Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PETERNAKAN TERPADU (PTP 303)

PROPOSAL USAHA SISTEM PETERNAKAN TERPADU TANAMAN


BAYAM DENGAN KOTORAN AYAM

Kelompok 1
Austin Alfred Hill D14190009
Bagus Sidiq D14190011
Khadijah Aulia Zahra D14190023
M. Fahmiar R D14190025
Saffanah Akbariyah Ula D14190035
Yehud Hisar Sianturi D14190078
Rizki Maulana Fadhila D141900102

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022

i
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Keunggulan Produk 1
1.3 Potensi Pasar 1
1.4 Tujuan 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB 3. MATERI DAN METODE 5
3.1 Materi 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Pembuatan dan Pengemasan Produk 7
3.4 Mekanisme Pemasaran Produk 7
3.5 Keberlanjutan Usaha 7
BAB 4. STRATEGI PEMASARAN 8
4.1 Sumber Daya 8
4.2 Peluang Pasar dan Strategi Pemasaran 8
4.2.1 STP (Segmentation, Targetting, Positioning) 8
4.2.2 Bauran Pemasaran (4P atau 7P) 9
4.3 Anggaran Biaya 10
4.4 Jadwal Kegiatan 10
KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 14

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberadaan sistem pertanian dan peternakan sebagai salah satu sektor


nomor satu dalam menghasilkan pangan membutuhkan perhatian yang serius dari
berbagai pihak khususnya pemerintah. Pertanian dalam arti luas tidak hanya
bergantung pada satu komoditas pertanian saja. Seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai pertanian dan peternakan, metodologi
serta teknis konsep pertanian di lapangan semakin memerlukan konsep
pendekatan yang prospektif dan berkelanjutan.

Salah satu konsep peternakan terbaru yang saat ini mulai dikembangkan
adalah sistem pertanian/peternakan terpadu. Konsep LEISA ini merupakan bentuk
pertanian yang berupaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia
secara lokal dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam sistem
lapang produksi (tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusianya) sehingga
komponen komponen tersebut saling melengkapi dan memiliki pengaruh sinergik
yang maksimal dalam konsep LEISA. Dengan demikian resiko ekologis dari
masukan eksternal yang tinggi dapat dihindari.

Bayam yang mempunyai nama ilmiah amaranthus tricolor, memiliki tiga


varietas yaitu bayam hijau yang daunnya biasa dipetik, bayam yang berwarna
hijau keputih-putihan atau bayam cabut, dan bayam merah yang daun dan
batangnya berwarnah merah. Selain itu, juga terdapat jenis lain yaitu bayam kakak
(Amaranthus hybridus), bayam duri (Amaranthus spinosus), dan bayam tanah
(Amaranthus blitum) atau kotok (Kaleka, 2013). Bayam dijuluki sayuran super
karena banyak mengandung zat besi, vitamin A, thiamin, riboflavin, piridoksin,
kalsium, kalium, magnesium, mangan, serta vitamin C, E, dan K sehingga
khasiatnya sangat beragam.

Bertanam sayuran secara organik tanpa menggunakan bahan-bahan kimia


seperti pestisida menjadi pilihan untuk hidup sehat. Bahan kimia ini sendiri sering
digunakan untuk membasmi berbagai serangga atau hama pengganggu sayuran
yang dapat membuat sayur rusak. Penggunaan pupuk organik pada lahan pertanian
sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Sedangkan pupuk anorganik dapat mengakibatkan kerusakan struktur tanah.

Peningkatan penggunaan pupuk organik baik padat maupun cair ini


memiliki dampak yang cukup besar, mengingat sulawesi selatan merupakan
barometer pangan kawasan timur indonesia, sehingga menempatkan sulawesi
selatan sebagai kekuatan pangan utama nasional. Salah satu pupuk organik yang
biasa digunakan adalah pupuk kandang ayam. Menurut Ade (2008), kotoran ayam
memiliki kadar nitrogen dan fosfor yang lebih tinggi dibanding pupuk kandang
lainnya. Kandungan nitrogen yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan
vegetatif (pertumbuhan daun dan batang). Menurut Juarsa (2000), dibandingkan
2

dengan pemberian pupuk kandang sapi, kuda dan domba, kotoran ayam yang
paling baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi.

