Kelompok 4
Latar Belakang
Tujuan
II. MATERI DAN METODE
Prosedur
Pertama, lakukan pencucian pada tiap butir telur dengan menggunakan air hangat bersuhu
35ᵒC dan ditambah 1 sendok makan sabun, kemudian celupkan dan gosok dengan lembut
menggunakan spons. Setelah digosok, segera bilas telur di air biasa dan letakkan pada tray telur yang
sudah dibersihkan. Setelah disusun pada tray, keringkan telur dengan cara dikipas atau dilap dengan
kain bersih. Setelah kering dan bersih, tuliskan kode angka pada telur-telur tersebut berdasarkan
urutan kelompok menggunakan pensil.
Langkah selanjutnya yaitu peneropongan untuk melihat kondisi kantung udara. Lakukan
peneropongan dengan menempelkan lampu senter di bagian atas telur dan amati ukuran kantung udara
dan diberi tanda dengan pensil. Kemudian, timbang masing-masing telur dan ukur panjang dan
lebarnya. Setelah didapatkan hasilnya, lakukan perhitungan indeks telur dengan menggunakan rumus:
Setelah perhitungan indeks telur, lakukan pengecekan kualitas kantung udara dengan cara
menempelkan telur pada kertas panduan untuk melihat kualiatas kantung udara. Setelah seluruh telur
siap, susun pada tray yang disediakan dari mesin tetas otomatis. Setelah penyusunan pada tray,
masukkan ke dalam mesin tetas otomatis dan lakukan pengecekan suhu, kelembaban, kebutuhan air
dalam mesin dan posisi telur setiap harinya pada waktu pagi, siang, dan malam hari.
Langkah selanjutnya setelah beberapa hari di dalam mesin tetas, dilakukan peneropongan
untuk melihat perkembangan telur. Lakukan pengecekan dengan menempelkan senter pada bagian
atas telur dan akan terlihat perubahan ukuran kantung udara, adanya pembuluh darah yang
mengelilingi telur, dan posisi kuning telur. Setelah pengecekan dengan senter, akan didapatkan hasil
diantaranya yaitu kondisi telur yang kosong, yang berarti telur tersebut merupakan telur infertil atau
tidak dibuahi. Selain itu, ada pula bagian yang terlihat pembuluh darahnya namun hanya sedikit atau
posisi kuning telur yang hanya terlihat sebagian. Kedua hal tersebut harus dilakukan pengecekan lagi
dengan cara memecah telur untuk mengidentifikasi kapan telur tersebut mengalami kerusakan atau
mati.
III. HASIL DAN PEMBAHAN