OLEH
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
TINJAUAN PUSTAKA 3
Morfologi Tanaman Porang 3
Potensi Porang Di Kabupaten Timor Tengah Utara 4
Pengeringan Porang Secara Konvensional 4
Tipe -Tipe Pengeringan Mekanis 5
Hubungan Pengeringan dengan Kualitas Bahan 6
Analisis Proksimat 6
METODE PENELITIAN 7
Materi dan Metode Penelitian 7
Parameter Pengujian dan Analisis Data 7
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 10
Anggaran Biaya 10
Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
kelembaban dan waktu. Semakin besar perbedaan suhu maka akan semakin cepat
proses pemindahan panas yang berlangsung sehingga mengakibatkan proses
penguapan semakin cepat pula. Dalam proses pengeringan akan terjadi perubahan
ukuran dan volume bahan. Perubahan ukuran dan volume bahan sangat
menguntungkan karena ukuran bahan menjadi lebih kecil dan menghemat, volume
bahan menjadi lebih berkurang sehingga mempermudah transport namun
penggunaan suhu yang tinggi, bahan yang akan dikeringkan terjadi perubahan
bentuk, sifat fisik dan kimianya, serta penurunan mutu. Menurut Yuniarti dkk.,
(2013) pemanasan dengan suhu yang tinggi akan menyebabkan protein
terdenaturasi. Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan metode pengeringan
yang tepat agar tidak terjadi penurunan kualitas bahan pertanian. Tujuan dari
penelitian tersebut yakni untuk menganalisis serta mengetahui kualitas porang
selama proses pengeringan dengan tipe pengering cabinet dryer. Manfaat yang
diambil dari penelitian ini yakni sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam
hal menentukan kualitas porang yang baik selama proses pengeringan dengan tipe
pengering cabinet dryer dan sebagai bahan referensi pada peneliti untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini
yakni menentukan metode yang tepat dalam pengeringan porang agar tidak terjadi
penurunan mutu atau kualitas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Umbi porang terdiri atas dua macam, yaitu umbi batang yang berada di
dalam tanah dan umbi katak (bulbil) yang terdapat pada setiap pangkal cabang
atau tangkai daun. Umbi yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang
berbentuk bulat dan besar, biasanya berwarna kuning kusam atau kuning
kecokelatan. Bentuk umbi khas, yaitu bulat simetris dan di bagian tengah
membentuk cekungan. Jika umbi dibelah, bagian dalam umbi berwarna kuning
cerah dengan serat yang halus, karena itu sering disebut juga iles kuning. Panen
4
umbi dengan cara digali pada saat daunnya layu dan mati, bobot umbi 3-9 kg
tergantung kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhannya (Purwanto, 2014).
Pada setiap pertemuan batang dan pangkal daun akan ditemukan bintil atau umbi
katak (bulbil) berwarna cokelat kehitam-hitaman yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif.
BAB III
METODE PENELITIAN
𝑊𝑚
𝑚 = 𝑊𝑚 +𝑊𝑑 𝑥 100 % (1)
Dimana :
m : Kadar air basis basah (% b.b)
M : Kadar air basis kering (% b.k)
Wm : Berat air dalam bahan (g)
Wd : Berat bahan kering atau padatan bahan (g)
Dimana:
KL : Kadar Lemak
BL : Berat Lemak
BS : Berat Samapel
Dimana:
KK : Kadar Karbohidrat
P : Kadar Protein
KA : Kadar Air
L : Kadar Lemak
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Person Penanggung-Jawab
No JenisKegiatan Bulan
2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pengajuan Proposal Ketua Tim
2. Persiapan Penelitian Ketua Tim
3. Pelaksanaan Penelitian Ketua Tim
4. Analisis Data Ketua Tim
5. Penyusunan Laporan Ketua Tim
6. Publikasi Ketua Tim/Dosen Pendamping
11
DAFTAR PUSTAKA