Tujuan

Proposal ini bertujuan untuk mengetahui bentuk permodalan, total


keuntungan, dan bagaimana pengaruh pupuk kandang kotoran ayam pada
pertumbuhan sayur bayam.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Bayam

Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah banyak


dipromosikan sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi bagi penduduk di
negara yang sedang berkembang. Karena tanaman bayam memiliki kandungan
gizi yang tinggi, maka sayuran bayam sering disebut sebagai raja sayuran atau
king of vegetable. (Rukmana Rahmat, 1994) Tanaman bayam yang kini sudah
dikenal di seluruh penjuru dunia, menurut penelusuran dari sejarah bayam ternyata
tanaman bayam berasal dari daerah Amerika Tropika. Dalam perkembangan
selanjutnya, di kawasan Amerika Latin tanaman bayam dipromosikan sebagai
bahan pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang.
Masuknya tanaman bayam ke Indonesia bersamaan dengan lalu lintas
perdagangan luar negeri yang memasarkan barang dagangan ke Indonesia pada
abad XIX atau sekitar tahun 1900.

Tanaman bayam mempunyai struktur batang, daun, bunga dan alat


reproduksi. Bagian batang pada bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi
di atas permukaan tanah. Terkadang batangnya mengeras seperti kayu, dan
mempunyai cabang banyak. Cabang-cabang pada tanaman bayam biasanya akan
melebar dan tumbuh tunas baru yang sering dipangkas. Daun bayam umumnya
berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan urat-urat daunnya terlihat
jelas. Warna pada daun bayam bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau
keputihan sampai warna merah. Struktur yang terdapat pada daun bayam liar
umumnya kasap dan kadang-kadang berduri.

Tanaman bayam memiliki bunga yang tersusun dan tumbuh tegak,


biasanya bunga keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun.
Bentuk bunga bayam memanjang mirip ekor kucing dan pembuangannya dapat
berlangsung musiman atau tahunan. Alat reproduksi yang dimiliki oleh tanaman
bayam umumnya dilakukan secara generatif (biji). Dari setiap tandan bunga dapat
dihasilkan ratusan hingga ribuan biji bayam. Ukuran biji bayam sangat kecil,
bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun
pada varietas bijinya berwarna putih sampai krem.

Penggolongan jenis bayam dibedakan atas dua macam, yaitu bayam liar
dan bayam yang dibudidaya. Bayam liar memiliki dua tipe yaitu bayam tanah
3

(Amaranthus bintum) dan bayam berduri ( Amaranthus spinotis ). Kedua jenis


bayam ini biasanya tumbuh liar artinya jarang atau tidak dikonsumsi oleh
masyarakat. Ciri utama dari tanaman bayam liar adalah batangnya berwarna
merah dan daunnya kaku (kasap) bahkan hingga berduri. Sedangkan jenis bayam
yang dibudidayakan dibedakan atas 2 macam yaitu:

Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (Amaranthus tricolor), ciri-ciri
dari bayam cabut adalah memiliki batang kemerahan atau hijau keputihan dan
mempunyai bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya
merah sering disebut bayam merah, sedangkan bayam cabut yang batangnya putih
sering disebut bayam putih.

Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap ( Amaranthus hibidrus ). Ciri
ciri dari tanaman bayam tahun adalah memiliki daun yang lebar-lebar yang
dibedakan atas 2 spesies yaitu :

1. Amaranthus hibidrus caudus, memiliki daun agak panjang dengan ujung


agak runcing, berwarna hijau kemerahan atau merah tua dan bunganya
tersusun dalam rangkaian panjang berkumpul pada ujung batang.
2. Amaranthus hibidrus paniculatus, memiliki dasar daun yang lebar sekali,
berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratus dan
besar-besar pada ketiak daun.

Bayam (Amaranthus sp) banyak dipromosikan sebagai sayuran dan


sumber gizi bagi penduduk yang berada di negara berkembang. Tanaman bayam
mengandung gizi yang tinggi dan komposisinya sangat lengkap. (Rukmana
Rahmad, 1994)

Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang ramah atau


akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif
bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas
lokal, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian
lingkungan (Firmanto, 2011). Indonesia sebagai negara agraris memiliki peluang
dan potensi besar untuk mengembangkan pertanian organik. Dengan banyaknya
lahan kosong yang bisa diolah serta masih luasnya pertanian tradisional yang
dikelola tanpa bahan sintetis menjadi modal penting untuk mengembangkan
pertanian organik. Pertanian organik merupakan sistem bertani yang mengarahkan
petani untuk lebih memperhatikan faktor lingkungan dalam bertani (Charina et al,
2018). Salah satu contohnya adalah dalam hal pemberian pupuk, dimana petani
akan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan
dibanding pupuk berbahan kimia, selain itu pupuk organik juga memiliki harga
yang lebih murah sehingga akan menekan biaya produksi dan otomatis membuat
harga jual menjadi lebih terjangkau.

