Ec meter
Cara Kerja :
2. Standarkan Ec meter dengan larutan KCl 0,02 N yang mempunyai DHL sebesar
C = DHL sampel
45
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1967). Soil testing And Plant Analysis, Part II Plant Analysis. Soil Science
---------- (1980). Standard Method of Analysis For Soil, Plant Tissue, Water and
Research farm resources and Systems research Division, Los Banos, Laguna.
Cottenie (1979). Analitycal method for Plants and Soil. Laboratory of Analitycal and
Hesse P.R (1972). A Textbook of Soil Chemical Analysis. Chemical Publishing Co, Inc.
New York.
Agency (JICA) In The Frame Work of The Indonesia – Japan Joint Food croop
Research Program.
Jackson (1973). Soil Chemical Analysis. Prentice Hall of India Private limited New
Delhi.
Mudjiran ( ). Analisa An Organik Kwantitatif. Bagian Volumetri Fakultas Ilmu Pasti dan