Pertanian organik berdasarkan beberapa konsep dan definisi yang telah


dijelaskan di atas dapat disimpulkan sebagai sistem usahatani yang mengelola
sumber daya alam secara bijaksana, holistik, dan terpadu untuk memenuhi
4

kebutuhan manusia khususnya pangan dengan memanfaatkan bahan-bahan


organik secara alami sebagai “input dalam” pertanian tanpa “input luar” tinggi
yang bersifat kimiawi, sehingga mampu menjaga lingkungan serta mendorong
terwujudnya pertanian yang berkelanjutan dengan prinsip atau hubungan timbal
balik.

Pupuk Organik

Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000)
bahwa pupuk organik memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan
mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk organik
berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Menurut Setiawan
(2002) pengaruh pemberian pupuk organik secara tidak langsung memudahkan
tanah untuk menyerap air. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik
seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, tongkol jagung, dan
sabut kelapa dibanding dengan kadar haranya. Penggunaan pupuk organik
memiliki berbagai keunggulan dibandingkan pupuk kimia diantaranya dapat
mengatur sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga persediaan unsur hara
bagi tanaman sehingga pupuk ini dapat mengembalikan kesuburan tanah (Yuliarti,
2009).

Tabel 1. Komposisi kimia beberapa jenis pupuk kandang

Jenis Tekstur Kadar Hara (%)


Ternak
Nitrogen Fosfor Kalium Air

Kuda Padat 0,55 0,30 0,40 75

Sapi Padat 0,40 0,20 0,10 85

Kambing Padat 0,60 0,30 0,17 60

Ayam Padat 1,00 0,80 0,40 55

Sumber : (Lingga & Marsono, 2010)

Kotoran ayam memiliki keunggulan karena mempunyai kandungan unsur


hara dan bahan organik yang lebih tinggi. Kotoran ayam dibandingkan dengan
pupuk kandang yang lain, mempunyai kandungan unsur hara yang lebih tinggi
terutama unsur N, P dan bahan organik (Firdaus, 2011). Disamping itu,
5

ketersediaan kotoran ayam yang sangat banyak dikarenakan pesatnya


perkembangan peternakan di sektor perunggasan, terutama ayam pedaging dan
ayam petelur, karena itu kotoran ayam sangat cocok untuk diolah menjadi pupuk
kompos organik.

Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali


kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja
perusahaan. Informasi eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat diperoleh
dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok,
kalangan perbankan, rekan di perusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan
jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh kliping surat kabar, riset di internet,
dan analisis trentren domestik dan global yang relevan (Richard L dan Daft,
2010).

BAB 3. MATERI DAN METODE

3.1 Materi

Alat yang digunakan adalah cangkul, skop, meteran, ember, handsprayer,


timbangan, alat tulis menulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah benih
bayam, pupuk kandang ayam, tanah dan air (Rahman 2020).

3.2 Metode Pelaksanaan

3.2.1 Persiapan lahan


Lahan dibersihkan dari sisa tanaman yang masih ada agar memudahkan
dalam pengolahan tanah dengan cara mencangkul atau membalikan tanah
bertujuan memudahkan perkembangan perakaran tanaman (Hendrawati et.al
2021).

3.2.2 Aplikasi pupuk kandang ayam


Pupuk kandang ayam ditimbang terlebih dahulu, lalu disebar secara merata
di atas permukaan bedengan sesuai dengan perlakuan masing-masing. K0 = 0
kg/petak atau tanpa pupuk, K1 = 20 kg/petak atau 6 kg/petak, K2 = 30 kg/petak
atau 40kg/petak, K3 = 40 kg/petak atau 9 kg/petak, K4 = 50 kg/petak atau 12
kg/petak, K5 = 60 kg/petak atau 15 kg/petak, lalu tanah diolah kembali agar
pupuk kandang ayam yang diberikan terbenam ke dalam tanah untuk
memudahkan proses pelapukan. Pemberian pupuk kandang dilakukan 1 minggu
sebelum melakukan penanaman (Hendrawati et.al 2021).

3.2.3 Pemilihan Benih Bayam Hijau


Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus
cukup tua (+ 3 bulan). Benih yang muda, daya simpannya tidak lama dan tingkat
perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu
6

tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih adalah
sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau 0,5-1 g/m2 (Edi dan Bobihoe 2010).

3.2.4 Pengolahan Tanah


Setelah lahan dibersihkan, kegiatan pengolahan tanah dapat dilakukan 1
minggu sebelum tanam. Tanah yang ditanami bayam dipilih cukup terbuka,
setelah dikerjakan kemudian disimpan dalam bentuk bedengan atau aluran.
Bedengan dibuat secara membujur dari utara ke selatan agar tanaman memperoleh
sinar matahari dari timur. Bedengan diberi pupuk organik dengan cara ditabur
pada setiap bedengan perlakuan, pupuk organik sangat baik untuk tanah karena
dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan kesuburan tanah (Hendrawati et.al 2021).

3.2.5 Penanaman
Setelah tanah siap ditanam, benih bayam dapat segera ditaburkan pada
guritan. Guritan dibuat menurut barisan di sepanjang bedengan dengan jarak antar
barisan 25 cm. Pencampuran ini dimaksudkan agar penaburan benih merata atau
tidak bertumpuk-tumpuk, Penanaman dilakukan melalui penaburan benih setipis
mungkin dan merata dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah dari
bedengan setebal kurang lebih 1 cm (Hendrawati et.al 2021).

3.2.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan hal yang sangat penting, karena akan
mempengaruhi hasil yang akan di panen. Pemeliharaan tanaman bayam hijau
meliputi penyiraman, penjarangan, dan penyiangan. Penyiraman dilakukan rutin
1-2 kali sehari dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pengendalian hama
dan penyakit dilakukan sesuai dengan tingkat dan jenis serangan. Untuk mencegah
adanya serangan hama dan penyakit dilakukan sanitasi (Zuryanti et.al 2016).

3.2.7 Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah bayam berumur 30 hari. Pemanenan
dilakukan mengambil tanaman bayam dan membersihkan tanaman dari tanah yang
menempel sehingga didapatkan tanaman yang utuh tanpa merusak akar (Anastasia
et.al 2014)

3.3 Pembuatan dan Pengemasan Produk (standar keamanan pangan


merujuk pada aturan GMP, SSOP)
Pengemasan produk bayam menggunakan kontainer merupakan unit
efisien dalam penanganan produk bayam dari lahan ke gudang penyimpanan.
Wadah kontainer mudah disimpan dan memberikan perlindungan terhadap
kerusakan mekanis seperti: terpotong, tertekan, benturan, dan gesekan, melindungi
produk bayam tidak mudah layu dari paparan sinar matahari langsung karena
produk hortikultura sangat mudah mengalami kerusakan mekanis. Akibatnya susut
berat yang lebih besar saat proses transportasi pengiriman produk bayam. Wadah
kontainer yang digunakan memiliki ukuran sedang dengan berat maksimum 30 kg
(Prasojo et.al 2019). Kemasan bayam organik berbahan plastik PP dan disimpan
pada suhu rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Waryat dan Handayani
(2020), kemasan plastik PP dan penyimpanan di suhu rendah menjadi solusi yang
dapat dipilih untuk mempertahankan mutu produk. Kemasan yang dilengkapi
7

dengan label juga mendorong konsumen lebih menyukai atau lebih preferensi
terhadap pembelian produk. Label merupakan tanda pengenal dari sebuah produk
(Liatiana et.al 2020).

3.4 Mekanisme Pemasaran Produk


Hasil produk bayam potong segar akan dikirim menggunakan transportasi
darat yaitu: mobil bak terbuka/pick up. Mobil bak terbuka/pick up biasa
digunakan untuk memuat produk lebih banyak kurang lebih 1 ton di bandingkan
mobil tertutup (Prasojo et.al 2019). Produk bayam didistribusikan menggunakan
alat transportasi darat mobil pick up, dimulai dari packing house (PH) menuju jasa
pengiriman di daerah dan didistribusikan pula ke supermarket, dan restoran.
Selain itu, produk juga didistribusikan ke pengumpul, kemudian pengumpul akan
menjualkan kembali produk ke konsumen melalui pasar tradisional.

3.5 Keberlanjutan Usaha (Perencanaan Usaha 1 tahun kedepan)


Usaha ini diharapkan dapat terus berlanjut ke tahun berikutnya. Oleh
karena itu perlu perencanaan yang baik untuk tetap bisa bertahan dalam kondisi
apapun. Pemanfaatan teknologi dapat membantu dalam penjualan produk menjadi
lebih luas. Penjualan dapat dilakukan melalui online store di berbagai aplikasi
seperti bukalapak, shopee, blibli, dan lainnya. Selain itu, terus meningkatkan
kualitas dan kuantitas dari produk sendiri agar tetap bisa bersaing dengan produk
lain dengan memperhatikan benih, proses penanaman, pemeliharaan hingga
pemanenan, dan pengendalian hama serta penyakit pada produk. Penyortiran
produk sebelum pengemasan juga perlu dilakukan dengan baik agar produk yang
sudah masuk kemasan benar-benar produk yang siap jual sehingga konsumen
yang membeli merasa puas.

BAB 4. STRATEGI PEMASARAN

4.1 Sumber Daya


Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, terutama pada
tanahnya yang subur. Tanah yang subur dapat dimanfaatkan untuk menanam
berbagai macam tumbuhan dan sayur-sayuran. Seiring dengan kasus covid-19
yang semakin melimpah, sistem peternakan terpadu ini menjadi salah satu cara
efisien dan efektif untuk mengatasi salah satu permasalahan ketahanan pangan.
Pemanfaatan limbah peternakan ayam dapat digunakan sebagai pupuk untuk
pertumbuhan sayur bayam yang ditanam di sekitar peternakan. Menurut Dwi
Zuryanti et al. (2016) pemberian pupuk kandang ayam mempengaruhi tinggi
tanaman bayam pada umur 14 HST dan jumlah daun pada umur 14 HST dan 21
HST. Hal ini membuktikan bahwa pupuk dari limbah peternakan ayam sangat
bermanfaat dan dapat digunakan untuk pertumbuhan bayam.
4.2 Peluang Pasar dan Strategi Pemasaran
8

4.2.1 STP (Segmentation, Targetting, Positioning)

ANALISIS SWOT

Internal STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


1. Produk bayam 1. Kendala logistik
berkualitas 2. Harus selalu ada yang
2. Produk dari pupuk memantau
alami perkembangan sayur
Eksternal 3. Pertumbuhan bayam 3. Harus ada lahan yang
lebih cepat dengan luas
pupuk kandang alami

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


1. Harga mudah diterima 1. Mempromosikan 1. Membuat produk
2. Lokasi pasar yang produk melalui media sekali kirim dengan
cukup dekat dengan sosial dan pembuatan memaksimalkan
peternakan flyer penggunaan lahan
3. Keahlian pasca panen 2. Tunjukkan kelebihan 2. Pengecekan bayam
produk dibanding produk secara berkala dan
saingan dengan mencatat perkembangan
menunjukkan 3. Melakukan kerja sama
menggunakan pupuk dengan pasar atau kantor
kandang alami untuk produksi yang
3. Memanfaatkan rutin
keahlian untuk membuat
perumbuhan bayam lebih
cepat dan stabil

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


1. Hama Pertanian 1. Melakukan rencana 1. Pengefektifan dan
2. Harga sayur yang tanam sesuai SOP dan pengefisienan lahan
tidak menentu karena juga pemeliharaan yang 2. Memantau cuaca dan
pandemi baik iklim sebelum menanam
3. Cuaca yang tidak 2. Memperhatikan 3. Mencari mitra atau
menentu kualitas produk bayam pembeli tetap
dengan baik

Segmentasi
Segmentasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan langkah
awal untuk startegi pemasaran. Segmentasi perlu dilakukan survey untuk
mengatahui konsumen yang akan dijadikan target dan segmen-segmen pasar
nantinya. Segmenting merupakan pasar yang dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang dapat dibedakan kedalam karakteristik, kebutuhan dan perilaku yang
memungkinkan antara strategi pemasaran dan produk sehingga dapat dijangkau.
9

Targetting
Setelah melakukan survey didapati bahwa target pasar dari penjualan bayam
adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Hal ini dikarenakan sesuai dengan
kualitas bayam yang ditanam, maka dihargai dengan harga yang baik dan cukup
tinggi. Target konsumen contohnya adalah perusahaan atau kantor yang memesan
sayur bayam secara rutin per minggunya untuk katering atau makan di kantor.
Positioning
Positioning setelah mengetahui segmen pasar dan target pasar adalah
meningkatkan kualitas produk bayam menjadi kualitas yang terbaik dan
memberikan pelayanan yang sangat baik, seperti memberikan kartu ucapan
“selamat menikmati” dan “terima kasih telah membeli produk kami”. Hal ini
dilakukan untuk menjaga citra dan menjalin hubungan baik dengan konsumen.
Harapannya volume penjualan dapat meningkat berkat kualitas dan citra yang
baik.
4.2.2 Bauran Pemasaran menggunakan strategi 4P (Product, Price,
Place, Promotion)
Produk ditargetkan memiliki kualitas yang baik dan berbeda dengan yang berada
pada pasar pada umumnya. Harga relatif cukup tinggi karena menawarkan kualitas
produk yang baik dan berkualitas, namun tetap menjaga harga di batas maksimal
yang mampu konsumen beli. Kemasan yang digunakan juga ditargetkan harus
berkualitas dan baik karena kemasan merupakan hal pertama yang konsumen
lihat. Media promosi bayam dapat dikembangkan melalui media sosial, dengan
semakin kreatifnya dunia digital maka dapat dipromosikan melalui instagram,
facebook, dan bahkan membuat konten menarik di tiktok untuk menarik perhatian
konsumen.

4.3 Anggaran Biaya

Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


10

1. Biaya Tetap 55,775,000


2. Biaya Variabel 497,867,500
3. HPP 4,153
4. Total Revenue 720,000,000
5 Keuntungan ( π ) 166,357,500
6 R/C Ratio 1.3
7 BEP 30,132 unit

4.4 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan

Bulan
Jenis Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Person
No
Kegiatan Penanggung-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jawab
1 Kegiatan 1
2 Kegiatan 2
Kegiatan 3,
3
dst
11

KESIMPULAN

Peternakan terpadu antara ayam dan sayur bayam memiliki potensi yang
sangat baik. Hal ini juga dapat menjadi salah satu alternatif ketahanan pangan
disaat pandemi. Sistem ini juga mengefektifkan penggunaan lahan sehingga
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2008. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta: PT Niaga Swadaya. Juarsa,


U. 2000. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk Kandang dan Pupuk Daun
terhadap Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica chinensi L.). Skripsi.
Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Djuanda.
Bogor.

Anastasia, I., Izzati, M., dan Suedy, S.W.A. 2014. Pengaruh pemberian kombinasi
pupuk organik padat dan organik cair terhadap porositas tanah dan
pertumbuhan tanaman bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Akademika
Biologi. 3(2), 1-10.

Charina, A., Kusumo, R. A. B., Sadeli, A. H., Deliana, Y. 2018. Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Petani dalam Menerapkan Menerapkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pertanian Organik di Kabupaten
Bandung Barat. Jurnal Penyuluhan. 14(1).

Edi, S. dan Bobihoe, J. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian


Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Jambi.

Firdaus, F. 2011. Kualitas Pupuk Kompos Campuran Kotoran Ayam dan Batang
Pisang Menggunakan Bioaktivator Mol Tapai. Skripsi. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Firmanto, B. 2011. Sukses Bertanaman Terung Secara Organik. Bandung.


Angkasa.

Hendrawati, E.M., Jeksen, J., Heliana, A. 2021. Pengaruh pemberian pupuk


kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam hijau
(Amaranthus Hybridus L.). Gema Wiralodra. 12(1): 348-358.

Kaleka, N. 2013. Sayuran Hijau Apotek dalam Tubuh Kita. Arcita. Yogyakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 2010. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Listiana, N.R., Handayani, S., dan Analianasari, A. 2020. Pengendalian Proses


Panen dan Pascapanen Bayam Merah Organik pada Fam Organik
Tenjolaya Kabupaten Bogor. Karya Ilmiah Mahasiswa.

Prasojo, I., Analianasari, Sutarni. 2019. Saluran Distribusi Bayam Potong Segar di
Gapoktan PGR Kabupaten Bandung Barat. Karya Ilmiah Mahasiswa
Agribisnis.

Rahman, A., Subaedah, S., Muchdar, A., Ashar, J.R., dan Suriyanti, S. 2020.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan
13

Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.). AGrotekMAS Jurnal Indonesia:


Jurnal Ilmu Pertanian. 1(2): 9-15.

Richard L dan Daft. 2010. Era Baru Manajemen. Edward Tanujaya. Edisi 9.
Salemba Empat.

Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam, Bertanam & Pengelolahan Pascapanen. Jakarta:


Kanisius

Setiawan, Ade Iwan. 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta : Penebar


Swadaya.

Syekhfani. 2000. Arti penting bahan organik bagi kesuburan tanah. Jurnal
Penelitian Pupuk Organik.

Waryat, dan Handayani, Y. 2020. Implementasi Jenis Kemasan untuk


Memperpanjang Umur Simpan Sayuran Pakcoy. Jurnal Ilmiah Respati.
11(1), 33-45.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher.


Yogyakarta.

Zuryanti D, Rahayu A, Rochman N. 2016. Pertumbuhan, produksi dan kualitas


bayam (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam
dan kalium niitrat (KNO3). Jurnal Agronida. 2(2): 2442-2541.
14

LAMPIRAN

Analisis Biaya
1. Pengeluaran biaya
a) Biaya tetap

No Item Harga Jumlah Harga Total


Sewa Transportasi:
Rp. 12,500 per 10 km, 10 truk,
1 Pengangkutan Pupuk km/truk/angkut 8x angkut Rp10,000,000
Rp. 12,500 per 10 km, 20 truk,
2 Pengangkutan Bayam km/truk/angkut 8x angkut Rp20,000,000
Rp. 1,500,000 per
3 Marketing Fee pemasaran 8x pemasaran Rp12,000,000
Rp. 1,500,000 per
4 Pemeliharaan Fasilitas tahun 1 tahun Rp1,500,000
Rp. 3,500,000 per
5 Sewa Tanah hektar/tahun 1 hektar, 1 tahun Rp3,500,000
Peralatan:
6 Cangkul Rp. 40,000 5 pcs Rp200,000
7 Sekop Rp. 60,000 5 pcs Rp300,000
8 Arit Rp. 20,000 5 pcs Rp100,000
9 Keranjang/Krat Panen Rp. 40,000 50 pcs Rp2,000,000
10 Sprayer Rp. 120,000 5 pcs Rp600,000
11 Gunting Rp. 35,000 5 pcs Rp175,000
12 Pompa Air diesel Rp. 4,850,000 1 pcs Rp4,850,000
13 Penyusutan Rp 550,000 - Rp550,000
Total Rp55,775,000

b) Biaya variabel

No Item Harga Jumlah Harga Total


10 kg/hektar *
1 Benih bayam Rp. 55,000 per kg 8x tanam Rp4,400,000
10
ton/hektar*8x
2 Pupuk kandang ayam Rp. 5,000 per kg pemupukan Rp400,000,000
3 Biaya Tenaga Kerja Rp. 1,500,000 per 5 orang * 12 Rp90,000,000
15

bulan bulan
365 liter (1 hari
4 Solar/Diesel u/pompa Rp. 9,500 per liter 1liter) Rp3,467,500
Total Rp497,867,500
Biaya Total Produksi Rp553,642,500

2. Pemasukan
a) Asumsi

No Aktivitas Jumlah Waktu (Bulan) Hasil (Ton)


1 Panen 1 1.5 15
2 Panen 8 12 120

Harga 2 ikat bayam (kg) = Rp 6,000/kg

b) Pendapatan

No Item Harga (Rp) Jumlah (kg) Harga Total (Rp)


1 2 ikat bayam 6,000 15,000 90000000
2 2 ikat bayam 6,000 120,000 720,000,000

3. HPP (Harga Pokok Produksi)

Biaya Penyusutan +Biaya Variabel


HPP =
Jumlah Produksi
550,000+ 497,867,500
=
120,000
= 4,153
Harga Jual = Rp 6,000/kg

4. Pendapatan (Total Revenue)

TR = Harga jual (P) x Jumlah produk (Q)


= 6,000 x 120,000 (kg)
= Rp 720,000,000

5. Keuntungan ( π )

𝜋 = TR-TC
= 720,000,000 - 553,642,500
= Rp 166,357,500

6. Revenue/Cost (R/C Ratio)


16

Revenue
R/C ratio =
Cost
720,000,000
=
553,642,500
= 1.3
7. Break Event Point (BEP)

Total biaya tetap


BEP =
Harga jual−Harga variabel per unit
55,775,000
=
6,000−(497,867,500/120,000)
55,775,000
=
6,000−4,149
= 30,132 unit

Anda mungkin juga menyukai